3.1
Batuan peraga nomor 23 Deskripsi Megaskopis Batuan
Jenis Batuan
: Batuan Beku
Warna
: Abu-abu
Struktur
: Massif
Tekstur
:
Derajat Kristalisasi
: Relict
Bentuk Kristal
: Euhedral
Granularitas
: Fanerik
Hubunga Antar Kristal
:
Deskripsi Komposisi Batuan
Nama Mineral
: Plagioklas
Rumus Kimia
: (Na Ca)Al Si O8
Warna
: Putih
Kilap
: Kaca
Kekerasan
: 5,5 – 6 6 Skala Mohs
Cerat
: Putih
Transparansi
: Transparan - Translucent
Belahan
: Baik / Dua Arah
Pecahan
: Conchoidal - Uneven
Bentuk
: Triklinik
Sifat Dalam
:
Berat Jenis
:
Kemagnetan
:
Sifat Lain
:
Nama Mineral
: pyroxene
Rumus Kimia
:
Warna
: hitam
Kilap
: lemak
Kekerasan
: 2,5-3
Cerat
: putih
Transparansi
: opaq
Belahan
: sempurna
Pecahan
: uneven
Bentuk
:
Sifat Dalam
:
Berat Jenis
:
Kemagnetan
:
Sifat Lain
:
Petrogenesa
secara umum batuan ini memiliki warna gelap, menunjukkan bahwa batuan ini berasal dari magma yang bersifat mafic- basa. Struktur masif menunjukkan bahwa batuan ini terbentuk di dalam permukaan bumi. Tekstur batuan ini yang merupakan holokristalin menunjukkan bahwa proses pendinginan magma berlangsung lambat sehingga keseluruhannya akan membentuk kristal yang jelas. Hubungan antar kristal yang equigranular menunjukkan bahwa mineral tersebut terbentuk pada suhu pembekuan yang relatif lambat. terdiri atas 2 mineral yaitu ineral dan plagioklas bila dilihat dengan deret reaksi bowen maka mineral ini terbentuk dalam waktu yang bersammaan,karena memiliki jalur yang berbeda yang dimana pyroxene dalam deret discontinues dan plagioklas dideret continues. Berdasarkan dari karakteristik batu dan mineral penyusunnya maka batuan ini adalah batu gabbro Gambar Batuan
3.2
Batuan Peraga nomor G1 Deskripsi Megaskopis Batuan
Jenis Batuan
:
Warna
:
Struktur
:
Tekstur
:
Derajat Kristalisasi
:
Bentuk Kristal
:
Granularitas
:
Hubunga Antar Kristal
:
Deskripsi Komposisi Batuan
Nama Mineral
: Plagioklas
Rumus Kimia
: (Na Ca)Al Si O8
Warna
: Putih
Kilap
: Kaca
Kekerasan
: 5,5 – 6 Skala Mohs
Cerat
: Putih
Transparansi
: Transparan - Translucent
Belahan
: Baik / Dua Arah
Pecahan
: Conchoidal - Uneven
Bentuk
: Triklinik
Sifat Dalam
:
Berat Jenis
:
Kemagnetan
:
Sifat Lain
:
Nama Mineral
:
Rumus Kimia
:
Warna
:
Kilap
:
Kekerasan
:
Cerat
:
Transparansi
:
Belahan
:
Pecahan
:
Bentuk
