BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil
4.2 Pembahasan Dari praktikum tang telah dilakukan dengan objeknya yaitu anti histamin, dapat kita ketahui bahwa obat antihistamin mempunyai beberapa golongan dan masing-masing golongan mempunyai mekanisme dan ada yang mempunyai efek yang berbeda. Diantaranya antihistamin golongan H1 lebih ke menghilangkan alergi, sedangkan jenis antihistamin H2 lebih ke menghilangkan kelebihan asam lambung. Pada praktikum kali ini yang kita amati adalah antihistamin golongan H1 yang mana lebih banyak digunakan untuk mengobati alergi. Dikarenakan banyaknya jenis antihistamin yang dipasarkan, maka tidak menutup kemungkinan jikalau obat-obat antihistamin yang biasanya kita gunakan dipalsukan oleh oknum-oknum tertentu yang tidak bertanggung jawab, oleh karena itu sebagai farmasis kita haruslah bisa menganalisis obat-obatan khususnya kali ini yang kita analisa adalah obat anti histamin. Pengujian pertama yang kita lakukan adalah dengan mengamati zat tambahan apa yang terkandung di dalam obat tersebut. Untuk menganalisa zat tambahan yang digunakan tablet obat antihistamin yang ingin kita teliti haruslah digerus terlebih dahulu, lalu ambil secuil serbuk atau sampel yang ingin kita amati, setelah itu masukan ke dalam tabung reaksi setelah itu tambahkan beberapa tetes air, lalu panaskan sampel tersebut di atas spritus, setelah mendidih angkat dan amati. Jika sampel larut di dalam air maka zat tambahan yang kita dapat adalah sl, jika tidak larut maka zat tambahan nya adalah amprotab, dan jika sampel tersebut mengapung maka zat tambahannya adalah talkum, dari hasil praktikum yang dilakukan didapat talkum, ini dapat dibuktikan bahwa sampel yang dianalisa tidak larut di dalam air, hal ini meragukan praktikan karena ciri-cirinya sama dengan amprotab karena amptrotab jika ditambahkan terlalu banyak air maka teksturnya akan seperti melarut, tidak lengket-lengket seperti lem, namun dapat diatasi
dengan menaburkan sampel yang kita analisa di dalam genangan air, jika sampel tersebut mengapung maka zat tambahan yang kita peroleh adalah talkum. Pada hasil percobaan yang didapat oleh praktikan didapatkan zat tambahannya adalah talkum, karena pada saat ditabyrkan dalam genangan air sampel tersebut mengapung, ini jelas menunjukan bahwa sampel yang kita dapat adalah telkum. Hal lain yang dapat meragukan praktikan dalam menganalisa zat tambahan adalah dalam menambahkan air ke dalam sampel tersebut, jangan menambahkan air terlalu banyak atau terlalu sedikit, jika terlalu banyak nantinya zat tersebut akan larut, jika terlalu sedikit nantinya akan menyebabkan pada proses pemanasan zat atau sampel yang dianalisa menjadi kering. Hal selanjutnya yang harus dilakukan adalah pengujian zat aktif, tujuan pengujian zat aktif ini adalah agar zat yang kita gunakan benar-benar obat anti histamin. Pada praktikum kali ini zat aktif yang digunakam adalah dramamin dan antimo, dimana dramamin dan antimo mempunyai kandungan yang sama yaitu dimenhidrinat. Namun jika dilihat secara visual, dramamin dan antimo mempunyai perbedaan yang signifikan yaitu warna tablet yang didapat, dimana tablet antimo mempunyai warna merah jambu, sedangkan tablet dramamin mempunya warna jingga. Namun meskipun tablet antimo dan tablet dramamin mempunyai isi yang sama, pada pengujian penentuan gugus fungsional tablet antimo dan dramamin mempunyai banyak perbedaan dimana jika antimo ditambahkan dengan H2So4 pekat akan memberikan warna jingga namun pada tablet dramamin hal ini tidak akan menyebabkan perubahan warna, pada pengujian dengan menambahkan reagen HCl pekat, tablet antimo memberikan warna rosa lemah, namun pada tablet dramamin tidak memverikan warna apapun, pada pengujian dengan menggunakan reagen FeCl3 antimo