LAPORAN KASUS “SEORANG
PEREMPUAN 55 TAHUN MENDERITA DIABETES MELITUS DENGAN KAD DAN ULKUS DEKUBITUS”
DISUSUN OLEH: DESILASARY
030.09.064
MELIA INDASARI
030.09.149
NOVIA ALROSA
030.09.172
SELA ARINI PUTRI
030.09.229
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT UMUM KARDINAH TEGAL 0
5 DESEMBER 2013 – 9 9 FEBRUARI 2014
1
LEMBAR PENGESAHAN
1. Judul laporan kasus
:
“SEORANG
WANITA
DENGAN
DIABETES
MELITUS”
2. Nama mahasiswa
: Desilasary (030.09.164), Melia Indasari (030.09.149), (030.09.149), Novia Alrosa (030.09.172), (030.09.172), Sela Arini Putri (030.09.229). (030.09.229).
3. Dibacakan tanggal
:
4. Direvisi tanggal
:
Tegal,
Januari 2014
Pembimbing
dr. Nurmilawati Sp.PD
2
DAFTAR MASALAH No. Daftar Masalah Aktif 1. DM 2.
Tanggal 23-12-2013
3. 4. 4. 6. 7. 8. 9. 10.
23-12-2013 23-12-2013 23-12-2013 23-12-2013
11.
Nefrolithiasis Dispepsi Febris GEA Anemia Ulkus dekubitus Oedem keempat ekstremitas Gangguan elektrolit hiponatremi, hipokalemi, hipoklorida
Sepsis GEA Tetraparese Hipoalbuminemia
Tanggal
Riwayat DM sudah 2 tahun tidak terkontrol
23-12-2013
GEA
24-12-2013
Oedem keempat ekstremitas
07-01-2014
Gangguan elektrolit
13-01-2014
24-12-2013 27-12-2013 30-12-2013 05-01-2014
12. 13. 14. 15. 16. 17.
Daftar Masalah Pasif
11-01-2014 11-01-2013 11-01-2013 13-01-2014
BAB II 3
LAPORAN KASUS
I.
II.
IDENTITAS PASIEN Nama Lengkap
: Ny. P
Usia
: 50 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
: Jalan Beo 07/01 Randugunting
Pekerjaan
: Pedagang
Agama
: Islam
Status perkawinan
: kawin
Tanggal masuk
: 23 Desember 2013
No. RM
: 218314
Ruangan
: Rosella
Tanggal dikasuskan
: 13 Januari 2014
ANAMNESIS Dilakukan pada tanggal 13 Januari 2014 pkl 14.00 WIB. Dilakukan autoanamnesis dan alloanamnesis kepada pasien dan keluarga pasien. -
Keluhan Utama Badan lemah
-
Keluhan tambahan Nafsu makan menurun, mual muntah,demam, nyeri ulu hati, sakit perut, diare, demam, sakit kepala, pusing, lelah letih lesu, luka di bokong, sakit pinggang, kencing tidak lancar.
-
Riwayat Penyakit Sekarang Pasien perempuan usia 50 tahun, datang ke IGD RSUD Kardinah dengan keluhan seluruh badan lemah sudah 2 minggu. Lemahnya seluruh badan dirasakan sepanjang hari sehingga pasien hanya terbaring ditempat tidur. 4
Keluhan lemah disertai dengan mual muntah, diare, demam yang timbul sudah 2 hari dan sakit pinggang sudah 1 bulan. Pasien juga mengeluh nafsu makan menurun, kemudian mulai timbul nyeri ulu hati, rasanya seperti ditusuk-tusuk, nyeri tidak menjalar, nyeri makin bertambah berat ketika makan makanan asam dan pedas. Setelah itu timbul pula keluhan mual dan muntah. Muntah lebih dari 5x/hari, isi muntah berupa makanan dan cairan yang dimakan dan diminum, muntah warna merah/hitam disangkal. Pasien juga mengeluh diare sudah 2 hari, lebih kurang sudah 8 kali, sebanyak kirakira 1 gelas belimbing setiap buang air,
feces cair, ampas ampas sedikit, tidak
berlendir, dan tidak berdarah. Disertai nyeri perut, perut kembung, dan demam. Nyeri perut seperti melilit, sepanjang hari, nyeri terutama saat ingin BAB, nyeri tidak menjalar. Demam timbul makin lama suhu makin tinggi, demam sepanjang hari, demam menggigil, mimisan disangkal, gusi berdarah disangkal, batuk pilek disangkal, nyeri dan panas saat kencing disangkal, kencing keruh dan kencing berdarah disangkal. Hanya saja kencing tidak lancar sudah 1 bulan ini. Kencing tersendat-sendat, bila berubah posisi kencing menjadi lancar, disertai dengan nyeri pinggang kiri hilang-timbul, pasien mempunyai kebiasaan jarang minum air putih. putih. Setelah 1 hari dirawat di rumah sakit, keluhan mual-muntah, diare, dan demam berkurang. Semenjak lemas disertai lelah, letih lesu, pasien hanya tidur di kasur dengan posisi berbaring terlentang. Pasien jarang merubah posisi tidurnya. Setelah ± 19 hari berbaring terlentang di atas kasur, pada tanggal 27 Desember 2013 mulailah timbul lepuhan kulit di bokong, pecah, akhirnya menjadi luka, makin lama luka makin luas, timbul darah dan nanah disertai rasa nyeri dan panas pada daerah sekitar luka. Semenjak timbul luka, demam timbul lagi, demam sepanjang hari, semakin hari suhu semakin tinggi. Setelah diperiksa laboratorium darah rutin, dokter menyatakan bahwa pasien menderita anemia dan dibutuhkan transfusi darah. Namun demam menjadi kendala terhadap pasien untuk dilakukan transfusi. Pada tanggal 30 Desember 2013, lengan, tangan, dan tungkai pasien timbul bengkak. Pasien dan keluarga menyadari timbul bengkak pada pagi hari saat ingin membasuh tubuh pasien. Bengkak bila ditekan, pasti berbekas,
5
kemudian kembali lagi ke keadaan semula. Kelopak mata bengkak disangkal, perut membuncit disangkal, sesak nafas disangkal, mual-muntah disangkal. disangkal. Pada tanggal 5 Januari 2014 keadaan pasien semakin lemah. Pasien sering tertidur sepanjang hari. Sadar bila dibangunkan, namun segera tertidur lagi. Pasien enggan makan dan minum. Akhirnya pasien diperiksa laboratorium untuk pemeriksaan elektrolit dan dipasang selang NGT untuk membantu makan dan minumnya. Pada tanggal 11 Desember 2013 timbul keluhan demam tinggi, diare berulang, dan anggota gerak terasa lemah. Berlanjut dari demam sebelumnya, namun pada hari itu demam lebih tinggi. BAB lebih dari 3 kali, sekali diare banyaknya ±1 gelas belimbing, feces cair, ampas sedikit, berlendir, tidak berdarah, tidak berbau. Mual-muntah disangkal, nyeri perut disangkal. Setelah diterapi, diare berkurang. Namun, keluhan demam tinggi dan anggota gerak terasa lemas masih tetap ada hingga saat ini.
