LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM LAPANG PENGENALAN ALAT-ALAT KLIMATOLOGI
(Laporan Praktikum Lapang Agroklimatologi)
Oleh
Ayu Wida Kuswara
1654071012
JURUSAN TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................. i
DAFTAR ISI.......................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang...................................................................... 1
1.2 Tujuan penelitian................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSAKA
2.1 Sejarah BMKG...................................................................... 3
2.2 Sejarah BMKG Lampung..................................................... 5
2.3 Tugas dan Fungsi BMKG..................................................... 6
2.4 Definisi Meteorologi dan Klimatologi................................... 7
2.5 Ruang Lingkup Meteorologi dan Klimatologi...................... 8
2.6 Klasifikasi Meteorologi dan Klimatologi.............................. 8
2.7 Unsur-unsur Cuaca dan Iklim................................................ 9
BAB III METEDOLOGI PERCOBAAN……………………….
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan............................................................................ 35
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Piche Evaporimeter tampak depan ......................................................15
Gambar 2 : piche evaporimeter tampak atas............................................................16
Gambar 3 : Sangkar meteorologi tampak depan......................................................17
Gambar 4 : Sangkar meteorologi tampak atas.........................................................18
Gambar 5 : Penakar hujan Otomatis Type (Hellman) tampak depan......................18
Gambar 6 : Penakar hujan Otomatis Type (Hellman) tampak atas.........................19
Gambar 7 : Psychrometer tampak depan.................................................................20
Gambar 8 : Psychrometer tampak atas....................................................................20
Gambar 9 : Pyranometer tampak depan..................................................................21
Gambar 10 : Pyranometer tampak atas.....................................................................21
I.PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Cuaca adalah keadaan udara pada saat tertentu dan di wilayah tertentu yang relatif sempit dan pada jangka waktu yang singkat. Cuaca itu terbentuk dari gabungan unsur cuaca dan jangka waktu cuaca bisa hanya beberapa jam saja. Di Indonesia keadaan cuaca selalu diumumkan untuk jangka waktu sekitar 24 jam melalui prakiraan cuaca hasil analisis Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG), Departemen Perhubungan. Iklim adalah keadaan cuaca rata-rata dalam waktu satu tahun yang penyelidikannya dilakukan dalam waktu yang lama (minimal 30 tahun) dan meliputi wilayah yang luas.
Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan pebedaan fenomena geosfer yang di pelajari dari sudut pandang kelingkungan, kewilayahan dalam konteks keruangan. Salah satu cabang dari Geografi yaitu Meteorologi dan Klimatologi. Meteorologi adalah ilmu yang mempelajari keadaan rata-rata udara dalam waktu yang singkat ditempat yang sempit. Keadaan rata-rata udara ini disebut cuaca. Klimatologi adalah ilmu yang mmpelajari keaadan rata-rata udara dalam waktu lama dan mencakup wilayah yang luas. Keadaan rata-rata udara daam waktu yang lama ini disebut iklim.
Matahari adalah kendali iklim yang sangat penting dan sumber energi di bumi yang menimbulkan gerak udara dan arus laut. Kendali iklim yang lain, misalnya distribusi darat dan air, tekanan tinggi dan rendah, massa udara, pegunungan, arus laut dan badai. Untuk lebih memahami materi mata kuliah meteorologi dan klimatologi penulis melakukan kunjungan ke Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika stasiun penerbangan yang ada di Branti.
Tujuan
Adapun tujuan dari percobaan ini sebagai berikut:
1.Untuk mengetahui peran dan fungsi Badan Meterorologi dan Geofisika Lampung terhadap bidangmeteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika
2. Untuk mengetahui apa saja alat- alat yang terdapat di dalam Badan Meteorologi dan Geofisika RadenIntan II Lampung
II.TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sejarah Perkembangan BMG
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (disingkat BMKG), sebelumnya bernama Badan Meteorologi dan Geofisika (disingkat BMG) adalah Lembaga Pemerintah Non Departemen Indonesia yang mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang meteorologi,klimatologi, dan geofisika. Sejarah
Sejarah pengamatan meteorologi dan geofisika di Indonesia dimulai pada tahun 1841 diawali dengan pengamatan yang dilakukan secara perorangan oleh Dr. Onnen, Kepala Rumah Sakit di Bogor. Tahun demi tahun kegiatannya berkembang sesuai dengan semakin diperlukannya data hasil pengamatan cuaca dan geofisika.
