KONSEP PERKEMBANGAN ANAK
A. Pengertian Perkembangan Anak
Istilah “ perkembangan” (development ) dalam psikologi merupakan sebuah konsep yang cukup rumit dan kompleks. Di dalamnya terkandung banyak dimensi. Oleh sebab itu, untuk dapat memahami konsep perkembangan, perlu terlebih dahulu memahami beberapa konsep lain yang terkandung di dalamnya, diantaranya adalah pertumbuhan, kematangan, dan perubahan. Menurut Monks dkk, mengartikan perkembangan sebagai “suatu proses ke arah yang lebih sempurna dan tidak dapat terulang kembali. Perkembangan menunjuk pada perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat dapa t diputar kembali.” Perkembangan juga dapat diartikan sebagai “ proses yang kekal dan tetap menuju ke arah suatu organisasi pada tingkat integrasi yang lebih tinggi, berdasarkan pertumbuhan, pematangan, dan belajar. belaj ar. ” Pertumbuhan jasmani dan perkembangan rohani yang disebut di atas, sebenarnya merupakan satu kesatuan dalam diri manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain. Laju perkembangan rohani dipengaruhi oleh laju pertumbuhan jasmani, demikian juga sebaliknya. Pertumbuhan dan perkembangan itu pada umumnya berjalan selaras dan pada tahap-tahap tahap-tah ap tertentu menghasilkan “kematangan”, baik kematangan jasmani maupun kematangan mental mental.
B. Aspek-Aspek Perkembangan
Perkembangan
berhubungan
dengan
keseluruhan
kepribadian
individu, karena kepribadian individu membentuk satu kesatuan yang terintegrasi. Kesatupaduan kepribadian ini sebenarnya sukar dipisah-pisahkan, tetapi untuk sekedar membantu mempermudah dalam memepelajari dan memahaminya, pembahasan aspek demi aspek bisa dilakukan 1.
Aspek Fisik dan Motorik Aspek ini mengalami perkembangan yang sangat menonjol adal ada lah pada awal kehidupan anak, yaitu yaitu pada saat dalam kandungan kandungan dan tahun- tahun pertama kehidupannya. Selama sembilan bulan dalam kandungan, ukuran fisik bayi tumbuh dan berkembangan dari seperduaratus mili meter
menjadi 50 cm panjangnya. Selama dua tahun pertama, bayi yang tidak berdaya pada awal kelahirannya, telah menjadi anak kecil yang bisa duduk, merangkak, berdiri, bahkan pandai berjalan dan berlari, b isa memegang dan mempermainkan berbagai benda atau alat pada akhir tahun kedua. 2.
Aspek Intelektual Aspek kognitif atau intelektual perkembangannya diawali dengan perkembangan kemampuan mengamati, melihat hubungan dan memecahkan masalah sederhana, kemudian berkembang ke arah pemahaman dan memecahkan masalah yang lebih rumit. Aspek ini in i berkembang pesat pada masa mulai masuk sekolah dasar (6-7 tahun). t ahun). Berkembang konstan selama masa belajar dan mencapai puncaknya pada masa sekolah menengah atas (usia 16-17 tahun). Walaupun indiv idu semakin pandai setelah belajar di perguruan tinggi, namun para ahli berpendapat bahwa setelah usia 17 tahun atau 18 tahun pen ingkatan kemampuan terjadi sangat lamban, yang ada hanyalah pengayaan, pendalaman dan perluasan wawasan.
3.
Aspek Sosial Aspek sosial anak berkaitan dengan hubungan anak dengan orang- orang di sekitarnya. sekitar nya. Lama, sebelum matanya matan ya dapat melihat dengan jelas, bayi yang baru dilahirkan akan merespon bunyi atau suara dan menuju ke asal suara sebagaimana layaknya orang dewasa. Bayi harus diberikan perawatan dengan penuh kelembutan, kasih sayang dan perhatian yang konsisten, sebab pada masa itu bayi sedang belajar tentang kasih sayang dan mempercayai orang lain. Anak yang merasa diberikan kasih sayang dan keamanan pada masa awal perkembangannya, maka ia kelak mudah mengembangkan persahabatan dan kedekatan dengan orang lain
4.
