KONSEP NYERI PADA ANAK
A. Anatomi Anatomi Fisiolo Fisiologi gi Sistem Sistem Integ Integumen umen 1. Anat Anatom omii Kul Kulit it
Seluruh tubuh manusia bagian terluar terbungkus oleh suatu sistem yang disebut sebagai sistem integumen. Sistem integumen adalah sistem organ yang paling luas. Sistem Sistem ini terdiri terdiri atas kulit kulit dan aksesori aksesorisny snya, a, termasuk termasuk kuku, kuku, rambut rambut,,
kelenj kelenjar ar
(keringat (keringat dan sebaseous), sebaseous), dan reseptor reseptor saraf khusus (untuk stimuli perubahan perubahan internal atau lingkungan eksternal). Berikut ini adalah bagian-bagian dari sistem integument (Mutaqqin & Kumala, 2011). : a. Epidermis
Epidermis sering kita sebut sebagai kulit luar. Epidermis merupakan lapisan teratas pada kulit manusia dan memiliki tebal yang berbeda-beda : 400-600 μm untuk kulit tebal (kulit pada telapak tangan dan kaki) dan 75-150 μm untuk kulit tipis (kulit (kulit selain selain telapa telapak k tangan tangan dan kaki, kaki, memili memiliki ki rambut rambut). ). Selain Selain sel-sel sel-sel epitel epitel,, epidermis juga tersusun atas lapisan: 1
•
Melanosit, yaitu sel yang menghasilkan melanin melalui proses melanogenesis. Mela Melano nosit sit (sel (sel pigm pigmen en)) terd terdap apat at di bagi bagian an dasar dasar epid epiderm ermis. is. Melan Melanos osit it menyintesis dan mengeluarkan melanin sebagai respons terhadap rangsangan horm hormon on hipo hipofi fisis sis anter anterio ior, r,
horm hormon on pera perang ngsan sang g
melan melanos osit it
(mel (melan anoc ocyt ytee
stimulating stimulating hormone, MSH). Melanosit Melanosit merupakan merupakan sel-sel khusus epidermis epidermis yang terutama terlibat dalam produksi pigmen melanin yang mewarnai kulit dan rambut, rambut, semakin semakin banyak banyak melanin, melanin, semakin semakin gelap warnanya. Sebagian besar orang yang berkulit gelap dan bagian-bagian kulit yang berwarna gelap pada orang yang berkulit cerah (misal puting susu) mengandung pigmen ini dalam jumlah yang lebih banyak. Warna kulit yang normal bergantung pada ras dan bervariasi dari merah muda yang cerah hingga cokelat. Melanin diyakini dapat menyerap cahaya ultraviolet dan demikian akan melindungi seseorang terhadap efek pancaran cahaya ultraviolet dalam sinar matahari yang berbahaya. •
Sel Lange Langerha rhans, ns, yaitu yaitu sel sel yang yang merupak merupakan an makrof makrofag ag turuna turunan n sumsum sumsum tulan tulang, g, yang merangsang merangsang sel Limfosit Limfosit T, mengikat, mengikat, mengolah, dan merepresenta merepresentasikan sikan antige antigen n kepada kepada sel Limfos Limfosit it T. Dengan Dengan demiki demikian, an, sel Langer Langerhan hanss berper berperan an penting dalam imunologi kulit.Sel-sel imun yang disebut sel Langerhans terdapat di seluruh epidermis. Sel Langerhans mengenali partikel asing atau mikroorganisme yang masuk ke kulit dan membangkitkan suatu serangan imun. Sel Langerhans mungkin bertanggungjawab mengenal dan menyingkirkan selsel kulit displastik dan neoplastik. Sel Langerhans secara fisik berhubungan dengan saraf-sarah simpatis , yang mengisyaratkan adanya hubungan antara sistem saraf dan kemampuan kulit melawan infeksi atau mencegah kanker kulit. Stres dapat memengaruhi fungsi sel Langerhans dengan meningkatkan rangsang simpat simpatis. is.