-
Riwayat Penyakit Dahulu
: Diabetes melitus sejak 2 tahun yll.
-
Riwayat Penyakit Keluarga
: DM??
-
Riwayat Kebiasaan
: sering makan cemilan manis, sedikit minum,
jarang berolahraga. -
Riwayat Pengobatan
: Riwayat pengobatan DM tidak terkontrol.
-
Riawayat Operasi
:-
-
Riwayat Alergi
:-
30-12-2013 27-12-2013 •
24-12-2013 •
IGD RSUD KARDINAH •
RPD
• •
•
Riwayat DM 2 tahun yll
• •
DM dispepsia GEA febris nefrolitihiasis
• • •
DM febris nefrolithiasis anemia
• • • •
DM febris anemia nefrolithiasis ulkus dekubitus
• • • • •
•
DM febris anemia nefrolithiasis ulkus dekubitus pitting eodem di keempat ekstremitas
6
13 Januari 2014 • • • •
11 Januari 2014 • • • • •
5 Januari 2014 • • • • • •
•
III.
•
DM febris anemia nefrolithiasis ulkus dekubitus pitting eodem di keempat ekstremitas gangguan elektrolit
•
DM anemia nefrolithiasis ulkus dekubitus pitting oedem gangguan e;ektrolit sepsis, GEA, tetraparese
• • • •
DM anemia nefrolithiasis ulkus dekubitus pitting oedem gangguan e;ektrolit sepsis, tetraparese hipoalbuminemia
PEMERIKSAAN KLINIS Keadaan Umum -
Kesan sakit
: Sakit berat
-
Kesan gizi
: Gizi cukup
-
Kesadaran
: Compos mentis, tidak kooperatif
Tanda Vital -
Suhu
: 40˚C
-
Nadi
: 120x/menit, volume cukup, irama teratur, equalitas kiri dan
kanan sama -
Tekanan darah : 100/70 mmHg
-
Pernafasan
: 24x/menit, irama teratur, tipe pernafasan torakoabdominal,
kussmaul ( – – ). ). TB
: 158 cm
BB
: 49 kg
BMI
:
= 19.6 kesan: gizi cukup
7
Pemeriksaan General 1. Kepala
: Normocephali Rambut hitam, lurus, tidak mudah dicabut, distribusi merata, alopecia (-), benjolan (-), NT (-)
2. Mata
: Alis simetris, tidak mudah dicabut Palpebra superior dan inferior: oedem (-) dan benjolan (-) Bulu mata tidak rontok, trichiasis (-) Konjungtiva pucat +/+, hiperemis -/-, Sklera ikterik -/Pupil bulat, isokor, diameter 3 mm Refleks cahaya langsung dan tidak langsung +/+, Sekret -/-.
3. Hidung
: Normal Septum deviasi (-), konka eutrofi, mukosa hiperemis (-), sekret (-), benjolan (-), nyeri tekan (-)
4.
Telinga
: Normotia , benjolan -/-, nyeri tarik -/-, nyeri tekan -/Serumen +/+ , deafness -/-
5. Mulut
: bibir pucat (+), sianosis (-), pecah (-), sariawan (-) Mukosa gusi hiperemis (-), gigi karies (-), lidah kotor ditengah(-), tepi lidah hiperemis (-), tremor lidah (-) Faring hiperemis (-), Tonsil T1-T1, hiperemis (-)
6. Leher
: Trakea ditengah, deviasi (-) Kelenjar tiroid tidak teraba membesar, ikut bergerak saat menelan Pembesaran KGB (-), JVP 5 ± 2 mmH 2O
7. Thorax
: retraksi intercostal(-), atrofi m. Pectoralis(-), sela iga melebar (-), spider navy (-)
Paru ( Depan ) : Kanan Inspeksi
Simetris
Kiri saat
statis
dan Simetris
saat
statis
dinamis
dinamis
Palpasi
Vocal fremitus sama
Vocal fremitus sama
Perkusi
Sonor pada lapang paru
Sonor pada lapang paru
dan
8
Auskultasi
Suara dasar vesikuler (+)
Suara dasar vesikuler (+)
Suara tambahan : rhonki (-),
Suara tambahan : rhonki (-),
wheezing (-)
wheezing (-)
Paru ( Belakang ) Kanan Inspeksi
Simetris
Kiri saat
statis
dan Simetris
saat
statis
dan
dinamis
dinamis
Palpasi
Vocal fremitus sama
Vocal fremitus sama
Perkusi
Sonor pada lapang paru
Sonor pada lapang paru
Auskultasi
Suara dasar vesikuler (+)
Suara dasar vesikuler (+)
Suara tambahan : rhonki (-),
Suara tambahan : rhonki (-),
wheezing (-)
wheezing (-)
Jantung : Inspeksi
: tidak tampak iktus cordis
Palpasi
: teraba iktus cordis dengan diameter 1 cm kuat angkat (+), thrill (-)
Perkusi
: Batas kanan : ICS IV linea parasternalis kanan Batas kiri
: ICS V medial 2cm dari linea midcavicularis sinistra
Batas atas
: ICS II linea sternalis kiri
Batas pinggang : ICS, cembung Kesan
: Konfigurasi jantung dbn
Auskultasi : Suara dasar : S1S2 Reguler Suara tambahan : murmur (-), gallop (-)
9
8. Abdomen Inspeksi
: datar, venektasi (-), caput medusa (-)
Auskultasi
: bising usus (+) 3x/menit
Palpasi
: supel, nyeri tekan (-), hepar lien tak teraba, ballottement (-), undulasi (-)
Perkusi
9. Punggung Inspeksi
: timpani, arena troube timpani, pekak alih (-), pekak sisih (-)
: : simetris, tidak tampak kelainan tulang belakang, deformitas -,
tampak ulkus di daerah bokong ukuran diameter ± 10 cm, hiperemis, pus (+), batas tegas dengan pinggiran nekrotik (+).
Palpasi
: vokal fremitus sama di kedua lapangan paru, ulkus teraba
hangat, nyeri tekan ulkus (+).
