KUANTITASI MIKROBA
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
OLEH : NAMA
: AYU MAULIDA PUTRI
NIM
: H1E107001
KELOMPOK
: 10 (SEPULUH)
ASISTEN
: DESY FITRIYANI
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU
OKTOBER, 2009 BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Mikroorganisme adalah makhluk hidup yang mempunyai ukuran yang sangat kecil. Untuk mengamati mikroba tidak bisa digunakan mata telanjang. Beberapa alat digun digunaka akan n untuk untuk menga mengamat matin inya ya,, sepe sepert rtii mikr mikros oskop kop denga dengan n perb perbes esar aran an yang yang beragam. Selain diamati, mikroorganisme atau mikrobia tersebut juga dapat dihitung. Perhitungan ini diperlukan untuk mengetahui seberapa banyak jumlah mikroba yang ada di dalam sampel. Alat yang digunakan untuk menghitung mikroba ini adalah
colony counter . Jumlah mikroorganisme dapat dihitung melalui beberapa cara, namun secara mendasar dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu perhitungan langsung dan tidak langs langsun ung. g. Perh Perhit itung ungan an secar secaraa lang langsun sung g dapat dapat menge mengeta tahui hui beber beberap apaa juml jumlah ah mikroo mikroorgan rganism ismee pada suatu suatu bahan bahan pada suatu suatu saat saat terten tertentu tu tanpa tanpa member memberika ikan n perlakuan terlebih dahulu, sedangkan jumlah organisme yang diketahui dari cara tidak tidak langsun langsung g terleb terlebih ih dahulu dahulu harus harus member memberika ikan n perlak perlakuan uan terten tertentu tu sebelu sebelum m dilakukan perhitungan (Arya, 2008). Perhitungan secara langsung, dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain adalah dengan membuat preparat preparat dari suatu bahan (preparat sederhana diwarnai diwarnai atau tidak diwarnai) dan penggunaan ruang hitung (counting chamber). Sedangkan perhitungan cara tidak langsung hanya untuk mengetahui jumlah mikroorganisme pada suatu bahan yang masih hidup saja (viabel count). Dalam pelaksanaannya, pelaksanaannya, ada beber beberapa apa cara cara yaitu yaitu : perhit perhitunga ungan n pada cawan petri petri (total plate count count / TPC), TPC), perhitungan melalui pengenceran, perhitungan jumlah terkecil atau terdekat (MPN methode), dan kalorimeter (cara kekeruhan atau turbidimetri). Metode perhitungan
MPN sering digunakan dalam pengamatan untuk menghitung jumlah bakteri yang terdapat di dalam tanah seperti Nitrosomonas dan Nitrobacter. Kedua jenis bakteri ini meme memega gang ng perana peranan n pent pentin ing g dala dalam m meni meningk ngkat atka kan n pertu pertumb mbuha uhan n dan produ produks ksii tanaman, sehubungan dengan kemampuannya dalam mengikat N2 dari udara dan mengubah amonium menjadi nitrat (Lim, 1998). 1.2
Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengenalkan mahasiswa terhadap metode-metode perhitungan populasi mikrobia.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Perhitungan jumlah suatu bakteri dapat melalui berbagai macam uji seperti uji kualitatif koliform yang secara lengkap terdiri dari tiga tahap yaitu uji penduga (uji kuantitatif, bisa dengan metode MPN), uji penguat dan uji pelengkap. Waktu, mutu sampel, biaya, tujuan analisis merupakan beberapa faktor penentu dalam uji kualitatif koliform. Bakteri koliform dapat dihitung dengan menggunakan metode cawan cawan petri petri (metod (metodee perhit perhitunga ungan n secara secara tidak tidak langsun langsung g yang yang didasa didasarka rkan n pada anggapan bahwa setiap sel yang dapat hidup akan berkembang menjadi satu koloni yang merupakan suatu indeks bagi jumlah organisme yang dapat hidup yang terdapat pada sampel) seperti yang dilakukan dalam percobaan ini (Penn, 1991). Beratus-ratus species dapat menghuni bermacam-macam bagian tubuh kita, termasuk mulut, saluran pencernaan dan kulit (Pelczar & Chan, 1986). Koliform merupak merupakan an kelomp kelompok ok bakteri bakteri yang yang digunaka digunakan n sebagai sebagai indikat indikator or adanya adanya polusi polusi kotoran dan kondisi sanitasi yang tidak baik terhadap air, makanan dan produk produk susu. Bakteri koliform dapat dibedakan atas dua kelompok yaitu koliform fecal (Escherichia Coli) dan Koliform non fecal (Fardiaz, 1996). Bakteri Bakteri kolifo koliform rm adalah adalah golonga golongan n bakteri bakteri intest intestinal inal,, yaitu yaitu hidup hidup dalam dalam saluran pencernaan manusia. Bakteri koliform adalah bakteri indikator keberadaan bakteri bakteri patogenik lain. Dengan kata lain, merupakan merupakan bakteri bakteri indikator indikator sebagai tanda bahwa bahwa adanya adanya pencema pencemaran ran bakteri bakteri patogen patogen.. Penent Penentuan uan kolifo koliform rm fecal fecal menjadi menjadi indikator pencemaran, dikarenakan jumlah koloninya pasti berkorelasi positif dengan keberad keberadaa aa bakteri bakteri patogen patogen.. Keuntu Keuntungan ngan mendet mendeteks eksii kolifo koliform rm adalah adalah jauh jauh lebih lebih murah, cepat, dan sederhana daripada mendeteksi bakteri patogen lain. Jadi, coliform
adalah indikator kualitas air. Makin sedikit kandungan coliform, artinya, kualitas air semakin baik (Hadioetomo, 1993). E. Coli adalah bakteri koliform yang ada pada kotoran manusia, maka E. Coli seri sering ng
dise disebu butt
seba sebaga gaii
koli kolifo form rm
feca fecal. l.
Peng Penguk ukur uran an
kuan kuanti tita tati tiff
popu popula lasi si
mikroorganisme sangat diperlukan untuk berbagai macam penelaahan mikrobiologis. Berbagai macam cara dapat dilakukan untuk menghitung jumlah mikroorganisme, akan tetapi secara mendasar ada dua cara, yaitu secara secara langsung dan tidak langsung. langsung. Ada beberapa cara perhitungan secara langsung, antara lain adalah dengan membuat membuat preparat dari austu bahan (preparat sederhana diwarnai atau tidak diwarnai) dan penggunaan ruang hitung (counting chamber). Sedangkan perhitungan secara tidak langsung hanya untuk mengetahui jumlah mikroorganisme yang masih hidup pada suatu bahan (viable count). Dalam pelaksanaannya, ada beberapa cara yaitu : 1.
Perhi erhittunga ungan n pad padaa caw cawan an pet petri (Tot (Total al Plat late Cou Count nt))
2.
Pengenceran
3.
Meto Metode de MPN MPN ata atau u per perhi hitu tung ngan an juml jumlah ah terk terkec ecil il atau atau terd terdek ekat at
4.
Kalorimeter
(Sutedjo, 1991). Jumlah masing-masing cawan diamati setelah inkubasi, cawan yang dipilih untuk penghitungan koloni ialah yang mengandung antara 30-300 koloni, karena jumla jumlah h mikroo mikroorga rganis nisme me dalam dalam sampel sampel tidak tidak diketa diketahui hui sebelum sebelumnya nya,, maka maka untuk untuk memperoleh sekurang-kurangnya satu cawan yang mengandung koloni dalam jumlah yang memenuhi syarat tersebut maka harus dilakukan sederetan pengenceran dan pencawanan. Jumlah organisme yang terdapat dalam sampel asal ditentukan dengan mengalikan jumlah koloni yang terbentuk dengan faktor pengenceran pada cawan yang bersangkutan (Penn, 1991). Metode perhitungan MPN sering digunakan dalam
pengamatan untuk menghitung jumlah bakteri yang terdapat di dalam tanah seperti Nitrosomonas dan Nitrobacter. Kedua jenis bakteri ini memegang peranan penting dalam dalam mening meningkat katkan kan pertum pertumbuha buhan n dan produk produksi si tanaman tanaman,, sehubung sehubungan an dengan dengan kemampuannya dalam mengikat N2 dari udara dan mengubah amonium menjadi nitrat (Sutedjo, 1991). Pada saat perhitungan koloni, apabila jumlah koloni yang di temukan pada lempengan kurang dari standart yang telah di tetapkan, maka suatu sample bisa di kata kataka kana na
murn murnii
(Dil (Dilli liel ello lo,,
2002 2002). ).
