PPI LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN IPTEK
PENGARUH TEKNIK HYPNOBIRTHING TERHADAP TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL HAMIL PADA MASA PERSIAPAN MENGHADAPI PERSALINAN
OLEH : Reni Ilmiasih, SKep Ners Anggota : Henny Dwi Susanti, SKep.,Ners
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2010
1
LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN IPTEK 1. Judul : Pengaruh Teknik Hypnobirthing terhadap Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Pada Masa Persiapan Menghadapi Persalinan. 2. Ketua Peneliti
Nama lengkap
Reni Ilmiasih, SKep Ners
Jenis kelamin
Wanita
NIP –UMM
114 0804 0454
Pangkat/golongan
IIIa/Penata muda
Jabatan fungsional/Struktural
Asisten Ahli
Fak/Jurusan/Pusat Penelitian
Fakultas
Ilmu
Kesehatan Jurusan
Keperawatan
Universitas
Muhammadiyah Malang Perguruan tinggi
Universitas Muhammadiyah Malang
Alamat Kantor /Telp/fax
Jl bendungan Sutami 188 A Malang Telp. 551149 Ps 104
Alamat Rumah
Kromengan Rt 02 RW 05
Jangka waktu Penelitian
6 bulan
Biaya yang diusulkan
Rp.4.000.000,-
Mengetahui, Dekan
Malang, 27 Mei 2010 Ketua Peneliti
Tri Lestari H., M.Kep.Sp.Mat
Reni Ilmiasih, S.Kep.Ners.
Menyetujui, Direktur DPPM-UMM
Prof.Dr. Bambang Widagdo,MM
2
Abstrak
Proses persalinan normal merupakan proses lahirnya bayi dengan serangkaian kejadian yang dipersepsikan menakutkan dan menimbulkan rasa sakit yang luar biasa. Sebagian ibu juga merasa trauma dengan proses persalinan pertamanya karena berbagai macam kesulitan dan rasa nyeri saat persalinan sehingga mereka enggan untuk merencanakan mempunyai anak kembali.Beberapa hal diatas membuat ibu hamil merasakan kecemasan yang hebat menjelang kelahiran bayinya. Penelitian ini bertujuan Menganalisa pengaruh teknik hypnobirthing terhadap penurunan tingkat kecemasan pada ibu hamil dalam menghadapi persalinan. Penelitian ini menggunakan Action research tipe pra experimental. Sesuai tujuan penelitian maka desain penelitian yang digunakan adalah “pra eksperimen one- group pre-post test design”, besar sampel 16 responden.Uji statistic menggunakan T-Test dengan signifikansi α = 0.05. Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata dan standar deviasi dari masing masing-ma -masin sing g variabl variablee ( = 11,062 11,0625; 5; = 5,875 5,8750; 0; SD1 = 3,9575 3,95759; 9; SD2 = p = 0.00. Tingkat kecemasan ibu hamil sesudah 3,53789), dengan hasil uji statistik p dilaksanakan latihan relaksasi hypnobirthing 56% tidak cemas dan 38% tingkat kecemasan ringan. Pemberian latihan relaksasi hypnobirthing berpengaruh terhadap tingkat kecemasan ibu hamil. hamil. Bagi profesi perawat dan tenaga kesehatan untuk mensosialisasikan pendidikan kesehatan dan latihan relaksasi hipnobirthing kepada ibu hamil. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat melanjutkan penelitian dengan sampel khusus pada ibu hamil trimester tiga yang mengalami kecemasan berat dan sedang. Kata kunci: Hybnobirthing.
3
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT atas petunjuk dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian dengan judul “ Pengaruh Teknik Hypnobirthing terhadap Tingkat Tingkat Kecemasan Ibu
Hamil Pada Masa Persiapan
Menghadapi Persalinan ”dapat terselesaikan dengan tepat waktu. Dalam menyelesaikan laporan penelitian ini, penulis banyak mendapat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada: 1. Bapak Dr. Muhadjir Effendy, MAP. Selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang. 2. Ibu Tri Lestari Lestari H, SKep. Sp.Mat, Sp.Mat,
selaku Dekan Fakultas Fakultas Ilmu
Kesehatan UMM. 3. Prof.Dr.Bambang
Widagdo,MM
Direktur
DPPM
Universitas
Muhammadiyah Malang 4. Semua staf dan Dosen Pengajar Fakultas Ilmu Kesehatan UMM. 5. Semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya laporan penelitian ini. Kami menyadari bahwa laporan penelitian ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan sebagai masukan dalam perbaikan hasil penelitian ini, semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan profesi keperawatan. Amien
Malang, Mei 2010
Penyusun
4
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.................... ............................................................... ii KATA PENGANTAR ......................................................................................... iv DAFTAR ISI ........................................................................................................ v DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ vi
BAB 1 Pendahuluan .............................................................................................. 6 BAB 2 Perumusan Masalah .................................................................................. 7 BAB 3 Tinjauan Pustaka ....................................................................................... 7 3.1 Definisi Kecemasan ................................................................................... 7 3.2 Konsep Kehamilan .................................................................................. 16 3.3 Konsep Persalinan ................................................................................... 17 3.4 Teknik elaksasi Hypnobrithing ................................................. ................ 21 3.5 Pengaruh Hypnobrithing terhadap tingkat kecemasan............... ................ 21
BAB 4 Tujuan Penelitian .................................................................................... 33 BAB 5 Metode Penelitian ................................................................................... 34 BAB 6 Hasil dan pembahasan ............................................................................. 36 BAB 7 Kesimpulan dan Saran ............................................................................. 43 BAB 8 Daftar Pustaka ......................................................................................... 44 LAMPIRAN
5
Bab. 1 Pendahuluan
Proses persalinan normal merupakan proses lahirnya bayi dengan serangkaian kejadian yang dipersepsikan menakutkan dan menimbulkan rasa sakit yang luar biasa. Sebagian ibu juga merasa trauma dengan proses persalinan pertamanya karena berbagai macam kesulitan dan rasa nyeri saat persalinan sehingga mereka enggan untuk merencanakan mempunyai anak kembali.Beberapa hal diatas membuat ibu hamil merasakan kecemasan yang hebat menjelang kelahiran bayinya. Berdasarkan data dari puskesmas kromengan diketahui sekitar 40 ibu hamil dalam periode bulan April 2009. Dari jumlah tersebut 75% mengalami kecemasan dan menyatakan rasa takut dengan kehamilan dan proses persalinan yang akan berlangsung baik pada ibu primipara maupun multipara. Hasil penelitian mahasiswa DIII keperawatan dengan judul ”Pengaruh pemberian pendidikan Kesehatan Terhadap Tingkat Kecemasan Ibu Primigravida dalam Menghadapi Rasa Nyeri Persalinan di Puskesmas Dinoyo Malang”, dengan jumlah populasi ibu hamil trimester III sebanyak 40 orang dan 14 responden yang memenuhi kriteria penelitian didapatkan 100% mengalami kecemasan sedang (Zumrotin, 20040). Menurut Dr. Tb Erwin Kusuma SpKj “Rasa cemas pada banyak orang dewasa sekarang adalah akibat dari rekaman getaran mereka sejak dalam kandungan”. Padahal bayi dalam kandungan perlu mendapatkan ketenangan dan kedamaian dari ibunya. Dan dalam bukunya “Super Baby” Dr. Sarah. B mengungkapkan bahwa: Kecemasan dan stress yang berlebihan pada saat hamil sama dengan ibu hamil perokok. Keadaan tersebut bisa mengakibatkan: bayi lahir prematur, kesulitan belajar, anak menjadi hiperaktif atau bahkan mengalami autisme, sedangkan bagi ibu akan mengakibatkan kadar prognanolone dalam tubuh tidak mencukupi (Lanny Kuswandi, 2003 :Kompas). Jumlah tenaga kesehatan terutama bidan desa sangat terbatas yaitu dalam satu dusun hanya terdapat satu orang Bidan. Dengan keterbatasan jumlah ini
6
informasi yang seharusnya disampaikan tentang pengetahuan baru pada proses kehamilan dan persalinan menjadi tidak maksimal. Metode hypnobirthing yang dapat dilakukan mulai masa kehamilan dapat membantu menurunkan tingkat kecemasan. Dasar dari metode ini sebenarnya sudah dikenal dalam salah satu management nyeri nonfarmakologi yang dikenal perawat sebagai imajinasi terbimbing yang dikembangkan dengan berbagai teknik salah satunya adalah hypnobirthing. Teknik hypnobirthing dapat membantu merilekkan otot-otot sehingga ibu terhindar dari kecemasan dan dapat membantu ibu lebih tenang dalam menghadapi persalinan. Teknik hypnobirthing merupakan salah satu cara yang dapat di aplikasikan oleh ibu hamil untuk memperoleh ketenangan saat menghadapi kehamilan dan persalinan. Metode ini dapat diajarkan pada ibu hamil sebagaimana intervensi keperawatan dengan metode manajemen kecemasan yang lain. Hal ini sangat sesuai dengan peran perawat sebagai health education dimana perawat dapat mengajarkan ketrampilan tertentu kepada pasien.