Pada tahun 1866, kegiatan pengamatan perorangan tersebut oleh Pemerintah Hindia Belanda diresmikan menjadi instansi pemerintah dengan namaMagnetisch en Meteorologisch Observatorium (Observatorium Magnetik dan Meteorologi) yang dipimpin oleh Dr. Bergsma. Pada masa pendudukan Jepang antara tahun 1942 sampai dengan 1945, nama instansi meteorologi dan geofisika tersebut diganti menjadi Kisho Kauso Kusho.
Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, instansi tersebut dipecah menjadi dua yakni:
Biro Meteorologi yang berada di lingkungan Markas Tertinggi Tentara Rakyat Indonesia, Yogyakarta, khusus untuk melayani kepentingan Angkatan Udara.
Jawatan Meteorologi dan Geofisika yang berada di Jakarta dibawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Tenaga.
Pada tanggal 21 Juli 1947, Jawatan Meteorologi dan Geofisika diambil alih oleh Pemerintah Belanda dan namanya diganti menjadi Meteorologisch en Geofisiche Dienst. Sementara itu, ada juga Jawatan Meteorologi dan Geofisika yang dipertahankan oleh Pemerintah Republik Indonesia yang berkedudukan di Jalan Gondangdia, Jakarta.
Pada tahun 1949, setelah penyerahan kedaulatan negara Republik Indonesia dari Belanda, Meteorologisch en Geofisiche Dienst diubah menjadi Jawatan Meteorologi dan Geofisika dibawah Departemen Perhubungan dan Pekerjaan Umum.
Selanjutnya pada tahun 1950, Indonesia secara resmi masuk sebagai anggota Organisasi Meteorologi Dunia (World Meteorological Organization atau WMO) dan Kepala Jawatan Meteorologi dan Geofisika menjadi Permanent Representative of Indonesia with WMO.
Pada tahun 1955, Jawatan Meteorologi dan Geofisika diubah namanya menjadi Lembaga Meteorologi dan Geofisika dibawah Departemen Perhubungan, dan pada tahun 1960 namanya dikembalikan menjadi Jawatan Meteorologi dan Geofisika di bawah Departemen Perhubungan Udara. Namun 10 tahun kemudian diubah lagi menjadi Direktorat Meteorologi dan Geofisika.
Pada tahun 1972, Direktorat Meteorologi dan Geofisika diganti namanya menjadi Pusat Meteorologi dan Geofisika, suatu instansi setingkat eselon II di bawah Departemen Perhubungan, yang pada tahun 1980 statusnya dinaikkan menjadi suatu instansi setingkat eselon I dengan nama Badan Meteorologi dan Geofisika, dengan kedudukan tetap berada dibawah Departemen Perhubungan.
Pada tahun 2002, melalui Keputusan Presiden RI Nomor 46 dan 48 tahun 2002, struktur organisasinya diubah menjadi Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) dengan nama tetap Badan Meteorologi dan Geofisika.
Terakhir, melalui Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2008, BMG berganti nama menjadi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika dengan status tetap sebagai Lembaga Pemerintah Non Departemen.[1][2]
a. Tugas, fungsi dan kewenangan
Tugas dan fungsi
pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika koordinasi kegiatan fungsional di bidang meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika memfasilitasi dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah dan swasta di bidang meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika penyelenggaraan pengamatan, pengumpulan dan penyebaran, pengolahan dan analisis serta pelayanan di bidang meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika penyelenggaraan kegiatan kerjasama di bidang meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika. penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum, persandian, perlengkapan dan rumah tangga.
Kewenangan
penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan secara makro penetapan sistem informasi di bidangnya penetapan standar teknis peralatan serta pelayanan meteorologi penerbangan dan maritime pengaturan sistem jaringan pengamatan meteorologi dan klimatologi pemberian jasa meteorologi dan klimatologi pengamatan dan pemberian jasa geofisika. pengamatan dan pemberian jasa kualitas udara pengaturan sistem jaringan pengamatan geofisika penetapan standar teknis peralatan meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika.
b. Struktur Organisasi
BMKG dipimpin oleh seorang Kepala berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. BMKG memiliki 2 deputi sebagai berikut:
Deputi Bidang Observasi, terdiri dari: Pusat Tata Laksana Observasi, Pusat Sistem Instrumentasi dan Kalibrasi, serta Pusat Sistem Jaringan Observasi.
Deputi Bidang Sistem Data dan Informasi, terdiri dari: Pusat Sistem Informasi Data Meteorologi, Pusat Sistem Informasi Data Klimatologi dan Kualitas Udara, serta Pusat Sistem Informasi Data Geofisika.
