9
9
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Geologi struktur merupakan cabang ilmu geologi yang mepelajari deformasi atau perubahan bentuk batuan di kerak bumi. Pada geologi struktur hal yang paling menjadi perhatian bukanlah jenis batuan ataupun mineral penyusunnya, melainkan struktur pada batuan tersebut. Pada prinsipnya, struktur batuan atau yang sering disebut struktur geologi mudah dipelajari dengan melihat perubahan ciri fisik dari suatu perlapisan batuan, akan tetapi pada kenyataan dan penerapan di lapangan penggambaran struktur geologi tidak sedemikian prinsipnya, kerena tidak selamanya struktur geologi dapat dilihat dengan bentuk utuh.
Untuk mempermudah dalam mempelajari perubahan-perubahan berserta unsur-unsur yang berperan dalam deformasi tersebut dibuat yang namanya peta geologi yang merupakan panduan untuk mengkorelasikan dan juga memadukan apa yang telah didapatkan di lapangan untuk mendapatkan dan memberikan pengambaran mengenai sebaran batuan, sususan batuan, dan juga akibat-akibat perbuhan batuan di permuakaan bumi yang di sebabkan oleh stuktur geologi.
Maksud dan Tujuan
Maksud
Dalam praktikum mengenai pemetaan geologi , berharap dapat lebih mengetahui dan memahami informasi – informasi apa sajakah yang dapat diambil dari sebuah peta geologi.
Tujuan
Mampu membuat peta geologi suatu daerah dengan tahapan yang tepat.
Mampu menetapkan sebaran-sebaran batuan pada peta geologi.
Mampu menerangkan keberadaan struktur geologi pada peta geologi.
BAB II
LANDASAN TEORI
Pemetaan Geologi
Pemetaan geologi merupakan suatu kegiatan pendataan mengenai informasi-informasi geologi permukaan dan menghasilkan suatu bentuk laporan yang berupa peta geologi yang hampir secara keseluruhan memberikan suatu gambaran tentang penyebaran dan susuan batuan, serta memuat informasi mengenail gejala-gejala struktut yang mungkin mempengaruhi pola penyebaran batuan pada daerah tersebut. Peta geologi juga merupakan gambaran dari permukaan bumi dan sebagian bawah permukaan bumi yang mempunyai arah, unsur-unsurnya yang merupakan gambaran geologi, dinyatakan sebagai suatu garis yang mempunyai kedudukan pasti.
Sumber : blog.ub.ac.id
Gambar 2.1
Peta Geologi (Sebaran Batuan)
Peta geologi dibuat berdasarkan suatu peta dasar, yaitu peta topografi dengan cara memplot singkapan-singkapan batuan beserta dengan unsur struktur geologinya diatas peta dasar tersebut. Pengukuran kedudukan batuan dan struktur dilapangan harus menggunakan kompas geologi, lalu dengan menerapakan hukum-hukum geologi dapat ditarik batas dan sebaran batuan beserta unsur-unsurnya sehingga dapat menghasilkan peta geologi yang lengkap.
Tingkat ketelitian dan nilau dari suatu peta geologi sangat tergantung pada informasi-informasi yang telah didapatkan dilapangan dan skala dari peta tersebut. Skala peta tersebut mewakili intensitas dan kerapatan data singkapan yang diperoleh. Tingkat ketelitian dari suatu peta geologi juga dipengaruhi oleh tahapan eksplorasi yang dilakukan. Pada tahap eksplorasi awal, skala peta 1 : 25.00 mungkin sudah cukup, nampun untuk tahap propeksi sampai dengan penemuan skala yang digunakan adalah 1 : 10.000 – 1 : 2.500.
Informasi-Informasi Peta Geologi
Informasi-informasi geologi permukaan tersebut pada umumnya diperoleh melalui deskripsi terhadap singkapan-singkapan batuan. Singkapan dapat didefinisikan sebagai bagian dari tubuh batuan bijih yang tersingkap dan muncul di permukaan bumi yang diakibatkan adanya erosi lapisan tahan penutupnya.
Singkapan-singkapan tersebut dapat ditemukan pada bagian-bagian permukaan yang diperkirakan mempunyai tingkat erosi yang tinggi seperti pada puncak-puncak bukit yang pengikisan berlangsung intensif, aliaran sungai yang arus sungai mengikis laosan tanah penutup, dan dinding lembah yang tanahnya dapat dikikis oleh air limpasan. Pengamatan yang dilakukan pada suatu singkapan adalah pengukuran stike dan dip, pengukuran dan pengamatan struktur-struktur geologi., dan pemerian terhadap singkapan itu sendiri.
