BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Latar Belakang Belakang
Masa globalisasi menuntut adanya perkembangan dan perubahan di segala bidang salah satu diantaranya adalah bidang kesehatan. Dengan berbagai inovasi yang yang dilaku dilakukan kan di bidang bidang keseha kesehatan tan,, perubah perubahan an bidang bidang ilmu ilmu pengeta pengetahuan huan dan tekhnologi, maka terjadi peningkatan usia harapan hidup warga Indonesia dan ini memberikan dampak tersendiri dalam upaya peningkatan derajat/status kesehatan penduduk. Penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk mencapai peningkatan derajat hidup sehat bagi setiap penduduk adalah merupakan hakekat pembangunan kesehatan yang termuat di dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) dengan tujuan agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional. Agar tujuan tersebut tersebut dapat tercapai tercapai secara secara optimal, optimal, diperlukan diperlukan partisipasi partisipasi aktif dari seluruh seluruh anggot anggotaa masyar masyaraka akatt bersam bersamaa petugas petugas kesehat kesehatan. an. Hal ini sesuai sesuai dengan dengan telah telah diberlakukannya UU No. 23 tahun 1992 yaitu pasal 5 yang menyatakan bahwa setiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga dan lingkungan. Peningkatan taraf hidup masyarakat Indonesia di berbagai bidang kehidupan meng mengak akib ibat atka kan n
perge pergese sera ran n
pola pola kehi kehidup dupan an masy masyar araka akatt
diant diantar aran anya ya bida bidang ng
kesehatan. kesehatan. Dengan berkembangnya berkembangnya Paradigma Paradigma “Sehat-Sa “Sehat-Sakit”, kit”, saat ini telah terjadi perge pergeser seran, an, antara antara lain: lain: perubah perubahan an upaya upaya kurati kuratiff menjad menjadii upaya upaya preven preventif tif dan promotif, promotif, dan segi kegiatan yang pasif menunggu masyarakat masyarakat berobat berobat ke unit-unit unit-unit pelayanan kesehatan menjadi kegiatan penemuan kasus yang bersifat aktif. Hal ini akan akan member memberikan ikan kesemp kesempata atan n seluas seluas-lu -luasn asnya ya kepada kepada masyar masyarakat akat untuk untuk ikut ikut berperan serta secara aktif dalam uoaya peningkatan p eningkatan status kesehatannya. Masyarakat atau komunitas sebagai bagian dari subyek dan obyek pelayanan kesehatan dan dalam seluruh proses perubahan hendaknya perlu dilibatkan secara lebih aktif dalam usaha peningkatan status kesehatannya dan mengikuti seluruh kegiatan kesehatan komunitas. Hal ini dimulai dari pengenalan masalah kesehatan samp sampai ai pena penangg nggul ulang angan an masa masala lah h denga dengan n meli melibat batkan kan indi indivi vidu du,, kelu keluar arga ga dan dan kelompok dalam masyarakat.
2 Dalam upaya meningkatkan kemampuan bekerja dengan individu; keluarga dan kelomp kelompok ok di tatana tatanan n pelaya pelayanan nan keseha kesehatan tan komuni komunitas tas dengan dengan menera menerapak pakn n konsep konsep keseha kesehatan tan dan kepera keperawat watan an komuni komunitas tas,, serta serta sebaga sebagaii salah salah satu satu upaya upaya menyiapkan tenaga perawat profesional dan mempunyai potensi keprawatan secara mandiri sesuai dengan kompetensi yang harus dicapai, maka mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Angkatan III Kelompok 3 Gerbong II melaksanakan Praktik Klinik Keperawatan Komunitas di RT 01-04 RW II Kelurahan Wiyung Kecamatan Wiyung Kotamadya Surabaya dengan dengan menggu menggunaka nakan n 3 pendeka pendekatan tan,, yaitu yaitu pendekat pendekatan an keluar keluarga, ga, kelomp kelompok ok dan masyarakat. Pendekatan keluarga dilakukan dengan cara setiap mahasiswa mampunyai satu keluarga binaan dengan resiko tinggi sebagai kasus keluarga yang tersebar di RW II. II. Pende Pendeka kata tan n seca secara ra kelo kelomp mpok ok dila dilaku kuka kan n denga dengan n cara cara pemb pemben entu tuka kan n kelo kelom mpok pok
ker kerja
kese keseha hattan, an,
pemb pemben enttukan ukan
kel kelompo ompok k
ker kerja
lanj anjut
usi usia,
member memberday dayakan akan kader kader kesehat kesehatan an dan PKK PKK serta serta menday mendayagun agunaka akan n kelomp kelompok ok karang taruna. Dengan pendekatan dari masing-masing komponen diharapkan dapat memberikan memberikan hasil yang lebih nyata kepada masyarakat masyarakat.. Sedangkan Sedangkan pendekatan pendekatan masyarakat sendiri dilakukan melalui kerjasama yang baik dengan instansi terkait, Pokjakes dan seluruh komponen desa untuk mengikut sertakan warga dalam upaya pencegahan dan peningkatan kesehatan. Masyarakat yang dimotori oleh Pokjakes dihar diharapk apkan an dapat dapat meng mengen enal al masa masala lah h keseha kesehata tan n yang yang terj terjadi adi di wila wilaya yahn hnya ya,, membuat membuat keputu keputusan san tindaka tindakan n keseha kesehatan tan bagi anggota anggota keluar keluarga/ ga/mas masyar yaraka akatny tnya, a, mamp mampu u memb member erik ikan an peraw perawat atan an,, menc mencip ipta taka kan n lingk lingkun unga gan n yang yang seha sehatt sert sertaa memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat. Sela Selain in itu, itu, sela selama ma pros proses es bela belaja jarr klin klinik ik di komu komuni nita tas, s, maha mahasi sisw swaa mengidentifikasi populasi dengan resiko tinggi dan sumber yang tersedia untuk bekerjasama dengan komunitas dalam merancang, melaksanakan dan mengevaluasi perub perubaha ahan n kemuni kemunitas tas dengan dengan penerap penerapan an proses proses kepera keperawat watan an komuni komunitad tad dan pengorganisasian komunitas. Harapan yang ada, masyarakat akan mandiri dalam upaya meningkatkan status kesehatannya.
1.2 Tu Tujua juan n
1 .2 .1
Tujuan Um Umum
Setelah menyelesaikan pengalaman praktik klinik keperawatan komunitas, mahasiswa mampu menerapkan asuhan kepeawatan komunitas pada setiap area
3 pelay pelayana anan n keperaw keperawata atan n di komuni komunitas tas dengan dengan pendeka pendekatan tan proses proses kepera keperawat watan an komunitas dan pengorganisasian komunitas.
1 .2 .2
Tujuan uan Kh Khusu usus
Setelah Setelah menyelesaik menyelesaikan an praktik praktik klinik klinik keperawatan keperawatan komunitas, komunitas, mahasiswa mahasiswa mampu: 1)
Mener nerapkan kan strategi yang tepat dalam mengka gkaji kom komuni unitas
2)
Menen nentukan kan di diagnos nosa ke keseha ehatan da dan ke keperawa awatan ko komunitas un untuk
komunitas yang spesifik berdasarkan analisa epidemiologi 3)
Menerapkan pendidikan kesehatan yang spesifik dan strategi
orga organi nisa sasi si komu komuni nita tass dalam dalam menga mengada daka kan n peru peruba bahan han sert sertaa peni pening ngkat katan an kesehatan komunitas 4)
Melaksanakan per perawat watan ke kesehat hatan kom komuni unitas ber berdasarkan fa faktor
resiko personal, sosial dan lingkungan 5)
Mengkoordinasi sumber-sumber yang ada di komunitas untuk
meningkatkan kesehatan komunitas 6)
Menerapkan proses pen penelitian dan pengetahuan penelitian untuk
mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan 7)
Mende ndemons onstrasikan kan karakteristik peran profesional, berfikir kir kritis,
belajar mandiri dengan keterapilan komunikasi yang efektif dan kepemimpinan di dalam komunitas.
1.3 Manfa Manfaat at
1.3. 1.3.1 1
Unt Untuk Maha Mahasi sisw swa a
1) Dapat Dapat mengapl mengaplika ikasik sikan an konsep konsep kesehatan kesehatan komunita komunitass secara secara nyata nyata kepada masyarakat. 2) Bela Belaja jarr menj menjad adii mode modell prof profes esio iona nall dala dalam m mene menera rapk pkan an asuh asuhan an keperawatan komunitas 3) Meningka Meningkatka tkan n kemamp kemampuan uan berfik berfikir ir kriti kritis, s, analiti analitis, s, dan bijaksan bijaksanaa dalam menghadapi dinamika masyarakat 4) Meni Mening ngka kattkan kan
ket keteram erampi pila lan n
komu komuni nika kassi,
kema kemand ndiirian rian
dan dan
hubungan interpersonal.
1.3. 1.3.2 2
Unt Untuk Masy Masyar arak akat at
1) Menda Mendapa patk tkan an kese kesemp mpat atan an selu seluas as-l -lua uasn snya ya untu untuk k berp berper eran an aktif aktif dalam upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.
4 2) Mendapatkan kemampuan untuk mengenal, mengerti dan menyadari masalah
kesehatan
dan
mengetahui cara penyelesaian masalah
kesehatan yang di alami masyarakat. 3) Masyarakat
mengetahui
gambaran
status
kesehatannya
dan
mempunyai upaya peningkatan status kesehatan tersebut.
1.3.3
Untuk Pendidikan
1) Salah satu tolak ukur keberhasilan Program Studi S1 Ilmu Keperwatan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Program Profesi khususnya di bidang keperawatan komunitas. 2) Sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam pengembangan model praktek keperawatan komunitas selanjutnya.