BMKG memiliki 5 Balai Besar:
Balai Besar Wilayah I Medan
Balai Besar Wilayah II Ciputat
Balai Besar Wilayah III Denpasar
Balai Besar Wilayah IV Makassar
Balai Besar Wilayah V Jayapura
masing-masing Balai Besar membawahi sejumlah Stasiun BMKG. (Sabaruddin,2014).
2.2 Sejarah BMG Lampung
Provinsi Lampung dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 tahun 1964 tanggal 8 maret 1964 dengan luas wilayah 3.301.784 ha, luas daratan sekitar 35.376 km
Dengan garis pantai 1.105 km. Secara geografis terletak pada 103.05° – 103.45° Bujur Timur dan 03.45° – 06.45° Lintang Selatan, sehingga secara umum Provinsi Lampung beriklim tropis. Pada bagian barat Lampung bertipe A dan B, sedangkan bagian timur lampung bertipe C, D dan E (tipe iklim Oldeman). Untuk pola musim pada umumnya berpola monsunal, dimana terdapat perbedaan yang nyata antara musim penghujan dan kemarau serta mempunyai 1(satu) puncak musim.Dengan beragamnya tipe iklim yang terdapat di Lampung maka BadanMeteorologi dan Geofisika sangat diperlukan.
Badan Meteorologi dan Geofisika Lampung telah berdiri sejak tahun 1963 dan terdiri dari beberapa stasiun yang berdiri beberapa tahun kemudian, untuk pelayanan khusus penerbangan pada Bandara Radin Intan II Lampung (ketika itu Bandara Branti) selanjutnya mulai tahun 1976 pelayanan Stasiun Meteorologi Raden Inten II Bandar Lampung tidak hanya melayani penerbangan saja namun ditingkatkan pada pelayanan iklim dan perairandan mendapat tugas tambahan sebagai Stasiun Koordinator BMG Provinsi Lampung.
Untuk pelayanan kegempaan dimulai tahun 1982 dengan berdirinya StasiunGeofisika Kotabumi di Mulang Maya Kabupaten Lampung Utara
Seiring dengan makin meningkatnya akan permintaan jasa iklim untuk pertanian,perkebunan dan lingkungan hidup maka pada tahun 1995 didirikan Stasiun Meteorologi Maritim Lampung yang berlokasi di Pelabuhan Panjang Kota BandarLampung.
Dengan bantuan pemerintah Kabupaten Lampung Barat pada tahun 2006 didirikan Stasiun BMG Terpadu Liwa, yang kegunaannya adalah untuk pelayanan kegempaan dan iklim daerah Lampung Barat pada khususnya, pembangunan stasiun BMG Terpadu ini penyediaan lahan dan infrastruktur difasilitasi oleh PemerintahKabupaten Lampung Barat sedangkan BMG menyediakan peralatan dan Sumber Daya Manusianya.
Visi dan Misi Badan Meteorologi dan Geofisika
Visi Badan Meterorologi dan Geofisika
Terwujudnya BMG yang tanggap dan mampu memberikan pelayanan meteorologi,klimatologi, kualitas udara dan geofisika yang handal guna mendukung keselamatan dankeberhasilan pembangunan nasional serta berperan aktif di tingkat internasional.
Misi Badan Meteorologi dan Geofisika
1. Mengamati dan memahami fenomena Meteorologi, Klimatologi, Kualitas udara danGeofisika
2. Menyediakan data dan informasi Meteorologi, Klimatologi, Kualitas udara danGeofisika yang handal dan terpercaya
3. Melaksanakan dan mematuhi kewajiban internasional dalam bidang Meteorologi,Klimatologi, Kualitas udara dan Geofisika
4. Mengkoordinasikan dan memfasilitasi kegiatan di bidang Meteorologi, Klimatologi,Kualitas udara dan Geofisika(Hendayana, 2011).
2.3. Tugas dan Fungsi Badan Meteorologi dan Geofisika
BMG mempunyai status sebuah Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND), dipimpinoleh seorang Kepala Badan. BMG mempunyai tugas :
Melaksanakan tugas pemerintahan di bidang Meteorologi dan Klimatologi, KualitasUdara, dan Geofisika sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Badan Meteorologi dan Geofisika menyelenggarakanfungsi :
1. Mengkaji dan menyusun kebijakan nasional di bidang meteorologi, klimatologi,kualitas udara dan geofisika.
2. Mengkoordinasi kegiatan fungsional di bidang meteorologi, klimatologi, kualitasudara dan geofisika.
3. Memfasilitasi dan membina kegiatan instansi pemerintah dan swasta di bidangmeteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika.
4. Menyelenggaraan pengamatan, pengumpulan dan penyebaran, pengolahan dananalisis serta pelayanan di bidang meteorologi, klimatologi, kualitas udara dangeofisika.