Aspek Bahasa Aspek bahasa berkembang dimulai dengan menirukan bunyi dan perabaan. Perkembangan selanjutnya berhubungan erat dengan perkembangan kemampuan intelektual dan sosial. Bahasa merupakan alat untuk berfikir. Berfikir merupakan suatu proses memahami dan meli me liha hatt hubungan. Proses ini tidak mungkin dapat berlangsung dengan baik tanpa alat bantu, yaitu bahasa. Perkembangan kedua aspek ini saling menunjang. Bahasa juga merupakan suatu alat untuk berkomunikasi dengan orang lain, dan komunikasi berlangsung dalam suatu interaksi sosial. Dengan demikian
perkembangan kemampuan berbahasa juga berhubungan erat dan saling menunjang dengan perkembangan kemampuan sosial. 5.
Aspek Emosi Perkembangan aspek afektif atau perasaan (emosi) ber jalan konstan, kecuali pada masa remaja awal (usia 13-14 tahun) dan remaja tengah (usia 15-16 tahun). Pada masa remaja awal ditandai oleh rasa optimisme dan keceriaan dalam hidupnya, diselingi dengan rasa b ingung menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya. Pada masa remaja tengah rasa senang datang silih berganti dengan rasa duka. Ge jolak ini berakhir pada masa remaja akhir (usia 18-21 tahun). Kalau pada masa remaja tengah anak terombang-ambing dalam sikap mendua, ambivalensi, maka pada masa remaja akhir anak telah memiliki pendirian sikap yang relatif mempunyai kepercayaan dir i.
6.
Aspek Moral dan Keagamaan Aspek moral dan keagamaan juga berkembang sejak kecil. Peranan lingkungan terutama keluarga sangat dominan bagi perkembangan aspek ini. Pada mulanya anak melakukan perbuatan bermoral atau keagamaan karena meniru, kemudian menjadi perbuatan atas prakarsa sendiri. Perbuatan prakarsa sendiri inipun, pada mulanya dilakukan karena ada kontrol atau pengawasan dari luar, kemudian berkembang karena kontrol dari dalam dirinya sendiri. Tingkatan ter tinggi dalam perkembangan moral adalah melakukan sesuatu perbuatan bermoral karena panggilan hati nurani, tanpa perintah, tanpa harapan akan suatu imbalan atau pujian. Secara potensial tingkatan moral ini dapat dicapai oleh individu pada akhir masa remaja, tetapi faktor-faktor dalam diri dan lingkungan individu sangat berpengaruh terhadap pencapaian nya.
C. Tahap-Tahap Perkembangan
1) Periodisasi berdasarkan perubahan biologis Periodisasi ini bisa dilihat dari pembagian yang dilakukan Aristoteles yang menggambarkan perkembangan anak sejak lahir sampai mencapai dewasa dalam tiga periode, sebagai berikut: a. Fase kecil (0 sampai 7 tahun: masa bermain) b. Fase anak sekolah (7 sampai 14 tahun: masa anak sekolah rendah) c. Fase remaja (14 sampai 21 tahun: masa peralihan)
2) Periodisasi berdasarkan psikologis Tokoh yang menggunakan periodisasi ini adalah Oswald Kroch. Gejala psikologis yang dijadikan dasar pembagiannya adalah masa-masa kegoncangan. Menurut Kroch, kegoncangan yang ia istilahkan dengan trotz, dialami manusia selama dua kali, yakni; a) pada tahun ket iga, keempat kadang-kadang permulaan tehun kelima, dan b) pada permulaan masa pubertas. 3) Periodisasi berdasarkan dedaktis Dasar dedaktis yang dipergunakan dalam pembagian masa perkembangan ini adalah berhubungan dengan masalah materi apa yang harus diberikan dan bagaimana mengajarkan materi itu kepada anak. Tokoh pencetus pembagian periode ini adalah John Amos Comenius yang terkenal konsepsinya mengenai bermacam-macam sekolah yang disesuaikan dengan perkembangan anak. Berikut ini tahap-tahap perkembangan fisiologis yang cukup terperinci sesuai dengan hasil penelitian dari Gesell dan Amatruda. Menurut mereka tahap-tahap perkembangan fisiologis manusia dari awal prenatal sampai usia 5 tahun:
D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Anak
Masalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan manusia, para ahli psikologi memiliki pendapat yang berbeda-beda. Ahli yang beraliran Nativisme, mereka berpendapat bahwa perkembangan individu itu, semata-mata ditentukan oleh unsur pembawaan (heredity). Tokoh utama aliran ini adalah Schopenhauer. Menurut Elizabeth B. Hurlock baik faktor kondisi internal maupun faktor kondisi eksternal akan dapat mempengaruhi tempo/kecepatan dan sifat atau kualitas kepribadian seseorang. Tetapi seberapa besar pengaruh kedua faktor itu dapat ditentukan, masih sulit memperoleh jawaban yang pasti. Adapun beberapa faktor yang disebut faktor internal antara lain mencakup : 1. Intelegensi Intelegensi termasuk faktor penting, dimana intelegensi sangat menentukan tingkat kecepatan perkembangan kepribadian. Berdasarkan berdasarkan penelitian Terman LM (Genetic Studies of Genius) dan Meat TD (The Age of Walking and Talking in Relation to General Intelegence ), telah dibuktikan adanya pengaruh intelegensi terhadap tempo perkembangan anak terutama dalam perkembangan berjalan dan berbicara.
2. Seks/jenis kelamin Perbedaan perkembangan antara kedua jenis kelamin tidak tampak jelas, yang nyata kelihatan adalah kecepatan dalam pertumbuhan jasmaniahnya. Pada waktu lahir, anak laki-laki lebih besar dari anak perempuan, tetapi anak perempuan lebih cepat perkembangannya dan lebih cepat pula dalam mencapai kedewasaannya dari pada anak laki-laki. Anak perempuan umumnya lebih cepat mencapai kematangan seks kirakira satu atau dua tahun lebih awal dan fisiknya juga tampak lebih cepat besar dari pada anak laki-laki. Dalam perkembangan mental juga tampak ada perbedaan, anak perempuan lebih cepat mencapai kedewasaannya dari pada anak laki-laki, terutama dalam kondisi kecerda 3. Kelenjar-Kelenjar Hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa indok trinologi (kelenjar buntu) berpengaruh pada pertumbuhan jasmani seseorang setelah ia dilahirkan. 4. Kebangsaan (ras). Hal ini bisa dijelaskan dengan mengambil contoh: bahwa anakanak dari ras Mediteran (laut tengah) tumbuh lebih cepat daripada anakanak dari Eropa sebelah utara. Anak-anak Negro dan Indian pertumbuhannya tidak begitu cepat dibandingkan dengan anak-anak kulit putih dan kuning. Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi perkembangan antara lain mencakup: a. Posisi dalam keluarga Kedudukan anak dalam keluarga merupakan keadaan yang dapat mempengaruhi perkembangan. Anak kedua, ketiga dan seterusnya pada umumnya perkembangan itu lebih cepat dari pada anak pertama. Anak bungsu biasanya perkembangannya lebih lambat karena cenderung dimanja. b. Makanan Pada usia kanak-kanak makanan merupakan faktor yang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangannya. Bukan hanya berhubungan dengan kuantitas makanan, tetapi juga berkenaan dengan kualitas gizi yang terkandung di dalamnya. Keduanya sangat mempengaruhi perkembangan fisiologis dan mental anak-anak secara langsung atau tidak langsung.
c. Budaya Faktor
budaya
sangat
besar
pengaruhnya,
sehingga
dapat
mempengaruhi sifat kepribadian dan kedewasaan seseorang. Hal yang termasuk dalam faktor budaya di sini selain budaya masyarakat termasuk juga pendidikan, agama dan sebagainya.
Selain atas, Elizabeth
faktor-faktor juga
yang
mempengaruhi
mengemukakan
beberapa
perkembangan hal
yang
di
menjadi
penyebab terjadinya perkembangan (cause of development ) antara lain kematangan (maturation), belajar dan latihan (learning ) serta kombinasi antara kematangan dan belajar (interaction of maturation and learning ).44
F. Tanda-Tanda Perkembangan Belajar Anak
Dalam kerangka penciptaan
lingakungan
keluarga yang
memberikan nilai edukatif pada anak, orang tua perlu memiliki pengetahuan tentang perkembangan
anak.
