Laboratorium Geologi Minyak Bumi 2018
BAB I PENDAHULUAN
1 . 1 Lata Latarr Be Belak lakan ang g
Batuan Induk (Source (Source Rock ) adalah batuan dalam pembentukan minyak bumi terjadi karena dekomposisi zat organik terutama plankton pada dasar laut, dan tertimbun dengan sedimen berbutir halus dalam keadaan reduksi sehinnga dapat terawetkan. (Koesoemadinata, 1980). TOC (Total (Total Organic Carbon) Carbon ) merupakan presentase berat dari karbon organik dalam suatu contoh batuan (Koesoemadinata, 1980). Yang dimaksud dengan karbon organik adalah zat yang berasal dari zat organik dan bukan yang berasal karbonat (gamping misalnya). Karbon organik total berbuhungan langsung dengan kadar zat organik total atau kerogen, yaitu : 1-1,6 kali TOC. Beberapa penilaian TOC minimum untuk batuan induk: 1. 0,4-1,4% (Ronov, 1958) 2. 1,5% (Schrayer dan Zarella, 1963) 3. 0,5% (Welte, 1965) Kualitas batuan induk berdasarkan nilai TOC nya dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Buruk: 0-0.5 wt.% TOC 2. Sedang: 0.5-1 wt.% TOC 3. Baik: 1-2 wt.% TOC 4. Sangat Baik: 2-4 wt.% TOC 5. Istimewa: >4 wt.% TOC Kerogen merupakan kualitas dari organik or ganik karbon yang terendapkan dala batuan tersebut. Kerogen akan menentukan hidrokarbon yang akan di bentuk. Kerogen ada beberapa tipe . diantaranya : Kerogen tipe I -
Terbentuk di perairan dangkal
-
Berasal dari algae yang bersipat lipid
-
H/C > 1.5 dan O/C < 0,1
-
Menghasikan minyak
Laboratorium Geologi Minyak Bumi 2018
Kerogen tipe II -
Terbentuk di marine sedimen
-
Berasal dari algae dan protozoa
-
H/C antara 1,2 – 1,5 dan O/C antara 0,1-0,3
-
Menghasilkan minyak dan gas
Kerogen tipe III -
Terbentuk di daratan
-
Berasal dari tumbuhan daratan
-
H/C < 1,0 dan O/C > 0,3
-
Menghasilkan gas
Kerogen tipe IV -
Telah
mengalami
oksidasi
sebelum terendapkan , sehingga kandungan karbon
telah terurai sebelum terendapkan -
Tidak menghasilkan hidrokarbon
Maturity atau pametangan adalah proses perubahan zat-zat organic menjadi hidrokarbon. Proses pematangan di akibatkan kenaikan suhu di dalam permukaan bumi. Maturity dibagi 3, yaitu : 1. Immature adalah batuan induk yang belum mengalami perubahan menjadi hidrokarbon. 2. Mature adalah batuan induk yang sedang mengalami perubahan menjadi hidrokarbon. 3. Overmature
adalah
batuan induk
yang
telah
mengalami
pematangan
menjadi hidrokarbon. Analisa TOC biasanya dilakukan dengan suatu alat penganalisis karbon, Leco Carbon Analyser. EOM ( Extracable Organic Matter ) adalah zat hidrokarbon dan non hidrokarbon yang dapat dilarutkan (dalam CS 2 misalnya) bitumina. Volume dan sifat-sifat dari EOM menunjukkan sifat batuan induk. Pada umumnya ekstrak dari batuan induk susunan kimianya harus mengandung susunan utama dari minyak mentah (Erdman, 1961 dalam Koesoemadinata, 1980). Dalam penelitian batuan induk perbandingan EOM/TOC mungkin lebih berarti daripada kuantitas dari masing-masing TOC atau EOM. EOM/TOC (minyak/kerogen) paling rendah terdapat dalam batubara dan serpih minyak
Laboratorium Geologi Minyak Bumi 2018
dengan nilai kritis 0,003-0,120 di cekungan Ventura (Phillipi, 1965 dalam Koesoemadinata, 1980). CPI (Carbon Preference Index) adalah perbandingan antara volume anggota n parafin yang bernomor ganjil terhadap yang bernomor genap dari kisaran C 21-C37. Angka ini sangat tinggi untuk organisme yang masih hidup dan untuk hidrokarbon resen, untuk batuan sedimen tua angka ini hampir mendekati 1 dan untuk kebanyakan minyak mentah adalah antara: 0,90-1,15. Untuk batuan induk yang baik nila i CPI harus kurang dari 1,15 (Koesoemadinata, 1980). CIR (Carbon Isotope Ratio) adalah perbandingan isotop karbon C 13/C12. Kisaran nilai CIR untuk minyak bumi adalah 1% (0,0109-0,0110). Batuan induk harus mempunyai CIR yang mendekati nilai minyak bumi daripada batubara (Silverman, 1973 dalam Koesoemadinata 1980). LOM ( Level of Thermal Maturity) menunjukkan bahwa minyak bumi terbentuk pada tingkatan pematangan tertentu, yaitu kombinasi antara temperatur atau lamanya zat organik mengalami temperatur tersebut (Koesoemadinata, 1980).
