KUMPULAN SOAL UKDI GENITOURINARIA
1. Seorang wanita 27 tahun, riwayat kontak seksual 3 hari yang lalu.
Pasien mengeluh keluar nanah dari OUE warna kemerahan , bengkak, OUE
terasa nyeri, dan terdapat demam. Diagnosis keadaan diatas adalah …
a. Sifilis
b. Limfogranuloma venerum
c. Gonorrhoe
d. Ulkus molle
Pembahasan : gonore adalah penyakit menular seksual yang disebabkan
oleh Neisseria gonorrhoeae. Pada infeksi gonore, gejala khas yang
timbul adalah adanya pus yang mukopurulen, tanda tanda radang
seperi kemerahan, bengkak dan demam. Penularannya melalui kontak
seksual, dengan masa tunas yang singkat, umumnya 2-5hari.
2. Seorang laki laki 10 tahun, riwayat demam dan nyeri menelan sejak 5
hari yang lalu, lalu sejak 3 hari yang lalu BAK kurang dari 1
gelas/hari, nyeri pinggang , BUN (blood Urea Nitrogen) meningkat,
laboratorium urin eritrosit (+), protein (+), diagnosis keadaan diatas
adalah …
a. Glomerulonefritis akut
b. Sindroma nefrotik
c. Uretritis
d. Gagal ginjal kronis
Pembahasan : glomerulonefritis akut biasanya didahului oleh infeksi
ekstra renal, terutama di traktus respiratorius bagian atas oleh
kuman streptococcus beta hemoliticus tipe A. antara infeksi dan
timbulnya glomerulonefritis akut terdapat masa laten selama kurang
dari 10 hari. Pada pemeriksaan laboratorium akan ditemukan
proteinuria (+), hematuria (+), jumlah urin menurun dan berat jenis
urin meninggi, dapat ditemukan juga albumin, eritrosit leukosit,
silinder leukosit dan hialin. Albumin serum sedikit menurun, ureum
dan kreatinin meningkat.
3. Seorang anak perempuan 6 tahun datang dengan keluhan BAK kurang.
Riwayat diare dan muntah muntah sejak 3 hari yang lalu. Ayahnya
kemudian mempuasakan anaknya dari makan dan minum. Hari ini anaknya
minum air > 7 liter tetapi BAK tetap sedikit. Diagnosis yang tepat
adalah …
a. Gagal ginjal akut
b. Gagal ginjal kronik
c. Gagal ginjal akut dan kronis
d. Glomerulonefritis
Pembahasan :
gagal ginjal akut adalah suatu penyakit dimana ginjal secara tiba-
tiba kehilangan kemampuan untuk mengekskresikan sisa-sisa
metabolisme. Berjalan cepat dalam hitungan hari-minggu dan
berkaitan dengan penyakit kritis, biasanya bersifat reversible bila
penderita dapat bertahan dengan penyakit kritisnya.
Etiologinya karena hipovolemi, hipotensi, penurunan curah jantung
dan gagal jantung kongestif, obstruksi ginjal atau traktus
urinarius bagian bawah, dan obstruksi vena atau arteri bilateral
ginjal. Secara khusus terbagi menjadi tiga :
Factor prarenal
Semua factor yg menyebabkan peredaran darah ke ginjal
berkurang dengan terdapatnya hipovolemi, misalnya perdarahan
karena trauma operasi, dehidrasi atau berkurangnya volume
cairan ekstra seluler (dehidrasi pada diare), berkumpulnya
cairan interstitial pada suatu daerah luka (kombusio,
peritonitis).
Factor renal
Gangguan koagulasi intravascular seperti sindroma hemolitik
uremik, glomerulopati, neoplastik, nekrosis ginjal akut,
pielonefritis akut.
Factor pascarenal
Obstruksi dibagian distal ginjal
Gejala klinis pada GGA adalah
Gejala uremia : mual, muntah, anoreksia, drowsiness, atau
kejang
Ologuria atau anuria (<300 ml/m2/ hari atau <1ml/kgBB/jam)
Hipertensi
Tanda tanda obstruksi saluran kemih misalnya pancaran urin
yang lemah, menetes atau adanya massa pada palpasi abdomen
Adanya keadaan keadaan yang merupakan factor predisposisi
GGA, misalnya diare dengan dehidrasi berat, penggunaan
aminoglikosida, khemoterapi
4. Anak 6 tahun sejak 5 hari yang lalu bengkak pada matanya, sejak 2 hari
yang lalu disertai panas badan dan nyeri pinggang. Menurut orang
tuanya, kencing keruh dan bergumpal. Pemeriksaan awal untuk tentukan
diagnosis adalah …
a. Ureum
b. Kreatinin
c. Albumin urin
d. Glukosa urin
Pembahasan : pemeriksaan yang tepat adalah Albumin urine, untuk
menilai adakah molekul albumin di dalam air seni. Bengak/oedem ini
timbul karena kurangnya kadar protein albumin dalam darah, sehingga
tekanan osmotic di dalam pembuluh darah semakin berkurang. Hal ini
menyebabkan cairan yang ada di pembuluh darah akan merembes ke
jaringan jaringan lain di luar pembuluh darah sehingga timbulah
oedem/bengkak.
5. Pria usia 50 tahun tidak mempunyai anak setelah menikah selama 5
tahun, ditemukan tanda tanda pubertas sekunder, penis berukuran
normal, teraba 1 testis pada scrotum kanan, teraba benjolan ukuran 3x4
di inguinal kiri. Diagnose?
a. Kriptokismus
b. Tumor penis
c. Karsinoma prostat
d. Hidrokel
Pembahasan : kriptokismus adalah suatu keadaan testi tidak berada
didalam kantong skrotum (maldesensus)tetapi masih dalam jalur yang
normal (kanalis inguinalis). Manifestasi yang timbul biasanya
karena tidak terabanya testis dalam skrotum, pada pasien dewasa
biasanya menegeluh infertilitas, pada inspeksi region skrotum
terlihat hipoplasia kulit skrotum karena tidak pernah ditempati
oleh testis, pada palpasi testis tidak teraba di kantong skrotum
melainkan berada di inguinal.
6. Seorang anak laki-laki berusia 2 tahun, dibawa ibunya ke dokter dengan
keluhan beberapa hari buang air kecil kemerahan, pusing, mual. Saat
diperiksa penderita demam, kelopak mata sedikit sembab dan hipertensi.
Hasil pemeriksaan laboratorium urin didapatkan warna kuning kemerahan,
eritrosit +3, protein (-). Pada pemeriksaan darah didapatkan komplemen
C3 menurun. Apakah diagnosis yang paling mungkin?
A. Sistitis
B. Nefritis
C. Pyelonefritis
D. Glomerulonefritis
E. Sindrom nefrotik
Pembahasan :
Gejala Klinis
Gambaran klinis dapat bermacam-macam. Kadang-kadang gejala ringan
tetapi tidak jarang anak datang dengan gejala berat.. Kerusakan pada
rumbai kapiler gromelurus mengakibatkan hematuria/kencing berwarna
merah daging dan albuminuria, seperti yang telah dikemukakan
sebelumnya. Urine mungkin tampak kemerah-merahan atau seperti kopi
Kadang-kadang disertai edema ringan yang terbatas di sekitar mata atau
di seluruh tubuh. Umumnya edema berat terdapat pada oliguria dan bila
ada gagal jantung. Edema yang terjadi berhubungan dengan penurunan
laju filtrasi glomerulus (LFG/GFR) yang mengakibatkan ekskresi air,
natrium, zat-zat nitrogen mungkin berkurang, sehingga terjadi edema
dan azotemia. Peningkatan aldosteron dapat juga berperan pada retensi
air dan natrium. Dipagi hari sering terjadi edema pada wajah terutama
edem periorbita, meskipun edema paling nyata dibagian anggotaGFR
biasanya menurun (meskipun aliran plasma ginja biasanya normal)
akibatnya, ekskresi air, natrium, zat-zat nitrogen mungkin berkurang,
sehingga terjadi edema dan azotemia. Peningkatan aldosteron dapat juga
berperan pada retensi air dan natrium. Dipagi hari sering terjadi
edema pada wajah terutama edem periorbita, meskipun edema paling nyata
dibagian anggota bawah tubuh ketika menjelang siang. Derajat edema
biasanya tergantung pada berat peradangan gelmurulus, apakah disertai
dnegan payah jantung kongestif, dan seberapa cepat dilakukan
pembatasan garam
Gambar 7.proses terjadinya proteinuria dan hematuria
Hipertensi terdapat pada 60-70% anak dengan GNA pada hari pertama,
kemudian pada akhir minggu pertama menjadi normal kembali. Bila
terdapat kerusakan jaringan ginjal, maka tekanan darah akan tetap
tinggi selama beberapa minggu dan menjadi permanen bila keadaan
penyakitnya menjadi kronis. Suhu badan tidak beberapa tinggi, tetapi
dapat tinggi sekali pada hari pertama. Kadang-kadang gejala panas
tetap ada, walaupun tidak ada gejala infeksi lain yang mendahuluinya.
Gejala gastrointestinal seperti muntah, tidak nafsu makan, konstipasi
dan diare tidak jarang menyertai penderita GNA
Hipertensi selalu terjadi meskipun peningkatan tekanan darah mungkin
hanya sedang. Hipertensi terjadi akibat ekspansi volume cairan
ekstrasel (ECF) atau akibat vasospasme masih belum diketahui dengna
jelas.
2.3.6. Gambaran Laboratorium
Urinalisis menunjukkan adanya proteinuria (+1 sampai +4), hematuria
makroskopik ditemukan hampir pada 50% penderita, kelainan sedimen
urine dengan eritrosit disformik, leukosituria serta torak selulet,
granular, eritrosit(++), albumin (+), silinder lekosit (+) dan lain-
lain. Kadang-kadang kadar ureum dan kreatinin serum meningkat dengan
tanda gagal ginjal seperti hiperkalemia, asidosis, hiperfosfatemia dan
hipokalsemia. Kadang-kadang tampak adanya proteinuria masif dengan
gejala sindroma nefrotik. Komplomen hemolitik total serum (total
hemolytic comploment) dan C3 rendah pada hampir semua pasien dalam
minggu pertama, tetapi C4 normal atau hanya menurun sedikit, sedangkan
kadar properdin menurun pada 50% pasien. Keadaan tersebut menunjukkan
aktivasi jalur alternatif komplomen
Penurunan C3 sangat mencolok pada pasien glomerulonefritis akut
pascastreptokokus dengan kadar antara 20-40 mg/dl (harga normal 50-140
mg.dl). Penurunan C3 tidak berhubungan dengann parahnya penyakit dan
kesembuhan. Kadar komplomen akan mencapai kadar normal kembali dalam
waktu 6-8 minggu. Pengamatan itu memastikan diagnosa, karena pada
glomerulonefritis yang lain yang juga menunjukkan penuruanan kadar C3,
ternyata berlangsung lebih lama.
Adanya infeksi sterptokokus harus dicari dengan melakukan biakan
tenggorok dan kulit. Biakan mungkin negatif apabila telah diberi
antimikroba. Beberapa uji serologis terhadap antigen sterptokokus
dapat dipakai untuk membuktikan adanya infeksi, antara lain
antisterptozim, ASTO, antihialuronidase, dan anti Dnase B. Skrining
antisterptozim cukup bermanfaat oleh karena mampu mengukur antibodi
terhadap beberapa antigen sterptokokus. Titer anti sterptolisin O
mungkin meningkat pada 75-80% pasien dengan GNAPS dengan faringitis,
meskipun beberapa starin sterptokokus tidak memproduksi sterptolisin
O.sebaiknya serum diuji terhadap lebih dari satu antigen sterptokokus.
Bila semua uji serologis dilakukan, lebih dari 90% kasus menunjukkan
adanya infeksi sterptokokus. Titer ASTO meningkat pada hanya 50%
kasus, tetapi antihialuronidase atau antibodi yang lain terhadap
antigen sterptokokus biasanya positif. Pada awal penyakit titer
antibodi sterptokokus belum meningkat, hingga sebaiknya uji titer
dilakukan secara seri. Kenaikan titer 2-3 kali berarti adanya infeksi.
Krioglobulin juga ditemukan GNAPS dan mengandung IgG, IgM dan C3.
kompleks imun bersirkulasi juga ditemukan. Tetapi uji tersebut tidak
mempunyai nilai diagnostik dan tidak perlu dilakukan secara rutin pada
tatalaksana pasieN.
7. Seorang laki-laki berusia 72 tahun datang dengan keluhan sulit
kencing. Pemeriksaan
fisik didapatkan retensi urin, vesica urinaria penuh dan nyeri tekan (+).
Pada direct rectal touche (DRE) diduga terdapat pembesaran prostat.
Pasien dapat kencing setelah dipasang katheter. Direncanakan pemeriksaan
radiologis ultrasonografi abdomen bawah. Apakah persiapan yang
diperlukan?
A. puasa makan dan minum
B. diet rendah lemak 2 hari sebelum pemeriksaan
C. minum banyak, menahan kencing (katheter di klem)
D. tanpa persiapan
E. tes alergi
Pembahasan:
Usg abdomen adalah salah satu pemeriksaan usg yang memerlukan persiapan
sebelum dilakukan pemeriksaan.
Adapaun persiapan pemeriksaan Usg abdomen di rumah sakit pupuk kaltim
adalah sebagai berikut
- 6 jam sebelum pemeriksaan, puasa tidak boleh makan, tapi diperbolehkan
untuk minum air putih
- Kurang lebih satu jam sebelum pemeriksaan diusahakan untuk menahan
kencing
8. Seorang laki-laki berusia 61 tahun datang dengan keluhan nyeri
pinggang kanan. Pasien sudah membawa hasil laboratorium urin
menunjukkan Ca oksalat +++, kreatinin 1,31 mg /dl. Pada pemeriksaan
ultrasonografi didapatkan pelebaran sistema pelvico calices dextra.
Dokter merujuk pasien untuk pemeriksaan lebih lanjut. Apakah
pemeriksaan penunjang lanjutan yang dibutuhkan?
A. urethrografi
B. pielografi anterograd
C. pielografi retrograd
D. pielografi intra vena
E. cystografi
Pembahasan
Untuk mendiagnosis pasien dengan batu staghorn pada ginjal tetap kita
lakukan secara sistematis mulai dari anamnesis, pemeriksaan fisis, dan
pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan radiologi, laboratoriun, dan
pemeriksaan penunjang yang lainnya agar kita dapat menegakkan diagnosis
dari penyakit ini
Dari anamnesis kita bisa mendapatkan gejala klinik sesuai dengan keluhan
pasien, seperti nyeri pinggang yang bisa berupa nyeri kolik atau non kolik.
Pada pemeriksaan fisis kita bisa menemukan adanya nyeri ketok pada daerah
kosto-vertebral, pada palpasi ginjal pada sisi sakit dapat teraba akibat
telah terjadi hidronefrosis, terlihat tanda-tanda gagal ginjal pada fase
lanjut, anuria, dan jika disertai infeksi didapatkan demam/menggigil
Pada pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk mencari kelainan pada
saluran kencing yang dapat menunjang adanya batu di saluran kemih,
menentukan fungsi ginjal, dan menentukan sebab terjadinya batu. pada pasien
ini kita bisa menemukan adanya bakteriuria atau piuria, dapat ditemukan
leukosit pada urinalisis, bisa juga ditemukan hematuri pada pemeriksaan
mikroskopik urin, Ph urin menjadi alkalis, dan pada pemeriksaan kultur urin
dapat diidentitifikasi organisme atau bakteri yang memproduksi urea pada
pasien dengan staghorn calculi yang disebabkan oleh batu struvit. Pada
pemeriksaan darah rutin dapat ditemukan peningkatan leukosit jika disertai
dengan infeksi saluran kemih. Untuk mengevaluasi fungsi ginjal kita dapat
memeriksa ureum kreatinin, ini dapat meningkat jika terjadi gangguan pada
ginjal dimana fase lanjut dari batu staghorn ini dapat menyebabkan
hidronefrosis dan akhirnya terjadi gagal ginjal dan untuk mempersiapkan
pasien menjalani pemeriksaan radiologi IVP. Perlu juga diperiksa kadar
elektrolit yang diduga sebagai faktor penyebab timbulnya batu (antara lain
kadar: kalsium, oksalat, fosfat, maupun urat dalam darah maupun di dalam
urin
Pada pemeriksaan radiologi dapat ditemukan gambaran rediopak pada foto
polos abdomen (BNO) pada ginjal dan pada pemeriksaan Intra Venous
Pyelografi (IVP) dengan menggunakan kontras dapat ditemukan dilatasi dari
pelvis renalis dan dilatasi dari kaliks minor karena obstruksi dan
penurunan kontras ke ureter hingga buli-buli terganggu. Pemeriksaan ini
bertujuan untuk menilai keadaan anatomi dan fungsi ginjal. Pemeriksaan USG
dikerjakan apabila pasien tidak mungkin menjalani pemeriksaan IVP, yaitu
pada keadaan-keadaan: alergi terhadap bahan kontras, faal ginjal yang
menurun dimana ini dapat dilihat dari kadar serum kreatinin yang > 3, dan
pada wanita yang sedang hamil.
Seorang laki-laki berusia 41 tahun datang ke dokter dengan keluhan utama
nyeri perut, bersifat hilang timbul pada daerah pinggang kanan atas,
disertai mual, muntah dan jumlah buang air kecil berkurang. Dari hasil
laboratorium darah didapatkan ureum 51.8, kreatinin 4.39. Hasil
laboratorium urin diperoleh sedimen kalsium oksalat +2, sel epitel 2-4/LP,
dan eritrosit pucat 3-4/LP. Apakah diagnosis yang paling mungkin?
A. nephrolithiasis
B. urethrolithiasis
C. cholelithiasis
D. vesicolithiasis
E. pankreatitis
Pembahasan
Nefrolitiasis merupakan kristalisasi dari mineral dan matriks seperti pus
darah, jaringan yang tidak vital dan tumor. Komposisi dari batu ginjal
bervariasi, kira-kira tiga perempat dari batu adalah kalsium, fosfat, asam
urin dan cistien.peningkatan konsentrasi larutan akibat dari intake yang
rendah dan juga peningkatan bahan-bahan organic akibat infeksi saluran
kemih atau urin ststis sehingga membuat tempat untuk pembentukan batu.
Ditambah dengan adanya infeksi meningkatkan kebasaan urin oleh produksi
ammonium yang berakibat presipitasi kalsium dan magnesium pospat
Manifestasi klinis:
1. Nyeri dan pegal di daerah pinggang
Lokasi nyeri tergantung dari dimana batu itu berada. Bila pada piala ginjal
rasa nyeri adalah akibat dari hidronefrosis yang rasanya lebih tumpul dan
sifatnya konstan. Terutama timbul pada costoverteral
2. Hematuria
Darah dari ginjal berwarna coklat tua, dapat terjadi karena adanya trauma
yang disebabkan oleh adanya batu atau terjadi kolik
3. Infeksi
Batu dapat mengakibatkan gejala infeksi traktus urinarius maupun infeksi
asistemik yang dapat menyebabkan disfungsi ginjal yang progresif.
4. Kencing panas dan nyeri
5. Adanya nyeri tekan pada daerah ginjal
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Urin
a. PH lebih dari 7,6
b. Sediment sel darah merah lebih dari 90%
c. Biakan urin
d. Ekskresi kalsium fosfor, asam urat
2. Darah
a. Hb turun
b. Leukositosis
c. Urium krestinin
d. Kalsium, fosfor, asam urat
9. Seorang perempuan berusia 27 tahun datang ke dokter dengan nyeri
abdomen akut. Untuk menyingkirkan kemungkinan kehamilan ektopik
dilakukan pemeriksaan urin untuk hormon beta hCG (ßhCG). Apakah contoh
bahan urin terbaik untuk kondisi tersebut?
A. urin acak
B. urin tampung
C. urin pancar tengah
D. urin malam hari
E. urin pagi hari
Pembahasan
Jenis sampel urine :
Urine sewaktu/urine acak (random)
Urine sewaktu adalah urine yang dikeluarkan setiap saat dan tidak
ditentukan secara khusus. Mungkin sampel encer, isotonik, atau
hipertonik dan mungkin mengandung sel darah putih, bakteri, dan epitel
skuamosa sebagai kontaminan. Jenis sampel ini cukup baik untuk
pemeriksaan rutin tanpa pendapat khusus.
Urine pagi
Pengumpulan sampel pada pagi hari setelah bangun tidur, dilakukan
sebelum makan atau menelan cairan apapun. Urine satu malam
mencerminkan periode tanpa asupan cairan yang lama, sehingga unsur-
unsur yang terbentuk mengalami pemekatan. Urine pagi baik untuk
pemeriksaan sedimen dan pemeriksaan rutin serta tes kehamilan
berdasarkan adanya HCG (human chorionic gonadothropin) dalam urine.
Urine tampung 24 jam
Urine tampung 24 jam adalah urine yang dikeluarkan selama 24 jam terus-
menerus dan dikumpulkan dalam satu wadah. Urine jenis ini biasanya
digunakan untuk analisa kuantitatif suatu zat dalam urine, misalnya
ureum, kreatinin, natrium, dsb. Urine dikumpulkan dalam suatu botol
besar bervolume 1.5 liter dan biasanya dibubuhi bahan pengawet,
misalnya toluene.
10. Seorang laki-laki berusia 20 tahun dibawa ke UGD setelah mengalami
kecelakaan lalu lintas. Pasien juga mengeluh tidak dapat kencing. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan adanya hematoma penis dan perineum dan
terdapat kesan vesika urinaria penuh. Apakah tindakan yang paling
tepat untuk mengatasi keluhan tersebut?
A. kateterisasi
B. pungsi supra pubik
C. diuretika
D. antibiotika
E. analgesika
Pembahasan:
RETENSIO URINE
Keadaan dimana penderita tidak dapat mengeluarkan urin yangterkumpul di
dalam vesica urinaria sehingga kapasitas maksimal darivesica urinaria
terlampaui
11. Seorang laki-laki berumur 34 tahun datang ke dokter dengan keluhan
kencing sedikit. Pasien tersebut seminggu sebelumnya mendapat injeksi
derivat aminoglikosida untuk suatu prediksi infeksi saluran kemih.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 120/80 mmHg, suhu
370C, denyut nadi 100x/menit, frekuensi napas 24x/menit. Hasil
pemeriksaan urin rutin adalah protein (++) dan hematuria gros. Hasil
pemeriksaan kadar kreatinin 7 mg/dl dan kadar ureum 200 mg/dl. Satu
bulan yang lalu, kadar kreatinin pasien adalah 1,2 mg/dl dan ureum 45
mg/dl. Apakah diagnosis yang paling mungkin?