Dalam melakukan pemetaan geologi yang sistematis, dibutuhkan juga lintasan-lintasan pengamatan yang mencakup seluruh daerah pemetaan. Perencaan lintasan tersebut dilakukan setelah gambaran umum seperti kondisi geologi regional dan juga geomorfologi dari suatu daerah. Pada prinsipnya, lintasan-lintasan yang dibuat pada aliran-aliran sungai atau jalur hasil kikisan yang memotong arah umum dari suatu perlapisan yang tujuannya untuk memperoleh variasi batuan. Kadang-kadang juga diperlukan lintasan-lintasan yang seraha dengan arah umum lapisan yang bertujuan untuk mengetahui kemenurusan lapisan. Secara umum lintasan pemetaan ada 2, yaitu lintasan terbuka dan lintasan tertutup. Lintasan terbuka mempunyai titik awal dan titik akhir yang tidak sama, sedangkan lintasan tertutup bersifat loop.
Sumber : 21xember90.blogspot.com
Foto 2.1
Kompas Geologi
Metoda Pemetaan Geologi Lapangan
Pemetaan geologi lapangan secara tradisi dilakukan dilapangan dan peralatan utnuk pekerjaan lapangan meliputi buku catatan lapangan, peta dasar (peta topografi), kompas geologi, lensa stereoskop, palu geologi, kamera, dan alat tulis. Pemetaam geologi dilapangan mencakup observasi dan pengamatan singkapan batuan pada lintasan yang dilalui, mengukur kedudukan batuan, mengukur unsur struktur geologi, pengambilan sampel, membuat catatan lapangan, dan membuat peta hasil dari informasi lapangan.
Catatan hasil observasi lapangan biasanya dibuat dengan menggunakan terminalogi deskripsi batuan yang baku terutama dalam penamaan suatu batuan.pemberian nama batuan dan juga pengelompokannya disesuaikan dengan aturan sandi statigrafi. Penentuan lokasi singkapan dengan menggunakan kompas geologi serta membuat sketsa dari tiap singkapan dan mendokumnetasikan. Pada dasarnya, peta geologi disusun dan juga dioleh di lapangan melalui kegiatan pemetaan, kemudian disempurnakan setelah dibantu dengan hasil analisa di laboratorium dan analisa struktur dan strudi literature.
BAB III
PEMBAHASAN
Tugas
Pada praktikum kali mengenai pemetaan geologi praktikan dijelaskan mengenai tata cara pemetaan geologi dengan diberikan suatu data untuk dikerjakan. Berikut soal yang berikan oleh staff assisten kepada praktikan :
Buatlah Log profile dari table deskripsi di bawah ini sesuai dengan contoh log profile yang telah diberikan.
Buat Log profile dan tentukan ketebalan sebenarnya dari table deskripsi serta kedudukan yang telah diberikan dari pendeskripsiannya pada OC – 05 pada seam B, OC – 01 pada seam D, OC -02 pada seam E? (table deskripsi singkapan batubara)
Plot koordinat singkapan batuan serta batubara yang telah diberikan?
Lalu buatlah sebaran batuan yang telah diberikan dari data-data yang ada.