1.2 Maksud dan Tujuan I.2.1. Maksud
1. Memperkenalkan analisa data yang didapat dari sumur minyak dengan metode langsung dan tidak langsung. 2. Memperkenalkan cara menganalisa sampel bawah permukaan yang meliputi: menghitung perbandingan dan mencari hubungan antara kedalaman dengan TOC, derajat kematangan, nilai-nilai REP , nilai Tmax, serta hubungannya antara yang satu dengan yang lain dan kualitas serta kandungan minyak dan gas bumi dalam batuan induk tersebut. I.2.2. Tujuan
Dapat mengatahui dan menginterpretasi batuan induk dari hasil analisa yang dilakukan berdasarkan parameter analisis pantulan vitrinit, analisis indeks warna spora, nilai Thermal Alteration Index (TAI), nilai-nilai Rock Eval Pyrolisis (REP), dan nilai Tmax.
Laboratorium Geologi Minyak Bumi 2018
BAB II METODE PENELITIAN II.1. Langkah dalam melakukan analisa batuan induk metode langsung:
1. Susun dan buka data bawah permukaan yang telah didapat dari pengeboran dalam software Microsoft Excel. 2. Buatlah grafik kematangan dari perbandingan antara kedalaman dengan presentase Ro menurut Peters and Cassa, 1994 untuk mengetahui tingkat kematangan dari batuan induk. 3. Hitunglah nilai PI ( Production Index) untuk mengetahui kematangan batuan induk dan batas dari oil window serta gas window. Nilai PI didpatkan dari nilai-nilai Rock Eval Pyrolisis (REP) yaitu S1 / (S1+S2). Kemudian dimasukkan ke dalam tabel klasifikasi menurut Espitalie et. Al Vide Tissot & Welte, 1978). 4. Buatlah grafik untuk mencari hubungan antara kedalaman dengan %TOC ( Total Organic Carbon) untuk mengetahui jumlah TOC pada setiap interval kedalaman. 5. Kemudian buatlah grafik perbandingan antara nilai PY ( Potential Yield ) dengan %TOC untuk mengetahui kualitas dari proses pematangan batuan induk. Nilai PY didapatkan dari nilai-nilai Rock Eval Pyrolisis (REP) yaitu S 1+S2. 6. Kemudian buatlah grafik perbandingan antara nilai HI ( Hydrogen Index) dengan OI (Oxygen Index) untuk mengetahui kualitas relatif, tipe kerogen dan produk yang akan dihasilkan. Nilai HI didapatkan dari nilai-nilai Rock Eval Pyrolisis (REP) yaitu (S2 x 100) / %TOC , sedangkan nilai OI didpatkan dari nilai-nilai Rock Eval Pyrolisis (REP) yaitu (S3 x 100) / %TOC. Kemudian masukkan ke dalam klasifikasi menurut Pranyoto, 1990.