A. Gagal ginjal akut nefrotoksik
B. Nefritis interstisial kronik
C. Glomerulonefritis akut
D. Glomerulonefritis kronik
E. gagal ginjal kronik
'Pembahasan
Ginjal merupakan organ yang sensitif. Kerusakan ginjal dapat diakibatkan
oleh obat-obatan, kejadiannya dapat mengakibatkan morbiditas dan mortalitas
yang bermakna. Banyak obat diduga menyebabkan kerusakan ginjal dan spektrum
nefrotoksik akibat obat sangatlah luas. Rentang spektrum ini dapat dimulai
dari perubahan reversibel sampai pada nekrosis ginjal akut yang fatal.
Berikut ini adalah obat-obat penginduksi nefrotoksik yang mempunyai
prevalensi paling sering
1. Aminoglikosida: Gentamisin, Tobramisin
"Tipe "Mekanisme "Prevalensi "Keterangan "
"Kerusakan "Aksi " " "
"Nekrosis "Akumulasi "Dari 72 subyek uji, 19"Aminoglikosida dimetabolisme "
"tubulus "aminoglikosi"orang (26%) mengalami "secara utuh di hati dan "
"proximal.8"da pada "nefrotoksisitas "dieliminasi melalui glomerulus."
" "tubulus "setelah pemberian "5% hasil eliminasi diabsorbsi "
" "proximal "gentamisin. "kembali oleh tubulus proximal "
" "ginjal.6 "Dari 74 subyek uji 9 "sehingga konsentrasi dalam "
" " "orang (12%) mengalami "tubulus meningkat dan "
" " "nefrotoksisitas "menimbulkan nekrosis tubulus. "
" " "setelah pemberian "Penggunaan aminoglikosida "
" " "tobramisin.8 "selama lebih dari 7 hari dapat "
" " " "menyebabkan peningkatan 30% "
" " " "serum kreatinin.6 "
2. Aminoglikosida: Gentamisin, Amikasin
"Tipe "Mekanisme Aksi "Prevalensi "Keterangan "
"Kerusakan " " " "
"Neksrosis "Pengikatan sel "12% pasien "Dosis 1580 mg (800-2880mg) "
"tubulus "membran tubulus "mengalami "dari gentamisin sudah "
"proximal. "proximal "nefrotoksik "menimbulkan nefrotoksik dengan"
" "kemudian "karena "lama pemberian 10 hari (7-14 "
" "penetrasi "gentamisin. "hari). Amikasin dengan dosis "
" "kedalam sel dan "16% pasien "7,5 g (5,5-11g) dengan lama "
" "terakumulasi di "mengalami "pemberian 10 hari (6-14 hari)."
" "tubulus "nefrotoksik "Nefrotoksik timbul setelah 7 "
" "proximal.11 "karena "hari pemberian gentamisin dan "
" " "amikasin.11 "amikasin. "
12. Pemberian obat yang tepat pada pasien dewasa dengan diagnosis
inkontentinesia urin adalah
a. Estrogen
b. Muscle relaxan
c. Diuretika
d. Beta bloker
e. Digitalis
Pembahasan :
Inkontensia urin adalah keluarnya urine di luar kemauan seseorang
tanpa ia dapat mengendlikan dan menahannya. Penatalaksanaan terdiri
atas pengobatan penyakit penyebabnya bila ada. Hiperaktivitas detrusor
dapat dihambat dengan parasimpatolitik, seperti probantin atau
antrenil. Kadang digunakan juga latihan kandung kemih.
Jawaban C diuretika
13. Seorang anak laki-laki berusia 8 tahun, dibawa ke tempat praktik
dokter. Rencananya, ia akan disirkumsisi. Namun, pada pemeriksaan
fisik, preputium tidak dapat ditarik ke belakang dan balanitis (-).
Tindakan yang paling tepat dilakukan adalah
a. Steroid topikal
b. Preputium ditarik paksa
c. Dorsal slit
d. Sirkumsisi langsung
e. Observasi
Pembahasan :
Fimosis harus ditangani dengan sirkumsisi. Sebaiknya, dilakukan
sayatan dorsal terlebih dahulu yang disusul dengan sirkumsisi sempurna
Jawaban D sirkumsisi langsung
14. Seorang laki-laki berusia 20 tahun datang ke sebuah rumah sakit dengan
keluhan utama keluar cairan kental nanah dari kemaluannya. Tidak ada
rasa sakit di daerah prostat. Pekerjaannya supir truk antarkota dan
antarprovinsi. Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah
120/80 mmHg, denyut nadi 80 kali/menit, ferkuensi nafas 20 kali/menit
dan suhu 36,8 derajat celcius. Pemeriksaan mikroskopis pada discharge
ditemukan banyak leukosit dan netrofil. Tapi, tidak ditemukan bateri.
Diagnosa apa yang paling mungkin dengan informasi tersebut?
a. Non gonococa uretritis
b. Uretritis gonococal
c. Sistitis interstisialis
d. Sistitis acute
e. Prostatitis acute
Pembahasan :
Gejala klinik dari uretritis
Rasa gatal dan panas di bagian distal uretra di sekitar orifisium
uretra eksternum.
Disuria, polikisuria
Keluah duh dari ujung uretra yang kadang-kadang disertai darah.
Nyeri saat ereksi
Pada pemeriksaan tampak orifisium uretra eksternum eritematosa,
edematosa, dan ektopion. Tampak duh yang mukopurulen.
Dapat terjadi pembesaran kelenjar getah bening inguinal unilateral
atau bilateral.
Uretritis ini bukan disebabkan oleh bakteri karena tidak ditemukan
banyak leukosit dan netrofil
Jawaban A Non gonococal uretritis (ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin,
edisi ketiga, hal. 343-349)
15. Seorang laki-laki berusia 38 tahun datang ke puskesmas. Denan keluhan
luka-luka kesil di kemaluan disertai rasa perih dan gatal, setelah
berhubungan dengan pekerja seks komersial. Empat bulan yang lalu juga
mengalami hal yang sama setelah sepuluh hari berhubungan dengan
pekerja seks komersial. Keluhan juga disertai dengan demam dann sakit
pinggang. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 120/80 mmHg,
denyut nadi 80 kali /menit, frekuensi napas 20 kali/ menit dan suhu
36,8 derajat celcius. Terdapat uulkus keil. Multipel, vesikel dikorpus
penis dan vesikel ada yang ditutupi oleh pus. Apa diagnosanya?
a. Ulkus mole
b. Ulkum durum
c. Herpes geniital rekuren
d. Liken planus
e. Gonore
Pembahasa :
Manifestasi klinik pada herpes genital adalah adanya gejala sistemik
seperti demam, malaise, anoresia dan pembngkakan kelenjar getah bening
regional setelah masa infeksi, kira-kira tiga minggu. Kelainan klinis
dijumpai berupa vesikel yang berkelompok di atas kulit yang semab dan
eritenatosa. Dapat menjadi krusta dan kadang-kadang mengalami ulserasi
dangkal yang sembuh tanpa sikatrik.
Pada infeksi rekuren, vius herpes simpleks pada ganglion dorsalis
dalam keadaan tidak aktif. Manifestasi klinisnya berua demam, infeksi,
kurang tidur, dan gangguan emosional. Gejala klinik yang timbul lebih
riingan dari infeksi primer dan berlangsung 7-10 hari. Sering
ditemukan gejala prodormal lokal sebelum pada tempat yang sama.
Jawaban C Herpes Genital Rekuren (ilmu penyakit kulit dan kelamin,
edisi ketiga, ha. 355-357)
16. Seorang anak laki-laki berusia 10 tahun memilik riwayat demam dan
nyeri menelan sejak kurang lebih 5 hari yang lalu. Kemudian, kurang
lenih 3 hari yang lalu, BAK si anak kurang dari segelas/ har, nyeri
pinggang, BUN meningkat, anoratorium urine eritrosit (+), protein (+),
dan silinder (+). Dignosis keadaan di atas adalah
a. Glomerulonefritis akut
b. Sindroma nefrotik
c. ISK
d. Sindroma nefritis akut
e. Gagal ginjal akut
Pembahasan :
Pada pasien ana dengan riwayat ISPA, mengalami keluhan kencing
sedikit, lanoratorium urine protein (+), silinder (+), dan eritrosit
(+) merupakan manifestasi dari penyakit glomerulonefritis aku yang
terjadi akibat infeksi kuman sterptokokus.
Jawaban A Glomerulonefritis Akut. (Kapita Selekta Kedokteran Jilid I)
17. Seorang anak perempuan berusia 6 tahunn dibawa ke dokter dengan
keluhan BAK kurang. Riwayat diare dan muntah-muntah kurang lebih 3
hari yang alu. Ayahnya kemudian mempuasakan ananknya. Hari ini anaknya
minum air >7 liter, tetapi BAK sedikit. Diagnosis keadaan ini adalah
a. Gagal ginjal akut
b. Gagal ginjal kronis
c. Gagal ginjal akut dan kronis
d. Sindroma neftrotik
e. Sindroma nefritis akut
Pembahasan :
Gejala klinis GGA ditandai dengan pucat (anemia), edema, hipertensi,
oligouria hingga 10-30 ml/ hari, gagal jantung kongestif, edema paru,
serta kesadaran menurun hingga koma
Jawaban A GGA (kapita selekta kedokteran jilid II; Bab VI ilmu
kesehatan anak, hal. 491)
18. Seorang pria berusia 50 tahun mengalami kolik abdomen kanan atas. Dan
urinnya berwarna kemerahan. Kolik yang dirasakan tidak menyebar. Pada
foto polos abdomen terdapat banyak gambaran radio-opaq berukuran 1 cm
disubkostal XII kanan. Diagnosis kelainan ini adalah…
a. Kolelithiasis
b. Hepatolithiasis
c. Nefrolithiasis kanan
d. Ureterolithiasis
e. Abses hati yang mengalami klasifikasi
pembahasan
Kata kunci :
a. pria berusia 50 tahun
b. kolik abdomen kanan atas ginjal, hepar, kandung empedu, ureter
c. urinnya berwarna kemerahan ginjal, hepar, kandung empedu, ureter
d. Kolik yang dirasakan tidak menyebar ureter, ginjal.
e. foto polos abdomen terdapat banyak gambaran radio-opaq berukuran 1
cm disubkostal XII kanan àginjal.
Jadi diagnosis pada kasus ini kemungkinan adalah nefrolithiasis kanan
(c)
19. Seorang pria berusia 30 tahun , sudah menikah selama 5 tahun namun
belum mempunyai anak, memiliki tanda-tanda seks sekunder (+), bentuk
dan ukuran penis normal , ada benjolan di inguinal kanan berukuran 4x3
cm. Kemungkinan diagnosanya adalah ...
a. Kriptorkismus
b. Hernia inguinalis
c. Varikokel
d. Torsio testis
e. Hidrokel
Jawaban A
Pembahasan
Pasien mengalami infertilitas dan ada benjolan padda daerah inguinal
sesuai testis normal orang dewasa (4x3x2,5 cm). Diagnosa banding utama
pada kasus ini adalah kriptokismus dan hernia inguinalis. Karena
keluhan utama pasien berupa infertilitas (bukan keluhan
gastrointestinal), maka lebih dipikirkan untuk terjadi kriptokismus.
Diagnosa akan lebih kuat jika pemeriksaan skrotum tidak teraba adanya
penis.
Referensi
Purnomo B, 2003, Dasar-dasar Urologi, Fakultas Kedokteran Universitas
Brawijaya, edisi 2, hal. 138-142.
Tanagho E et al, 2004, Smith's General Urology, 16th ed., hal. 13.
20. Seorang anak laki-laki usia 3 tahun dibawa oleh orangtuanya ke dokter
karena didapatkan pembesaran pada testis kanannya. Pada palpasi
terdapat nodul yang berbatas jelas berdiameter 3 cm pada testis kanan
tersebut. Pada pemeriksaan histopatologi pada nodul setelah di oprasi,
tampak sel-sel ganas yang tersusun sebagai lembaran-lembaran maupun
bentukan-bentukan kelenjar. Sel-sel tersebut berbentuk kuboidal, serta
didapatkan bentukan hialin globul pada beberapa kelenjar. Selain itu,
terdapat pula bentukan-bentukan mikrokista dan gromeruloid primitif.
Jenis tumor testis apakah yang mungkin diderita oleh anak ini ?
a. Tumor yolk sac
b. Koriokarsinoma
c. Seminoma
d. Tumor sel Leydig
e. Teratoma
Jawaban A
Pembahasan
Tumor yolk sac : terdiri atas sel tumor kuboid tersusun sebagai
jaringan mirip renda (retikular), daerah padat (solid) dan papil juga
dapat ditemukan. Struktur mirip gromerulus primitif, disebut sinus
endodermal ditemukan pada 50% kasus. Globul hialin eosinofilik yang
mengandung alfa-fetoprotein dan alfa-1-antitripsin yang imunoreaktif
di dalam dan disekitar sel tumor.
Referensi
Robins et al, 1996, Dasar Patologi Penyakit, edisi 5, EGC, hal. 607-
611
21. Seorang pria usia 70 tahun mengalami sulit buang air kecil,
pemeriksaan IVP menunjukkan adanya indentasi pada bagian bawah vesika
urinaria. Diagnosa yang paling mungkin adalah ...
a. Karsinoma prostat
b. Tumor buli-buli
c. Hiperplasia prostat
d. Tumor rektum
e. Sistiyis kronis
Jawaban C
Pembahasan
McNeal telah mempublikasikan konsep zona anatomi pada prostat. Tiga
zona terpisah telah diidentifikasi. Zona ini meliputi zona perifer,
zona sentral dan zona transisional yang masing-masing secara berturut-
turut menyusun volume prostat pria dewasa sebanyak 70 %, 25%, dan 5%.
Pembesaran prostat jinak (benign prostatic hyperplasia, BPH) rata-rata
berasal dari zona transisional. Oleh karena itu , pada pemeriksaan IVP
dapat menimbulkan gambaran indentasi vesika urinaria (karena posisi
zona transisional dekat dengan perlekatan uretra dan vesika).
Referensi
Tanagho E et al, 2004, Smith's General Urology, 16th ed., hal. 367-
368.
Purnomo B, 2003, Dasar-dasar Urologi, Fakultas Kedokteran Universitas
Brawijaya,
edisi 2, hal. 173-174.
22. Seorang wanita berusia 40 tahun datang ke dokter karena keluhan kolik
abdomen kiri sejak tadi malam, yang menjalar sampai ke selangkangan.
Pada pagi harinya, tampak urin penderita bercampur darah. Pada
pemeriksaan fisik tidak ditemukan adanya kelainan patologis pada
tubuhnya. Kelainan apakah yang paling mungkin diderita oleh pasien ini
?
a. Sinusitis akut
b. Batu ureter
c. Hidronefrosis
d. Penyakit ginjal polikistik
e. Karsinoma sel ginjal
Jawaban B
Pembahasan
Kolik adalah sensasi nyeri yang timbuk akibat kontraksi (spasme)
dinding organ berrongga yang meningkat dalam rangka mengeluarkan
sumber obstruksi. Kolik yang terjadi pada ureterolitiasis biasanya
memberikan sensasi neri alih (refferet pain) yang terjadi sesuai
dengan segmen ureter yang mengalami obstruksi. Obstriksi ureter 1/3
prokimal memberikan nyeri alih pada testis (testicular pain), ureter
1/3 media memberikan nyeri alih pada daerah setinggi McBurney
(kanan)/contra McBurney (kiri) (dianosis banding
apendisitis/divertikulitis), sedangkan uterer 1/3 distal memberikan
nyeri alih pada dinding skrotum atau vulva pada wanita.
Karena pasien mengalami kolik yang menyebar pada selangkangan (vulva),
maka diperkirakan pasien mengalami ureterolitiasis pada segmen 1/3
distal.
Referensi
Purnomo B, 2003, Dasar-dasar Urologi, Fakultas Kedokteran Universitas
Brawijaya, edisi 2, hal. 31-32, 265.
Tanagho E et al, 2004, Smith's General Urology, 16th ed., hal. 62.
23. Seorang pria berumur 18 tahun yang menerima pengobatan untuk infeksi
HIV menderita myalgia (linu otot/pegal pegal). Kreatinin dalam
darahnya 1,2 mg/dl, dengan kreatinin fosfokinasenya 7,400 U/L. Hasil
dipstick analisis urinnya positif ada darah, tapi hanya ada 2 4 sel
darah merah perlapang pandang mikroskop dengan perbesaran tinggi.
Manakah obat obat dibawah ini yang paling terkait dengan gagal ginjal
akutnya (Acute Renal Failure)?
A. Acyclovir
B. Adefovir
C. Cidovofir
D. Foscarnet
E. Zidovudin
Jawaban yang benar adalah E.
Frekuensi rhabdomiolisis meningkat pada infeksi HIV. Beberapa faktor ikut
berperan, termasuk penggunaan alkohol dan penyalahgunaan obat,
keterlibatan otot, dan toksisitas obat langsung. Walaupun miopati adalah
komplikasi yang umum pada infeksi HIV, biasanya dia tidak cukup
menghasilkan keparahan sampai ke tingkat jejas otot yang mengakibatkan
ARF mioglobinuri. Obat antiretroviral, zidovudin, dikaitkan dengan
miopati berat dan rhabdomiolisis sebagai akibat deplesi DNA mitokondria
pada myosit. Obat lain yang tercantum pada pilihan di atas tidak
berkaitan dengan rhabdomiolisis.
24. Pernyataan manakah di bawah ini yang benar tentang pengobatan dengan
diuretik loop acting pada gagal ginjal akut?
A. Meningkatnya pengeluaran urin menurunkan kebutuhan dialisis.
B. Terapi diuretik mengurangi kematian
C. Terapi diuretik menurunkan durasi kegagalan ginjal.
D. Terapi diuretik kemungkinan berkaitan dengan hipokalemia parah.
E. Keuntungan terapi diuretik semakin besar dengan pemberian dopamine
secara bersamaan.
Jawaban yang benar adalah D.
Diuretik loop paling sering digunakan dalam menangani pasien ARF.
Karena prognosis ARF nonoligurik lebih baik dari pada ARF oligurik,
disarankan bahwa dengan mengubah keadaan pasien dari oligurik ke
kondisi nonoligurik dapat memperbaiki kondisi klinis. Meningkatkan
aliran urin dapat membuang sisa sisa/debris sel intraluminal yang
menghalangi, sehingga dapat membalikkan salah satu mekanisme disfungsi
ginjal. Sebagai tambahan, dengan menurunkan tansport aktif di dalam
loop Henle ascending yang tebal, diuretik loop dapat mengurangi
kebutuhan energi dan melindungi sel sel di daerah dengan gangguan
perfusi. Namun, studi klinis, tidak mendukung argumentasi argumentasi
ini. Pada uji klinik menggunakan kontrol acak, terapi diuretik tidak
terkait dengan perubahan apapun pada jumlah kematian, penurunan durasi
ARF, atau perubahan kebutuhan dialisis. Tidak ada bukti peningkatan
manfaat dengan pemberian dopamin secara bersamaan. Terapi diuretik
dapat mengakibatkan kaliuresis dan hipokalemia.
Assadi, 2008; terj. Eva Manulang, D Lyrawati, 2008
25. Seorang anak laki laki berumur 7 tahun mengalami gejala awal gagal
organ multisistem dengan ARF pada pneumonia Klebsiella dan sepsis.
TDnya 87/50 mmHg, detak jantung 96/min dengan pemberian infuse
kontinyu 6 μg/kg/min dopamin. Dia mendapat pernafasan bantuan mekanik
dan memiliki PO2 74 torr ketika menerima 60% oksigen inspirasi.
Tekanan oklusi kapiler pulmonar 22 mmHg. Pengeluaran urinnya <5
ml/jam. Data laboratorium, termasuk kreatinin 4,3 mg/dl, BUN 92 mg/dl,
potassium 5,3 mEq/L, dan bikarbonat 19 mEq/L. Diputuskan untuk memulai
terapi penggantian ginjal (RRT).
Pernyataan perbandingan modalitas RRT manakah di bawah ini yang benar?
A. Arteriovenous hemodiafiltrasi kontinyu (CAVHDF) berkaitan
dengan peningkatan survival yang lebibaik dibanding dengan
hemodialisis intermittent.
B. Venovenous hemodialisis kontinyu (CVVHD) memungkinkan
kontrol solut yang lebih baik dari pada Venovenous
hemofiltrasi kontinyu (AVVH).
C. Dialisis efisiensi rendah yang lama (sustained
low efficiency dialysis/SLED) dan dialisis harian yang
lebih panjang (Extended Daily Dialysis) berkaitan dengan
peningkatan survival yang lebih baik dibandingkan dengan
hemodialisis intermittent.
D. CVVH berkaitan dengan peningkatan survival yang lebih baik
dibandingkan dengan dialisis peritoneal.
E. SLED dan EDD berkaitan dengan peningkatan survival yang
lebih baik dibandingkan dengan CVVH kontiniu.
Jawaban yang benar adalah D.
Studi terbaru pada pasien dengan infeksi –dengan ARF, tingkat
kematian pada pasien yang diobati dengan dialisis peritoneal adalah
47%, sedangkan pasien yang menggunakan CVVH laju kematian 15%. Di
banyak studi yang membandingkan RRT kronis (CRRT) dengan hemodiaisis
intermittent, tidak ada manfaat konsistensi pada survival dari CRRT.
Uji klinik kontrol acak terbesar, CRRT dikaitkan dengan kematian yang
lebih tinggi, walaupun studi tersebut tidak sempurna karena pengacakan
yang tidak seimbang yang menghasilkan akuitas penyakit yang lebih
tinggi pada kelompok CRRT. Tidak ada data untuk membandingkan hasil
SLED atau EDD dengan hasil hemodialisis intermittent, atau CRRT.
Walaupun mekanisme pembuangan solut berbeda antara CVVH (terutama
klirens secara konvektif) dan CVVHD (klirens terutama secara difusi),
tingkat kontrol solut yang sama untuk urea dan solute lain dengan
berat molekul rendah dapat diperoleh menggunakan salah satu dari kedua
cara tersebut.
26. Seorang anak laki laki berumur 6 tahun menunjukkan gejala awal
multisistem gagal organ dan ARF setelah mengalami kecelakan sepeda
motor di mana dia mengalami trauma berat. TDnya 80/47 mmHg dengan 0,07
μg/kg/menit norepinefrin. Dia diintubasi dan mendapat ventilasi
mekanik, saturasi oksigen 98% pada FIO2 0,40. Pengeluaran urin 15
ml/jam. Data laboratorium menunjukkan kreatinin serum 2,9 mg/dl, BUN
49 mg/dl, potassium 4,8 mEq/L, dan bikarbonat 22 mEq/L. Dokter di
bagian perawatan kritis meminta anda untuk memulai RRT (renal
replacement therapy).
Pernyataan manakah yang benar tentang waktu yang tepat untuk mengawali
RRT?
A. Pada uji klinik kontrol acak, memulai RRT dini (BUN, 60
mg/dl) terkait dengan 25 % pengurangan jumlah kematian.
B. Pada uji klinik kontrol acak mengenai memulai tindakan RRT
pada saat yang dini vs pada saat yang lebih lanjut, memulai
RRT secara dini tidak menghasilkan perubahan pada jumlah
kematian.
