1
LAPORAN BEDAH LAPAROTOMI PADA KUCING
Oleh Kelompok 3: Muhammad Sofyan
B04070014
Nova Febrina Febrina
B04070056
Endah Mulia Ningsih B040700 64 Novri Wandi Bahar
Arni Suryani
B040700 67 B04070077
Bagian Bedah dan Radiologi Radiologi Departemen Klinik Reproduksi dan Patologi Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor 2010
2
BAB 1. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Laparotomi berasal dari dua kata terpisah, yaitu laparo dan tomi. Laparo sendiriberarti perut atau abdomen sedangkan tomi berarti penyayatan. Sehingga laparotomidapat didefenisikan sebagai penyayatan pada dinding abdomen atau peritoneal. Istilahlain untuk laparotomi adalah celiotomi.( Fossum, 2002) 200 2) Laparotomi terdiri dari tiga jenis yaitu laparotomi flank, medianus danparamedianus. Masing-masing jenis laparotomi ini dapat digunakan sesuai denganfungsi, organ target yang akan dicapai, dan jenis hewan yang akan dioperasi.Umumnyapada hewan kecil laparotomi yang dilakukan adalah laparotomi medianus dengandaerah orientasi pada bagian abdominal ventral tepatnya di linea linea alba. Selain
laparotomi,
cystotomi,
histerektomi,
ovarihisterektomi,
kastrasi,caudektomi dan enterektomiiliki orientasi bedah yang sama yakni daerah abdomen dan memiliki resiko yang sama yakni hernia. Namun tindakan bedah yang paling sering dilakukan adalah laparotomy, Pemilihan posisipenyayatan laparotomi ini didasarkan kepada organ target yang dituju. Hal ini untukmenegakkan diagnosa berbagai kasus yang terletak di rongga rongga abdomen. Keuntungan penggunaan teknik laparotomi sentral adalah tempatpenyayatan mudah ditemukan karena adanya garis putih (linea alba) sebagai penanda,sedikit terjadi
.perdarahan
dan
di
daerah
tersebut
sedikit
mengandung
syaraf.
Adapunkerugian yang dapat terjadi dalam penggunaan metode ini adalah mudah terjadi herniajika proses penjahitan atau penangan post operasi kurang baik dan persembuhan yang relatif lama. B. TUJUAN
3
Dalam praktikum kali ini, laparotomi bertujuan untuk menemukan letakanatomis atau orientasi
organ-organ organ-organ viscera yang ada di dalam dalam rongga rongga
abdomen secara langsung& langsung& sekaligus
dapat
digunakan
untuk
menegakkan
diagnosa
serta
mengasahkemampuan mahasiswa dalam melaksanaka n bedah laparotomi. BAB 2. MATERIAL DAN METODE A. Bahan Praktikum Dalam praktikum kali ini diperlukan bahan-bahan diantaranya premedikasi (atropine) dengan dosis mg/kg BB. Bahan anastetikum yaitu Xylazine dengan dosis mg/kb BB dan ketamine dengan dosis mg/kg BB. Selain itu juga digunakan alcohol 70 %,povidine, NaCl fisiologis,tampon,benang cutgut, silk dan antibiotic Amoxicilin dengan dosis mg/kg BB. B. Alat Praktikum Peralatan yang dipergunakan dalam praktikum kali ini adalah towel clamp,pinset anatomis dan syrorgis, gagang skalpel dan blade, gunting, tang arteri,tang lurus anatomis, tang arteri bengkok anatomis, tang arteri lurus syrorgis, needle holder,tampon,jarum, benang cat gut, benang silk, silet, syringe, alat cukur, C.Langkah C.Langkah Kerja Praktikum
Sterilisasi Sterilisasi Peralatan Operasi Sterilisasi peralatan operasi, baju operasi, masker, penutup kepala,sarung
tangan, sikat, dan handuk yang telah dicuci bersih serta dikeringkandibungkus dengan kain muslin atau non woven setelah terlebih dahulu dilipat dilipat danditata sesuai dengan urutannya masing-masing. Peralatan yang telah dibungkusdimasukkan ke dalam oven untuk disterilisasi disterilisasi dengan suhu 600 C selama 15-30menit. Perlengkapan yang telah disterilisasi disterilisasi digunakan pada saat operasi olehoperator olehoperator dan as isten I. Peralatan
operasi
minor
yang
telah
dicuci
bersih
kemudian
dikeringkanterlebih dahulu baru setelah itu ditata di dalam kotak peralatan sesuai denganurutan penggunaannya. Kotak peralatan tersebut kemudian dibungkus denganmuslin atau non woven dan disterilisasi menggunakan oven dengan suhu
4
1210Cselama 60 menit. Peralatan yang telah disterilisasi digunakan pada saat operasi.