7. Buatlah grafik perbandingan antara nilai HI ( Hydrogen Index) dengan Tmax untuk mengetahui suhu kematangan, tipe kerogen dan produk yang akan dihasilkan. Nilai Tmax didapatkan dari
nilai suhu dalam Celsius yang terekam ketika
pengujian REP ( Rock Eval Pyrolisis) ketika sampel dipanaskan dan aliran hidrokarbon yang sudah ada mulai berkurang (S 2). 8. Untuk lebih meyakinkan produk yang dihasilkan, bisa disesuaikan dengan
perhitungan tipe kerogen menurut Meriil, 1991 yaitu dengan cara melakukan
Laboratorium Geologi Minyak Bumi 2018
perhitungan S2 / S3. Setelah itu, baru diketahui produk yang dihasilkan adalah gas, minyak, atau keduanya. 9. Menentukan warna indeks spora dengan cara menyesuaikan nilai SC I, dan tingkat
kematangannya. 10. Untuk lebih meyakinkan produk yang dihasilkan, plotlah pada trilinear diagram
“Jenis Hidrokarbon” dengan memasukkan nilai-nilai pada material penyusun kerogen yang didapat yaitu nilai Amorphous, Exinit, Liptinit (dijumlahkan menjadi Exinit), Vitrinit, dan Inertinit.
11. Lakukan interpretasi dari data-data yang didapat, dan susunlah sehingga menjadi sebuah laporan yang baik dan benar.
II.2. Diagram Alir
Data Bawah Permukaan
Menentukan nilai-nilai PY, HI, OI, Tmax
Membuat grafik perbandingan %Ro, Kedalaman vs TOC, PY vs TOC, HI vs OI, dan HI vs Tmax
Ploting tipe kerogen pada trilinear diagram Jenis Hidrokarbon
Menyusun dan membuat Laporan
Gambar 1 Diagram Alir Analisis Mudlog
Laboratorium Geologi Minyak Bumi 2018
BAB III PEMBAHASAN
Pembahasan Analisa Sumur "UJUNG" Metode Langsung
III. 1. Grafik Presentase Ro
Berdasarkan grafik
yang didapatkan dari hasil presentase Ro dari sumur
didapatkan pada formasi Tuban dengan litologi batulempung dan serpih memiliki nilai %Ro 0,61 – 0,73 yang berarti nilainya awal matang-matang pada puncaknya (Peter & Cassa, 1994). Nilai awal matang terjadi pada kedalaman 2020-2110 meter. Sedangkan pada formasi Kujung bernilai antara 0,77-0,82 memiliki nilai sedang matang pada puncaknya (Peter & Cassa, 1994). Presentase Ro terbanyak terletak pada formasi Kujung dengan kedalaman 2290 – 2320 meter dengan nilai presentase Ro 0,82 dan terendah pada formasi Tuban kedalaman 2020 – 2050 meter dengan nilai presentase Ro 0,61.
Tabel 1. Perbandingan kedalaman sumur, presentase Ro, dan derajat kematangan
Nama NIM Plug
Batas Atas (m) 2020
Batas Bawah (m) 2050
Batas Tengah (m) 2035
2050
2080
2080
%Ro
Belum Matang
Awal Matang
Puncak Matang
Akhir Matang
Lewat Matang
0,61
0,6
0,65
0,9
1,35
-
2065
0,63
0,6
0,65
0,9
1,35
-
2110
2095
0,63
0,6
0,65
0,9
1,35
-
2110
2140
2125
0,69
0,6
0,65
0,9
1,35
-
2140
2170
2155
0,72
0,6
0,65
0,9
1,35
-
2170
2200
2185
0,73
0,6
0,65
0,9
1,35
-
2200
2230
2215
0,77
0,6
0,65
0,9
1,35
-
2230
2260
2245
0,81
0,6
0,65
0,9
1,35
-
2260
2290
2275
0,87
0,6
0,65
0,9
1,35
-
2290
2320
2305
0,82
0,6
0,65
0,9
1,35
-
: Muhamad Luttfi Al Hakim : 111.150.025 : 2
6
Laboratorium Geologi Minyak Bumi 2018
Gambar 2. Grafik perbandingan derajat kematangan berdasarkan presentase Ro
III. 2. Analisa grafik TOC vs Kedalaman
Berdasarkan grafik yang didapatkan dari hasil TOC (Total Organic Carbon) dan kedalaman dari sumur didapatkan pada formasi Tuban dengan litologi batulempung memiliki nilai TOC 0,84 – 1,33 yang berarti nilainya sedang-baik (Peter & Cassa, 1994). Nilai sedang terjadi pada kedalaman 2020-2110 meter. Sedangkan pada formasi Kujung bernilai antara 1,56 – 2,69 memiliki nilai baik sampai sangat baik (Peter & Cassa, 1994). Total kandungan karbon terbanyak terletak apda formasi Kujung dengan kedalaman 2290 – 2320 meter dengan nilai TOC 2,69 dan terendah pada formasi Tuban kedalaman 2020 – 2050 meter dengan nilai TOC 0,84.
