Kumpulan Puisi Sapardi Djoko Damono Sapardi Djoko Damono merupakan maestro puisi yang sangat handal, puisi-puisi nya begitu menyentuh dan dengan kata-kata yang sederhana namun mampu memiliki arti yang dalam. Beliau lahir di surakarta 73 tahun silam tepatnya 20 maret 1!0.Buku puisinya yang pertama adalah duka-Mu abadi "1#$, "1#$, yang terbaru Kolam Kolam "200$. "200$. Hujan Bulan Juni diterbitkan diterbitkan bersamaan %aktunya dengan Mata Jendela. Jendela. Selain oleh buku-buku puisi , Sapardi Djoko Damono juga terkenal karena &usikalisasi 'uisi-puisi nya. (ang terkenal terutama adalah oleh )eda *audiamo dan +atyana "tergabung dalam duet Dua bu$. /nanda Sukarlan pada tahun 2007 juga melakukan interpretasi atas beberapa karya SDD. "%ikipedia "%ikipedia$$ 'enyair ndonesia yang begitu tergila-gila pada hujan dalam sajak-sajaknya Saya akan menja%ab Sapardi Djoko Damono. ntah sudah berapa banyak puisi dan syair tentang hujan yang ia goreskan. Di buku kumpulan puisi ini saja "ujan Bulan 4uni$, ada delapan buah dari jumlah keseluruhan sembilan puluh enam, yang memakai kata hujan dalam judulnya "goodreads$
AKULAH SI TELAGA Oleh : Sapardi Djoko Damono akulah si telaga: berlayarlah di atasnya; berlayarlah menyibakkan riak-riak kecil yang menggerakkan
bunga-bunga padma; berlayarlah sambil memandang harumnya cahaya; sesampai di seberang sana, tinggalkan begitu saja — perahumu biar aku yang menjaganya erahu Kertas, Kumpulan !ajak, "#$%& ANGIN ! 5leh Sapardi Djoko Damono angin yang diciptakan untuk senantiasa bergerak dari sudut ke sudut dunia ini pernah pada suatu hari berhenti ketika mendengar suara nabi kita 'dam menyapa istrinya untuk pertama kali, (hei siapa ini yang mendadak di depanku)* angin itu tersentak kembali ketika kemudian terdengar jerit %anita untuk pertama kali, sejak itu ia terus bertiup tak pernah menoleh lagi 6 sampai pagi tadi ketika kau bagai terpesona sebab tiba-tiba merasa sorang diri di tengah bising-bising ini tanpa a%a erahu Kertas, Kumpulan !ajak, "#$%& ANGIN " 5leh Sapardi Djoko Damono 'ngin pagi menerbangkan sisa-sisa unggun api yang terbakar semalaman& !eekor ular le+at, menghindar& elaki itu masih tidur& a bermimpi bah+a perigi tua yang tertutup ilalang panjang di pekarangan belakang rumah itu tiba-tiba berair kembali& erahu Kertas, Kumpulan !ajak, "#$%&
AKU INGIN Oleh : Sapardi Djoko Damono 'ku ingin mencintaimu dengan sederhana dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu 'ku ingin mencintaimu dengan sederhana dengan isyarat yang tak sempat disampaikan a+an kepada hujan yang menjadikannya tiada ANGIN # Oleh : Sapardi Djoko Damono (!eandainya aku bukan .. /api kau angin0 /api kau harus tak letih-letihnya beringsut dari sudut ke sudut kamar, menyusup celah-celah jendela, berkelebat di pundak bukit itu& (!eandainya aku & & & &, &* /api kau angin0 1a2asmu tersengal setelah sia-sia menyampaikan padaku tentang perselisihan antara cahaya matahari dan +arna-+arna bunga& (!eandainya .. /api kau angin0 Jangan menjerit: semerbakmu memekakkanku&erahu Kertas,
Kumpulan !ajak, "#$%& $ANG %ANA ADALAH &AKTU 5leh Sapardi Djoko Damono 3ang 2ana adalah +aktu& Kita abadi: memungut detik demi detik, merangkainya seperti bunga sampai pada suatu hari kita lupa untuk apa& (/api, yang 2ana adalah +aktu, bukan)* tanyamu& Kita abadi& erahu Kertas,Kumpulan !ajak, "#$%& 8umpulan 'uisi Sapardi Djoko Damono.
