BAB III TINJAUAN KASUS 3.1 Identitas Pasien Pengkajian dilakukan pada tanggal 9-05-2011 di ruang Pusuk Buhit Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sumatera Utara, dengan diagnosa medik : skizofrenia tak terinci. Pasien bernama Tn. S, umur 32 tahun, jenis kelamin laki-laki, pendidikan pasien SMP dan pasien dibawa ke RSJ oleh ibunya, Ny. E pada tanggal 03 April 2011.
3.2 Riwayat keperawatan 3.2.1 Alasan masuk Pasien dibawa ke RSJ karena dirumah, mengamuk, memukul orang dan bicara kasar.
3.2.2 Faktor predisposisi Pasien pernah mengalami mengalami gangguan jiwa pada masa lalunya lebih kurang 2 tahun yang lalu di RSJ Provinsi Sumatera utara dan akhirnya sembuh. Akan tetapi kurang berhasil dikarenakan Pasien jarang control control dan dan minum obat karena karena pasien pasien mengatakan mengatakan malas malas dan jenuh jenuh dengan dengan obat. Masalah Keperawatan : Regimen Teurapetik in efektif, Koping keluarga
Pada keluarga pasien tidak ada satupun yang mengalami sakit seperti yang diderita pasien. Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
Klien pada masa lalu pernah mengalami kebangkrutan pada usahanya sehingga pasien merasa seperti tidak berguna bagi keluarga, dan juga karena meninggalnya sang ayah menyebabkan pasien semakin merasa terbebani. Masalah Keperawatan : Harga diri rendah
3.2.3 Tanda vital Tekana darah : 110/70 mmHg, nadi : 80 kali/menit, tinggi badan : 168 cm, berat badan : 70 kg. Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
3.3 Psikososial 3.3.1 Genogram Keterangan : : Laki-laki : Perempuan
: Pasien : Meninggal ——– : Satu rumah rumah Pasien merupakan anak pertama dari 3 bersaudara, pasien mempunyai 2 Adik perempuan masih siswa SMA dan SD. Pasien di rumah dididik secara baik oleh orang tuanya.
3.3.2 Konsep Diri Gambaran Diri
Pasien Pasien mengatakan dirinya sangat menyukai terhadap tubuhnya karena menganggap dirinya tidak ada kekurangan yang berarti Identitas Diri
pasien pasien adalah anak pertama pertama dari 3 bersaudara bersaudara dan telah menempuh sekolah sampai sampai dengan SMP saja
Peran Diri
Klien dalam keluarga memiliki peran sebagai pencari nafkah menggantikan ayahnya nya yang telah tiada Masalah Keperawatan: Gangguan Konsp Diri;Harga Diri Rendah
Ideal Diri
Pasien mengatakan ingin bias pulang dari rumah sakit jiwa, serta bisa berguna bagi keluarganya, pasien pasien pun ingin ingin sukses sukses agar bisa bisa membuat membuat bangga bangga orang tua. tua. Harga Diri
Pasien mengatakan tidak lagi bisa membantu orang tua merasa tidak layak sebagai kakak dan sungkan untuk berkumpul dengan masyarakat. masyarakat. Pasien mengatakan mengatakan menyesal menyesal tidak bisa membantu orang tua tapi malah menjadi beban mereka. Masalah Keperawatan: Harga Diri Rendah
3.3.3 Hubungan Sosial Pasien jika ada masalah sering cerita dengan ibu dan adik pertamanya. Di masyarakat pasien jarang punya teman karena pasien pasien jarang kumpul dengan warga. Di Rumah Sakit lebih banyak memisahkan diri karena merasa tidak kenal dan malu menceritakan tentang masalahnya. Masalah keperawatan : Isolasi Sosial : Menarik diri
3.3.4 Spiritual
Pasien yakin terhadap Tuhan yang telah menciptakannya menciptakannya akan tetapi klien tidak pernah mengikuti kegiatan ibadah yang dianutnya Masalah keperawatan : Defisit spiritual
3.4 Status Mental 1. 1.
Pena enampila ilan
Penampilan pasien tidak rapi, baju kotor, kuku kotor, resliting terbuka/tidak dikunci dan bau badan. Masalah Keperawatan : Defisit Perawatan DirI 1. 2.
Pem Pembica bicara raan an
Klien berbicara cepat, keras dan klien menjawab pertanyaan sesuai yang ditanyakan dan klien mampu memulai pembicaraan Masalah Keperawatan : tidak ada. 1. 3.
Akti Aktivi vita tass Moto Motori rik k
Klien masih dapat beraktivitas diruangan dengan baik dan pada saat melaksanakan melaksanakan aktivitas klien tidak banyak bicara Masalah Keperawatan : Tidak ada 1. 4.
Alam Alam Peras erasaa aan n
Klien mengatakan merasa sedih dan putus asa, sejak klien bercerai dengan suaminya, sehingga klien merasa tidak berarti lagi di lingkungan keluarga dan tempat tinggalnya Masalah Keperawatan : Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah 1. 5.
Afek
Afek klien labil, emosi klien berubah-ubah, mudah tersinggung dan cepat marah Masalah keperawatan : Prilaku kekerasaan 1. 6.