Persiapan dan Preparasi Hewan Persiapan-persiapan
yang
dilakukan
pada
hewan
meliputi
pemeriksaansignalemen, anamnese, status present serta pemeriksaan lain yang dianggapperlu. Data fisiologis hewan yang harus diambil sebelum operasi yaitu suhutubuh, frekuensi jantung, frekuensi nafas, limfonodulus, dan selaput lendir.Tahapan selanjutnya adalah restraint hewan kemudian pembiusan yang dimulaidari tahap pembiusan, pre medikasi, induksi, dan maintenance. Preparasi hewandimulai dengan daerah operasi dicukur minimal 10 cm di sekitar sayatan. Setelahitu, sayatan dan daerah di sekitar sayatan dibersihkan dengan alkohol 70 %.Selanjutnya dikeringkan dengan tampon kemudian diolesi dengan iodine tincture3 %. Setelah itu hewan siap dibawa ke meja operasi. Ketika berada di atas meja operasi, posisi hewan disesuaikan dengan keadaan. Keempat kaki diikat keujung-ujung
meja
menggunakan
sumbu
kompor
dengan
simpul
Tomfool.Kemudian hewan ditutup dengan duk, disesuaikan, dan difiksir dengan towelclamp. towelclamp. Setelah itu, op erasi siap dilakukan.
Persiapan Operator dan Asisten Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh operator dan asisten Iadalah
menggunakan tutup kepala dan masker, mencuci kedua tangan dengansabun dan menyikatnya dengan sikat pada air yang mengalir. Pencucian dimulaidari ujung jari yang paling steril kemudian dibilas dengan arah dari ujung jari kelengan yang dilakukan sebanyak 10-15x. Setelah selesai mencuci tangan danmembilasnya, keran ditutup dengan siku untuk mencegah kontaminasi.Kemudian tangan dikeringkan dengan handuk dan glove dipakai. Setelah semualangkah dilalui, operasi siap dilakukan.
Prosedur Bedah
5
Penyayatan kulit dimulai dari 1.5 cm diatas umbilikal dan 1.5 cm di belakangumbilikal. Setelah kulit terbuka, dilakukan penyayatan pada subkutis. Setelah itulapisan itulapisan subkutis s ubkutis dikuakkan dengan bantuan tang arteri. Linea alba kucing dicaridan disayat tepat diatasnya. Ketika omentum telah menyembul, linea alba dijepitbagian kiri dan kanan, kemudian dibuka dengan gunting maka akan terlihatomentum di bawah linea alba yang di atasnya terdapat peritoneum. Organorganyang terdapat di rongga abdomen dicari berdasarkan pembagian daerah, yaituepigastrium, mesogastrium, dan hypogastrium. Setelah pencarian organ selesai,penjahitan
dilakukan
sebanyak
dua
kali,
yang
pertama
terhadap
lapisanperitoneum dan linea alba. Jahitan kedua dilakukan pada kulit,subcutis dan lemak. Penjahitandilakukan menggunakan jahitan sederhana agar tidak mudah terjadi hernia.Untuk penjahitan lapisan pertama menggunakan benang cat gut, sedangkanpenjahitan kedua menggunakan benang silk. Sebelum dilakukan penjahitanterhadap lapisan pertama, diberikan penicilin sebagai antibiotik pula sebelumdilakukan penjahitan kedua. Setelah penjahitan selesai diberikan iodine tingturedi bekas sayatan yang telah dijahit. Setelah itu sayatan ditutup dengan tamponsegi
empat
dan
plester.