:
Sifat Dalam
:
Berat Jenis
:
Kemagnetan
:
Sifat Lain
:
Nama Mineral
:
Rumus Kimia
:
Warna
:
Kilap
:
Kekerasan
:
Cerat
:
Transparansi
:
Belahan
:
Pecahan
:
Bentuk
:
Sifat Dalam
:
Berat Jenis
:
Kemagnetan
:
Sifat Lain
:
Nama Mineral
Rumus Kimia
: Pyroxene :
Warna
:
Kilap
:
Kekerasan
:
Cerat
:
Transparansi
:
Belahan
:
Pecahan
:
Bentuk
:
Sifat Dalam
:
Berat Jenis
:
Kemagnetan
:
Sifat Lain
:
Petrogenesa 3.3
Batuan peraga nomor 233 Deskripsi Megaskopis Batuan
Jenis Batuan
:
Warna
:
Struktur
:
Tekstur
:
Ketahanan
:
Bentuk butir
:
Ukuran butir
:
Deskripsi Komposisi Batuan
Nama Mineral
:
Rumus Kimia
:
Warna
:
Kilap
:
Kekerasan
:
Cerat
:
Transparansi
:
Belahan
:
Pecahan
:
Bentuk
:
Sifat Dalam
:
Berat Jenis
:
Kemagnetan
:
Sifat Lain
:
Petrogenesa 3.4
Batuan peraga nomor B1 Deskripsi Megaskopis Batuan
Jenis Batuan
:
Warna
:
Struktur
:
Tekstur
:
Ketahanan
:
Bentuk butir
:
Ukuran butir
:
Deskripsi Komposisi Batuan
Nama Mineral
:
Rumus Kimia
:
Warna
:
Kilap
:
Kekerasan
:
Cerat
:
Transparansi
:
Belahan
:
Pecahan
:
Bentuk
:
Sifat Dalam
:
Berat Jenis
:
Kemagnetan
:
Sifat Lain
:
Petrogenesa
3.5
Batuan peraga nomor 11 Deskripsi Megaskopis Batuan
Jenis Batuan
: beku
Warna
: gelap
Struktur
:
Tekstur
:
Ketahanan
:
Bentuk butir
:
Ukuran butir
:
Deskripsi Komposisi Batuan
Nama Mineral
:
Rumus Kimia
:
Warna
:
Kilap
:
Kekerasan
:
Cerat
:
Transparansi
:
Belahan
:
Pecahan
:
Bentuk
:
Sifat Dalam
:
Berat Jenis
:
Kemagnetan
:
Sifat Lain
:
Petrogenesa
3.6
Batuan peraga nomor 24 Deskripsi Megaskopis Batuan
Jenis Batuan
:
Warna
:
Struktur
:
Tekstur
:
Ketahanan
:
Bentuk butir
:
Ukuran butir
:
Deskripsi Komposisi Batuan
Nama Mineral
:
Rumus Kimia
:
Warna
:
Kilap
:
Kekerasan
:
Cerat
:
Transparansi
:
Belahan
:
Pecahan
:
Bentuk
:
Sifat Dalam
:
Berat Jenis
:
Kemagnetan
:
Sifat Lain
:
Petrogenesa 3.7
Batuan peraga nomor 17 Deskripsi Megaskopis Batuan
Jenis Batuan
:
Warna
:
Struktur
:
Tekstur
:
Ketahanan
:
Bentuk butir
:
Ukuran butir
:
Deskripsi Komposisi Batuan
Nama Mineral
:
Rumus Kimia
:
Warna
:
Kilap
:
Kekerasan
:
Cerat
:
Transparansi
:
Belahan
:
Pecahan
:
Bentuk
:
Sifat Dalam
:
Berat Jenis
:
Kemagnetan
:
Sifat Lain
:
Petrogenesa
3.8
Batuan peraga nomor 7 Deskripsi Megaskopis Batuan
Jenis Batuan
: Batuan Beku
Warna
: Abu-abu
Struktur
: Massif
Tekstur
:
Derajat Kristalisasi
: Relict
Bentuk Kristal
: Euhedral
Granularitas
: Fanerik
Hubunga Antar Kristal
:
Deskripsi Komposisi Batuan
Nama Mineral
: Plagioklas
Rumus Kimia
: (Na Ca)Al Si O8
Warna
: Putih
Kilap
: Kaca
Kekerasan
: 5,5 – 6 Skala Mohs
Cerat
: Putih
Transparansi
: Transparan - Translucent
Belahan
: Baik / Dua Arah
Pecahan
: Conchoidal - Uneven
Bentuk
: Triklinik
Sifat Dalam
:
Berat Jenis
:
Kemagnetan
:
Sifat Lain
:
Nama Mineral
: Kuarsa
Rumus Kimia
: SiO2
Warna
: Bening
Kilap
: Kaca
Kekerasan
: 7 Skala Mohs
Cerat
: Putih
Transparansi
: Transparan
Belahan
: Indistic / Dua Arah
Pecahan
: Conchoidal
Bentuk
: Amorf Trigonal
Sifat Dalam
: Brittle
Berat Jenis
: 2,5
Kemagnetan
: Diamagnetik
Sifat Lain
:
Petrogenesa
Batuan peraga dengan nomor 7 memiliki Abu-abu, melihat dari kenampakan yang pejal dan solid menunjukan struktur massif. Batuan terbentuk dari kristal mineral, dati tekstur batuan tersebut memilik ukuran kristal yang relatif besar karena dapat dilihat dengan mata telanjang, memiliki bentuk kristal dengan batas-batas antar kristal yang cukup jelas, dan ukuran kristal tidak sama besar.melihat dari komposisi mineral dari batuan beku tersebut memiliki komposisi plagioklas dan kuarsa.
Gambar Batuan
Gambar Batuan Peraga Nomor 7
Nama Batuan
3.9
: Granit (Thrope dan Brown 1985)
Batuan peraga nomor 211 Deskripsi Megaskopis Batuan
Jenis Batuan
: beku
Warna
: gelap
Struktur
:
Tekstur
:
Ketahanan
:
Bentuk butir
:
Ukuran butir
:
Deskripsi Komposisi Batuan
Nama Mineral
:
Rumus Kimia
:
Warna
:
Kilap
:
Kekerasan
:
Cerat
:
Transparansi
:
Belahan
:
Pecahan
:
Bentuk
:
Sifat Dalam
:
Berat Jenis
:
Kemagnetan
:
Sifat Lain
:
Petrogenesa
3.10 Batuan peraga nomor 27 Deskripsi Megaskopis Batuan
Jenis Batuan
: beku
Warna
: gelap
Struktur
:
Tekstur
:
Ketahanan
:
Bentuk butir
:
Ukuran butir
:
Deskripsi Komposisi Batuan
Nama Mineral
:
Rumus Kimia
:
Warna
:
Kilap
:
Kekerasan
:
Cerat
:
Transparansi
:
Belahan
:
Pecahan
:
Bentuk
:
Sifat Dalam
:
Berat Jenis
:
Kemagnetan
:
Sifat Lain
:
Petrogenesa
BAB IV PEMBAHASAN
4.1
Pembahasan Batuan Peraga Nomor 23 Batuan ini merupakan batu pejal,sehinnga merupakan batu beku. Secara umum batuan ini memiliki warna yang gelap ( hitam) sehingga dapat disimpulkan bahwa batuan
ini
tersusun
atas
magma
mafic
(basa).