C. Dalam sebuah analisis retrospektif pasien pasien ARF,
memulai RRT secara dini tidak merubah jumlah kematian.
D. Dalam sebuah analisis retrospektif pasien pasien ARF,
memulai RRT secara dini mengurangi jumlah kematian 25%
E. Dalam sebuah analisis retrospektif pasien pasien ARF,
memulai RRT secara dini mengurangi jumlah kematian 50%
Jawaban yang benar adalah E.
Hanya ada sedikit data mengenai kapan waktu yang tepat memulai terapi
renal pada ARF. Dalam satu analisis retrospektif, angka survival pasien
yang mulai mendapat RRT pada BUN <60 mg/dl adalah 39% sedangkan pasien
yang RRTnya dimulai setelah BUN >60 mg/dl angka survivalnya 20 %. Tidak
ada uji klinik kontrol acak yang dilaksanakan untuk mengevaluasi
pertanyaan ini.
27. Seorang laki-laki 10 tahun mengeluh air kencingnya berwarna gelap dan
wajahnya sembab. Penderita mengeluh nyeri waktu menelan, demam serta
tenggorokkan terasa sakit 2 minggu yang lalu, tapi sekarang semua
gejala tersebut sudah hilang. Dari hasil pemeriksaan fisik sekarang
tekanan darahnya meningkat 150/90, oedem di wajah dan kaki. Dari hasil
pemeriksaan kimia darah,terjadi peningkatan kreatinin dan urea darah
serta penurunan albumin plasma. Pada pemeriksaan urine didapatkan
proteinuria dan gross hematuria. Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan
fisik serta laboratorium tersebut, pasien patut diduga menderita :
A. Glomerulonephritis
B. Nekrosis tubuler akut
C. Uretritis akut
D. Sistitis akut
E. Appendisitis
PEMBAHASAN:
Pada glomerulonefritis akut terjadi injury pada sel-sel glomerulus
yang mengakibatkan infiltrasi sel-sel radang dan proliferasi sel-sel
glomerulus. Hal tersebut menimbulkan obstruksi lumen kapiler
glomerulus. Akibatnya, aliran darah ginjal dan laju filtrasi
glomerulus (GFR) menurun. Terjadi oliguria (volume urin <=400
ml/hari).
Banyaknya cairan tubuh (plasma darah) yang tidak terfiltrasi lewat
ginjal mengakibatkan cairan tersebut menumpuk dalam tubuh
mengakibatkan edema, dan hipertensi. Sebagai akibat dari injury pada
dinding kapiler glomerulus, urinalisis secara khas menunjukkan adanya
sel darah merah (hematuria), leukosit, dan protein. Seringkali
hematuria dapat dilihat secara makroskopis sebagai kencing berwarna
gelap. Protein (albumin) tubuh yang keluar lewat urin mengakibatkan
hipoalbuminemia.
Kunci jawaban : A
(Harrison's Principles of Internal Medicine, 16th ed, hal.1679)
28. Patogenesis dasar dari penyakit yang diderita anak tersebut adalah
A. Autoimun
B. Aterosklerosis
C. Neuropati
D. Gangguan metabolisme
E. Keganasan
PEMBAHASAN
Glomerulonefritis poststreptokokus merupakan salah satu penyebab
tersering glomeruloneritis. Penyakit ini berkembang kurang lebih dua
minggu setelah radang tenggorokan, atau infeksi kulit (impetigo) yang
disebabkan Streptococcus β-hemoliticus grup A. Glomerulonefritis
poststreptokokus biasanya diderita anak-anak.
Gejala meliputi gross hematuria, nyeri kepala, dan gejala-gejala
sistemik (mual, lemas, penurunan nafsu makan). Pada penyakit ini dapat
terjadi pembengkakan kapsula renal yang menyebabkan nyeri pinggang
ataupun punggung. Gejala lainnya seperti gejala glomerulonefritis
secara umum.
Penyakit ini disebabkan interaksi antara antibodi terhadap antigen
yang telah terperangkap di dalam glomerulus, sehingga menyebabkan
terbentuknya kompleks imun di dalam glomerulus.
Kunci jawaban : A
(Harrison's Principles of Internal Medicine, 16th ed, hal.1680)
29. Wajah sembab atau edema pada penderita tersebut dapat dihubungkan
dengan
A. Hipertensi
B. Hipoalbumin
C. Gross hematuria
D. Keluhan nyeri telan
E. Peningkatan urea darah
PEMBAHASAN:
Sebagai akibat dari injury pada dinding kapiler glomerulus, urinalisis
secara khas menunjukkan adanya sel darah merah (hematuria), leukosit,
dan protein. Protein (albumin) tubuh yang keluar lewat urin
mengakibatkan hipoalbuminemia. Tekanan onkotik intravaskuler yang
menurun karena hipoalbuminemia dapat menyebabkan edema.
Kunci jawaban : B
(Harrison's Principles of Internal Medicine, 16th ed, hal.1680)
30. seorang anak perempuan berusia 6 tahun datang dengan keluhan buang air
kecil kurang. Ia mempunyai riwayat diare dan muntah-muntah ±3 hari
yang lalu. Ayahnya kemudian mempuasakan anak dari makan dan minum.
Hari ini anaknya minum air lebih dari 7 liter, tetapi urinnya tetap
sedikit. Diagnosis keadaan ini adalah
a. gagal ginjal akut
b. gagal ginjal kronis
c. gagal ginjal akut on kronis
d. glomerulonefritis akut
e. glomerulonefritis kronis.
Pembahasan
Kata kunci:
anak perempuan berusia 6 tahun.
keluhan buang air kecil kurang ada gangguan pada saluran kemih (bisa
ginjal, ureter, vesika urinaria, atau uretra).
Ia mempunyai riwayat diare dan muntah-muntah ±3 hari yang lalu banyak
cairan yang keluar dan intake yang kurang.
Ayahnya kemudian mempuasakan anak dari makan dan minum ntake kurang dapat
menyebabkan dehidrasi sehingga perfusi ke ginjal kurang bagus.
Hari ini anaknya minum air lebih dari 7 liter, tetapi urinnya tetap
sedikit ginjal telah mengalami gangguan fungsi.
Diagnosis pada kasus ini
Kemungkinan pada kasus ini terjadi gangguan fungsi dari ginjal gagal
ginjal.
Dan terjadi begitu singkat akut
Jadi kemungkinan diagnosis pada kasus ini adalah gagal ginjal akut.
32. Seorang wanita berusia 54 tahun, sulit menahan buang air kecil,
badannya agak kurus, sering merasa haus, dan penglihatannya kabur. Hasil
pemeriksaan oftalmologi menunjukan ada kekeruhan lensa mata kiri. Nilai
gula darah sewaktu (GDS) adalah 380 mg/dl. Zat apa yang di jumpai pada
urin?
a. Glukosa
b. Leukosit
c. Protein
d. Eritrosit
e. Kristal Ca oksalat
Pembahasan.
Kata kunci:
wanita berusia 54 tahun.
sulit menahan buang air kecil
badannya agak kurus
sering merasa haus,
dan penglihatannya kabur.
Hasil pemeriksaan oftalmologi menunjukan ada kekeruhan lensa mata
kiri.
Nilai gula darah sewaktu (GDS) adalah 380 mg/dl.
Dari semua hasil pemeriksaan ini mengarah kepada DM. DM hiperglikemi.
Jadi zat yang ditemukan dalam urin adalah glukosa.
33. Seorang wanita berusia 30 tahun, dengan berat badan 60 kg,
mempunyai keluhan sesak dan muntah. Tekanan darah 160/100 mmHg,
frekuensi pernapasan 28 kali/menit. Didapatkan edema pada kedua
kaki dan didapatkan rales pada kedua basal paru. Pemeriksaan
darah menunjukan kadar hemoglobin 7,3 g/dl, MCV dan MCHC normal,
ureum 421 mg/dl, kreatinin 32 mg/dl. Pada pemeriksaan
ultrasonografi didapatkan ukuran kedua ginjal mengecil, densitas
korteks meningkat, dan batas korteks medula kabur. Diagnosis
fungsional ginjal untuk pasien ini adalah ?
a. Penyakit ginjal kronik stadium V
b. Penyakit ginjal kronik stadium II
c. Gagal ginjal akut
d. Sindroma nefrotik
e. Sindroma nefritis akut.
Pembahasan.
Kata kunci:
- Seorang wanita berusia 30 tahun,
- dengan berat badan 60 kg,
- mempunyai keluhan sesak dan muntah.
- Tekanan darah 160/100 mmHg,
- frekuensi pernapasan 28 kali/menit.
- Didapatkan edema pada kedua kaki
- rales pada kedua basal paru.
- Pemeriksaan darah menunjukan kadar hemoglobin 7,3 g/dl,
- MCV dan MCHC normal,
- ureum 421 mg/dl,
- kreatinin 32 mg/dl.
- Pada pemeriksaan ultrasonografi didapatkan ukuran kedua ginjal
mengecil, densitas korteks meningkat, dan batas korteks medula kabur.
Diagnosis fungsional ginjal untuk pasien ini adalah ?
Diagnosis fungsi ginjal dapat ditentukan dengan laju filtrasi
glomerulus (LFG)
Nilai normal laju filtrasi glomerulus adalah 125-130ml/menit/1,73 m²
LFG = ( 140 – USIA ) X BB
72 X kreatinin plasma (mg/dl)
Jadi :
LFG = ( 140 – 30) X 60
72 X 32 (mg/dl)
= 2,43ml/menit/1,73 m²
Kriteria derajat penyakit ginjal kronis meliputi:
1. Penyakit ginjal kronis derajat I : LFG
90(ml/menit/1,73m²)
2. Penyakit ginjal kronis derajat II : LFG 60-89
3. Penyakit ginjal kronis derajat III : LFG 30-59
4. Penyakit ginjal kronis derajat IV : LFG 15-29
5. Penyakit ginjal kronis derajat V : LFG < 15
Berdasarkan kriteria diatas, pada kasus ini pasien mengalami penyakit
ginjal kronis derajat V.
34. Terapi utama yang paling di perlukan pada kasus no 33 diatas adalah……
a. Transplantasi ginjal
b. Continous ambulatory peritoneal dialysis (CAPD).
c. Hemodialisis
d. Konservatif atau medika mentosa
e. Transfusi sel darah merah
Pembahasan :
Pada pasien diatas telah mengalami gagal ginjal kronis stadium V.
Terapi yang tepat adalah hemodialisis/dialysis peritoneal atau
transplantasi ginjal.
Karena pada pasien ini berada dalam keadaan darurat maka terapi yang
tepat adalah hemodialisis.
Karena dialysis peritonial dan transplantasi ginjal membutuhkan
persiapan dan waktu karena terkait tindakan oprasi pada keduanya.
35. Seorang pria berusia 70 tahun mengalami sulit buang air kecil.
Pemeriksaan IVP menunjukkan adanya identasi pada bagian bawah
vesika urinaria. Diagnosis yang paling mungkin adalah...
a. Karsinoma prostat
b. Tumor buli-buli
c. Hiperplasia prostat
d. Tumor rektum
e. Sistitis Kronis
Jawaban : c. Hiperplasia prostat
Pembahasan :
McNeal telah mempublikasikan konsep anatomi pada prostat. Tiga zona
terpisah telah diidentifikasi. Zona ini meliputi zona perifer, zona
sentral, zona transisionalyang masing-masing secara berturut-turut
menyusun volume prostat pria dewasa sebanyak 70%, 25%, dan 5%. Zona-
zona anatomi tersebut memiliki sistem drainase duktus yang berbeda.
Selain itu, yang lebih penting adalah juga memiliki konsep terkait
proses-proses neoplasma yang berbeda. Sebanyak 60-70% kanker prostat
berasal dari zona perifer, 10-20% pada zona transisional, 5-10% pada
zona sentral. Pembesaran prostat jinak (benign prostatic hyperplasia,
BPH) rata-rata berasal dari zona transisional. Oleh karena itu, pada
pencitraan IVP dapat menimbulkan gambaran indentasi vesika urinaria
(karena posisi zona transisional dekat dengan perlekatan uretra pada
vesika). Berbeda dengan kanker prostat yang lebih sering terjadi pada
zona perifer yang posisinya relatif lebih jauh dari perlekatan vesika
dengan uretra (walaupun tidak menutup kemungkinanuntuk terjadi pada
zona transisional maupun zona sentral).
Prostat adalah organ pria yang paling sering mengalami neoplasma,baik
yang bersifat jinak maupun ganas. Prostat melingkupi bagian paling
proksimal dari uretra. Secara anatomi, prostat terletak pada pelvis
minor (rongga pelvis yang sesungguhnya), terpisah oleh simpisis pubis
oleh sebuah celah yang disebut spatium retropubic (spatium Retzius).
Permukaan posterior prostat dipisahkan dari ampula recti oleh fascia
Denonvillier. Basis prostat menyatu dengan leher kandung kemih,
sedangkan puncaknya (apex) melekat dengan permukaan atas diafragma
pelvis. Di sebelah lateral prostat bersentuhan dengan musculus levator
ani. Prostat mendapat vaskularisasi dari cabang arteri iliaka interna
(arteri vesikalis inferior dan arteri rektalis media). Drainase vena
prostat terjadi melalui pleksus venosus dorsalis yang juga menerima
drainase dari vena profunda dorsalis penis dan vena-vena vesikalis
sebelum bermuara pada vena iliaka interna. Inervasi prostat berasal
dari pleksus pelvicus. Ukuran prostat normal adalah 3-4 cm pada basis,
4-6 cm pada ukuran sefalokaudal, dan 2-3 cm pada dimensi
anteroposterior.
Tumor buli akan memberikan memberikan gambaran IVP berupa filling
defect, jika didapatkan hidroureter atau hidronefrosis yang merupakan
salah satu tanda adanya infiltrasi tumor ke ureter atau muara ureter.
CT-scan atau MRI berguna untuk menentukan ekstensi tumor ke organ
sekitarnya. Pada sistitis kronis dapat ditemukan adanya vesikovaginal
atau vesikoenteral fistula.
Referensi :
1. Tanagho E et all, 2004, Smith's General Urology, 16th ed., hal. 367-
368.
2. Purnomo B, 2003, Dasar-dasar Urologi, Fakultas Kedoteran
Universitas Brawijaya, edisi 2, hal. 173-174.
Seorang pria berusia 70 tahun datang ke dokter dengan keluhan gangguan
berjalan dan baal (mati rasa) pada kulit tungkai. Pada pemeriksaan
didapatkan adanya kanker prostat. Kemungkinan penyebab dari gangguan
ini adalah...
a. Retensi urin yang menekan pleksus lumbalis
b. Adanya metastasis kanker prostat ke vertebra lumbalis
c. Gangguan aliran darah ke tungkai karena penekanan kelenjar
prostat
d. Metastasis kanker prostat ke otot-otot tungkai
e. Kelemahan otot karena usia lanjut
Jawaban : b. Adanya metastasis kanker prostat ke vertebra lumbalis
Pembahasn :
Pola progresi kanker prostat telah terdefinisikan dengan baik.
Kecenderungan untuk menyebar keluar dari prostat (ekstensi
ekstrakapsular) atau invasi vesikula seminalis dan metastatis jauh
meningkat seiring meningkatnya volume tumor dan buruknya diferensiasi
sel kanker. Tumor berukuran kecil dan berdiferensiasi baik biasanya
hanya terbatas menyerang prostat, sebaliknya tumor besar dengan
diferensiasi buruk lebih sering bersifat ekstensif lokal atau
metastasis ke limfonodi atau tulang. Penetrasi kapsula prostat oleh
sel-sel kanker sering terjadi melalui ruang perineural. Invasi
vesikula seminalis berhubungan dengan kecenderungan terjadinya
penyakit yang bersifat regional atau metastatis jauh. Kanker prostat
yang menginvasi trigonum vesika dapat menyebabkan terjadinya obstruksi
ureter. Sebagai catatan, penyebaran sel kanker menuju rektum jarang
terjadi karena fascia Denonvillier dapat berfungsi sebagai barier kuat
penyebaran menuju rektum.
Metastasis limfonodi sering teridentifikasi pada rantai limfonodi
obturator,sedangkan limfonodi lainnya meliputi limfonodi ilia komunis,
presakral, dan para-aorta. Tulang-tulang aksial merupakan bagian yang
paling sering terkena metastasis jauh, dengan vertebra lumbal adalah
bagian yang paling sering terkena. Bagian-bagian yang sering terkena
metastasis lainnya meliputi proksimal femur, pelvis, vertebra toraks,
kosta, sternum, kranium, dan humerus. Lesi tulang yang terjadi berupa
lesi osteoblastik. Lesi pada tulang panjang sering menyebabkan
terjadinya fraktur patologis. Vertebra yang terkena metastasis dengan
volume besar dapat menyebar pada spatium epidural yang menyebabkan
kompresi medula spinalis. Hal ini dapat menjelaskan alasan mengapa
pada kasus ini pasien mengalami gangguan berjalan dan baal. Metastasis
organ visceral paling sering mengenai paru, hati, dan glandula
adrenal. Metastasis pada sistem saraf pusat biasanya terjadi akibat
penyebaran langsung dari metastasis tumor pada tulang kranium.
Referensi :
1. Tanagho E et all, 2004, Smith's General Urology, 16th ed., hal. 367-
368.
2. Kirby RS, 2003, Atlas of Prostatic Disease, 3rd ed., Phartenon
Publishing, hal. 67, 91.
36. Seorang anak laki-laki berusia 4 tahun dibawa orang tuanya ke
dokter karena mengeluh nyeri pada perutnya yang sudah
dideritanya selama beberapa hari. Pada pemeriksaan fisik teraba
massa pada perut bagian kanan. Pada pemeriksaan laboratorium
didapatkan hematuria tanpa proteinuria. Pada CT Scan abdomen
tampak massa solid pada ginjal kanan berdiameter 10 cm. Tumor
apakah yang paling mungkin diderita oleh anak ini?
a. Karsinoma sel ginjal
b. Tumor William
c. Rabdomiosarkoma
d. Neuroblastoma
e. Clear cell sarcoma
Jawaban : b. Tumor William
Pembahasan :
Tumor Wilms adalah neoplasia maligna yang paling sering terjadi pada
traktus urinarius anak-anak. Berbeda dengan neuroblastoma yang
merupakan neoplasma maligna yang paling sering terjadi pada bayi, dan
merupakan tumor ganas solid tersering kedua pada anak. Insidensi tumor
Wilms tertinggoi terjadi pada usia 3-4 tahun dan 90% terjadi pada anak
berusia <7 tahun. Anak laki-laki dan perempuan memiliki angka kejadian
yang sama. Sebagian besar anak dengan tumor Wilms datang dengan
keluhan massa abdomen. Sekitar 30% pasien mengalami nyeri abdomen,
namun sebagian besar pasien tidak mengalami gejala apapun
(asimptomatik) dan tampak sehat. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
massa abdomen tidak nyeri yang jarang melewati garis tengah.
Hipertensi terjadi pada 63% pasien. Karena pengaruhnya pada vena kava,
anak dengan tumor Wilms dapat mengalami varikokel atau gagal jantung
kongestif.
Berikut ini nadalah perbandingan tumor Wilms dan neuroblastoma:
Tabel 1 Perbandingan tumor Wilms dan neuroblastoma
"Tumor Wilms "Neuroblastoma "
"Sering terkait dengan anomali "Anomali yang berhubungan memiliki"
"kongenital "insidensi yang rendah (kecuali 2%"
" "insidensi defek otak dan kepala) "
"Terjadi pada anak yang sehat "Terjadi pada anak yang sakit "
"Biasanya berbentuk massa "Seringkali massa melewati garis "
"unilateral "tengah "
"Usia puncak 2-4 tahun "Usia puncak 22 bulan "
"Muncul di ginjal "Neuroblastoma ginjal primer "
" "sangat jarang terjadi "
"Kalsifikasi jarang terjadi "Kalsifikasi "stippled" tampak "
" "pada 50% film polos, dan 80% pada"
" "CT "
"Tabel 2 Kanker ginjal pediatrik primer "
"Karsinoma sel ginjal : merupakanneoplasma ginjal primer yang "
"palingsering terjadi dibandingkan tumor Wilms "
"Gambaran klinis : hematuria, nyeri panggul (flank pain), "
"(polycystic kidney disease) terdapat massa, penurunan berat badan "
"Metastasis; nodus limfe, tulang, paru, hati "
"Meningkat dengan von Hippel-Lindau dan polycystic kidney disease "
"(PCKD) "
"Kelangsungan hidup : 50% "
"Pengobatan : nefrektomi radikal "
"Tumor Rabdoid : sel-sel berukuran besar dengan inklusi eosinofilik"
"seperti rabdomioblast, tetapi bukan otot. "
"Metastasis : Otak "
"Sangat letal (kelangsungan hidup : 18%) "
"Pengobatan : belum ada kemoterapiyang jelas terbukti efektif "
"Clear cell sarcoma "
"Metastasis : tulang dan otak "
"Predominan pada bayi laki-laki "
"Pengobatan : kemoterapi dengan adriamisin memperbaiki prognosis "
"Kanker yang jarang "
"Rabdomiosarkoma (tidak seperti tumor rabdoid, kankerini mengandung"
"otot lurik fetal) "
"Neuroblastoma "
"Leiomiosarkoma "
"Karsinoma sel transsional "
Referensi :
Nachtsheim D, 2003, Vademicum Urological Oncology, Landes Bioscience,
California, hal. 117-125.
37. Seorang anak laki-laki berusia 2 tahun, dibawa ibunya ke dokter
dengan keluhan beberapa hari buang air kecil kemerahan, pusing,
mual. Saat diperiksa penderita demam, kelopak mata sedikit
sembab dan hipertensi. Hasil pemeriksaan laboratorium urin
didapatkan warna kuning kemerahan, eritrosit +3, protein (-).
Pada pemeriksaan darah didapatkan komplemen C3 menurun. Apakah
diagnosis yang paling mungkin?
a. Sistitis
b. Nefritis
c. Pyelonefritis
d. Glomerulonefritis
e. Sindrom nefrotik
Jawaban : d. Glomerulonefritis
Pembahasan :
Patofisiologi
Patofisiologi pada gejala-gejala klinik berikut:
1. Kelainan urinalisis: proteinuria dan hematuria
Kerusakan dinding kapiler glomerulus sehingga menjadi
lebih permeable dan porotis terhadap protein dan sel-sel eritrosit,
maka terjadi proteinuria dan hematuria.
2. Edema
Mekanisme retensi natrium dan edema pada glomerulonefritis tanpa
penurunan tekanan onkotik plasma. Hal ini berbeda dengan mekanisme
edema pada sindrom nefrotik.