Perkusi
: sonor di kedua lapangan paru
Auskultasi
: vesikuler di kedua lapangan paru.
10. Inguinal
: pembesaran KGB (-), massa (-)
11. Genitalia
: tidak dilakukan pemeriksaan
12. Ekstremitas
: Superior (kanan-kiri)
Inferior (kanan-kiri)
Pitting Oedem
+/+
+/+
Sianosis
-/-
-/-
Eritem
-/-
-/-
Hangat
+/+
+/+
Jari tabuh
-/-
-/-
Refleks bicep
+/+
+/+
Refleks tricep
+/+
+/+
Refleks patella
+/+
+/+
Refleks Achilles
+/+
+/+
Refleks Fisiologis
Refleks Patologis
10
IV.
Babinsky
-/-
-/-
Chaddock
-/-
-/-
Openheim
-/-
-/-
Hoffman Tromer
-/-
-/-
Gordon
-/-
-/-
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN HEMATOLOGI CBC + Diff CBC Lekosit Eritrosit Hemoglobin Hematokrit MCV MCH MCHC Trombosit Diff Netrofil Limfosit Monosit Eosinofil Basofil Laju Endap Darah LED 1 Jam LED 2 Jam KIMIA KLINIK Glukosa sewaktu SGOT SGPT Ureum Creatinine SERO IMUNOLOGI HbsAg
HASIL
SATUAN
NILAI RUJUKAN
11,2 2,8 9,0 23,5 82,7 31,7 38,3 346
10^3/ul 10^6/ul g/dl % U Pcg g/dl 10^3/ul
4.0 – 4.0 – 9.0 9.0 4,2 – 4,2 – 5,4 5,4 12.0 – 12.0 – 16.0 16.0 37 – 37 – 47 47 76 - 96 27 – 27 – 31 31 33,0 – 33,0 – 37,0 37,0 150 – 150 – 400 400
76,5 15,6 7,9 0 0
% % % % %
50 – 50 – 70 70 25 – 25 – 40 40 2 – 8 8 2 – 4 4 0 – 1 1
26 71
mm/jam mm/jam
0 – 20 20 0 – 35 35
268 15,8 6,9 42 0,75
mg/dl U/L U/L mg/dl mg/dl
70 – 70 – 160 160 <32 <32 10 – 10 – 50 50 0,6 – 0,6 – 1,2 1,2
NEGATIF
NEGATIF
11
PEMERIKSAAN LAB 28-12-2013 PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
HASIL
SATUAN
NILAI RUJUKAN
Glukosa 2 jam PP Glukosa puasa
129 117
mg/dl mg/dl
< 160 75 – 75 – 115 115
Kolesterol Total
202
mg/dl
70 – 70 – 220 220
Kolesterol HDL Kolesterol LDL
24 149
mg/dl mg/dl
>65 <150
Trigliserida
151
mg/dl
70-150
Asam urat
4,1
mg/dl
2,4 – 2,4 – 5,7 5,7
PEMERIKSAAN LAB 30-12-2013 PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
HASIL
SATUAN
NILAI RUJUKAN
HEMATOLOGI CBC Lekosit
11,0
10^3/ul
4.0 – 4.0 – 9.0 9.0
Eritrosit
2,4
10^6/ul
4.2 – 4.2 – 5.4 5.4
Hemoglobin
7,6
g/dl
12.0 – 12.0 – 16.0 16.0
Hematokrit
20,8
%
37 – 37 – 47 47
MCV
87,0
U
76 – 76 – 96 96
MCH
31,8
Pcg
27 – 27 – 31 31
MCHC
36,5
g/dl
33.0 – 33.0 – 37.0 37.0
Trombosit
198
10^3/ul
150 – 150 – 400 400
SERO IMUNOLOGI HIV ONCOPROBE
Non Reaktif
Non Reaktif
PEMERIKSAAN LAB 05-01-2014 PEMERIKSAAN HEMATOLOGI
CBC Lekosit
HASIL
SATUAN
NILAI RUJUKAN
12,9
10^3/ul
4.0 – 4.0 – 9.0 9.0
Eritrosit Hemoglobin
2,5 7,9
10^6/ul g/dl
4.2 – 4.2 – 5.4 5.4 12.0 – 12.0 – 16.0 16.0
Hematokrit MCV
21,7 88,6
% U
37 – 37 – 47 47 76 – 76 – 96 96
MCH
32,2
Pcg
27 – 27 – 31 31
MCHC Trombosit
36,4 346
g/dl 10^3/ul
33.0 – 33.0 – 37.0 37.0 150 – 150 – 400 400
KIMIA KLINIK
12
Ureum
21
mg/dl
10 – 10 – 50 50
Creatinine
0,53
mg/dl
0,6 – 0,6 – 1,2 1,2
Natrium Kalium
120,1 1,90
mmol/l mmol/l
135 – 135 – 148 148 3,6 – 3,6 – 5,5 5,5
Klorida
83,6
mmol/l
95 – 95 – 108 108
PEMERIKSAAN LAB 13-01-2013 PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
HASIL
SATUAN
NILAI RUJUKAN
HEMATOLOGI CBC Lekosit
14,3
10^3/ul
4.0 – 4.0 – 9.0 9.0
Eritrosit
1,8
10^6/ul
4.2 – 4.2 – 5.4 5.4
Hemoglobin
5,9
g/dl
12.0 – 12.0 – 16.0 16.0
Hematokrit
16,6
%
37 – 37 – 47 47
MCV
92,7
U
76 – 76 – 96 96
MCH
33
Pcg
27 – 27 – 31 31
MCHC
35,5
g/dl
33.0 – 33.0 – 37.0 37.0
Trombosit
166
10^3/ul
150 – 150 – 400 400
Total protein
3,70
g/dl
6.30 – 6.30 – 8.60 8.60
Albumin
2,57
g/dl
3.70 – 3.70 – 5.60 5.60
Globulin
1,13
g/dl
2.30 – 2.30 – 3.50 3.50
KIMIA KLINIK
13
V.