Bab. 2 Perumusan Masalah
Tingkat kecemasan pada ibu hamil dalam menghadapi persalinan dapat mempengaruhi kondisi psikologis ibu dalam menghadapi persalinan, diperlukan cara untuk mengatasi tingkat kecemasan dengan teknik hypnobirthing, sehingga dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah
tingkat
kecemasan
ibu
hamil
sebelum
dilakukan
tingkat
kecemasan
ibu
hamil
sesudah
dilakukan
hypnobirthing? 2. Bagaimanakah hypnobirthing? 3. Adakah pengaruh teknik hypnobirthing terhadap tingkat kecemasan ibu hamil pada masa persiapan menghadapi persalinan?
Bab. 3 Tinjauan Pustaka 3.1 Definisi Kecemasan
1. Pengertian kecemasan
7
Secara etimologis, kecemasan adalah berasal dari kata Inggris, Anxiety yaitu cemas atau kecemasan, kecemasan merupakan manifestasi dari berbagai proses emosi yang bercampur yang dialami individu. Kecemasan merupakan salah satu bentuk emosi yang memiliki peranan utama dalam proses penyesuaian diri pada keadaan yang akan datang. Kecemasan adalah suatu perasaan takut yang tidak menyenangkan dan tidak dapat dibenarkan yang disertai dengan gejala fisiologis, sedangkan pada ganguan ansietas terkandung unsur penderitaan yang bermakna dan gangguan fungsi yang disebabkan oleh kecemasan tersebut. (Tomb, 2003). 2. Teori yang menjelaskan terjadinya ansietas atau kecemasan a. Teori psikoanalitik Dalam pandangan psikoanalitik anseitas adalah konflik emosional yang terjadi antara dua elemen kepribadian
id dan super ego. Id
mewakili dorongan insting dan implus seseorang, sedangkan super ego mencerminkan hati nurani seseorang dan dikendalikan oleh norma-norma budaya seseorang, Ego atau Aku, berfungsi menengahi tuntutan dari dua elemen yang bertentangan, dan fungsi ansietas adalah mengingatkan ego bahwa ada bahaya. b. Teori interpersonal Menurut pandangan interpersonal ansietas timbul dari perasaan takut terhadap tidak adanya penerimaan dan penolakan interpersonal. Ansietas juga berhubungan dengan perkembangan trauma, seperti perpisahan dan kehilangan, yang menimbulkan kelemahan spesifik. Orang dengan harga diri rendah terutama mudah mengalami ansietas berat ( Sundeen,1998). c. Teori perilaku Menurut pandangan perilaku ansietas merupakan produk frustasi yaitu segala sesuatu yang menganggu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Pakar perilaku lain menganggap ansietas sebagai suatu dorongan untuk belajar berdasarkan keinginan dari
8
dalam untuk menghindari kepedihan. Teori ini meyakini bahwa manusia yang pada kehidupanya dihadapkan pada rasa takut yang berlebihan akan menunjukan kemungkinan kecemasan yang berat pada masa dewasanya. 3. Tingkat kecemasan Kecemasan dimanifestasikan dalam tingkatan yang berbeda mulai dari ringan sampai dengan berat. Kesadaran yang mengikat pada kecemasan yang ringan akan menurun sampai pada tahap panik serta persepsi terhadap lingkungan akan mengalami distrosi. Mereka akan kecemasan.
Manifestasi
kecemasan
yang
terjadi
berbeda tingkat tergantung
pada
kematangan pribadi, pengetahuan atau pemahaman dalam menghadapi ketegangan, harga diri dan mekanisme koping (Barbara C Long,1996). Rentang sehat sakit dapat dipakai untuk mengambarkan respon adaptif, maladaptif pada ansietas karena ancietas adalah respon emosional yang tiap individu berbeda dalam menghadapinya ada yang menghadapinya dengan antisipasi dulu lalu timbul cemas ringan ataupun langsung pada cemas yang berat di bawah adalah gambar rentang respon
yang
ditimbulkan seseorang terhadap ancietas (Sundeen,1998).
Adaptif
---------------------------------------
Maladaptif
Antisipasi Ringan Sedang Berat Panik
Gambar 1 Respon Adaptif Maladaptif Pada Ansietas (Sundeen,1998).
a. Ansietas Ringan Berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari dan menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahanlahan persepsinya ansietas dapat memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan dan kreatifitas (Sundeen, 1998). 1)
Respon Fisiologi
9
Sesekali napas pendek, nadi dan tekanan darah naik, gejala ringan pada lambung, muka berkerut dan bibir bergetar. 2)
Respon kognitif
Lapang persepsi meluas, mampu menerima rangsangan yang komplek, konsentrasi pada masalah, menyelesaikan masalah secara efisien . 3)
Respon Perilaku dan Emosional
Tidak dapat duduk dengan tenang, tremor halus pada tangan, suara kadang-kadang meninggi. b. Ansietas sedang Pada tahap ini memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal penting dan mengesampingkan yang lain. Sehingga seseorang mengalami perhatian yang selektif namun dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah
1)
Respon fisiologis Sering kali nafas pendek, nadi dan tekanan darah naik, mulut kering, anoreksia, diare atau kontipasi, dan gelisah
2)
Respon kognitif Respon lapang persepsi menyempit, rangsangan luar tidak mampu diterima, berfokus pada apa yang menjadi perhatiannya.
3)
Respon perilaku dan emosional Gerakan tersentak-sentak (meremas-remas tangan), bicara banyak dan bicara lebih cepat, susah tidur, perasaan tidak aman.
c. Ansietas berat Pada ansietas berat lahan persepsi menjadi sangat sempit. individu cenderung memikirkan hal yang kecil saja dan menggambarkan hal lain. Individu tidak mampu berpikir pada hal-hal yang berat lagi dan membutuhkan arahan atau tuntunan. 1) Respon fisiologis
10
Nafas pendek dan tekanan darah naik, berkeringat dan sakit kepala, penglihatan kabur 2) Respon kognitif Lapang persepsi sangat sempit, tidak mampu menyelesaikan masalah 3) Respon perilaku dan emosi Perasaan ancaman meningkat, verbalisasi cepat d. Panik Pada tahap ini lahan persepsi suadah terganggu sehingga individu sudah tidak dapat mengendalikan diri lagi dan tidak dapat apa-apa walaupun sudah diberikan pengarahan dan t untunan 1) Respon fisiologis Nafas pendek, rasa tercekik dan palpitasi, sakit dada, pucat, hipotensi, koordinasi motorik rendah 2) Respon kognitif Lapang persepsi sangat emosi, tidak dapat berpikir logis 3) Respon perilaku dan Emosi Agitasi, mengamuk, marah, ketakutan, berteriak-teriak, kehilangan kendali dan kontrol diri, persepsi kacau
4. Respon cemas a. Respon fisiologis terhadap cemas Pada pasien yang mengalami kecemasan akan berdampak pada sistem tubuh di dalam kondisi stres ataupun cemas otak akan terus bekerja
sejalan
memikirkan
dengan
sesuatumaka
pompa
jantung,
komponen
otak
semakin akan
kerasndividu lebih
banyak
membutuhkan suplai oksigen, sehingga jantung kerjanya menjadi lebih cepat sehingga mempengaruhi organ dan sistem dalam tubuh 1) Kardiovaskuler : palpitasi, jantung berdebar, tekanan darah dan denyut nadi menurun 2) Saluran pernapasan: nafas cepat, pernapasan dangkal, rasa tertekan pada dada, rasa tercekik, terengah-engah
11
3) Neuromuskuler: Peningkatan reflef-reflek kejutan, mata berkedipkedip, imsomnia, ketakutan. Kegelisahan, wajah tegang gerakan lambat 4) Gastrointestinal: kehilangan nafsu makan, menolak makan, rasa tidak nyaman pada abdominal,rasa terbakar pada daerah epigastrium 5) Saluran kemih: tidak bisa menahan BAK, sulit BAK 6) Sistem kulit: ras terbakar pada muka, berkeringat setempat (telapak tangan ), gatal-gatal, perasaan panas atau dingin pada kulit, muka pucat, berkeringat seluruh tubuh b. Respon kognitif terhadap cemas Biasanya akan timbul gejala seperti perhatian terganggu, pelupa, salah dalam memberikan penilaian, takut kehilangan kontrol, hambatan berpikir, kreativitas menurun, sangat waspada, bingung, kesadaran diri meningkat, khawatir yang berlebihan takut pada gambaran visual. c. Respon Psikologis kecemasaan saat interaksi sosial Akan timbul perasaan ketakutan bertemu dengan orang lain, menyendri, mengangap dirinya tidak berarti, jarang berkomunikasi dengan orang lain kecuali orang terdekat, malas melakukan aktiuvitas karena takut tidak diterima, menghindar bila bertemu dengan orang lain, memakai pakaian yang tidak mencolok perhatian, pendiam. 5. Hamilton Anxiety Rating Scale Hamilton Anxiety Rating Scale ( HARS) terdiri dari 14 item masingmasing ditegaskan dengan serangkaian tanda dan gejala. Mempunyai 5 skala yaitu 0 (tidak ada) – 4 (berat). HARS adalah satu dari skala penelitian utama yang dikembangkan untuk mengukur tingkat keseriusan atau keparahan gejala anxiety.Sejak pertama kali dikenalkan Max Hamilton pada tahun 1959, dan sudah digunakan secara meluas dan diterima untuk evaluasi kecemasan pada uji coba klinik yang termasuk dalam National insitute of menthal health’s early clinical drug evaluayions program assesement manual yang dibentuk untuk
12
menyediakan sederetan penilaian standart yang digunakan dalam evaluasi obat psikotropika (Nursalam,2003). Adapun gejala-gejala adalah sebagai berikut : a. Perasaan cemas 1) Firasat buruk 2) Takut akan pikiran sendiri 3) Mudah tersinggung b. Ketegangan 1) Merasa tegang 2) Lesu 3) Mudah terkejut 4) Tidak dapat istirahat dengan nyenyak 5) Mudah menangis 6) Gemetar 7) Gelisah c. Ketakutan 1) Takut akan gelap 2) Ditinggal sendiri 3) Pada orang asing 4) Pada binatang besar 5) Pada keramaian lalu lintas 6) Pada kerumunan banyak orang d. Gangguan tidur 1) Sukar memulai tidur 2) Terbangun pada malam hari 3) Tidak pulas 4) Mimpi buruk 5) Mimpi yang menakutkan 6) Bangun tidur yang pulas e. Gangguan kecerdasan 1) Daya ingat buruk
13
2) Sulit berkonsentrasi 3) Sering bingung f.