Menyelenggaraan kegiatan kerjasama di bidang meteorologi, klimatologi, kualitas udara dangeofisika.
1. Menyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidangperencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian,keuangan, kearsipan, hukum, persandian, perlengkapan dan rumah tangga.
Dalam melaksanakan fungsi, Badan Meteorologi dan Geofisika mempunyai kewenangan:
1. Penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya.
2. Perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan secara makro.
3. Penetapan sistem informasi di bidangnya.
4. Penetapan standar teknis peralatan serta pelayanan meteorologi penerbangan danmaritime.
5. Pengaturan sistem jaringan pengamatan meteorologi dan klimatologi.
6. Pemberian jasa meteorologi dan klimatologi(Nurmala, dkk. 2012).
2.4. Definisi Meteorologi dan Klimatologi
Geografi mengkaji bumi dalam hubungannya dengan manusia.Oleh sebab itu, didalam studi geografi, geografi dikelompokkan menjadi geografi fisis dan geografi manusia.Berkaitandengan kehidupan yang mencakup kehidupan manusia, hewan, dan tumbuhan yang menempati bagian permukaan bumi yang berupa daratan dan lautan ditambah lagi denganudara di atasnya, maka pokok-pokok yang dibahas di dalam geografi fisis yang terdiri ataslitosfer, hidrosfer, biosfer, dan atmosfer.Dengan demikian diperkenalkan berbagai hasil kajian geologi, geomorfologi, oseanografi, meteorologi, dan klimatologi.
Meteorologi adalah ilmu yang mempelajari keadaan rata-rata udara dalam waktu yang singkat di tempat yang sempit. Keadaan rata-rata udara ini di sebut cuaca.Waktu singkatyang dimaksud dalam cuaca tersebut adalah waktu sesaat yang berlangsung dalam hari, jam atau menit.Dengan demikian meteorologi adalah ilmu yang mempelajari cuaca yangberlangsung sesaat di suatu tempat yang sempit.
Klimatologi adalah ilmu yang memperlajari keadaan rata-rata udara dalam waktu yang lama dan mencakup wilayah yang luas.Keadaaan rata-rata udara dalam waktu yang lama disebut iklim.Waktu yang lama berdasarkan perjanjian internasional kurang lebih 30 tahun.Bagi pembaca yang sedang belajar menganalisis iklim di suatu wilayah, untuk berlatih waktu yang lama berlangsung sekurang-kurangnya 10 tahun. Dengan demikian, klimatologi adalah ilmu yang mempelajari iklim yang berlangsung lama di wilayah yang luas (Tjasjono,1999).
2.5. Ruang Lingkup Meteorologi dan Klimatologi
Cuaca dalam geografi fisis termasuk bagian dari atmosfer. Cuaca merupakan keadaan fisis atmosfer yang dapat diungkapkan dengan melakukan pengukuran atau pengamatan dari unsur : suhu udara, curah hujan, tekanan udara, kelengasan udara, laju serta arah angin,perawanan dan penyinaran matahari.
Iklim merupakan keadaan yang mencirikan atmosfer suatu daerah dalam jangka waktu yang lama dan dapat diungkapkan dengan dilakukan pengukuran atau pengamatan berbagai unsur cuaca yang dilakukan dalam periode waktu tertentu (sekurang-kurangnya 10 tahun).Unsur cuaca biasanya disebut juga sebagai unsur iklim.
Prawirowardoyo (1996) menjelaskan bahwa meteorologiwan dalam mempelajari keadaan fisis atmosfer dan dinamis serta interaksinya dengan permukaan bumi menggunakan hokum fisika dan teknik matematika. Klimatologiwan dalam mempelajari iklim di suatu wilayah bertumpu pada teknik statistic (Soejitno,1976).
2.6. Klasifikasi Meteorologi
Meteorologi sebagai ilmu pengetahuan, dikelompokkan menjadi dua yaitu MeteorologiTeoritis dan Meteorologi Praktis yang masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut;
Meteorologi Teoritis terdiri dari 3 bagian, yaitu :
1. Meteorologi Dinamis yaitu meteorologi yang mengamati tenaga-tenaga pendoronggerakan udara dan transformasi panas.
2. Meteorologi Fisis yaitu mempelajari proses-proses fisis yang murni seperti penguapan,presipitasi, gejala optik, akuistik, dan elektris dalam angkasa.
3. Meteorologi Statistik atau Klimatologi mempelajari keadaan rata-rata, ekstrem-ekstrem frekuensi serta persebaran berbagai unsur cuaca (penyinaran matahari,suhu, lengas udara, penguapan, keawanan, curah hujan, angina, tekanan udara).