Intera Interaksi ksi Selam Selama a Wawan Wawanca cara ra
Selama wawancara dilaksanakan Kontak mata ada, wajah tegang, pasien kooperatif menjawab pertanyaan pertanyaan namun namun tiba-tiba tiba-tiba bicara bicara pasien pasien sedikit kasar ketika ketika menuju menuju ke arah arah permasalaha permasalahan. n. Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah 1. 7.
Pe Persepsi
Tidak dijumpai pada klien adanya perubahan persepsi : halusinasi Masalah Keperawatan : Tidak ditemukan masalah 1. 8.
Prose rosess Fikir kir
Tidak ada ditemukan pada klien proses pikir yang disebutkan diatas Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan 1. 9.
Isi Fikir
Tidak ada ditemukan pada klien isi pikir waham Masalah Keperawatan : Tidak ada 1. 10. 10. Ting Tingka katt Ke Kesa sada dara ran n
Orientasi pasien baik Masalh keperawatan : tidak ada masalah 1. 11. Memori
Pasien dapat mengingat kejadian pada masa lalunya. Masalah keperawatan : tidak ada masalah 1. 12. Tingk Tingkat at konsen konsentra trasi si ber berhi hitun tung g
Pasi Pasien en dapat dapat berk berkons onsent entra rasi si terha terhadap dap pert pertany anyaa aan n yang yang diaj diajuka ukan n pasi pasien en mamp mampu u berhi berhitu tung ng “1,2,3,4,5,6,7,8,9,10. pasien mengatakan umurnya 32 th. Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan 1. 13. Kemam Kemampu puan an Penila Penilaian ian
Ketika perawat menanyakan perbuatan jahat dan baik, klien mampu membandingkannya dan klien mampu menetukan pilihan ketika diberi pilihan, seperti duluan mana mandi atau makan, klien menjawab mandi dulu karena kalau mandi badan terasa segar setelah itu baru makan. Masalah Keperawatan : Tidak ada. 1. 14. 14. Daya Daya Tili Tilik k Diri Diri
Klien tahu dan menyadari kalau dirinya mengalami gangguan jiwa dan dirawat di RSJ. Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
3.5 Kebutuhan persiapan pulang 1. Makan Dirumah pasien mau makan tanpa disuruh, di SRJ pasien makan teratur. 1. BAK / BAB Dirumah pasien BAK/BAB pada tempatnya, di RSJ pasien juga selalu BAK/ BAB di tempatnya. 1. Mandi
Pasien mengatakan dirumah mandi 2x sehari, dirumah sakit mandi tanpa disuruh. 1. Berpakai kaian Selama dirumah tidak pernah memperdulikan memperdulikan cara berpakaian/ berpakaian/ penampilan, penampilan, cara berpakaian tidak rapi, di RSJ pasien juga tidak perduli dengan penampilannya. 1. Kebe Kebers rsih ihan an Dir Dirii Pasien mandi rutin tapi Kalau tidak diingatkan gosok gigi pasien tidak mau gosok gigi di Rumah Sakit juga. 1. Isti Istira raha hatt dan dan Tidu Tidur r Dirumah Dirumah pasien jarang bisa tidur lebih suka melamun, melamun, dirumah sakit pasien pasien bisa tidur malam saja jam 22.00 22.00 s/d 05.30 05.30 WIB. WIB. 1. Peng Penggu guna naan an Obat Obat Setelah pasien pulang dari RSJ pasien suka kontrol, tapi pasien mengatakan jenuh dan malas dengan obat. Pasien mengatakan ± 2 bulan tidak lagi mengkonsumsi obat. Di RSJ harus dipaksa dulu minum obat.
3.6 Mekanisme Koping Pasien untuk menyelasaikaan masalahnya dia dengan cara yang adaptif diantaranya mencoba berbicara berbicara dengan orang orang lain lain serta mencari mencari solusi untuk menyelasa menyelasaikan ikan masalahnya. masalahnya. Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
3.7 Masalah Psikososial dan Lingkungan Pasien mengatakan setiap ada masalah tidak pernah bercerita dengan orang lain kecuali ibu dan adiknya / ayah pasien. Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
3.8 Penatalaksanaan 1. Diag Diagnos nosaa : Pril Prilaku aku Keke Kekera rasan san 2. Therapy Therapy Medik Medik : – Holope Holoperido ridoll 2×5 mg -
Cpz 2×2 mg
-
Trihexiphenidil THP 2×2 mg
-
Diazepam 1 Amp
3.9 Analisa Data No Data Masalah Masalah 1. DS : klien klien menga mengataka takan n sewaktu sewaktu diru dirumah mah suka suka Resiko tinggi mencederai diri melukai diri sediri dan orang lain dan marah tanpa sendiri dan orang lain
sebab.DO : – Klien mudah tersinggung tersinggung dan cepat marah
2.