Perasaan depresi 1) Kehilangan minat 2) Sedih 3) Bangun dini hari 4) Berkurangnya kesukaan pada hobi 5) Perasaan berubah-ubah pada hobi
g. Gejala somatik 1) Nyeri otot 2) Kaku 3) Kedutan otot 4) Gigi gemeretak 5) Suara tidak stabil h. Gejala sensorik 1) Telinga berdengung 2) Penglihatan kabur 3) Muka merah dan pucat 4) Merasa lemah 5) Perasaan ditusuk-tusuk i.
Gejala kardiovaskuler 1) Denyut nadi cepat 2) Berdebar-debar 3) Nyeri dada 4) Denyut nadi mengeras 5) Rasa lemah seperti mau pingsan
j.
Gejala pernapasan 1) Rasa tertekan didada 2) Perasaan tercekik 3) Merasa napas pendek/sesak 4) Sering menarik napas panjang
14
k. Gejala gastrointestinal 1) Sulit menelan 2) Mual/muntah 3) Berat badan menurun 4) Sulit buang air besar 5) Perut melilit 6) Gangguan pencernaan misalnya diare 7) Nyeri lambung sesudah dan sebelum makan 8) Rasa panas diperut 9) Perut terasa penuh l.
Gejala urogenital 1) Sering kencing 2) Tidak dapat menahan kencing 3) Menstruasi tidak teratur 4) Firginitas menjadi dingin
m. Gejala vegetatif 1) Mulut kering 2) Muka kering 3) Mudah berkeringat 4) Pusing/sakit kepala 5) Bulu roma berdiri n. Tingkah laku saat wawancara 1) Gelisah 2) Tidak tenang 3) Mengerutkan dahi, muka tegang 4) Tonus/ketegangan otot meningkat 5) Nafas pendek dan cepat 6) Muka merah
15
3.2 Konsep Kehamilan
Kehamilan adalah suatu keadaan janin dikandungan didalam tubuh wanita, yang sebelumnya diawali dengan proses pembuahan dan kemudian akan diakhiri dengan dengan proses persalinan (www.medicastore.com). Kehamilan merupakan hal yang diharapkan bagi setiap ibu. Konon katanyakehamilan merupakan masa-masa terindah bagi seorang perempuan, tetapi menurut Wendy Rose-Neil (1999: 3) “Saat ibu mengetahui bahwa dirinya hamil ia juga merasa terkejut“. Apalagi bila hal ini terjadi pada ibu primigravida. Ini merupakan hal yang menyenangkan sekaligus mengejutkan baginya.
3.2.1 Kecemasan Dalam Tiap Trimester Kehamilan
1) Trimester I Pada sebagian wanita, reaksi psikologik dan emosional
pertama adalah
kecemasan, ketakutan, dan kepanikan. Dimana kecemasan
akibat dari
adaptasi terhadap perubahan habitus tubuhnya; rahim yang mulai membesar, perubahan pada payudara dapat memicu kecemasan pada ibu hamil (Mochtar,1998:178). 2) Trimester II Pergerakan janin yaitu persepsi ibu hamil tentang pergerakan janin yang terjadi antara minggu ke 16-20. Pergerakan janin ini mendorong gambaran mental ibu tentang kepercayaan adanya jenis kelamin pada janin. Kepercayaan ini pada umumnya dapat menjadi penyebab kecemasan. 3) Trimester III Tiga bulan terakhir kecemasan mulai meningkat akibat persepsi persalinan yang menghasilkan rasa sakit dan resiko pada status kesehatan. Dan semakin meningkat sampai persalinan tiba (Brice ,1996:63)
16
3.3 Konsep Persalinan 1. Pengertian Persalinan
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup ke dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain (Rustam Mochtar 1998:91).
2. Tanda-tanda Persalinan
Tanda-tanda Persalinan (Rustam Mochtar, 1998:93) a. Lightening atau settling atau dropping yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul terutama pada primigravida. b. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun. c. Perasaan sering atau susah kencing ( polakisuria) karena kandung kemih tertekan oleh bagian terbawah janin. d. Perasaan sakit di perut dan di pinggang oleh adanya kontraksi – kontraksi lemah dari uterus atau disebut juga ” false labor pains”. e. Servik menjadi lembek, mendatar,dan sekresinya bisa bercampur dengan darah (blody show). 3. Tanda-tanda In-Partu
Tanda-tanda In-Partu (Rustam Mochtar 1998:93) a. Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering, da n teratur. b. Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak karena robekan-robekan kecil pada serviks. c. Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya. d. Pada pemeriksaan dalam serviks dan pembukaan telah ada.
4. Faktor-faktor Yang Berperan Dalam Persalinan
Faktor-faktor yang berperan dalam persalinan (Rustam Mochtar, 1998:93) a. Kekuatan mendorong janin yang keluar (power) •
His (kontraksi uterus).
•
Kontraksi otot-otot dinding perut.
17
•
Kontraksi diafragma dan ligmentous action terutama ligamen rotundum
b. Faktor janin c. Faktor jalan lahir
5. Persiapan Pra Persalinan
a. Persiapan Mental Pada minggu-minggu akhir kehamilan ibu akan mengalami berbagai konflik emosi. Disatu pihak ibu akan mudah tersinggung dan capek saat menunggu melahirkan, sedangkan dilain pihak ibu akan menikmati saatsaat terakhir kebebasan tanpa harus diganggu kewajiban sebagai ibu. Depresi pra persalinan biasanya disebabkan oleh perubahan tubuh dan ketidaknyamanan, serta akibat kecemasan menanti persalinan. Depresi semacam ini biasanya terjadi tiba-tiba dan mudah hilang, sehingga tentunya akan sangat membantu apabila si ibu menceritakan pada pasangannya, dokter, atau orang lain. Tetapi pada ibu hamil dengan janin letak sungsang untuk mengatasi rasa cemas tersebut selain menceritakan kepada pasangannya, konsultasi dengan tim medis mereka juga mencari tahu dengan membaca atau bertanya kepada ibu yang mempunyai pengalaman yang sama. Sesaat sebelum persalinan dimulai si ibu akan diliputi perasaan tegang karena takut, gembira, atau keduanya. Menghadapi kondisi seperti ini yang perlu dilakukan adalah menenangkan diri atau melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat membantu ibu untuk menenangkan diri. Sebagai contoh misalnya membersihkan ruangan mengepel lantai, memasak, membaca dan lain-lain yang dapat mengurangi ketegangan saat persalinan (Wendi, 2001:101). b. Persiapan Fisik Persiapan fisik yang dapat dilakukan oleh ibu primigravida dalam menunggu saat persalinan diantaranya adalah melakukan senam hamil yang dapat dimulai sejak awal kehamilan sampai saat-saat persalinan atau
18
melakukan latiha-latihan fisik yang dapat memperkuat dasar panggul, tugkai dan telapak kaki, otot-otot perut dan menjaga sikap tubuh. Latihanlatihan tersebut akan berguna pada saat persalinan bahkan seandainya dilakukan bedah caesar (Neil, 2001:88,159). Latihan-latihan yang dapat dilakukan adalah: 1. Memperkuat otot-otot perut yaitu dengan cara mengambil sikap merangkak, posisi punggung lurus, kemudian tanpa menggerakkan punggung tahan otot-otot perut 2. Menguatkan otot-otot kaki yaitu berenang dengan gaya dada, berdiri sambil berpegangan pada perabot yang kokoh kemudian perlahan mengangkat tumit hingga pada posisi berjingkat lalu menurunkannya lagi. 3. Melatih tulang belakang yaitu berdiri tegak dengan kaki di renggangkan sambil berpegangan pada sandaran kursi. Kemudian tegapkan dan kendorkan tubuh anda dengan mengaktifkan dasar tulang panggul. 4. Mengencangkan otot-otot panggul yaitu duduklah bersandarkan beberapa bantal menekuk lutut sementara telapak kaki rata di lantai. Jatuhkan kedua kaki ke samping, lalu rapatkan kembali.