DAFTAR ABNORMALITAS
1. Lemas
16. Suhu 39° suhu 41°C
2. Riwayat DM sudah 2 tahun
17. Konjungtiva pucat
3. Nyeri ulu hati
18. Nyeri 18. Nyeri tekan epigastrum (+)
4. mual-muntah
19. Ulkus dekubitus di bagian tubuh
5. Penurunan nafsu makan
belakang (+)
6. Demam
20. GDS 255 mg/dl
7. BAB > 3 kali sudah 1 minggu,
21. Hb 9 gr/dl; 7,6 gr/dl;5,9 gr/dl.
feces cair. 8. Sakit pinggang, kencing tidak lancar 9. Lelah, letih, lesu 10. Dada berdebar-debar 11. Luka di bagian tubuh belakang 12. Riwayat posisi terlentang dalam
22. Ht 23,5%; 20,8%. 23. Eritrosit 2,8; 2,4; 2,5; 1,8 3,
24. Leukosit 11.200 sel/mm 11.000 3
3
sel/mm , 14.200 sel/mm
25. neutrofil 76,5%, limfosit 15,6%, eosinofil 0. 26. LED 26 mm/jam
waktu yang lama ± sudah 1
27. Na 27. Na 120,1; Kalium 1,90; Cl 83,6.
bulan.
28. Protein total 3,70; albumin 2,57;
13. Keadaan umum tampak sakit berat
globulin 1,3. 29. USG ginjal kiri: tampak batu
14. Nadi 14. Nadi 120x/menit
ukuran 0,5 cm, pelebaran
15. RR 26x/menit
pelviokalises.
14
VI.
RENCANA PEMECAHAN MASALAH 1. DM a. Assesment
: tampak sakit berat, lemas, riwayat DM 2 sudah tahun,
riwayat pengobatan DM tidak terkontrol, terkontrol, GDS : 255 gr/dl. b. Initial plan
: lab GDS, GDP, GDPP, HbA1C, pemeriksaan glukosa
urin. c. Terapi
-
Obat
: : metformin 500 mg 3x1 tablet, injeksi insulin (humolin
R) -
Diet
: rendah karbohidrat
-
Monitor
: keadaan umum, TTV, PF (penglihatan, jantung, ginjal,
saraf), laboratorium darah (GDS, elektrolit), monitor urin (volume urin, ureum, kreatinin), pemeriksaan foto thoraks, EKG, -
Edukasi
: kurangi makan makanan tinggi karbohidrat, minum
obat DM rutin, olahraga yang cukup dan teratur.
2. DISPEPSIA a. Assesment
m akan, : nyeri ulu hati, mual-muntah, penurunan nafsu makan,
riwayat sakit maag (+). b. Initial Plan
: EGD.
c. Terapi
:
-
Obat
: Injeksi ondansetron 3x8 mg sebelum makan
Ranitidin tab 3x1 Antasida syrup 3xCI -
Diet
: kurangi makan makanan pedas, asam, kopi, teh.
-
Monitor
: KU, TTV, PF abdomen nyeri tekan epigastrium.
-
Edukasi
men yebabkan mual : efek samping obat DM yang menyebabkan
muntah makan sedikit-sedikit tapi sering, hindari makan pedas, asam, kopi, teh.
3. OBSERVASI FEBRIS a. Assesment
: suhu 39°C
b. Initial plan
: laboratorium darah rutin, urin rutin, rontgen thorax 15
c. Terapi
:
-
Obat
: paracetamol 500 mg 3x1
-
Diet
: diet tinggi protein.
-
Monitor
: keadaan umum, TTV.
-
Edukasi
: minum air putih yang cukup.
4. GEA a. Assesment
: BAB > 3x/hari konsistensi cair sudah 1 minggu, lendir
(-), darah (-). b. Initial plan
: elektrolit, kultur feses
c. Terapi
:
-
Obat
: New diatab, oralit, antibiotik cefotaxim
-
Diet
: rendah lemak, minum air putih yang cukup.
-
Monitor
: KU, TTV, mukosa mulut, kelembaban kulit.
-
Edukasi
: minum air putih yang cukup.
5. NEFROLITHIASIS NEFROLITHIASIS SINISTRA a. Assesment
: sakit pinggang kiri, kencing tidak lancar, CVA kiri
(+), USG ginjal kiri tampak batu ukuran 0,5 cm. b. Initial Plan
: konsul urologi
6. ULKUS DEKUBITUS
a. Assesment
: luka di bokong (+), riwayat tidur posisi terlentang
yang sudah lama ± 1 bulan, pemeriksaan fisik tampak ulkus di bokong ukuran diameter ± 10 cm, batas tegas, hiperemis, pus (+), nekrotik (+). b. Initial plan
: kultur luka
c. Terapi
:
-
Obat
: antibiotik spektrum luas cefotaxim, ganti verban setiap
hari. -
Diet
: tinggi protein
-
Monitor
: keadaan umum, TTV, keadaan luka.
-
Edukasi
: jaga hygiene, posisi tidur dirubah(tidur miring)
16
7. ANEMIA a. Assesment
: lemah, letih, lesu, konjungtiva pucat +/+, Hb 9 gr/dl.
b. Initial plan
T IBC, SI. : MCV, MCH, MCHC, Fe, Ferritin serum, TIBC,
c. Terapi
:
-
Obat
: transfusi PRC 1 kolf sampai kolf sampai dengan Hb 10 gr/dl
-
Diet
: tinggi protein
-
Monitor
: KU, TTV, PF konjungtiva palpebra, Hb
-
Edukasi
: makan yang cukup dan teratur
8. HIPOALBUMINEMIA a. Asssesment
: albumin 2,57
b. Initial plan
: SGOT, SGPT, ureum, creatinin,
c. Terapi
:
-
Obat
: albumin
-
Diet
: tinggi protein
-
Monitor
: KU, TTV, lab darah albumin.
-
Edukasi
: makan makanan tinggi protein ekstra putih telur
9. GANGGUAN ELEKTROLIT a. Assesment
: Lemas (+), OS lebih sering tidur, bila dibangunkan
sadar tetapi segera tertidur lagi. Natrium 120,1, Kalium 1,90, Cl 83,6. b. Initial Plan
: eksplorasi etiologi, cek ureum, creatinin
c. Terapi
:
-
Obat
: infus KaEn3B
-
Diet
: makanan tinggi garam, tinggi kalium seperti pisang,
susu. -
Monitor
: KU, TTV, lab elektrolit
-
Edukasi
: makan makanan yang mengandung tinggi elektrolit,
makan yang cukup dan teratur.
10. SEPSIS a. Assesment
: Suhu 40°C, nadi 120x/menit, nafas 26x/menit, leukosit
14.800 sel/mm 3, ulkus dekubitus (+).