Penurunan faal ginjal yaitu laju filtrasi glomerulus (LGF) tidak
diketahui sebabnya, mungkin akibat kelainan histopatologis
(pembengkakan sel-sel endotel, proliferasi sel mesangium, oklusi
kapiler-kaliper) glomeruli. Penurunan faal ginjal LFG ini
menyebabkan penurunan ekskresi natrium Na+ (natriuresis), akhirnya
terjadi retensi natrium Na+. Keadaan retensi natrium Na+ ini
diperberat oleh pemasukan garam natrium dari diet. Retensi natrium
Na+ disertai air menyebabkan dilusi plasma, kenaikan volume plasma,
ekspansi volume cairan ekstraseluler, dan akhirnya terjadi edema
3. Hipertensi
a. Gangguan keseimbangan natrium (sodium homeostasis)
b. Gangguan keseimbangan natrium ini memegang peranan dalam genesis
hipertensi ringan dan sedang.
c. Peranan sistem renin-angiotensin-aldosteron biasanya pada
hipertensi berat. Hipertensi dapat dikendalikan dengan obat-
obatan yang dapat menurunkan konsentrasi renin, atau tindakan
nefrektomi.
d. Substansi renal medullary hypotensive factors, diduga
prostaglandin. Penurunan konsentrasi dari zat ini menyebabkan
hipertensi2
4. Bendungan Sirkulasi
Bendungan sirkulasi merupakan salah satu ciri khusus dari sindrom
nefritik akut, walaupun mekanismenya masih belum jelas.
Beberapa hipotesis yang berhubungan telah dikemukakan dalam
kepustakaan-kepustakaan antara lain:
38. Vaskulitis umum
Gangguan pembuluh darah dicurigai merupakan salah satu tanda
kelainan patologis dari glomerulonefritis akut. Kelainan-
kelainan pembuluh darah ini menyebabkan transudasi cairan ke
jaringan interstisial dan menjadi edema.
39. Penyakit jantung hipertensif
Bendungan sirkulasi paru akut diduga berhubungan dengan
hipertensi yang dapat terjadi pada glomerulonefritis akut.
40. Miokarditis
Pada sebagian pasien glomerulonefritis tidak jarang ditemukan
perubahan-perubahan elektrokardiogram: gelombang T terbalik pada
semua lead baik standar maupun precardial. Perubahan-perubahan
gelombang T yang tidak spesifik ini mungkin berhubungan dengan
miokarditis.
41. Retensi cairan dan hipervolemi tanpa gagal jantung
Hipotesis ini dapat menerangkan gejala bendungan paru akut,
kenaikan cardiac output, ekspansi volume cairan tubuh. Semua
perubahan patofisiologi ini akibat retensi natrium dan air.
Gejala Klinis
Gejala klinis glomerulonefritis akut pasca streptokok sangat
bervariasi, dari keluhan-keluhan ringan atau tanpa keluhan sampai
timbul gejala-gejala berat dengan bendungan paru akut, gagal ginjal
akut, atau ensefalopati hipertensi.
Kumpulan gambaran klinis yang klasik dari glomerulonefritis akut
dikenal dengan sindrom nefritik akut. Bendungan paru akut dapat
merupakan gambaran klinis dari glomerulonefritis akut pada orang
dewasa atau anak yang besar. Sebaliknya pada pasien anak-anak,
ensefalopati akut hipertensif sering merupakan gambaran klinis
pertama.
1. Infeksi Streptokok
Riwayat klasik didahului (10-14 hari) oleh faringitis, tonsilitis
atau infeksi kulit (impetigo). Data-data epidemiologi membuktikan,
bahwa prevalensi glomerulonefritis meningkat mencapai 30% dari suatu
epidemi infeksi saluran nafas. Insiden glomerulonefritis akut pasca
impetigo relatif rendah, sekitar 5-10%.
2. Gejala-gejala umum
Glomerulonefritis akut pasca streptokok tidak memberikan keluhan dan
ciri khusus. Keluhan-keluhan seperti anoreksia, lemah badan, tidak
jarang disertai panas badan, dapat ditemukan pada setiap penyakit
infeksi.
3. Keluhan saluran kemih
Hematuria makroskopis (gross) sering ditemukan, hampir 40% dari
semua pasien. Hematuria ini tidak jarang disertai keluhan-keluhan
seperti infeksi saluran kemih bawah walaupun tidak terbukti secara
bakteriologis. Oligouria atau anuria merupakan tanda prognosis buruk
pada pasien dewasa.
4. Hipertensi
Hipertensi sistolik dan atau diastolik sering ditemukan hampir pada
semua pasien. Hipertensi biasanya ringan atau sedang, dan kembali
normotensi setelah terdapat diuresis tanpa pemberian obat-obatan
antihipertensi. Hipertensi berat dengan atau tanpa ensefalopati
hanya dijumpai pada kira-kira 5-10% dari semua pasien.
5. Edema dan bendungan paru akut
Hampir semua pasien dengan riwayat edema pada kelopak mata atau
pergelangan kaki bawah, timbul pagi hari dan hilang siang hari. Bila
perjalanan penyakit berat dan progresif, edema ini akan menetap atau
persisten, tidak jarang disertai dengan asites dan efusi rongga
pleura
Referensi :
1. Husein, A, dkk. Buku Ajar Nefrologi Anak. Edisi kedua. Jakarta :
Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2002. h 345-353
2. Behrman, Kliegman, Arvin. Nelson Textbook of Pediatrics. Edisi 17.
Philadelphia; 2004. h 1813-1814
3. Prico SA. dan Wilson LM. Patologi Konsep Klinik Proses-proses
Penyakit. Jakarta : EGC; 1995. h 827-829.
4. Sutisna Himawan. Patologi. Jakarta. FK UI; 1998 h 258-261.
5. Herry, G dan Heda, M. Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Kesehatan
Anak. Edisi ketiga. Bandung : Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UNPAD
RSHS; 2005 h 536-538.
38. Seorang wanita berumur 17 tahun positif HIV memulai regimen terapi
antriretroviral yang sangat aktif (HAART), termasuk efavirenz,
tenofovir, dan lamivudine. Dia menggunakan trimetoprimsulfamethoxazole
untuk pencegahan pneumokistis. Fungsi ginjal dan urinalisis normal
sebelum memulai terapi. 6 minggu kemudian, dia datang dengan hasil
pemeriksaan laboratorium sebagai berikut: sodium 140 mEg/l, potassium
4,8 mEq/l, klorida 115 mEq/l, bikarbonat 15 mEq/l, BUN 60 mg/dl, dan
fosfor 1,9 mg/dl. Urinalisis menunjukkan berat jenis 1.015, pH 5,
sedikit protein, glukosa 2+, dipstick negatif, mikroskopi sedikit
keruh dengan granul coklat dan sel –sel tubular ginjal pada pengamatan
lapang pandang perbesaran tinggi, dan tidak ada sel lain, sisa atau
kristal. Manakah di bawah ini yang paling mungkin menjadi penyebab
gagal ginjal akut pada pasien ini?
A. Nefrotoksik Efavirenz
B. Nefropati HIV
C. Nefritis interstitial alergi disebabkab oleh
trimethoprim sulphamethoxazole
D. Toksisitas lamivudine (toksisitas mitokondria)
E. Nefrotoksis
Jawaban yang benar adalah E.
Kombinasi dari sindrom Fankoni dan jejas ginjal akut dengan nekrosis
tubular akut mengarah ke dugaan adanya toksisitas tenofovir. Nefropati
HIV yang cepat progresinya tidak mungkin jika tidak ada proteinuria.
Diagnosis luka ginjal akut karena toksisitas pada mitokondria oleh
penghambat 'nukleoside reverse transcriptase' tidak didukung oleh nilai
gap anion yang normal dan tidak adanya myoglobinuria (dipstick urin
negative heme). Mikroskopik urin tidak menunjukkan alergi nephritis
interstisial. Efavirenz adalah sebuah penghambat 'nonnukleosida reverse
transcriptase', sampai saat ini tidak ada laporan adanya nefrotoksisitas.
39. Pernyataan manakah di bawah ini yang benar tentang pengobatan dengan
diuretik loop acting pada gagal ginjal akut?
A. Meningkatnya pengeluaran urin menurunkan kebutuhan dialisis.
B. Terapi diuretik mengurangi kematian
C. Terapi diuretik menurunkan durasi kegagalan ginjal.
D. Terapi diuretik kemungkinan berkaitan dengan hipokalemia parah.
E. Keuntungan terapi diuretik semakin besar dengan pemberian dopamine
secara bersamaan.
Jawaban yang benar adalah D.
Diuretik loop paling sering digunakan dalam menangani pasien ARF. Karena
prognosis ARF nonoligurik lebih baik dari pada ARF oligurik, disarankan
bahwa dengan mengubah keadaan pasien dari oligurik ke kondisi nonoligurik
dapat memperbaiki kondisi klinis. Meningkatkan aliran urin dapat membuang
sisa sisa/debris sel intraluminal yang menghalangi, sehingga dapat
membalikkan salah satu mekanisme disfungsi ginjal. Sebagai tambahan,
dengan menurunkan tansport aktif di dalam loop Henle ascending yang
tebal, diuretik loop dapat mengurangi kebutuhan energi dan melindungi
sel sel di daerah dengan gangguan perfusi. Namun, studi klinis, tidak
mendukung argumentasi argumentasi ini. Pada uji klinik menggunakan
kontrol acak, terapi diuretik tidak terkait dengan perubahan apapun pada
jumlah kematian, penurunan durasi ARF, atau perubahan kebutuhan dialisis.
Tidak ada bukti peningkatan manfaat dengan pemberian dopamin secara
bersamaan. Terapi diuretik dapat mengakibatkan kaliuresis dan
hipokalemia. Seorang gadis Hispanik usia 9 tahun menderita sepsis dan
gagal ginjal akut, yang diikuti pancreatitis kronik. Dia membutuhkan
ventilasi mekanik untuk mengatasi gagal nafasnya, tapi tidak membutuhkan
RRT. Hemoglobinnya turun secara progresif dari 11.5 g/dl menjadi 8.5 g/dl
pada pemeriksaan laboratorium hariannya.
40. Manakah dari pernyataan di bawah ini yang benar untuk penanganan
anemia?
A. Penggunaan rekombinan eritropoietin manusia pada pasien kritis
berkaitan dengan berkurangnya kemungkinan perlunya transfusi.
B. Penggunaan rekombinan eritropoietin untuk menjaga hemoglobin tetap
antara 11 12 g/dl berkaitan dengan berkurangnya resiko kematian.
C. Strategi transfusi sel darah merah untuk menjaga hemoglobin >10 g/dl
berkaitan dengan
berkurangnya resiko kematian.
D. Strategi transfurasi restriktif sel darah merah hanya memberikan
transfusi jika hemoglobin kurang dari 7 g/dl berkaitan dengan
meningkatnya kematian pada pasien dengan penyakit kardiovaskuler.
E. Tidak satupun di atas
Jawaban yang benar adalah A.
Rekumben erythropoietin (rHuEpo) menurunkan kebutuhan transfuse pada
pasien kritis, tapi tidak berefek pada survival pasien. Penggunaan
strategi transfusi restriktif (ambang batas hemoglobin 7 g/dl)
berkaitan dengan tingkat kematian yang lebih rendah di rumah sakit
dibandingkan dengan strategi biasa yang menjaga kadar hemoglobin di
atas 10 g/dl. Tidak ada peningkatan resiko ketika strategi transfusi
restriktif digunakan untuk pasien dengan penyakit kardiovaskuler.
Seorang anak laki laki usia 10 tahun dengan sindrom nefrotik dan
sedang menjalani terapi steroid dibawa paramedis ke bagian gawat
darurat. Pasien dilaporkan terjatuh pada saat keluar dari kamar mandi
dua hari sebelumnya dan tidak dapat bangun kembali. Katanya tidak
memiliki riwayat penyakit ginjal. Pada saat pemeriksaan fisik, dia
memiliki ecchymosed difus di punggung dan ekstremitas bawah, dan
pinggul kirinya terputar lateral.
41. Manakah nilai nilai awal laboratorium di bawah ini, diperoleh saatdi
ruang emergensi, yang PALING dapat digunakan untuk memprediksi resiko
terjadinya luka ginjal akut dan membutuhkan RRT?
A. Kreatinin serum 1,8 mg/dl
B. Potasium serum 5,6 MEq/l
C. Bikarbonat serum 17 mEq/l
D. Fosfokinase kreatinin 9650 U/l
E. pH urin 5,5
Jawaban yang benar adalah A. Nilai kreatinin serum awal 1,7 mg/dl
merupakan prediktor terbaik untuk memperkirakan perkembangan luka
ginjal akut atau perlunya RRT pada 97 pasien rhabdomyolisis yang
dirawat pada ruang gawat darurat selama periode 4 tahun. Kadar
fosfokinase awal (CPK), konsentrasi awal potassium serum, dan pH dan
berat jenis urin tidak membedakan mana pasien yang mengalami atau
tidak mengalami luka ginjal akut.
42. Seorang anak perempuan berumur 6 tahun dirawat karena mengalami
peningkatan asites. Kreatinin serum pada saat masuk 1,4 mg/dl.
Setealah parasentesis dengan volume yang besar, pengeluran urinnya
menurun dengan cepat sampai kurang dari 100 ml/hari, dan kreatinin
serumnya meningkat sampai 2,7 mg/dl. Kultur cairan asitesnya steril.
Sodium urin 8 mEq/l. Setelah infus 1500 ml 0,9 % saline, pengeluaran
urinnya tidak meningkat.
Pengobatan manakah di bawah ini yang menghasilkan rasio terbaik antara
peningkatan fungsi ginjal dan efek samping?
A. Octreotide
B. Dopamin
C. Terlipressin
D. Ornipressin
E. Spironolakton
Jawaban yang benar adalah C.
Pasien ini mengalami sindrom hepatorenal (HRS). Satu satunya terapi
farmakologi yang paling efektif saat ini untuk menangani HRS adalah
pemberian vasokontriktor. Dua kelas obat telah digunakan analog
vasopressin dan agonis α adrenergik' kebanyakan diberikan sebagai
kombinasi dengan albumin intravena supaya dapat lebih lanjut
memperbaiki keadaan arteri 'underfilling'nya. Sukses terbaik jika
digunakan agonis reseptor V1 vasopressin yaitu terlipressin. Iskemia
akibat vasokonstriksi arteri merupakan komplikasi utama yang berkaitan
dengan penggunaan terlipressin, di mana efek samping iskemik ini akan
memerlukan tindakan penghentian terapi pada 5 10 % pasien. Ornipressin
adalah agonis reseptor V1 vasopressin lainnya. Kejadian komplikasi
iskemik pada pasien yang diobati dengan ornipressin berkisar 30 40%.
Octreotide adalah analog somatostatin yang menyebabkan vasokonstriksi
organ dalam. Tidak efektif untuk meningkatkan fungsi ginjal pada HRD
jika digunakan sebagai agen tunggal, tetapi bermanfaat jika
dikombinasi dengan midodrine. Dopamin tidak efektif untuk pengobatan
HRS. Spironolakton antagonis reseptor aldosteron sangat efektif pada
pasien dengan penyakit hati lanjut, tapi tidak mempengaruhi fungsi
ginjal pasien HRS.
43. Anak laki –laki, 18 tahun datang ke RS dengan keluhan sakit mendadak
pada daerah scrotum. Pada pemeriksaan fisik didapatkan testis kiri
membesar, merah, lebih tinggi daripada testis kanan, posisi mendatar.
Dari hasil USG didapatkan : testis dengan caput epididimis dan chorda
spermatica membesar dg koleksi cairan disekitar testis. Diagnosis yang
tepat adalah
a. Epididimitis
b. Abses testis
c. Torsio testis
d. Tumor testis
e. Hernia scrotalis
Pembahasan: Pasien datang dengan keluhan testis membesar, merah, beih
tinggi dari yang normal, dan posisinya mendatar. Keadaan yang dialami
anak laki-laki ini adalah torsio testis. Torsio testis
adalahterpluntirnya fuikulus spermatikus yang berakibat terjadinya
gangguan aliran darah ke testis. Keadaan ini diderita oleh satu
diantara 4000 pria yang berumur kurang dari 25 tahun, dan paling banyak
diderita oleh anak pada usia pubertas (12 - 20 tahun). Torsio testis
ini kadang sulit dibedakan oleh epididimitis karena gejala klinisnya
yang hampir sama. Tetapi pada torsio testis biasanya tidak disertai
demam, sedangkan epididimitis biasanya disertai demam akibat infeksi.
Selain itu pada pemeriksaan fisik ketika dilakukan elevasi
(pengangkatan) testis, pada epididimitis akut terkadang nyeri akan
berkurang sedangkan pada torsio testis nyeri tetap ada (Tanda dari
Prehn). Kemudian dari pemeriksaan urin, pada torsio testis tidak
didapatkan adanya peningkatan leukosit sedangan pada epididimitis
terdapat peningkatan leukosit dan ditemukan bakteri penginfeksi pada
urin.
44. Seorang perempuan berusia 18 tahun datang ke rumah sakit dengan
keluhan nyeri pinggang kiri. Keluhan disertai panas badan, menggigil
dan peningkatan frekuensi BAK. Pada pemeriksaan urinalisis diketahui
adanya bakteri Gram negatif. Manakah bakteri penyebab yang paling
mungkin?
a. Chlamydia trachomatis
b. Leptosira interogans
c. Escherichia coli
d. Staphylococcus saprophyticus
e. Staphylococcus Aureus
Pembahasan: Infeksi aluran kemih sering ditemui mulai dari yang infeksi
ringan hingga yang berat. Infeksi saluran kemih dapat menyerang pasien
dari segala usia mulai dari bayi baru lahir hingga orang tua. Pada
umumnya wanita lebih sering mengalami karena struktur anatomis saluran
urinarianya.
Patogenesisnya sejauh ini diketahui bahwa infeksi saluran kemih terjadi
ketika mikroorganisme masuk ke saluran kemih dengan cara ascending,
hematogen, limfogen, atau langsung dari organ sekitar yang terinfeksi.
Sebagian besar mikroorganisme masuk secara ascending, yaitu dari
saluran kemih bawah kemudian bergerak ke saluran kemih atas. Umumnya
mikroorganisme yang menyerang adalah flora normal tubuh. Di soal
dijelaskan bahwa dari pemeriksaan kulur, hasilnya merupakan bakteri
gram negatif, dan bakteri gram negatif yang tersering adalah
Escherichia coli. Sedangkan Staphylococcus aureus juga bakteri gram
negatif, tetapi insidensi terjadinya ISK karena bakteri ini cukup
jarang. Kalaupun terjadi, biasanya bakteri ini menyebar melalui darah
(hematogen) sehingga pasti didapatkan gejala lain yang lebih spesifik.
45. Hasil urinalisis dari seorang perempuan berusia 25 tahun, menyandang
batu ginjal, diketahui pH: 5. Apakah penyebab batu ginjal yang paling
mungkin?
a. Kalsium
b. Oksalat
c. Asam Urat
d. Fosfat
e. Sistin
Pembahasan:
Batu saluran kemih pada umumnya mengandung unsur kalsium oksalat, kalium
fosfat, asam urat, magnesium-amonium-fosfat (MAP), xantyn, dan sistin,
silikat, dan senyawa lainnya. Batu berdasarkan zat penyusunnya dibagi
menjadi beberapa jenis, yaitu:
Batu Kalsium ( ditemukan pada 70 – 80 % kejadian batu pada
saluran kemih
Batu Struvit ( Disebut juga sebagai batu infeksi, karena batu ini
terbentuk akibat infeksi saluran kemih. Kuman penyebab infeksi
ini adalah golonganpemecah urea yang mengasilkan enzim urease dan
merubah urin menjadi bersuasana basa.
Batu Asam Urat ( Batu asam urat meruakan kejadian 5 – 10% dari
seluruh batu saluran kemih. Faktor yang mneyebabkan batu asam
urat adalah kadar urin yang terlalu asam (pH urine <6), volume
urine yang jumlahnya sedikit, atau kadar asam urat yang tinggi.
46. Seorang anak laki-laki berusia 4 tahun datang ke ruangan emergensi
dengan kesulitan berkemih. Pada hasil pemeriksaan secara inspeksi
tampak adanya konstriksi cincin preputium dan non retractable foreskin.
Apakah diagnosis yang paling mungkin?
a. Paraphymosis
b. Phymosis
c. Hypospadia
d. Epispadia
e. Posthitis
Pembahasan:
Kesulitan berkemih yang terjadi pada pasien dikarenakan adanya konstriksi
cincin preputium dimana konstriksi ini terjadi akibat ketidakmampuan
preputium mengalami retraksi. Keadaan ini yang disebut sebagai Fimosis.
Normalnya pada usia di atas 3-4 tahun, seorang anak laki-laki
prepurtium dari penisnya sudah mengalami pelepasan dari glans penis
karena proses deskuamasi epitel preputium bagian dalam yang akhirnya
menyebabkan preputium mengalami dilatasi perahan-lahan dan kemudian
retraktil ke proksimal. Namun ada beberapa keadaan yang menyebabkan
preputium tidak lepas dari kepala penis, yaitu lengketnya preputium
terhadap glans penis sehingga akhirnya menyebabkan kesulitan dan
kesakitan dalam proses miksi.
Untuk penatalaksanaan dapat diberikan dexametasone 0,1% yang dioleskan
sebanyak 3 sampai 4 kali selama 6 minggu dengan harapan setelah itu
preputium dapat retraksi spontan. Tetapi jika keluhannya sudah berat,
maka dapat dilakukan sirkumsisi.
47. Testis mendapatkan darah dari beberapa cabang yakni, kecuali
a. Arteri spermatika cabang dari aorta
b. Arteri kresmaterika cabang dari arteri episgastrika
c. Arteri diferensialis cabang dari areteri vesikalis inferior
d. Arteri pendikularis
Pembahasan:
Testis mendapatkan darah dari beberapa cabang yakni :
~Arteri spermatika cabang dari aorta
~Arteri kresmaterika cabang dari arteri episgastrika
~Arteri diferensialis cabang dari areteri vesikalis inferior
Sumber :Dasar-dasar Urologi Hal. 17
48. Penatalaksanaan Fimosis adalah sebagai berikut,kecuali
a. Fimosis dengan balanitis xerotika obliterans diberikan salep
dexametason 0,1 % 3-4 kali sehari
b. Jika dengan infeksi postitis indikasi sirkumsisi
c. Dianjurkan diretraksi/dilatasikan
d. Pada balanitis atau postitis harus diberikan antibiotik.