Dengan
memahami
karakteristiknya, seorang ibu atau orang tua dapat menangkap segala isyarat yang ditampilkan anak melalui perilakunya. Hal tersebut bermanfaat untuk merespon perilaku anak sehingga tanggapan yang muncul adalah yang mengandung unsur belajar anak.
Bagian berikut akan menguraikan perkembangan anak mulai dari bayi
hingga usia menjelang sekolah.
Usia
0 sampai 6 bulan
Pengelompokan
Bayi fase 1
6 sampai 12 bulan Bayi fase 1 sampai 2 tahun
2
Tabel : Pengelompokan Anak Berdasarkan Usia 47
Aspek-aspek perkembangan yang akan di elaborasi secara rinci berkaitan dengan aspek fisik, sosial berfikir, dan komunikasi. Karakter istik- karateristik mendasar
karena
dari sudut pandang tersebut sangat
merupakan fundamen bagi kehidupan dan
perkembangan anak usia dini, baik menyangkut dirinya, keluarganya maupun komunitasnya yang lebih luas. 1.
0 sampai 6 bulan Berbagai hasil penelitian menunjukakan, bayi di usia awal bukanlah individu merepotkan,
yang selalu harus dibantu,
sosok yang
atau individu yang tidak punya potensi apapun.
Sebetuynya ia adalah seorang pelajar yang aktif (an
47Ali Nugraha dan Neny Ratnawati, Op. cit., hlm. 11.
active learner ). Hal tersebut dapat diketahui dari sejumlah perilaku yang ditampilakannya. Berikut ini ciri-ciri perkembangan bayi pada fase 1 yang tampak jika dikaitkan dengan potensi belajarnya. a.
Segi
fisik
1) Sejak lahir bayi sudah dapat bergerak dan menggerakkan kepalanya ke arah sumber suara 2) Secara bertahap, ia mampu memegang suatu secara tepat.
3) Ia merasa senang saat didudukan sambil berpegangan tangan orang dewasa atau orang tuanya. 4)
Senang memegang makanan dan merasa senang saat makanan itu dibolak- balikkan atau dimain-mainan
di
hadapannya.48 b.
Segi
sosial
1) Mampu melihat dan memandang orang dewasa saat memberi makanan kepadanya. 2) Tersenyum dengan muka yang cerah sambil bersuara riang, saat ada yang mendekat atau menghampirinya.49 c.
Segi kemampuan berfikir dan
berkomunikasi
1) Menangis saat ada yang hal tidak menyenangkan atau jika ia merasa lapar.
Sebaliknya, dapat dihentikan tangisannya ketika dibujuk.
2)
Dapat ocehan
mengeluarkan
(membuat)
suara,
baik
berupa
maupun celotehan tertentu yang khas, seperti
layaknya bercakap-csakap. Kadang hal ini dilakukan ketika ia memejamkan mata. 3) Tertawa saat diajak bercanda atau saat diajak bermain-main.
4) Dapat melihat dan mengenal obyek yang didekatkan dan ditunjukkan kepadanya. 5) Dapat memegang dan meggoyang-goyang obyek yang dipegangnya.
6) Dapat meletakkan dan memasukkan sesuatu ke dalam mulutnya.50
2.
6 sampai 12 bulan
Bayi usia 6 sampai 12 bulan sering disebut sebagai usia infant. Memasuki usia ini, tubuh anak atau posturnya menjadi lebih kokoh dan kuat dibandingkan
48
Tony
Buzan,
Op.cit, hlm. 163 49 Bambang Sujiono dan Zuliani Nurani Sujiono, Mencerdaskan Perilaku Anak Usia Dini, (Jakarta: Gramedia, 2005), hlm. 80 50Ali Nugraha dan Neny Ratnawati Op.cit, hlm. 12.
usia sebelumnya. Pada periode ini, arah perilaku anak mulai berubah. Dari yang berpusat
pada diri sendiri,
menuju
ke
eksplorasi atau menjelajah dunia yang berada di sekitarnya. Dengan cara seperti itu anak memperoleh
pengalaman
dan
kemampuan untuk membedakan keberadaan orang lain. Misalnya, apakah orang yang berada di sekitarnya menyukainya atau tidak. a.