17
b. Initial plan
: lab darah rutin, urin rutin, kerokan kulit untuk tes
resistensi. c. Terapi
:
-
Obat
: ceftriaxon injeksi 1 gram/hari
-
Diet
: tinggi protein
-
Monitor
: KU, TTV
-
Edukasi
: konsumsi obat secara teratur
18
MONITOR 1. DIABTES MELITUS
► 25 Desember 2013 S
: badan lemas (+), makan minum ↓
O
: KU: tampak lemah, TD 120/80 mmHg, mmHg, Nadi 64x/menit, suhu 39,2C 39,2C
RR 24x/menit. Kepala: Konjungtiva pucat +/+. Laboratorium darah: GDS 168 A
: diabetes melitus, febris
P
: obat: metformin tab 500 mg 3x1 a.c, insulin injeksi (humolin R) : monitoring KU, TTV, GDS
Edukasi
: kurangi makan makanan tinggi karbohidrat, minum obat DM rutin,
olahraga yang cukup dan teratur (3 – 4 kali seminggu selama ± 30 menit), efek samping obat, penyulit obat, penyulit dan resiko yang dapat timbul
► 26 Desember 2013 S
: badan lemas (+), makan minum ↓
O
: KU: tampak lemah, TD 140/90 mmHg, Nadi 96x/menit, suhu 39C RR 24x/menit. Kepala: konjungtiva pucat +/+. Laboratorium darah: GDS 542
A
: diabetes melitus, febris
P
: obat: metformin tab 500 mg 3x1 a.c, insulin injeksi (humolin R) : monitoring KU, TTV, GDS
Edukasi
: kurangi makan makanan tinggi karbohidrat, minum obat DM rutin,
olahraga yang cukup dan teratur (3 – 4 kali seminggu selama ± 30 menit), efek samping obat, penyulit obat, penyulit dan resiko yang dapat timbul
► 27 Desember 2013 S
: badan lemas (+), makan minum ↓
O
: KU: tampak lemah, TD 100/60 mmHg, Nadi 76x/menit, suhu 38C, RR 24x/menit. Kepala: konjungtiva pucat +/+. Laboratorium darah: GDS 57
A
: diabetes melitus, hipoglikemia
P
: obat: metformin tab 500 mg 3x1 a.c, insulin injeksi (humolin R) Infus D40% 19
: monitoring KU, TTV, GDS Edukasi
: kurangi makan makanan tinggi karbohidrat, minum obat DM rutin,
olahraga yang cukup dan teratur (3 – 4 kali seminggu selama ± 30 menit), efek samping obat, penyulit obat, penyulit dan resiko yang dapat timbul
► 28 Desember 2013 S
: badan lemas (+), makan minum ↓
O
: KU: tampak lemah, TD 140/90 mmHg, Nadi 76x/menit, suhu 38C, RR 24x/menit. Kepala: konjungtiva pucat +/+. Laboratorium darah: GDS 102
A
: diabetes melitus
P
: obat: metformin tab 500 mg 3x1 a.c, insulin injeksi (humolin R) : monitoring KU, TTV, GDS
Edukasi
: kurangi makan makanan tinggi karbohidrat, minum obat DM rutin,
olahraga yang cukup dan teratur (3 – 4 kali seminggu selama ± 30 menit), efek samping obat, penyulit obat, penyulit dan resiko yang dapat timbul
► 29 Desember 2013 S
: badan lemas (+), makan minum ↓
O
: KU: tampak lemah, TD 130/80 mmHg, Nadi 76x/menit, suhu 38C, RR 24x/menit. Kepala: konjungtiva pucat +/+. Laboratorium darah: GDS 114
A
: diabetes melitus
P
: obat: metformin tab 500 mg 3x1 a.c, insulin injeksi (humolin R) : monitoring KU, TTV, GDS
Edukasi
: kurangi makan makanan tinggi karbohidrat, minum obat DM rutin,
olahraga yang cukup dan teratur (3 – 4 kali seminggu selama ± 30 menit), efek samping obat, penyulit obat, penyulit dan resiko yang dapat timbul
► 30 Desember 2013 S
: badan lemas (+), makan minum ↓
O
: KU: tampak lemah, TD 120/80 mmHg, Nadi 76x/menit, suhu 38C RR 24x/menit. Kepala: konjungtiva pucat +/+. Laboratorium darah: GDS 102
A
: diabetes melitus
P
: obat: metformin tab 500 mg 3x1 a.c, insulin injeksi (humolin R) : monitoring KU, TTV, GDS 20
: kurangi makan makanan tinggi karbohidrat, minum obat DM rutin,
Edukasi
olahraga yang cukup dan teratur (3 – 4 kali seminggu selama ± 30 menit), efek samping obat, penyulit obat, penyulit dan resiko yang dapat timbul
► 31 Desember 2013 S
: badan lemas (+), makan minum (+)
O
: KU: tampak lemah, TD 120/80 mmHg, Nadi 76x/menit, suhu 38C, RR 24x/menit. Kepala: konjungtiva pucat +/+. Laboratorium darah: GDS 139
A
: diabetes melitus
P
: obat: metformin tab 500 mg 3x1 a.c, insulin injeksi (humolin R) : monitoring KU, TTV, GDS : kurangi makan makanan tinggi karbohidrat, minum obat DM rutin,
Edukasi
olahraga yang cukup dan teratur (3 – 4 kali seminggu selama ± 30 menit), efek samping obat, penyulit obat, penyulit dan resiko yang dapat timbul
► 1 Januari 2014 S
: badan lemas (+), makan minum (+)
O
: KU: tampak lemah, TD 110/700 mmHg, Nadi 76x/menit, suhu 38C, RR 24x/menit. Kepala: konjungtiva pucat +/+. Laboratorium darah: GDS 81
A
: diabetes melitus
P
: obat: metformin tab 500 mg 3x1 a.c, insulin injeksi (humolin R) : monitoring KU, TTV, GDS
Edukasi
: kurangi makan makanan tinggi karbohidrat, minum obat DM rutin,
olahraga yang cukup dan teratur (3 – 4 kali seminggu selama ± 30 menit), efek samping obat, penyulit obat, penyulit dan resiko yang dapat timbul
► 2-12 Januari 2014 S
: badan lemas (+), makan minum (+)
O
: KU: tampak lemah, TD 110/700 mmHg, Nadi 76x/menit, suhu 38C, RR 24x/menit. Kepala: konjungtiva pucat +/+. Laboratorium darah: GDS terkontrol (<200)
A
: diabetes melitus
P
: obat: metformin tab 500 mg 3x1 a.c, insulin injeksi (humolin R) : monitoring KU, TTV, GDS 21
Edukasi
: kurangi makan makanan tinggi karbohidrat, minum obat DM rutin,
olahraga yang cukup dan teratur (3 – 4 kali seminggu selama ± 30 menit), efek samping obat, penyulit obat, penyulit dan resiko yang dapat timbul
► 13 Januari 2014 S
: badan lemas (+), makan minum (+)
O
: KU: tampak lemah, TD 100/60 mmHg, Nadi 76x/menit, suhu 38C, RR 24x/menit. Kepala: konjungtiva pucat +/+. Laboratorium darah: GDS 300
A
: diabetes melitus
P
: obat: metformin tab 500 mg 3x1 a.c, insulin injeksi (humolin R)
dosis
dinaikkan : monitoring KU, TTV, GDS Edukasi
: kurangi makan makanan tinggi karbohidrat, minum obat DM rutin,
olahraga yang cukup dan teratur (3 – 4 kali seminggu selama ± 30 menit), efek samping obat, penyulit obat, penyulit dan resiko yang dapat timbul
2. DISPEPSIA Monitor tanggal 23 desember 2013 – 13 13 januari 2014
S
: mual, muntah berisi makanan dan cairan, nyeri perut, nafsu makan berkurang
O
: CM | 160/90 mmHg |120x/menit | 32x/menit |37 ˚ C Kepala
: KA +/+ , SI -/-
Leher
: pembesaran KGB – KGB –
Jantung
: S1S2 reguler, M (-) , G (-)
Paru
: SNV +/+ , rh -/- , wh -/-
Abdomen
: supel, BU (+), NT (+) epigastrium, undulasi (+)
Ekstremitas : Oedem (-), hangat (+) A
: Dispepsia
P
: Injeksi ondansetron 3x4 mg sebelum makan Ranitidin tab 3x1 Antasida syrup 3xCI
22
Diet
: kurangi makan makanan pedas, asam, kopi, teh, stres
Monitor
epigastri um. : KU, TTV, PF abdomen nyeri tekan epigastrium.