Radias Radiasii ultrav ultraviol iolet et dapat dapat merusa merusak k sel Langerha Langerhans, ns, mengura mengurangi ngi
kemampuannya mencegah kanker. •
Sel Merke Merkel, l, yaitu yaitu sel sel yang berf berfung ungsi si sebaga sebagaii mekanor mekanoresep eseptor tor senso sensoris ris dan dan berhubungan fungsi dengan dengan sistem neuroendokrin difus.
•
Kerati Keratinos nosit, it, yang yang secara secara bersus bersusun un dari dari lapisan lapisan palin paling g luar hingg hinggaa paling paling dalam dalam sebagai berikut: -
Stratum Korneum, terdiri atas 15-20 lapis sel gepeng, tanpa inti dengan sitoplasma yang dipenuhi keratin. Lapisan ini merupakan lapisan terluar dima dimana na eleid eleidin in beru beruba bah h menj menjad adii kera keratin tin yang yang tersu tersusu sun n tida tidak k terat teratur ur 2
sedangk sedangkan an serabut serabut elastis elastis dan retiku retikulern lernya ya lebih lebih sediki sedikitt sel-sel sel-sel saling saling melekat erat. -
Stratum Lucidum, tidak jelas terlihat dan bila terlihat berupa lapisan tipis yang homogen, terang jernih, inti dan batas sel tak terlihat. Stratum lucidum terdiri dari protein eleidin.
-
Stratu Stratum m Granul Granulosu osum, m, terdir terdirii atas 2-4 lapis lapis sel poligo poligonal nal gepeng gepeng yang yang sitoplasmany sitoplasmanyaa berisikan berisikan granul granul keratohialin keratohialin.. Pada membran sel terdapat terdapat granula lamela yang mengeluarkan materi perekat antar sel, yang bekerja seba sebaga gaii
peny penyar arin ing g sele selekt ktif if terh terhad adap ap masu masukn knya ya mate materi ri asin asing, g, sert sertaa
menyediakan efek pelindung pada kulit. -
Stratum Spinosum,tersusun dari beberapa lapis sel di atas stratum basale. Sel pada lapisan ini berbentuk polihedris dengan inti bulat/lonjong. Pada sajian mikroskop tampak mempunyai tonjolan sehingga tampak seperti duri yang yang diseb disebut ut spin spinaa dan dan terl terlih ihat at salin saling g berh berhub ubun unga gan n dan dan di dala dalamn mnya ya terdapat fibril sebagai intercellular bridge.Sel-sel spinosum saling terikat deng dengan an filam filamen en;; fila filame men n ini ini memi memilik likii fung fungsi si untu untuk k memp mempert ertah ahan anka kan n kohe kohesiv sivit itas as (ker (kerek ekat atan an)) anta antarr sel dan dan mela melawa wan n efek efek abra abrasi. si. Deng Dengan an demikian, sel-sel spinosum ini banyak terdapat di daerah yang berpotensi mengalami gesekan seperti telapak kaki.
-
Stra Stratu tum m Basa Basal/ l/Ge Germ rmin inati ativu vum, m, meru merupa paka kan n lapi lapisan san pali paling ng bawa bawah h pada pada epidermis, tersusun dari selapis sel-sel pigmen basal , berbentuk silindris dan dalam sitoplasmany sitoplasmanyaa terdapat terdapat melanin. melanin. Pada lapisan basile ini terdapat terdapat sel-sel mitosis.