1.3.4
Untuk Profesi
1) Upaya menyiapkan tenaga perawat yang profesional, berpotensi secara mandiri sesuai dengan kompetensi yang telah ditentukan. 2) Memberikan suatu model baru dalam keperawatan komunitas sehingga profesi mampu mengembangkannya. 3) Salah satu bukti profesionalisme keperawatan telah terwujudkan.
BAB 2 TINJAUAN TEORI
Tujuan Pembangunan Kesehatan Nasional adalah untuk mencapai hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan amsyarakat yang optimal. Dengan demikian pembangunan di bidang kesehatan mempunyai arti penting dalam kehidupan nasional khususnya dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang erat kaitannya dengan pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia sebagai salah satu modal dasar pembangunan nasional. Berdasarkan tujuan pembangunan nasional yang ingin dicapai oleh pemerintah Indonesia, maka direncanakanlah suatu strategi pendekatan untuk menggalang potensi yang ada pada masyarakat sehingga masyarakat dalat berperan aktif dalam upaya meningkatkan derajat kesehatannya secara mandiri melalui perawatan kesehatan komunitas.
2.1 Perawatan Kesehatan Komunitas
Perawatan kesehatan menurut Ruth B. Freeman (1961) adalah sebagai suatu lapangan khusus di bidang kesehatan, keterampilan hubungan antar manusia dan keterampilan erorganisasi diterapkan dalam hubungan yang serasi kepada keterampilan anggota profesi kesehatan lain dan kepada tenaga sosial demi untuk memelihara
kesehatan
masyarakat.
Oleh
karenanya
perawatan
kesehatan
masyarakat ditujukan kepada individu-individu, keluarga, kelompok-kelompok yang mempengaruhi kesehatan terhadap keseluruhan penduduk, peningkatan kesehatan, pemeliharaan
kesehatan, penyuluhan
kesehatan, koordinasi
dan
pelayanan keperawatan berkelanjutan dipergunakan dalam pendekatan yang menyeluruh terhadap keluarga, kelompok dan masyarakat. Keperawatan
komunitas
perlu
dikembangkan
di tatanan pelayanan
kesehatan dasar yang melibatkan komunitas secara aktif, sesuai keyakinan keperawatan komunitas. Sedangkan asumsi dasar keperawatan komunitas menurut American Nurses Assicoation (ANA, 1980) didasarkan pada asumsi: 1. Sistem pelayanan kesehatan bersifat kompleks 2. Pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier merupakan komponen pelayanan kesehatan
6 3. Keperawatan merupakan sub sistem pelayanan kesehatan, dimana hasil pendidikan dan penelitian melandasi praktek. 4. Fokus utama adalah keperawatan primer sehingga keperawatan komunitas perlu dikembangkan di tatanan kesehatan utama. Adapun unsur-unsur perawatan kesehatan mengacu kepada asumsi-asumsi dasar mengenai perawatan kesehatan masyarakat, yaitu: 1. Bagian integral dari pelayanan kesehatan khususnya keperawatan 2. Meerupakan bidang khusus keperawatan 3. Gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu sosial (interaksi sosial dan peran serta masyarakat) 4. Sasaran pelayanan adalah individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat baik yang sehat maupun yang sakit. 5. Ruang lingfkup kegiatan adalah upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif dan resosialitatif dengan penekanan pada upaya preventif dan promotif. 6. Melibatkan partisipasi masyarakat 7. Bekerja secara team (bekerjasama) 8. Menggunakan pendekatan pemecahan masalah dan perilaku 9. Menggunakan proses keperawatan sebagai pendekatan ilmiah 10. Bertujuan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan masyarakat secara keseluruhan. Keyakinan keperawatan komunitas yang mendasari praktik keperawatan komunitas adalah: 1. Pelayanan kesehatan sebaiknya tersedia, dapat dijangkau dan dapat diterima semua orang 2. Penyusunan kebijakan seharusnya melibatkan penerima pelayanan dalam hal ini komunitas 3. Perawat sebagai pemberi pelayanan dan klien sebagai penerima pelayanan perlu terjalin kerjasama yang baik 4. Lingkungan
dapat
mempengaruhi
kesehatan
komunitas
baik
bersifat
mendukung maupun mengahambat 5. Pencegahan penyakit dilakukan dalam upaya meningkatkan kesehatan 6. Kesehatan merupakan tanggung jawab setiap orang Berdasarkan pada asumsi dasar dan keyakinan yang mendasar tersebut, maka dapat dkembangkan falsafah keprawatan komunitas sebagai landasan praktik keperawatan komunitas. Dalam falsafah keperawatan komunitas, keperawatan komunitas merupakan pelayanan yang memberikan perhatian etrhadap pengaruh
7 lingkungan (bio-psiko-sosio-kultural dan spiritual) terhadap kesehatan komunitas, dan memberikan prioritas pada strategi pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan. Falsafah yang melandasi keperawatan komunitas mengacu kepada paradigma keperawatan yang terdiri dari 4 hal penting, yaitu: manusia, kesehatan, lingkungan dan keperawatan sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat adalah pekerjaan yang luhur dan manusiawi
yang
ditujukan
kepada individu,
keluarga,
kelompok
dan
masyarakat. 2. Perawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya berdasrkan kemanusiaan untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bagi terwujudnya manusia yang sehat khususnya dan masyarakat yang sehat pada umumnya. 3. Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat harus terjangkau dan dapat diterima oleh semua orang dan merupakan bagian integral dari upaya kesehatan 4. Upaya preventif dan promotif merupakan upaya pokok tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif 5. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat yang diberikan berlangsung secara berkesinambungan 6.
Perawatan kesehatan masyarakat sebagai provider dan klien sebagai konsumer pelayanan keperawatan dan kesehatan, menjamin suatu hubungan yang saling mendukung dan mempengaruhi perubahan dalam kebijaksanaan dan pelayanan kesehatan ke arah peningkatan status kesehatan masyarakat
7. Pengembangan tenaga keperawatan kesehatan masyarakat direncanakan secara berkesinambungan dan terus menerus 8. Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggung jawab atas kesehatannya, ia harus ikut dalam upaya mendorong, mendidik dan berpartisipasi aktif dalam pelayanan kesehatan mereka sendiri.
2.2 Tujuan Perawatan Kesehatan Komunitas
2.2.1 Tujuan Umum Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat sehingga tercapai derajat kesehatan yang optimal agar dapat menjalankan fungsi kehidupan sesuai dengan kapasitas yang mereka miliki.
2.2.2 Tujuan Khusus Untuk meningkatkan berbagai kemampuan individu, keluarga, kelompok khusus dan msyarakat dalam hal:
8 1) Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi 2) Menetapkan masalah kesehatan/keperawatan dan prioritas masalah 3) Merumuskan
berbagai
alternatif
pemecahan
masalah
kesehatan/keperawatan 4) Menanggulangi masalah kesehatan/keperawatan yang mereka hadapi 5) Penilaian
hasil
kegiatan
dalam
memecahkan
masalah
kesehatan/keperawatan 6) Mendorong dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pelayanan kesehatan/keperawatan 7)
Meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara mandiri
( self care). 8) Menanamkan perilaku sehat melalui upaya pendidikan kesehatan, dan 9) Lebih spesifik lagi adalah untuk menunjang fungsi Puskesmas dalam menurunkann angka kematian bayi, ibu dan balita serta diterimanya norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera 10) Tertanganinya kelompok-kelompok resiko tinggi yang rawan terhadap masalah kesehatan.
2.3 Sasaran
Sasaran
perawatan
kesehatan
komunitas
adalah
individu,
keluarga,
kelompok dan masyarakat, baik yang sehat maupun yang sakit yang mempunyai masalah kesehatan/perawatan. 2.3.1 Individu Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu tersebut mempunyai masalah kesehatan/keperawatan karena ketidakmampuan merawat diris endiri oleh suatu hal dan sebab, maka akan dapat mempengaruhi anggota keluarga lainnya baik secara fisik, mental maupun sosial.
2.3.2 Keluarga Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas kepala keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam suatu rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau adopsi, satu dengan lainnya saling tergantung dan berinteraksi. Bila salah satu atau beberapa anggotat keluarga mempunyai masalah kesehatan/keperawatan, maka akan berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya dan keluarga-keluarga yang ada disekitarnya.
9 2.3.3 Kelompok Khusus Kelompok khusus adala kumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan. Termasuk diantaranya adalah: 1) Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat perkembangan dan petumbuhannya, seperti: a. Ibu hamil b. Bayi baru lahir c. Balita d. Anal usia sekolah e. Usia lanjut 2) Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan bimbingan serta asuhan keperawatan, diantaranya adalah: a. Penderita penyakit menular, seperti: TBC, Lepra, AIDS, penyekit kelamin lainnya. b. Penderita dengan penyakit tak menular, seperti: penyakit diabetes mellitus, jantung koroner, cacat fisik, gangguan mental dan lain sebagainya. 3) Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, diantaranya: a. Wanita tuna susila b. Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba c. Kelompok-kelompok pekerja tertentu d. Dan lain-lain 4) Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah: a. Panti wredha b. Panti asuhan c. Pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental dan sosial) d. Penitipan balita
2.3.4 Masyarakat Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan bekerjasama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas yang telah ditetapkan dengan jelas. Masyarakat merupakan kelompok individu yang saling berinteraksi, saling tergantung dan bekerjasama untuk mencapai tujuan. Dalam berinteraksi sesama anggota masyarakat akan muncul banyak permasalahan, baik permasalahan sosial, kebudayaan, perekonomian, politik maupun kesehatan khususnya.