Sebelum
dipakaikan
gurita,
hewan
disuntikoxytetrasycline 0.175 ml secara intra muscular, setelah itu hewan baru dipakaikan gurita.
BAB. 3 HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL Anamnese Nama
Alamat
: Sancai : Babakan Tengah
Signalment Jenis hewan
: kucing
Ras
: domestic house cat
6
Warna
: putih abu-abu
BB
: 2,9 kg
Tanda khusus
:-
Pemeriksaan Klinis Hewan Sebelum Operasi Denyut jantung ja ntung : 90 kali/menit k ali/menit Frekuensi nafas
: 33 kali/menit kali/menit
Suhu
: 38,4 0 C
CRT
: 1 detik
Diameter pupil pupil : 0.6 cm
Dosis obat preoperasi Atropine Atropine 0.025 mg/kg berat badan (BB) diberikan diberikan secara se cara SC dosis =
Anastesi : Xylazine 2 mg/kg berat badan (BB) diberikan secar a IM xylazine 2% =
Ketamin 10 mg/kg berat badan (BB) diberikan secara IM ketamin 10% =
Dosis obat selama operasi
7
Selama operasi menggunakan antibiotik penicillin. Dosis obat post operasi Oxytet 14 mg/kg berat badan (BB) diberikan secara IM oxytet 20% =
Amoxylin Amoxylin 20 mg/kg berat badan (BB) diberikan secara PO amoxylin 125 mg/ 5 mL = /5 hari dibulatkan menjadi 25 ml/5 hari = 5 ml/hari.
Tabel 1. Hasil Pengamatan Selama Operasi Parameter Waktu (menit ke-) 15 30 45 60 75 90 105
Denyut Jantung (kali/menit) 90 78 80 112 80 104 86
Suhu Tubuh ( 0 C) 38 36.9 37.1 36.6 36.3 35.9 36
Frekuensi Nafas (kali/menit) 23 27 28 20 24 24 24
CRT (detik) 1 1 1 1 1 2 2
Diameter Pupil (cm) 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2
Grafik 1. Pengamatan waktu terhadap frekuensi denyut jantung,suhu tubuh,frekuensi nafas, CRT dan diameter pupil
8
120
100
Frekuensi d enyut ja ntung ( kal i/menit)
80
Suhu Tubuh ©
60
Frekuensi Nafas ( kal i/menit)
40
CR T (d etik)
20
Di ameter p upil ( Cm)
0 15'
30'
4 5'
6 0'
75'
9 0'
105'
menit
B. PEMBAHASAN Pada operasi laparotomi kali ini, dilakukan eksplorasi pada ruangabdomen untuk menemukan organ-organ pada epigastrium, mesogastrium, danhipogastrium. danhipogastrium. Tindakan yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah pemeriksaan hewan secara umum untuk mengetahui frekuensi jantung,nafas dan suhu tubuh. Kemudian kucing diberi preanastesi dengan atropine sulfat untuk mencegah muntah saat operasi karena atropine menyebabkan blockade reversiblSetelah terbius maka dilakukan bekerja kolinomimetik yang mempengaruhi motilitas usus bronkodilatator dan mencegah terjadinya hipersalivasi. (katzung,2001). Setelah diberikan preanastesi maka anastesi berupa ketamine 10% dan xylazine 2%. Setelah hewan terbius dimulai penyayatan pada kulit, linea alba, aponeurosem. obliquus abdominis internus et externus, serta peritoneum pada abdomen, abdomen, pada saatdilakukan saatdilakukan penyayatan terjadi terjadi sedikit sedikit pendarahan pendarahan hal ini ini dikarenakan lokasi penyayatanyang kurang tepat pendarahan dapat diatasi dengan membersihkan darah menggunakantampon dan pada saat penguakan dilakukan terlihat lapis peritoneum yang kemudiandisayat untuk melihat organ-organ yang terdapat di dalam rongga abdomen. Dibawahlapisan peritoneum terdapat omentum
9
