KORUPSI WAKTU DI DALAM KELAS
Disusun Oleh: DARA CYNTHIA MUKTI NIM. 1614401092
POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN TAHUN AJARAN 2017
i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakat. Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Bandar Lampung, Desember 2015 2015
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR PENGANTAR ........................................... ................................................................. ............................................ ......................... ... i DAFTAR ISI ........................................... ................................................................. ............................................ ....................................... ................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................... ..................................................................... ........................................ .................. 1 B. Rumusan Masalah ............................................................ .................................................................................. ...................... 2
BAB II PEMBAHSAN
A. Korupsi ........................................... ................................................................. ............................................ .................................. ............3 B. Ciri-ciri Korupsi ......................................... ............................................................... ............................................. .......................3 C. Faktor-faktor terjadinya Korupsi ........................... ................................................. .................................. ............5 D. Dampak korupsi ......................................... ............................................................... ............................................. .......................7 E. Korupsi waktu ............................................ .................................................................. ............................................ ........................8
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN............................................. ................................................................... ........................................... .....................12 B. SARAN .......................................... ................................................................. ............................................. ................................... .............12
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Korupsi sudah menjadi fenomena yang biasa di dalam masyarakat, Pelaku korupsi di Tanah Air dalam 10 tahun terakhir semakin meluas sehingga tidak ada lagi tempat yang benar-benar steril dari tindakan korup. Saat ini pelaku korupsi sudah beragam mulai dari artis, pengusaha, ustadz, pendeta bahkan DPRD juga mulai ikut melakukan korupsi akhir-akhir ini. Di Indonesia dapat dikatakan bahwa sepertinya korupsi sudah menjadi budaya yang berkembang. Indonesia bagaikan surga bagi para pelaku dan aktor tindak koruptor. Hal ini terlihat dengan diletakkannya Indonesia pada perigkat kelima dari 146 negara terkorup yang diteliti oleh transparansi internasional pada tahun 2004. Korupsi mengakibatkan sebagian besar rakyat Indonesia menderita dan hidup dalam kemiskinan, penanggulangan korupsi menjadi pr bersama mengingat korupsi berkembang begitu pesat bagaikan jamur hingga merambah ke instansi terbawah sekalipun. Pemberantasan Tindak Pidana korupsi di atur dalam UU no.31 tahun 1999, Uu no.20 tahun 2001 dan bentuk pelaksanaan dari pasal 43 UU no. 31 tahun 1999 yaitu dibentuknya UU no.30 tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi selanjutnya disingkat KPK. Tindak pidana korupsi di Indonesia hingga saat ini masih menjadi salah satu penyebab terpuruknya sistem perekonomian bangsa. Hal ini disebabkan karena korupsi di Indonesia terjadi secara sistemik, terencana, terarah dan meluas sehingga bukan saja merugikan kondisi keuangan negara, tetapi juga telah melanggar hak-hak sosial dan ekonomi masyarakat secara luas. Untuk itu pemberantasan tindak pidana korupsi tersebut harus dilakukan dengan cara luar biasa dengan menggunakan cara-cara khusus terlebih korupsi bukan lagi merupakan suatu pelanggaran hukum yang dilakukan secara individu tetapi sudah berkelompok.
1
Perkembangan korupsi di Indonesia juga mendorong pemberantasan korupsi di Indonesia. Namun, hingga kini pemberantasan korupsi di Indonesia belum menunjukkan titik titi k terang. Hal ini dikarenakan banyak kasus korupsi di Indonesia yang belum tuntas diungkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), kepolisian, LSM dan alat perangkat negara lainnya. Menjamurnya korupsi di Indonesia merupakan wajah keterpurukan yang harus disehatkan.Untuk itu dalam pembahasan disinipenulis mencoba untuk mengetahui aspek-aspek apa saja yang menyebabkan terjadinya korupsi dan apakah dengan konsepsi pancasila korupsi dapat diberantas, lalu bagaimana pencegahannya.