Terk Terkad adan ang g
untu untuk k
meng menghi hitu tung ng
kuan kuanti tita tass
mikroorganisme pada sample dapat di uji dengan cara menghitung jumlah koloni pada agar. Agar lempengan yang telah ditetapkan, disingkat jumlah penjumlahan pada lempengan (Standart plate count) (Dwisaputro, 2002). Standart plate count (perhitungan jumlah pada lempengan) sangat berguna dalam dalam hal mengeta mengetahui hui kuantit kuantitas as mikroo mikroorga rganis nisme me pada suatu suatu tempat tempat atau atau sampel sampel sehingga bisa di ketahui apakah sampel tersebut murni atau tidak murni. (Stanier, 2001 2001). ). Plat Platee coun countt / viab viable le coun countt dida didasa sark rkan an pada pada asum asumsi si bahw bahwaa seti setiap ap sel sel mikroorganisme hidup dalam suspensi akan tumbuh menjadi satu koloni setelah ditumb ditumbuhka uhkan n dalam dalam media media pertum pertumbuha buhan n dan lingkun lingkungan gan yang yang sesuai sesuai.. Setela Setelah h diinkub diinkubasi asi,, jumlah jumlah koloni koloni yang yang tumbuh tumbuh dihitu dihitung ng dan merupak merupakan an perkir perkiraan aan atau atau dugaan dari jumlah mikroorganisme dalam suspensi tersebut. Koloni Koloni yang yang tumbuh tumbuh tidak tidak selalu selalu berasa berasall dari dari satu satu sel mikroo mikroorga rganis nisme me karena karena beberapa mikroorganisme tertentu cenderung membentuk kelompok atau berantai. Berdasarkan hal tersebut digunakan istilah Coloni Forming Units (CFU’s) per ml. koloni yang tumbuh berasal dari suspensi yang diperoleh menggunakan pengenceran bertingkat dari sebuah sampel yang ingin diketahui jumlah bakterinya.
Syarat koloni yang ditentukan untuk dihitung adalah sebagai berikut : - Satu koloni dihitung 1 koloni. - Dua koloni yang bertumpuk dihitung 1 koloni. - Beberapa koloni yang berhubungan dihitung 1 koloni. - Dua koloni yang berhimpitan dan masih dapat dibedakan dihitung 2 koloni. - Koloni yang terlalu besar (lebih besar dari setengah luas cawan) tidak dihitung. - Koloni yang besarnya kurang dari setengah luas cawan dihitung 1 koloni (Pradhika, 2008). Pendekatan Pendekatan lain untuk enumerasi enumerasi bakteri hidup adalah dengan metode MPN. MPN didasar didasarkan kan pada metode metode statis statistik tik (teori (teori kemungki kemungkinan) nan).. Metode Metode MPN ini umumnya digunakan untuk menghitung jumlah bakteri pada air khususnya untuk mendeteksi mendeteksi adanya bakteri bakteri koliform koliform yang merupakan merupakan kontaminan kontaminan utama sumber air minum minum.. Ciri Ciri-c -cir irii utam utamany anyaa yait yaitu u bakte bakteri ri gram gram negat negatif if,, batang batang pende pendek, k, tidak tidak membentuk spora, memfermentasi laktosa menjadi asam dan gas yang dideteksi dalam waktu 24 jam inkubasi pada 37º C. Sampel ditumbuhkan pada seri tabung sebanyak 3 atau 5 buah tabung untuk setiap kelompok. Apabila dipakai 3 tabung maka disebut seri 3, dan jika dipakai 5 tabung maka disebut 5 seri. Media pada tabung adalah Lactose Broth yang yang diberi diberi indika indikator tor perubah perubahan an pH dan ditamb ditambah ah tabung durham. Pemberian sampel pada tiap seri tabung berbeda-beda. Untuk sampel sebanyak 10 ml ditumbuhkan pada media LBDS (Lactose Broth Double Stegth) yang
Beef extract extract (3 gr), memiliki memiliki komposisi komposisi Beef gr), peptone (5 gr), gr), lactose (10 (10 gr) gr) dan dan Bromthymol Blue (0,2 %) per liternya. Untuk sampel 1 ml dan 0,1 ml dimasukkan pada media LBSS ( Lactose Broth Single Stegth ) yang berkomposisi sama tapi hanya kadar laktosa setengah dari LBDS yaitu 5 gr (Pradhika, 2008).