- Kontak mata klien tajam DS :Kli :Klien en menga mengata takan kan suka suka mar marah ah-m -mar arah, ah, suka suka melukai diri sendiri dan orang lain dan memecahkan barang barang yang ada di rumah
Perilaku kekerasan
DO : • • •
Emosi klien cepat berubah ubah-ubah Klien mudah tersinggung dan cepat marah Kontak mata klien tajam
Nada suara suara klien klien keras dan dan cepat DS : Klie Klien n menga mengata takan kan suda sudah h berce bercera raii denga dengan n Harga diri rendah suaminya, sejak bercerai klien merasa malu dan tidak berarti lagi ditempat lingkungan tempat tinggalnya.DO : klien tampak sedih dan putus asa DS :Kli :Klien en men menga gata taka kan n pern pernah ah men menga gala lami mi Regiment terapeutik/ koping gangguan jiwa dan berobat ke Psikiater di Tarutungkeluarga in efektif tetapi klien tidak minum obat secara rutin dan tidak kontrol ulang ke psikiater lagi sehingga kambuh kembali dan keluarga yang membawa ke RSJ ini. •
3.
4.
5. 6.
DO : klien dirawat sejak tanggal 2 April 2011 sampai sekarang dan keluarga tidak pernah mengujungi klien selama dirawat. Ds: Klie Klien n men menga gata taka kan n mal malu u ber berga gaul ul di lingkungannyaDo: Klien tamBu menyendiri Ds : Kli Klien en menga mengata takan kan mala malass man mandiD diDo o : -kuku -kuku klien kotor
Isolasi Sosial Defisit Perawatan diri
-Klien bau,Buaian bau Resiko Tinggi Mencederai diri, orang lain, dan lingkungan
3.10 Pohon Masalah 1. Daft Daftar ar Masa Masala lah h Keper Keperaw awat atan an 1. Resiko tinggi mencederai mencederai diri diri sendiri, sendiri, orang lain dan dan lingkungan lingkungan 2. Peri Perila laku ku Kek Keker eras asan an 3. Harg Hargaa diri diri Rend Rendah ah 4. Isol Isolas asii Sos Sosia iall 5. Regi Regime ment nt tera terape peuti utik k in efekti efektif f 6. Kopi Koping ng kel keluar uarga ga in in efekt efektif if
3.11 Diagnosa 1. Perila Perilaku ku kekeras kekerasan an berhubu berhubungan ngan dengan dengan ketidak ketidakmam mampua puan n mengung mengungkap kapkan kan marah secara secara asertif 2. Gangguan Gangguan konsep diri diri : harga harga diri rendah, berhubunga berhubungan n dengan ketidakse ketidaksesuaian suaian peran peran
3. Regi Regime ment nt Rerap Rerapeut eutik ik inefe inefekt ktif if 3.12 RENCANA KEPERAWATAN No
Diagnosa Keperawatan
Tujuan
1 Peri Perilak laku u Keke Kekera rasa san n TUM:Klien dapat melanjutkan hubungan peran sesuai sesuai dengan dengan tanggung jawab. TUK 1:
Kriteria Hasil • • • •
•
Klien mau balas salam Klien mau menjabat tangan Klien mau menyebut nama Klien mau tersenyum Klien mau mengetahui nama perawat perawat
Klien dapat membina hubungan saling percaya TUK 2:
Klien dapat mengidentifikasi penyebab PK
TUK 3:Klien dapat mengidentifikasi tandatanda PK
• •
•
•
•
•
•
•
•
•
• •
•
•
•
TUK 4:Klien dapat mengidentifikasi PK yang biasa dilakukan
Intervens
•
•
•
•
Klien dapat mengungkapkan perasaannya perasaannya Klien dapat mengungakpkan penyebab penyebab perasaan perasaan kesal/marah kesal/marah (dari diri sendiri, dari lingkungan, orang lain) Klien dapat mengungkapkan perasaan perasaan marah marah Klien dapat menyimpulkan tanda-tanda kesal/marah yang dialami Anjurkan klien klien mengungkapkan yang dialami saat marah/kesal Observasi tanda PK pada klien Simpulkan bersama klien tandatanda marah/kesal yang dialami klien Untuk mengetahui hal yang dialami dan dirasakan saat kesal Untuk mengetahui tanda-tanda klien marah/kesal Menarik kesimpulan bersama klien supaya klien secara garis besar tahu tahu tanda-tanda tanda-tanda marah/kesal Klien dapat mengungkapkan PK yang biasa dilakukan Klien dapat bermain peran dengan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan dilakukan Klien dapat mengetahui cara yang biasa dapat menyelesaikan masalah atau tidak Anjurkan klien untuk mengungkapkan PK yang biasa
•
•
Beri salam / pan Sebutkan nama jabat tangan tangan Jelaskan maksud interaksi Beri rasa aman d empati Lakukan kontak sering Bantu klien untu mengungkapkan Bantu klien untu mengungkapkan kesal/marah
•
•
•
•
•
TUK 5:Klien dapat mengidentifikasi akibat PK
•
dilakukan klien Bantu klien bermain peran sesuai dengan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan. Bicarakan dengan klien apakah dengan cara yang dilakukan klien lakukan masalahnya selesai. Mengeksplorasi perasaan klien terhadap perilaku kekerasan yang biasa dilakukan Untuk mengetahui perilaku kekerasan yang biasa dilakukan dengan bantuan perawat bisa membedakan perilaku kontruktif dan deduktif. Dapat membantu klien dalam menemukan cara yang dapat menyelesaikan masalahnya. Klien dapat menjelaskan akibat dari cara yang digunakan klien
•
•
TUK 6:Klien dapat mengidentifikasi cara konstruktif dalam merespon terhadap kemarahan
Klien dapat melakukan cara berespon terhadap kemarahan secara konstruktif.