Edukasi
: makan sedikit-sedikit tapi sering, hindari makan pedas, asam,
kopi, teh, edukasi efek samping obat DM bisa menyebabkan mual muntah
3. NEFROLITHIASIS SINISTRA Tanggal 23 Desember 2013 – 27 27 Desember 2013
S
: nyeri pinggang kiri menjalar hingga bagian belakang, BAK sulit dan sedikit
O
: CM | 160/90 mmHg |120x/menit | 32x/menit |37 ˚ C Kepala
: KAP +/+ , SI -/-
Leher
: pembesaran KGB – KGB –
Jantung
: S1S2 reguler, M (-) , G (-)
Paru
: SNV +/+ , rh -/- , wh -/-
Abdomen
: supel, BU (+), NT (-), undulasi (+)
Ekstremitas : Oedem (-), hangat (+) Regio Costovertebra : nyeri ketok -/+ A
: Nefrolithiasis sinistra
P
: konsul Sp.U
4. OBSERVASI FEBRIS
23 Desember 2013 S
: demam (+)
O
: K.U. tampak sakit berat. TD 150/90mmHg, N 80x/menit, RR 20x/menit, Suhu 39°C
A
: Obs. Febris
P
: Obat: paracetamol 3x500 mg Diet: tinggi protein, minum air putih yang cukup Monitor: KU, TTV, lab darah rutin 23
Edukasi: istirahat yang cukup
24 Desember 2013 S
: demam ↓
O
: K.U. tampak sakit berat. TD 140/90mmHg, N 76x/menit, RR 16x/menit, Suhu 37,8°C. lab: leukosit 11.200sel/mm 3, neutrofil 76,5%.
A
: Obs. Febris DD/ infeksi bakteri.
P
: Obat: paracetamol 3x500 mg, Inj ceftriaxon 2x1 gr Diet: tinggi protein, minum air putih yang cukup Monitor: KU, TTV, lab darah rutin Edukasi: istirahat yang cukup
25 Desember 2013 S
: demam (-)
O
: K.U. tampak sakit berat. TD 100/60mmHg, N 80x/menit, RR 16x/menit, Suhu 37°C
A
: bebas demam hari pertama
P
: Obat: Diet: tinggi protein, minum air putih yang cukup Monitor: KU, TTV Edukasi: istirahat yang cukup
26 Desember 2013 S
: demam (-)
O
: K.U. tampak sakit berat. TD 120/70mmHg, N 80x/menit, RR 16x/menit, Suhu 37,1°C
A
: bebas demam hari kedua
P
: Obat: Diet: tinggi protein, minum air putih yang cukup Monitor: KU, TTV Edukasi: istirahat yang cukup
24
27 Desember 2013 S
: demam (+)
O
: K.U. tampak sakit berat. TD 120/80mmHg, N 80x/menit, RR 20x/menit, Suhu 39°C
A
: obs. febris
P
: Obat: paracetamol 3x500 mg Diet: tinggi protein, minum air putih yang cukup Monitor: KU, TTV, lab darah rutin Edukasi: istirahat yang cukup
28 Desember 2013 S
: demam (+)
O
: K.U. tampak sakit berat. TD 110/70mmHg, N 120x/menit, RR 20x/menit, Suhu 39°C
A
: Obs. febris
P
: Obat: paracetamol 3x500 mg Diet: tinggi protein, minum air putih yang cukup Monitor: KU, TTV, lab darah rutin Edukasi: istirahat yang cukup
29 Desember 2013 S
: demam (+), suhu makin tinggi
O
: K.U. tampak sakit berat. TD 120/80mmHg, N 128x/menit, RR 22x/menit, Suhu 40°C
A
: Obs. febris
P
: Obat: paracetamol Diet: tinggi protein, minum air putih yang cukup Monitor: KU, TTV, lab darah rutin Edukasi: istirahat yang cukup
30 Desember 2013 S
: demam ↓
O
: K.U. tampak sakit berat. TD 130/80mmHg, N 80x/menit, RR 18x/menit,
25
Suhu 37,9°C. Lab: leukosit 11.000sel/mm 3 A
: Obs. febris
P
: Obat: paracetamol 3x500 mg, Inj ceftriaxon 2x1 gr Diet: tinggi protein, minum air putih yang cukup Monitor: KU, TTV, lab darah rutin Edukasi: istirahat yang cukup
31 Desember 2013 S
: demam (+)
O
: K.U. tampak sakit berat. TD 130/80mmHg, N 80x/menit, RR 18x/menit, Suhu 37,9°C
A
: Obs. febris
P
: Obat: Paracetamol 3x500 mg, ceftriaxon 2x1 gr Diet: tinggi protein, minum air putih yang cukup Monitor: KU, TTV, lab darah rutin Edukasi: istirahat yang cukup
01 Januari 2014 S
: demam (+)
O
: K.U. tampak sakit berat. TD 120/80mmHg, N 88x/menit, RR 18x/menit, Suhu 38°C
A
: Obs. febris
P
: Obat: paracetamol 3x500 mg, ceftriaxon 2x1 gr Diet: tinggi protein, minum air putih yang cukup Monitor: KU, TTV, lab darah rutin Edukasi: istirahat yang cukup
02 s/d 06 Januari 2014 S
: demam ↓
O
: K.U. tampak sakit berat. TD 100/70mmHg, N 80x/menit, RR 18x/menit, Suhu 36,7°C
A
: bebas demam hari pertama
P
: Obat: -
26
Diet: Monitor: KU, TTV Edukasi: istirahat yang cukup
07 Januari 2014 S
: demam (+)
O
: K.U. tampak sakit berat. TD 100/70mmHg, N 100x/menit, RR 20x/menit, Suhu 38°C
A
: Obs. febris
P
: Obat: paracetamol 3x500 mg Diet: tinggi protein, minum air putih yang cukup Monitor: KU, TTV, lab darah rutin Edukasi: istirahat yang cukup
08 Januari 2014 S
: demam (+)
O
: K.U. tampak sakit berat. TD 120/80mmHg, N 100x/menit, RR 20x/menit, Suhu 38°C