B. Rumusan masalah
Adapundarilatarbelakangdiatastersebutdiperolehpermasalahan, diantaranya : a)
Apa pengertian dari Korupsi?
b)
Apa saja dampak yang ditimbulkan dari Korupsi?
c)
Apa pandangan Pancasila terhadap Korupsi?
d)
Contoh Korupsi Waktu?
2
BAB II PEMBAHASAN
A. Korupsi
Korupsi sudah menjadi fenomena yang biasa di dalam masyarakat, Pelaku korupsi di Tanah Air dalam 10 tahun terakhir semakin meluas sehingga tidak ada lagi tempat yang benar-benar steril dari tindakan korup. Saat ini pelaku korupsi sudah beragam mulai dari artis, pengusaha, ustadz, pendeta bahkan DPRD juga mulai ikut melakukan korupsi akhir-akhir ini. Di Indonesia dapat dikatakan bahwa sepertinya korupsi sudah menjadi budaya yang berkembang. Indonesia bagaikan surga bagi para pelaku dan aktor tindak koruptor. Hal ini terlihat dengan diletakkannya Indonesia pada perigkat kelima dari 146 negara terkorup yang diteliti oleh transparansi internasional pada tahun 2004.
B. Ciri-ciri Korupsi
Ada beberapa ciri khas dari kegiatan korupsi yang dapat kita lihat sehari-hari di lingkungan sekitar kita. Apabila kita menemukan beberapa kasus seperti di bawah ini maka itu berarti kita sedang berhadapan dengan suatu tindak korupsi.
Suatu pengkhianatan terhadap kepercayaan
Penipuan terhadap badan pemerintah
Dengan sengaja melalaikan kepentingan umum untuk kepentingan khusus
Dilakukan dengan rahasia, kecuali dalam keadaan di mana orang-orang yang berkuasa atau bawahannya menganggapnya tidak perlu
Melibatkan lebih dari satu orang atau pihak
Adanya kewajiban dan keuntungan bersama, dalam bentuk uang atau yang lain
Terpusatnya kegiatan (korupsi) pada mereka yang menghendaki keputusan yang pasti dan mereka yang dapat mempengaruhinya
Adanya usaha untuk menutupi perbuatan korup dalam bentuk-bentuk pengesahan hukum
3
Menunjukkan fungsi ganda yang kontradiktif pada mereka yang melakukan korupsi
Memberikan maupun menerima hadiah atau janji sehubungan dengan kewenangan yang dimiliki pejabat (penyuapan)
Penggelapan dan pemerasan dalam jabatan
Melakukan kecurangan dalam kegiatan pengadaan barang/jasa pemerintah yang dilakukan oleh penyelenggara pemerintahanmenerima gratifikasi sehubungan dengan jabatan dan kewenangannya
menerima gratifikasi sehubungan dengan jabatan dan kewenangannya. Tentunya beberapa ciri-ciri di atas masih dapat kita tambahkan lagi mengingat sekarang ini kasus korupsi sudah semakin melebar dan tidak hanya menyentuh kaum birokrat tetapi juga sebagian besar lapisan masyarakat Indonesia. Seperti yang telah disebutkan tadi maka kita dapat menyimpulkan bahwa korupsi merangkum semua ukuran, mulai dari skala kecil hingga skala besar. Skala kecil masih sering dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari hari. Kebiasaan datang telat, mangkir dari tanggung jawab RT/RW, mencontek saat ujian, tidak memaksimalkan potensi diri dan sebagainya. Sementara korupsi dalam skala besar tentunya sudah sering pula kita lihat di media massa baik cetak maupun elektronik. Kasus-kasus yang menimpa para pejabat pemerintahan mulai dari yang berpangkat rendah hingga pejabat tinggi negara yang seharusnya menjadi contoh masyarakat. KasusKasus kasus korupsi pun dikemas dengan berbagai tampilan, mulai dari permainan cantik yang dibungkus pengadaan kontrak sarana prasarana pembangunan hingga yang tampilannya sudah jelek dan mudah ditebak. Sekarang ini ada empat faktor yang dimaksud korupsi skala besar antara lain, pelakunya adalah penentu kebijakan, aparat penegak hukum, berdampak luas terhadap kepentingan nasional, dan kejahatan sindikasi, sistemik, dan terorganisir. Tentunya kita tahu bahwa korupsi tidak hanya terjadi di Indonesia saja tetapi juga hampir di seluruh belahan dunia. Hanya saja kadar kekentalannya yang berbeda-beda. Salah satu hal yang menyebabkan
4