10
2.4 Ruang Lingkup Perawatan Kesehatan Komunitas
Ruang lingkup praktik keperawatan masyarakat meliputi: upaya-upaya peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), pemeliharaan kesehatan dan pengobatan (kuratif), pemulihan kesehatan (rehabilitatif) dan mengembalikan serta memfungsikan kembali baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat ke lingkungan sosial dan masyarakatnya (resosialisasi). Dalam
memberikan asuhan
keperawatan
komunitas, kegiatan
yang
ditekankan adalah upaya preventif dan promotif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif, rehabilitatif dan resosialitatif.
2.4.1 Upaya Promotif Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dengan jalan memberikan: 1) Penyuluhan kesehatan masyarakat 2) Peningkatan gizi 3) Pemeliharaan kesehatan perseorangan 4) Pemeliharaan kesehatan lingkungan 5) Olahraga secara teratur 6) Rekreasi 7) Pendidikan seks
2.4.2 Upaya Preventif Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan
terhadap kesehatan
terhadap individu, keluarga, kelompok
dan
masyarakat melalui kegiatan: 1) Imunisasi massal terhadap bayi, balita serta ibu hamil 2) Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui Posyandu, Puskesmas maupun kunjungan rumah 3) Pemberian vitamin A dan yodium melalui Posyandu, Puskesmas ataupun di rumah 4) Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan meyusui
2.4.3 Upaya Kuratif
11 Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota-anggota keluarga, kelompok dan masyarakat yang menderita penyakit atau masalah kesehatan, melalui kegiatan: 1)
Perawatan orang sakit di rumah (home nursing)
2) Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari Puskesmas dan rumah sakit. 3) Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin dan nifas. 4) Perawatan payudara 5) Perawatan tali pusat bayi baru lahir
2.4.4 Upaya Rehabilitatif Upaya rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita penderita yang dirawat di rumah, maupun terhadap kelompok-kelompok tertentu yang menderita penyakit yang sama, misalnya Kusta, TBC, cacat fisik dan lainnya, dilakukan melalui kegiatan: 1) Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik seperti penderita Kusta, patah tulang mapun kelainan bawaan 2) Latihan-latihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit tertentu, misalnya TBC, latihan nafas dan batuk, penderita stroke: fisioterapi manual yang mungkin dilakukan oleh perawat
2.4.5 Upaya Resosialitatif Upaya resosialitatif adala upaya mengembalikan individu, keluarga dan kelompok khusus ke dalam pergaulan masyarakat, diantaranya adalah kelompokkelompok yang diasingkan oleh masyarakat karena menderita suatu penyakit, misalnya kusta, AIDS, atau kelompok-kelompok masyarakat khusus seperti Wanita Tuna Susila (WTS), tuna wisma dan lain-lain. Disamping itu, upaya resosialisasi meyakinkan
masyarakat
untuk
dapat
menerima
kembali
kelompok
yang
mempunyai masalah kesehatan tersebut dan menjelaskan secara benar masalah kesehatan yang mereka derita. Hal ini tentunya membutuhkan penjelasan dengan pengertian atau batasan-batasan yang jeals dan dapat dimengerti.
2.5 Kegiatan Praktik Keperawatan Komunitas
Kegiatan
praktik
keperawatan
komunitas
yang
dilakukan
perawat
mempunyai lahan yang luas dan tetap menyesuaikan dengan tingkat pelayanan
12 kesehatan wilayah kerja perawat, tetapi secara umum kegiatan praktik keperawatan komunitas adalah sebagai berikut: 1)
Memberikan
asuhan
keperawatan
langsung
kepada
individu,
keluarga,
kelompok khusus baik di rumah (home nursing), di sekolah (school health nursing), di perusahaan, di Posyandu, di Polindes dan di daerah binaan kesehatan masyarakat. 2) Penyuluhan/pendidikan kesehatan masyarakat dalam rangka merubah perilaku individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. 3) Konsultasi dan pemecahan masalah kesehatan yang dihadapi 4) Bimbingan dan pembinaan sesuai dengan masalah yang mereka hadapi 5) Melaksanakan rujukan terhadap kasus-kasus yang memerlukan penanganan lebih lanjut 6) Penemuan kasus pada tingakat individu, keluarga, kelompok dan amsyarakat 7) Sebagai penghubung antara masyarakat dengan unit pelayanan kesehatan 8) Melaksanakan asuhan keperawatan komuniti, melalui pengenalan masalah kesehatan masyarakat, perencanaan kesehtan, pelaksanaan dan penilaian kegiatan dengan menggunakan proses keperawatan sebagai suatu usaha pendekatan ilmiah keperawatan. 9) Mengadakan koordinasi di berbagai kegiatan asuhan keperawatan komuniti 10) Mengadakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral dengan instansi terkait. 11) Memberikan ketauladanan yang dapat dijadikan panutan oleh individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang berkaitan dengan keperawatan dan kesehatan.
2.6 Model Pendekatan
pendekatan yang digunakan perawat dalam memecahkan masalah kesehatan masyarakat yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat secara keseluruhan adalah pendekatan pemecahan masalah (problem solving approach) yang dituangkan dalam proses keperawatan dengan memanfaatkan pendekatan epidemiologi yang dikatkan dengan upaya kesehatan dasar (PHC). Pendekatan pemecahan masalah dimaksudkan bahwa setiap masalah kesehatan yang dihadapi individu, keluarga, kelompok dan masyakrakat akan dapat diatsi oleh perawat melalui keterampilan melaksanakan intervensi keperawatan sebagai bidang keahliannya dalam melaksanakan profesinya sebagai perawat kesehatan masyarakat.
13 Bila kegiatan perawatan komunitas dan keluarga menggunakan pendekatan terhadapat keluarga binaan disebut dengan family approach, maka bila pembinaann keluarga berdasarkan atas seleksi kasus yang datang ke Puskesmas yang dinilai memerlukan tindak lanjut disebut dengan case approach, sedangkan bila pendekatan yang digunakan adalah pendekatan pendekatan yang dilakukan terhadap masyarakat daerah binaan melalui survei mawas diri dengan melibatkan partisipasi masyarakat disebut community approach.
2.7 Metode
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat, metode yang digunakan adalah proses keperawatan sebagai suatu pendekatan ilmiah di dalam bidang keperawatan, melalui tahap-tahap sebagai berikut: 2.7.1 Pengkajian Kegiatan-kegiatan yang dilakukan perawat kesehatan masyarakat dalam mengkaji masalah kesehatan baik di tingkat individu, keluarga, kelompok dan masyarakat adalah: 1) Pengumpulan Data Kegiatan ini dilakukan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan yang dihadapi individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat melalui wawancara, observasi, studi dokumentasi dengan menggunakan instrumen pengumpulan data dalam menghimpun informasi. Pengkajian yang diperlukan adalah inti komunitas beserta faktor lingkungannya. Elemen pengkajian komunitas menurut Anderson dan MC. Forlane (1958) terdiri dari inti komunitas, yaitu meliputi demografi; populasi; nilai-nilai keyakinan dan riwayat individu termasuk riwayat kesehatan. Sedangkan faktor lingkungan adalah lingkungan fisik; pendidikan; keamanan dan transportasi; politik dan pemerintahan; pelayanan kesehatan dan sosial; komunikasi; ekonomi dan rekreasi. Hal diatas perlu dikaji untuk menetapkan tindakan yang sesuai dan efektif dalam langkah-langkah selanjutnya.
2) Analisa Data Analisa data dilaksanakan berdasarkan data yang telah diperoleh dan disusun dalam suatu format yang sistematis. Dalam menganalisa data memerlukan pemikiran yang kritis.
14 Data yang terkumpul kemudian dianalisa seberapa besar faktor stressor yang mengancam dan seberapa berat reaksi yang timbul di komunitas. Selanjutnya dirumuskan maslah atau diagnosa keperawatan. Menurut Mueke (1987) maslah tersebut terdiri dari: a. Masalah sehat sakit b. Karakteristik populasi c. Karakteristik lingkungan
3) Perumusan Masalah dan Diagnosa Keperawatan/Kesehatan Kegiatan ini dilakukan diberbagai tingkat sesuai dengan urutan prioritasnya. Diagnosa keperawtan yang dirumuskan dapat aktual, ancaman resiko atau wellness. Dasar penentuan masalah keperawatan kesehatan masyarakat antara lain: a. Masalah yang ditetapkan dari data umum b. Masalah yang dianalisa dari hasil kessenjangan pelayanan kesehatan Menetapkan skala prioritas dilakukan untuk enentukan tindakan yang lebih dahulu ditanggulangi karena dianggap dapat mengancam kehidupan masyarakat secara keseluruhan dengan mempertimbangkan: a.
Masalah spesifik yang mempengaruhi kesehatan masyarakat
b.
Kebijaksanaan nasional dan wilayah setempat
c.
Kemampuan dan sumber daya masyarakat
d.
Keterlibatan, partisipasi dan peran serta masyarakat
Kriteria skala prioritas: a.
Perhatian masyarakat, meliputi: pengetahuan, sikap, keterlibatan
emosi masyarakat terhadap masalah
kesehatan
yang dihadapi dan
urgensinya untuk segera ditanggulangi. b.
Prevalensi menunjukkan jumlah kasus yang ditemukan pada suatu
kurun waktu tertentu c.
Besarnya masalah adalah seberapa jauh masalah tersebut dapat
menimbulkan gangguan terhadap kesehatan masyarakat d.
Kemungkinan
masalah
untuk
dapat
dikelola
dengan
mempertimbangkan berbagai alternatif dalam cara-cara pengelolaan masalah yang menyangkut biaya, sumber daya, srana yang tersedia dan kesulitan yang mungkin timbul (Effendi Nasrul, 1995).