5. Posisi Sujud (knee chest position) yaitu untuk mengubah posisi janin agar tidak sungsang. 6. Latihan pernapasan yaitu duduk dan berbaring dengan nyaman dengan kedua lengan dilipat bersilang di atas dada, tarik napas dengan menggunakan tulang iga keatas dan keluar dan tarik napas dalam. c. Persiapan Finansial Persiapan finansial menjadi masalah yang sangat penting jika kehamilan terjadi tanpa terduga (sungsang) dan kalau biaya yang diperlukan pada kehamilan lebih besar daripada penghasilan pasangan suami istri ibu primigravida (Farrer, 2001:74). Untuk mengatasi permasalahan ini maka
pasangan atau keluarga menjadi komponen yang diharapkan oleh calon ibu
19
untuk membantu mengatasi kondisi ini. Dengan bantuan dari seluruh keluarga maka calon ibu akan merasa tenang apalagi kalau jauh-jauh hari pasangan tersebut memang telah mempersiapkan segala sesuatu yang menyangkut biaya persalinan dan lain-lain yang dibutuhkan oleh calon anggota baru.
3.4 Teknik Relaksasi Hypnobirthing
Relaksasi untuk persalinan saat ini telah dikenal luas dengan nama Hypnobirthing. Hypnobirthing itu sendiri terdiri dari berbagai macam teknik relaksasi yang dapat digunakan oleh para ibu saat bersalin. Teknik relaksasi semacam ini sangat bermanfaat untuk mengurangi rasa sakit dan tekanan emosi selama persalinan, tanpa perlu menggunakan obat bius. Hypnobirthing merupakan praktik hipnosis terhadap diri sendiri (self hipnosis) yang kemudian digunakan dalam proses melahirkan. Teori yang mendasari Hypnobirthing adalah metode relaksasi
yang
juga
telah
dikembangkan
oleh
Lanny
Kuswandy
di
Indonesia.Menurut Lanny, seharusnya persalinan yang normal itu alami dan berjalan lancar, akan tetapi adanya faktor kecemasan ibu membuat persalinan yang seharusnya lancar ini terhambat. Teknik Hypnobirthing disini meliputi : Teknik konsentrasi pikiran, teknik relaksasi dengan pernafasan, teknik relaksasi dengan visualisasi, berkomunikasi dengan janin, teknik Hypnobirthing semasa hamil, dan teknik pernafasan pada proses persalinan.
Konsentrasi Pikiran Sebelum mulai mempraktikan Hypnobirthing, anda perlu melatih cara pikiran anda berkonsentrasi. Karena, makin mudah anda berkonsentrasi dan berfokus, makin lancar pula proses latihan HypnoBirthing. Berikut adalah cara – cara dan praktik yang bisa anda coba guna melatih konsentrasi dan focus pikiran. 1. Teknik Pendulum
Jika anda sudah memiliki pendulum, gunakan saja. Jika belum, anda bisa membuatnya sendiri. Ambillah seutas benang yang agak tebal atau tali yang tidak 20
terlalu besar, dengan panjang 15-20 cm. Ikatkan bebda seperti klip, batu kerikil, atau cincin pada ujung benang atau tali tersebut, lalu, mulailah melatih konsentrasi anda : -
Peganglah ujung tali dengan jemari tangan anda dengan bagian yang berat berada dibawah sehingga anda akan mendapatkan sebuah pendulum yang menggelantung.
-
Tariklah nafas panajng agar pikiran dapat rileks dan terfokus pada pendulum. Tutuplah mata anda saat menarik nafas jika perlu.
-
Bicaralah dan niatkan pada tataran alam bawah sadar anda bahwa anda akan memasuki ala bawah sadar saat ini.
-
Hilangkan semua hal yang ada disekeliling anda, jangan pikirkan hal lain.
-
Lalu, perlahan bukalah mata anda, tetaplah dalam kondisi terfokus.
-
Tariklah nafas panjang dan embuskan dengan perlahan dan tenang.
-
Dengan pikiran yang tenang, niatkan pendulum untuk bergerak perlahan – lahan, ke kanan ke kiri, ke depan-belakang, atau berputar kekanan lalu ke kiri, tetapi jangan lupa untuk tetap mempertahankan kondisi relaks dan terfokus pada anda.
-
Cobalah beberapa saat, niatkan pendulum untuk bergerak sesuai niat hati anda, baik itu arah maupun kecepatannya.
-
Ketika anda telah mencapai kondisi relaks dan terfokus yang mendalam, pendulum akan bergerak sesuai yang diniatkan oleh suara hati anda.
-
Lakukan latihan relaksasi dan focus ini untuk beberapa saat.
-
Jika anda telah selesai, niatkan dengan pikiran agar pendulum bergerak makin perlahan hingga akhirnya berhenti.
-
Tunggulah beberapa saat sampai pendulum berhenti sesuai dengan yang anda niatkan.
-
Ketika pendulum telah berhenti, tariklah nafas panjang kedalam, lalu kembalikan kesadaran anda ke linngkungan sekitar.
21
2. Teknik Bola Energi
Teknik ini digunakan untuk melatih focus dan konsentrasi dengan merasakan adanya gelombang energi yang mengelilingi tubuh anda. Anda tidak memerlukan alat Bantu apapun dalam melakukan latihan ini. Ikuti langkah – langkah berikut : -
Ambillah posisi duduk yang paling nyaman untuk anda
-
Niatkan bahwa anda hendak rileks
-
Pejamkan mata dan tariklah nafas dengan menggembungkan perut anda (nafas perut), kemudian hembuskan perlahan – lahan.
-
Mulailah memusatkan pikiran anda pada energi di tangan sebelah kanan.
-
Rasakan adanya energi yang mengalir ditangan kanan anda, jadilah energi itu sendiri, bernafaslah seiring kehadiran energi yang anda rasakan.
-
Arahkan perhatian pada tangan kiri anda, dan lakukan hal yang sama dengan apa yang anda lakukan pada tangan kanan anda. Tetaplah memejamkan mata dan bernafaslah dalam – dalam dengan rileks dan teratur.
-
Pusatkan pikiran dan angkatlah kedua tangan anda secara perlahan. Katupkan kedua telapak tangan tepat di depan dada anda.
-
Rasakan adanya energi yang mengalir dan mulai berbentuk disekeliling tangan anda.
-
Setelah beberapa saat (sesuka anda) cobalah menarik kedua tangan anda agar menjauh, tetapi jangan terlalu lebar.
-
Lalu pertemukan kembali kedua telapak tangan anda di depan dada
-
Ulanngi irama ini beberapa kali hingga anda dapat merasakan adanya gelombanng atau energi lain yang tak terlihat berada diantara anda kedua telapak tangan anda. Saat anda hendak mempertemukan kedua telapak tangan, akan ada suatu energi yang menghalangi sehingga kedua telapak tangan tidak dapat bertemu.
-
Tenangkan pikiran anda agar energi ini terbentuk makin besar, dengan menarik tangan anda dan kembali berusaha mempertemukannya.
-
Ulangi gerakan ini beberapa kali hingga anda merasa cukup. Jangan lupa untuk bernafas dalam, yakni bernafas dengan perut, dan tetap terfokus.
22
-
Jika anda ingin meyudahi geraka ini, niatkan bahwa a nda hendak berhenti.
-
Perlahan – lahan kembalikan posisi tangan anda yang rileks di sisi tubuh
-
Tariklah nafas panjang dan embuskan beberapa kali.
-
Kembalikan pikiran anda dan kembalikan sadar pada lingkungan sekitar anda
-
Bukalah mata anda.
3. Teknik menggerakkan lengan (anda membutuhkan bantuan pendamping agar gerakan anda bisa lebih terkendali)
Teknik ini melatih focus dan knsentrasi dengan memminta alam bawah sadar atau pikiran anda untuk menggerakkan lengan anda. Latihan ini mirip dengan latihan menggerakkan pendulum dengan pikiran, hanya saja alat Bantu yang digunakan adalah lengan anda sendiri. -
Ambillah posisi duduk yang paling nyaman untuk anda
-
Berkonsentrasilah dan niatkan bahwa anda hendak rileks
-
Pejamkan mata dan tariklah nafas dengan menggembungakn perut anda (nafas perut), kemudian embuskan nafas perlahan – lahan.
-
Tunggulah beberapa saat dengan tetap bernafas dalam dan teratur.
-
Mulailah latihan dengan mengatak niat pada alam bawah sadar bahwa anda ingin lengan anda bergerak demi ketenangan dan kesehatan.
-
Tetap lemaskan lengan anda sambil terus memberitahu alam bawah sadar anda tentang hal itu.
-
Berfokuslah, berkonsentrasilah, hilangkan dunia luas dan pikiran yang biasa memenuhi kepala anda, bernafaslah secara teratur dan rileks.