yang menutupi organ yang terdapat di ruangabdomen. Jika omentum menghambat proses eksplorasi, maka dapat dilakukanpengguntingan omentum. Organ yang dapat da pat ditemukan di bawah omentum, oment um, antara lain adalah usus karenaposisi penyayatan yang dilakukan tepat ditengah abdomen. Usus yang ditemukanberwarna merah muda, licin, lunak dan lumennya kosong serta memiliki banyakvaskularisasi pada permukaan luarnya. Vesika urinaria yang terpalpasi tidak terisi urinsehingga konsistensinya lunak dan padat. Lambung dan limpa dapat terpalpasi, bagiantepi limpa lancip dengan konsistensi yang kenyal sehingga kemungkinan besar limpayang terpalpasi normal dan tidak mengalami perubahan. Ginjal kiri berada di bagiandorsal tubuh dan letaknya di belakang lambung, ginjal kiri terletak lebih dorsal karenaterdesak oleh lambung. Ginjal kanan terletak lebih cranial dibandingkan ginjal kiri, ginjalkanan berada pada os vertebrae thoracalis terakhir dengan os vertebrae lumbalis. Ginjalkanan dan kiri tidak terlihat tetapi hanya dapat teraba ketika dilakukan palpasi. Bentukdari kedua ginjal bulat seperti kacang dengan konsistensi lunak dan padat. Ovarium danuterus ada dalam keadaan normal dan saat dilakukan pengamatan ternyata hewan dalam masa estrus terlihat dari folikel-folikel pada ovarium yang meningkat jumlahnya. Hati terpalpasi dan memiliki konsistensi yang lunak serta terletak disebelah kanan dari lambung. Letak dari organ-organ didalam rongga abdomen dapatdilihat pada gambar skematis diba wah ini
Gambar1. Gambar skematis organ-organ yang berada di ruang abdomen kucing (Anonim, 2009)
10
Semua organ viscera yang ada di dalam ruang abdomen ditutupi olehomentum. Di wilayah epigastrium ditemukan lambung, limpa, hati, ginjal kanandan kiri. Di mesogastrium ditemukan usus dan ovarium, sedangkan dihypogastrium dihypogastrium ditemukan ve sica urinaria dan uterus. Seluruh organ ini beradapada posisi dan kondisi yang normal. Ginjal kanan terletak lebih cranial daripadaginjal kiri. Limpa berukuran normal dengan letak menempel pada lambung. Hatiterletak pada bagian kanan epigastrium. Usus dan uterus dapat dikeluarkan dariruang abdomen. Setelah organ-organ yang ada didalam abdomen dilihat, abdomen ditutup dengan menjahit omentum dan ototperut menggunakan menggunakan benang chromic catgut. Penggunaan benangcatgut dimaksudkan agar benang dapat diabsorpsi oleh tubuh sehingga tidak perludilakukan pengambilan kembali benang. Sedangkan untuk penjahitan kulit digunakan benang silk. Benang ini digunakan karena untuk penjahitan superficialdibutuhkan benang yang kuat dan tidak diabsorpsi agar jahitan tidak terlepas.Jahitan yang digunakan adalah jahitan sederhana. Jahitan sederhana inidigunakan agar hasilnya lebih kuat. Tempat jahitan ditutup dengan perban dangurita dangurita agar a gar proses persembuhan tidak terganggu. Pada saat operasi dilakukan, frekuensi denyut jantung meningkat pada menit ke-60, yaitu sebesar 112 kali/menit. Hal ini disebabkan pasien sempat terbangun terbangun dari pembiusan. Oleh karena itu, untuk menit berikutnya pasien diberikan obat bius kembali sebanyak setengah dari dosis pembiusan awal. Frekuensi nafas pun meningkat pada menit ke-45 menjadi 28 kali/menit dari frekuensi nafas sebelumnya sebesar 27 kali/menit, dimana menit ini juga pasien mulai terbangun, namun pasien tidak banyak bergerak seperti pada menit ke-60. Pada menit ke-90 pasien juga terbangun sehingga frekuensi denyut jantung meningkat kembali sebesar 104 kali/menit. Kenaikan ini terjadi ketika pasien sedang dijahit kulitnya, agar tidak mengganggu jalannya operasi maka obat bius pun kembali ditambahkan sebesar seperempat dari dosis awal. Suhu terakhir ketika pasien selesai dijahit adalah 36 0 C.