2.7.2 Perencanaan
15 Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah: 1) Menetapkan tujuan dan sasaran pelayanan 2) Menetapkan rencana kegiatan untuk mengatasi masalah kesehatan dan keperawatan 3) Menetapkan kriteria keberhasilan dari rencana tindakan yang akan dilakukan.
2.7.3 Pelaksanaan Pada tahap ini rencana yang telah disusun dilaksanakan dengan melibatkan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat sepenuhnya dalam mengatasi masalah
kesehatan
dan
keperawatan
yang dihadapi.
Hal-hal
yang perlu
dipertimbangkan dalam pelaksanaan kegiatan perawatan kesehatan masyarakat adalah: 1) Melaksanakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral dengan instansi terkait 2) Mengikutsertakan partisipasi aktif individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya 3) Memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat Level pencegahan dalam pelaksanaan praktik keperawatan komunitas terdiri atas: a. Pencegahan Primer Pencegahan
yang
terjadi
sebelum
sakit
atau
ketidak
fungsinya
dan
diaplikasikannya ke dalam populasi sehat pada umumnya dan perlindungan khusus terhadap penyakit. b. Pencegahan Sekunder Pencegahan sekunder menekankan diagnosa diri dan intervensi yang tepat untuk menghambat proses patologis, sehingga memprependek waktu sakit dan tingkat keparahan. c. Pencegahan Tersier Pencegahan tersier dimulai pad saat cacat atau terjadi ketidakmampuan sambil stabil atau menetap atau tidak dapat diperbaiki sama sekali. Rehabilitasi sebagai pencegahan primer lebih dari upaya menghambat proses penyakit sendiri, yaitu mengembalikan
individu kepada tingkat
ketidakmampuannya.
2.7.4 Penilaian/Evaluasi
berfungsi
yang optimal
dari
16 Evaluasi dilakukan atas respon komunitas terhadap program kesehatan. Halhal yang perlu dievaluasi adalah masukan (input), pelaksanaan (proses) dan hasil akhir (output). Penilaian yang dilakukan berkaitan dengan tujuan yang akan dicapai, sesuai dengan perencanaan yang telah disusun semula. Ada 4 dimensi yang harus dipertimbangkan dalam melaksanakan penilaian, yaitu: 1) Daya guna 2) Hasil guna 3) Kelayakan 4) Kecukupan Fokus evaluasi adalah: 1) Relevansi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan pelaksanaan 2) Perkembangan atau kemajuan proses 3) Efisiensi biaya 4) Efektifitas kerja 5) Dampak: apakah status kesehatan meningkat/menurun, dalam rangka waktu berapa? Perubahan ini dapat diamati seperti gambar dibawah ini:
Keterangan: : peran masyarakat : peran perawat
pada gambar diatas dapat dijelaskan alih peran untuk memandirikan klien dalam menanggulangi masalah kesehatan, pada awalnya peran perawat lebih besar daripada klien dan berangsur-angsur peran klien lebih besar daripada perawat.
Tujuan akhir perawatan komunitas adalah kemandirian keluarga yang terkait dengan lima tugas kesehatan, yaitu: mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan tindakan kesehatan, merawat anggota keluarga, menciptakan lingkungan yang dapat mendukung upaya peningkatan kesehatan keluarga serta memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pemecahan masalah keperawatan yaitu melalui proses keperawatan
BAB 3 HASIL KEGIATAN
Kegiatan praktik klinik keperawatan komunitas dan keluarga ini dilakukan pada tanggal 01 Juli 2002 sampai 23 Agustus 2002. Dengan berbekal materi yang telah diberikan saat pembekalan, maka secara resmi pada tanggal 02 Juli 2002 mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Angkatan III Kelompok 3 Gerbong II melaksanakan praktik klinik keperawatan komunitas di RW II Wiyung. Adapun kegiatan selama praktik keperawatan komunitas di RW II Kelurahan Wiyung diuraikan sebagai berikut:
3.1 Kegiatan Praktik Klinik Keperawatan Komunitas
3.1.1 Tahap Persiapan Tahap persiapan ini merupakan tahap awal pra praktik linik/terjun ke lapangan, berbagai kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini antara lain: 1) Pembekalan Pembekalan dilakukan pada taggal 01 Juli 2002 pukul 09.00-11.00 WIB di Perpustakaan PSIK-FK Unair oleh pembimbing praktik komunitas Ibu Esti Yunitasari, S. Kp. Materi yang diberikan adalah tentang mekanisme perijinan, dan peraturan-peraturan bagi mahasiswa praktik dan tugas yang harus diselesaikan.
2) Pengorganisasian Kelompok Untuk mempermudah pelaksanaan praktik dan sebagai penanggung jawab kegiatan praktik dari mahasiswa, maka dibentuk organisasi kelompok. Susunan panitia terlampir.
3) Persiapan Administrasi Sebagai
langkah
selanjutnya,
dipersiapkannya
administrasi
untuk
mengadakan konsolidasi dan perijinan kepada instansi terkait. Surat perijinan diperoleh dari pendidikan yang harus disampaikan ke Kecamatan Wiyung, Kelurahan Wiyung dan Puskesmas Wiyung. Selain itu, disusunlah administrasi untuk keperluan praktik dari mahasiswa sendiri, yaitu format pengkajian kesehatan komunitas, format asuhan keperawatan keluarga, administrasi kesekretariatan dan administrasi keuangan.
18
4) Konsolidasi Konsolidasi dan kerjasama dengan berbagai instansi terkait dilakukan selama 2 hari, yaitu pada tanggal 02-03 Juli 2002 dengan mengajukan permohonan ijin dan kerjasama kepada camat Wiyung, Ka. Puskesmas Wiyung dan Lurah Wiyung. Selanjutnya, secara resmi mahasiswa diterjunkan pada tanggal 03 Juli 2002 di wilayah RW II Kelurahan Wiyung yang meliputi RT 01-04 sebagai wilayah binaan mahasiswa PSIK-FK Unair Angkatan III Kelompok 3 Gerbong II melalui perijinan Ketua RW II Wiyung.
5) Orientasi dan Analisa Situasi Orientasi dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu: a. Pembekalan yang diberikan oleh Ketua RW II Bapak Imam Basuki. Pertemuan antara ketua RW II dengan perwakilan mahasiswa dilakukan di rumah Bapak Imam Basuki pada tanggal 03 Juli 2002 pukul 19.00-20.30 WIB. Ketua RW II Wiyung menerima kehadiran mahasiswa dan mahasiswa menyampaikan maksud dan tujuan praktik klinik keperawatan komunitas yang akan dilaksanakan. Ketua RW II memberikan gambaran tentang keadaan lingkungan RW II secara umum dan status kesehatan warga RW II. b. Orientasi dan analisa situasi selanjutnya dilakukan oleh mahasiswa sendiri dengan membagi mahasiswa dalam empat kelompok kecil sesuai dengan jumlah RT, dan dilakukan pengenalan lingkungan oleh mahasiswa sendiri.
6) Pembukaan Pembukaan dilakukan sebagai bentuk pertemuan pertama kali memasuki daerah binaan dan berinteraksi dengan warga. Perencanaan dan pelaksanaannya dapat dilihat pada uraian tahap pelaksanaan kegiatan.
3.1.2
Tahap Pelaksanaan Kegiatan Berikut ini kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan selama praktik klinik
keperawatan komunitas: 1) Pembukaan Praktik Klinik Keperawatan Komunitas Pembukaan praktik klinik keperawatan komunitas dilaksanakan pada Jum’at, 5 Juli 2002 pukul 20.00–22.30 WIB di Balai RW II Kelurahan Wiyung yang dihadiri oleh seluruh mahasiswa PSIK-FK Unair Angkatan III Kelompok 3 Gerbong II, ketua RW II dan staf, ketua RT 01-02 dan staf, staf kecamatan Wiyung,
19 Staf Kelurahan Wiyung, staf Puskesmas Wiyung, kader kesehatan; kader PKK dan karang taruna masing-masing RT dan remaja musholla. Acara dimulai pada pukul 20.00 WIB dengan acara serah terima mahasiswa kepada pihak kelurahan dan RW oleh ketua panitia dari mahasiswa untuk selanjutnya dibimbing selama kegiatan praktik klinik keperawatan komunitas berlangsung. Dalam acara ini, diberikan pembekalan kepada mahasiswa seputar lingkungan, kebiasaan, adat istiadat serta masalah kesehatan warga RW II Wiyung, profil wilayah kelurahan Wiyung, profil wilayah Puskesmas Wiyung, profil wilayah RW II Wiyung dan profil kesehatan secara umum. Pada saat itulah resmi mahasiswa diterima oleh warga RW II Wiyung untuk selanjutnya mendarma baktikan diri untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat RW II sampai batas waktu yang ditentukan.
2) Pertemuan Warga dan Sosialisasi Pengkajian Data Kesehatan Komunitas Bersamaan dengan acara pembukaan dan serah terima tanggal 05 Juli 2002, dilakukan pertemuan warga pertama kali bersamaan dengan arisan bulanan RW II Wiyung untuk sosialisasi kegiatan selama 2 bulan dan sosialisasi pengkajian data kesehatan komunitas. Atas kesepakatan antara warga dengan mahasiswa, dilakukan pengkajian data serempak mulai Senin, 08 Juli 2002 sampai 12 Juli 2002 melalui ketua RT, kader kesehatan dan PKK serta karang taruna sebagai fasilitator. Pada saat yang lain, mahasiswa telah menyiapkan format pengkajian data kesehatan dan asuhan keperawatan komunitas serta keluarga.