batuannya
terbentuk
atas
mineral,sehingga drajat kristalnya berupa holokristalin, Mineralnya dapat dilihat dengan mata telanjang,atau yang dinamakan bertekstur fanerik, dimana batas mineralnya agak terlihat atau subhedral. Mineral ini terdapat beberapa mineral yang dilihat secara megaskopis yaitu yang pertama merupakan mineral yang berwarna putih mempunyai kilap lemak,kekerasan 35,5,memiliki cerat putih dan transparansi opaq sehinnga dinamakan mineral plagioklas. Mineral yang kedua merupakan mineral berwarna hitam memiliki kilap lemak, dengan kekerasan 2,5-3 dengan cerat putih dengan transparansi opaq. Sehingga dinamakan mineral piroksen. Dilihat dari karakteristik batuannya serta mineral penyusunnya maka batuan ini merupakan batuan gabro. Batuan gabro mer
4.2 4.3 4.4 4.5 4.6 4.7 4.8 4.9 4.10 4.11 4.12 4.13 Pembaahasan Batuan Peraga Nomor 20 Dari pengamatan yang telah dilakukan praktikan dapat diketahui ciri-ciri dari batuan dengan nomor peraga 20. Berikut adalah deskripsi pengamatan yang telah dilakukan praktikan terhadap batuan peraga nomor 20, batuan tersebut berwarna hitam, tidak menunjukan jejak gas, tidak terdapat fagmen lain pada batuan, terlihat kompak atau solid, batuan ini tersusun atas beberapa kristal mineral, memiliki kristal yang dapat dilihat dengan mata telanjangdan memiliki batas-batas kristal yang cukup jelas, dan memiliki antar kristalnya. Komposisi dari mineral tersebut adalah mineral kuarsa, plagioklas, hornblende, dan pyroxene. Dari hasil deskripsi atau pengamatan diatas dapat diidentifikasi karakteristik dari batuan tersebut. Memiliki struktur yang massif, derajat kristalisasi holokristalin, grnularitas fanerit, dan hubungan antar kristal . dari karakteristik tersebut dapat diketahui bahwa batuan tesebut terbentuk didalam permukaan bumi terlihat dari ukuran kristal yang dapat dilihat oleh mata telanjang, ukuran kristal yang cukup besar dapat menunjukan bahwa proses dari pembekuan magma pada batuan tesebut relatif cukup lambat, sifat magma pada batuan tersebut juga dapat diketahui dari kecenderungan warna dan komposisi mineral dari batuan itu sendiri batuan tersebut memiliki warna kecenderungan gelap dan komposisi mineral kuarsa, plagioklas, hornblende, dan pyroxene yang menunjukan sifat magma adalah basa. Berdasarkan identifikasi karakteristik dari batuan peraga nomor 20 dapat diketahui bahwa batuan tersebut adalah batuan beku plutonik yang terbentuk didalam permukaan bumi dengan sifat magma yang basa karena komposisi meneral pada batuan
tersebut adalah kuarsa, plagioklas, hornblende, dan pyroxene menunjukan terbentuk pada daerah kerak samudra yang baik pada zona Middle Oceanic Ridge atau Oceanic Island yang memiliki sifat basa. Berdasrkan klasifikasi Thrope dan Brown batuan beku tersebut adalah batu gabro.
4.3
Pembahasan Batuan Peraga Nomor 229 Berdasarkan pengamatan megaskopis yang telah dilakukan oleh praktikan terhadap batuan peraga nomor 229 didapatkan hasil pengamatan sebagai berikut. batuan tersebut memiliki warna hitam, batuan tersebut memiliki bidang belah atau planar yang rapat. Batuan tersebut menunjukan bentuk asal dari batuan sebelumnya atau masih terlihat bentuk dari batuan asalnya, ukuran kristal mineral dari batuan tersebut tidak dapat dilihat dengam mata telanjang, dan bentuk dari kristal mineral batuan tersebut tidak terlihat dengan jelas. Berdasarkan pengamatan komposisi yang telah dilakukan oleh praktikan terhadap batuan peraga nomor 229 didapatkan hasil pengamatan sebagai berikut, batuan tersebut memiliki mineral penyusun mineral mika. Dari hasil pengamatan megaskopis maupun pengamatan komposisi yang telah dilakukan oleh praktikan, praktikan dapat mengidentifakasikan struktur dan tekstur dari batuan tersebut, batuan tersebut memiliki struktur foliasi salty clevaege hal ini dapat dilihat dari kenampakan batuan tersebut yang memiliki bidang belah atau planar yang rapat. Sedangkan tekstur dari batuan tersebut, berdasarkan ketahanan terhadap proses metamorfosa adalah relict hal ini dapat dilihat dari masih tampaknya bentuk asal dari batuan sebelumnya atau masih terlihat bentuk dari batuan asalnya, berdasarkan ukuran butir adalah afanitit karena kristal-kristal mineral dari batuan tersebut tidak dapat dilihat tanpa menggunakan mikroskop, berdasarkan bentuk individu kristal mineral adalah anhedral karena seluruh batas-batas dari kristal tersebut dibatasi oleh bidang permukaan bidang kristal lain disekitarnya.