Meteorologi Praktis terdiri dari 8 macam, yaitu:
1. Meteorologi Sinopsis yaitu mempelajari proses atmosferis dengan bantuan pengamatan sewaktu, untuk wilayah yang amat luas. Manfaatnya dapat untuk menganalisa kondisi cuaca pada saat bersangkutan dan meramalkan cuaca mendatang.
2. Meteorologi Aeronantis yaitu mempelajari meteorologi dalam bidang penerbangan.
3. Meteorologi Maritim yaitu mempelajari meteorologi dalam bidang pelayaran danperikanan.
4. Meteorologi Perairan (Hidrometeorologi ) untuk mengkaji permasalahan persediaan airdan irigasi untuk pertanian, perikanan, peternakan, kehutanan, pelistrikan dan sebagainya.
5. Meteorologi Udara untuk mengamati kondisi udara bebas.
6. Meteorologi Medis untuk meneliti pengaruh iklim atau unsur cuaca terhadapkesehatan, psikis dan fisik manusia.
7. Meteorologi Pertanian untuk mengkaji pengaruh cuaca terhadap tanaman budidaya.
8. Meteorologi Sempit (Mikrometeorologi) untuk meneliti perbedaan antara cuaca dan iklimuntuk ruang dan wilayah yang sempit.
2.7. Unsur-unsur Cuaca dan Iklim
Ada beberapa unsur yang mempengaruhi cuaca dan iklim, yaitu suhu udara, tekanan udara,kelembaban udara dan curah hujan.
1. Suhu Udara Suhu udara adalah keadaan panas atau dinginnya udara.Alat untuk mengukur suhu udara atau derajat panas disebut thermometer. Biasanya pengukuran dinyatakan dalam skala Celcius (C), Reamur (R), dan Fahrenheit (F).
Suhu udara tertinggi di muka bumi adalah didaerah tropis (sekitar ekuator) dan makin ke kutub, makin dingin. Di lain pihak, pada waktu kita mendaki gunung, suhu udara terasa dingin jika ketinggian bertambah. Kita sudah mengetahui bahwa tiap kenaikan bertambah 100 meter, suhu udara berkurang (turun) rata-rata 0,6o C. Penurunan suhu semacam ini disebut gradient temperatur vertikal atau lapse rate.
Pada udara kering, besar lapse rate adalah 1 C.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya suhu udara suatu daerah adalah:
1. Lama penyinaran matahari.
2. Sudut datang sinar matahari.
3. Relief permukaan bumi.
4. Banyak sedikitnya awan.
5. Perbedaan letak lintang.
Untuk mengetahui temperatur rata-rata suatu tempat digunakan rumus:
Tx = To–0,6 x
Keterangan:
Tx = temperatur rata rata suatu tempat (x) yang dicari
To = temperatur suatu tempat yang sudah diketahui
h = tinggi tempat (x)
2. Tekanan Udara
Kepadatan udara tidak sepadat tanah dan air.Namun udarapun mempunyai berat dan tekanan.Besar atau kecilnya tekanan udara, dapat diukur dengan menggunakan barometer. Orang pertama yang mengukur tekanan udara adalah Torri Celli (1643).Alat yang digunakannya adalah barometer raksa.Tekanan udara menunjukkan tenaga yang bekerjauntuk menggerakkan masa udara dalam setiap satuan luas tertentu.Tekanan udara semakin rendah apabila semakin tinggi dari permukaan laut.Satuan ukuran tekanan udara adalah milibar (mb).
1 mb = mm tekanan air raksa (t.a.r) atau 1.013 mb = 76 cm t.a.r. =1 atmosfer
Garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang sama tekanan udaranya disebut isobar.
Bidang isobar ialah bidang yang tiap-tiap titiknya mempunyai tekanan udara sama. Jadi perbedaan suhu akan menyebabkan perbedaan tekanan udara. Daerah yang banyak menerima panas matahari, udaranya akan mengembang dan naik. Oleh karena itu, daerah tersebut bertekanan udara rendah. Ditempat lain terdapat tekanan udara tinggi sehingga terjadilah gerakan udara dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan udara rendah.Gerakan udara tersebut dinamakan angin.