Berdasar sifat coliform, maka bakteri ini dapat memfermentasikan laktosa menjadi asam dan gas yang dideteksi oleh berubahnya warna dan gas dalam tabung durham. Nilai MPN ditentukan dengan kombinasi jumlah tabung positif (asam dan gas) tiap serinya setelah diinkubasi (Pradhika, 2008).
Gambar 1. Cara Kerja Metode MPN
BAB III METODE PRAKTIKUM
3.1
Waktu dan Tempat
Prak Prakti tikum kum ini ini dila dilaks ksana anakan kan pada pada hari hari Seni Senin n tangg tanggal al 12 Oktobe Oktoberr 2009 2009 bertempat di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas MIPA Unlam Banjarbaru.
3.2
Alat dan Bahan
Alat Alat yang yang digunak digunakan an dalam dalam prakti praktikum kum ini adalah adalah tabung tabung reaksi reaksi,, tabung tabung durham, rak tabung reaksi, kapas, pemanas Bunsen, ependorf pipet, cawan petri, inkubator, colony counter, jarum inokulasi, gelas beker. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah NaCl fisiologis, medium NA, daging segar, daging kaleng,
3.3
Prosedur Kerja
Perhitungan dengan metode TPC
1.
Dis Disiapk iapkan an seri seri peng pengen ence cera ran n dal dalam tabu tabung ng-t -tab abun ung g reaks eaksii ber berisi isi NaCl NaCl fisiologis
2.
Dipi Dipipe pett 1 ml ml samp sampel el dan dan dim dimas asuk ukka kan n masi masing ng-m -mas asin ing g ke dal dalam am 9 ml ml NaCl NaCl fisiologis sebagai pengenceran 10-1
3.
Dilakukan pengenceran hingga 10-5
4.
Diin Diinok okul ulas asik ikan an seb seban anya yak k 1 ml ke dal dalam am caw cawan an pet petri ri dari dari pen penge genc ncer eran an 10-3, 10-4, 10-5
5.
Dituang angi de denga ngan me mediu dium NA NA ya yang be bersuhu 45 45oc
6.
Dibiarkan hingga memadat
7.
Diinkubasi terbalik pa pada su suhu 35oC selama 24 jam
8.
Diam Diamat atii has hasilny ilnyaa dan dan dihit dihitun ung g deng dengan an col colony ony count counter er per per ml sampe sampell, mulai mulai dari dari jumlah jumlah 25-250 25-250 atau atau 30-300 30-300 koloni koloni yang yang tumbuh tumbuh dihitu dihitung. ng. Jumlahnya dikalikan dengan pengenceran.
Perhitungan dengan metode MPN
1.
Diin Diinok okul ulas asik ikan an 5 ml samp sampel el ke dal dalam am 5 tabu tabung ng med mediu ium m LB seri seri gand gandaa
2.
Diin Diinok okul ulas asik ikan an 1 ml samp sampel el ke dal dalam am 5 tabu tabung ng med mediu ium m LB seri seri tung tungga gall
3.