Pembahasan:
Penatalaksaan Fimosis :
~Tidak dianjurkan melakukan dilatasi / retraksi scara dipaksa
~ Fimosis dengan balanitis xerotika obliterans diberikan salep
dexametason 0,1 % 3-4 kali sehari selama 6 minggu
~Indikasi sirkumsisi bila ada infeksi postitis
~Pada balanopostitis diberikan antibiotik
Sumber :Dasar-dasar Urologi Hal. 239
49. Etiologi dari karsinoma prostat adalah sebagai berikut, kecuali
a. Predisposisi genetik
b. Pengaruh hormonal
c. Diet
d. Pengaruh lingkungan dan infeksi
e. Zat Fisika dan Kimiawi
Pembahasan :
Etiologi dari karsinoma prostat adalah sebagai berikut:
1. Predisposisi genetik
2. Pengaruh hormonal
3. Diet
4. Pengaruh lingkungan dan
5. Infeksi
Sumber :Dasar-dasar Urologi Hal. 263
50. Derajat Karsinoma Prostat menurut Gleason yang benar, kecuali
a. Well differentiated
b. Moderatelly differentiated
c. Poorly differentiated
d. High differentiated
Pembahasan :
Derajat Karsinoma Prostat menurut Gleason yang benar:
"Grade "Tingkat Histopatologi "
"2- 4 "Well differentiated "
"5-7 "Moderatelly differentiated "
"8-10 "Moderatelly differentiated "
Sumber :Dasar-dasar Urologi Hal. 265
51. Seorang laik-laki berusia 35 tahun datang ke rumah sakit dengan
keluhan utama keluar cairan kental seperti nanah dari kemaluannya.
Tidak terasa sakit didaerah prostat dan sekitarnya. Berprofesi sebagai
supir pengangkat kayu. Dari pereriksaan tanda vintal semuanya normal
dan pada pemeriksaan mikroskopik ditemukan banyak sel leukosit dan
netrofil pada discharge. Diagnosa yang paling memungkinkan?
a. Non gonococal uretritis
b. Uretitis gonococal
c. Sistitis interstisialis
d. Sistitis acute
e. Prostatitis acute
Pembahasan :
Uretritis disebabkan oleh gonore dikenal dengan nama uretritis
gonocal, diagnosis ditunjang dengan ditemukannya gonococus gram
negatif dari pemeriksaan duh tumbuh. Jika ditemukan maka disebut
nongonococal uretritis.
Jawaban A (Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin,edisi ketiga, hal 343-349)
52. Seorang pria berusia 49 tahun dating kedokter dengan keluhan terjadi
pembesaran pada skrotumnya, yang disertai rasa nyeri serta tidak
terjadi gangguan seksual.pada palpasi diketahui skrotum membesar,lunak
tetapi tidak teraba adanya massa tumor . Tidak didapatkan pembesaran
kelenjar limfe inguinal. Tes transluminasi (+).Penyakit apakah yang
paling mungkin diderita oleh pria ini?
a. Hidrokel
b. Varikokel
c. Hernia skrotalis
d. Orkitis
e. Seminoma
Pembahasan
Hidrokel adalah penumpukan cairan berlebihan diantara lamina parietal
dan lamina visceral tunika vaginalis,kondisi ini menyebabkan skrotum
bengkak berisi cairan. Pemeriksaan transiluminasi memberikan hasil
postif.
Hidrokel yang terjadi pada bayi baru lahir dapat disebabkan oleh belum
sempurnanya penutupan proccesus vaginalis,sehingga terjadi aliran
cairan peritoneum ke proccesus vaginalis atau belum sempurnanya system
limfatik di daerah skrotum dalam melakukan reabsorpsi cairan hidrokel.
Pada oramg dewasa,hidrokel dapat terjadi secra idiopatik(primer) dan
sekunder.penyebab sekunder terjadi karena didapatkan kelainan pada
testis atau epididimis yang menyebabkan terganggunya system sekresi
atau reabsorpsi cairan di kantong hidrokel.Kelainan pada testis
tersebut mungkin berupa tumor,infeksi, atau trauma.
Pasien mengeluh adanya benjolan dikantong skrotum yang tidak
nyeri.Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya benjolan dikantong
skrotum dengan konsistensi kistus dan pada pemeriksaan penerawangan
menunjukan adanya transiluminasi.
53. Seorang pria berusia 28 tahun datang ke UGD dalam keadaan lemah. Dia
baru saja terjatuh dari motor 2 jam yang lalu. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan TD 90/65 mmhg, denyut nadi 124 kali/menit. Ditemukan memar
pada pinggang kiri. Apa kemungkinan diagnosisnya?
a. Trauma hepar
b. Trauma ginjal kiri
c. Trauma lien
d. Trauma ginjal kanan
e. Trauma pancreas
Pembahasan
Pasien dengan trauma hepar biasanya akan mengalami gejala khas berupa
nyeri pada kuadran kanan atas yang menjalar ke pundak kanan (boas
sign).Pasien dengan trauma lien dapat mengalami hal yang sama namun
terjadi npada sisi kiri (kehr's sign).Sedangkan pasien dengan trauma
pancreas akan memberikan tanda-tanda perdarahan retroperitoneal berupa
grey turner's sign (hematoma yang menyebar ke regio flank), cullen's
sign (hematoma yang menyebar ke region periumbilikal) atau fox's sign
(hematoma yang menyebar ke paha).
Sedangkan cedera ginjal dapat kita curigai bila :
o Adanya trauma pada daerah pinggang,punggung,dada sebelah bawah,
perut bagian atas dengan disertai nyeri pada daerah tersebut.
o Hematuria
o Fraktur costa bagian bawah (8-12) atau fraktur prossesus
spinosus.
Referensi
1. Purnomo B, 2003, Dasar-Dasar Urologi, edisi 2, hal.88-89.
2. Stone KC, Humphries RL, 2005, Current Essentials of Emergency
Medicine, Mc Graw Hill, Lange Medical book, hal.292-297.
54. Pada kasus diatas berdasarkan gejala fisik yang ada, kemungkinan dalam
derajat berapakah syok perdarahan yang dialami pasien?
a. Derajat I
b. Derajat II
c. Derajat III
d. Derajat IV
e. Derajat V
Pembahasan
" "Derajat I "Derajat II "Derajat III"Derajat IV "
"Kehilangan darah "Sampai 750 "750-1500 "1500-2000 ">2000 "
"(mL) " " " " "
"Kehilangan darah (% "Sampai 15 % "15-30% "30-40% ">40% "
"volume darah) " " " " "
"Denyut nadi "<100 ">100 ">120 ">140 "
"Tekanan darah "Normal "Normal "Menurun "Menurun "
"Tekanan nadi "Normal atau "Menurun "Menurun "Menurun "
" "naik " " " "
"Frekuensi nafas "14-20 "20-30 "30-40 ">35 "
"Produksi urin ">30 "20-30 "5-15 "Tidak "
"(mL/jam " " " "berarti "
"Status mental "Sedikit "Agak cemas "Cemas, "Bingung, "
" "cemas " "bingung "lesu "
"Penggantian cairan "Kristaloid "Kristaloid "Kristaloid "Kristaloid "
"(hukum 3:1) " " "dan darah "dan darah "
Referensi
American College of Surgeon, 2004, advance trauma life support, 7th ed,
hal. 79-81.
55. Pada kasus diatas,jika ada operasi eksplorasi didapatkan cedera organ
yang disertai cidera pembuluh darah segmental, dalam dserjat berapakah
cedera organ yang terjadi?
a. Derajat I
b. Derajat II
c .Derajat III
d. Derajat IV
e. Derajat V
Pembahasan
Sebagian besar trauma ginjal (85%) adalah trauma minor (derajat I dan
II) ,15% adalah cedera mayor (derajat III dan IV), serta 1% adalah
trauma pedikel ginjal.
Table penentuan derajat cedera ginjal AAST (moore, 1989)
"Derajat "Deskripsi Cedera "
"I "Kontusio ginjal atau subcapsular hematoma yang tidak "
" "meluas.Tidak ada laserasi "
"II "Hematoma perirenal yang tidak meluas.Laserasi kortikal <1cm "
" "dalam tanpa ekstravasasi "
"III "Laserasi kortikal >1cm tanpa esktravasasi urin "
"IV "Laserasi : melalui corticomedullary junction ke system "
" "kolektifus; atau vascular ;trauma arteri atau vena ginjal "
" "segmental dengan hematoma atau laserasi pembuluh darah "
" "parsial atau thrombosis pembuluh darah "
"V "Laserasi : ginjal hancur (remuk) ; atau vascular ;pedikel "
" "atau avulse ginjal. "
Referensi
1. Purnomo B, 2003, Dasar-Dasar Urologi, edisi 2, hal.88.
2. Hohenfelnerr M et al, 2007, Emergencies in Urology, Heidelberg
University, Medical School, Springer, hal. 206-207.
56. Seorang anak laki laki berusia 8 tahun. Saat sirkumsisi, preputium ny
tidak bisa ditarik ke belakang, dan jika buang air kecil
menggelembung. Ia merasa nyeri saat ereksi. Tindakan yang diperlukan
adalah ...
a. Observasi
b. Sirkumsisi langsung
c. Dorsal slit
d. Preputium ditarik paksa
e. Memberi steroid topikal
Jawaban: B
Purnomo B, 2003, hal. 238
57. Seorang pria mengeluh selangkangan kiri nya tertarik. Rekam medik
menemukan adanya kelainan kantong cacing. Kelainan pada struktur
apakah yang dimaksud ...
a. M. Kremaster
b. Epididimis
c. Pleksus pampiniformis
d. Tunika vaginalis
e. Fasia spermatika
Jawaban: C
Pada kasus ini pasien mengalami varikokel. Varikokel adalah dilatasi
abnormal dari vena pada pleksus pampiniformis akibat gangguan aliran
darah balik pada vena spermatika interna. Pasien pada varikokel
biasanya datang dengan keluhan utama tidak memiliki anak setelah
beberapa tahun menikah atau kadang-kadang mengeluh adanya benjolan
diatas testis yang terasa nyeri.
Jika diperlukan, pasien diminta untuk melakukan manuver valsava atau
mengedan. Jika terdapat varikokel, maka pada manuver valsava akan
terlihat bentukan seperti kumpulan cacing-cacing dikantong yang berada
disebelah kranial testis.
Refrensi :
Purnomo B, 2003, Dasar-dasar Urologi, hal 44-45
58. Seorang pria berusia 47 tahun mengalami keluhan disurya. Paada
pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital dalam batas normal.
Pemeriksaan ccolok dubur menunjukan pembesaran prostat, dan nyeri
tekan (+). Pada pemeriksaaan laboratorium didapatkan AL 12.910/uL, PSA
6 mg/dL. Setelah pemberian antibiotik terjadi perbaikan, namun sering
kambuh kembali. Apa diagnosis penyakit ini?
a. Prostatodinia
b. Prostatitis kronis bakterial
c. BPH
d. CPPS
e. Prostatitis akut
Jawaban : B
Pada kasus ini, pasien mengalami disuria yang disertai adanya nyeri
tekan prostat pada pemeriksaan colok dubur. Pada pemeriksaan
laboratorium didapatkan angka leukosit tinggi yang menunjukan
terjadinya infeksi. PSA menunjukn peningkatan yang juga mendukung pada
terjadinya inflamasi prostat. Karena sakit yang terjadi sudah
mengalami rekurensi, maka kemungkinan diagnosis pada pasien ini adalah
Prostatitis kronis bakterial.
Refrensi :
Purnomo B, 2003, Dasar-dasar Urologi, Hal 45-47.
59. Pemeriksaan pada seorang bayi perempuan didapatkan lubang kencing yang
tidak lazim,serta terdapat pembesaran klitoris.Apa rencana tindakan
selanjutan ?
a. Foto rontgen
b. Laboratorium darah
c. Observasi di puskesmas
d. Pasang kateter
e. Rujuk ke poli urologi
Jawaban : E
Pembahasan :
Pada kasus ini terjadi virilisasi pada bayi perempuan yang ditandai
dengan terjadinya pembesaran klotoris.Kondisi ini sudah dapat
menunjukan bahwa telah terjadi female pseudohermaphroditism. Female
pseudohermaphroditism ditandai dengan pasien yang memiliki genotipe
46XX,gonad yang tidak terpalpasi,atau ovarium normal dan gejala
virilisasi genital eksterna yang bervariasi. Female
pseudohermaphroditism paling sering disebabkan oleh hiperplasia
adrenal kongenital ,yang terjadi pada sekitar 95% kasus, serta 70%
pada seluruh kasus hermaproditisme.Mutasi pada 1 dari 5 gen
menyebabkan sekresi kortisol terganggu yang akan memicu sekresi ACTH
secara berlebih,sehingga konsekwensi yang terjadi adalah hiperplasia
adrenal.Berikut ini adalah diagnosis banding pada kasus hemaproditisme
:
" "Kariotipe "Status "Genitalia "Uterus "Steroid"
" "Umum "Gonad " " "Urine "
" " " " " "atau "
" " " " " "serum "
"Female "XX "Ovarium "Hipospadia"Ada "Meningk"
"pseudohernaphrodite(CA" " "s " "at "
"H) " " " " " "
"Male "XY "Testis "Hipospadia"Tidak ada "Normal "
"pseudohernaphrodite " " "s/mikropen" " "
" " " "is " " "
"Mixed gonadal genesis "XY/XO "Streak "Hipospadia"Bervarias/"Normal "
" " "Dygeneti"s "rudementer" "
" " "c " " " "
"True hermaphrodite "XX/mosaik "Ovotesti"Hipospadia"Bervariasa"Normal "
" " "s atau "s "/ " "
" " "ovarium " "rudementer" "
" " "dan " " " "
" " "testis " " " "
karena kasus pseudohermaproditisme bukan merupakan kompetensi
bagi dokter umum, maka tindakan terbaik adalah segera merujuk ke
dokter yang berkompeten.
60. Seorang pria berusia 30 tahun, sudah menikah selama 5 tahun namun
belum mempunyai anak, memiliki tanda-tanda seks skunder (+),bentuk dan
ukuran penis normal,ada benjolan di inguinal kanan berukuran 4 x 3 cm.
Kemungkinan diagnosisnya adalah....
a. Kriptokismus
b. Hernia inguinalis
c. Varikokel
d. Torsio testis
e. Hidrokel
Jawaban : A
Pembahasan:
pasien mengalami masalah infertilitas dan ada benjolan pada daerah
inguinal sesuai ukuran testis normal orang dewasa. Diagnosis banding
utama pada kasus ini adalah kriptokidismus dan hernia inguinalis. Karena
keluhan utama pasien berupa infertilitas, maka lebih dipikirkan untuk
terjadi kriptokidismus. Diagnosis akan lebih kuat jika pada pemeriksaan
skrotum tidak teraba adanya testis.
Pasien dewasa yang mengalami kriptokidismus akan datang dengan keluhan
infertilitas. Kadang-kadang merasa ada benjolan di perut bagian bawah
yang disebabkan testis maldesensus mengalami trauma, torsio, atau berubah
menjadi tumor testis. infeksi pada kulit skrotum terlihat hipoplaspia
kulit skrotum karena tidak ditempati testis. Pada palpasi, testis tidak
teraba dikantong, melainkan berada di inguinal atau tempat lain. Pada
saat memeriksa keberadaan testis dalam skrotum, tangan pemeriksa harus
ada dalam keadaan hangat.
Jika kedua testis tidak ditemukan pada skrotum, harus dibedakan dengan
terjadinya anorkismus bilatera. Keberadaan testis sering kali sulit
ditentukan, apalagi testis yang terletak intra abdominal dan pasien yang
gemuk. Untuk itu diperlukan bantuan beberapa saran berupa flebografi
selektif atau diagnostik laparoskopi. Sering kali dijumpai testis yang
berada dikantong tiba-tiba berada di daerah inguinal dan pada keadaan
lain kembali pada tempat semula. Keadaan ini terjadi karena reflek
kremaster yang terlalu kuat akibat cuaca dingin atau setelah melakukan
aktifitas fisik. hal ini disebut dengan testis rektraktil/ kriptokidismus
fisiologis dan kelainan ini tidak perlu diobati.
61. Seorang pria usianya 70tahun mengeluh kencing berdarah yang dirasakan
kumat-kumatan sejak 3 tahun ini. Pada pemeriksaan fisik didapatkan nyeri
pinggang sebelah kiri dan terpasang kateter uretra, dengan urine terlihat
berwarna merah. Padac pemeriksaan darah lengkap diperoleh kadar Hb 9,2
g/dL. Pemeriksaan CT scan abdomen menunjukan tumor yang sudah
menginfiltrasi dinding buli-buli dan tampak adanya metastasis ke hati.
Penyakit yang diderita oleh pasien ini sudah pada stadium.......
a. T3 N0 M0
b. T3 Nx M1
c. T3 N2 M0
d. T3 N3 M1
e. T1 N0 M0
Jawaban : b
Pembahasan : Pasien mengalami karsinomabuli. perhatikan tabel dibawah pada
CT scan didapatkan bahwa tumor telah menginvasi dinding buli (T3), serta
telah terjadi metastasis jauh (M1) namun tidak terdapat data mengenai
invasi limfonodi sehingga dapat dinilai sebagai Nx.
Penentuan Stadium TNM Kanker Kandung Kemih
Tumor Primer (T)
Tx: Tumor primer tidak dapat dinilai
T0: tidak ada bukti keberadaan tumor primer
Ta: karsinoma papiler non-Invasif
Tis: karisnoma in situ "flat tumor"
T1: tumor menginvasi otot
T3: tumor menginvasi jaringan perivesikal
T4: tumor menginvasi struktur atau organ contiguous.
Nodus Limfe Regional (N)
Nx: nodus limfe regional tidak dapat dinilai
N0: tidak ada metastasis nodus limfe regional
N1: metastasis pada nodus limfe tunggal
N2: metastasis pada nodus limfe tunggal atau multipel
N3: metastasis pada nodus limfe >5cm dalam dimensi terbesar
Metastasis jauh (M)
Mx: metastasis jauh tidak bisa dinilai
M0: tidak ada metastasis jauh
M1: terdapat metastasis jauh
Pengelompokan Stadium dari Stadium Kanker Kandung Kemih
0a Ta N0 M0
0is Tis N0 M0
I T1 N0 M0
II T2a N0 M0
T2b N0 M0
III T3a N0 M0
T3b N0 M0
III T4a N0 M0
T4b N0 M0
Setiap T N1-3 M0
Setiap T Setiap N M1
Penetapan Derajat Histopatologik Kanker Kandung Kemih
Gx: derajat tidak dapat dinila
G1: tumor berdeferensiasi secara baik
G2: tumor berdeferensiasi secara moderat
G3: tumor berdeferensiasi secara buruk/tidak berdeferensiasi
62. Kuman yang tersering menjadi penyebab infeksi saluran kemih adalah....
a. Proteus mirabili
b. Klebsiella
c. Escherichia coli
d. Pseudomonas
e. Staphylacoccus saprophyticus
JAWABAN C
Sebagian besar infeksi saluran kemih(ISK) disebabkan oleh satu
spesies bakteri.paling tidak 80% kasus sistitis dan pielonefritis
yang tidak berkomplikasi disebabkan oleh bakteri Eschericia
coli,dengan serogroup yang paling patogen adalah serogroup
O.beberapa patogen yang tidak sering menyebabkan ISK meliputi
Klebsiella,Proteus, Enterobacterspp.dan Enterococcus. Agen
penyebab infeksi saluran kemih yang didapat dirumah sakit memiliki
lebih banyak variasi, meliputi Pseudomonas dan Staphylococcus spp.
ISK dapat disebabkan oleh Staphylococcus aureus yang sering terjadi
akibat penyebaran hematogen. Streptokokkus beta-hemolitikus grup B
dapat menyebabkan ISK pada wanita hamil.S. saproophyticus juga
dilaporkan dapat menyebabkan ISK pada wamita muda.
Agen –agen penyebab ISK pada anak-anak agak berbeda dengan agen
–agen penyebab pada orang dewasa Agen penyebabISK pada anak – anak
meliputi Klebsiella, Enterococcus, spp. Bakteri bakteri anaerob
seperti Lactobacillus, Coryebacteria, Streptoccus (tidak termasuk
Enterococcus), dan Stphylococcus epidermidis ditemukan flora
periuretra. Bakter- bakteri tersebut tidak sering menyerang ISK
pada individu sehat dan dikethui sebagai common urine contaminant.
63. Seorang pria berusia 32 tahun yang mengalami kecelakaan sepeda motor
berkecepatan tinggi datangdengan fraktur pelvis yang jelas .
pemeriksaan mendapatkan hematoma skrotal dan darah pada meatus
uretra.Mana pernyataan dibawah ini yang paling tepat untuk langkah
penangganan selanjutnya?
a. Pemasangan folley catheter
b. Sistoskopi
c. CT pelvis
d. Retrogade urthrogram
e. Pemasangan nefrostomi
PEMBAHASAN
JAWABAN D
Pada kasus ini pasien mengalami meatal bledding dan hematoma skrotum . Hal
ini menunjukan bahwa terjadi cedera uretra yang samoai merobek fascia buck.
Sehingga menimbulkan hematoma skrotum yang masih dibatasi fascia colles
(buttrfly hematom). Pada kondisi seperti ini , hal yang pertama yang paling
tepat dilakukan adalah sitostomi. Pemasangan kateter folley tidak
disarankan,karena dikhawatirkan dapat memperburuk cedera uretra yang telah
terjadi . Uretrografi merupakan pilihan setelah tindakan awal untuk
menetukan diagnosis pasti. Jika terjadi ruptur uretra pada uretrografi
,maka akan didapatkan ekstravasasi kontras.
Referensi :
1.Purnomo B,2003, Dasar- dasar Urologi,edisi 2, hal 99-101.
2.Tanagho E et al 2004, Smith's General Urology,6 ed,hal. 9.
64. Seorang perempuan berusia 47 tahun, datang dengan keluhan diare
disertai mual – mual sejak kemaren. Diare sebanyak 15 kali per hari.
Tinja cair, kira-kira 1 gelas tiap BAB. Hasil pemeriksaan fisik
didapatkan keadaan lemah,somnolen,turgor kulit menurun,tekanan darah
80/60 mmHg. Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 13
mg/dl,leukosit 12.000,ureum 96 mg/dl,kreatinin 6,2 mg/dl.
Komplikasiakut yang dialami pasien adalah……
a. Gagal ginjal akut pre renal
b. Gagalginjal akut pascarenal
c. Gagal ginjal akut renal
d. Gagal ginjal kronik
e. Dehidrasi berat hamper gagal ginjal
Pembahasan : gagal ginjal akut adalah penurunan fungsi ginjal secara
tiba-tiba (< 3 bulan), tetapi tidak seluruhnya dan biasanya bersifat
reversible. Diklasifikasikan kedalam 3 kelompok ,yaitu ;
1. Pre renal atau sirkulasi ; terjadi akibat kurangnya perfusi ginjal
dan perbaikan dapat terjadi dengan cepat setelah kelainan tersebut
diperbaiki,misalnya hipovwlwmia (diare,perdarahan berat) atau
hipotensi,penurunan curah jantung, dan peningkatan viskositas
darah.
2. Post renal atau obstruksi ; terjadi akibat obstruksi aliran urin,
misalnya obstruksi pada kandung kemih,uretra,kedua ureter, dan
sebagainya.