korupsi mudah berkembang subur di Indonesia sudah tertuang di atas, yaitu adanya kebiasaan memberikan upeti, rasa sungkan, sikap cuek yang penting diri sendiri aman, kurangnya nasionalisme dan kepekaan sosial hingga peran serta agama. Berikut akan dipaparkan beberapa kasus korupsi di berbagai negara belahan dunia C. Faktor-faktor terjadinya Korupsi
Korupsi tidak mungkin terjadi hanya karena kebetulan tetapi dikarenakan beberapa hal yang membuatnya tumbuh subur di lingkungan tertentu. Indonesia dapat dikatakan sebagai negara dengan tingkat korupsi yang tinggi. Beberapa hal yang dapat mendorong terjadinya korupsi di Indonesia adalah :
adanya budaya memberikan upeti, imbalan jasa dan hadiah kepada seseorang yang memiliki kekuasaan ataupun jabatan tertentu
tingginya budaya permisif (memaafkan kesalahan orang lain) serta enggan untuk berkomentar lebih jauh mengenai orang lain. Dalam hal ini bisa dibilang masyarakat bersikap agak tidak mau tahu. Alhasil lingkungan akan menganggap biasa bila ada korupsi, karena sering terjadi
adanya kesempatan untuk melaksanakan korupsi sehingga terjadilah penyalahgunaan kekuasaan dan wewenang wewenang
Penegakan hukum tidak konsisten dan masih berupa pencitraan politik yang bersifat sementara dan seringkali berubah setiap terjadi pergantian pemerintahan
Konsentrasi kekuasan berada pada pengambil keputusan yang tidak bertanggung jawab langsung kepada rakyat
Langkanya lingkungan yang antikorup dimana sistem dan pedoman antikorupsi hanya dilakukan sebatas formalitas dan tidak ditegakkan dengan sungguh-sungguh. Alhasil tidak adanya efek jera bagi para koruptor.
Konsekuensi bila ditangkap lebih rendah daripada keuntungan korupsi. Sering kita lihat para koruptor sekarang ini lebih takut miskin daripada penjara. Selain itu rendahnya penghargaan terhadap jabatan menjadikan para koruptor ini saat tertangkap te rtangkap bisa dengan mudahnya menyuap penegak
5
hukum sehingga dibebaskan atau setidaknya diringankan hukumannya. Rumus: Keuntungan korupsi > kerugian bila tertangkap tert angkap
Rendahnya pendapatan penyelenggaraan negara. Secara matematis seharusnya pedapatan yang diperoleh harus mampu memenuhi kebutuhan penyelenggara negara, mampu mendorong penyelenggara negara untuk berprestasi dan memberikan pela yanan terbaik bagi ba gi masyarakat. Selain itu sistem reward and punishment belum belum berlaku secara lebih serius di dalam lingkungan pemerintahan.
Sikap mental para pegawai yang ingin cepat kaya dengan cara yang instan serta kurangnya kesadaran bernegara, tidak ada pengetahuan pada bidang pekerjaan yang dilakukan oleh pejabat pemerintah p emerintah akibat diterima menjadi pejabat negara melalui ‘jalur belakang’ yang belakang’ yang sarat dengan KKN
Kurangnya transparansi Kurangnya transparansi di
dalam
proses
pengambilan
keputusan
pemerintah
Sudah menjadi kebiasaan bahwa kampanye-kampanye politik menelan biaya yang sangat mahal dan tidak ti dak jarang ja rang sampai merogoh kocek pribadi. Ini menjadi akar terjadinya korupsi ketika akhirnya menjabat sebagai penyelenggaran negara
masyarakat kurang mampu melakukan korupsi karena kesulitan ekonomi. Sedangkan mereka yang berkecukupan melakukan korupsi karena s erakah, tidak pernah puas dan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan keuntungan
kurangnya kepekaan sosial di dalam hati masyarakat untuk berperang melawan korupsi. Mungkin juga disebabkan sudah lunturnya rasa gotong royong dan tolong menolong yang sebetulnya merupakan budaya bangsa. Mungkin juga dikarenakan lunturnya kepercayaan masyarakat kepada pemerintah
Gagalnya pendidikan agama dan etika. Saat ini pemeluk agama di Indonesia masih menganggap agama hanya berkutat pada masalah bagaimana cara beribadah saja sehingga agama nyaris tidak berfungsi dalam memainkan
peran
sosial.