A
: Obs. febris
P
: Obat: paracetamol 3x500 mg Diet: tinggi protein, minum air putih yang cukup Monitor: KU, TTV, lab darah rutin Edukasi: istirhat yang cukup
09 Januari 2014 S
: demam (+)
O
: K.U. tampak sakit berat. TD 110/70mmHg, N 96x/menit, RR 20x/menit, Suhu 38°C
A
: Obs. febris
P
: Obat: paracetamol 3x500 mg Diet: tinggi protein, minum air putih yang cukup Monitor: KU, TTV, lab darah rutin Edukasi: istirahat yang cukup
27
10 Januari 2014 S
: demam (+)
O
: K.U. tampak sakit berat. TD 120/80mmHg, N 124x/menit, RR 24x/menit, Suhu 41°C.
A
: suspect sepsis
P
: Obat: paracetamol 3x500 mg Diet: tinggi protein, minum air putih yang cukup Monitor: KU, TTV, lab darah rutin, kerokan kulit untuk kultur Edukasi: istirahat yang cukup, minum obat dengan teratur
5. SEPSIS
11 Januari 2014 S
: Demam (+) ↑↑
O
: K.U. tampak sakit berat. TD: 120/70mmHg, 120x/menit, RR 26x/menit, Suhu 41°C, ulkus dekubitus (+). Lab: leukosit 14.800sel/mm 3
A
: Sepsis
P
: Obat
: paracetamol 3x500 mg, ceftriaxon injeksi 2x1 gram
Diet
: tinggi protein, minum air putih yang cukup
Edukasi
: konsumsi obat secara teratur
12 Januari 2014 S
: Demam (+) ↑↑
O
: K.U. tampak sakit berat. TD: 100/70mmHg, 120x/menit, RR 26x/menit, Suhu 40°C, ulkus dekubitus (+). Lab: leukosit 14.800sel/mm 3
A
: Sepsis
P
: Obat: paracetamol 3x500 mg, ceftriaxon injeksi 2x1 gram Diet: tinggi protein, minum air putih yang cukup Edukasi: konsumsi obat secara teratur
13 Januari 2014 S
: Demam (+)
O
: K.U. tampak sakit berat. TD: 100/70mmHg, 120x/menit, RR 26x/menit,
28
Suhu 40°C, ulkus dekubitus (+). A
: Sepsis
P
: Obat: paracetamol 3x500 mg, ceftriaxon injeksi 2x1 gram Diet: tinggi protein, minum air putih yang cukup Edukasi: konsumsi obat secara teratur
6. ULKUS DEKUBITUS Tanggal 23 Desember Desember 2013 – 13 13 Januari 2014
S
: keterbatasan gerak (+)
O
: CM | 160/90 mmHg |120x/menit | 32x/menit |37 ˚ C Kepala
: konjungtiva pucat +/+ , SI -/-
Leher
: pembesaran KGB – KGB –
Jantung
: S1S2 reguler, M (-) , G (-)
Paru
: SNV +/+ , rh -/- , wh -/-
Abdomen
: supel, BU (+), NT (-), undulasi (+)
Ekstremitas : Oedem (-), hangat (+) Tulang belakang : pada bagian sacrum, terdapat ulkus dengan diameter 10 cm x 5 cm, warna kemerahan, nyeri (-) A
: Ulkus Dekubitus
P
: penutupan luka, GV 1x/hr, injeksi ceftriaxon 2x1 gr, vit B kompleks 2x/hr
7. ANEMIA
► 25 Desember 2013 S
: lemah, letih, lesu
O
mmHg, Nadi 64x/menit, suhu 39,2C, 39,2C, : KU: tampak lemah, TD 120/80 mmHg, RR 24x/menit. Kepala: Konjungtiva pucat +/+. Lab darah: Hb: 9 gr/dl
A
: anemia
29
P
: Obat
kolf sampai dengan Hb 10 gr/dl : transfusi PRC 1 kolf sampai paracetamol 3 x 500 mg
Diet
: tinggi protein
Monitor
: KU, TTV, PF konjungtiva palpebra, Hb post transfusi
Edukasi
: makan yang cukup dan teratur, rencana pemberian transfusi
► 26 Desember 2013 S
: lemah, letih, lesu
O
: keadaan umum: tampak lemah, TD 140/90 mmHg, Nadi 64x/menit,
suhu 39C, RR 24x/menit. Kepala: Konjungtiva pucat +/+ A
: anemia
P
: Obat
kolf sampai dengan Hb 10 gr/dl : transfusi PRC 1 kolf sampai paracetamol 3 x 500 mg
Diet
: tinggi protein
Monitor
: KU, TTV, PF konjungtiva palpebra, Hb post transfusi
Edukasi
: makan yang cukup dan teratur, rencana pemberian transfusi
► 27 Desember 2013 S
: lemah, letih, lesu
O
: KU: tampak lemah, TD 100/60 mmHg, mmHg, Nadi 64x/menit, suhu 39 C,
RR 24x/menit. Kepala: Konjungtiva pucat +/+ A
: anemia
P
: Obat
kolf sampai dengan Hb 10 gr/dl : transfusi PRC 1 kolf sampai paracetamol 3 x 500 mg
Diet
: tinggi protein
Monitor
: KU, TTV, PF konjungtiva palpebra, Hb post transfusi
Edukasi
: makan yang cukup dan teratur, rencana pemberian transfusi
► 31 Desember 2013 S
: lemah, letih, lesu
30
O
: keadaan umum: tampak lemah, TD 120/80 120/80 mmHg, mmHg, Nadi 64x/menit, suhu
38,5C, RR 24x/menit. Kepala: Konjungtiva pucat +/+. Lab darah: Hb: 7,6 g/dl, eritrosit 2,4, Hematokrit 20,8% A
: anemia
P
: Obat
kolf sampai dengan Hb 10 gr/dl : transfusi PRC 2 kolf sampai paracetamol 3 x 500 mg
Diet
: tinggi protein
Monitor
: KU, TTV, PF konjungtiva palpebra, Hb post transfusi
Edukasi
: makan yang cukup dan teratur, rencana pemberian transfusi