3. Renal atau instrinsik atau parenkimal
Akibat penyakit pada ginjal ataupembuluhnya. Terdapat kelainan
histology dan kesembuhan tidak terjadi dengan segera pada perbaikan
faktor pre-renalatau obstruksi,misalnya nekrosis tubular
akut,nekrosis kortikal akut,penyakit glomerulus akut,obstruksi
vascular akut, dan nefrektomi
Sumber : Mansjoer et al.Gagal ginjal Akut. Dalam : kapita selekta
kedokteran. Edisi ketiga.Jakarta ; media Aesculapius, 2001;529-531
65. Seorang laki-laki 23 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan bengkak
pada kantung dan buah zakar kanan. Keluhan dirasakan sejak 2 hari yang
lalu setelah meangkat benda berat. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
skrotum dan testis kanan bengkak, kemerahan dan nyeri. Nyeri berkurang
jika skrotum diangkat. Pasien diketahui menderita sakit kelenjar
parotis 5 hari yang lalu. Apakah diagnosis yang paling mungkin….
a. Torsio testis
b. Epididimo-orkitis
c. Tumor testis
d. Hernia inguinalis
e. Hidrokel
Pembahasan : radang akut di dalam skrotum merupakan epididimitis akut
atau orkitis akut. Orkitis akut ditemukan sebagai penyulit penyakit
virus,misalnya yang terkenal adalah paroritis epidemika. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan pembengkakan seluruh testis yang tidak
nyeri,konsistensi agak kenyal seperti karet.
Sumber ; Sjamsuhidajat R,Jong WD. Buku Ajar Ilmu Bedah.Ed 3. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC,2010 hal 916
66. Seorang perempuan berusia 8 tahun dibawa oleh orang tuanya karena
bengkak kelopak mata hingga kaki sejak 1 bulan yang lalu. Kencing
pasien juga berkurang disbanding biasnaya, namun riwayat kencing
berwarna merah disangkal. Riwayat sakit tenggorokan sebelumnya
disangkal. Dari pemeriksaan darah ditemukan alnumin 2,0 g/dL dan total
kolesterol 250 mg/dL. Pemeriksaan urine menunjukkan proteinuria +3.
Diagnosis yang sesuai untuk pasien ini adalah….
a. Gagal ginjal akut
b. Gagal ginjal kronis
c. Sindrom nefrotik
d. Glomerulus akut post infeksi streptokokus
e. Infeksi saluran kemih
Pembahasan : sindrom nefrotik merupakan keadaan klnis yang khas oleh
adanya proteinuria,hipoalbuminemia,edema dan hiperkolesterolemia.
Klinis : pada anamnesis didapatkan keluhan edema seluruh tubuh yang
dimulai dari kelopak mata,kencing berkurang,nafsu makan
berkurang,terkadang disertai nyeri perut dan/atau mencret. Pemeriksaan
fisik ditemukan edema pitting, kadang-kadang disertai Edema anasarka
(ascites,edema skrotum/labia,hidrotoraks/efusi pleura) dan hipertensi
yang lebih jarang dijumpai.
Laboratorium : hematuria mikroskopik gross hematuriajarang, fungsi
ginjal mungkin normal atau menurun,klirens kreatinin rendah karena
menurunnya perfusi ginjal,kalsium serum menurun karena fraksi albumin
yang mengikatnya,kadar C3 normal
Diagnosis : proteinuria massif + 2 (eksresi protein 40 mg/jam.m2
LPB atau 50 mgkg/hari atau rasio protein/kreatinin pada urine sewaktu
>2 mg/mg);hipoalbuminemia <2,5 g/dL ; edema ; hiperkolesterolimia >
200 mg /dL
Sumber ; K,NilawatiGAP.Pedoman Pelayanan Medis Kesehatan Anak.Edisi ke-
1.Denpasar : SMF-Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana RSUP Sanglah,2011;370-1
67. Seorang laki-laki berusia 18 tahun diantar oleh keluarganya ke UGD
karena nyeri buah zakar kiri sejak tadi pagi. Ny Eri terasa sampai
perut bawah dan lipat paha. Pada pemeriksaan fisik ditemukan buah
zakar kiri membengkak. Pasien tidak demam dan tidak ada kelainan buang
air kecil. Diagnosis yang paling mungkin pada pasien ini adalah….
a. Batu ureter distal sinistra
b. Epididimorchitis sinistra
c. Varikokel testis sinistra
d. Hidrokel testis sinistra
e. Torsio testis sinistra
Pembahasan : torsio testis adalah terpeluntirnya funikulus spermatikus
yang berakibatnya terjadinya gangguan aliran darah pada testis. Pasien
mengeluh nyeri hebat di skrotum, yang sifatnya mendadak dan diikuti
pembengkakan pada testis. Pada pemeriksaan fisik, testis
membengkak,letaknya lebih tinggi dan lebih horizontal daripada testis
sisi kontralateral. Keadaan ini biasanya tidak disertai demam.
Pemeriksaan darah tidak menunjukkan tanda inflamsi dan pemeriksaan
sedimen urin tidak membedakan torsio testis dengan keadaan akut
skrotum yang lain adalah memakai stetoskop Doppler,USG Doppler yang
bertujuan untuk menilai adanya aliran darah ke testis. Penyakit ini
secara klinis sulit dibedakan dengan epididimitis akut. Nyeri skrotum
akut biasanya disertai dengan kenaikan suhu.jika testis dielevasi,
pada epididimitis akut terkadang nyeri akan berkurang sedangkan pada
torsio testis nyeri tetap ada (tanda dari Prehn). Pada pemeriksaan
sedimen urin didapatkan adanya leukosituria atau bakteriauria.
Sumber ; Purnomo,Basuki B. Dasar-dasar Urologi.Ed 2. Jakarta : Sagung
Seto,2007 : hal 145-147
68. kelainan urogenital hipospodia biasanya disebabkan adanya
a. chordee
b. bakteri gram positif streptokokus
c. kuman stafilokokus
d. benar semua
jawabanya adalah a. chordee, karena adanya chordee ini salah satu
untuk mencurigai adanya hipospodia. Chordee ini suatu jaringan fibrosa
yang menyebar mulai dari meatus yang letaknya abnormal ke glands
penis.
69. berdasarkan derajat trauma ginjal laserasi ginjal terbatas pada
korteks masuk ke dalam derajat
a. derajat 1
b. derajat 2
c. derajat 3
d.derajat 4
jawabanya adalah b. derajat 2, karena derajat 2 jenis kerusakan yaitu
laserasi ginjal terbatas pada korteks
70. sititis akut suatu inflamasi akut pada mukosa buli-buli yang sering
disebabkan oleh bakteri, mikroorganisme yang menyebabkan infeksi sititis
akut ini adalah
a. E coli
b. proteus
c. stafilokokus aureus
d. benar semua
jawabanya adalah d. benar semua, karena infeksi yang menyebabkan
terjadinya sititis akut ini Ecoli,proteus, stafilokokus, enterococci
yang masuk ke buli-buli terutama melalui uretra.
71. yang bisanya yang lebih sering terkena sititis akut adalah
a. wanita
b. laki-laki
c. laki-laki dan wanita
d, salah semua
jawabanya adalah a. wanita, karena uretra wanita lebih pendek dibandingkan
uretra laki-laki.
72. pada pemeriksaan fisis pada pielonefritis akut di temukan
a. nyeri pada pinggang dan perut
b. suara usus melemah seperti ileus paralitik
c. a dan b benar
d. a dan b salah
jawabanya adalah c. a dan b benar, karena bisanya pielonefritis akut ini
biasanya merasakan nyeri pada perut dan pinggang dan suara usus yang
melemah.
73. terapi apa yang harus di berikan untuk mencegah terjadinya kerusakan
ginjal
a. di berikan antibiotika yang bersifat bakterisidal seperti aminopenisilin
b. di berikan antimikroba
c. dilakukan pemberian medikamentosa secara intra vena
d. benar semua
jawabanya adalah a. diberikan antibiotika yang bersifat bakterisidal
seperti aminopenisilin karena untuk mencegah terjadi kerusakan ginjal yang
lebih parah dan mampu mengadakan penetrasi ke jaringan ginjal.
74. Saraf yang harus diblok pada anestesi sirkumsisi..
A. nervus dorsalis penis
B. nervus pudenda
C. nervus
D. nervus
E. nervus
Jawab: A
Pembahasan:
Sirkumsisi adalah membuang prepusium penis sehingga glans penis menjadi
terbuka. Tindakan ini merupakan tindakan bedah minor yang paling banyak
dikerjakan di seluruh dunia, baik dikerjakan oleh dokter, paramedis ataupun
oleh dukun sunat.
Dalam melakukan sirkumsisi harus diingat beberapa prinsip dasar, yaitu;
asepsis, pengangkatan kulit prepusium secara adekuat, hemostasis yang baik,
kosmetik. Sirkumsisi yang dikerjakan pada umur neonatus <1bulan dapat
dikerjakan tanpa memakai anestesi. Sedangkan anak yang lebih besar harus
dengan memakai anestesi umum guna menghindari terjadinya trauma psikologis
sedangkan pada anak yang lebih besar atau dewasa, pembiusan dilakukan
memakai anestesi lokal dengan menyuntikan obat anestesi pada basis penis
(pada garis tengah dorsum penis) dimana terletak n. Dorsalis penis. Obat
anestesi disuntikan secara infiltrasi di bawah kulit dan melingkari basis
penis. Kemudian ditunggu beberapa saat dan diyakini bahwa batang penis
sudah terbius.
75. Pemuda, jatuh, blood discharge uretra, penanganan yang paling tepat
adalah
A. kateter
B. sistostomi
C. Diuretik
D.orkidopeksi
E. orkidopektomi
Jawaban : B
Pembahasan:
Sistostomi atau kateterisasi suprapubik adalah tindakan memasukan kateter
dengan membuat lubang pada buli-buli melalui insisi suprapubik dengan
tujuan untuk mengeluarkan urine. Dan blood discharge uretra merupakan
indikasi dilakukannya sistostomi karena dicurigai adanya ruptur uretra.
Beberapa indikasi dilakukan sistostomi antara lain:
1. Kegagalan pada saat melakuakn kateterisasi uretra
2. Adanya kontraindikasi untuk melakukan tindakan transuretra misalkan
pada ruptur uretra atau dugaan adanya ruptur uretra
3. Jika ditakutkan akan terjadi kerusakan uretra pada pemakaian kateter
uretra yang terlalu lama
4. Untuk mengukur tekanan intravesikal pada studi sistonometri
5. Mengurangi penyulit timbulnya sindrom intoksikasi air pada saat TUR
prostat
76. Seorang pria usia 49 tahun datang ke dokter dengan keluhan terjadi
pembesaran pada skrotumnya, yang tidak disertai rasa nyeri serta tidak
terjadi gangguan seksual. Pada palpasi, scrotum membesar, lunak, tetapi
tidak teraba adanya massa tumor. Tidak didapatkan pembesaran kelenjar
lymphe inguinal. Transilumination test (+). Penyakit apakah yang paling
mungkin diderita oleh penderita ini
A. Hydrocele
B. Varicocele
C. Elephantiasis
D. Orchitis
E. Seminoma
Jawaban : A
Pembahasan:
Hidrokel adalah penumpukan cairan berbatas tegas yang berlebihan di antara
lapisan parietalis dan viseralis tunika vaginalis. Dalam keadaan normal,
cairan yang berada di dalam rongga itu memang ada dan berada dalam
keseimbangan antara produksi dan reabsorbsi oleh sistem limfatik di
sekitarnya. Pada orang dewasa hidrokel dapat terjadi secara idiopatik
(primer) dan sekunder. Penyebab sekunder terjadi karena didapatkan kelainan
pada testis atau epididimis yang menyebabkan terganggunya sistem sekresi
atau reabsorpsi cairan di kantong hidrokel. Kelainan tersebut mungkin suatu
tumor, infeksi atau trauma pada testis atau epididimis. Dalam keadaan
normal cairan yang berada di dalam rongga tunika vaginalis berada dalam
keseimbangan antara produksi dan reabsorpsi dalam sistem limfatik.
Pada inspeksi Skrotum akan tampak lebih besar dari yang lain. Palpasi pada
skrotum yang hidrokel terasa ada fluktuasi, dan relatif kenyal atau lunak
tergantung pada tegangan di dalam hidrokel, permukaan biasanya halus.
Palpasi hidrokel seperti balon yang berisi air. Bila jumlah cairan minimum,
testis relatif mudah diraba. Sedangkan bila cairan minimum, testis relatif
mudah diraba. Juga penting dilakukan palpasi korda spermatikus di atas
insersi tunika vaginalis. Pembengkakan kistik karena hernia atau hidrokel
serta padat karena tumor. Normalnya korda spermatikus tidak terdapat
penonjolan, yang membedakannya dengan hernia skrotalis yang kadang-kadang
transiluminasinya juga positif. Pada Auskultasi dilakukan untuk mengetahui
adanya bising usus untuk menyingkirkan adanya hernia.
Langkah diagnostik yang paling penting adalah transiluminasi massa hidrokel
dengan cahaya di dalam ruang gelap. Sumber cahaya diletakkan pada sisi
pembesaran skrotum.Struktur vaskuler, tumor, darah, hernia, penebalan
tunika vaginalis dan testis normal tidak dapat ditembusi sinar. Trasmisi
cahaya sebagai bayangan merah menunjukkan rongga yang mengandung cairan
serosa, seperti hidrokel. Hidrokel berisi cairan jernih, straw-colored dan
mentransiluminasi (meneruskan) berkas cahaya.
77. .Laki-laki 32 tahun kecelakaan sepeda motor kecepatan tinggi dan datang
dengan fraktur pelvis jelas. Pemeriksaan mendapatkan hematome scrotal dan
darah pada meatus uretra. Mana pernyataan dibawah ini yang paling tepat
untuk langkah penanganan selanjutnya ?
a. Pemasangan folley catheter
b. Cystoscopy
c. CT pelvis
d. Retrograde urethrogram
e. Pemasangan nefrostomi
Jawaban : D
Pembahasan :
Uretra, sama seperti bladder, dapat mengalami cidera/trauma karena fraktur
pelvic. Terjatuh dengan benda membentur selangkangan (stradle injury) dapat
menyebabkan contusio dan laserasi pada uretra. Misalnya saat jatuh dari
sepeda. Trauma dapat juga terjadi saat intervensi bedah. Luka tusuk dapat
pula menyebabkan kerusakan pada uretra.
Kerusakan uretra ini diindikasikan bila pasien tidak mampu berkemih,
penurunan pancaran urine, atau adanya darah pada meatus. Karena kerusakan
uretra, saat urine melewati uretra, proses berkemih dapat menyebabkan
ekstravasasi saluran urine yang menimbulkan pembengkakan pada scrotum atau
area inguinal yang mana akan menyebabkan sepsis dan nekrosis. Darah mungkin
keluar dari meatus dan mengekstravasasi jaringan sekitarnya sehingga
menyebabkan ekimosis. Cara mendiagnosis trauma pada uretra atau mengetahui
bagian mana yang mengalami kerusakan dilakukan pemeriksaan uretrografi.
Pemeriksaan Uretrografi adalah pemeriksaan radiologi untuk uretra dengan
menggunakan media kontras positif yang diinjeksikan ke uretra proksimal
secara retrograde, dengan tujuan untuk melihat anatomi, fungsi dan kelainan
pada uretra.
78. Laki-laki 30th, menikah 5 th belum punya anak, tanda-tanda seks
sekunder+, penis bentuk dan ukuran normal, ada benjolan di inguinal kanan
4x3 cm. Diagnosa
A.Chriptorchimus
B.Hernia skrotalis
C.Varikokel
D.Torsio testis
E.Hidrocele
Jawab: A
Pembahasan:
Chriptorchimus merupakan salah satu faktor anatomis penyebab infertilitas
pada pria. Chriptorchimus merupakan keadaan dimana proses desensus
testikulorum saat masa janin tidak berjalan dengan baik sehingga testis
tidak nerada di dalam kantong skrotum (maldesensus) tetapi masih beradaa
pada jalurnya yang normal. Biasanya testis terletak di kanalis inguinalis
atau rongga abdomen yaitu terletak di antara fossa renalis dan anulus
inguinalis internus. Beberapa kemungkinan penyebab testis maldesensus
antara lain; gubernakulum testis, kelainan intrinsik testis atau,
defisiensi hormon gonadotropin yang memacu proses desensus testis.
Chriptorchimus dapat menyebabkan kemandulan dikarenakan testis berada di
dalam rongga inguinal atau abdomen dimana suhunya 1ºC lebih tinggi daripada
suhu di dalam skrotum, hal ini mengakibatkan kerusakan sel epitel germinal
testis dan pada akhirnya testis menjadi kecil. Namun kerusakan sel germinal
tidak diikuti dengan kerusakan sel leydig sehingga fungsi seksual tidak
mengalami gangguan.
SKENARIO
Tn X berusia 25 tahun datang ke sebuah UGD rumah sakitdengan keluhan
disuria. Dari anamnesa didapatkan demam tinggi, menggigil, dan nyeri
padadaerah pinggang kanan yang sifatnya hilang timbul dan tidak menjalar ke
daerah kemaluan sejak dua hari yang lalu.Sebelumnyapasienmerasakan BAK
terasapanassejak 7 hari yang lalu. Dari riwayat penyakitdahulu didapatkan
riwayat pernah keluar nanah dari alat kelaminnya sertaada luka. Dari
pemeriksaan fisik di dapatkan nyeri costo vertebral kanan, ulkus (+) pada
genital. Kemudian dokter jaga melakukan pemeriksaan laboratorium urin
didapatkan bakteriuria (+).
79. Apakah diagnosis sementarapadakasus?
a. Infeksi saluran kemih
b. Torsio testis
c. Hiperplasia prostat
d. Maldesensus testis
e. Trauma buli-buli
Pembahasan:
Infeksi Saluran Kemih
Infeksi tractus urinarius merupakan suatu keadaandimana adanya suatu
proses peradangan yang akut ataupun kronisdari ginjal ataupun saluran
kemih yang mengenai pelvis ginjal, jaringan interstisial dan tubulus
ginjal (pielonefritis), atau kandung kemih (Cystitis), dan urethra
(uretritis).
Infeksi padasaluran kemih ini dapatdibagi menjadi duabagian yaitu :
1. Infeksi saluran kemih bagian atas : Pyelonefritis
2. Infeksi saluran kemih bagian bawah : Cystitis, Uretritis.
80. Apa saja pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk menegakkan
diagnosis pada kasus?
a. Urinalisis
b. Bakteriologis
c. Tes plat celup (dip slide)
d. Tes kimiawi
e. Benar semua
Pembahasan:
Pemeriksaan laboratorium
A. Urinalisis
Leukosuria
Leukosuria atau piuria merupakan salah satu petunjuk penting
terhadap dugaan adalah ISK. Dinyatakan positif bila terdapat >5
leukosit/lapang pandang besar (LPB) sedimen air kemih. Adanya
leukosit silinder pada sediment urin menunjukkan adanya
keterlibatan ginjal. Namun adanya leukosuriatidak selalu menyatakan
adanya ISK karena dapat pula dijumpai pada inflamasi tanpa
infeksi. Apabila didapat leukosituri yang bermakna, perlu
dilanjutkan dengan pemeriksaan kultur.
Hematuria
Dipakai oleh beberapa peneliti sebagai petunjuk adanya ISK, yaitu
biladijumpai 5-10 eritrosit/LPB sedimen urin. Dapat jugadisebabkan
oleh berbagai keadaan patologis baik berupa kerusakan glomerulus
ataupun oleh sebab lain misalnya urolitiasis, tumor ginjal, atau
nekrosis papilaris.
B. Bakteriologis
Mikroskopis
Dapat digunakan urin segar tanpa diputar atau tanpa pewarnaan gram.
Dinyatakan positif biladijumpai 1bakteri/lapangan pandang minyak
emersi.
Biakan bakteri
Dimaksudkan untuk memastikan diagnosis ISK yaitu biladitemukan
bakteri dalam jumlah bermakna sesuai dengan criteriaCattell,1996:
- Wanita, simtomatik
>102organisme koliform/ml urin plus piuria, atau
105organisme pathogen apapun/ml urin, atau
Adanya pertumbuhan organisme pathogen apapun pada urin yang
diambil dengan cara aspirasi supra pubik
- Laki-laki, simtomatik
>103organisme patogen/ml urin
- Pasien asimtomatik
105organisme patogen/ml urin pada 2 contoh urin berurutan.
C. Teskimiawi
Yang paling sering dipakai ialah tes reduksi griess nitrate. Dasarnya
adalah sebagian besar mikroba kecuali enterokoki, mereduksi nitrat
biladijumpai lebihdari 100.000-1.000.000bakteri. Konversi ini dapat
dijumpai dengan perubahan warna pada uji tarik. Sensitivitas 90,7% dan
spesifisitas 99,1% untuk mendeteksi Gram-negatif. Hasil palsu terjadi bila
pasien sebelumnya diet rendah nitrat, diuresis banyak, infeksi oleh
enterokoki dan asinetobakter.
D. Tes Plat-Celup(Dip-slide)
Lempeng plastik bertangkai dimana kedua sisi permukaannya dilapisi
perbenihan padat khusus dicelupkan kedalam urin pasien atau dengan
digenangi urin. Setelah itu lempeng dimasukkan kembali kedalam tabung
plastik tempat penyimpanan semula, lalu dilakukan pengeraman semalaman pada
suhu 37°C. Penentuan jumlah kuman/ml dilakukan dengan membandingkan pola
pertumbuhan pada lempeng perbenihan dengan serangkaian gambar yang
memperlihatkan keadaan kepadatan koloni yang sesuai dengan jumlah kuman
antara 1000 dan 10.000.000 dalam tiap ml urin yang diperiksa. Cara ini
mudah dilakukan, murah dan cukup akurat. Tetapi jenis kuman dan kepekaannya
tidak dapat diketahui.
Pemeriksaan penunjang diagnosis ISK
Analisaurin rutin, pemeriksaan mikroskop urin segar tanpa puter, kultur
urin, serta jumlah kuman/mL urin merupakan protocol standar untuk
pendekatan diagnosis ISK. Pengambilan dan koleksi urin, suhu, dan teknik
transportasi sampel urin harus sesuai dengan protocol yang dianjurkan.
Investigasi lanjutan terutama renal imaging procedures tidak boleh
rutin, harus berdasarkan indikasi yang kuat. Pemeriksaan radiologis
dimaksudkan untuk mengetahui adanya batu atau kelainan anatomis yang
merupakan faktor predisposisi ISK. Rena limaging procedures untuk
investigasi faktor predisposisi ISK termasuk lah ultrasonogram (USG),
radiografi (foto polos perut, pielografi IV, micturating cystogram), dan
isotop scanning.
Skenario
Seorang pasien laki-laki di bawa ke UGD Rumah Sakit dengan keluhan nyeri
perut hebat di bagian bawah. Menurut keterangan keluarga yang mengantar,
pasien baru tertabrak mobil di depan rumahnya. Dari pemeriksaan
fisikdidapatkan tekanan darah 90/60 mmHg, denyut nadi 130x/menit,
pernafasan 27x/menit, meatal bleeding (+) dan kandung kencing teraba penuh.