Padahal
seharusnya
agama
bisa
memainkan peran yang sangat besar, jauh lebih besar jika dibandingkan
6
institusi lainnya. Karena adanya ikatan emosional antara agama dan pemeluk agama tersebut jadi agama bisa menyadarkan umatnya bahwa korupsi dapat memberikan dampak yang sangat buruk baik bagi dirinya maupun orang lain Salah satu alasan agama kurang berperan karena di Indonesia sekarang ini sarat dengan isu-isu SARA dan fanatisme sempit serta kurang meresapi arti Bhineka Tunggal Ika.
D. Dampak korupsi
Berkaitan dengan dampak yang diakibatkan dari tindak pidana korupsi, setidaknya terdapat dua konsekuensi. Konsekuensi negatif dari korupsi sistemik terhadap proses demokratisasi dan pembangunan yang berkelanjutan adalah :
Korupsi mendelegetimasikan proses demokrasi dengan mengurangi kepercayaan publik terhadap proses politik melalui politik uang;
Korupsi mendistorsi pengambilan keputusan pada kebijakan publik, membuat tiadanya akuntabilitas publik, dan menafikan the rule of law. Hukum dan birokrasi hanya melayani kepada kekuasaan dan pemilik modal;
Korupsi meniadakan sistem promosi dan hukuman yang berdasarkan kinerja karena hubungan patron-client dan nepotisme.
Korupsi mengakibatkan proyek-proyek pembangunan dan fasilitas umum bermutu rendah dan tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat sehingga menganggu pembangunan yang berkelanjutan;
Korupsi mengakibatkan sistem ekonomi karena produk yang tidak kompetitif dan penumpukan beban hutang luar negeri.
7
E. Korupsi waktu
Korupsi waktu adalah tidak melakukan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Waktu terus berjalan setiap detik tanpa ada remote yang bisa menghentikan. Tidak ada kata untuk mengulang waktu, kembali ke masa lalu, atau mereset mereset waktu waktu seperti stopwatch seperti stopwatch.. Setiap apa yang kita lakukan selalu berkaitan dengan waktu. Bahkan setiap detik, semua kejadian bisa terjadi tanpa diduga. Apa yang terjadi pada detik, menit, atau jam berikutnya, kita tidak pernah tahu jika tidak digunakan dengan bijak. Waktu ibarat sebuah bom yang bisa meledak kapan saja. Apabila sebuah bom waktu tidak segera dijinakkan, maka sebuah peristiwa fatal bisa terjadi dan melukai siapa saja. Sama seperti yang biasa dilakukan oleh banyak orang tentang korupsi waktu. Semua orang memiliki bom waktu dalam dirinya masing-masing. Jika tidak difungsikan secara tepat maka, sesuatu akan terjadi pada diri sendiri. Mahasiswa
yang
kerap
melakukan
datangterlambat.Tidak konsisten
korupsi
terhadap
waktu
waktu
misalnya
yang telah
sering
disepakati
bersama menjadi penyebab korupsi waktu. Sebenarnya, mahasiswa tersebut sudah mengetahui jam berapa mata kuliah itu dimulai. Namun, entah karena alasan yang beragam mahasiswa itu terus saja datang terlambat. Lebih parah jika sudah mendapat predikat si tukang telat. Saat mahasiswa tadi masuk ke dalam kelas, pasti akan mengganggu mahasiswa lain. Konsentrasi menjadi terhambat dan merugikan orang lain. Tapi, mereka yang sudah datang lebih awal biasanya akan mudah menyerap setiap materi dosen. Sebaliknya, mahasiswa yang sering terlambat kurang mendapat asupan materi dosen. Lebih tepatnya, masuk terlambat dan pulang dengan cepat. Selanjutnya
adalah
mahasiswa gadget.Tidak perduli
apa
yang
sedang
dibicarakan oleh dosen, mahasiswa ini lebih condong memainkan gadget. Misal bermain hape saat mata kuliah sedang diajarkan hingga selesai. Jam perkuliahan dipakai untuk terjun dalam dunia maya. Mahasiswa gadget akan menyembunyikan hp atau gadget lainnya di dalam tas.Contohnya asik chating di telepon genggam. Mahasiswa ini memang dianugerahi dianugerahi indra keenam yang kuat. Tanpa melihat tombol, mahasiswa ini dapat mengetik sebuah tulisan.