•
•
•
•
Bicarakan akibat dari cara yang di Bersama klien m akibat cara yang oleh klien.
Tanyakan pada k ingin mempelaja yang sehat? Tanyakan pada k ingin mempelaja yang sehat? Berikan pujian ji mengetahui cara sehat. Diskusikan deng yang sehat:
1. Seca Secara ra fisi fisik k tar tarik ik jika sedang sedang kesal kasur atau bantal 2. Seca Secara ra verb verbal al ka anda sedang kes (saya kesal anda seperti itu, saya ibu tidak memen saya).
3. Seca Secara ra spir spirit itua ual: l: sholat, berdoa/ib mengadu pada T kekesalannya
TUK 7:Klien dapat Klien dapat mendemonstrasikan cara mendemonstrasikan cara mengontrol perilaku kekerasan. mengontrol perilaku kekerasan. Fisik: tarik nafas dalam dan memukul kasur/bantal Verbal: mengatakan secara langsung dengan tidak menyakiti (meminta dengan baik, mengungkapka mengungkapkan n rasa kesal) Spiritual: shalat, berdoa atau ibadah lain. Bantu klien memilih cara yang paling tepat tepat untuk untuk klien Bantu klien mengidentifikasi manfaat cara yang dipilih Bantu klien untuk menstimulasi cara tersebut. Berikan reinforcement positif atas keberhasilan klien menstimulasi cara tersebut Anjurkan klien untuk menggunakan cara yang telah dipelajari saat marah/kesal. Memberikan stimulasi kepada klien untuk menilai respon perilaku perilaku kekerasan kekerasan secara secara tepat Membantu klien dalam membuat keputusan terhadap cara yang telah dipilihnya dengan melihat manfaatnya. Agar klien mengetahui cara marah yang konstruktif. Pujian dapat meningkatkan motivasi dan harga diri klien. •
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
TUK 8:Klien dapat menggunakan obat-obat yang diminum dan kegunaannya (jenis, waktu, dosis, dan efeknya)
•
•
Agar klien dapat melaksanakan cara yang telah dipilihnya jika ia sedang marah Klien dapat menyebutkan obatobat yang diminum dan kegunaannya (jenis, waktu, dosis dan efeknya). Klien dapat minum obat sesuai program program pengobatan. pengobatan.
•
•
•
Jelaskan jenis-je diminum klien Diskusikan man obat dan kerugia minum obat tanp dokter. Jelaskan prinsip obat (baca nama pada tempat tempat obat
•
•
•
2. Gang Ganggu guan an Konse onsep p TUM:klien dapat Diri : Harga Diri berinteraksi berinteraksi dengan dengan baik. Rendah TUK 1 : Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif positif yang masih masih dimiliki.
•
•
•
Klien dapat menyebutkan kegiatan yang dimilikinya. Klien dapat menyebutkan keberhasilan yang pernah dialami. Kegiatan yang sudah dilatih dapat dilakukan klien dengan baik.
•
•
• •
Klien dapat menetapkan aktivitas mana yang dapat dilakukan setiap hari. •
•
Klien dapat bertanggung jawab dan melaksanakan kegiatan yang telah dilatih
•
TUK 2 :
Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan.
•
TUK 3 : •
Klien dapat memilih/menetapkan kegiatan yang sesuai dengan kemampuan.