Tabel 2. Perbandingan kedalaman sumur dan nilai TOC
1
Interval Kedalaman (m) 2020 - 2050
2
2050 - 2080
0,89
3
2080 - 2110
0,95
4
2110 - 2140
1,25
5
2140 - 2170
1,33
6
2170 - 2200
1,56
7
2200 - 2230
1,67
8
2230 - 2260
1,79
9
2260 - 2290
1,89
10
2290 - 2320
2,69
No
Nama NIM Plug
: Muhamad Luttfi Al Hakim : 111.150.025 : 2
TOC 0,84
7
Laboratorium Geologi Minyak Bumi 2018
Gambar 3. Grafik perbandingan kedalaman sumur dengan TOC
III. 3. Analisa Grafik PY vs TOC
Berdasarkan grafik yang didapatkan dari hasil perbandingan PY (Potential Yield ) dengan TOC (Total Organic Carbon), pada formasi Tuban pada kedalaman 2020-2170 meter terdapat pada PY yang berkategori baik dengan presentase TOC berkategori sedang sampai baik. Artinya pada zona ini, dapat diinterpretasikan minyak dan gas yang diambil cukup sampai banyak. Sedangkan pada formasi Kujung dengan kedalaman 2170-2320 meter terdapat pada PY yang berkategori baik dengan presentase TOC berkategori baik sampai sangat baik. Artinya pada zona ini, dapat diinterpretasikan minyak dan gas yang dihiasilkan banyak sampai sangat banyak.
Nama NIM Plug
: Muhamad Luttfi Al Hakim : 111.150.025 : 2
8
Laboratorium Geologi Minyak Bumi 2018
Tabel 3. Perbandingan nilai PY dan nilai TOC PY
TOC
3,77
0,84
7,1
0,89
7,24
0,95
2,96
1,25
4,46
1,33
2,78
1,56
3,73
1,67
3,25
1,79
7,06
1,89
5,85
2,69
Gambar 4. Grafik perbandingan nilai PY dengan nilai TOC
III. 4. Analisa grafik HI vs OI
Pada hasil analisa dari perbandingan antara nilai HI ( Hydrogen Index) dan nilai OI (Oxygen Index) pada formasi Tuban dan Kujung memiliki kerogen tipe II sampai II/III (Pranyoto, 1990) yang akan menghasilkan minyak dan gas dengan kuantitas relatif kecil sampai Nama NIM Plug
: Muhamad Luttfi Al Hakim : 111.150.025 : 2
9
Laboratorium Geologi Minyak Bumi 2018
sangat banyak (Waples, 1985). Jika berdasarkan nilai HI, produk minyak terbanyak terdapat pada kedalaman 2050-2080 meter pada formasi Tuban. Sedangkan produk gas dengan kuantitas relatif kecil terletak pada kedalaman 2020-2050 meter pada formasi Tuban.