Sebaran aluvial pada koordinat :
Tabel 3.1
Koordinat sebaran aluvial
ID
Koordinat
Elevasi
Litologi
Nama
deskripsi
Easting
Northing
OC-1
106.995
221.465
All
Alluvial
Deskripsi sampel ini temasuk jenis endapan sedimen dengan ukuran butir yang bervariatif terdiri dari ukuran butir bongkah (> 256 mm), berangkal (256 hingga 64 mm) kerakal(64 mm)
OC-2
106.532
221.886
OC-3
106.601
222.814
OC-4
107.394
222.754
OC-5
106.550
223.674
OC-6
106.499
225.849
OC-7
109.071
225.738
OC-8
110.075
227.290
Sumber : tugas yang diberikan staff assisten geologi
OC batubara seam B
Tabel 3.2
OC Batubara seam B
ID
Koordinat X
Koordinat Y
Kedudukan
OC-01
112.456
229.242
N 2120 E/180
OC-02
111.693
228.634
N 2580 E/180
OC-03
111.263
227.231
N 2120 E/180
OC-04
110.754
226.286
N 2120 E/180
OC-05
110.506
225.683
N 2390 E/250
OC-06
110.136
225.368
N 2580 E/250
OC-07
109.079
225.164
N 2720 E/250
OC-08
108.970
226.578
N 3470 E/350
OC-09
110.730
229.276
N 120 E/350
OC-10
111.383
229.993
N 430 E/350
Sumber : tugas yang diberikan staff assisten geologi
OC batubara seam D
Tabel 3.3
OC Batubara seam D
ID
Koordinat X
Koordinat Y
Kedudukan
OC-01
111.305
226.302
N
2120
E/180
OC-02
108.380
227.136
N
1940
E/180
Sumber : tugas yang diberikan staff assisten geologi
OC batubara seam E
Tabel 3.4
OC Batubara seam E
ID
Koordinat X
Koordinat Y
Kedudukan
OC-01
111.244
225.220
N
2120
E/180
OC-02
108.581
223.461
N
2860
E/250
OC-03
108.054
226.634
N 90
E/350
Sumber : tugas yang diberikan staff assisten geologi
Koordinat Offset
Tabel 3.5
Koordinat Offset
ID
Koordinat X
Koordinat Y
Offset 1
111.954
227.259
Offset 2
111.168
227.539
Offset 3
110.609
227.577
Offset 4
109.944
227.559
Offset 5
109.023
227.623
Offset 6
108.184
227.916
Offset 7
107.224
228.230
Offset 8
106.270
228.509
Sumber : tugas yang diberikan staff assisten geologi
Offset geologi terlihat dengan Throw heave pada sisi sayap kiri ke arah hulu (timur ke barat) dengan throw 64 Heave 15 meter
Tentukan struktur yang berkembang pada daerah yang dilakukan penelitian? serta sebutkan arah tegasnyanya besar sudut kemiringan sesarnya!
Buatlah penampang baik itu searah long strike dan downdip serta memotong struktur-struktur yang berkembang di daerah penelitian? (konsultasikan lagi ke asisten masing-masing)
Dari penampang batuan yang di berikan tentukan struktur lipatan yang berkembang pada daerah penelitan? Serta sebutkan tipe2 lipatannya!
Pembahasan
Pembuatan Kerangak Peta Geologi
Pembuatan awal peta geologi menggunakan metode 1 titik dan dua titik berdasarkan OC yang diberikan mulain dari OC 1 sampai 9. Adapun cara-cara pemetaan menggunakan metode 1 titik, yaitu :
Plot singkapan di peta topografi (memiliki strike dan dip).
Tarik garis lurus searah dengan arah strike singkapan sehingga garis tersebut menjadi equipotensial.
Untuk mencari garis equipotensial berikutnya dapat dilakukan dengan membuat penampang sehingga dapat memperoleh garis lurus antara garis potensial (spacing). Rumus yang digunakan untuk mencari spacing adalah sebagai berikut :
Spacing = Tan dip x Beda Tinggi
Dari perhitungan sebelumnya maka jarak spacing tersebut di plot di peta topografi dan ditarik garis lurus (garis equipotensial).
Garis equipotensial yang berpotongan dengan garis kontur yang sama diberi tanda.
Dari tanda yang berpotongan dengan garis equipotensial dengan garis kontur tersebut diubungkan sehingga membentuk cropline.
Untuk arah sebarannya ditentukan oleh dip.
Sedangkan untuk pemetaan dengan menggunakan metode 2 titik menggunakan cara-cara sebagai berikut :
Plot dua data dip di peta topografi.
Dari dua data dip yang memiliki ketinggian yang sama ditarik garis lurus sehingga membentuk garis equipotensial.
Untuk mencari garis equipotensial berikutnya dapat dilakukan dengan membuat penampang sehingga dapat memperoleh garis lurus antara garis potensial (spacing). Rumus yang digunakan untuk mencari spacing adalah sebagai berikut :
Spacing = Tan dip x Beda Tinggi
Dari perhitungan sebelumnya maka jarak spacing tersebut di plot di peta topografi dan ditarik garis lurus (garis equipotensial).
Garis equipotensial yang berpotongan dengan garis kontur yang sama diberi tanda.
Dari tanda yang berpotongan dengan garis equipotensial dengan garis kontur tersebut diubungkan sehingga membentuk cropline.
Untuk arah sebarannya ditentukan oleh dip.