3. Angin
Angin adalah udara yang bergerak. Ada tiga hal penting yang menyangkut sifat angin yaitu
a) Kekuatan AnginMenurut hukum Stevenson, kekuatan angin berbanding lurus dengan gradientbarometriknya. Gradient baromatrik ialah angka yang menunjukkan perbedaan tekananudara dari dua isobar pada tiap jarak
15 meridian (111 km).
b) Arah Angin
Satuan yang digunakan untuk besaran arah angin biasanya adalah derajat
c) Kecepatan angin
4. Kelembaban Udara
Di udara terdapat uap air yang berasal dari penguapan samudera (sumber yang utama).Sumber lainnya berasal dari danau-danau, sungai-sungai, tumbuh-tumbuhan, dan sebagainya. Makin tinggi suhu udara, makin banyak uap air yang dapat dikandungnya.Hal ini berarti makin lembablah udara tersebut.Alat untuk mengukur kelembaban udara dinamakan hygrometer atau psychrometer. Ada dua macam kelembaban udara:
o Kelembaban udara absolut, ialah banyaknya uap air yang terdapat di udara padasuatu tempat. Dinyatakan dengan banyaknya gram uap air dalam 1 m³ udara
o Kelembaban udara relatif, ialah perbandingan jumlah uap air dalam udara(kelembaban absolut) dengan jumlah uap air maksimum yang dapat dikandung olehudara tersebut dalam suhu yang sama dan dinyatakan
5. Curah Hujan
Curah hujan yaitu jumlah air hujan yang turun pada suatu daerah dalam waktu tertentu.Alatuntuk mengukur banyaknya curah hujan disebut Rain gauge.
Curah hujan diukur dalamharian, bulanan, dan tahunan. Curah hujan yang jatuh di wilayah Indonesia dipengaruhi olehbeberapa faktor antara lain:
bentuk medan/topografi
arah lereng medan
arah angin yang sejajar dengan garis pantai
jarak perjalanan angin di atas medan datar
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
1.Piche Evaporimeter
Gambar Tampak Depan Gambar Tampak Atas
2
1
3
Piche berfungsi, untuk mengukur besarnya penguapan yang terjadi pada permukaan basah (kertas saring).
Bagian-bagian piche evaporimeter:
Pipa gelas yang panjangnya + 20 Cm dan garis tengahnya + 1,5 Cm. Pada pipa gelas terdapat skala, yang menyatakan volume air dalam Cm3 atau persepuluhnya. Ujung bawah pipa gelas terbuka dan ujung atasnya tertutup dan dilenghkapi dengan tempat menggantungkan alat tersebut.
Piringan kertas filter berbentuk bulat. Kertas ini berpori-pori banyak sehingga mudah menyerap air. Kertas filter dipasang pada mulut pipa terbuka.
Penjepit logam, yang berbentuk lengkungan seperti lembaran per. Per ujung yang melekat disekeliling pipa dan ujung lainnya berbentuk sama dengan diameter pipa.
Cara Kerja Piche Evaporimeter
Secara garis besar cara pengamatan evapotranspirometer yaitu memegang gelas pada posisi terbalik (lubangnya di atas), kemudian mengisi pipa gelas tersebut dengan air suling atau air hujan. Air tersebut diisikan sampai kira-kira 1,5 cm dari mulut pipa. Selanjutnya yaitu menyisipkan kertas filter antara mulut pipa dengan penjepit sedemikian rupa sehingga letaknya konsentris. Lalu kertas filter dijepit agar letaknya stabil. Setelah pemasangan kertas filter selesai, kedudukan pipa dibalik sehingga mulutnya menjadi di bawah. Keadaan ini membuat air merembes kedalam pori-pori keras filter sehingga kertas menjadi basah. Setelah kertas filter basah seluruhnya, alat tersebut kemudian digantung pada standarnya yang terdapat dalam sangkar meteorology
2.Sangkar Meteorologi
Gambar Tampak Depan Gambar Tampak Atas
5
1
2
3
4
Pemasangan alat meteorologi dalam sangkar dimaksudkan agar hasil pengamatan dari tempat dan waktu yang berbeda dapat dibandingkan. Selain itu alat yang berada didalamnya terlindung dari radiasi matahari secara langsung, hujan dan debu.
Bagian-bagian sangkar meteorologi:
termometer bola kering(kiri),
termometer bola basah(kanan),
termometer maximum(atas),
termometer minimum(bawah), dan ;
evaporimeter jenis piche.
Cara kerja Sangkar Meteorologi
Sangkar dengan tinggi 120 cm dipasang diatas tanah berumput pendek yang terletak paling dekat dua kali (sebaiknya 4 kali) tinggi benda yang berada disekitarnya. Pada dinding sangkar dibuat kisi-kisi yang memungkinkan terjadinya aliran udara sehingga temperatur dan kelembaban dalam sangkar mendekati atau sama dengan temperatur dan kelembaban diluar sangkar. Sangkar dipasang degan pintu yang menghadap utara selatan, sehingga alat yang ada didalamnya tidak terkena radiasi matahari secara langsung. Jika matahari berada di utara katulistiwa maka pintu yang menghadap ke selatan yang dibuka.