b. Dermis
Dermis Dermis atau atau cutan cutan (cutan (cutaneus) eus),, yaitu yaitu lapisan lapisan kulit kulit di bawah bawah epider epidermis mis.. Penyu Penyusun sun utama utama dari dari dermis dermis adalah adalah kolage kolagen. n. Memben Membentuk tuk bagian bagian terbesar terbesar kulit kulit dengan memberikan kekuatan dan struktur pada kulit, memiliki ketebalan yang bervariasi bergantung pada daerah tubuh dan mencapai maksimum 4 mm di daerah punggung. Dermis terdiri atas dua lapisan dengan batas yang tidak nyata, yaitu stratum papilare dan stratum reticular. 3
1) Stratum Stratum papilare, papilare, yang merupak merupakan an bagian bagian utama dari dari papila papila dermis, dermis, terdiri terdiri atas jaringan ikat longgar. Pada stratum ini didapati fibroblast, sel mast, makrofag, dan leukosit yang keluar dari pembuluh pembuluh (ekstravasasi) (ekstravasasi).. Lapisan Lapisan papila dermis dermis berada langsung di bawah epidermis tersusun terutama dari sel-sel fibroblas yang dapat menghasilkan salah satu bentuk kolagen, yaitu suatu komponen dari jaringan ikat. Dermis juga tersusun dari pembuluh darah dan limfe, serabut saraf , kelenjar keringat dan sebasea, serta akar rambut. Suatu bahan mirip gel, asam hialur hialurona onat, t, disekr disekresik esikan an oleh oleh sel-sel sel-sel jaringa jaringan n ikat. ikat. Bahan Bahan ini mengel mengelilin ilingi gi protein dan menyebabkan kulit menjadi elastis elas tis dan memiliki turgor (tegangan). Pada seluruh dermis dijumpai pembuluh darah, saraf sensorik dan simpatis, pembuluh limfe, folikel rambut, serta kelenjar keringat dan palit. 2) Stra Stratu tum m retik retikul ular are, e, yang yang lebih lebih teba teball dari dari strat stratum um papi papila lare re dan dan tersu tersusu sun n atas atas jaringan ikat padat tak teratur (terutama kolagen tipe I).
c. Hipo Hipode derm rmis is ata atau u Subk Subkut utan an
Jaringan Subkutan atau hipodermis merupakan lapisan kulit yang paling dalam. Lapisan ini terutama berupa jaringan adiposa yang memberikan bantalan antara lapisan kulit dan struktur internal seperti otot dan tulang. Banyak mengandung pembuluh darah, pembuluh limfe dan syaraf juga terdapat gulungan kelenjar keringat dan dasar dari folikel rambut. Jaringan ini memungkinkan mobilitas kulit, perubahan kontur tubuh dan penyekatan panas tubuh. Lemak atau gajih akan bertumpuk dan tersebar menurut jenis kelamin seseorang, dan secara parsial menyebabkan perbedaan bentuk tubuh laki-laki dengan perempuan. Makan yang berlebihan akan meningkatkan penimbunan lemak di bawah kulit. Jaringan subkut subkutan an dan jumlah jumlah lemak lemak yang yang tertimb tertimbun un merupa merupakan kan faktor faktor pentin penting g dalam dalam pengaturan suhu tubuh. Tidak seperti epidermis dan dermis, batas dermis dengan lapisan lapisan ini tidak tidak jelas. jelas. Pada Pada bagian bagian yang yang banyak banyak berger bergerak ak jaring jaringan an hipode hipodermi rmiss kurang, pada bagian yan melapisi otot atau tulang mengandung anyaman serabut yang kuat. Pada area tertentu yng berfungsi sebagai bantalan (payudara dan tumit) terdapat terdapat lapisan sel-sel lemak yang tipis. Distribusi Distribusi lemak pada lapisan ini banyak banyak berperan dalam pembentukan bentuk tubuh terutama pada wanita.
4
2. Fung Fungsi si Sist Sistem em Int Integ egum umen en
Kulit memiliki banyak fungsi, yang berguna dalam menjaga homeostasis tubuh. Fungsi-fungsi tersebut dapat dibedakan menjadi fungsi proteksi, absorpsi, ekskresi ekskresi,, persep persepsi, si, pengat pengatura uran n suhu suhu tubuh tubuh (termo (termoreg regula ulasi), si), dan pemben pembentuk tukan an vitamin D. a.