3) Pengkajian Data Kesehatan Komunitas Pengkajian data kesehatan komunitas dilakukan pada tanggal 08 Juli 2002 sampai 12 Juli 2002 sesuai dengan kesepakatan antara mahasiswa dan warga. Pelaksana adalah mahasiswa yang telah dibagi tiap RT, bekerjasama dengan ketua RT, kader kesehatan dan PKK serta karang taruna. Mekanisme pengumpulan data merupakan hak otonom masing-masing kelompok RT dengan tanpa meninggalkan prinsip pengkajian keperawatan komunitas (daftar anggota kelompok RT terlampir). Data komunitas yang dikumpulkan berdasarkan pada tujuan menggali semua permasalahan kesehatan yang ada di masyarakat untuk selanjutnya dilakukan pemecahan masalah dengan menggunakan format pengkajian komunitas yang telah dikonsultasikan pada pembimbing profesi PSIK-FK Unair dan disesuikan dengan
20 program PHN Puskesmas Wiyung. Format tersebut mencakup teori konsep keperawatan komunitas menurut Betty Newman yang meliputi 7 komponen/aspek dalam masyarakat, yaitu: a. Data Demografi Data tersebut meliputi:
Identitas keluarga (KK) yaitu nama, umur, pendidikan, pekerjaan,
agama, pendapatan perbulan, keikutsertaan asuransi kesehatan
Data anggota keluarga yaitu, nama, jenis kelamin, tanggal
lahir/umur, hubungan dengan KK, pendidikan, pekerjaan, status kesehatan dan keterangan. b. Lingkungan Fisik Data
kesehatan
lingkungan
fisik
meliputi
perumahan,
ventilasi,
pencahayaan, sumber air, pemanfaatan sumber air, kepemilikan jamban dan septik tank, pengurasan bak air, keberadaan jentik, tempat penampungan air, cara pembuangan sampah, sistem pembuangan c. Kondisi Kesehatan Umum Meliputi pelayanan kesehatan, masalah kesehatan khusus. d. Ibu Hamil dan Keluarga Berencana Meliputi ibu hamil, pemeriksaan kehamilan dan keikutsertaan keluarga berencana. e. Balita Meliputi Posyandu, KMS, BB balita, status imunisasi, pemberian ASI dan makanan tambahan, penimbangan dan pemanfaatan fasilitas kesehatan. f.
Anak dan Remaja Meliputi kegiatan dan kebiasaan serta penyakit yang diderita anak dan remaja.
g. Usia Lanjut Meliputi keberadaan lansia di keluarga, kesehatan lansia saat ini, keluhan, tindakan yang diberikan dan kegiatan/aktifitas lansia. Selain pengumpulan data melalui quesioner yang disebarkan, dilakukan observasi untuk melengkapi data yang diinginkan, antara lain: a. Lingkungan Fisik Dilakukan observasi pada data kesehatan lingkungan fisik meliputi perumahan, ventilasi, pencahayaan, sumber air, pemanfaatan sumber air, kepemilikan jamban keberadaan jentik, tempat penampungan air, cara pembuangan sampah, sistem pembuangan.
21 b. Kondisi Kesehatan Umum Pelayanan kesehatan yang digunakan oleh warga meliputi Puskesmas, klinik, dokter praktik dan bidan. c. Balita Meliputi kunjungan ke Posyandu, KMS, BB balita, penimbangan dan pemanfaatan fasilitas kesehatan. Posyandu dilaksanakan setiap bulan sekali, tepatnya pada minggu ke IV pada hari Rabu pukul 09.00 WIB. d. Anak dan Remaja Meliputi kegiatan dan organisasi kepemudaan, misalnya karang taruna dan remaja musholla yang tersebar di masing-masing RT. e. Usia Lanjut Meliputi keberadaan lansia di keluarga dan kegiatan/aktifitas lansia, misalnya pengajian.
4) Tabulasi, analisa Data Komunitas dan Perencanaan Setelah dilakukan pengumpulan data oleh penanggung jawab tiap RT, maka mulai tanggal 12-17 Juli 2002 dilakukan tabulasi data, analisa data, penentuan permasalahan dan perencanaan sementara. Mekanisme kegiatan tersebut yaitu: masing-masing RT bertugas untuk mentabulasi data yang sudah terkumpul denngan format baku yang telah disusun oleh tim pengolahan data. Data yang telah direkapitulasi, dimasukkan ke dalam data komunitas oleh tim pengolahan data untuk kemudian dilakukan diskusi penentuan permasalahan dan perencanaan sementara. Setelah itu, maka siap dilakukan desiminasi/lokakarya kesehatan denga warga. Analisa yang digunakan adalah analisa SWOT yaitu penentuan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki warga.
5) Klarifikasi dan Desiminasi Data Kesehatan Komunitas Setelah dilakukan perencanaan sementara sebagai suatu wacana bagi warga, maka perlu dilakukan klarifikasi untuk mencapai kesepakatan dan pembenaran atas data yang dikumpulkan oleh mahasiswa. Klarifikasi dilakukan antara mahasiswa dan ketua RW II serta sebagian warga di rumah ketua RW II Bapak Imam Basuki pada tanggal 18 Juli 2002 pukul 18.30 WIB. Pada pertemuan tersebut ditemukan kata sepakat tentang permasalahan dan perencanaan yang akan dilakukan dan kesepakatan waktu desiminasi data.
22 Pada tanggal 18-19 Juli 2002 dilakukan persiapan acara desiminasi dan lokakarya kesehatan komunitas dengan susunan panitia terlampir. Desiminasi dan lokakarya data kesehatan komunitas dilakukan pada Minggu, 21 Juli 2002 pukul 15.00-18.00 WIB di Balai RW II Wiyung. Acara tersebut dihadiri oleh mahasiswa PSIK-FK Unair Angkatan III Kelompok 3 Gerbong II, ketua RW II beserta staf, ketua RT 01-04 beserta staf, kader kesehatan dan PKK, karang taruna serta perwakilan warga tiap masing-masing RT. Acara dimulai dengan pembukaan pada pukul 15.30 WIB, dilanjutkan presentasi oleh Dwi Priyantini dan dilanjutkan diskusi dipimpin oleh Hafna Ilmy Muhalla. Setelah diskusi, akhirnya ditemukan beberapa permasalahan kesehatan yaitu resiko terjadi demam berdarah, resiko penurunan status kesehatan lansia, kurang efektifnya pemanfaatan posyandu, resiko kenakalan remaja, dan pada saat itulah disusun perencanaan kegiatan bersama.
6) Rencana Pembentukan Kelompok Kerja Kesehatan Pada pertemuan tanggal 21 Juli 2002 antara warga dan mahasiswa, didapatkan kesepakatan untuk membentuk Kelompok Kerja Kesehatan dan telah dipilih ketua Pokjakes yaitu Bapak Bambang W. warga RT 03 RW II Wiyung yangkebetulan menjabat sebagai Wakil Ketua RW II Wiyung. Untuk selanjutnya, dilakukan pengorganisasian Pokjakes antara Ketua Pokjakes difasilitasi oleh mahasiswa pada waktu yang telah disepakati bersama. Untuk deklarasi dan pengukuhan Pokjakes, dilakukan konsolidasi oleh mahasiswa, ketua Pokjakes dengan instansi terkait pada waktu malam hari dan kesepakatan antar institusi. Di pihak mahasiswa, disusun suatu tim khusus pembentukan Pokjakes yang bertugas memfasilitasi Pokjakes untuk segera terbentuk sampai menyusun perencanaan. Susunan tim sebagaimana terlampir.
7) Deklarasi dan Pengukuhan Kelompok Kerja Kesehatan Setelah dilakukan konsolidasi dan persiapan yang matang antara Ketua Pokjakes dan mahasiswa, maka terbentuklah Pengurus Pokjakes dengan nama “Pokjakes Sentosa” beserta struktur organisasinya pada tanggal 23 Juli 2002 bersamaan dengan arisan warga RT 04 RW II. Akhirnya, Pada tanggal 26 Juli 2002 pukul 20.00-22.00 WIB di Balai RW II Wiyung dilakukan deklarasi Pokjakes RW II Wiyung dengan nama Pokjakes “SENTOSA” dengan struktur dan susunan pengurus sebagaimana terlampir.
23 Pada pertemuan tersebut, dibicarakann juga rencana selanjutnya dan didapatkan kesimpulan bahwa Pokjakes memprioritaskan 3 permasalahan dari 5 masalah kesehatan yang dialami warga RW II Wiyung, yaitu resiko tinggi penurunan status kesehatan lansia, resiko tinggi terjangkitnya demam berdarah dan mashalah resiko tinggi terjadinya kenakalan remaja. Rencana yang disusun antara lain: a. Lanjut Usia
Screening kesehatan lansia
Pembentukan kelompok kerja lansia
Posyandu lansia
Pemeriksaan dan pengobatan lansia perdana
Pemeriksaan kesehatan berkala
b. Kesehatan Lingkungan
Kerja bakti massal
Survey jentik berkala
Penyuluhan
c. Remaja
Ceramah Narkoba, AIDS dan Sex Education
Pembuatan spanduk, propaganda dalam rangka upaya preventif
terhadap narkoba
Pengaktifan remaja melalui karang taruna
Selain itu, upaya menangani masalah balita adalah penyampaian informasi kepada masyarakat untuk lebih memanfaatkan Posyandu dan pelaksanaan Posyandu itu sendiri. Pada kesempatan yang sama dilakukan pembekalan tentang pengebangan peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan masyarakat perkotaan melalui Pokjakes oleh mahasiswa kepada anggota Pokjakes dengan materi sebagaimana terlampir.