-
Rasakan dalam beberapa saat bahwa ada suatu energi yang menggerakkan lengan anda.
-
Biarkan energi tersebut bergerak sesuai dengan anda yang tenang dan sehat. Jangan ditahan dan jangan dilawan.
23
-
Biarkan lengan anda bergerak sekalipun tidak beraturan, lalu ciba katakana sesuai niat anda bahwa lengan anda akan bergerak keatas, ke bawah, ke kanan, kekiri, ke dada, ke wajah, ke perut dan seterusnya.
-
Kendalikan ke mana gerakan lengan leat niat anda. Ingat, ikuti saja gerakan tersebut dan jangan keluarkan tenaga sama sekali untuk menggerakkan lengan anda. Biarkan energi menyelaraskan diri dengan alam bawah sadar untuk menuntun arah gerakan lengan anda.
-
Setelah anda merasa latihan ini cukup, katakana dengan suara hati bahwa anda hendak menyudahi latihan ini dan perlahan – lahan biarkan lengan anda berhenti bergerak.
-
Setelah lengan berhenti bergerak, tariklah nafas panjang beberapa kali untuk mengakhiri latihan.
-
Kembalikan pikiran anda dan kembalilah sadar akan lingkungan sekitar anda.
-
Bukalah mata anda.
Catatan: bagi yang sedang mengalami kesedihan atau depresi yang mendalam,
anda dianjurkan melakukan teknik menggerakkan lengan ini dengan didampingi seorang ahli karena terkadang gerakan bisa menjadi tak terkendali akibat rekaman ang ada dalam alam bawah sadar.
4. Teknik memanjangkan jari tangan
Ini adalah bentuk latihan focus dan konsentrasi, juga latihan sugesti. Anda tidak perlu menggunakan alat Bantu apapun, cukup jari – jari tangan anda sendiri. -
Ambillah posisi duduk atau tidur, apa pun yang paling nyaman untuk anda.
-
Berkonsentrasilah dan niatkan bahwa anda hendak rileks.
-
Pejamkan mata dan tariklah nafas dengan menggembungkan perut anda (nafas perut), kemudian embuskan nafas pelahan – lahan.
-
Tunggulah beberapa saat sambil tetap bernafas dalam dan teratur.
-
Sejajarkan kedua lengan anda, dengan telapak tangan terbuka, dan jemari mengarah ke depan.
24
-
Mulailah berlatih dengan mengatakan kepada alam bawah sadar anda bahwa jari – jari tangan kanan anda akan memanjang elebihi jari – jari tangan kiri.
-
Ulangi kalimat afirmasi tersebut beberapa kali pada alam bawah sadar anda sambil tetap berusaha rileks.
-
Pertahankan kondisi rileks dengan tetap bernafas teratur
-
Rasakan adanya energi yang mengaliri jari – jari tangan anda.
-
Setelah lewat beberapa waktu, jika anda merasa sudah cukup, tariklah nafas panjang dan bukalah mata anda.
-
Perhatikan bahwa jari – jari pada tangan kanan anda menjadi lebih panjang disbanding dengan tangan kiri. Atau setidaknya, afirmasi sugesti pada alam bawah sadar anda telah menjadikannya demikian.
Cobalah untuk melatih salah satu atau semua teknik focus dan konsentrasi diatas sebagai langkah awal latihan relaksasi anda. Hanya saja ada hal yang perlu anda ingat, hasil dari setiap teknik akan berbeda – beda tergantung bagaimana ketenangan jiwa seseorang. Jika anda gagal dalam latihan konsentrasi ini, jangan buru – buru berkecil hati dan jangan berpikir bahwa anda tidak akan mampu melakukan relaksasi HypnoBirthing. Semua orang bisa melakukan relaksasi. Sesungguhnya, kemampuan ini didasarkan pada niat yang dalam. Jadi niatkan sedalam – dalamnya dan jangan ragu untuk menerima keberhasilan sekecil apapun. Teknik Relaksasi dengan Pernafasan
Bernafas adalah suatu keharusan dalam hidup kita. Seiring setiap tarikan nafas, kita menghirup oksigen dan mengeluarkan karbondioksida. Cara bernafas yang salah akan mengakibatkan tidak maksimalnya pembuangan karbondioksida, yang menyebabkan seseorang jadi mudah kecemasan, panik, de presi, tegang, sakit kepala dan cepat lelah. Karena itulah, sangat penting untuk menyadari cara kita bernafas.
25
Langkah awal yang bisa anda coba adalah berlatih menjadikan pernafasan sebagai peluang untuk rileks. Cobalah mendeteksi cara kita bernafas dengan : 1. Pejamkan mata dan baringkan tubuh anda. 2. Letakkan tangan kanan anda pada perut, dekat pinggang. 3. letakkan tangan kiri anda pada dada, te pat di tengah. 4. Selagi anda bernafas, rasakan tangan sebelah mana yang lebih terangkat. Tangan pada dada atau tangan pada perut ? Jika perut anda yang naik lebih tinggi, artinya anda bernafas dengan perut atau diafragma. Jika perut anda tidak terangkat, atau terangkat sedikit dibandingkan dada, artinya anda bernafas dengan dada. Berikut adalah langkah – langkah untuk melatih pernafasan dalam : 1. Berbaring atau ambillah posisi yang paling nyaman untuk anda 9lebih dianjurkan posisi berbaring). Pastikan tulang punggung anda rata dengan pembaringan. Naikkan lutut anda sedikit dan rentangkan tungkai anda lebih kurang sejauh 20 cm. 2. Rasakan tubuh anda. Bagian manakah yang sedang merasakan ketegangan otot ? 3. Letakkan satu tangan di dada, dan tangan lain di perut. 4. Tariklah nafas perlahan- lahan melalui hidung menuju ke perut dan rasakan aliran udara melalui organ – organ tubuh anda. Dada anda seharusnya hanya terangkat sedikit bersamaan dengan terangkatnya perut. 5. Rasakan kesegaran yang masuk dan embuskan udara melalui mulut sambil berelaksasi. 6. Mulut, lidah, dan rahang anda akan terasa rileks. Tariklah nafas panjang dan perlahan menuju perut anda, lalu keluarkan lagi. 7. Lanjutkan latihan pernafasan mendalam ini selama 5 – 10 menit, 1 atau 2 kali sehari. Anda dapat meningkatkan frekuensi latihan ini sesuka hati anda. Setelah melatih pernafasan dalam, anda bisa memulai latihan pernafasan untuk melepaskan ketegangan tubuh. Berikut ini langkah langkahnya : 1. Menghitung nafas
26
a. Duduk atau berbaringlah senyaman mungkin dengan tulang punggung tetap lurus serta tangan dan kaki dilemaskan. b. Tariklah nafas dalam ke arah perut dan tahanlah sebentar, sebelum diembuskan kembali. c. Saat anda mengembuskan nafas, hitunglah dalam hati, “satu” lalu, tariklah dan embuskan nafas sambil menghitung, “Dua” demikian seterusnya, setiap kali anda menarik dan mengembuskan nafas. d. Teruskan menghitung pernafasan anda selama 4 atau 5 menit. e. Perhatikan bahwa nafas anda akan melambat dengan sendirinya, tubuh jadi rileks dan pikiran anda lebih tenang seiring anda makin sering melakukan latihan pernafasan ini.
2. Menghela nafas rileks Setiap hari, anda tentu sesekali menguap atau menghela nafas. Ini adalah tanda tanda anda tidak mendapatkan cukup oksigen. Menghela nafas atau menguap merupakan cara tubuh untuk menyelaraskan kondisi. Jika anda menghel nafas, latihlah langkah – langkah berikut : a. Ambillah posisi duduk tegak atau berdiri tegak b. Helalah nafas dalam, biarkan semua tekanan keluar dari dada anda bersamaan dengan keluarnya nafas panjang. c. Jangan pikirkan proses menarik nafas. Biarkan diri anda menarik nafas secara otomatis. d. Lakukan latihan ini beberapa kali (10-15 kali) dan rasakan bahwa lama kelamaan anda menjadi rileks. Ulangi latihan ini kapan saja anda inginkan.
3. Melepaskan ketegangan a. Duduklah dengan nyaman di kursi dengan telapak tangan menyentuh lantai.
27
b. Tariklah nafas dalam ke arah perut dan katakana kepada diri sendiri, “Menarik nafas rileks.” Lalu, tahanlah sebentar nafas anda, sebelum dikeluarkan. c. Keluarkan nafas sambil berkata, “Lepaskan ketegangan.” Tahanlah sejenak, sebelum kembali menarik nafas. d. Gunakan setiap tarikan nafas sebagai masa untuk menyadari adanya ketegangan pada tubuh anda. e. Gunakan setiap helaan nafas sebagai kesempatan untuk melepaskan semua ketegangan. f.
Mungkin anda bisa menggunakan imajinasi untuk membuat gambaran atau merasakan bagaimana kondisi rileks masuk ke tubuh anda sementara ketegangan yang ada pergi.