Segi
fisik
1) Dengan dibiarkan atau dibimbing, anak dapat bergerak dari pangkuan ke arah duduk sendiri. 2) Belajar minum dari gelas serta mengambil atau menyantap makanan dengan sendok maupun tanpa sendok. 3) Mulai merangkak, maju pelan-pelan atau menyeret kakinya untuk bergerak ke depan. 4) Menarik, memegang atau mendorong tangan orang dewasa, seperti ingin dituntun untuk melangkah atau berjalan. 5) Dapat meraih benda yang ada didekatnya. b. Segi sosial 1) Menolak aau mengganggu orang lain yang tidak dikenalnya dengan baik.
2) Menunjukkan sikap baik kepada orang-orang yang familier dan akrab dengannya (dikenal dekat atau sering kontak dengannya). c.
Segi kemampuan berfikir dan
berkomunikasi
1) Menoleh atau memandang ketika mendengar namanya disebut.
2) Dapat mendengar dengan jelas dan sudah dapat membedakan suara-suara yang didengarnya. 3) Dapat meniru sejumlah kata-kata, seperti papa, mama, baba, dada dan lain-lain. 4) Dapat mendorong atau menyendok benda dengan alat tertentu, mengetuk- ngetuknya, membuai atau menciuminya pada saat bermain. 5) Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lainnya.
6) Menggigit dan mengunyah benda yang dimainkannya.
7) Senang menjatuhkan benda-benda dan melihat bagaimana jika benda tersebut dijatuhkan. 8) Mencari benda-benda yang sedang disembunyikan atau dijauhkan darinya oleh orang lain.
9) Membunyikan benda-benda yang ada disekitarnya. 51
3.
1 sampai 2 tahun
Usia ini sering disebut the early toddler . Di Indonesia terkenal dengan istilah anak usia dibawah tiga tahun. Meskipun perkembangan fisik (terutama
kaki) pada usia
ini bukan yang utama, anak pada usia batita tahap 1 suka berjalan, mendaki aau meniki sesuatu. Jatuh, menabrak-nabrak, benjol dan memar-memar seringkali terjadi. Pada tahap ini, penting sekali bagi orang tua untuk menjadi penganman utama. Pereean orang tua adalah menarahkan gerak anak serta mendukungnya ketika diperlukan. Di samping
perkembangan
tersebut,
kemampua
berbicara anak juga mulai tumbuh dan berkembang menuju yang lebih baik. a.
Segi fisik
1) Mulai dapat makan sendiri.
2) Sudah mulai dapat berjalan sendiri
3) Dapat mendorong atau menarik mainan samil berjalan, misalnya menarik mobil-mobilan yang diikatkan pada tali. 4) Dapat menggelindingkan atau melempar bola yang dipegangnya.
5) Dapat memegang pensil, meskipun masih dengan mengepal.
6) Senang dengan benda-benda kecil yang terbuka atau tidak terbungkus.
7) Senang memaki sepatu atau kaus kaki. b. Segi sosial 1) Rasa takut pada orang yang tidak dikenal agak berkurang.
2) Bermain atau memainkan sendiri obyek tertentu yang dekat dengannya.
3) Melindungi atau mempertahankan benda-benda yang dimilikinya karena anak belum mengerti berbagi. 4) Memukul atau mendorong anak lain jika merasa terancam atau diganggu. c.
Segi kemampuan berfikir dan berkomunikasi
1) Mengerti bahwa lambaian tangan adalah ungkapan selamat jalan, bahkan ia sudah dapat melakukannya. 2) Dapat menyampaikan maksud aau keinginannya, walaupun seringkali dengan cara berteriak dan ribut untuk mengungkapkannya. 3) Senang dengan buku-buku atau informasi bergambar.
51 Ibid, hlm. 14-15
4)
Dapat menggelengkan kepala sebagai tanda tidak setuju atau tidak mau terhadap sesuatu.
5)
Menggunakan beberapa kata yang telah dikenalnya untuk berkomunikasi dan
mencoba berbicara dengan kata-kata
baru yang diperolehnya atau dengan menirukannya. 6) Menggunakan dua kata seaai frase, misalnya “saya makan”, “bu minum”
dengan ungkapan nyata.
