Pertemuan
: -7-
Judul Praktikum
: Analisis Data Raster
Hari/Tanggal
: Selasa/
Tempat
: Lab. Survey, Fakultas Pertanian Universitas Jambi
Kelompok
:
Nama Anggota
: - Juwita Sihite (D1A015135) - Shinta Angreany (D1A015105) - Jhon Patar Sitinjak (D1A015026) PRINSIP TEORI
Data raster (atau disebut juga dengan sel grid) adalah data yang dihasilkan dari sistempenginderaan jauh. Pada data raster, objek geografis direpresentasikan sebagai struktur sel grid yang disebut dengan pixel (picture element). Pada data raster, resolusi (definisi visual) tergantung pada ukuran pixelnya. Dengankata lain resolusi pixel menggambarkan ukuran sebenarnya dari permukaan bumi yang diwakili oleh setiap pixel pada citra. cit ra. Semakin kecil keci l ukuran permukaan bumi yang direpresentasikan oleh satu sel, semakin tinggi resolusinya. r esolusinya. Data raster sangat baik untuk merepresentasikan batas-batas yang berubah secara gradual, seperti jenis tanah, kelembaban tanah, vegetasi, suhu tanah dan sebagainya. Keterbatasn utama dari data raster adalah besarnya ukuran file, semakin tinggi resolusi grid-nya semakin besar pula ukuran filenya dan sangat tergantung pada kapasitas perangkat keras yang tersedia. Masing-masing format data mempunyai kelebihan dan kekurangan. Pemilihan format data yang digunakan sangat tergantung pada tujuan penggunaan, data yang tersedia, volume data yang dihasilkan, ketelitian yang diinginkan, serta kemudahan dalam analisa. Data raster biasanya bias anya membutuhkan ruang penyimpanan file yang lebih besar dan presisi lokasinya lebih rendah, tetapi lebih mudah digunakan secara matematis. kelebihan dan kekurangan data raster Kelebihan Data Raster: 1. Memiliki struktur data yang sederhana 2. Mudah dimanipulasi dengan menggunakan fungsi-fungsi matematis sederhana 3. Teknologi yang digunakan cukup murah dan tidak begitu kompleks sehingga pengguna dapat membuat sendiri program aplikasi yang mengunakan citra raster. 4. Compatible dengan citra-citra satelit penginderaan jauh dan semua image hasil scanning data spasial.
5. Overlay dan kombinasi data raster dengan data inderaja mudah dilakukan 6. Memiliki kemampuan-kemampuan permodelan dan analisis spasial tingkat lanjut 7. Metode untuk mendapatkan citra raster lebih mudah 8. Gambaran permukaan bumi dalam bentuk citra raster yang didapat dari radar atau satelit penginderaan jauh selalu lebih actual dari pada bentuk vektornya 9. Prosedur untuk memperoleh data dalam bentuk raster lebih mudah, sederhana dan murah. 10. Harga system perangkat lunak aplikasinya cenderung lebih murah. Kekurangan Data Raster : 1. Secara umum memerlukan ruang atau tempat menyimpan (disk) yang besar dalam computer, banyak terjadi redudacy data baik untuk setiap layer-nya maupun secara keseluruhan. 2. Penggunaan sel atau ukuran grid yang lebiih besar untuk menghemat ruang penyimpanan akan menyebabkan kehilangan informasi dan ketelitian. 3. Sebuah citra raster hanya mengandung satu tematik saja sehingga sulit digabungkan dengan atribut-atribut lainnya dalam satu layer. 4. Tampilan atau representasi dan akurasi posisi sangat bergantung pada ukuran pikselnya (resolusi spasial). 5. Sering mengalami kesalahan dalam menggambarkan bentuk dan garis batas suatu objek, sangat bergantung pada resolusi spasial dan toleransi yang diberikan. 6. Transformasi koordinat dan proyeksi lebih sulit dilakukan 7. Sangat sulit untuk merepresentasikan hubungan topologi (juga network). 8. Metode untuk mendapatkan format data vector melalui proses yang lama, cukup melelahkan dan relative mahal.
TUJUAN PRAKTIKUM
Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini adalah agar mampu menganalisis data raster dengan baik dan benar.
METODOLOGI
1. 2. 3. 4.
Waktu Tempat Alat
: Pukul 10:00 - 12:00 : Lab Survey Fakultas Pertanian Universitas Jambi : Personal Computer, GPS.
Bahan : Shapefile Administrasi Kabupaten Merangin dan data DEM SRTM Wilayah Provinsi Jambi
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. KONTUR Pada data raaster kontur merupakan titik-titik yang memiliki ketinggian yang sama. Sedangkan garis kontur (isoline) merupakan garis khayal yang menghubungkan titik-titik yang memiliki nilai ketinggian yang sama. Pada analisis atau merepresentasikan data kontur dari perbedaaan tinggi permukaan suatu bidang/tanah dengan beberapa interval ketinggi yang berbeda, dan biasanya di sajikan dalam bentur garis berwarna serta memiliki masing-masing nilai yang berbeda. Berikut hasil dari analisi kontur pada daerah kabupaten Merangin.