Tabel 4. Perbandingan nilai HI dan nilai OI HI
OI
354,7619048
98,80952381
686,5168539
103,3707865
660
106,3157895
185,6
71,2
269,924812
73,68421053
162,8205128
33,97435897
176,6467066
78,44311377
125,1396648
67,59776536
320,1058201
89,41798942
175,464684
73,97769517
Gambar 5. Grafik perbandingan nilai HI dengan nilai OI untuk menentukan tiper kerogen Nama NIM Plug
: Muhamad Luttfi Al Hakim : 111.150.025 : 2
10
Laboratorium Geologi Minyak Bumi 2018
III. 5. Analisa grafik HI vs Tmax
Pada hasil analisa grafik diatas didapatkan bahwa formasi Tuban dan Kujung memiliki tingkat kematangan pada kategori Mature (matang) dengan tipe kerogen I, tipe kerogen II, dan tipe kerogen II/III.
Tabel 5. Perbandingan nilai HI dan nilai Tmax HI
Tmax(oC)
354,7619048
435
686,5168539
438
660
441
185,6
450
269,924812
447
162,8205128
447
176,6467066
449
125,1396648
450
320,1058201
453
175,464684
450
Gambar 6. Grafik perbandingan nilai HI dengan nilai Tmax untuk menentukan tiper kerogen Nama NIM Plug
: Muhamad Luttfi Al Hakim : 111.150.025 : 2
11
Laboratorium Geologi Minyak Bumi 2018
III. 6. Analisa Kerogen Type Meriil
Berdasarkan hasil perhitungan kerogen type (S2/S3) didapatkan pada formasi Tuban di kedalaman 2020-2050 meter didapatkan produk campuran gas dan minyak dengan nilai Kerogen Type 3,59. Kemudian pada kedalaman 2050-2110 meter didapatkan produk dominasi minyak dengan nilai Kerogen Type 6,64 dan 6,20. Pada kedalaman 2110-2140 meter didapatkan produk dominasi gas dengan nilai Kerogen Type 2,60. Dan pada kedalaman 21402170 meter didapatkan produk campuran minyak dan gas dengan nilai Kerogen Type 3,66. Sedangkan pada formasi Kujung di kedalaman 2170-2200 meter didapatkan produk campuran gas dan minyak dengan nilai Kerogen Type 4,79. Kemudian pada kedalaman 22002260 meter didapatkan produk dominasi gas dengan nilai Kerogen Type 2,25 dan 1,85. Pada kedalaman 2260-2290 meter didapatkan produk campuran minyak dan gas dengan nilai Kerogen Type 3,58. Dan pada kedalaman 2290-2320 meter didapatkan produk dominasi gas dengan nilai Kerogen Type 2,37.
Tabel 6. Perbandingan nilai S1, S2, S3, S2/S3 dan produk yang dihasilkan No
Type Kerogen (Meriil)
mg/g rock S1
S2
S3
Nilai S2/S3
Produk yang dihasilkan
1
0,79
2,98
0,83
3,590361446
Mixed
2
0,99
6,11
0,92
6,641304348
Oil Prone
3
0,97
6,27
1,01
6,207920792
Oil Prone
4
0,64
2,32
0,89
2,606741573
Gas Prone
5
0,87
3,59
0,98
3,663265306
Mixed
6
0,24
2,54
0,53
4,79245283
Mixed
7
0,78
2,95
1,31
2,251908397
Gas Prone
8
1,01
2,24
1,21
1,851239669
Gas Prone
9
1,01
6,05
1,69
3,579881657
Mixed
10
1,13
4,72
1,99
2,371859296
Gas Prone
III. 7. Analisa Thermal Alteration Index (TAI)
Berdasarkan nilai SCI dan derajat kematangannya yang telah diketahui, maka didapatkan pada kedalaman 2020-2140 meter adalah berwarna orange sampai kuning dan derajat kematangan awal matang dan akhir matang yang berarti pada kedalaman ini optimum untuk proses pematangan minyak. Sedangkan pada kedalaman 2140-2320 meter adalah
Nama NIM Plug
: Muhamad Luttfi Al Hakim : 111.150.025 : 2
12
Laboratorium Geologi Minyak Bumi 2018
berwarna orange dan derajat kematangan puncak matang sampai akhir matang yang berarti pada kedalaman ini optimum untuk generasi minyak.