Dari pemeriksaan rectal toucher ditemukan floating prostat (+)
81. Bagaimana diagnosis banding dari kasus?
a. Hiperplasia prostat
b. Maldesensus testis
c. Trauma sistem urogenital
d. Infeksi saluran kemih
e. Benar semua
Pembahasan
Trauma SistemUrogenitalia
a. Trauma atas : Ginjaldan Ureter
b. Trauma bawah : Vesikaurinaria, uretra (pars anterior dan pars
posterior)
c. Trauma Genitalia Eksterna : Penis, skrotumdan testis
Selain itu, ada juga pada Fraktur Pelvis yang menyebabkan rupture
saluran urogenitaliadan menyebabkan meatal bleeding serta floating
prostat.
82. Bagaimana penanganan pertama kali pada pasien di kasus?
a. Di lihat keadaan umum terlebih dahulu, vital sign, control
cairan
b. Pemeriksaan ginjal
c. Pemeriksaan Uretra )stabil/tidak) dengan Urethroplasty
d. A dan B benar
e. Benar semua
83. Seorang laki-laki berusia 60 tahun mengeluh tidak bisa buang air kecil
sejak 12 jam yang lalu. Awalnya buang air kecil terganggu, harus
mengejan, pancaran urin melemah, dan sering terbangun saat malam hari
untuk buang air besar. Pada pemeriksaan colok dubur setelah pemasangan
kateter, teraba prostat membesar, bernodul keras, dan permukaan tidak
rata. Pemeriksaan anjuran untuk menegakkan diagnosis kasus tersebut….
a. BNO-IVP
b. USG abdomen\
c. PSA
d. Darah rutin
e. Survei tulang
Pembahasan
Pada pemeriksaan fisik jika terdapat indurasi(keras) pada colok dubur,
kita perlu mencurigai adanya kanker prostat dan perlunya evaluasi
lebih lanjut (PSA, TRUS, biopsy).
84. Anak laki-laki berusia 10 tahun diantar ibunya ke puskesmas, mengeluh
kencing berwarna merah dan bengkak pada kedua kaki. Satu minggu sebelumnya
pasien pernah mengalami batuk pilek yang tidak diobati. Pemeriksaan fisik
didapatkan edema pada kedua tungkai. Hasil urinalisi menunjukkan eritrosit
(+), dengan sedimen urine: eritrosit 4-5/lp, leukosit 2-3/lp, dan bakteri
(+). Organisme penyebab penyakit pada anak ini adalah….
a. Streptococcus hemoliticus
b. Streptococcus viridans
c. Staphyloccocus saprofit
d. Pseudomonas aeruginosa
e. Haemophylus influenza
Pembahasan
Glomerulonefritis akut pasca streptococcus (GNAPS) adalah suatu sindrom
nefritik yang ditandai hematuria yang mendadak serta sering diikuti adanya
edema kelopak mata, hipertensi dan insufisiensi ginjal, yang disebabkan
oleh adanya infeksi kuman streptococcus β hemoliticus grup a. GNAPS
didahului infeksi saluran napas atas atau kulit/piodermi oleh streptococcus
β hemoliticus grup a terttentu yang bersifat nefrogenik. GNAPS paling
sering terjadi pada anak, namun jarang di bawah usia 3 tahun. Pada
anamnesis akan didapatkan adanya riwayat infeksi saluran nafas / infeksi
kulit 2-3 minggu sebelumnya, adanya riwayat kencing merah (berwarna seperti
air cucian daging), edema sekitar mata yang kemudian menjalar ke tungkai,
kencing berkurang atau tidak kencing sama sekali, sakit kepala serta sesak
nafas, keluhan spesifik yang sering timbul adalah malaise, letargi, dan
nyeri di leher abdomen serta demam. Pemeriksaaan fisik ditemukan tekanan
darah sering meningkat, edema palpebral atau tungkai, dari infeksi/bekjas
infeksi kulit. Fase akut umumnya telah membaik dalam waktu 1 bulan setelah
onset, namun kelainan pada urin masih dapat berlanjut sampai usia lebih
dari 1 tahun. Penunjang diagnose pada kasus ini ditemukan hematuria
nyata/makroskopis, proteinuria, pada darah ditemukan LED tinggi, ureum dan
kreatinin tinggi, C3 menurun, asto meningkat, uji clearance dari kreatinin
menurun, biakan hapus tenggorok dapat ditemukan kuman streptococcus β
hemoliticus.
85. Seorang pria berusia 18 tahun datang ke UGD rumah sakit dengan keluhan
sakit mendadak di skrotum. Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan, tekanan
darah 120/88 mmHg, nadi 80 kali/menit, frekuensi napas 20 kali/menit, dan
temperature 36,0'C. Pada pemeriksaaan fisik ditemukan, testis kiri
membesar, merah, letak lebih tinggi, dan posisi mendatar. Hasil
pemeriksaaan USG didapatkan kapur epidermis dan korda spermatika membesar
dengan koreksi cairan di testis. Diagnosa pada pasien adalah
a. Epididimoorkitis
b. Abses testis
c. Torsio testis
d. Tumor testis
e. Hernia skrotalis
Pembahasan:
Penyebab tersering sakit padfa skrotum, antara lain torsio testis, torsio
appendiks testis, dan epididymitis. Di antara ketiga penyebab tersebut,
sakit mendadak di skrotum ditemukan pada torsio testis. Pemeriksaaan pada
torsio testis akan ditemukan antara lain:
Nyeri mendadak, unilateral, dan menetap
Reflek kremaster negative
Testis yang mengalami torsi letak lebih tinggi, asimetris, dan posisi
mendatar.
Khas terjadi pada neonates dan postpubertas. Namun, dapat juga terjadi
pada orang dewasa.
86. Seorang wanita berusia 35 tahun, mengeluh nyeri pinggang kanan, demam,
dan kadang-kadang menggigil. Pemeriksaan fisik menunjukkan suhu badan
39,3'C, denyut nadi 120 kali/menit, frekuensi pernapasan dan tekanan darah
normal, dan nyeri perkusi sudut kostovertebra kanan. Hasil pemeriksaaan
laboratorium menunjukkan Hb 12,6 g/dL, leukosit 12.400/uL, trombosit
276.000/uL ureum 34, kretinin 1,4 mg/dL. Hasil urinalisis yaitu albumin
(+1), silinder leukosit, leukosit 10-12/lpb. Diagnosis yang paling mungkin
adalah…
a. Divertikulitis
b. Apendisitis
c. Sistitis akut
d. Vesikolitiasis
e. Pielonefritis
Pembahasan
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah ditemukannya bakteri pada urin di
saluran kemih. Dikatakan bakteri uria positif pada pasien asimptomatis bila
terdapat lebih dari 105 unit koloni bakteri dalam sampel urin porsi
tengah(midstream) per milliliter urin, sedangkan pada pasien simptomatis
bisa terdapat jumlah koloni yang lebih rendah. Berdasarkan lokasinya ISK
dibagi menjadi ISK bawah(sistitis, prostatitis, epididymitis, urethritis)
dan ISK atas (pielonefritis, abses renal)
"ISK Bawah "ISK Atas "
"Disuria "Demam "
"Frekuensi "Mengigil "
"Urgensi "Nyeri Pinggang "
"Nyeri suprapubik "Malaise "
"Hematuria "Anoreksia "
"Nyeri scrotal "Nyeri ketok sudut "
"(epididimo-orkitis) "kostovertebra "
"Nyeri perineal (prostatitis) " "
87. Seorang pria berusia 28 tahun datang ke UGD dalam keadaan lemah. Dia
baru saja terjatuh dari motor 2 jam yang lalu. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan TD 90/65 mmhg, denyut nadi 124 kali/menit. Ditemukan memar
pada pinggang kiri. Apa kemungkinan diagnosisnya?
a. Trauma hepar
b. Trauma ginjal kiri
c. Trauma lien
d. Trauma ginjal kanan
e. Trauma pancreas
Pembahasan
Pasien dengan trauma hepar biasanya akan mengalami gejala khas berupa
nyeri pada kuadran kanan atas yang menjalar ke pundak kanan (boas
sign).Pasien dengan trauma lien dapat mengalami hal yang sama namun
terjadi npada sisi kiri (kehr's sign).Sedangkan pasien dengan trauma
pancreas akan memberikan tanda-tanda perdarahan retroperitoneal berupa
grey turner's sign (hematoma yang menyebar ke regio flank), cullen's
sign (hematoma yang menyebar ke region periumbilikal) atau fox's sign
(hematoma yang menyebar ke paha).
Sedangkan cedera ginjal dapat kita curigai bila :
o Adanya trauma pada daerah pinggang,punggung,dada sebelah bawah,
perut bagian atas dengan disertai nyeri pada daerah tersebut.
o Hematuria
o Fraktur costa bagian bawah (8-12) atau fraktur prossesus
spinosus.
Referensi
1.Purnomo B, 2003, Dasar-Dasar Urologi, edisi 2, hal.88-89.
1. Stone KC, Humphries RL, 2005, Current Essentials of Emergency
Medicine, Mc Graw Hill, Lange Medical book, hal.292-297.
88. Pada kasus diatas berdasarkan gejala fisik yang ada, kemungkinan dalam
derajat berapakah syok perdarahan yang dialami pasien?
f. Derajat I
g. Derajat II
h. Derajat III
i. Derajat IV
j. Derajat V
Pembahasan
" "Derajat I "Derajat II "Derajat III"Derajat IV "
"Kehilangan darah "Sampai 750 "750-1500 "1500-2000 ">2000 "
"(mL) " " " " "
"Kehilangan darah (% "Sampai 15 % "15-30% "30-40% ">40% "
"volume darah) " " " " "
"Denyut nadi "<100 ">100 ">120 ">140 "
"Tekanan darah "Normal "Normal "Menurun "Menurun "
"Tekanan nadi "Normal atau "Menurun "Menurun "Menurun "
" "naik " " " "
"Frekuensi nafas "14-20 "20-30 "30-40 ">35 "
"Produksi urin ">30 "20-30 "5-15 "Tidak "
"(mL/jam " " " "berarti "
"Status mental "Sedikit "Agak cemas "Cemas, "Bingung, "
" "cemas " "bingung "lesu "
"Penggantian cairan "Kristaloid "Kristaloid "Kristaloid "Kristaloid "
"(hukum 3:1) " " "dan darah "dan darah "
Referensi
American College of Surgeon, 2004, advance trauma life support, 7th ed,
hal. 79-81.
89. Pada kasus diatas,jika ada operasi eksplorasi didapatkan cedera organ
yang disertai cidera pembuluh darah segmental, dalam dserjat berapakah
cedera organ yang terjadi?
a. Derajat I
b. Derajat II
c .Derajat III
d. Derajat IV
e. Derajat V
Pembahasan
Sebagian besar trauma ginjal (85%) adalah trauma minor (derajat I dan
II) ,15% adalah cedera mayor (derajat III dan IV), serta 1% adalah
trauma pedikel ginjal.
Table penentuan derajat cedera ginjal AAST (moore, 1989)
"Derajat "Deskripsi Cedera "
"I "Kontusio ginjal atau subcapsular hematoma yang tidak "
" "meluas.Tidak ada laserasi "
"II "Hematoma perirenal yang tidak meluas.Laserasi kortikal <1cm "
" "dalam tanpa ekstravasasi "
"III "Laserasi kortikal >1cm tanpa esktravasasi urin "
"IV "Laserasi : melalui corticomedullary junction ke system "
" "kolektifus; atau vascular ;trauma arteri atau vena ginjal "
" "segmental dengan hematoma atau laserasi pembuluh darah "
" "parsial atau thrombosis pembuluh darah "
"V "Laserasi : ginjal hancur (remuk) ; atau vascular ;pedikel "
" "atau avulse ginjal. "
Referensi
3. Purnomo B, 2003, Dasar-Dasar Urologi, edisi 2, hal.88.
4. Hohenfelnerr M et al, 2007, Emergencies in Urology, Heidelberg
University, Medical School, Springer, hal. 206-207.
90. Sebagai seorang dokter, anda mendapat rujukan pasien dari tahanan.
Pasien tersebut adalah pencopet yang tertangkap dan dipukuli oleh
orang banyak. Malam harinya, di dalam tahanan, ia terejut melihat
urinnya berwarna merah gelap. Apakah yang menyebabkan warna urin
menjadi merah gelap?
a. Perdarahan ateri uretra
b. Perdarahan dari vesika urinaria
c. Ginjalnya rusak terpukul
d. Adanya mioglobin dalam urin
e. Adanya darah yang terbuang bersama urin
Dalam mengevaluasi pasien yang memiliki urin berwarna merah (tampak
gelap), hal pertama yang perlu dilakukan adalah anamnesis secara
lengkap untuk menyingkirkan kemungkinan terjadinya false hematuria
yang dapat terjadi karena hemoglobinuria, mioglobinuria,
konsentrasi asam urat yang meningkat, sehabis mengkonsumsi makanan
yang mengandung pigmen tumbuhan berwarna merah, atau setelah
mengkonsumsi beberapa macam obat seperti fenotiazin, porfirin,
rifampisin dan fenilftalein. Selain itu, yang juga harus
disingkirkan adalah terjasinya perdarahan meatal (meatal bleeding)
yang dapat terrjasi karen trauma (bukan urin berwarna merah).
Perdarahan yang berasal dari ginjal, ureter dan vesika urinaria
baru dapat disingkirkan jika dilakukan pemeriksaan dipstik dan
mikroskopik urin. Dimana hasilnya dapat berupa:
- Urin merah dengan dipstik (+) darah, mikroskopik (-) darah. Hal
ini menunjukkan terjadinya hemoglobinuria/mioglobinuria.
- Urin merah dengan dipstik (+) darah dengan sel darah merah amorf
(-). Hal ini menunjukkan perdarahan saluran kemih.
- Urin merah dengan dipstik (+) darah, mikroskopik (+) darah
dengan sel darah merah amorf (+). Hal ini menunjukkan perdarahan
glomerular.
Pada konteks kasus ini, terdapat riwayat pasien yang sebelumnya
mengalami trauma otot berat (dipukuli) yang merupakan faktor resiko
untuk terjadinya rabdomiolisis yang ditandai dengan terjadinya
mioglobulinuria. Rabdomiolisis adalah sindrom klinis serrius yang
terjadi akibat cedera otot skelet berat yang menyebebkan pelepasan
mioglobulin otot dan isi sel otot lainnya, meliputi CK-MM dan aldolase
ke dalam sistem sirkulasi darah. Adapun penyebab rabdomiolisis yang
paling sering adalah trauma otot berat, luka bakar, infeksi, serta
kejang.
Referensi:
1. Purnomo B, 2003, Dasar-dasar Urologi, edisi 2, Fakultas
Kedokteran Universitas Brawijaya, halaman 190
2. Kliegman RM et al, 2007, Nalson Essentials of Pediatrics, 5th
ed., Elsevier.
3. Wong SK, Yeung SD, 2001, Rhabdomyolysis After Marathon Run,
Hongkong Journal of Emergency Medicine, 8:38-39.
4. Line RL et al, 1995, Acute Exertional Rhabdomyoliysis,
American Family Phisican.
91. Seorang pria berrusia 42 tahun, setelah mengikuti lomba lari, suau
hari kemudian urinnya berrwarna gelap (seperti teh). Tes dipstik urin
menunjukkan glukosa (-), eritrosit (+), sel darah putih (-). Pada
pemerriksaan urin mikroskopik tidak didapatkan darah. Kemungkinan yang
terjadi adalah:
a. Hematuria
b. Hipovolemik
c. Rabdomiolisis
d. Kurang minum
e. Dehidrasi
Pada kasus ini pasien mengalami urin berwarna gelap setelah melakukan
lomba lari. Pada pemeriksaan dipstik didapatkan darah (+). Namun pada
pemeriksaan dipstik pada hemoglobinuria/mioglobinuria juga memberrikan
hasil (+) darah, maka diagnosis bandingnya adlah post-exercise
hematuria dan false hematuria (hamoglobinuria/mioglobinuria).
Post exercis hematuria dapat terjadi pada orang yang habis melakukan
jenis olahraga tertentu seperti Marathon dan snowmobilling. Hal ini
terjadi karena iritasi urin berkepanjangan selama masa aktivitas
olahraga. Untuk membedakannya dengan false hematuria maka perlu
dilakukan pemeriksaan mikroskopik urin. Pada kasus ini hasil
pemeriksaan menunjukkan tidak didapatkannya darah pada pemerriksaan
mikroskopik, maka diagnosisnya adalah false hematuria yang kemungkinan
besar berupa mioglobinuria (rhabdomiolisis) karena adanya riwayat
stress otot skelet berkepanjangan yang terjadi selama lomba lari.
Pada pelari Marathon, dapat terjadi rhabdomiolisis karena terrjaddi
disfungsi intrinsik sel otot yang disebebkan adanya overstress
sehingga memicu lepasnya mioglobin dan isi sel otot lainnya (CK-MM,
aldolase) ke dalam sirkulasi darah yang kemudian diekskresi ke dalam
urin
Di bawah ini adalah beberapa faktor resiko terkait aktivitas yang
dapat memicu terjadinya rabdomiolidis:
Lingkungan
- Suhu ruangan yang tinggi
- Kelembaban yang tinggi
- Konsumsi air minum yang tidak kuat
- Ketinggian
Okupasional:
- Pelatihan militer
- Pekerjaan konstruksi dan bangunan
- Pekerjaan di ladang dan pekerjaan fisik lapangan lainnya
- Kerja fisik yang berhubungan dengan suhu tinggi atau
menggunakan pakaian/perlengkapan pelindung
Rekreasional:
- Lari jarak jauh
- Sepak bola
- Angkat berat
- Olahraga berintensitas berat lainnya
- Kondisi fisik yang buruk
- Olahraga sporadik
Medis
- Sickle cell trait
- Insufisiensi ginjal
- Dehidrassi
- Fatig (kelelahan)
- Penyakit akibat virus yang barru dialami
- Penggunaan obat (aspirin dan agen antikoagulan)
- Penggunaan kokain atau konsumsi alkohol
Referrensi
1. Wong SK, Yeung SD, 2001, Rhabdomyolysis After Marathon Run,
Hongkong Journal of Emergency Medicine, 8:38-39.
2. Parmar MS, 1999, Snowmobiler's Hematuria, Internal Medicine,
Timmins and District Hospital.
92. Seorang pria datang ke UGD karena sulit buang air kecil yang disertai
dengan nyeri. Pada anamnesis didapatkan riwayat jatuh dari sepeda.
Pada pemeriksaan fisik terjadi bloody discharge. Tindakan yang tepat
adalah..
a. Kateter
b. Ureterografi
c. Sistostomi
d. Kateter kondom
e. Diuetik
Pada kasus ini pasien mengalami bloody disccharge uretra (metal
bleeding) diserrtai sulit buang air kecil . Pasien juga mengalami
riwayat jatuh dari sepeda yang merupakan faktor resiko terjadinya
straddle injury yang dapat mencederai uretra anterior. Pada kondisi
seperti ini, hal pertama yang paling tepat dilakukan adalah
sistostomi. Pemasangan kateter Foley tidak disarankan karena
dikhawatirkan dapat memperbuuk cedera uretra yang telah terjadi.
Uretrerografi dapat dilakukan setelah tindakan awal untuk menentukan
diagnosis pasti.
Cedera pada uretra dapat berupa kontusio uretra atau ruptir uretra.
Pada kontusio uretra, pasien mengeluh adanya perdarahan per uretra
atau hematuria pada wal miksi (inisial hematuria). Jika terdapat
robekan pada korpus spongiosum, dapat terlihat adanya hematoma padda
penis (jika Fascia buck tidak robek) atau terjadi hematom pada skrotum
berbentuk kupu-kupu (butterfly hematoma) jika fascia Buck robek dan
hanya dibatasi fascia Colles. Pemerriksaan uterrografi pada kontusio
uretra tidak menunjukkan adanya ekstravasasi kontras, sedangkan pada
ruptur uretra menunjukkan adanya ekstravasasi.
Kontusio uretra tidak memerlukan kondisi khusus, tetapi mengingat
cedera ini dapat menimbulkan striktur uretra di kemudian hari, maka
setela 4-6 bulan perlu dilakukan pemeriksaan uretrografi ulangan.
Padda ruptur uretra parsial dengan ekstravasasi ringan, cukup
dilakukan sistostomi untuk mengalihkan aliran urin. Kateter sistostomi
dipertahankan sampai 2 minggu dan dilepas setelah diyakinkan melalui
pemeriksaan ureterografi bahwa tidak ada ekstravasasi kontras atau
tidak timbul striktur uretra, maka perlu dilakukan reparasi terlebih
dahulu.
Referensi
Purnomo B, 2003, dasar-dasar Urologi, edisi 2, hal. 99-101
93. Seorang anak berusia 6 tahun, seak 5 hari yang lalu matanya bengkak.
Sejak 2 hari yang lalu ia demam dan ia mengalami nyeri pinggang.
Menurut orangtuanya, urin anak ini keruh dan bergumpal. Pemeriksaan
awal untuk menentukan dignosisnya adalah...
a. Ureum
b. Kreatinin
c. Keton urin
d. Albumin urin
e. Glukosa urin
Pada kasus ini apsien mengalami edema pada wajah, demam, serta nyri
pinggang. Selai itu juga dikeluhkan bahwa urin pasien keruh dan
bergumpal. Edema wajah pada anak serring dikaitkan dengan terjadinya
proteinuria (sindrom nefrotik, dll) sehingga untuk memastikan perlu
dilakukan pemeriksaan albumin/proterin urin. Mengenai keluhan urin
keruh dan bergumpal, selain dimungkinkan disebabkan oleh proteinuria,
juga sangat mungkin disebabkan oleh terjadinya piuria (urin bernanah)
terkait dengan terjadinya deman dan nyeri pinggang yang dapat
mengarahkan diagnosis kepada infeksi saluran kemih.
Urin keruh (cloudy urine) terjadi karena perubahan turbiditas urin,
yang dapat disebabkan oleh:
- Fosfaturia, sering terjadi setelah mengkonsumsi banyak
makanan atau susu. Diagnosis dapat dilakukan dengan
melakukan asidifikasi urin yang akan merubah urin menjadi
jernih kembali karena melarutkan kristal fosfat.
- Piuria, terjadi pada infeksi saluran kemih
- Lebih jarrang lagi berupa chyluria (cairan limfe dalam
urin), hiperokalsaluria, dan lipiduria.
Referensi
1. Rao N et al, 2007, Urological Test in Clinical Practice,
Springer, hal 5-6
2. Kliegman Rm et al, 2007, Nellsons Essentials of
Pediatrics, 5th ed., Elsevier.