8) Pelatihan Anggota Kelompok Kerja Kesehatan Sebagai salah satu upaya untuk membekali pengurus dan anggota Pokjakes dalam hal pengetahuan dan keterampilan pencegahan terhadap masalah kesehatan, maka dilakukan pelatihan anggota kelompok Pokjakes. Rencana ini dimunculkan dari Mahasiswa dan Pokjakes. Pelatihan dilakukan da lam 2 tahap, yaitu:
24
a. Jum’at,
2 Agustus 2002 pukul 19.00 WIB sampai selesai di Balai RW II
Wiyung Materi: a) Penanggulangan Diare Oleh: Dwi Priyantini dan Ni Ketut Erawati b) Penanggulangan Demam Berdarah Oleh: Dwi Midji Hastanti c) Penyakit TBC Oleh: M. Mokhtar dan Muslimin Siraja b. Selasa, 6 Agustus 2002 pukul 19.00 WIB sampai selesai di Balai RW II Wiyung Materi: a) Perawatann Bayi Oleh: Sudaryani dan Evi Tri Wahyuningsih b) Perawatan kesehatan Lansia Oleh: Hafna Ilmy Muhalla c) Pendekatan Sosial dan Survey Mawas Diri Oleh: I Gede Agus Suartika Proposal dan laporan hasil kegiatan terlampir.
9) Seminar Narkoba, AIDS dan Sex Education Salah satu kegiatan besar antara lain seminar narkoba, AIDS dan SE. Materi ini direncanakan oleh Pokjakes dan mahasiswa dalam rangka memperingati HUT RI ke-57 dan untuk mewujudkan rencana dari masalah remaja. Kegiatan ini dilakukan pada Jum’at, 09 Agustus 2002 pukul 19.00 WIB – selesai di Balai RW II Wiyung. Acara ini dihadiri anggota Pokjakes Sentosa, pengurus RW, mahasiswa dan karang taruna dengan pembicara dari mahasiswa dan dr. Ari dari LSM Sebaya Surabaya. Materi yang diberikan: a. Kesehatan Reproduksi dan Narkoba, AIDS, SE ditinjau dari Sudut Agama Oleh: Setiadi b. Penyuluhan Narkoba, AIDS dan Seks education dari Segi Kesehatan Oleh: dr. Ari (LSM Sebaya) Proposal dan laporan kegiatan terlampir.
25
10) Penyuluhan Salah satu perwujudan dari penanggulangan masalah kesehatan lingkungan, yaitu resikoterjangkitnya demam berdarah dan pemanfaatan posyandu balita, maka mahasiswa melakukan berbagai upaya preventive yaitu penyuluhan. a. Penyuluhan Demam Berdarah Dilaksanakan pada hari Rabu, 24 Juli 2002 pukul 19.00-20.00 WIB bertepatan dengan pelaksanaan Pengajian/tahlilan ibu-ibu di rumah salah satu warga. Acara tersebut dihadiri oleh sekitar 150 orang. Penyuluh berasal dari mahasiswa yaitu Hafna Ilmy Muhalla, Evi Tri Wahyuningsih dan Dwi Midji Hastanti. Pre Planning dan materi sebagaimana terlampir.
b. Penyuluhan Imunisasi danPosyandu Dilaksanakan pada hari Rabu, 24 Juli 2002 pukul 09.00-12.00 WIB bertepatan dengan pelaksanaan Posyandu Balita di Balai RW II Wiyung. Acara tersebut dihadiri oleh sekitar 33 balita beserta orang tuanya (ibu). Penyuluh berasal dari mahasiswa yaitu Sudaryani dan Endang Purwaningsih, sedangkan mahasiswa yang lain sebagai fasilitator kegiatan Posyandu dan penyuluhan tersebut. Pre Planning dan materi sebagaimana terlampir.
11) Kerja Bakti Massal Salah satu perencanaan yang disepakati antara Pokjakes dan Mahasiswa untuk menyelesaikan masalah resiko terjangkitnya demam berdarah adalah kerja bakti massal. Kegiatan ini selain bertujuan untuk menangani masalah kesehatan, juga merupakan kegaiatan dalam rangka menyambut HUT RI ke-57. Tekhnis kegiatan ini sebagai berikut: a. Pengumuman kepada setiap RT oleh Pokjakes akan adanya kerja bakti massal dan lomba kebersihan lingkungan b. Kerja bakti massal dilakukan pada Minggu, 11 Agustus 2002 c. Dilakukan penilaian kebersihan secara serentak oleh tim penilai dari mahasiswa pada tanggal 12-16 Agustus 2002.
12) Survey Jentik Nyamuk Berkala Survey jentik berkala dilakukan pada tanggal 11 Agustus 2002 bertepatan dengan kerja bakti massal. Kegiatan ini dilakukan di masing-masing RT dengan meberdayakan Pokjakes dan mahasiswa, serta dilakukan secara berkala pada
26 tanggal
12-16
Agustus
2002
bersamaan
dengan
penilaian
keskebersihan
lingkungan. Dari pemeriksaan msih di dapatkan rumah yang mempunyai jentik nyamuk pada bak penampung air, setelah diberikan penyuluhan untuk menguras bak air minimal 2 kali seminggu, maka pada saat akhir penilaian sudah tidak ada lagi jentik tersebut.
13) Lomba Kebersihan tingkat RT Lomba ini diadakan untuk memperingati HUT RI ke-57. Tekhnik penilaian dilakukan oleh tim penilai dari mahasiswa dengan penilaian dibidang: a. Pemanfaatan pekarangan b. Kebersihan lingkungan c. Kebersihan rumah Setelah dilakukan penilaian didapatkan juara I yaitu RT 03 dan juara II RT 04 dengan hadiah dari pihak RW II Wiyung.
14) Pembentukan Kelompok Kerja Lansia Dilakukan pembentukan kelompok kerja lansia bersamaan dengan rencana pembinaan kesehatan lansia. Pembentukan dilakukan sebagai langkah awal dari pelaksanaan pembinaan kesehatan selanjutnya. Tekhnisnya sebagai berikut: dilakukan pendataan lansia oleh tiap RT dan Pokjakes dan setelah itu dibentuk kelompok lansia tiap RT dibawah tanggung jawab sie lansia Pokjakes dan masing-masing RT. Proposal dan h asil kegiatan terlampir.
15) Posyandu Lansia Posyandu lansia dilaksanakan pada Senin, 19 Agustus 2002 pukul 15.0018.00 WIB di Balai RW II Wiyung. Posyandu perdana ini dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan dan pengobatan lanasia sebagai salah satu bentuk pelayanan kesehatan lansia dalam rangka pembinaan kesehatan lansia. Posyandu ini terdiri dari 5 meja yaitu, pendaftaran, pemeriksaan, pengukuran IMT dan kemandirian dan, penyuluhan dan PMT serta pelayanan kesehatan (pengobatan). Posyandu ini dihadiri 85 lansia dari RW II Wiyung, Pokjakes, 2 orang staf Puskesmas Wiyung dan mahasiswa. Proposal dan hasil selanjutnya terlampir.
27 16) Pemeriksaan Kesehatan dan Kegiatan Pengobatan Lansia Pemeriksaan dan pengobatan lansia ini merupakan kegiatan perdana dari pembinaan kesehatan lansia dan berdamaan dengan Posyandu Lansia pada Senin, 19 Agustus 2002 pukul 15.00-18.00 WIB di Balai RW II Wiyung dengan dihadiri 85 lansia. Kegiatan ini terlaksana atas kerjasama dinas kesehatan Suraaya, Puskesmas Wiyung, Pokjakes dan mahasiswa. Proposal dan hasil sebagaimana terlampir.
17) Posyandu Balita Posyandu balita dilaksanakan tiap bulan sekali, tepatnya minggu ke IV hari rabu pukul 09.00-12.00 WIB di Balai RW II Wiyung. Pada saat praktik klinik ini, Posyandu dilakukan pada tanggal 24 Juli 2002. Kegiatan ini dilaksanakan penimbangan, pengisian KMS, pemberian makanan tambahan dan penyuluhan imunisasi serta POSyandu oleh mahasiswa. Petugas Posyandu berasal dari kader kesehatan dan kader PKK dari tiap RT. Mahasiswa berperan sebagai penyuluh dan membantu terlaksananya POSyandu, pemberian makanan tambahan telah disediakan oleh ibu kader dengan adanya iuran tiap RT Rp. 5000,-. Balita yang hadir sekitar 33 balita.
18) Presentasi Hasil Kegiatan Komunitas di Puskesmas Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 21 Agustus 2002 pukul 11.00-13.00 WIB di Puskesmas Wiyung. Acara dihadiri oleh Ibu Syamilatul Khoiriroh, S.Kp, seluruh staf Puskesmas dan mahasiswa. Kegiatan yang dilakukan adalah penyampaian hasil kegiatan selama di RW II dan laporan Puskesmas diikuti diskusi dan tanya jawab. Laporan Puskesmas telah tersampaikan dalam bentuk laporan tersendiri kepada pendidikan dan Puskesmas. Rencana kegiatan terlampir.
18) Terminasi dan Evaluasi Kegiatan dengan Warga RW II Wiyung Setelah dilakukan pelaksanaan/intervensi selama 7 minggu dan evaluasi selama 1 minggu, maka genaplah 8 minggu tugas praktik klinik keperawatan komunitas di RW II Wiyung. Terminasi dan evaluasi dilaksanakan sekaligus pada tanggal 25 Agustus 2002 pukul 19.00-selesai di Balai RW II Wiyung. Panitia pelaksana merencanakan sedetail mungkin acara tersebut. Dihadiri oleh Ketua RW II dan Staf, Ketua RT 01-
28 04 dan staf, anggota Pokjakes, staf kelurahan, kader kesehatan, kader PKK, karang taruna dan warga. Kegiatan saat terminasi adalah penyajian laporan kegiatan kepada warga selama praktikk linik di wilayah RW II Wiyung, serah terima arsip Pokjakes dan ramah tamah.