Diin Diinoku okula lasi sikan kan 0,1 ml samp sampel el ke dala dalam m 5 tabu tabung ng medi medium um LB seri seri tungg tunggal al
4.
Diinkubasikan sem semua ta tabung pad pada su suhu 35oc selama 24 jam. Bila ada asam dan gas dinyatakan positif.
5.
Dica Dicattat hasi hasillnya nya dan dan dihi dihitu tung ng deng dengan an tabel abel MPN MPN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1
Hasil
Hasil yang dapat diperoleh dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut : Tabel 1. Hasil Praktikum TPC No Jenis Sampel 1. Daging Segar
2.
Jumlah Koloni (TPC)
a. Pengenceran 10-2 a
41 x 102
b. Pengenceran 10-2 b
30 x 102
c. Pengenceran 10-3 a
1132 x 103 (TBUD)
d. Pengenceran 10-3 b
563 x 103 (TBUD)
e. Pengenceran 10-4 a
272 x 104 (TBUD)
f. Pengenceran 10-4 b
167 x 104
Daging Ka Kaleng
Gambar
a. Pengenceran 10-2 a
684 x 102 (TBUD)
b. Pengenceran 10-2 b
170 x 102
c. Pengenceran 10-3 a
65 x 103
d. Pengenceran 10-3 b
72 x 103
e. Pengenceran 10-4 a
4 x 104
f. Pengenceran 10-4 b
17 x 104
Tabel 2. Hasil Praktikum MPN Doub Double le Stre Streng nght ht (DS) 5 ml 5
1
Daging Segar
Sing Singlle Stre Streng nght ht (SS) 1 ml 5
>2400
Sing Singlle Stre Streng nght ht (SS) 0,1 ml 5
Doub Double le Stre Streng nght ht (DS) 5 ml 5
2
Daging Kaleng
920
Sing Singlle Stre Streng nght ht (SS) 1 ml 5
Sing Singlle Stre Streng nght ht (SS) 0,1 ml 3
4.2
Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan tentang kuantitasi mikroba atau perhitungan mikroba. Dimana dalam perhitungan mikroba terdapat 2 metode yang dilakukan, yaitu secara langsung atau tidak langsung. Pada metode secara langsung bisa dengan membuat preparat bahan atau menggunakan ruang hitung. Sedangkan secara secara tidak tidak langsun langsung g terdapa terdapatt 4 cara, cara, yaitu yaitu dengan dengan perhit perhitunga ungan n cawan cawan (TPC), (TPC), pengenceran, calorimeter, dan metode pendekatan (MPN methode). Percobaan kali ini menggunakan metode secara tidak langsung. Dimana cara yang digunakan adalah dengan perhitungan cawan dan metode MPN. Sampel yang digunakan pada percobaan ini adalah daging segar dan daging kaleng atau yang biasa disebut daging kornet. Pada Pada perh perhit itung ungan an dengan dengan mengg mengguna unaka kan n perh perhit itung ungan an cawan cawan,, disi disiapk apkan an terlebih dahulu seri pengenceran yang berisi NaCl fisiologis. Kemudian 1 ml sampel dimsukkan dimsukkan ke dalam 9 ml NaCl fisiologis fisiologis,, kemudian kemudian dilakukan dilakukan pengenceran hingga 10-4. Langkah selajutnya diinokulasiakan 1 ml sampel dari pengenceran 10-2, 10-3, dan 10-4 ke dalam dalam cawan cawan petri, petri, dituang dituangii dengan dengan medium medium NA, dibiar dibiarkan kan hingga hingga memadat dan diinkubasikan secara terbalik selama 24 jam. Hasil yang diperoleh dari perhitungan perhitungan cawan ini adalah untuk sampel daging segar pada pengenceran 10-3 yang pertama menunjukkan angka yang paling besar yaitu 1132 x 103 dan yang paling sedikit sedikit terdapat pada pengenceran pengenceran 10-2 yang kedua dengan hasil 30x102. Sedangkan untuk daging kornet (daging kaleng) paling banyak terdapat terdapat pada pengenceran pengenceran 10-4 yang kedua dengan jumlah bakteri sebesar 17 x 104. untuk hasil yang paling sedikit terdapat pada pengenceran 10-2, dengan hasilnya sebesar 570 x 102. Dilihat dari jumlah bakteri yang terdapat pada kedua sampel, dapat dikatakan bahwa bahwa pada sampel sampel daging daging segar segar memil memiliki iki jumlah jumlah bakteri bakteri yang yang paling paling banyak banyak