Teknik Relaksasi dengan Visualisasi
1. Kenakan pakaian yang longgar 2. Berbaringlah disuatu tempat yang sepi, tenang dan nyaman 3. Pejamkan mata nada dengan lembut, jangan ditegangkan 4. Gunakan seluruh pancaindra anda di dalam pikiran 5. Mulailah membayangkan tempat yang menyenangkan dan dapat anda nikmati 6. Sambil terus mempertahankan visualisasi, ucapkan afirmasi yang ingin anda masukkan dalam pikiran. Contoh ”aku tenang,...semua pergi dari tubuhku....dll 7. Praktikkan teknik relaksasi dengan visualisasi ini selama 10-15 menit, 2-3 kali sehari.Lalu bukalah mata anda dan kembali kedunia nyata, tariklah nafas panjang dan perlahan –lahan kembali ke kesadaran anda. Berkomunikasi dengan janin
1. Memahami apa yang kira – kira bisa janin dengar 2. Sadar bahwa suara bisa menstimulasi janin usia 6 bulan 3. Menyadari apa yang dirasakan oleh janin 4. Mengerti apa yang janin pikirkan 5. Mempertimangkan efek jangka panjang dari kehidupan emosi ibu
28
6. Memahami efek hormon kecemasan
Teknik Pernafasan Pada Proses Persalinan
Teknik bernafas perlahan 1. Lakukan pernafasan perut yang panjang dan dalam. Rasakan oksigen yang anda hirup mengalir ke janin anda. Terpkan nafas panjang ini saat kontraksi mulai terasa. 2. Embuskan nafas secara perlahan untuk mengiringi kontraksi awal anda 3. Teruskan bernafas secara stabil dengan cara ini. Tariklah nafas perlahan dan embuskan pula secara perlahan. Begitu seterusnya. 4. Anda boleh berfokus untuk bernafas melalui hidung atau mulut saja. Cobalah kedua cara tersebut dan tentukan mana yang paling membantu anda. 5. Jika anda rasa kontraksi itu mulai berakhir, embuskan nafas anda untuk mengiringi redanya kontraksi dan kembalilah rileks.
Teknik bernafas campuran
1. Saat kontraksi datang, bernafaslah dengan ringan. Tariklah nafas dalam, tetapi jangan terlalu dalam (lebih kurang separuh kapasitas maksimal nafas anda) kemudian embuskan. Frekuensi pernafasan anda menjadi lebih kurang dua kali lebih sering dari pada pernafasan normal anda. 2. Rilekskan perut dan dada anda, tetapi biarkan nafas anda me ngalir. 3. Bernafaslah seperti ini seiring berlangsungnya kontraksi. 4. Jika anda merasa kontraksi mulai berakhir, embuskan nafas panjang bersamaan dengan ”membuang” kontraksi tersebut.
Teknik pernafasan berpola:
1. Saat kontraksi datang, cobalah menarik nafas panjang dan bernafas sesuai pernafasan normal anda. Namun, perhatian tingkat kestabilan nafas ini. 2. Gunakan pernafasan ini saat kontraksi datang dan berhitunglah dalam hati sesuai lamanya kontraksi.
29
3. Saat
sedang
berkontraksi,
tariklah
nafas
sambil
menghitung,
”Satu...dua..tiga...empat...” dan seterusnya hingga puncak kontraksi. Jika kontraksi terasa mulai mereda, embuskan nafas sambil mengucapkan, ”satu”. Kata ”satu” mengacu pada kondisi awal yang rileks. 4. Lakukan pola ini dengan cara anda anda sendiri agar fokus dan konsentrasi anda terarah pada penghitungan alih – alih pada rasa sakit. Kendati kontraksi terasa sakit, pikiran anda lebih terpusat pada angka daripada rasa sakit. 5. Seperti biasa, pada akhir kontraksi, embuskan nafas panjang, dan dalam pola ini, ucapkan ” satuuu” yang panjang. 6. Jarak pengucapan angka ”satu, dua, tiga ” ini tidak kaku, terserah anda.
3.4 Pengaruh hypnobirthing terhadap tingka kecemasan
Ibu
hamil
sering
memiliki
pikiran
yang
mengganggu,
sebagai
pengembangan reaksi kecemasan terhadap cerita yang diperolehnya. Menurut Kuswandi (dalam Priantono, 2003), semua orang selalu mengatakan bahwa melahirkan itu sakit sekali. Oleh karena itu, muncul ketakutan-ketakutan pada ibu hamil pertama yang belum memiliki pengalaman bersalin. Adanya pikiran-pikiran seperti melahirkan yang akan selalu diikuti dengan nyeri kemudian akan menyebabkan peningkatan kerja sistem syaraf simpatetik. Dalam situasi ini, sistem endokrin, terdiri dari kelenjarkelenjar, seperti adrenal, tiroid, dan pituitary (pusat pengendalian kelenjar), melepaskan pengeluaran hormon masing-masing ke aliran darah dalam rangka mempersiapkan badan pada situasi darurat. Akibatnya, system syaraf otonom mengaktifkan kelenjar adrenal yang mempengaruhi sistem pada hormon epinefrin. Hormon yang juga dikenal sebagai hormon adrenalin ini memberi tenaga pada individu serta mempersiapkan secara fisik dan psikis. Adanya peningkatan hormon adrenalin dan noradrenalin atau epinefrin dan norepinefrin menimbulkan disregulasi biokimia tubuh, sehingga muncul ketegangan fisik pada diri ibu hamil. Dampak dari proses fisiologis ini dapat timbul pada perilaku seharihari. Ibu hamil menjadi mudah marah atau tersinggung, gelisah, tidak mampu
30
memusatkan perhatian, ragu-ragu, bahkan kemungkinan ingin lari dari kenyataan hidup (Dariyo, 1997). Pada gilirannya, kondisi ini dapat menyebabkan kecemasan dan ketegangan lebih lanjut sehingga membentuk suatu siklus umpan balik yang dapat meningkatkan intensitas emosional secara keseluruhan. Teknk hypnobirthing merupakan cara hipnotis diri untuk mempersiapkan persalinan agar berjalan dengan lancar. Teknik ini mempunyai cara kerja dengan membawa kerja otak pada
gelombang alfa yaitu gelombang yang memiliki
frekuensi14-30 HZ. Pada kondisi ini otak dalam keadaan relaks, santai, antara sadar dan tidak dan nyaris tertidur, saat tubuh mulai mengeluarkan hormon serotonin dan endorfin. Teknik hypnobirthing terdiri dari konsentrasi pikiran yaitu suatu cara untuk memusatkan perhatian, teknik relaksasi dengan pernafasan, teknik relaksasi dengan fisualisasi, teknik komunikasi dengan janin. Rangkaian kegiatan pada hypnobirthing tersebut membawa otak pada gelombang alfa tanpa membuat tertidur karena pikiran bawah sadar dapat dikendalikan dengan latihan. Teknik ini bisa dimulai pada masa awal kehamilan sampai saat melahirkan. Relaksasi hypnobirthing yang dilakukan secara kontinyu oleh ibu hamil akan menimbulkan kondisi relaks sehingga kecemasan dalam menghadapi persalinan dapat diatasi (Evarini, 2007).
31
3. KERANGKA KONSEP
PENYEBAB KECEMASAN
Faktor penyebab kecemasan: 1 Karakrer individu 2 Lingkungan 3 Pengalaman 4 Sumber informasi
Kecemasan Ibu Hamil
Teknik H ypnobirthing
1 2 3
Konsentrasi pikiran Relaksasi dengan pernapasan Berkomunikasi dengan Janin
Memicu hormon serotonin dan endorfin
Pengeluaran Gelombang alfa
Penurunan tingkat kecemasan
KETERANGAN
: Diteliti : Tidak diteliti
32
Bab. 4 Tujuan Penelitian
Tujuan umum Menganalisa pengaruh teknik hypnobirthing terhadap penurunan tingkat kecemasan pada ibu hamil dalam menghadapi persalinan. Tujuan khusus -
Mengidentifikasi tingkat kecemasan pada ibu hamil di dusun krajan kromengan sebelum dilaksanakan teknik relaksasi hypnobirthing
-
Mengidentifikasi tingkast kecemasan pada ibu hamil di dusun krajan kromengan setelah dilaksanakan teknik relaksasi hypnobirthing
-
Menganalisa pengaruh teknik hypnobirthing terhadap penurunan tingkat kecemasan pada ibu hamil dalam menghadapi persalinan.
Bab. 5 Metode Penelitian
Metode penelitian adalah suatu cara melakukan penelitian yang dipilih mencakup prosedur, alat dan desain penelitian yang digunakan pada penelitian (Nasir, 1999 : 51). Dalam penelitian ini digunakan desain penelitian sbb:
a. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan keseluruhan dari rencana untuk menjawab pertanyaan penelitian serta upaya antisipasi kesulitan yang mungkin timbul dalam penelitian (Burn & Groove, 1991 : 171). Penelitian ini merupakan Action research tipe pra experimental.