7) Dapat mengingat dimana benda-benda berada dan diletakkannya.
8)
Dapat
memukul-mukul,
menepuk-nepuk
atau
medengung-dengungkan benda ertentu sehingga menjadi irama musik atau menimbulkan suara tertentu.52
4.
2 sampai 3 tahun
Pada usia ini desebut the odler toddler atau batita tahap 2. di usia dua tahun, rasa ingin tahu dan keinginannya untuk mengeksploraasi atau menjelajah segala sesuatu yang berada di sekitarnya semakin besar. Mereka senang berada di antara lainnya. Jika orang tua dapat menempatkan di kelmpoknya,
situasi
tersebut
sangat
baik
anak
anak usia ini karena
dapat
memperbesar keinginannya untuk belajar dan beraktivitas di antara mereka sendiri. Marah
atau
ungkapan
ekspresi
yang
menunjukkan
ketidakpuasan dan protes dalam rangka menyampaikan maksud dan keinginannya adalah hal biasa dan umum pada usia ini. Yang menggembirakan, perkembangan bicaranya menjadi lebih jelas dan lancar.
a.
Segi fisik
1)
Pertumbuhannya sedikit lebih cepat, tapi kadang mncul kedulitan atau penolakan terhadap makanan.
2)
Mulai menunjkka
cara yang tepat dalam memegang
atau merespon dengan tangan kanan ataupun kiri. 3)
Sudah
dapat
memegang
alat
tulis
dan
dapat
menggunakannya, meskipun hasilnya msih dalam bentuk cakar ayam. 4)
Dapat menuangkan atau mengisikan sesuatu dari satu wadah kewadah lain.
52 Ibid , hlm. 16.
5) Sudah dapat menggunakan kamar kecil untuk buang air kecil atau buang air besar dengan bantuan orang lain. b. Segi sosial
1) Dapat mengetahui nama-nama orang dekat dan akrab dengannya.
2) Bisa jadi, ia memiliki orang favorit karena dianggap paling dekat dengannya. 3) Jika ditanyakan padanya, ia dapat meyebutkan atau megatakan nama seseorang ata namanya sendiri. 4) Namun ia masih kesulitan dalam bertukar dan mengembil alih peran sosialnya saat diminta untuk melakukan suatu tindakan. 5) Mungkin akan marah atau melampiaska kemarahannya jika merasa letih, kesal atau frustasidengan keadaan yang dihadapinya. 6) Dapat berinteraksi secara akrab atau dapat saling menyukai dan saling membutuhkan dengan orang lain. c.
Segi kemampuan berfikir dan berkomunikasi
1) Anak mulai tekun atau giat melakukan aktivitas untuk dirinya sendiri.
2) Anak mulai dapat berbicara dengan menggunakan kalimat, meskipun masih dengann kalimat yang pendek dan terbaas. 3) Adak sudah lebih mudah mengerti dan memahami sesuatu atau apa yang dimaksudkan orang lain. 4) Sudah dapat menggunakan dan menyebutkan nama-nama obyek, benda- benda atau keadaan tertentu. 5) Tumbuh perilaku saling meniru satu sama lain jika sedang main bersama atas sesuatu yang diamatinya.
6) Senang dan sering kali memukul-mukul atau meepuknepuk benda yang dapat mengeluarkan bunyi, seolah sedang membentuk irama musik. 7) Sudah dapat mengikuti da mengerti instruksi atau petunjuk sederhana , misalnya “ bawalah sepatumu kesini”. 8) Senang mendengarkan cerita dan dongeng yang didengarkan kepadanya.53
5.
3 sampai 4 tahun
Memasuki usia awal pra sekolah atau sering disebut the young preschooler , perkembangan sosialisasi anak semakin baik. Anak mulai
53 Ibid, hlm. 18-19.
dapat berpasangan dengan tema main dan dapat mempercayai nya secara apik. Hal tersebut nampak saat ia bersama dengan kelompok bermain nya . Pada tahap ini, proses belajar terpenting untuk anak adalah bagaimana ia dapat menjadikan temannya sebagai bagian penting dalam memfasilitasi perkembangannya. Di usia ini anak sudah dapat belajar menggunakan toilet atau WC secara benar dan lebih baik dibanding sebelumnya. Meskipun demikian, mungkin
masih
terdapat
kesalahan-kesalahan.