Petrogenesa dari batuan peraga nomor 229 dapat dianalisis melalui hasil pengamatan yang telah dilakukan praktikan yaitu pengamatan megaskopis dan pengamatan komposisi batuan tersebut. Batuan tersebut memiliki struktur foliasi salty clevaege hal ini dapat dilihat dari kenampakan batuan tersebut yang memiliki bidang belah atau planar yang rapat. Sedangkan tekstur dari batuan tersebut, berdasarkan ketahanan terhadap proses metamorfosa adalah relict hal ini dapat dilihat dari masih tampaknya bentuk asal dari batuan sebelumnya atau masih terlihat bentuk dari batuan asalnya, berdasarkan ukuran butir adalah afanitit karena kristal-kristal mineral dari batuan tersebut tidak dapat dilihat tanpa menggunakan mikroskop, berdasarkan bentuk individu kristal mineral adalah anhedral karena seluruh batas-batas dari kristal tersebut dibatasi oleh bidang permukaan bidang kristal lain disekitarnya. Dari struktur kristal tersebut yaitu salty clevage yang memilik planar yang rapat menunjukan adanya tekanan yang sangat kuat pada saat proses metamorfosa, hal ini menunjukan metamorfosa terjadi pada daerah yang luas atau disebut metamorfosa regional. Melihat dari struktur batuan tersebut dan proses metmorfosa dari batuan tersebut dapat diketahui batuan asal dari batuan metamorf ini adalah batuan sedimen.
4.4
Pembahasan Batuan Peraga Nomor G2 Berdasarkan pengamatan megaskopis yang telah dilakukan oleh praktikan terhadap batuan peraga nomor G2 didapatkan hasil pengamatan sebagai berikut. batuan tersebut memiliki warna kehijau, batuan tersebut memiliki penjajaran mineral dan terlihat kristal-kristal mineral yang berukuran sedang diantara jajaran tersebut . Batuan tersebut tidak menunjukan bentuk asal dari batuan sebelumnya atau tidak terlihat lagi bentuk dari batuan asalnya, ukuran kristal mineral dari batuan tersebut dapat dilihat tanpa menggunakan mikroskop, dan bentuk dari kristal mineral batuan tersebut terlihat dengan jelas. Berdasarkan pengamatan komposisi yang telah dilakukan oleh praktikan terhadap batuan peraga nomor G2 didapatkan hasil pengamatan sebagai berikut, batuan tersebut memiliki mineral penyusun mineral klorit. Dari hasil pengamatan megaskopis maupun pengamatan komposisi yang telah dilakukan oleh praktikan, praktikan dapat mengidentifakasikan struktur dan tekstur dari batuan tersebut, batuan tersebut memiliki struktur foliasi scheistic hal ini dapat dilihat dari kenampakan batuan tersebut yang memiliki bidang belah atau planar yang rapat dan terlihat kristal-kristal mineral diantara planar tersebut. Sedangkan tekstur dari
batuan
tersebut,
berdasarkan
ketahanan
terhadap
proses
metamorfosa
adalah
kristaloblastik hal ini dapat dilihat dari tidak tampaknya bentuk asal dari batuan sebelumnya atau tidak terlihat lagi bentuk dari batuan asalnya, berdasarkan ukuran butir adalah fenerit karena kristal-kristal mineral dari batuan tersebut dapat dilihat tanpa menggunakan mikroskop, berdasarkan bentuk individu kristal mineral adalah euhedral karena batas-batas dari kristal tersebut dibatasi oleh bidang permukaan bidang kristal itu sendiri. Petrogenesa dari batuan peraga nomor 206 dapat