3.2 Kegiatan Praktik Klinik Keperawatan Keluarga
Selain kegiatan praktik linik keperawtan komunitas, mahasiswa melakukan praktik klinik keperawatan keluarga. 3.2.1
Deskripsi Kegiatan ini dilakukan dlam rangka menyelesaikan tugas praktik klinik
keperawatan keluarga agar mahasiswa memperoleh keterampilan nyata dalam membreikan asuuhan keperawatan keluarga yang mengalami masalah kesehatan dengan penerapan berbagai konsep dan teori keperawatan keluarga serta proses keperawatan sebagai suatu pendekatan ilmiah.
3.2.2 1)
Tujuan Tujuan Umum Setelah menyelesaikan pengalaman belajar klinik mahasiswa mampu
menerapkan asuhan keperawatan pada keluarga yang mempunyai masalah kesehatan sesuai tugas dan perkembangan keluarga. 2)
Tujuan Khusus
Setelah menyelesaikan belajar klinik, mahasiswa mampu: a. Mengidentifikasi data yang sesuai dengan masalah kesehatan keluarga b. Merumusakan diagnosa keperawatan keluarga sesuai dengan masalah kesehatan keluarga c. Merencanakan tindakan sesuai diagnosa keperawatan d. Melaksanakan tindakan sesuai rencana yang telah ditentukan e. Mengevaluasi pelaksanaan tindakan keperawatan f. Mendokumentasikan asuhan keperawatan.
3.2.3
Tekhnis Kegiatan pembinaan keluarga dilakukan mulai tanggal 1 - 23 Agustus 2002
dengan keluarga binaan dari RT 01-04 RW II Wiyung. Pembagian mahasiswa sesuai dengan tanggung jawab tiap RT seperti yang telah ditentukan sebelumnya. Dilakukan supervisi oleh dosen pembimbing dengan pembagian terlampir.
29 Pengaplikasian teori keperawtan keluarga dilakukan oleh mahasiswa mulai dari pengkajian, perencanaan, intervensi dan evaluasi dengan tujuan agar keluarga mampu melakukan 5 tugas kesehatannya, yaitu mengenal masalah kesehatan, mampu memutuskan tindakan kesehatan, mampu merawat anggota keluarga yang sakit, mampu menciptakan lingkungan yang sehat dan mampu memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada dimasyarakat. Dengan dicapainya tujuan tersebut, diharapkan kelaurga secara mandiri dapat menilai status kesehatannya sehingga status kesehatan keluarga dan masyarakat meningkat.
3.3 Kegiatan Praktik Klinik di Puskesmas
Selain kegiatan tersebut diatas, mahasiswa juga melakukan praktik klinik di Puskesmas mulai tanggal 3 – 16 Juli 2002 dengan tekhnis mahasiswa dibagi dalam 5 kelompok dan masing-masing mahasiswa mempunyai kewajiban dinas di Puskesmas selama 2 hari. Selain kegiatan tersebut, mahasiswa mempunyai tugas menganalisa program program Puskesmas untuk selanjutnya dilakukan analisa dan diinterpretasikan. Laporan Puskesmas dibukukan pada laporan tersendiri.
BAB 4 PEMBAHASAN
Praktik keperawatan komunitas di RW II Kelurahan Wiyung yang dilaksanakan mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Angkatan III Kelompok 3 Gerbong II adalah salah satu program profesi untuk mengaplikasikan konsep keperawatan komunitas dengan menggunakan proses keperawatan komunitas sebagai dasar ilmiah. Upaya pendidikan untuk mencetak seorang perawat yang profesional, mandiri dan mempunyai kompetensi sesuai dengan yang diinginkan dapat dilakukan dengan menerapkan konsep tersebut, dan secara resmi mahasiswa melakukan praktik klinik keperawatan komunitas di RW II Kelurahan Wiyung Kecamatan Wiyung mulai 01 Juli 2002 sampai 23 Agustus 2002 dengan melakukan berbagai kegiatan. Berikut ini pembahasan yang akan diuraikan berkisar tentang praktik keperawatan komunitas; keluarga dan puskesmas.
3.4 Praktik Klinik Keperawatan Komunitas
Praktik klinik keperawatan komunitas diawali dengan persiapan dari kampus sampai dengan pelaksanaan di lapangan. Pada tahap persiapan dilakukan pembekalan dari pembimbing profesi keperawatan komunitas tentang mekanisme perijinan praktik dan peraturan praktik, dan untuk selanjutnya dilakukan proses persiapan yang lebih intensif oleh mahasiswa sendiri. Kendala yang kami hadapi adalah ternyata pembekalan yang diterima masih belum optimal dapat dimanfaatkan pada tataran lapangan, sehingga terdapat perubahan-perubahan dan pemunculan srategi-strategi baru dari mahasiswa untuk dapat memanifestasikan konsep keperawatan kesehatan masyarakat secara lebih nyata.
3.4.1
Pengkajian Pengkajian dilakukan untuk mendapatkan data kesehatan komunitas yang
diinginkan. Pada pengkajian ini dilakukan pengumpulan data kesehatan komunitas dengan menggunakan kuesioner dengan materi pertanyaan berdasarkan konsep Betty Newman dan telah dikonsultasikan ke pembimbing komunitas akademik serta disesuaikan dengan lembar pengkajian PHN Puskesmas Wiyung.
31 Setelah format pengkajian siap, maka penanggung jawab masing-masing RT mempunyai hak otonom dalam mekanisme pengumpukan datanya, yaitu dengan melakukan kerjasama dengan ketua RT, kader kesehatan, kader PKK dan karang taruna. Dari pengumpulan data didapatkan bahwa 100% warga merupakan warga asli Wiyung, mayoritas dari warga bekerja pagi - sore hari dengan tingkat pengetahuan tentang kesehatan rendah. Hal tersebut merupakan kendala terutama untuk mengumpulkan warga saat dilakukan kegiatan, namun berkat bantuan dari aparat RW dan RT, dan model pendekatan secara persuasif dengan mengikuti kebiasaan warga, maka permasalahan tersebut dapat diatasi. Respon yang diberikan warga RW II sangat positif, dibuktikan dengan perhatian dari warga terhadap keberadaan mahasiswa beserta program-programnya, sehingga keseluruhan proses pengumpulan data dapat dilaksanakan dengan baik. Strategi yang digunakan saat pengumpulan data adalah kerjasama dengan aparat RT dan melakukan program turun ke bawah (jemput bola) sehingga keberadaan mahasiswa membaur degan warga. Dari pengkajian didapatkan beberapa masalah kesehatan yang dirasakan masyarakat, meliputi: 1) Resiko terjangkitnya demam berdarah 2) Resiko tinggi penurunan status kesehatan lansia 3) Kurangnya pemanfaatan Posyandu Balita 4) Resiko tinggi terjadinya kenakalan remaja 5) Potensial penggunaan kontrasepsi jangka panjang Dari kelima masalah yang ditemukan mahasiswa, maka dikembalikan kepada masyarakat untuk dianalisa lebih lanjut. Perumusan masalah antara mahasiswa dan warga hampir tidak mengalami kesulitas yang berarti, karena mansyarakat telah menyadari pentingnya kesehatan dalam hidup mereka. Namun terdapat sedikit masalah dalam hal ketepatan waktu yang sedianya dilaksanakan tepat pukul 15.00 WIB tetapi terlambat sampai pukul 16.00 WIB, sehigga praktis hanya terdapat 1,5 jam waktu yang dapat digunakan untuk membahas data sampai menelukan rencana penyelesaiannya. Akhirnya dilakukan perubahan strategi acara hingga terumuskannya rencana tindakan.
3.4.2
Penentuan Prioritas Masalah Melalui analisa masalah, maka setelah dirumuskan permasalahan kesehatan
warga dilakukan penentuan prioritas masalah atas dasar urgensitas dari masalah.
32 Berdasarkan lokakarya kesehatan yang dilaksanakan pada Minggu, 21 Juli 2002 dan pertemuan Pokjakes pada tanggal 26 Agustus 2002, maka ditentukan prioritas masalah kesehatan sebagai berikut: 1) Resiko tinggi penurunan status kesehatan lansia 2) Resiko tinggi terjangkitnya demam berdarah 3) Resiko tinggi terjadinya kenakalan remaja Penentuan prioritas masalah ini tidak menemukan kesulitan berarti, hal ini dikarenakan warga mulai memahami pentingnya kesehatan dan berkat partisipasi aktif dari Pokjakes sebagai motor penggerak. Kegiatan dapat dikatakan berhasil 80%.
3.4.3
Perencanaan Rencana kegiatan yang berhubungan dengan permasalahan kesehatan dapat
disepakati saat lokakarya kesehatan dan pertemuan dengan pokjakes secara intensif. Adapun
kegiatan-kegiatan yang disepakati
oleh mahasiswa
dengan
masyarakat antara lain: 1) Resiko tinggi penurunan status kesehatan lansia di RW II Keluarahan Wiyung berhubungan dengan belum adanya pembinaan kesehatan lansia di RW II Kelurahan Wiyung.