8
Matanya akan mengarah kedosen, tapi tatapannya kosong. Harusnya mahasiswa ini dapat mencatat, memperhatikan materi yang dipelajari. Waktu perkuliahan dibuang sia-sia dan tidak ada manfaatnya. manfaa tnya. Tugas sebagai seorang seor ang mahasiswa tidak diterapkan dengan bijaksana. Ketiga adalah ijin terselubung. Mahasiswa yang mengalami jenuh di dalam kelas akan ijin keluar dengan alasan ke toilet. Nyatanya, mahasiswa ini tidak pergi ke toilet. Ada yang sekedar merokok, kekantin, atau mengobrol dengan teman di luar. Mahasiswa ini tidak tahu besarnya kerugian SPP yang sudah dibayar hanya untuk merokok atau melakukan aktivitas lain diluar ruangan saat jam perkuliahan. Mereka dibiayai kuliah untuk menuntut ilmu, tapi tidak dilakukan seperti seharusnya. Para orang tua yang bekerja keras mencari nafkah, tapi tidak dihargai oleh anaknya sendiri. Tidak mengikuti materi dosen namun bisa mendapatkan absen. Terakhir, bolos kuliah.Membolos diluar kepentingan mata kuliah sangat diharamkan. Sangsinya bukan hanya sekedar absen bolongsaja. Mahasiswa itu akan tertinggal pelajaran. Ia tidak tahu materi apa yang sedang dibahas saat membolos. Misalnya ijin kepada orang tua untuk pergi ke kampus, tapi tidak pergi ke kampus. Melainkan pergi ke mall, atau beralasan sakit yang tidak jelas. Jika sudah tergolong akut membolos, sangsi akan diterima di akhir perkuliahan. Bisa saja, tidak lulus dan harus mengulang di mata kuliah yang sama. Jelas, mencapai kelulusan sedikit tertunda dan umur semakin tua. Setiap orang tua percaya pada anaknya belajar dengan rajin di bangku perkuliahan. Mahasiswa bukanlah anak kecil lagi yang harus diingatkan bahwa membolos itu tidak baik. Orang tua juga mempunyai hak untuk melihat anaknya sukses dengan gelar sarjana dan wajib membiayai anaknya. Dimana sisi hak dan kewajiban mahasiswa tersebut? Seorang anak juga memiliki hak untuk mendapat ilmu dan mempunyai kewajiban untuk pergi menuntut ilmu. Sudahkah kewajiban mahasiswa tersebut dijalankan? Yang jelas, mahasiswa itu sudah merampas hak orang tuanya untuk melihat dirinya sukses.