Tabel 7. Perbandingan nilai SCI, warna indeks, dan derajat kematangan. Thermal Alteration Index (TAI) SCI
Warna Indeks
Derajat Kematangan
5
Oranye sampai Kuning
Awal Matang
5,37
Oranye sampai Kuning
Awal Matang
5,4
Oranye sampai Kuning
Awal Matang
5,41
Oranye sampai Kuning
Akhir Matang
6
Oranye
Puncak Matang
6,07
Oranye
Puncak Matang
6,1
Oranye
Puncak Matang
6,27
Oranye
Akhir Matang
6,31
Oranye
Akhir Matang
6,47
Oranye
Akhir Matang
III. 8. Analisa Trilinear Diagram Jenis Hidrokarbon
Dari hasil ploting nilai material penyusun kerogen pada trilinear diagram Jenis Hidrokarbon didapatkan bahwa pada sumur Ujung didominasi oleh jenis hidrokarbon Wet Gas Condensate, kecuali pada interval kedalaman 2170-2200 meter dan kedalaman 2260-2290 meter yang merupakan jenis hidrokarbon Dry Gas. Selain kedua interval kedalaman tersebut, jenis hidrokarbon nya adalah Wet Gas Condensate. Tabel 8. Perbandingan material penyusun kerogen dalam persen KEROGEN
Nama NIM Plug
Amorf
Exinit
Liptinit
Total Exinit
Vitrinit
Inertinit
Total Kerogen
7%
19%
20%
46%
31%
23%
100%
22%
0%
28%
50%
31%
19%
100%
17%
0%
38%
55%
27%
18%
100%
7%
10%
10%
27%
32%
41%
100%
31%
5%
23%
59%
29%
12%
100%
15%
8%
12%
35%
40%
25%
100%
27%
9%
19%
55%
30%
15%
100%
29%
0%
17%
46%
30%
24%
100%
37%
0%
17%
54%
32%
14%
100%
27%
10%
23%
60%
23%
17%
100%
: Muhamad Luttfi Al Hakim : 111.150.025 : 2
13
Laboratorium Geologi Minyak Bumi 2018
BAB IV KESIMPULAN
Tingkat kematangan dikontrol oleh proses yang berkaitan dengan suhu dan waktu. Pengaruh suhu yang tinggi dalam waktu yang singkat atau suhu yang rendah dalam waktu yang lama akan menyebabkan terubahnya kerogen minyak bumi. Mengenai jenis minyak bumi yang terbentuk tergantung pada tingkat kematangan panas batuan induk, semakin tinggi tingkat kematangan panas batuan induk maka akan terbentuk minyak bumi jenis berat, minyak bumi jenis ringan, kondesat dan pada akhirnya gas.