Fungsi proteksi
Kulit menyediakan proteksi terhadap tubuh dalam berbagai cara sebagai yaitu berikut: •
Keratin melindungi kulit dari mikroba, abrasi (gesekan), panas, dan zat kimia. Keratin merupakan struktur yang keras, kaku, dan tersusun rapi dan erat seperti batu bata di permukaan kulit.
•
Lipid yang dilepaskan mencegah evaporasi air dari permukaan kulit dan dehidrasi; selain itu juga mencegah masuknya air dari lingkungan luar tubuh melalui kulit.
•
Sebum yang berminyak dari kelenjar sebasea mencegah kulit dan rambut dari kekeringan serta mengandung zat bakterisid yang berfungsi membunuh bakteri di permukaan kulit. Adanya sebum ini, bersamaan dengan ekskresi kering keringat, at, akan akan mengha menghasilk silkan an mantel mantel asam dengan dengan kadar kadar pH 5-6.5 5-6.5 yang yang mampu menghambat pertumbuhan mikroba.
•
Pigmen Pigmen melanin melanin melindungi melindungi dari efek dari sinar UV yang berbahaya. berbahaya. Pada stratum basal, sel-sel melanosit melepaskan pigmen melanin ke sel-sel di sekitar sekitarnya nya.. Pigmen Pigmen ini bertug bertugas as melind melindung ungii materi materi genetik genetik dari dari sinar sinar matahari, sehingga materi genetik dapat tersimpan dengan baik. Apabila terjadi gangguan pada proteksi oleh melanin, maka dapat timbul keganasan.
•
Selain itu ada sel-sel yang berperan sebagai sel imun yang protektif. Yang pertama adalah sel Langerhans, yang merepresentasikan antigen terhadap mikroba. Kemudian ada sel fagosit yang bertugas memfagositosis mikroba yang masuk melewati keratin dan sel Langerhans.
b. Fung Fungsi si abs absor orps psii
Kulit tidak bisa menyerap air, tapi bisa menyerap material larut-lipid seperti vitamin A, D, E, dan K, obat-obatan tertentu, oksigen dan karbon dioksida. Perm Permea eab bilit ilitas as
kuli kulitt
terh terhad adap ap
oksig ksigen en,,
karb arbondi ondio oksid ksidaa
dan
uap
air air 5
memungkinkan kulit ikut mengambil bagian pada fungsi respirasi. Selain itu beberapa material toksik dapat diserap seperti aseton, CCl4, dan merkur merkuri. i. Beberapa Beberapa obat juga dirancang dirancang untuk larut lemak, seperti kortison, kortison, sehingga sehingga mamp mampu u berp berpen enet etra rasi si ke kuli kulitt dan dan mele melepa pask skan an anti antihi hist stam amin in di temp tempat at peradangan. Kemampuan absorpsi kulit dipengaruhi oleh tebal tipisnya kulit, hidrasi hidrasi,, kelemb kelembaban aban,, metabo metabolism lismee dan jenis jenis vehiku vehikulum lum.. Penyer Penyerapa apan n dapat dapat berlangsung melalui celah antarsel atau melalui muara saluran kelenjar; tetapi lebih lebih banyak banyak yang yang melalu melaluii sel-sel sel-sel epider epidermis mis daripa daripada da yang yang melalu melaluii muara muara kelenjar. c.