daripa daripada da sampel sampel daging daging kaleng. kaleng. Hal ini dikare dikarenaka nakan n daging daging yang yang masih masih segar segar memang baik untuk media pertumbuhan bakteri dibandingkan daging kornet (daging kaleng). Metode MPN terdiri dari uji penduga, uji penguat, dan uji pelengkap. Untuk metode dengan menggunakan MPN pada percobaan ini hanya menggunakan uji penduga saja. Pertama-tama sampel diencerkan terlebih dahulu, kemudian disiapkan 15 tabung tabung reaksi reaksi yang sudah sudah berisi berisi media LB dan tabung durham. durham. Penggun Penggunaan aan tabun tabung g durha durham m ini ini untu untuk k menge mengeta tahui hui pembe pembent ntuka ukan n gas gas akib akibat at adany adanyaa reak reaksi si fermentasi fermentasi dari bakteri dengan laktosa, laktosa, seperti seperti misalnya misalnya bakteri coliform coliform (E. Colli). Colli). Tabung reaksi ini terdiri dari 5 tabung LB seri ganda (Double Strenght), dan 10 tabung LB seri tunggal (Single Strenght). Untuk tabung LB seri ganda, dimasukkan 5 ml sampel ke dalamnya. Selanjutnya 1 ml sampel masing-masing ke dalam 5 tabung LB seri tunggal, dan 0,1 ml ke dalam 5 tabung LB seri tunggal lainnya. Kesemua tabung diinkubasikan dengan suhu 35oC selama 24 jam. Kemudian diamati apakah ada pembentukan asam dan gas, apabila ada dicatat hasilnya dan dihitung dengan menggunakan table MPN. Perc Percoba obaan an ini ini mend mendapa apatk tkan an hasil hasil bahwa bahwa tabun tabung g yang yang posit positif if (ter (terja jadi di pembentukan gas) adalah tabung 5 5 5 untuk daging segar dan 5 5 3 untuk daging kornet. kornet. Hasil perhitu perhitungan ngan dengan menggunakan menggunakan tabel MPN MPN pada sampel daging daging sega segarr menu menunj njuk ukka kan n juml jumlah ah bakt bakter erii koli kolifo form rmny nyaa menc mencap apai ai > 2400 2400.. Hal Hal ini ini menunjukkan bahwa daging segar banyak mengandung bakteri. Sebab daging segar ters terseb ebut ut belu belum m meng mengal alami ami pros proses es pengol pengolaha ahan, n, sehi sehingg nggaa sanga sangatt baik baik untuk untuk pertumbuhan pertumbuhan mikroba yang ada. Sedangkan Sedangkan untuk daging kaleng atau daging kornet melaui perhitungan dengan table MPN didapat data sebanyak 920 bakteri. Perbedaan yang sangat jauh ini disebabkan karena daging kornet ditujukan untuk waktu yang
lama, sehingga daging tersebut telah mengalami proses pengolahan dan sterilisasi serta pengawetan. Oleh karena itulah mikroba yang tumbuh tidak terlalu banyak, sebab sebab telah telah dilakuk dilakukan an proses proses pengola pengolahan han terleb terlebih ih dahulu dahulu terhada terhadap p dasing dasing kaleng kaleng tersebut. Dapat disimpulkan bahwa dari kedua metode perhitungan yang dilakukan ternyata menghasilkan hasil yang sama. Dimana sampel daging segar mempunyai jumlah bakteri yang paling banyak dibandingkan dengan sampel daging kornet.