dianalisis melalui hasil pengamatan yang telah dilakukan praktikan yaitu pengamatan megaskopis dan pengamatan komposisi batuan tersebut. Batuan tersebut memiliki struktur foliasi phylitic hal ini dapat dilihat dari kenampakan batuan tersebut yang memiliki bidang belah atau planar yang rapat dan terlihat kristal-kristal mineral diantara planar tersebut. Sedangkan tekstur dari batuan tersebut, berdasarkan ketahanan terhadap proses metamorfosa adalah kristaloblastik hal ini dapat dilihat dari tidak tampaknya bentuk asal dari batuan sebelumnya atau tidak terlihat lagi bentuk dari batuan asalnya, berdasarkan ukuran butir adalah fenerit karena kristal-kristal mineral dari batuan tersebut dapat dilihat tanpa menggunakan mikroskop, berdasarkan bentuk individu kristal mineral adalah euhedral karena batas-batas dari kristal tersebut dibatasi oleh bidang permukaan bidang kristal itu sendiri. Dari struktur kristal tersebut yaitu phylitic yang memilik planar yang rapat menunjukan adanya tekanan yang sangat kuat pada saat proses metamorfosa, hal ini menunjukan metamorfosa terjadi pada daerah yang luas atau disebut metamorfosa regional. Melihat dari struktur batuan tersebut dan proses metmorfosa dari batuan tersebut dapat diketahui batuan asal dari batuan metamorf ini adalah batuan sedimen.
4.14 Pembahasan Batuan Peraga Nomor 7 Dari pengamatan yang telah dilakukan praktikan dapat diketahui ciri-ciri dari batuan dengan nomor peraga 7. Berikut adalah deskripsi pengamatan yang telah dilakukan praktikan terhadap batuan peraga nomor 7, batuan tersebut berwarna abuabu, tidak menunjukan jejak gas, tidak terdapat fagmen lain pada batuan, terlihat kompak atau solid, batuan ini tersusun atas beberapa kristal mineral, memiliki kristal yang dapat dilihat dengan mata telanjangdan memiliki batas-batas kristal yang cukup jelas, dan memiliki antar kristalnya. Komposisi dari mineral tersebut adalah mineral plagioklas dan kuarsa. Dari hasil deskripsi atau pengamatan diatas dapat diidentifikasi karakteristik dari batuan tersebut. Memiliki struktur yang massif, derajat kristalisasi holokristalin, grnularitas fanerit, dan hubungan antar kristal . dari karakteristik tersebut dapat diketahui bahwa batuan tesebut terbentuk didalam permukaan bumi terlihat dari ukuran kristal yang dapat dilihat oleh mata telanjang, ukuran kristal yang cukup besar dapat menunjukan bahwa proses dari pembekuan magma pada batuan tesebut relatif cukup lambat, sifat magma pada batuan tersebut juga dapat diketahui dari kecenderungan warna dan komposisi mineral dari batuan itu sendiri batuan tersebut memiliki warna
kecenderungan terang dan komposisi mineral plagioklas dan kuarsa yang menunjukan sifat magma adalah asam. Berdasarkan identifikasi karakteristik dari batuan peraga nomor 7 dapat diketahui bahwa batuan tersebut adalah batuan beku plutonik yang terbentuk didalam permukaan bumi dengan sifat magma yang asam karena komposisi meneral pada batuan tersebut adalah plagioklas dan kuaras menunjukan terbentuk pada daerah kerak benua yang memiliki sifat asam. Berdasrkan klasifikasi Thrope dan Brown batuan beku tersebut adalah batu granit.