Fung Fungsi si eksk ekskre resi si
Kuli Kulitt juga juga berfu berfung ngsi si dala dalam m eksk ekskre resi si deng dengan an peran peranta taraa raan n dua dua kele kelenj njar ar eksokrinnya, yaitu kelenjar sebasea dan kelenjar keringat: -
Kelenjar sebasea Kelenjar sebasea merupakan kelenjar yang melekat pada folikel rambut dan melepaskan lipid yang dikenal sebagai sebum menuju lumen. Sebum dikeluarka dikeluarkan n ketika ketika muskulus muskulus arektor arektor pili berkontrak berkontraksi si menekan menekan kelenjar kelenjar sebasea sehingga sebum dikeluarkan ke folikel rambut lalu ke permukaan kulit. Sebum tersebut merupakan campuran dari trigliserida, kolesterol, protein, dan elektrolig. Sebum berfungsi menghambat pertumbuhan bakteri, melumasi dan memproteksi keratin. -
Kelenjar keringat Walaupun stratum korneum kedap air, namun sekitar 400 mL air dapat keluar dengan cara menguap melalui kelenjar keringat tiap hari. Seorang yang yang beke bekerj rjaa dala dalam m ruan ruanga gan n meng mengek eksk skre resi sika kan n 200 200 mL keri kering ngat at tambahan, dan bagi orang yang aktif jumlahnya lebih banyak lagi. Selain mengel mengeluar uarkan kan air dan panas, panas, kering keringat at juga juga merupa merupakan kan sarana sarana untuk untuk mengekskresikan garam, karbondioksida, dan dua molekul organik hasil pemecahan protein yaitu amoniak dan urea. Terdapat dua jenis kelenjar keringat, yaitu kelenjar keringat apokrin dan kelenjar keringat merokrin.
Kelenjar keringat apokrin terdapat di daerah aksila, payudara dan pubis, serta aktif pada usia pubertas dan menghasilkan sekret yang kental dan bau yang khas. Kelenjar keringat apokrin bekerja ketika ada sinyal dari sistem saraf dan hormon sehingga sel-sel mioepitel 6
yang ada di sekeliling kelenjar berkontraksi dan menekan kelenjar keringat keringat apokrin. apokrin. Akibatnya Akibatnya kelenjar kelenjar keringat keringat apokrin apokrin melepaskan melepaskan sekretnya ke folikel rambut lalu ke permukaan luar.
Kelenjar Kelenjar keringat keringat merokrin merokrin (ekrin) terdapat terdapat di daerah telapak tangan dan kaki. Sekretnya mengandung air, elektrolit, nutrien organik, dan sampah metabolisme. Kadar pH-nya berkisar 4.0 – 6.8. Fungsi dari kelenjar keringat merokrin adalah mengatur temperatur permukaan, mengekskresikan air dan elektrolit serta melindungi dari agen asing dengan dengan cara mempersulit mempersulit perlekatan agen asing dan menghasilk menghasilkan an dermicidin, sebuah peptida kecil dengan sifat antibiotik.
d. Fung Fungsi si per perse seps psii
Kuli Kulitt meng mengan andu dung ng ujun ujung-u g-uju jung ng saraf saraf senso sensorik rik di derm dermis is dan dan subk subkut utis is.. Terhadap rangsangan panas diperankan oleh badan-badan Ruffini di dermis dan subkut subkutis. is. Terhad Terhadap ap dingin dingin diperan diperankan kan oleh oleh badan-b badan-bada adan n Krause Krause yang yang terletak di dermis, badan taktil Meissner terletak di papila dermis berperan terh terhad adap ap rabaan rabaan,, demi demiki kian an pula pula bada badan n Merke Merkell Ranv Ranvier ier yang yang terle terleta tak k di epider epidermis mis.. Sedang Sedangkan kan terhad terhadap ap tekana tekanan n diperan diperankan kan oleh oleh badan badan Paccin Paccinii di epider epidermis mis.. Saraf-s Saraf-sara araff sensori sensorik k tersebu tersebutt lebih lebih banyak banyak jumlah jumlahnya nya di daerah daerah yang erotik. e.
Fungsi Fungsi pengat pengaturan uran suhu tubu tubuh h (termo (termoregu regulasi) lasi)
Kulit berkontribusi terhadap pengaturan suhu tubuh (termoregulasi) melalui dua cara: pengeluaran keringat dan menyesuaikan aliran darah di pembuluh kapile kapiler. r. Pada Pada saat suhu suhu tinggi tinggi,, tubuh tubuh akan akan mengel mengeluar uarkan kan kering keringat at dalam dalam jumlah banyak serta memperlebar pembuluh darah (vasodilatasi) sehingga panas akan terbawa keluar dari tubuh. Sebaliknya, pada saat suhu rendah, tubuh akan mengeluarkan lebih sedikit keringat dan mempersempit pembuluh darah (vasokonstriksi) sehingga mengurangi pengeluaran panas oleh tubuh. f.