Sesuai tujuan penelitian maka desain penelitian yang digunakan
adalah “pra eksperimen one- group pre-post test design”, yaitu dengan cara suatu kelompok sebelum diberi perlakuan diberi pra-tes dan setelah perlakuan diberikan pasca-tes. Pengujian sebab akibat dengan cara membandingkan pra-tes dan pascates. Namun tanpa melakukan pembandingan dengan pengaruh perlakuan yang dikenakan pada kelompok lain (Nursalam, 2003)
33
b. Identifikasi Variabel
Variabel penelitian adalah karakteristik/kondisi yang oleh peneliti dimanipulasikan, dikontrol atau diobservasi dalam suatu penelitian (Nabuko & Achmadi. 1999: 118). Pada penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah teknik hypnobirthing. Variabel terikat adalah tingkat kecemasan pada ibu hamil dalam menghadapi persalianan.
c. Definisi Operasional
Merupakan penjelasan dari semua variabel dan istilah yang dipergunakan dalam penelitian secara operasional sehingga mempermudah pembaca atau peneliti dalam mengartikan makna penelitian. Variabel
Definisi
Parameter
Operasional
Teknik
Suatu cara relaksasi
Pelaksanaan dari 3
Hypnobirthing
pada ibu hamil
point metode
dengan cara
Hypnobirthing
Alat Ukur
Skala
Skore
Interval
Score < 6 : Tidak
Konsentrasi pikiran Relaksasi dengan pernapasan Berkomunikasi dengan Janin
Kecemasan
Adalah suatu
1.
keadaan yang tidak menyenangkan
2.
pada ibu hamil yang dapat
3.
menimbulkan reaksi meliputi
Tidak ada
Skala
kecemasan
Kecemasan
Kecemasan
HARS
ada kecemasan 16-4: Kecemasan
Ringan
ringan
Kecemasan
15-27:Kecemasan
Sedang 4.
Kecemasan Berat
gejala fisik dan
sedang > 27 : Kecemasan berat
34
emosi berupa perasaan tidak menentu, marah dan lain-lain
d. Populasi, Sampel dan sampling Populasi
Populasi adalah
keseluruhan obyek penelitian atau obyek yang akan diteliti
(Nursalam,2003). Populasi pada penelitian ini adalah semua ibu hamil di wilayah dusun krajan kecamatan kromengan.
Sampel
Sampel adalah sebagian dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Nursalam & Pariani, 2001). Sampel dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil di wilayah dusun krajan kecamatan kromengan.
Teknik Sampling
Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili populasi. Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan total sampling dimana semua populasi adalah merupakan sampel dari penelitian.
e. Teknik Pengumpulan Data
Tehnik pengumpulan data dengan cara membagikan questioner tingkat kecemasan sebelum
dilaksanakan
latihan
dan
pendampingan
teknik
hypnobirthing.
Pendampingan dilaksanakan sebanyak 3 kali kunjungan dengan selang waktu masing-masing kunjungan adalah 1 bulan dan peserta diberikan kartu frekuensi latihan sendiri dirumah sebanyak minimal 3 kali dalam satu minggu. Pendampingan yang ketiga dilakukan evaluasi dengan membagikan kuesioner tingkat kecemasan kembali. Setelah data awal dan data akhir dari questioner kecemasan didapatkan, skor masing-masing responden digunakan sebagai data interval dalam analisa data untuk mengetahui ada pengaruh antar variable. 35
f. Analisa Data
Data yang telah terkumpul, dikelompokan dan diberi kode sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan peneliti, kemudian dipindahkan kedalam kartu tabulasi. Analisa pengaruh antara dua variable menggunakan uji statistik regresi linear sederhana dengan T Test untuk menegtahui komparatif dua sample yang berkorelasi bila data berbentuk interval dengan derajat kemaknaan α
≤ 0,05
(Sugiono, 2003). Artinya jika hasil uji statistic menunjukan α ≤ 0,05 maka ada hubungan yang signifikan antar variable dependen dan independen. Perhitungan data untuk keperluan analisis menggunakan bantuan perangkat lunak SPSS for MS Windows release 12.0.
Bab 6. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Hasil penelitian dan pembahasan tentang pengaruh teknik relaksasi hipnobirthing terhadap tingkat kecemasan ibu hamil dalam persiapan menghadapi persalinan, dari 17 responden yang ada t erdapat 16 responden yang dapat dianalisis datanya. Sedangkan 1 reponden tidak dapat dilakukan evaluasi karena telah melahirkan. Data yang diperoleh menampilkan karakteristik responden meliputi umur, usia kehamilan, frekuensi kehamilan. Data khusus meliputi tingkat kecemasan sebelum dan sesudah dilakukan latihan relaksasi hipnobirthing dan hasil analisis pengaruh antara dua data pre dan post perlakuan. A. Hasil Penelitian 1. Data Umum a. Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur.
Dari gambar 1 didapatkan gambaran dari 16 responden dengan umur mulai dari 19 tahun sampai 38 tahun. Terdapat 25 % responden dengan usia rawan resiko tinggi kehamilan yaitu 35 tahun keatas dan 1 orang dibawah usia 20 tahun.
36
Gambar1 Diagram Line Distribusi responden berdasarkan umur.
b. Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia kehamilan.
Dari gambar 2 didapatkan gambaran dari 16 responden dengan usia kehamilan mulai dari 12 minggu sampai 36 minggu. Usia kehamilan paling banyak pada trimester ke III.
Gambar 2 Diagram
Line Distribusi responden berdasarkan usia
kehamilan.
37
c. Distribusi frekuensi responden berdasarkan frekuensi kehamilan.
Dari gambar 3 didapatkan gambaran dari 16 responden dengan prosentase hamil pertama sebanyak 37 % (6 responden) dan hamil kedua 63 % (10 responden).
Gambar 3 Diagram
Pie Distribusi responden berdasarkan frekuensi
kehamilan.
2. Data Khusus a. Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat kecemasan sebelum dan sesudah dilaksanakan latihan relaksasi hipnobirthing pada ibu hamil.
Berdasarkan gambar 4 dan 5 dapat diamati bahwa terjadi penurunan jumlah tingkat kecemasan sebelum dan sesudah dilaksanakan latihan relaksasi hipnobirthing. Pada data setelah latihan didapatkan prosentase tertinggi adalah tidak ada kecemasan.
38
Gambar 4 Diagram
Pie Distribusi frekuensi responden berdasarkan
tingkat kecemasan sebelum dilaksanakan latihan relaksasi hipnobirthing pada ibu hamil
Pada Gambar 4, tingkat kecemasan sebelum dilakukan latihan relaksasi hipnobirthing didapatkan 25% responden mengalami kecemasan sedang, 63% kecemasan ringan dan 12% tidak cemas.
Gambar 5 Diagram
Pie Distribusi frekuensi responden berdasarkan
tingkat kecemasan sesudah dilaksanakan latihan relaksasi hipnobirthing pada ibu hamil
39
Pada Gambar 5, tingkat kecemasan sesudah dilakukan latihan relaksasi hipnobirthing didapatkan 6% responden mengalami kecemasan sedang, 38% kecemasan ringan dan 56% tidak cemas.
b.
Analisa
pengaruh
relaksasi
hipnobirthing
terhadap
penurunan
kecemasan pada ibu hamil dalam rangka persiapan menghadapi persalinan.
Tabel 1 Hasil uji statistik dengan menggunakan metode T-test
Pada tabel 1penghitungan hasil analisis dengan T test didapatkan hasil p = 0.000 < 0.005 menunjukkan adanya pengaruh teknik hipnobirthing terhadap tingkat kecemasan. B. Pembahasan 1. Tingkat kecemasan ibu sebelum dilakukan latihan relaksasi hipno birthing.
Pada gambar 4 didapatkan hasil prosentase kecemasan ibu hamil sebelum dilakukan latihan relaksasi hipnobirthing adalah: 25% responden mengalami kecemasan sedang, 63% kecemasan ringan dan 12% tidak cemas. Prosentase terbesar yang dialami oleh ibu hamil adalah kecemasan ringan. Kecemasan pada ibu hamil di karenakan persepsi ibu yang kurang tepat mengenai proses kelahiran. Kelahiran
40
dipersepsikan sebagai proses yang menakutkan dan menimbulkan rasa sakit yang luar biasa. Sebagian ibu juga merasa trauma dengan proses persalinan pertamanya karena berbagai macam kesulitan dan rasa nyeri saat
persalinan
sehingga
mereka
enggan
untuk
merencanakan
mempunyai anak kembali. Beberapa hal diatas membuat ibu hamil merasakan kecemasan yang hebat menjelang kelahiran bayinya (Lanny Kuswandi, 2003 ).
Adanya pikiran-pikiran seperti melahirkan yang akan selalu diikuti dengan nyeri kemudian akan menyebabkan peningkatan kerja sistem syaraf simpatetik. Dalam situasi ini, sistem endokrin, terdiri dari kelenjarkelenjar,
seperti
adrenal,
tiroid,
dan
pituitary
(pusat
pengendalian kelenjar), melepaskan pengeluaran hormon masingmasing ke aliran darah dalam rangka mempersiapkan badan pada situasi darurat. Akibatnya, system syaraf otonom mengaktifkan kelenjar adrenal yang mempengaruhi sistem pada hormon epinefrin. Peningkatan hormon adrenalin dan noradrenalin atau epinefrin dan norepinefrin menimbulkan disregulasi biokimia tubuh, sehingga muncul ketegangan fisik pada diri ibu hamil. Dampak dari proses fisiologis ini dapat timbul pada perilaku sehari-hari. Ibu hamil menjadi mudah marah atau tersinggung, gelisah, tidak mampu memusatkan perhatian, ragu-ragu, bahkan kemungkinan ingin lari dari kenyataan hidup (Dariyo, 1997). Kondisi ini dapat menyebabkan kecemasan dan ketegangan lebih lanjut sehingga
membentuk
suatu
siklus
umpan
balik
yang
dapat
meningkatkan intensitas emosional secara keseluruhan.