BAB V PENUTUP 5.1
Kesimpulan
Berdas Berdasark arkan an hasil hasil prakti praktikum kum yang yang dilakuk dilakukan an dapat dapat di ambil ambil kesimp kesimpula ulan n sebagai berikut : 1.
Meto Metode de-m -met etod odee yang yang dig digun unak akan an dala dalam m perh perhit itun unga gan n mikr mikrob obaa anta antara ra lai lain n metode secara langsung dan tidak langsung.
2.
Meto Metode de seca secarra langs angsun ung g mel meliput iputii pem pembuat buatan an prep prepar arat at dari dari suat suatu u baha bahan n dan penggunaan ruang hitung
3.
Meto Metode de seca secara ra tida tidak k lang langssung ung mel meliput iputii per perhit hitunga ungan n cawa cawan n petr petrii (tot (total al plate count), pengenceran, kalorimeter, dan perhitungan jumlah terkecil / terdekat (MPN Methode).
4.
Meto Metode de yang yang digu diguna naka kan n dal dalam am perc percob obaa aan n ini ini adal adalah ah TPC TPC dan dan MPN MPN
5.
Dari Dari per perhi hitu tung ngan an ked kedua ua met metod odee dida didapa patk tkan an hasi hasill yang yang sam samaa yait yaitu u dagi daging ng segar memiliki jumlah bakteri yang paling banyak dibandingkan dengan daging kaleng.
6.
Pada ada per perhitungan gan den dengan gan metode TPC juml umlah kol koloni oni bakte kteri pal paling banyak terdapat pada daging segar dengan pengenceran 10-3 (a) dengan jumlah 1132 x 103 dan paling sedikit pada pengenceran 10-2 (b) dengan jumlah bakteri 30 x 102.
7.
Pada ada per perhitungan gan den dengan gan metode TPC juml umlah kol koloni oni bakte kteri pal paling banyak terdapat pada daging kaleng dengan pengenceran 10-4 (a) dengan jumlah 17 x 104 dan paling sedikit pada pengenceran 10-2 (a) dengan jumlah bakteri 570 x 102.
8.
Pada ada perhitunga ngan denga ngan metode MPN juml umlah koloni bak bakteri pali aling banyak terdapat pada daging segar pada tabung 5 5 5 dengan jumlah > 2400. Paling sedikit pada daging kaleng (kornet) dengan jumlah bakteri 920.
5.1
Saran
Dalam Dalam melakuk melakukan an percoba percobaan an ini diperl diperlukan ukan keteli ketelitia tian n untuk untuk menghi menghitun tung g jum jumla lah h
mikr mikrob oba, a,
perhitungannya.
agar agar
meng menghi hind ndar arii
ser serta
megu megura rang ngii
kesa kesallahan ahan
dala dalam m
DAFTAR PUSTAKA
Diliello. R. L. 2002. Methods In Rood and Dairy Microbiology . Avy Publishing. Inc. New York. Dwijoseputro, D. 1998. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan. Malang. Fardiaz, S. 1990. Fisiologi Fermentasi. IPB, Bogor. Hadioetomo, R.S. 1993. Mikrobiologi Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek : Teknik Dan Prosedur
Dasar Laboratorium. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Microorganism. Open Univer Penn, Penn, C. 1991. 1991. Handling Laboratory Microorganism Universit sity. y. Milton Milton Keynes. Pradhika, E.I. 2008. Menentukan Jumlah dan Ukuran Mikroba. http://ekmon-saurus.blogspot.com/2008/11/bab-6-menentukan-jumlah-ukuranmikroba.html.. mikroba.html Diakses tanggal 15 Oktober 2009. Sutedjo, M. 1991. Mikrobiologi Tanah . Rineka Cipta. Jakarta. Stan Stanie ier, r, Y. R. Dkk. Dkk. 2001 2001.. The Microb Prentic icel el Hall Hall.. Inc. Inc. Microbial ial World World . Prent EigleWood. New Jersey.