Pembuatan Struktur Geologi Pada Peta Geologi
Untuk membuat struktur geologi pada peta geologi langkah awal dalah plot data sesar yang telah diberikan dan plot juga data lipatan sesuai dengan peta geomorfologi yang telah dibuat sebelumnya. Kemudian pada garis sesar di plot throw dan juga heave sesuai dengan pergeseran.
Pembuatan Penampang Long Strike dan Down Dip
Pada pembuatan Long Strike dan Down dip ditarik gari penampang yang mewakili semua litologi. Untuk membuat litologi pada penampang long strike dip tidak dapat diketahui sehingga dip tidak di plot dan pada penampang down dip di pot App. Dip dengan menggunakan rumus :
App. Dip = Tan Dip x sin Bearing
Untuk litologi disesuaikan dengan peta geologi yang telah dibuat.
Sumber : hasil pengerjaan kelompok
Foto 3.1
Penampang singkapan
Sumber : hasil pengerjaan kelompok
Foto 3.2
Peta Sebaran
BAB IV
ANALISA
Pada praktikum kali ini pada hari sabtu tanggal 2 mei 2015 mengenai pemetaan geologi praktikan diberikan beberapa data koordinat untk di plot kedalam peta geologi. Setelah di plot ternyata titik tersebut merupakan suatu batasan – batasan yang menentukan suatu perlapisan. Dari peta geologi ini tedapat 3 jenis litologi, yaitu pasir, alluvial, dan juga lanau yang mempunyai luas sebaran yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan oleh perbedaan kedudukan dari tiap sebaran tersebut berbeda-beda sehingga membuat arah App Dip pun berbeda. Apabila dibuat penampang down dip akan terlihat jelas sebaran lanau bagian barat adalah yang teluas karena mempunyai App Dip dengan sudut yang rendah dan tidak ada dip lapisan lain yang memotong. Sedangkan untuk lanau yang sebelah barat merupakan hasil dan bentuk transportasi formasi batu pasir yang diakibatkan oleh elevasi dari pasir ke daerah lanau semakin rendah.
Selain terdapat suatu perlapisan hal yang perlu diperhatikan adanya struktur pada peta tersebut. Struktur geologi yang terdapat pada peta tersebut dari hasil pengeplotan data merupakan sesar dan lipatan. Lipatan yang terjadi berupa lipatan sinklin asimetri dan sesar normal. Dikatakan adanya sesar normal ini disebabkan karena endapan alluvial di titik 8 berhenti serta faktor pendukung lainnya water devide mengarah ke elevasi yang lebih rendah.s
BAB V
KESIMPULAN
Pembuatan peta geologi dapat dibuat dengan menggunakan motode 1 titik dan metode 2 titik. Pembuatan harus dilakukan dengan tahapan-tahapan yang benar dan sesuai. Dengan membuat garis equipotensial dan membuat tanda pada garis kontur yang mempunyai tanda yang sama lalu menghubungkannya sehingga batasan-batasan sebaran batuan dapat diketahui. Selain itu kerangka dari peta geologi pun terselesaikan.
Penentuan sebaran batuan apa saja yang terdapat pada batasan-batasan sebaran batuan harus disesuaikan dengan litologi untuk tiap kedudukan yaitu bagian litologi serah dip dan tidak searah dengan dip. Dan dikorelasikan dengan kedudukan-kedudukan Outcrop yang lain.
Untuk keberadaan struktur pada peta geologi mengakibatkan pergeseran pada lapisan sehingga arah sebarannya juga mengalami pergeseran. Apabila dibuat penampang down dip maka akan terlihat lapisan yang mengalami pergeseran.
DAFTAR PUSTAKA
DC, Erwyne, 2011, "Pemetaan Geologi", http://erwyne-dc.blogspot.com/2011/12/pemetaan-geologi.html. Diakses hari jum'at pada tanggal 2 Mei 2015 pukul 21.10.
Boby, Hendrik, 2012, "Pemetaan Geologi", http://geoenviron. blogspot.com/2012/01/pemetaan-geologialterasi.html. Diakses hari jum'at pada tanggal 2 Mei 2015 pukul 21.10.
Rizal, Indra, 2013, "Dasar-Dasar Pemetaan", http://geologiterapan. blogspot.com/p/dasar-dasar-pemetaan.html. Diakses hari jum'at pada tanggal 2 Mei 2015 pukul 21.10.