2. Tingkat kecemasan ibu sesudah dilakukan latihan relaksasi hipno birthing.
Pada gambar 5 didapatkan hasil prosentase kecemasan ibu hamil sebelum dilakukan latihan relaksasi hipnobirthing adalah: 56% tidak cemas. Hal ini menunjukkan penurunan tingkat kecemasan pada ibu hamil setelah dilakukan latihan relaksasi hipnobirthing. Penurunan tingkat keceemasan ini dikarenakan
41
Teknik ini mempunyai cara kerja dengan membawa kerja otak pada gelombang alfa yaitu gelombang yang memiliki frekuensi14-30 HZ. Pada kondisi ini otak dalam keadaan relaks, santai, antara sadar dan tidak dan nyaris tertidur, saat tubuh mulai mengeluarkan hormon serotonin dan endorfin (Evarini, 2007).
3. Analisis pengaruh latihan relaksasi hipnobirthing terhadap tingkat kecemasan pada ibu hamil.
Dalam penelitian ini diketahui bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dengan pemberian latihan relaksasi hypnobirthing pada ibu hamil. Hal ini dapat diketahui dari hasil analisa SPSS dengan uji statistik T-Test , didapatkan hal p = 0,000. Adanya pengaruh latihan relaksasi terhadap tingkat kecemasan dapat di jelaskan dengan teori dan cara kerja hipnobirthing. Metode relaksasi hipnobirthing membantu memusatkan perhatian berdasarkan pada keyakinan bahwa perempuan dapat mengalami persalinan melalui insting untuk melahirkan secara alami dengan tenang, nyaman, percaya diri. Latihan ini mengajarkan ibu hamil menjalankan teknik relaksasi yang alami, sehingga tubuh dapat bekerja dengan seluruh syaraf secara harmonis dan dengan kerjasama penuh. Rangkaian teknik relaksasi mulai dari relaksasi otot, relaksasi pernafasan, relaksasi pikiran dan penanaman kalimat positif yang dilakukan secara teratur dan konsentrasi akan menyebabkan kondisi rileks pada tubuh sehingga tubuh memberikan respon untuk mengeluarkan hormon endorfin yang membuat ibu menjadi rileks dan menurunkan rasa nyeri terutama ketika otak mencapai gelombang alfa atau saat istirahat. Pada kondisi ini saat tubuh mengeluarkan hormon serotonin dan endorfin sehingga manusia dalam kondisi rileks tanpa ketegangan dan kecemasan (workbook pelatihan basic hypnosis dan hypnobirthing, 2010).
42
Bab 7. Kesimpulan dan Saran A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan : 1. Tingkat kecemasan ibu hamil sebelum dilaksanakan latihan relaksasi hypnobirthing 63 % tingkat kecemasan ringan dan 12% mengalami cemas sedang. 2. Tingkat kecemasan ibu hamil sesudah dilaksanakan latihan relaksasi hypnobirthing 56% tidak cemas dan 38% tingkat kecemasan ringan. 3. Hasil analisis T-Test menunjukkan ada pengaruh teknik hypnobirthing terhadap tingkat kecemasan ibu hamil pada masa persiapan menghadapi persalinan dengan angka probabilitas p = 0.00, dengan signifikansi paired samples correlations 0.002.
B. Saran
Mempertimbangkan hasil penelitian diatas maka peneliti menyarankan : 1. Bagi profesi perawat dan tenaga kesehatan untuk mensosialisasikan pendidikan kesehatan dan latihan relaksasi hipnobirthing kepada ibu hamil. 2. Bagi intitusi pendidikan keperawatan dan kebidanan agar memasukkan teknik hipnobirthing kedalam kurikulum keperwatan maternitas. 3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat melanjutkan penelitian dengan sampel khusus pada ibu hamis trimester tiga yang mengalami kecemasan berat dan sedang.
43
Bab. 8 Daftar Pustaka
Andriana, Evarini (2007). Melahirkan Tanpa Rasa Sakit dengan Metode Relaksasi Hypnobirthing. PT Buana Ilmu Populer : Jakarta Burn, N. & Groove, S. K (2000). Dasar-Dasr Riset Keperawatan. Alih Bahasa Yasmin, A. & Anik, M. ECG. Jakarta. Djarwanto (2001). Mengenal Beberapa Uji Statistik Dalam Penelitian. Liberty : Yogyakarta Hadi Sutrisno. (2000). Bimbingan Menulis Skripsi Thesis. Andi. Yogjakarta.
Http:// www.anxiety and pregnancy. com . Diakses tanggal 10 Agustus 2009.
Kuswandy, Lanny.(2003 ) .Terapi Hynobirthing: melahirkan tanpa rasa sakit persalinan . http:// group. Yahoo.com/ group/ kelg-islami/ massage/ 15921. Diakses tanggal 10 Agustusr 2009.
Muchtar, Rustam, dkk. (1998) Sinopsis obstetri, obstetric operatif dan social: jilid II. Jakarta: EGC.
Moebito. (2000). Srtess dan Manajemennya. Makalah disampaikan pada Pelatihan Kepemimpinan dan Manajemen keperawatan bagi Kepala Ruangan (Angk. II) di Bapelkes Munajati Tanggal 6 s/d 12 Agustus. Lawang. Monat & Lazzarus R )(1977). Kecemasan and coping and anthrology. Colombia University Press. New York. Nadhiroh, Zumrotin. (2004). Pengaruh pemberian pendidikan Kesehatan Terhadap Tingkat Kecemasan Ibu Primigravida dalam Menghadapi Rasa Nyeri Persalinan diPuskesmas Dinoyo Malang. Karya Tulis Ilmiah Program Diploma III Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang. Narbuko, C. & Achmadi,A. (1999). Metodologi Penelitian. Bumi Aksara. Jakarta.
Nursalam & Pariani. (2001). Metodologi Riset Keperawatan. CV Sagung Seto. Jalarta.
44
Nursalam (2003). Konsep & Penerapan Metodologi Ilmu Keperawatan. Medika Salemba : Jakarta
Sugiyono. (2003). Statistik Non Parametris Untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung.
Stuart dan Sudden.(1995 ). Buku saku keperaawatan jiwa (edisi 3) ”. Terjemahan oleh Achir Yani S Hamid, 1998, Jakarta: EGC.
45
Lampiran 1 Tingkat Kecemasan HARS
A. Penilaian : 0 : Tidak ada gejala 1: Satu gejala dari pilihan yang ada 2 : Separuh dari gejala yang ada 3 : Lebih dari separuh dari gejala yang ada 4 : Semua gejala ada B. Penilaiaan derajat kecemasan Score < 6 : Tidak ada kecemasan 6-14 : Kecemasan ringan 15-27 : Kecemasan sedang > 27 : Kecemasan berat C. Berilah tanda (√ ) jika terdapat gejala yang yerjadi pada anda
No 1
Jenis gejala Perasaan cemas Firasat buruk Takut akan pikiran sendiri Mudah tersinggung Ketegangan Merasa tegang Lesu Mudah terkejut Tidak dapat istirahat dengan nyenyak Mudah menangis Gemetar Gelisah Ketakutan Pada gelap Ditinggal sendiri Pada orang asing Pada binatang besar Pada keramaian lalu lintas Pada kerumunan banyak orang Gangguan tidur Sukar memulai tidur Terbangun malam hari Tidak pulas Mimpi buruk Mimpi yang menakutkan Gangguan kecerdasan
2
3
4
5
46
Jawaban
6
Daya ingat buruk Sulit berkonsentrasi Sering bingung
Perasaan depresi Kehilangan minat Sedih Bangun dini hari Berkurangnya kesukaan pada hoby Perasaan berubah-ubah sepanjang hari
7
Gejala otot Nyeri otot Kaku Kedutan otot Gigi gemeretak Suara tak stabil Gejala sensorik Telinga berdengung Penglihatan kabur Muka merah dan pucat Merasa lemah Perasaan ditusuk-tusuk Gejala kardiovaskuler Denyut nadi cepat Berdebar-debar Nyeri dada Denyut nadi mengeras Rasa lemah seperti mau pingsan Detak jantung hilang sekejap
8
9
10
Gejala pernapasan Rasa terkekan didada Perasaan tercekik Merasa napas pendek/sesak Sering menarik napas panjang
11
Gejala gastro intertinal Sulit menelan Mual-muntah Berat badan menurun Sulit BAB Perut melilit Gangguan pencernaan Nyeri lambung sebelum dan sesudah makan Rasa panas di perut
47