•
waktu dan cara Ajarkan klien mi minum tepat wa Anjurkan klien pada perawat perawat jik jik efek yang tidak Berikan pujian ji minum obat den
Diskusikan bah memiliki sejuml dan aspek positi kegiatan klien di Beri pujian yang dan hindarkan se bertemu bertemu dengan negatif. Beritahukan klie kekurangan dapa dengan kelabiha dimilikinya. Diskusikan deng dirinya dan ada Bantu klien men antara keinginan kemampuan yan Diskusikan deng beberapa beberapa aktivita aktivita dilakukan dan di kegiatan yang ak lakukan sehari – Bantu klien men aktivitas mana y klien lakukan se Beri kesempatan untuk mencoba
TUK 4 :
3
Latih kegiatan yang sudah dipilih klien sesuai kemampuan dan menyusun rencana kegiatan. Regiment TUM:Klien mampu terapeutik in ifektif melaksanakan /mengikuti pencobaan pencobaan secara langsung
•
•
•
klien mengindentifikasi masalah yang dihadapi klien
•
telah dilatih. Beri pujian atas dapat dilakukan Berikan kesemp mengungkapkan setelah melakuk terima klien apa dengar keluhan empati
TUK 1 :
Melakukan fungsi kesehatan individu TUK 2 :Keluarga dapat mengambil keputusan untuk merawat klien dirumah sakit jiwa
•
•
•
TUK 3 :Keluarga mampu menangani masalah kesehatan jiwa yang dialami pasien
•
•
•
•
•
•
TUK 4 :Keluarga mampu merawat klien dirumah
•
•
•
•
keluarga dapat mengambil keputusan untuk merawat klien dirumah sakit jiwa medan keluarga dapat mengidentifikaasikan masalah yang dihadapi klien Diskusikan dengan keluarga peranan peranan dan tangent tangent jawab keluarga klien Keluarga dapat mengidentifikasi masalah yang dihadapi klien Bina hubungan saling percaya dengan keluarga yang lain Terima anggota klien apa adanya Dengarkan keluhan keluarga dengan sifat empati Hindari sifat mengkritik saat keluarga mengungkapkan keluhan hubungan saling percaya dengan keluarga lain merupakan bagian dari interaksi selanjutnya keluarga mampu merawat klien dirumah bina hubungan hubungan saling saling percaya percaya dan mengungkapkan salam perkenalan perkenalan diri dan jelaskan jelaskan tujuan dari intervensi buat kontak kontak pertemuan pertemuan dengan dengan klien dan keluarga diskusikan dengan keluarga bagaimana bagaimana masalah masalah
•
Memberi motiva untuk lebih serin mengunjunginya
TUK 5 :Keluarga mampu menerima keadaan klien
•
Keluarga mampu menerima klien jelaskan jelaskan pada keluarga keluarga o klien bahwa perhatian yang besar dapat membantu proses penyembuhan penyembuhan o
3.14 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Memberikan perhatian yang lebih,maka klien tidak merasa dikucilkan
Tgl
Diagnosa
Implementasi
10-05Diagnosa 1TUK 1 :- mengucap salam2011jam:09 memperkenalkan diri .30. wib Pasien dapat Membina - menanyakan nama dan Hubungan saling panggilan panggilan yang disukai disukai percaya percaya - menjelaskan tujuan
Evaluasi
S: pasien menjawab : nama saya N, mbak mau kita ngomong soal apa?- Pasien mengatakan : saya marah karena kepikiran dagangan yang bangkrut, utang yang menumpuk dan ditambah biaya Rumah Sakit ini.
- Pasien mengatakan saat marah pikiran saya panas, bingung, bingung, jengkel, jengkel, saya ingin berteriak/memukul ukul yang ada ada disekitar disekitar saya, saya, dengan - memberi kesempatan pasien berteriak/mem begitu saya saya lega. lega. bicara
- menanyakan penyebab jengkel/marah jengkel/marah pasien. pasien.
O: wajah pasien memerah, pandangan mata tajam, nada suara tinggi.
menjawab pertanyaan. pertanyaan. - Menanyakan perasaan yang - pasien kooperatif menjawab dialami pasien saat A: Masalah Teratasi sebagian jengkel.marah jengkel.marah P: Intervensi dilanjutkan - Memberikan kesempatan S : Pasien mengungkap semua perasaan yang TUK 2 asien untuk Mengungkapkan semua menyebabkan kemarahan dan ingin memukul dapat mengidentifikasi perasaannya. perasaannya.- Membantu Membantu timbulO : Wajah pasien masih memerah dan pasien untuk mengungkapk mengungkapkan an tangannya mengepal ketika mengungkapkan penyebab penyebab Prilaku Prilaku pasien perasaan perasaan marah atau perasaan perasaan marahnya marahnya tersebut tersebut Kekerasan jengkelnya jengkelnya A : Masalah belum teratasi P : Intervensi dilanjutkan TUK 3 asien Menganjurkan pasien S : Pasien mengatakan masih susah untuk untuk mengungkapkan menghilangkan perasaan marahnyaO : Klien masih dapat perasaan saat marah marah /jengkel /jengkel tampak belum bisa mengatur marahnya. mengidentifikasi perasaan tanda marah dan dengan memukul bantalingin memukul Mengobservasi tanda perilaku A : Masalah belum teratasi kekerasan pada pasien P : Intervensi dilanjutkan Diagnosa 2TUK 1 :Mendiskusikan kepada S : Klien mengatakan tidak memiliki kemampuan klien tentang sejumlah apa-apa hanya bisa melaksanakan sedikit pekerjaan kemampuan dan aspek positif rumah tangga yaitu menyapuO : klien sudah Klien dapat mengerti terhadap tugas yang akan dikerjakannya mengidentifikasi seperti