3.Penakar Hujan Observatorium (OBS)
Gambar Tampak Depan Gambar Tampak Atas
1
2
3
5
4
Penakar hujan OBS berfungsi untuk mengukur jumlah curah hujan yang jatuh pada permukaan tanah dalam periode waktu 24 jam. Jumlah curah hujan yang terukur dinyatakan dalam satuan mm. Panakar hujan OBS, pada pengamatan Agroklimat diamati tiap jam 07.00 waktu setempat, sedangkan untuk pengamatan sinoptik diamati tiap jam. Pancatatan data curah hujan hasil pengukuran dinyatakan dalam bilangan bulat. Apabila tidak ada hujan ditulis strip (-). Bila curah hujan yang terukur kurang dari 0.5 mm maka ditulis 0, jika lebih dari 0.5 ditulis 1.
Panakar hujan OBS terdiri dari lima bagian utama yaitu:
Corong penakar yang berbentuk lingkaran yang dapat dilepas dengan luas 100 cm persegi.
Tabung panampung air hujan.
Kran untuk mengeluarkan air
Penyangga
Gelas ukur dengan skala 0 – 25 mm.
Cara Kerja Penakar Hujan Observatorium (OBS)
Saat terjadi hujan, air hujan yang tercurah masuk dalam corong penakar. Air yang masuk dalam penakar dialirkan dan terkumpul di dalam tabung penampung. Pada jam-jam pengamatan air hujan yang tertampung diukur dengan menggunakan gelas ukur. Apabila jumlah curah hujan yang tertampung jumlahnya melebihi kapasitas ukur gelas ukur, maka pengukuran dilakukan beberapa kali hingga air hujan yang tertampung dapat terukur semua.
4.Penakar hujan Otomatis Type Hellman
Gambar Tampak Atas Gambar Tampak Depan
1
5
2
3
6
4
Data yang dihasilkan hujan dengan alat ini adalah waktu (saat) terjadinya hujan (jam), periode hujan (jam), intensitas curah hujan (mm/menit atau mm/jam) dan jumlah curah hujan (mm) .
Penakar hujan otomatis type Helllman terdiri dari beberapa bagian utama yaitu;
Corong penakar dengan luas 200 cm persegi.
Tabung dengan pelampung yang dihubungkan dengan pena.
Jam pemutar dan kertas pias.
Pipa siphon untuk menentukan batas ketinggian air pada tabung pelampung 10 mm.
Panci penampung air hujan
Body penakar.
Cara Kerja Penakar hujan Otomatis Type Hellman
Saat terjadi hujan, air hujan yang tercurah masuk dalam corong penakar. Air yang masuk dalam corong penakar dialirkan masuk dalam tabung pelampung. Pergerakan pena akan membentuk grafik pada pias yang diputar oleh jam pemutar, dimana sumbu X adalah waktu antara jam 07.00 hari ini sampai jam 07.00 hari esok dan sumbu Y adalah jumlah curah hujan dengan nilai 0 – 10 mm. Setelah mencapai nilai 10 mm pada pias, air yang tertampung dalam tabung pelampung dikeluarkan melalui pipa siphon dan pena turun hingga nilai 0 pada pias. Air yang dikeluarkan dari tabung pelampung kemudian tertampung dalam penci penampung dan pada saat penggantian pias, air yang tertampung ditakar dengan gelas ukur dan dicatat pada pias.
5.Psychrometer
Gambar Tampak Depan Gambar Tampak Atas
1
2
3
4
Psychrometer adalah alat untuk mengukur kelembaban relatif udara. Alat ini menggunakan dua termometer, yaitu termometer bola kering dan termometer bola basah. Dan dinyatakan dalam derajat celcius.
Bagian-bagian psychrometer:
Termometer Bola Kering, yang digunakan untuk mengukur suhu udara biasa
Termometer Bola Basah, yang digunakan untuk mengukur suhu udara jenuh atau lembab.
Kain
Air suling
Cara kerja Psychrometer:
Pada termometer bola basah tabung air raksa dibasahi agar suhu yang terukur adalah suhu saturasi atau titik jenuh, yaitu suhu yang diperlukan agar uap air dapat berkondensasi. Suhu termometer bola basah lebih dingin dibandingkan dengan termometer bola kering. Perbedaan suhu antara termometer bola kering dan termometer bola basah dapat digunakan untuk mneghitung jumlah uap air di udara.