Screening kesehatan lansia
Terbentuknya kepompok kerja lansia
Pemeriksaan dan pengobatan lansia berkala
Posyandu lansia
Pelayanan kesehatan
Senam lansia
Penyuluhan dan bimbingan spiritual
Aktifitas ringan dan sosialisasi
Pembinaan kesehhatan lansia
2) Resiko terjangkit penyakit demam berdarah (DHF) di wilayah RW II Kellurahan Wiyung berhubungan dengan tingginya kepadatan vektor
Kerja bakti massal (Gerakan Minggu bersih)
Lomba kebersihan lingkungan
Survey/pemantauan jentik berkala
Penyuluhan tentang penyebab, siklus hidup nyamuk dan upaya
pemutusan siklus hidup nyamuk.
33
Pembentukan Pokjakes
3) Resiko terjadinya kenakalan remaja di RW II Kelurahan Wiyung berhubungan dengan kurangnya pemanfaatan waktu luang remaja RW II Keluarahan Wiyung.
Penyuluhan bahaya narkoba, AIDS dan Sex Education
Pendayagunaan/pengaktifan karang taruna
Kampanye anti Narkoba
4) Kurang efektifnya pemanfaatan posyandu di RW II Keluarahan Wiyung berhubungan dengan sistem pendukung yang kurang memadai (informasi, demografi)
Penyebaran informasi pelaksanaan Posyandu melaluui sarana
peribadatan
Kerjasama lintas program dan lintas sektoral
Kaderisasi kader posyandu dan penyegaran kader posyandu
Penyuluhan manfaat Posyandu dan imunisasi
5) Potensial penggunaan metode KB jangka panjang/kontap berhubungan dengan antusiasme mengikuti program KB, dilakukan dengan penyuluhan.
Selain perencanaan diatas, terdapat satu rencana yang mendukung pelaksanaan kegiatan yaitu revitalisasi/pembentukan kembali Kelompok Kerja Kesehatan yang menurut informasi dari RW sudah pernah terbentuk, akan tetapi sudah tidak dapat ditemukan keberadaannya dan dianggap tidak ada. Pembentukan Pokjakes tersebut direncanakan pada desiminasi atau lokakarya kesehatan dilanjutkan pada 21 Juli 2002 untuk dilakukan pengukuhan dan pembekalan pada anggota pokjakes. Untuk pengaturan waktu, tidak menemukan kesulitan yang berarti. Hanya saja, terdapat beberapa kegiatan yang masih dibutuhkan mencari waktu yang tetap sesuai dengan kesempatan/waktu luang warga.
3.4.4
Pelaksanaan Pelaksanaan rencana tindakan mulai dilaksanakan pada 22 Agustus 2002
dengan metode melibatkan masyarakat secara aktif dimotori oleh Pokjakes untuk melaksanakan rencana yang telah disusun bersama. Keterlibatan Pokjakes ini sangat membantu dengan melakukan koordinasi dan konsolidasi dengan masing-masing RT. Sebagian besar kegiatan dilaksanakan secara bersama antara mahasiswa, Pokjakes, RT, karang taruna,kader kesehatan dan PKK. Hanya pada kegiatan
34 penyuluhan, penilaian lomba kebersihan dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan dari mahasiswa yang ditunjuk. Secara umum kegiatan yang direncanakan dapat dikatakan berhasil (90%), penilaian tersebut didapatkan saat evaluasi respon positif dan antusiasme masyarakat terhadap berbagai kegiatan yang direncanakan. Kendala yang dihadapi mahasiswa dan Pokjakes adalah masih terdapat sebagian warga dari RT II dan I belum dapat mengikuti kegiatan pelatihan angggota Pokjakes, hal ini dikarenakan human error semata. Selain itu, terdapat kendala dengan berbagai institusi kesehatan yang dijadikan sebagai sponsorship atau perijinan dengan suatu alasan bahwa belum adanya ikatan/kontrak dengan PSIK-FK Unair.
3.4.5
Evaluasi Kegiatan evaluasi dilaksanakan secara dua tahap, yaitu oleh mahasiswa
mulai tanggal 20-23 Agustus 2002 dan tepatnya Rabu, 21 Agustus 2002 pukul 11.00-13.00 WIB di Puskesmas dilakukan evaluasi bersama dengan pembimbing profesi dari Pendidikan (Ibu Syamilatul Khoiriroh, S. Kp. Beserta seluruh staf Puskesmas Wiyung). Selain itu evaluasi juga dilakukan bersama warga saat terminasi hari Minggu, 25 Agustus 2002 pukul 19.00 WIB – selesai di Balai RW II Keluarahan Wiyung. Dari sudut pandang mahasiswa kegiatan praktik klinik keperawatan komunitas dan keluarga dikatakan berhasil dengan bukti antusiasme dan respon positif warga, Pokjakes “Sentosa” dengan semangat dan program mereka serta perubahan pengetahuan warga tentang kesehatan.
3.5 Praktik Klinik Keperawatan Keluarga
Pendekatan yang diguanakn mahasiswa dalam melaksanakan praktik klinik keperawatan keluarga adalah problem solving approach (pendekatan menggunakan model pemecahan masalah) sehingga antusiasme keluarga sangat tinggi untuk menerima mahasiswa sebagai pembina kesehatan dalam keluarganya. Rata-rata dalam waktu singkat mahasiswa mampu menyelesaikan tugas perawatan keluarga sesuai dengan tujuan, yaitu sampai mampu melakukan evaluasi. Namun terdapat kendala diantaranya pembagian dosen pembimbing untuk dilakukan supervisi minimal 2 kali masih belum berjalan secara optimal. Kami menyadari dan memaklumi tentang keberadaan hal tersebut.
35
4.3 Praktik Klinik di Puskesmas
Kegiatan praktik yang dilakukan mahsiswa dapat berjalan dengan baik berkat bantuan dan kerjasama yang kondusif antara mahasiswa dengan staf Puskesmas Wiyung. Banyak masukan dan arahan yang diberikan pimpinan Puskesmas dan staf bagi peningkatan wawasan dan keterampilan mahasiswa. Kendala yang dihadapi mahasiswa adalah saat pertama kali dilakukan permohonan ijin, terkesan keberadaan mahasiswa PSIK-FK Unair untuk melakukan praktik masih belum disadari sepenuhnya. Hal ini dapat dibuktikan dengan respon staf dan atau pimpinan yang masih belum sepenuhnya memahami inti dan arah praktik klinik keperawatan mahsiswa PSIK di wilayah Puskesmas Wiyung. Hal tersebut dapat disadari karena Puskesmas Wiyung baru 2 kali menerima mahasiswa PSIK untuk praktik di wilayah kerjanya dan belum adanya koordinasi yang optimal serta mantap antara pendidikan dan Puskesmas Wiyung.
36
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Praktik klinik keperawatan komunitas yang dilaksanakan mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Angkatan III Kelompok 3 Gerbong II, merupakan suatu program profesi untuk mengaplikasikan
konsep-konsep
perawatan
kesehatan
masyarakat
dengan
menggunakan proses keperawatan masyarakat sebagai suatu pendekatan ilmiah. Terdapat 3 kegiatan yang dilakukan dalam praktik klinik keperawatan komunitas, yaitu praktik klinik keperawatan komunitas itu sendiri, praktik klinik keperawatan keluarga dan praktik klinik di Puskesmas. Pelaksanaan ketiga praaktik linik tersebut tidak meninggalkan konsep proses keperawatan yaitu pengkajian, perencanaan, intervensi dan evaluasi kegiatan yang terstruktur. Secara garis besar keberhasilan praktik klinik keperawtaan komunitas yang dilakukan oleh mahasiswa mempunyai tingkat keberhasilan 90%, hal ini dibuktikan dengan meningkatnya pengetahuan warga tentang kebutuhan kesehatannya, antusiasme warga untuk meningkatkan status kesehatannya dan memandang penting kesehatan untuk kelangsungan hidupnya, hal ini di motori oleh Pokjakes “SENTOSA” dan aparat desa sebagai penanggu ng jawab tertinggi.
5.2 Saran
Demi kesuksesan dan keberlangsungan
praktik
klinik keperawatan
komunitas dan perkembangan keprawatan sendiri maka disarankan: 1. Untuk optimalisasi persiapan mahasiswa, maka diharapkan adanya pembinaan dan bimbingan yang intensif pra terjun ke lapangan dengan konsep bimbingan yang telah terstruktur rapi dan baku, baik dari segi mekanisme bimbingan maupun konsep-konsep keperawatan komunitas sendiri. 2. Untuk memperlebar jangkauan kerjasama dengan berbagai instansi sehingga mempermudah mahasiswa dalam pelaksanaan praktik klinik keperawatan komunitas, maka diharapkan adanya kerjasama antara PSIK-FK Unair dengan pihak-pihak terkait dengan model kontrak kerja/waktu tentang keberadaan praktik klinik keperawatan komunitas di wilayah kerja puskesmas yang telah ditentukan.
37 3. Diharapkan mahasiswa lebih meningkatkan kemampuan dan menambah bekal tentang konsep keperawatan komunitas, sehingga terdapat optimalisasi kinerja dala melaksanakan praktik klinik keperawatan komunitas. 4. Mahasiswa diharapkan mempunyai konsep yang lebih tentang pengorganisasian masyarakat dengan berbagai alternatif pendekatan, sehingga akan lebih mempermudah pelaksanaan praktik klinik di masyarakat. 5. Sebagai penunjang program kegiatan Puskesmas, diharapkan adanya kerjasama dan bimbingan secara intensif dari Puskesmas untuk mahasiswa maupun Kelompok Kerja Kesehatan yang ada di masyarakat. 6. Diharapkan program PHN dari Puskesmas dapat dilaksanakan secara optimal sehingga pembinaan kesehatan dari berbagai segi dapat mencapai tujuan.