Ket: kontur interval 100
Ket: gambar kontur interval 50 B. SLOPE / KEMIRINGIAN Pada bagian slope ini berfungsi untuk menerima masukan data ketinggian dalam format raster/grid lalu menghasilkan layer raster baru sebagai wujud dari nilai-nilai kemiringan yang baruk. Hasil dari analisis slope lebih dikenal dengan lereng. Berikut ini adalah hasil dari analis dari slope:
Ket: gambar berikut slope
Ket: gambar berikut luas lereng C. Aspect Analisis aspect di input dari data ketinggian (format raster/grid) yang sebelumnnya, sehingga akan menghasilkan layer raster/grid yang menyatakan arah gradien dari setiap pikselnya. Analisis ini juga memiliki fungsi mencari arah kemiringan lereng atau secara umum aspect mengindikasikan arah kemiringan lereng. Nilai yang dihasilkan (nilai output) adalah arah aspect, misalnya 00 tepat kearah utara, 900 tepat kearah timur, 1800 tepat ke arah selatan 2700 tepat kearah barat dan seterusnya. Untuk Aspect dan HillShide tidak dapat dilakukan karena terkendala dengan perangkat (laptop) yang digunakan kurang Support untuk menggunakan aplikasi ArcMap. Selain pada Aspect dan hillshide, kami juga mengalami masalah dalam melakukan analisis lainnya seperti pada saat melakukan analisis kontur, slope, dan lain-lain, kendala ini disebabkan karena perangkat (laptop) yang digunakan kurang memadai untuk mendapatkan hasil analisis yang optimal. Maka
untuk melengkapi kekurangan tersebut kami dalam melakukan praktikun analisis data raster ini, kami bekerja sama dengan kelompok teman yang lain yang menggunakan perangkat yang sedikit lebih baik dari pada perangkat yang kami gunakan. Berikut ini adlah hasil dari analisis Aspect
Ket: gambar Aspect D. Hillshade Hillshade memiliki fungsi untuk memprediksi iluminasi/pencahayaan sebuah permukaan/surface untuk kegunaan analisa ataupun visualisasi. Hillshade yang mampu menonjolkan suatau relief dari permukaan/surface, sehingga dapat mempermudah menginterpretasi kondisi permukaan suatu wilayah.
Ket: gambar Hillshade
Tugas : Dalam Bab Pembahasan Laporan Praktikum, berikan komentar anda tentang hasil analisis Aspect dan Hillshade. Kaitkan dengan ilmu kehutanan atau sumberdaya alam yang telah anda pelajari. Pembahasan: Aspect dan hillshade Untuk kedua masing-masing keunggulan dari raster yaitu dalam hal mengimpresentasikan sesuatu tampilan gambar/peta dengan sangat baik, jelas dan detail. Hal ini berhubungan erat dengan ilmu kehutanan dalam hal pengunaan lahan baru yang akan digunakan/dibuka untuk lahan pertanian maupun perkebunan. Dan dalam ilmu sumberdaya lahan juga sangat berguna dalam hal untuk menentukan lokasi yang pas dan kontur serta arah lereng yang baik digunakan sebagai media untuk tanaman. KESIMPULAN Data raster adalah data yang disimpan dalam bentuk kotak segi empat (grid)/sel sehingga terbentuk suatu ruang yang teratur. Aspect fungsi analisis ini adalah mencari arah kemiringan lereng atau secara umum. Garis kontur adalah garis yang menghubungkan titik-titik yang mempunyai ketinggian yang sama dari suatu datum/bidang acuan tertentu. Dalam mengolah data spasial, data kontur sering sekali digunakan karena dengan data kontur kita dapat mengetahui informasi ketinggian suatu daerah atau wilayah dan juga dapat membayangkan bentuk fisik suatu wilayah (berdasarkan ketinggian). Kontur penting untuk mengetahui beda tinggi antara satu tempat dengan tempat lainnya yang koordinatnya diketahui SARAN Untuk melakukan analisis dara raster ataupun analisis lainnya dengan aplikasi ArcMap sangat disarankan agar menggunakan perangkat (komputer) yang benar-benar Support untuk aplikasi tersebut, Daftar Pustaka Penuntun Praktikum SISDAL. 2017. Input Data Menggunakan GPS. Fakultas Pertanian. Unja. https://www.scribd.com/doc/303977581/Laporan-GIS-Analisis-Data-Raster (Diakses tanggal 09 Oktober 2017.)