kegiatan klien di Memberikan setiap kamar mulai tampak kotor kemampuan dan Rumahrealistik/nyata /nyata aspek positif yang pujian dengan realistik dan menghindarkan klien masih dimiliki A : Masalah teratasi untuk melakukan kegiatan yang negative P : interrvensi di hentikan TUK 2 :Klien Memberitahukan S : Klien mengatakan sudah mengerti mana dapat menilai kepada klien terhadap kekurangan dan kelebihan yang dimilikinya serta kemampuan yang kekurangan dan kelebihan mencoba untuk memperbaiki kekurangannya dan dapat digunakan yang dimilikinya juga klien klien menyatakan menyatakan ingin sekali sekali berkumpul berkumpul Mendiskusikan harapan klien dengan keluargaO : Klien tampak mulai mengerti dan ideal diri klien terhadap keadaan dirinya, raut wajah sedih A : Masalah teratasi Sebagian P : intervensi di lanjutkan TUK 3 :Klien Mendiskusikan S : Klien mengatakan memilih kegiatanya yaitu dapat memilih dan beberapa beberapa aktivitas aktivitas yang dapat dapat mengambil nasi setiap hariO : klien tampak sudah menetapkan dilakukan dan dipilih oleh mengerti tentang kegiatan kesehariannya dan juga kegiatan yang pasien pasien untuk kegiatan kegiatan seharisehari- melaksanakan kegiatan yang telah dipilihnya sesuai dengan harinya.Membantu kemampuannya klien menetapkan aktivitas A : Masalah teratasi sebagian mana yang dapat dilakukan secara mandiri oleh pasien P : intervensi di lanjutkan Diagnosa 3TUK 1 :Mangajarkan klien S : klien mengatakan sudah mengerti dan tahu untuk menerima apa adanya, tentang bagaimana keadaannya sekarang.O : klien tampak lebih semangat untuk menjaga Melakukan fungsi dan mendengarkan klien kesehatan Individu mengeluh tentang keadaanya kesehatanya. sekarang A : Masalah teratasi P : intervensi di hentikan
Paraf
3.13 EVALUASI Pada Diagnosa pertama yaitu Prilaku Kekerasan telah di lakukan evaluasi pada tanggal 10 Mei 2011 dengan melakukan intervensi dari diagnose 2 klien dapat memparcayai orang disekitarnya dan juga pasien pun sudah mulai berani untuk mengungkapkan setiap perasaanya. Pada diagnosa Kedua yaitu risiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan dilakukan evaluasi evaluasi pada tanggal 10 Mei Mei 2011 dengan melakukan melakukan Intervensi dari diagnose diagnose ke 2 klien dapat dukung dukungan an dari dari kelu keluar arga. ga. Data Data subye subyekti ktiff yang yang di dapa dapatt keluar keluarga ga mau mau menga mengajar jarkan kan pasie pasien n bagaimana bagaimana cara marah yang sehat dengan menanyakan menanyakan apa yang mengakibatkan mengakibatkan marahnya, marahnya, dan keluarga juga mengatakan saat pasien marah tidak akan mendiamkan dan memarahi tetapi akan mengajarkan bagaimana marh yang sehat . keluarga mengatakan senang bisa bertemu dengan pasien pasien dan lega sudah mengerti mengerti masalah masalah yang dihadapi pasien pasien Data obyektif obyektif yang di dapat keluarga kooperatif dan tersenyum, keluarga mau mengerti kondisi pasien. Sedangkan evaluasi yang di dapat pada pasien yaitu pasien tenang, bicara dengan nada rendah tidak agresif, kontak mata ada. pasien mengungkapkan masalah yang membuatnya marah. Pada TUK 2 diagnosa yang ke 2 yaitu klien dapat minum obat dengan benar sudah dilakukan rada tanggal 10 Mei 2011. Pada diagnose ke 3 yaitu regiment terapeutik inefektif, pada evaluasi tanggal 10 Mei 2011 menunjukkan klien mulai bisa menjaga kesehatan dirinya dan berusaha untuk cepat sembuh Dan pada TUK 2 klien mulai tampak lebih mengetahui dan rutin minum obat setelah mengetahui apa fungsi obat
tersebut untuk dirinya
STRATEGI PELAKSANAAN 4.1 STRATEGI PELAKSANAAN KEPERAWATAN (SP) -
Masalah
: Perilaku kekerasan
-
Pertemuan
: Ke 1 (satu)
TINDAKAN
A. Proses Keperawatan 1. 1.
Kondis disi
:
Klien datang ke rumah sakit diantar keluarga karena di rumah marah-marah dan memecahkan piring dan gelas. gelas. 1. 2.
-
Diag iagnosa nosa
:
Resiko merusak lingkungan berhubungan dengan perilaku kekerasan. 1. 3.
TUK
:
-
Membina hubungan saling percaya
-
Mengidentifikasi penyebab marah
B. Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan (SP) 1. 1.
Orien ientasi
Salam terapeutik Selamat Selamat pagi, pagi, nama saya Sujatna. Sujatna. Panggil Panggil saya Sujatna. Sujatna. Namanya Namanya siapa, senang dipanggil dipanggil apa? Saya akan merawat Tn. S Evaluasi/ validasi -
Ada apa di rumah sampai dibawa kemari? 1. 2.
Kontrak
Topik -
Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang hal-hal yang menyebabkan Bapak marah
Tempat -
Mau dimana kita bercakap-cakap? Bagaimana kalau di kamar perawat?
Waktu -
Mau berapa lama? Bagaimana kalau 10 menit 1. 3.
Kerja
-
Apa yang membuat Tn. S membanting piring dan gelas?
-
Apakah ada yang membuat Tn. S kesal?
-
Apakah sebelumnya Tn. S pernah marah?
-
Apa penyebabnya? Sama dengan yang sekarang?
-
Baiklah, jadi ada ……. (misalnya 3) penyebab Tn. S marah-marah. 1. 4.