Setelah dilakukan perhitungan diatas dapat ditarik kesimpulan :
1) Berdasarkan grafik presentase Ro pada sumur Ujung didapatkan nilai presentase Ro 0,61-0,82 dan termasuk kategori awal matang sampai matang pada puncaknya (Cassa dan Peters, 1994). 2) Berdasarkan grafik yang didapatkan dari hasil TOC (Total Organic Carbon) dan kedalaman dari sumur didapatkan nilai TOC 0,84 – 2,69 yang berarti nilainya sedang sampai sangat baik (Peter & Cassa, 1994). Total kandungan karbon terbanyak terletak apda formasi Kujung dengan kedalaman 2290 – 2320 meter dengan nilai TOC 2,69 dan terendah pada formasi Tuban kedalaman 2020 – 2050 meter dengan nilai TOC 0,84. 3) Berdasarkan grafik yang didapatkan dari hasil perbandingan PY (Potential Yield ) dengan TOC (Total Organic Carbon), maka didapatkan nilai batuan induk berkategori baik dengan presentase TOC berkategori sedang sampai sangat baik. Artinya pada zona ini, dapat diinterpretasikan minyak dan gas yang dihasilkan cukup banyak sampai sangat banyak. 4) Pada hasil analisa dari perbandingan antara nilai HI ( Hydrogen Index) dan nilai OI (Oxygen Index) pada formasi Tuban dan Kujung memiliki kerogen tipe II sampai II/III (Pranyoto, 1990) yang akan menghasilkan minyak dan gas dengan kuantitas relatif kecil sampai sangat banyak (Waples, 1985). Jika berdasarkan nilai HI, produk minyak terbanyak terdapat pada kedalaman 2050-2080 meter pada formasi Tuban. Sedangkan produk gas dengan kuantitas relatif kecil terletak pada kedalaman 2020-2050 meter pada formasi Tuban. Nama NIM Plug
: Muhamad Luttfi Al Hakim : 111.150.025 : 2
14
Laboratorium Geologi Minyak Bumi 2018
5) Pada hasil analisa grafik diatas didapatkan bahwa formasi Tuban dan Kujung memiliki tingkat kematangan pada kategori Mature (matang) dengan tipe kerogen I, tipe kerogen II, dan tipe kerogen II/III. 6) Berdasarkan hasil perhitungan kerogen type (S2/S3) didapatkan pada formasi Tuban di kedalaman 2020-2050 meter didapatkan produk campuran gas dan minyak dengan nilai Kerogen Type 3,59. Kemudian pada kedalaman 2050-2110 meter didapatkan produk dominasi minyak dengan nilai Kerogen Type 6,64 dan 6,20. Pada kedalaman 2110-2140 meter didapatkan produk dominasi gas dengan nilai Kerogen Type 2,60. Dan pada kedalaman 2140-2170 meter didapatkan produk campuran minyak dan gas dengan nilai Kerogen Type 3,66. 7) Sedangkan pada formasi Kujung di kedalaman 2170-2200 meter didapatkan produk campuran gas dan minyak dengan nilai Kerogen Type 4,79. Kemudian pada k edalaman 2200-2260 meter didapatkan produk dominasi gas dengan nilai Kerogen Type 2,25 dan 1,85. Pada kedalaman 2260-2290 meter didapatkan produk campuran minyak dan gas dengan nilai Kerogen Type 3,58. Dan pada kedalaman 2290-2320 meter didapatkan produk dominasi gas dengan nilai Kerogen Type 2,37. 8) Berdasarkan nilai SCI dan derajat kematangannya yang telah diketahui, maka didapatkan pada kedalaman 2020-2140 meter adalah berwarna orange sampai kuning dan derajat kematangan awal matang dan akhir matang yang berarti pada kedalaman ini optimum untuk proses pematangan minyak. Sedangkan pada kedalaman 2140-2320 meter adalah berwarna orange dan derajat kematangan puncak matang sampai akhir matang yang berarti pada kedalaman ini optimum untuk generasi minyak. 9) Dari hasil ploting nilai material penyusun kerogen pada trilinear diagram Jenis Hidrokarbon didapatkan bahwa pada sumur Ujung didominasi oleh jenis hidrokarbon Wet Gas Condensate, kecuali pada interval kedalaman 2170-2200 meter dan kedalaman 2260-2290 meter yang merupakan jenis hidrokarbon Dry Gas. Selain kedua interval kedalaman tersebut, jenis hidrokarbon nya adalah Wet Gas Condensate.