'E()ALAN KE 'A(AT &AKTU PAGI HA(I Oleh : Sapardi Djoko Damono %aktu berjalan ke barat di %aktu p agi hari matahari mengikutiku di belakang aku berjalan mengikuti bayang-bayangku sendiri yang memanjang di depan aku dan matahari tidak bertengkar tentang siapa di antara kami yang telah meniptakan bayang-bayang aku dan bayang-bayang tidak bertengkar tentang siapa di antara kami yang harus berjalan di depan 'UNGA ! 4leh : !apardi 5joko 5amono
"i$ Bahkan bunga rumput itu pun berdusta. a rekah di tepi padang %aktu hening pagi terbit9 siangnya uaa berdenyut ketika nampak seka%anan gagak terbang berputar-putar di atas padang itu9 malam hari ia mendengar seru serigala. +api katanya, +akut 8ata itu milik kalian saja, para manusia. /ku ini si bunga rumput, pilihan de%ata: "ii$ Bahkan bunga rumput itu pun berdusta. a kembang di sela-sela geraham batu-batu gua pada suatu pagi, dan malamnya menyadari bah%a tak nampak apa pun dalam gua itu dan udara ternyata sangat pekat dan terium bau sisa bangm dan terdengar seperti ada embik terpatah dan ia membayangkan hutan terbakar dan setelah api ;. +eriaknya, tu semua pemandangan bagi kalian saja, para manusia: /ku ini si bunga rumput pilihan de%ata: erahu Kertas,Kumpulan !ajak, "#$%& 'UNGA " 4leh : !apardi 5joko 5amono ma%ar itu tersirap dan hampir berkata jangan ketika pemilik taman memetiknya hari ini9 tak ada alasan kenapa ia ingin berkata jangan sebab toh %anita itu tak mengenal isaratnya 6 tak ada alasan untuk memahami kenapa %anita yang selama ini rajin menyiraminya dan selalu menatapnya dengan pandangan inta itu kini %ajahnya anggun dan dingin, menanggalkan kelopaknya selembar demi selembar dan membiarkannya berjatuhan menjelma pendar-pendar di permukaan kolam erahu Kertas,Kumpulan !ajak, "#$%& 'UNGA # 5leh Sapardi Djoko Damono seuntai kuntum melati yang di ranjang itu sudah ber+arna coklat ketika tercium udara subuh dan terdengar ketukan di pintu tak ada sahutan seuntai kuntum melati itu sudah kering: +anginya mengeras di empat penjuru dan menjelma kristal-kristal di udara ketika
terdengar ada yang memaksa membuka pintu lalu terdengar seperti gema (hai, siapa gerangan yang telah memba+a pergi jasadku)* erahu Kertas,Kumpulan !ajak, "#$%&
HU)AN 'ULAN )UNI /ak ada yang lebih tabah 5ari hujan bulan juni 5irahasiakannya rintik rindunya Kepada pohon berbunga itu+ak ada yang lebih bijak Dari hujan bulan juni Dihapuskannya jejak-jejak kakinya (ang ragu-ragu di jalan itu+ak ada yang lebih ari< Dari hujan bulan juni Dibiarkannya yang tak teruapkan diserap akar pohon bunga itu6"#$#7D/=/& D)8> 5alam diriku mengalir sungai panjang, 5arah namanya; 5alam diriku menggenang telaga darah, !ukma namanya; 5alam diriku meriak gelombang sukma, Hidup namanya0 5an karena hidup itu indah, 'ku menangis sepuas-puasnya 6"#$87+iba-+iba &alam pun risik tiba-tiba malam pun risik beribu Bisik tiba-tiba engkau pun lengkap menerima satu-satunya 5uka
Di A*as 'a*u ia duduk di atas batu dan melempar-lemparkan kerikil ke tengah kali. ia gerak-gerakkan kaki-kakinya di air sehingga memercik ke sana ke mari. ia pandang sekeliling : matahari yang hilang 9 timbul di sela goyang daun-daunan, jalan setapak yang mendaki tebing kali, beberapa ekor capung — ia ingin yakin bah+a benar-benar berada di sini
erahu Kertas, Kumpulan !ajak, "#$%& !apardi 5joko 5amono
Per+akapan ,alam Hujan Hujan, yang mengenakan mantel, sepatu panjang, dan payung, berdiri di samping tiang listrik& Katanya kepada lampu jalan, (/utup matamu dan tidurlah& Biar kujaga malam&* (Kau hujan memang suka serba kelam serba gaib serba suara desah; asalmu dari laut, langit, dan bumi; kembalilah, jangan menggodaku tidur& 'ku sahabat manusia& a suka terang&* !apardi 5joko 5amono ? Bunga-Bunga di Halaman mawar dan bunga rumput di halaman: gadis yang kecil 6dunia kecil, jari begitu kecil7 menudingnya. mengapakah perempuan suka menangis bagai kelopak ma+ar; sedang rumput liar semakin hijau suaranya di ba+ah sepatu-sepatu.
mengapakah pelupuk ma+ar selalu berkaca-kaca; sementara tangan-tangan lembut hampir mencapainya 6+ahai, meriap rumput di tubuh kita7. !apardi 5joko 5amono <"#@$? Kisah Kau pergi, sehabis menutup pintu pagar sambil sekilas menoleh namamu sendiri yang tercetak di plat alumunium itu. Hari itu musim hujan yang panjang dan sejak itu mereka tak pernah melihatmu lagi. !ehabis penghujan reda, plat nama itu ditumbuhi lumut sehingga tak bisa terbaca lagi. Hari ini seorang yang mirip denganmu nampak berhenti di depan pintu pagar rumahmu, seperti mencari sesuatu. la bersihkan lumut dari plat itu, alu dibacanya namamu nyaring-nyaring& Kemudian ia berkisah padaku tentang pengembaraanmu&& !apardi 5joko 5amono erahu Kertas, Kumpulan !ajak, 1982.
Ha*iku Selem-ar Daun
Hatiku selembar daun melayang jatuh di rumput; nanti dulu, biarkan aku sejenak. /erbaring di sini; ada yang masih ingin kupandang, yang selama ini senantiasa luput; !esaat adalah abadi sebelum kausapu tamanmu setiap pagi. !apardi 5joko 5amono Pada Sua*u Hari Nan*i ada suatu hari nanti jasadku tak akan ada lagi. tapi dalam bait-bait sajak ini kau tak akan kurelakan sendiri. ada suatu hari nanti suaraku tak terdengar lagi. tapi di antara larik-larik sajak ini kau akan tetap kusiasati. ada suatu hari nanti impianku pun tak dikenal lagi. namun di sela-sela huru2 sajak ini kau tak akan letih-letihnya kucari. !apardi 5joko 5amono
Dikutip dari : http://www.was-was.com/2014/01/kumpulan-puisi-sapardi-djokodamono.html