11
Pada persembuhan pasca operasi, parameter-parameter nafas dan suhuberada pada rentang normal. Tetapi nafas lebih tinggi dari normal. Hal ini dapatdisebabkan karena stress saat handling untuk pemeriksaan parameter parameter tersebut. Nafsu makan pada post operasi tidak mengalami penurunan. Suhu tubuh kucing hari pertama pasca operasi sebesar 33 0 C, namun hari-hari berikutnya suhu tubuh kembali ke suhu normal sekitar 37-38 0 C. Kucing melakukan defekasi pada hari ke-4. Defekasi tidak terjadi pada hari pasca operasi sebelum hari keempat kemungkinan kemungkinan karena tubuh kucingmasih berusaha beradaptasi kembali ke keadaan semula. Konsistensi feses pada hari keempat solid tapi tidak keras. Nilai konsistensi ini berhubungan dengan persembuhan dari abdomen yang mempengaruhi pencernaan. Minum dan urinasi ada dalam tingkat normal, yang menandakan tidak ada gangguan pada sistem urinari setelah dilakukan laparotomi. Pada hari ke-4 pasca operasi, kucing diganti perban dan guritanya. Kondisi jahitan pada saat itu sudah kering, tidak kotor, dan daerah di sekitar jahitan tidak mengalami kebengkakan maupun kemerahan. BAB 4. PENUTUP A.Kesimpulan Organ-organ
yang
dieksplorasi
berada
pada
posisi
yang
normal.Kemampuan mahasiswa dalam semua tahapan operasi, mulai dari pre operasi,operasi operasi,operasi dan post operasi terasa h berkat praktikum ini.
B.Saran Sebaiknya dipahami terlebih dahulu anatomi topografi dari hewanyangakan dibedah serta dipahami teori-teori pembedahan agar sebuah operasi dapat berjalan dengan lancar.
12
BAB 5. DAFTAR PUSTAKA Anonim.2009.Cat Anatomy.http://images.google.co.id/imglanding?q=anatomi%20 kucing&imgurl=http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/e/e1/ Scheme_cat_anatomy-pl.svg/775px-Scheme_cat_anatomy Scheme_cat_anatomy-pl .svg/775px-Scheme_cat_anatomy-[ -[ diakses tgl27 sept 2010] Fossum, TW. 200 2.Small 2.Small Animal Surgery. 2 nd edition.China: Mosby Katzung, BG. BG. 2001.Farmakologi Dasar dan Klinik. Salemba Medika : Jakarta Cuningham, JG. 2002. Textbook of Veterinary Physiology.3 rd edition. W. B saunders Company : US Darmojono, Darmojono, H. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Veteriner (Hewan Kecil) 1. Jakarta: Pustaka Populer Obor. Darmojono, Darmojono, H. 2002. Kapita Selekta Kedokteran Veteriner (Hewan Kecil) 2. Jakarta: Pustaka Populer Obor.