memberikan warna merah coklat dagjng, sedangkan pada tablet dramamin memberikan warna coklat muda. Pada pengujian sampel untuk menentukan zat aktif yang didapat, hal pertama yang dilakukan praktikan adalah dengan mengujikannya bersama reagen H2So4 pekat setelah diamati, didapatkan warna yang terlihat adalah warna endapan oranye, hal ini menunjukan bahwa sampel kita positif merupakan antihistamin yang mana obatnya adalah dramamin, selanjutnya dilakukanlah pengujian pada asam nitrat pekat (HNo3) warna yang ditampilkan adalah warma endapan kuning, hal ini tidak menunjukan atau membuktikan bahwa sampel kita merupakan dramamin, dikarenakan sampel yang kita gunakan warnanya agak sedikit kekuningan, dapat disimpulkan bahwa pada reaksi dengan asam nitrat tidak menunjukan warna apa-apa. Hal ini kemungkinan besar disebabkan oleh bahan tambahan pada tablet dramamin tidak bisa bereaksi dengan asam nitrat terswbut. Selanjutnya dilakukan pengujian pada besi klorida (FeCl3) djmana ketika sampel ditetesi dengan reagen besi klorida, sampel menunjukan reaksi antara reagen dan sampel tersebut, dimana perubahan warna yang terjadi mwnunjukan warnanya adalah warna coklat lembut, hal ini dapat membuktikan bahwa sampel yang kita gunakan positif merupakan obat golongan antihistamjn berupa dramamin.. jika dilihat pada ke dua bahan yaitu pada antimo dan juga dramamin, dapat kita lihat bahwa dramamin dan antimo mempunyai kesamaan reaksi pada pengujian menggunakan FeCl3, dimanah pada antimo
reagen besi klorida memberikan warna coklat daging, sedangkan pada sampel dramamin menunjukan bahwa dengan penambahan besi klorida warna yang dihasilkan adalah warna coklat soft, meskipun sama_sama coklat pada antimo dan dramamin, namun warna cokllat yang diberikan cukup berbeda, hal ini kemungkinaan besar dikarenakan oleh bagaimana proses pembuatan produk atau obat tersebut, apakah bagus ataupun tidak. Warna coklat yang dihasilkan oleh dramamin dan antimo kemungkinan besar karena kandungan dari bahan tersebut, dimana kandungan dari keduanya adalah dimenhidrinat, namun warna coklat yang membedakan keduanya dimana yang satu adalah coklat daging dan yang satunya lagi adalah ciklat lembut, hal ini dimungkinkan karena bahan pewarna yang dipakai, dramamin memakai pewarna jingga, dan sedangkan antimo memakai pewarnaan merah jambu atau merah rosa. Yang terakhir adalah pemgujian warna dengan asal klorida pekat, dimana dramamin tidak menunjukan perubahan reaksi warna yang berarti, warna yang dihasilkan adalah kuning lembut, warna ini tidak jauh berbeda dengan warna pada sampel. Dari praktikum ini dapat kita lihat bahwa reaksi perubahan warna dari dramamin yang paling spesifik adalah reaksi warna dengan menggunakan reagen FeCl3, namun pada reagen lain warna yang dihasilkan tidak cukup berarti, walaupun bahan atau kandungan dari dramamin dan antimo sama, namun pada pengujian reaksi warna dari keduanya banyak perbedaannya.
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 KESIMPULAN Dari hasil pengamatan antihistamin, dimana yang kita gunakan adalah dimenhidrinat dapat kita ketahui dari sampel yang digunakan yaitu antimo dan dramamin bahwa reaksi warna yang didapat dari keduanya relatif berbeda, walaupun keduanya mengandung dimenhidrinat. Hasil pengamatan yang didapat:
Sampel +H2So4 p -> endapan oranye (+) Dimenhidrinat Sampel + HNo3 -> endapan kuning (+) Dimenhidrinat Sampel +FeCl3 -> coklat lembut (+) Dramamin Sampel + HCl p -> kuning lembut (+) Dimenhidrinat Sampel + AgNo3 -> (-)
Dari hasil pengamatan yang kita lakukan dapat disimpulkan bahwa sampel yang kita dapat merupakan dimenhidrinat yang nama patennya dramamin 4.2 SARAN
Dalam melakukan praktikum hendaklah mematuhi sop labor , dikarenakan bahan yang diuji dalam praktikum mayoritas berbahaya.