jika tidak ada demam
► 6 Januari 2014 S
: lemah, letih, lesu
O
Nadi 64x/menit, suhu 38,5C, RR : KU: tampak lemah, TD 130/80 mmHg, Nadi
24x/menit. Kepala: Konjungtiva pucat +/+. Lab darah: Hb: 7,9 g/dl, eritrosit 2,5, Hematokrit 21,7 A
: anemia
P
: Obat
kolf sampai dengan Hb 10 gr/dl : transfusi PRC 2 kolf sampai paracetamol 3 x 500 mg
Diet
: tinggi protein
Monitor
: KU, TTV, PF konjungtiva palpebra, Hb post transfusi
Edukasi
: makan yang cukup dan teratur, rencana pemberian transfusi
jika tidak demam
► 14 Januari 2014 S
: lemah, letih, lesu
O
mmHg, Nadi 64x/menit, suhu 38 C, : KU: tampak lemah, TD 100/60 mmHg, RR 24x/menit. Kepala: Konjungtiva pucat +/+. Lab darah: Hb: 5,9 g/dl, eritrosit 1,8, Hematokrit 16,6
A
: anemia
P
: Obat
: transfusi PRC 2 kolf sampai kolf sampai dengan Hb 10 gr/dl 31
paracetamol 3 x 500 mg Diet
: tinggi protein
Monitor
: KU, TTV, PF konjungtiva palpebra, Hb post transfusi
Edukasi
: makan yang cukup dan teratur, rencana pemberian transfusi
jika tidak demam
8. GANGGUAN ELEKTROLIT
05 Januari 2014 S
: Lebih sering tidur, dapat dibangunkan sebentar, tetapi segera tertidur lagi. Tidak mau makan dan minum.
O
: KU: tampak sakit berat. TD 120/80mmHg N 80x/menit RR18x/menit S 37°C
A
: Gangguan elektrolit
P
: Obat: infus NaCl, pasang NGT Diet: tinggi natrium, tinggi kalium, tinggi klorida. Monitor: Lab: elektrolit darah Edukasi: akan dipasang NGT untuk membantu makan dan minum pasien.
06 s/d 11 Januari 2014 S
: lebih sering tidur karena lemas, dapat dibangunkan sebentar, tetapi segera
tertidur lagi. Tidak mau makan dan minum. O
: KU: tampak sakit berat. TD 110/70 mmHg, N 80x/menit, RR 18x/menit,
Suhu 37°C. Lab: Na 120,1; K 1,90; Cl 83,6. A
: hiponatremi, hipokalemi, hipochlorida
P
: Obat: infus NaCl, terpasang NGT Diet: makanan tinggi natrium, kalium, klorida Monitor: Lab: elektrolit darah Edukasi: makan makanan yang bergizi secara cukup dan teratur,
12 Januari 2014 S
: lemas berkurang
O
: KU: tampak sakit berat. TD 120/70mmHg, N 124x/menit, RR 24x/menit, Suhu 41°C.
A
: hiponatremi, hipokalemi, hipochlorida
32
P
: Obat: infus NaCl, pasang NGT Diet: makanan tinggi Na, K, Cl. Susu dimasukkan lewat NGT. Monitor: Lab: elektrolit darah Edukasi: makan makanan yang bergizi secara cukup dan teratur.
13 Januari 2014
S
: lemas berkurang tapi pasien tetap sulit makan
O
: KU: tampak sakit berat. TD 100/70mmHg, N 124x/menit, RR 24x/menit, Suhu 40°C. Lab: Na, K, Cl dbn.
A
:-
P
: Obat: infus NaCl, NGT tetap terpasang. Diet: makanan tinggi natrium, kalium, klorida Edukasi: makan makanan yang bergizi secara cukup dan teratur, harus mulai latihan makan lewat mulut.
9. GEA Monitor tanggal 11-13 Januari 2014
S
: BAB > 3x/hari konsistensi cair lendir (-) darah (-)
O
: somnolen | 110/80 m mHg |80x/menit | 24x/menit |38˚C |38˚C Kepala
: konjungtiva pucat +/+ , SI -/-
Leher
: pembesaran KGB – KGB –
Jantung
: S1S2 reguler, M (-) , G (-)
Paru
: SNV +/+ , rh -/- , wh -/-
Abdomen
: supel, BU (+), NT (-), undulasi (+)
Ekstremitas
: Oedem (+), hangat (+)
A
: GEA
P
: Obat : New diatab tab 2x2, oralit, injeksi cotrimoksazole 2x 960 mg Diet : rendah lemak, minum air putih yang cukup. Monitor : KU, TTV, mukosa mulut, kelembaban kulit. Edukasi: minum air putih yang cukup. 33
10. HIPOALBUMINEMIA
13 Januari 2014 S
: lemas, riw. anemia(+), belum dilakukan transfusi, intake makanan kurang.
O
: KU: tampak sakit berat. TD: 120/80mmHg, N 126x/menit, RR 26x/menit, S 40°C. Lab: protein total 3,70; Albumin 2,57; globulin globulin 1,13.
A
: Hipoalbuminemia
P
: Obat: transfusi albumin Diet: ekstra putih telur, ikan gabus Edukasi: akan dilakukan transfusi albumin bila suhu sudah normal
34
BAB IV PENUTUP
KESIMPULAN Setelah ditegakkan diagnosa awal masuk RS, Ny. P usia 50 tahun menderita diabetes melitus. Setelah dirawat dalam jangka waktu yang sangat lama, timbullah berbagai komplikasi yang menyebabkan pasien jatuh pada tahap “disability”. Walau sudah diterapi sebaik mungkin dalam ± 3 minggu ini, namun pasien belum menunjukkan perbaikan. Demikian laporan kasus kelompok kami. Kritik dan saran kami harapkan untuk perbaikan laporan kasus ini.
Hormat Kami,
Koass Interna
35