Nama NIM Plug
: Muhamad Luttfi Al Hakim : 111.150.025 : 2
15
Laboratorium Geologi Minyak Bumi 2018
Tabel 9. Perhitungan Analisa Batuan Induk Interval (meter)
% TOC
2020 - 2050
mg g/grm rock
Tmax
Ro%
HI
OI
0,83
435
0,61
354,7619
98,81
6,11
0,92
438
0,63
686,5169
103,4
0,97
6,27
1,01
441
0,63
660
106,3
1,25
0,64
2,32
0,89
450
0,69
185,6
71,2
2140 - 2170
1,33
0,87
3,59
0,98
447
0,72
269,9248
73,68
2170 - 2200
1,56
0,24
2,54
0,53
447
0,73
162,8205
33,97
2200 - 2230
1,67
0,78
2,95
1,31
449
0,77
176,6467
78,44
2230 - 2260
1,79
1,01
2,24
1,21
450
0,81
125,1397
67,6
2260 - 2290
1,89
1,01
6,05
1,69
453
0,87
320,1058
89,42
2290 - 2320
2,69
1,13
4,72
1,99
450
0,82
175,4647
73,98
S1
S2
S3
0,84
0,79
2,98
2050 - 2080
0,89
0,99
2080 - 2110
0,95
2110 - 2140
Lanjurtan Tabel 9. Perhitungan Analisa Batuan Induk PY
PI
Type Kerogen (Meriil)
Type Kerogen (Trilinear Diagram)
Nilai S2/S3
Parameter
435,61
0,209549
Condensate Gas
3,590361446
Mixed
438,63
0,139437
Condensate Gas
6,641304348
Oil Prone
441,63
0,133978
Condensate Gas
6,207920792
Oil Prone
450,69
0,216216
Condensate Gas
2,606741573
Gas Prone
447,72
0,195067
Condensate Gas
3,663265306
Mixed
447,73
0,086331
Dry Gas
4,79245283
Mixed
449,77
0,209115
Condensate Gas
2,251908397
Gas Prone
450,81
0,310769
Condensate Gas
1,851239669
Gas Prone
453,87
0,143059
Dry Gas
3,579881657
Mixed
450,82
0,193162
Condensate Gas
2,371859296
Gas Prone
Nama NIM Plug
: Muhamad Luttfi Al Hakim : 111.150.025 : 2
Thermal Alteration Index (TAI) Warna SCI Kematangan Indeks Oranye Awal 5 sampai Matang Kuning Oranye Awal 5,37 sampai Matang Kuning Oranye Awal 5,4 sampai Matang Kuning Oranye Akhir 5,41 sampai Matang Kuning Puncak 6 Oranye Matang Puncak 6,07 Oranye Matang Puncak 6,1 Oranye Matang Akhir 6,27 Oranye Matang Akhir 6,31 Oranye Matang Akhir 6,47 Oranye Matang
16
Laboratorium Geologi Minyak Bumi 2018
Lanjutan Tabel 9. Perhitungan Analisa Batuan Induk KEROGEN Amorf
Exinit
Liptinit
Total Exinit
Vitrinit
Inertinit
Total Kerogen
7%
19%
20%
46%
31%
23%
100%
22%
0%
28%
50%
31%
19%
100%
17%
0%
38%
55%
27%
18%
100%
7%
10%
10%
27%
32%
41%
100%
31%
5%
23%
59%
29%
12%
100%
15%
8%
12%
35%
40%
25%
100%
27%
9%
19%
55%
30%
15%
100%
29%
0%
17%
46%
30%
24%
100%
37%
0%
17%
54%
32%
14%
100%
27%
10%
23%
60%
23%
17%
100%
Nama NIM Plug
: Muhamad Luttfi Al Hakim : 111.150.025 : 2
17
Laboratorium Geologi Minyak Bumi 2018
DAFTAR PUSTAKA
Koesoemadinata, R. P., 1980, Geologi Minyak-Gasbumi, Penerbit ITB, Bandung.
Staff Asisten Laboratorium Geologi Migas, dkk. 2018. Modul Laboratorium Geologi Migas Tahun Ajaran 2017/2018. Yogyakarta: UPN “Veteran” Yogyakarta Press.
Nama NIM Plug
: Muhamad Luttfi Al Hakim : 111.150.025 : 2
18
Laboratorium Geologi Minyak Bumi 2018
LAPORAN
Analisa Batuan Induk
1.
COVER
Disusun Oleh : Muhamad Luttfi Al Hakim 111.150.025 PLUG 2
LABORATORIUM GEOLOGI MINYAK BUMI PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA 2018
Nama NIM Plug
: Muhamad Luttfi Al Hakim : 111.150.025 : 2
19