Fung Fungsi si pem pembe bent ntuk ukan an vit vitam amin in D
Sintesi Sintesiss vitami vitamin n D dilaku dilakukan kan dengan dengan mengak mengaktiv tivasi asi prekur prekursor sor 7 dihidr dihidroks oksii koleste kolesterol rol dengan dengan bantua bantuan n sinar sinar ultrav ultraviol iolet. et. Enzim Enzim di hati hati dan ginjal ginjal lalu memodifikasi prekursor dan menghasilkan calcitriol, bentuk vitamin D yang aktif. Calcitriol adalah hormon yang berperan dalam mengabsorpsi kalsium makan akanan an
dari dari
trak traktu tuss
gast gastro roin inte test stin inal al
ke
dala dalam m
pemb pembul ulu uh
dara darah h. 7
Walaup Walaupun un tubuh tubuh mampu mampu mempro memproduk duksi si vitami vitamin n D sendir sendiri, i, namun namun belum belum memenuhi kebutuhan tubuh secara keseluruhan sehingga pemberian vitamin D sis sistemi emik
masi asih
tetap
diperlukan.
Pada
manusia
kulit
dapat
pula
mengekspresikan emosi karena adanya pembuluh darah, kelenjar keringat, dan otot-otot di bawah kulit.
B. Defi Defini nisi si Nyer Nyerii
International Association Association for Study of Pain (IASP), (IASP), menyat menyatakan akan bahwa bahwa nyeri nyeri adalah sensori subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan dengan kerusakan kerusakan jaringan jaringan aktual aktual maupun maupun potensial, potensial, atau menggambark menggambarkan an kondisi kondisi terjadinya kerusakan (James & Ashwill, 2007). Berman, Snyder, Kozier, dan Erb (2009) menyatakan bahwa nyeri adalah sensasi yang sangat tidak menyenangkan dan sangat individual yang tidak dapat dibagi dengan orang lain.
C. Klasif Klasifika ikasi si Nyeri Nyeri
Nyeri dapat dijelaskan berdasarkan durasi, lokasi, atau etiologi (Berman, Snyder, Kozier, &Erb, 2009), sebagai berikut: Berdasarkan Lama/Durasinya 1. Berdasarkan a. Nyeri Akut
Nyeri akut adalah nyeri yang dirasakan selama periode penyembuhan yang diha diharap rapka kan, n, baik baik yang yang awit awitan anny nyaa tiba tiba-ti -tiba ba atau atau yang yang lamb lambat at dan dan tanp tanpaa memerhatikan intensitasnya. Nyeri akut pada anak, contohnya: nyeri tindakan invasive, nyeri pasca operasi, sakit kepala, sakit perut , dan lainnya. b. Nyeri Kronik
Nyeri kronik adalah nyeri yang berlangsung berkepanjangan, biasanya nyeri berulang atau menetap sampai enam bulan atau lebih, dan mengganggu fungsi tubuh. Contoh nyeri akut pada anak antara lain nyeri kanker dan nyeri sedasi perawatan akhir hidup. 2. Berdasarkan Sumbernya a. Nyeri Nyeri Kut Kutane aneus/ us/ Sup Superf erfisi isial al, yaitu nyeri yang berasal dari kulit atau jaringan
subkutan, subkutan, contohnya: contohnya: luka akibat teriris teriris kertas yang menimbulk menimbulkan an nyeri tajam dengan sedikit rasa terbakar. 8
b. Nyer Nyerii Som Somat atik ik Dala Dalam m, yaitu nyeri yang berasal dari ligament, pembuluh darah,
tulang, tendon dan syaraf. Nyeri menyebar dan cenderung berlangsung lebih lama dibandingkan nyeri kutaneus, contohnya adalah nyeri pergelangan kaki yang terkilir. c. Nyer yeri Vise Viserral, nyeri yang dihasilkan dari stimulasi reseptor nyeri dalam rongga
abdome abdomen, n, cranium cranium dan thorak thorak.. Nyeri Nyeri viseral viseral seringk seringkali ali diseba disebabka bkan n karena karena spas spasme me otot otot,,
iske iskemi mia, a, atau atau rega regang ngan an jari jaring ngan an..