Termin rmina asi
Evaluasi Subyektif -
Bagaimana perasaan Tn. S setelah kita bercakap-cakap?
Evaluasi Obyektif -
Coba sebutkan 3 penyebab Tn. S marah. Bagus sekali.
Rencana Tindak Lanjut Baiklah, Baiklah, waktu kita sudah habis. Nanti coba Tn. S ingat lagi, penyebab penyebab Tn. S marah yang belum kita kita bicarakan. bicarakan. Kontrak
Topik Nanti akan kita bicarakan bicarakan perasaan perasaan Tn. S pada saat marah dan cara marah yang biasa Tn. S lakukan. Tempat -
Mau dimana kita bicara? Bagaimana kalau kita disini?
Waktu -
Kira-kira 30 menit lagi ya. Sampai nanti.
4.2 STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP) -
Masalah: Perilaku kekerasan
-
Pertemuan: Ke 2 (dua)
A. Proses Keperawatan 1. 1.
-
Klien dapat menyebutkan penyebab marah. 1. 1.
-
Kondis disi
Di Diagnosa
Resiko merusak lingkungan berhubungan dengan perilaku kekerasan.
2
TUK :
-
Mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan
-
Mengidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa dilakukan
-
Mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan klien
B. Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan (SP) 1. 1.
Orien ientasi
Salam terapeutik :
-
Selamat siang Tn. S
Evaluasi/ Evaluasi/ validasi :
-
Bagaimana perasaan Tn. S saat ini?
-
Apakah masih ada penyebab kemarahan Tn. S yang lain? 1. 2.
Topik
Kontrak :
-
Baiklah kita akan membicarakan perasaan Tn. S saat sedang marah
Tempat
-
Mau di mana? Bagaimana kalau dikamar perawat?
Waktu
-
:
:
Mau berapa lama? Bagaimana kalau 15 menit saja? 1. 3.
Kerja
-
Tn. S pada saat dimarahi Ibu (salah satu penyebab marah), apa yang Tn. S rasakan?
-
Apakah ada perasaan kesal, tegang, mengepalkan tangan, mondar-mandir?
-
Lalu apa biasanya yang Tn. S lakukan?
-
Apakah sampai memukul? Atau marah-marah?
Tn. S, coba dipraktekkan dipraktekkan cara marah Tn. S pada mantri Budi. Anggap mantri mantri budi adalah Ibu yang membuat Tn. S jengkel. Wah bagus sekali. -
Nah, bagaimana perasaan Tn. S setelah memukul meja?
-
Apakah masalahnya selesai?
-
Apa akibat perilaku Tn. S?
Betul, Betul, tangan jadi sakit, meja bisa rusak, masalah masalah tidak selesai selesai dan akhirnya dibawa ke rumah sakit -
Bagaimana Tn. S, maukah belajar cara mengungkapkan marah yang benar dan sehat?
-
Baiklah, waktu kita sudah habis. 1. 4. 2. a.
-
Termin rmina asi Eval Evalua uasi si Su Suby byek ekti tif f
Bagaimana perasaan Tn. S setelah kita bercakap-cakap?
b. Evaluasi Obyektif
-
Apa saja yang kita bicarakan?
-
Benar, perasaan marah. Apa saja tadi? Ya betul, lagi, lagi, oke.
-
Lalu cara marh yang lama, apa saja tadi? Ya betul, lagi, oke.
-
Dan akibat marah apa saja? Ya betul, sampai dibawa ke rumah sakit. 1. c.
Renca Rencana na Tinda Tindak k Lanju Lanjutt
Baiklah, Baiklah, sudah banyak yang kita bicarakan. bicarakan. Nanti coba diingat-ingat diingat-ingat lagi perasaan perasaan Tn. S sewaktu marah, dan cara Tn. S marah serta akibat yang terjadi. Kalau di runah sakit ada yang membuat Tn. S marah, langsung beritahu mantri.
1. d. Kontrak
Waktu -
Besok kita bertemu lagi jam 09.00, bagaimana cocok?
Tempat -
Bagaimana kalau disini lagi?
Topik -
Besok kita mulai latihan cara marah yang baik dan sehat. Sampai besok.