6.Pyranometer
Gambar Tampak Depan Gambar Tampak Atas
1
2
3
4
Pyranometer atau solarmeter digunakan untuk mengukur besarnya pengaruh radiasi cahaya pada permukaan bidang dengan satuan W/m2.
Bagian-bagian pyranometer
sensor terdiri dari beberapa lempeng logam yang di cat hitam dan putih.kadang hanya cat hitam
Glass dome.
Pengatur level (perata-rata air) / waterpass.
Bagian internal terdiri dari : (1) diagram circuit thermo, (2) kontainer silica gel.
Cara Kerja Pyranometer
Sinar matahari/radiasi yang datang secara langsung maupun yang dipancarkan atmosfir (radiasi solar global) dan yang dihamburkan langit akan menembus glass dome. Radiasi dengan panjang gelombang sampai dengan 3.0 microns akan diteruskan ke lempeng logam hitam dan putih. Lempeng logam hitam akan mengabsorbsi panas radiasi sementara lempeng putih akan memantulkan radiasi sehingga terjadi perbedaan temperatur diantara kedua jenis lempeng logam ini. Perbedaan temperatur dari kedua lempeng ini dihubungkan ke circuit thermojunctions yang mengubah besaran panas menjadi perbedaan tegangan potensial diantara kedua ujung lempeng.
III.METODOLOGI PERCOBAAN
Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilakukan pada tanggal 5 April 2017.Sedangkan tempat dilakukannya praktikum ini di stasiun Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika yang terletak di Pesawaran.
3.2Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah handphone,alat tulis.
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil kuliah kerja lapangan yang dilakukan, dapat mengetahui bahwa BadanMeteorologi dan Geofisika yang ada di Bandara Raden Intan II berfungsi sebagai pengamat cuaca guna kepentingan penerbangan keberbagai daerah. Dengan berbagai peralatanyang cukup memadai, Meteorologi berasal dari dua kata yang mempunyai makna /arti yaitu : Meteoros : benda yang ada di dalam udara Logos : ilmu/kajian. Jadi Meteorologi adalah : ilmu yang mempelajari proses fisis dan gejala cuaca yang terjadi di lapisan atmosfer (troposfer) sedangkan Klimatologi berasal dari kata Klima: kemiringan bumi (lintang tempat) dan logos: ilmu. Jadi klimatologi adalah : ilmu yang mencari gambaran dan penjelasan sifat iklim, mengapa berbeda, keterkaitan degan aktivitas manusia.Ilmu ini di dalam nya mempelajari Atmosfer bumi yang terdiri dari beberapa lapisan yaitu troposfer lapisan paling bawah dari atmosfer, stratosfer, mesosfer , termosfer dan eksofer.
Dalam mempelajari hal tersebut ada satu badan yang bertugas memberikan informasi keadaan dari lapisan – lapisan tersebut, yaitu Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (disingkat BMKG), sebelumnya bernama Badan Meteorologi dan Geofisika (disingkat BMG) adalah Lembaga Pemerintah Non Departemen Indonesia yang mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang meteorologi,klimatologi, dan geofisika
Alat-alat yang terdapat di BMKG antara lain:
Thermohigrograph , Open Pan Evaporimeter , Piche , Gun Bellani , Penakar Hujan Obs , Actinograph Bimetal , Penakar Hujan Tipe Helman , Campbell Stokes , Automatic Rain Sampler , Thermometer Bola Basah (Bb) , High Volume Sampler , Thermometer Bola Kering (Bk) , Lightning Detector , Thermometer Maximum , Synergie (Meteo France International Weather) , Thermometer Minimum , Display Radar Cuaca , Piche Evaporimeter , Automatic Weather Station (Aws) , Thermometer Tanah Gundul & Berumput , Very Small Aparture Terminal , Internet Protocol (Vsat-Ip) , Barometer.
B. Saran
Mengikuti kunjungan ke Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Provinsi Lampung untuk menambah wawasan. Semoga Laporan ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan yang ingin tahu tentang BMKG. Dan dalam hal ini, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar nantinya di dalam laporan selanjutnya hasilnya dapat lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Nurmala, dkk. 2012. Pengantar Ilmu Pertanian. Bandung. Graha Pustaka.
Sabaruddin, Laode. 2014. Agroklimatologi Aspek-aspek Klimatik untuk Sistem Budidaya Tanaman. Bandung: Alfa Beta.
Soejitno, 1976. Dasar-Dasar Pengamatan Meteorologi Permukaan.Akademi Meteorologi dan Geofisika, Jakarta. Grafika Pustaka
Tjasjono,B. 1999. Klimatologi Umum. Bandung. Penerbit ITB