94. Seorang anak berusia 4 tahun mengalami bengkak sejak 5 hari yang lalu.
Bengkak terjadi di wajah dan mata, mulai pagi hari dan menghilang di
sore hari. Hasil pemeriksaan menunjukkan proteinuria (+4), ureum 20
mg/dL, kreatinin 0,6 mg/dL, dan kreatinin urin 150 mg/dL. Kemungkinan
diagnosisnya adalah...
a. Sindrrom nefrotik
b. Infeksi saluran kemih
c. Gagal ginjal kronik
d. Glomerulonefritis akut
e. Gagal ginjal akut
Pasien adalah seorang anak yang mengalami edema pada wajah disertai
terjadinya proteinuria (+4) pada pemeriksaan dipstik urin.
Proteinuria (+4) pada dipstik sama dengan kadar protein >2000mg/dL
(perhatikan tabel di bawah). Pada anak, sejumlah kecil protein
secara normal diekskresikan melalui ginjal, yaitu sebesar
<4mg/m2/24 jam. Proteinuriia nefrotik (proteinuria masif)
didefinisikan terjadi bila ekskresi protein sebesar >1gr/m2/24 jam.
Karena pemerrksaan dipstik hanya memerriksa urin pada waktu
terrtentu (bukan urin tampung 24 jam), maka dapat dilakukan
pendekatan konversi dengan membandingkannya dengan kadar kreatinin
urin.
Protein urin dalam 24 jam:
Kreatinin urin = 2000
Proterin urin 150
= 13,3 gr/1,73 m2/24 jam
= 7, 68 gr/m2/24 jam
"Dipstik "Interpretasi "
"Samar-samar "10-30 mg/dL "
"+1 "30 mg/dL "
"+2 "100 mg/dL "
"+3 "500 mg/dL "
"+4 ">2000mg/dL "
Karena pada kasus ini pasien mengalami proteinuria masif, maka
diagnosis dapat diarahkan menuju hipoproteinemia (<2,5 g/dL),
hiperkolesterolemia (>250 mg/dL0 dan edema. Pada kasus ini,
kemungkinan glomerulonefritis tidak menjadi pemikiaran utama,a
karena pasien tidak mengalami hematuria. Begitu juga gagal ginjal,
karena konsentrasi kreatinin serrum pasien dalam batas normal (0,5-
0,8 mg/dL). Proteinuria dapat diklasifikasikan berdasarkan tipe dan
waktu terjasinya.
Berdasarkan waktu terjadinya (timing):
- Proterinuria transien, serring terjadi pada anak-anak setelah
demam, aktivitas fisik dan stress, mengalami resolusi spontan
dalam beberapa hari.
- Proteinuria intermitten, sering terjadi pada pria muda dan
berhubungan dengan posisi tubuh. Proteinuria excess (<1g/24 jam)
terjadi pada posisi berdiri karena peningkatan tekanan vena
renalis dan akan kembali normal padda posisi berbaring. Resolusi
spontan terjadi pada 50% kasus.
- Proteinuria presissten, kondisi patologis yang memerlukan
evaluasi lebih alnjut untuk menentukan kausa.
Berdasarkan tipe:
- Proteinuria glomerular, merupakan jenis proteinuria yang paling
sering terjadi. Terjadi karena meningkatnya filtrasi melewati
dinding kapiler glomerulus. Merupakan penanda (marker) sensitif
untik menunjukkan terjadinya penyakit glomerulus. Proteinuria
yang terjadi biasanya >1g/24 jam dan kadang mencapai >3g/24
jam..
- Proteinuria tubular, terjadi karena adanya gangguan reabsorbsi
tubulus proksimal yang disebabkan oleh penyakit
tubulointerstisial (sindrom Fanconi). Proteinuria yang terjadi
biasanya protein berberat molekul rendah, sehingga tidak dapat
terdiagnosis padda pemeriksaan dipstik urin.
- Proteinuria overflow, erjadi karena overrproduksi protein
berberat molekul rendah tertentu seperti imunoglobulin rantai
ringan pada mieloma multipel.
Referensi:
1. Kliegman RM et al, 2007, Nellson Essentials of
Pediatrics, 5 th sd., Elsevier.
2. Sudoyo AW, 2006, Ilmu Penyakit Dalam, edisi IV,
jilid I, PAPDI, hal 507
3. Rao N et al, 2007, Urological Test in Clinical
Practice, Springer, hal. 29-30
4. Gomella Gl, et al, 2007, Clinician's Pocket
Refference-Scot Monkey, Mc Graw-Hill, hal 62
95. Seorang pria datang ke UDG karena sulit buang air kecil yang disertai
dengan nyeri. Pada anamnesis terdapat riwaat jatuh dari sepeda. Pada
pemeriksaan fisik terjadi bloody discharge. Tindakan yang tepat
adalah.....
a.kateter
b.uretrografi
c.sistosomi
d.kateter kondom
e.diuretik
Pembahasan
Pada kasus ini pasien mengalami bloody discharge uretra disertai sulit
BAK. Pasien juga mengalami riwayat jatuh dari sepeda yang merupakan
factor resiko terjadinya straddle injury yang dapat mencederai uretra
anterior. Pada kondisi seperti ini, hal pertama yang tepat dilakukan
adalah sistostomi. Pemasangan kateter Foley tidak disarankan karena
dikhawatirkan dapat memperburuk cedera uretra yang telah terjadi.
Uretrografi dapat dilakukan setelah tindakan awal untuk menemukan
diagnosis pasti.
Cedera pada uretra dapat berupa kontisio uretra atau rupture uretra.
Pada kontusio uretra,pasien mengeluh adanya perdarahan per uretra atau
hematuria pada awal miksi. Jika terdapat robekan pada korpus
spongiosum,dapat terlihat adanya hematoma pada penis atau terjadi
hematoma pada skrotum berbentuk kupu-kupu(butterfly hematoma) jika
fuscia Buck robek dan hanya dibatasi fascia Colles. Pemeriksaan
uretrografi pada kontusio uretra tidak menunjukkan adanya extravasasi
kontras,sedangkan pada rupture yretra menunjukkan adanya ekstravasasi.
Kontusio uretra tidak memerlukan tindakan khusus,tetapi mengingat
cedera ini dapat menimbulkan striktur uretra dikemudian hari,maka
setelah 4-6 bulan perlu dilakukan pemeriksaan uretrografi ulangan.
Pada rupture uretra parsial dengan ekstravasasi ringan, cukup
dilakukan sistostomi untuk mengalihkan aliran urin. Kateter sistostomi
dipertahankan sampai 2 minggu dan dilepas setelah diyakinkan melalui
pemeriksaan uretrografi bahwa tidak ada ekstravasasi kontras atau
tidak timbul struktur uretra. Namun jika timbul,maka perlu dilakukan
reparasi terlebih dahulu.
96. Seorang wanita berusia 25 tahun dengan usia kehamilan 8 bulan mengeluh
nyeri perut bawah dan disuria 48 jam. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan suhu badan 39C.hasil pemeriksaan urin menunjukkan bakteri
(+),glukosa (-),protein (-). Kemudian dilakukan kultur. Sambil
menunggu hasil kultur,antibiotik apa ang dapat diberikan sebagai
pilihan?
a.sefadoksil ( sefalosporin generasi I )
b.penisilin V
c.tetra siklin
d.kotrimoksazol
e.seftriakson ( sefalosporin generasi III )
Pembahasan
Dari beberapa gejala yang ada,pasien dapat diperkirakan mengalami
sistitis akut. Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa saat ini
pasien dalam kondisi hamil trimester 3. Wanita hamil yang mengalami
sistitis akut direkomendasikan untuk mendapat terapi antibiotic dengan
pivmesilinam(turunan penisilin) selama 7 hari. Fosfomisis trometamol(3
gram dosis tunggal) atau sefalosporin generasi II atau iii dapat
menjadi kandidat terapi jangka pendek. Selama masa kehamilan
kuinolon,tetrasiklin ,trimetoprim tidak boleh digunakan pada trimester
I,sementara sulfonamide tidak boleh digunakan pada trimester 3.
Wanita hamil yang mengalami bakteriuria harus mendapat terapi
antibiotic berupa penisilin,sefalosforin oral atau fosfomisin.
Amoksisilin tidak direkomendasikan karena tingkat resistensi yang
tinggi. Sebagai perbanndingan,wanita hamil yang mengalami
pielonefritis akut,terapii antibiotic pilihannya adalah sefalosporin
generasi II atu III,aminopenisilin + inhibitor beta-laktam atau dapat
digunakan aminoglikosida.
97. Seorang wanita berusia 29 tahun mempunyai keluhan utama nyeri pinggang
kanan,demam,dan kadang-kadang menggigil. Pemeriksaan fisik menunjukkan
suhu badan 39,3 C,denyut nadi 120x/menit,frekuensi pernafasan dan
tekanan darah normal,dan nyeri perkusi sudut kostovertebrata kanan.
Hasilpemeriksaan laboratorium menunjukkan Hb 12,6 g/dL,leukosit
12.400/uL,trombosit 276.000/uL,ureum 34,kreatinin 1,4 mg/dL. Hasil
urinalis yaitu albumin (+1),silinder leukosit,leukosit 10-12 /lpb.
Diagnosis yang paling mungkin adalah.....
a.divertikulitis
b.apendisitis
c.sistisis akut
d.vesikolitiasis
e.pielonefritis
Pembahasan
Pada pasien ini mengalami nyeri pinggang serta nyeri perkusi pada
sudut kostovertebra kanan. Selain itu pada pemeriksaan urin didapatkan
silinder leukosit dan leukosituria. Hal ini dapat mengarahkan
terjadinya pielonefritis.
Silinder merupakan mukoprotein Tamm-Horsfall yang di ekskresikan oleh
epitel tubulus ginjal. Membentuk medium dasar yang menangkap sel
seperti eritrosit(membentuk silinder eritrosit) atau leukosit yang
membentuk silinder leukosit. Kondisi yang dapat meningkatkan ekskresi
protein Tamm-Horsfall antara lain pielonefritis,gagal ginjal kronis
dan aktifitas fisik. Silinder leukosit signifikan terjadi pada
pielonefritis akut.
Pasien pada sistitis akut akan mengalami nyeri pada suprapubis. Pasien
dengan aspendisitis akan mengalami nyeri pada daerah Mcburney (right
lower quadrant). Pasien dengan disvesikulitis akan mengalami nyeri
pada daerah left lower quadrant yang berkuran dengan defekasi.
Sedangkan pasien dengan vesikulotiasis biasanya mengalami nyeri
suprapubik pada akhir miksi karena iritasi batu pada dinding vesika
urinaria.
98. Seorang laki-laki berusia 35 tahun mengeluh penurunan nafsu makan dan
kesulitan bernafas. Pasien mendapat injeksi derivate aminoglikosida
untuk suatu prediksi infeksi saluran kemih.Hasil pemeriksaan urin
rutin protein (++) dan hematruia gros.Tekanan darah 160/100 mmhg,kadar
kreatinin 7 mg/dL dan kadar ureum 200 mg/dL. Dua minggu yang lalu,
kadar kreatininnya1,2 mg/dL dan ureumnya 45mg/dL. Diagnosis yang tepat
untuk pasien adalah
a. Sindrom nefritik
b. Sindrom nefrotik
c. Glomerulonefritis kronik
d. Gagal ginjal akut
e. Gagal ginjal kronik
Pembahasan
Gagal ginjal akut adalah penurunan fungsi ginjal secara tiba-tiba yang
biasanya,tapi tidak seluruhnya,reversible.
Penyebab
"Praginjal atau "Berkurangnya perfusi ginjal dan perbaikan dapat "
"sirkulasi "terjadi dengan cepat setelah kelainan tersebut "
" "diperbaiki,misalnya hipovolumia,penurnan curah "
" "jantung dan peningkatan viskositas darah "
"Pascaginjal atau"Akibat obstruksi aliran urin,misalnya obstruksi pada "
"obstruksi "kandung kemih,uretra,kedua ureter "
"Ginjal atau "Akibat penyakit ginjal atau pembuluh darah. Terdapat "
"instrinsik atau "kelainan histology dan kesembuhan tidak terjadi "
"parenkimal "dengan segera pada perbaikan praginjal,misalnya "
" "nekrosis tubular akut. "
Diagnosis
1. Diagnosis kelainan praginjal ditegakkan berdasarkan adanya tanda-tanda
gagal ginjal akut (biasanya oliguria dengan kenaikan kreatinin dan
ureum plasma)
2. Kemungkinan obstruksi harus dipertimbangkan sejak awal. Biasanya
diperlukan pemeriksaan memasukan kateter ureterdan usg ginjal
3. Pada kelainan instrinsik, penyebab paling sering adalah nekrosis
tubular biasanya akibat syok atau nefrotoksin.
Referensi
Markum HMS. Gagal Ginjal Akut. Dalam :Sudoyo AW, et al. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Jilid 1. Edisi IV. Jakarta : Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit
Dalam FKUI,2006 ;574-578
99. Seorang laki-laki petani usia 41 tahun,dating ke ugd rs dengan keluhan
demam sejak 5hari yang lalu. Disertai badan kuning, mual, dan muntah.
Pemeriksaan fisik didapatkan riwayat digigit tikus sejak 2 minggu yang
lalu. Pemeriksaan fisik didapatkan sclera ikterik,hepar teraba sedikit
membesar, limpa tidak teraba, dan nyeri pada otot gastroknemius (+).
Pemeriksaan urin didapatkan BUN dan kreatinin meningkat. Komplikasi
yang mungkin terjadi :
a. Acute kidney injury pre-renal
b. AKI renal
c. AKI post-renal
d. Gagal ginjal akut
e. Gagal ginjal terminal
embahasan
Gagal ginjal akut adalah penurunan fungsi ginjal secara tiba-tiba (<3
bulan), tetapi tidak seluruhnya dan biasanya bersifat reversible.
Etiologi
Diklasifikasikan berdasarkan 3kelompok :
1. Pre renal atau sirkulasi
Berkurangnya perfusi ginjal dan perbaikan dapat terjadi dengan cepat
setelah kelainan tersebut diperbaiki,misalnya hipovolumia,penurnan curah
jantung dan peningkatan viskositas darah
2. Post renal atau obsruksi
Akibat obstruksi aliran urin,misalnya obstruksi pada kandung
kemih,uretra,kedua ureter
3. Renal atau intrinsic atau parenkimal
Akibat penyakit ginjal atau pembuluh darah. Terdapat kelainan histology dan
kesembuhan tidak terjadi dengan segera pada perbaikan praginjal,misalnya
nekrosis tubular akut.
Referensi
Mansjoer et al. Gagal Ginjal Akut. Dalam : Kapita Selekta Kedokteran.
Edisi Ketig.Jakarta : Media Aesculapius,2001 ;529-531.
100. Seorang laki-laki berusia 30 tahun dating ke puskesmas dengan keluhan
keluar cairan dari kemaluannya dan nyeri ketika buang air kecil sejak
6 hari lalu. Ia mengaku sering selingkuh dengan kerja seks komersil
tanpa pernah menggunakan kondom. Dari status venereologikus diperoleh
muara ostium uretra eksternum eritema,edema, duh mukopurulen, kental,
banyak. Pemeriksaan gram secret terdapat diplokokus gram negative dan
ekstraseluler. Deiagnosis yang paling mungkin adalah :
a. Bacterial balanitis
b. Uretritis gonorea
c. Kondiloma akuminata
d. Uretritis dan herpes genitalis
e. Uretritis anterior akut karena Chlamydia
Pembahasan
Uretritis gonorea merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh kuman
neiserria gonorrhoea dimana manusia merupakan satu satunya penjamu dengan
manifestasi berupaperadangan pada saluran kencing bagian depan. Keluhan
subjektif berupa rasa gatal,panas dibagian distal uretra disekitar
urifisium uretra eksternum, kemudian disusul disuria, polikisuria,keluar
duh tubuh dari ujung uretra yang kadang-kadang disertai darah dan
disertai perasaan nyeri pada waktu ereksi, pada pemeriksaan tampak
orifisium uretra eksternum eritema,edematous,dan ektropion. Tampak pula
duh tubuh yang mukopurulen dan pada beberapa kasus dapat terjadi
pembesaran KGB inguinal unilateral ataupun bilateral. Pada pewarnaan gram
akan ditemukan gonokokok negative gram, intraseluler ekstraseluler.
Pilhan utama terapi ini ialah penisilin dan probenesid
Referensi
Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. Ilmu Penyakit Kulit Kelamin, Edisi
Kelima.Jakarta : FKUI,2007 ;368-373.
TAMBAHAN LAGI YA COY
1. Seorang wanita, 30 tahun, berat badan 60 kg, dengan keluhan sesak dan
muntah. Tekanan darah 160/100 mmHg, frekwensi nafas 28 kali/menit. Edema
kedua kaki, didapatkan rales pada kedua basal paru. Pemeriksaan darah :
kadar hemoglobin 7,3 g/dl,MCV dan MCHC normal, ureum 421 mg/dl, kreatinin
32 mg/dl. Pemeriksaan ultrasonografi didapatkan ukuran kedua ginjal
mengecil, densitas cortex meningkat, batas medulla cortex kabur.
Diagnosis fungsional ginjal untuk pasien tersebut adalah :
A. Chronic kidney disease stage 5
B. Chronic kidney disease stage 2
C. Acute Renal Failure
D. Nephrotic Syndrome
E. Sindroma nefritik akut
PEMBAHASAN
Chronic renal disease ditandai dengan adanya
: pengurangan jumlah/massa nefron ("kedua ginjal mengecil"),
: penurunan fungsi ginjal ireversibel,
: dan proses tersebut berlangsung lebih dari 3 bulan.
Hal tersebut di atas tidak terdapat pada acute renal failure, sindrom
nefrotik, maupun sindrom nefritik akut.
Staging Chronic Renal Disease:
Stage 1. Kerusakan ginjal dengan GFR normal atau meningkat (GFR: 90)
Stage 2. Kerusakan ginjal dengan sedikit penurunan GFR (GFR: 60-89)
Stage 3. Kerusakan ginjal dengan penurunan moderat GFR (GFR: 30-59)
Stage 4. Kerusakan ginjal dengan GFR sangat menurun (GFR: 15-29)
Stage 5. Gagal ginjal (GFR: <15)
Penghitungan GFR pria = {(140-umur) x berat badan (Kg)} : {72 x kadar
kreatinin (mg/dl)}
Penghitungan GFR wanita = 0,85 x {(140-umur) x berat badan (Kg)} : {72 x
kadar kreatinin (mg/dl)}
=2,44 (Stage 5. Gagal ginjal, GFR<15)
Kunci jawaban : A
(Harrison's Principles of Internal Medicine, 16th ed, hal.1653-1654)
2. Terapi utama yang paling diperlukan pada kasus ini adalah :
A. Transplantasi ginjal
B. Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis
C. Hemodialisis
D. Konservatif/medikamentosa
E. Transfusi sel darah merah
PEMBAHASAN
Hampir semua penyakit ginjal stadium akhir yang menerima transplantasi
ginjal memiliki harapan hidup yang lebih tinggi dibandingkan pasien yang
menerima dialisis.
Kunci jawaban : A
(Harrison's Principles of Internal Medicine, 16th ed, hal.1668)
3. Seorang laki-laki 10 tahun mengeluh air kencingnya berwarna gelap dan
wajahnya sembab. Penderita mengeluh nyeri waktu menelan, demam serta
tenggorokkan terasa sakit 2 minggu yang lalu, tapi sekarang semua gejala
tersebut sudah hilang. Dari hasil pemeriksaan fisik sekarang tekanan
darahnya meningkat 150/90, oedem di wajah dan kaki. Dari hasil pemeriksaan
kimia darah,terjadi peningkatan kreatinin dan urea darah serta penurunan
albumin plasma. Pada pemeriksaan urine didapatkan proteinuria dan gross
hematuria. Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik serta laboratorium
tersebut, pasien patut diduga menderita :
A. Glomerulonephritis
B. Nekrosis tubuler akut
C. Uretritis akut
D. Sistitis akut
E. Appendisitis
PEMBAHASAN
Pada glomerulonefritis akut terjadi injury pada sel-sel glomerulus yang
mengakibatkan infiltrasi sel-sel radang dan proliferasi sel-sel glomerulus.
Hal tersebut menimbulkan obstruksi lumen kapiler glomerulus. Akibatnya,
aliran darah ginjal dan laju filtrasi glomerulus (GFR) menurun. Terjadi
oliguria (volume urin <=400 ml/hari).
Banyaknya cairan tubuh (plasma darah) yang tidak terfiltrasi lewat ginjal
mengakibatkan cairan tersebut menumpuk dalam tubuh mengakibatkan edema, dan
hipertensi. Sebagai akibat dari injury pada dinding kapiler glomerulus,
urinalisis secara khas menunjukkan adanya sel darah merah (hematuria),
leukosit, dan protein. Seringkali hematuria dapat dilihat secara
makroskopis sebagai kencing berwarna gelap. Protein (albumin) tubuh yang
keluar lewat urin mengakibatkan hipoalbuminemia.
Kunci jawaban : A
(Harrison's Principles of Internal Medicine, 16th ed, hal.1679)
4. Patogenesis dasar dari penyakit yang diderita anak tersebut adalah
A. Autoimun
B. Aterosklerosis
C. Neuropati
D. Gangguan metabolisme
E. Keganasan
PEMBAHASAN
Glomerulonefritis poststreptokokus merupakan salah satu penyebab tersering
glomeruloneritis. Penyakit ini berkembang kurang lebih dua minggu setelah
radang tenggorokan, atau infeksi kulit (impetigo) yang disebabkan
Streptococcus β-hemoliticus grup A. Glomerulonefritis poststreptokokus
biasanya diderita anak-anak.
Gejala meliputi gross hematuria, nyeri kepala, dan gejala-gejala sistemik
(mual, lemas, penurunan nafsu makan). Pada penyakit ini dapat terjadi
pembengkakan kapsula renal yang menyebabkan nyeri pinggang ataupun
punggung. Gejala lainnya seperti gejala glomerulonefritis secara umum.
Penyakit ini disebabkan interaksi antara antibodi terhadap antigen yang
telah terperangkap di dalam glomerulus, sehingga menyebabkan terbentuknya
kompleks imun di dalam glomerulus.
Kunci jawaban : A
(Harrison's Principles of Internal Medicine, 16th ed, hal.1680)
5. Wajah sembab atau edema pada penderita tersebut dapat dihubungkan dengan
A. Hipertensi
B. Hipoalbumin
C. Gross hematuria
D. Keluhan nyeri telan
E. Peningkatan urea darah
PEMBAHASAN
Sebagai akibat dari injury pada dinding kapiler glomerulus, urinalisis
secara khas menunjukkan adanya sel darah merah (hematuria), leukosit, dan
protein. Protein (albumin) tubuh yang keluar lewat urin mengakibatkan
hipoalbuminemia. Tekanan onkotik intravaskuler yang menurun karena
hipoalbuminemia dapat menyebabkan edema.
Kunci jawaban : B
(Harrison's Principles of Internal Medicine, 16th ed, hal.1679)