BAB IV PEMBAHASAN Setelah kelompok melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan utama perilaku kekerasan di ruang Pusuk Buhit RSJ Daerah Provsu, maka penulis pada bab ini akan membahas beberapa beberapa kesenjangan kesenjangan antara antara teoritis teoritis dengan dengan tinjauan tinjauan kasus. Pembaha Pembahasan san dimula dimulaii tahapan tahapan proses proses kepera keperawat watan an yaitu: yaitu: pengkaji pengkajian, an, diagnos diagnosaa kepera keperawat watan, an, perencanaan, perencanaan, pelaksanaan pelaksanaan dan dan evaluasi. evaluasi. 5.1.Pengkajian
Dalam melakukan pengkajian penulis tidak banyak menemukan kesulitan karena klien kooperatif dalam memberikan keterangan – keterangan yang perawat butuhkan. Penulis memperoleh data langsung dari klien dengan teknik komunikasi dengan klien, selain itu juga untuk mendukung data tersebut penulis melihat data klien yang ada diruangan. Secara umum pengkajian yang terdapat di dalam teori dengan pengkajian yang terdapat dalam tinjauan kasus terdapat banyak kesamaan, namun ada beberapa perbedaan yang timbul antara landasan teoritis dengan tinjaun kasus, khususnya yang terdapat terdapat pada landasan teoritis tetapi tetapi tidak terdapat pada tinjauan kasus, dimana secara teoritis ditemukan tanda dan gejala berupa muka merah dan tegang, mengatupkan rahang dengan kuat, mengepalkan tangan, jalan mondar – mandir, mengancam secara verbal atau fisik. Pada tinjauan kasus penulis tidak menemukan gejala muka merah dan tegang karena pada saat dilakukan pengkajian tidak ditemukan adanya muka klien merah, aktivitas motorik klien tidak tampak tampak tegang. Klien tidak mengatupkan mengatupkan rahang dengan kuat karena aktivitas motorik klien tidak ada ditemukan tanda tik yaitu gerak – gerak kecil pada otot muka yang tidak terkontrol, tidak adanya ditemukan mengepalkan tangan pada tinjauan kasus karena klien tidak ada tanda – tanda mau melakukan melakukan tindakan tindakan kekerasan, kekerasan, kontak kontak mata mata baik dan mau menatap menatap lawan lawan bicara, bicara, tidak ditemukan jalan mondar – mandir pada tinjauan kasus karena klien tidak terlihat gelisah. Klien
tidak mengancam secara verbal atau fisik karena interaksi selama wawancara dengan klien, tidak menunjukan adanya permusuhan, klien tampak kooperatif, dan klien mau menatap lawan bicara. 5.2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang terdapat dalam teoritis adalah : 1. Peri Perila laku ku Kek Keker eras asan an 2. Gangg Ganggua uan n harg hargaa dir dirii : HDR HDR 3. Regi Regime ment nt thera therape peti tik k inefek inefekti tif f Dalam tahap ini penulis menemukan adanya perbedaan didalam perumusan diagnosa keperawatan antara landasan teoritis dan kasus, yaitu : 1. Gangu Ganguan an harg hargaa dir dirii rend rendah ah diagnosa ini tidak ada pada landasan teoritis, tetapi ditemukan pada tinjauan kasus karena klien merasa tidak berarti dan dihargai di keluarga semenjak usahanya bangkrut. 1. Regi Regime ment nt thera therape peti tik k inefek inefekti tif f Diagnosa Diagnosa ini juga tidak ditemukan ditemukan dalam landasan landasan teoritis, teoritis, tetapi ditemukan dalam tinjauan kasus karena kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit klien sehingga klien tidak terkontrol, dan akhirnya klien dibawa ke Rumah Sakit Jiwa untuk diadakan rawatan intensif. 5.3.Perencanaan
Pada tahap intervensi penulis tidak menemukan adanya kesulitan karena kegiatan pada tahap ini adalah suatu usaha untuk merencanakan sesuatu yang akan dilaksanakan pada tahap selanjutnya dan perencanaan pada tinjauan teoritis sesuai dengan penemuan yang kelompok lakukan pada tinjaun kasus. 5.4.Pelaksanaan
Dala Dalam m mela melakuk kukan an tinda tindakan kan kepe kepera rawat watan, an, penul penulis is hanya hanya memb membuat uat 2 tinda tindaka kan n diag diagnos nosaa kepera keperawat watan an yaitu yaitu perila perilaku ku kekerasa kekerasan n dan ganggu gangguan an konsep konsep diri diri harga harga diri diri rendah. rendah. Penulis Penulis mendapatkan mendapatkan kesulitan pada tindakan diagnosa regiment terapeutik inefektif berhubungan dengan ketidak ketidakmam mampua puan n keluarg keluargaa merawat merawat klien, klien, namun namun pada pada kasus, kasus, perawat perawat tidak tidak bisa bisa melakuk melakukan an tindakan keperawatan sesuai diagnosa tersebut karena keluarga belum pernah mengunjungi klien di Rumah Rumah Sakit Sakit Jiwa, Jiwa, sehingg sehinggaa perawat perawat tidak tidak melanjut melanjutkan kan tindakan tindakan keperaw keperawatan atan pada pada diagnosa diagnosa tersebut. 5.5.Evaluasi
Tahap evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan dimana telah melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana tindakan yang telah ditulis, maka penulis melakukan penilaian terhadap klien dengan melihat hal – hal dari tindakan keperawatan yang dilakukan. Setelah melakukan asuhan keperawan pada klien selama 3 hari ditemukan 3 diagnosa yang didapat melalui pengkajian pada klien. Dari 3 diagnosa tersebut masalah yang telah teratasi ada 1 diagnosa, sedangkan yang belum teratasi adalah regiment teraupetik inefektif, hal ini disebabkan keluarga klien tidak pernah mengunjungi klien sehingga perawat tidak melakukan tindakan keperawatan pada masalah masalah yang belum teratasi, teratasi, maka penulis penulis mendelegasikan mendelegasikan kepada pegawai Ruangan Pusuk Buhit agar tindakan keperawatan dapat dilakukan dan diteruskan.