9
Penyebab korupsi waktu adalah menganggap bahwa waktu itu tidak terbatas. Waktu itu sesuatu yang bebas. Ada kata untuk terlambat, mengulang, dan kembali ke masa lalu. Akibat korupsi waktu belum difirkan sama sekali. Inilah yang menjadi bahaya jika korupsi waktu tidak dihentikan. Waktu itu cepat berlalu setiap detik. Waktu yang terlihat ada pada jam buatan manusia atau pergantian waktu pagi, siang, sore dan malam. Tapi bagaimana dengan waktu yang tidak terlihat? Waktu yang tidak terlihat sangat membahayakan diripada hari esok. Imbasnya adalah di masa depan, waktu yang akan datang. Tidak tahu apa yang akan terjadi nanti, jika tidak segera sadar akan bahaya korupsi waktu. Penyebab lain adalah kurangnya moral dalam diri seseorang. Moral yang buruk tidak akan berbuah hasil positif. Manusia memang bukan robot yang bisa digerakan oleh siapa saja. Tapi, manusia juga harus mempunyai kewajiban dalam mengontrol diri sendiri ke arah yang lebih baik. Kebanyakan orang seakan menutup mata tentang keberadaan waktu yang sangat berharga. Seseorang yang mempunyai moralitas tinggi sangat mengetahui manfaat waktu jika dipergunakan dengan baik. Akhirnya, moral yang baik dapat menjauhkan dari korupsi waktu. Kurang taat dan patuh terhadap janji awal juga memicu terjadinya korupsi waktu. Misalnya perjanjian keterlambatan hanya 15 menit di dalam kelas. Namun, ada saja mahasiswa yang masuk melebihi waktu yang ditentukan. Janganlah berhianat dengan perjanjian yang sudah dibuat bersama. Tingkatkan pribadi yang taat dan patuh terhadap waktu agar terhindar dari korupsi waktu. Dampak korupsi waktu tidak akan terjadi saat itu juga. Namun, ada saat di mana dampak terasa berbahaya. Jika masih menerapkan korupsi waktu imbasnya ada di masa depan. Karena, sudah terbiasa dengan korupsi waktu saat kuliah. Bisa saja, di dunia kerja nanti akan mengalami banyak masalah dalam korupsi waktu. Misalnya, mendapat teguran dari atasan karena sering terlambat, pemotongan gaji, atau dikeluarkan dari institusi tersebut. Dunia kerja sangat berpengaruh terhadap waktu. Karena dunia kerja mengedepankan
10
unsur time is money. money. Membuang waktu sama saja membuang uang. Setiap detik waktu yang terus berputar mengandung banyak nominal uang yang berharga. Mulai dari sekarang, mahasiswa jangan mau korupsi waktu. waktu.
11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Korupsi adalah suatu tindak perdana yang memperkaya diri yang secara langsung merugikan negara atau perekonomian negara. Jadi, unsur dalam perbuatan korupsi meliputi dua aspek. Aspek yang memperkaya diri dengan menggunakan kedudukannya dan aspek penggunaan uang Negara untuk kepentingannya.Adapun penyebabnya antara lain, ketiadaan dan kelemahan pemimpin,kelemahan
pengajaran
dan
etika,
kolonialisme,
penjajahan
rendahnya pendidikan, kemiskinan, tidak adanya hukuman yang keras, kelangkaan lingkungan yang subur untuk perilaku korupsi, rendahnya sumber daya manusia, serta struktur ekonomi.Korupsi dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu bentuk, sifat,dan tujuan.Dampak korupsi dapat terjadi di berbagai bidang diantaranya, bidang demokrasi, ekonomi, dan kesejahteraan negara. B. Saran
Sikap untuk menghindari korupsi seharusnya ditanamkan sejak dini.Dan pencegahan korupsi dapat dimulai dari hal yang yang kecil
12
DAFTAR PUSTAKA
Muzadi, H. 2004. MENUJU INDONESIA BARU, Strategi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Malang : Bayumedia Publishing.
Lamintang, PAF dan Samosir, Djisman. 1985. Hukum Pidana Indonesia .Bandung : Penerbit Sinar Baru.
Saleh, Wantjik. 1978. Tindak Pidana Korupsi Di Indonesia . Jakarta : GhaliaIndonesia
SUMBER: http://kumpulanmakalah-cncnets.blogspot.com/201 http://kumpulanmakalah-cncnets.blogspot.com/2012/02/makalah2/02/makalahkorupsi.html
13