Ciri
umum lainnya, memasuki usia awal para sekolah anak gemar sekali menyampaikan banyak pertanyaan. a.
Segi
fisik
1) Anak sudah dapat berjalan dan berlari dengan sempurna.
2) Anak sudah dapat melompat dengan kaki secara bersamaan.
3) Anak sudah dapat menaiki sepeda roda tiga.
4) Anak sudah dapan menggunakan WC atau toilet sendiri. b. Segi sosial 1) Anak mulai dapat bermain kooperatif dengan anak lainnya.
2) Anak dapat berbagi dan saling mengambil alih peran dengan teman bermainnya pada saat mereka berinteraksi atau bergabung. c.
Segi kemampuan berfikir dan
berkomunikasi
1) Anak dapat mengetahui da mengidentifiasi suara yang telah atau pernah diketahuinya, misalnya suara anjing, kucing, ayam dan lain-lain.
2) Anak sudah dapat bernyanyi atau melantnkan lagu-lagu dan iramanya.
3) Anak dapat menghitung angka atau jumlah.
4) Anak seringkali mengajukan pertanyaan.
5) Anak seringkali meminta arti atau meksud dari katakata yang aru dikenalnya. 6)
Sudah dapat berkomunikasi lisan atau berbicara, meskiun pendek-pendek, tetapi
kaimatnya
cukup
meggambar suatu obyek yang dikenal.
jelas.
Dapat
6. 4 sampai 5 tahun
Pertumbuhan dan perkembangan anak usia 4 tahun cukup berbeda dengan usia 2 tahun. Gerakan anak menjadi lebih mudah dan
ia
senang beraktivitas fisik. Kemampuan konsentrasinya
meningkat dan seringkali mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang tidak disangka-sangka. Cara berpikirnya dituangkan dalam ucapanucapannya, gambar-gambarnya, atau secara bertahap dan berangsurangsur meninggalkan cara berfikir yang berorientasi pada dirinya semakin sanggup melihat sesuatu dari sudut pandang yang lain. a.
Segi fisik
1) Mulai dapat belajar meniki sepeda roda dua.
2) Dapat berdiri dan berjalan dengan kesembangan satu kaki.
3) Mampu melompat atua meloncat dengan baik.
4) Dapat memegang pensil dengan jempol dan jari-jarinya dengan cukup tepat, walaupun masih harus diberi arahan. 5) Sudah dapat berpakaian dan mengikat tali sepatu sendiri. b. Segi sosial 1)
Kemampua bersahabatnya lebih berkembang, khususnya dengan sesama jenis.
2)
Keinginan
berbagi dan bertukar sesuatu atau pendapat
dengan anak atau orang lain lebih berkembang. 3) Menunjukkan kemampuan memahami perasaan orang lain. c.
Segi kemampuan berfikir
dan berkomunikasi 1) Dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan jelas.
2) Dapat bercerita meng4enal hal yang terjadi pada situasi nyata atau melalui bantuan gambar. 3) Dapat memeri informasi atau berbicara tentang pengalaman yang telah dilaluinya, walaupn masih sulit dalam mencari atau menggunakan kata- kata untuk mengungkapkannya. 4)
Dapat bercanda,
mendongeng
(membawakan
dan menjawab
sebuah
tebak-tebakkan,
cerita), meskipun
menurut orang dewasa mungkin tidak mengandung rasa humor. 5) Mampu menerima pesan-pesanyang diberikan.
6) Dapat menulis atau menarik garis (menggambar garis) sehingga
memungkinkan
kemampuannya
dapat
memperbaiki
menulis yang tadinya cakar ayam atau
corat-coret, ke arah yang lebih teratur dan formal. 7)
Senang
membuat
atau
mementuk
sesuatu
tangannya, misalnya dari tanah liat dan lilin. 8) Dapat menggunakan kata “dan” serta
“tetapi”.
9) Mungkin mampu menulis nama sendiri.54
dengan
54 Ibid, hlm. 22-23.