Obst Obstru ruks ksii
usus sus
akan akan
mengakibatkan nyeri viseral. Berdasarkan Lokasi/Letak 3. Berdasarkan a. Nyer yeri Rad Radia iassi
Nyeri radiasi adalah nyeri yang menyebar, dirasakan diras akan pada tempat sumber nyeri dan menyebar ke jaringan sekitarnya, contohnya nyeri jantung mungkin tidak hanya dirasakan di bagian dada namun menyebar ke sepanjang bahu kiri dan turun ke lengan. b. Nyeri Al Alih ( Referred Referred Pain) Pain)
Nyeri alih adalah nyeri yang dirasakan jauh dari jaringan yang menyebabkan nyeri. nyeri. Nyeri alih contohnya contohnya yaitu nyeri bagian bagian visera abdomen yang dirasakan didaerah kulit yang jauh dari organ penyebab nyeri. Intractable Pain) c. Nyeri Nyeri yang yang Tida Tidak k dap dapat at Dilac Dilacak ak ( Intractable
Nyeri yang tidak dapat dilacak adalah nyeri yang sulit diatasi, misalnya nyeri pada keganasan tingkat lanjut/ kanker maligna. d. Nyer Nyerii Neuro Neuropa pati tik k
Nyeri yang disebabkan oleh kerusakan sistem saraf pusat atau tepi. Nyeri neuropatik neuropatik berlangsung berlangsung lama, tidak menyenang menyenangkan, kan, dan dapat digambarkan digambarkan sebagai rasa terbakar, tumpul, dan gatal; nyeri tajam, seperti ditembak dapat juga dirasakan. e. Nyer yeri Phan Phanto tom m
Nyeri phantom adalah sensasi yang sangat menyakitkan yang dirasa pada bagian tubuh yang hilang (mis. kaki yang diamputasi) atau yang mengalami paralisis karena kare na cedera medulla spinalis. Nyeri neuropatik dapat dibedakan dari sensasi phantom yaitu perasaan bahwa bagian tubuh yang hilang masih tetap ada. 9
Berdasarkan Penyebab/ Etiologi: 4. Berdasarkan a. Nyeri Fi Fisik
Nyeri fisik adalah nyeri yang bisa terjadi karena stimulus fisik (mis. (mis . fraktur femur). b. Nyer Nyerii Psyco Psycoge geni nicc
Nyeri psycogenic terjadi karena sebab yang kurang jelas/sulit diidentifikasi, bersumber dari emosi/psikis dan biasanya tidak disadari (mis. seseorang yang marah-marah, tiba-tiba merasa nyeri pada dadanya). Nyeri mungkin saja disebabkan oleh perpaduan kedua etiologi.
D. Fisi Fisiol olog ogii Nyer Nyerii
Nyeri merupakan campuran reaksi fisik, emosi, dan perilaku. Cara yang paling baik untuk memahami pengalaman nyeri adalah memahami tiga komponen fisiolo fisiologis gis beriku berikutt yakni: yakni: resepsi resepsi,, persep persepsi, si, dan reaksi. reaksi. Stimul Stimulus us pengha penghasil sil nyeri nyeri mengirimkan implus melalui serabut saraf perifer. Serabut saraf memasuki medulla spinalis dan menjalani salah satu dari beberapa rute saraf dan akhirnya sampai di dalam massa berwarna abu-abu di medulla spinalis. Pesan nyeri dapat berinteraksi dengan selsel saraf saraf inhibi inhibitor tor,, menceg mencegah ah stimulu stimuluss nyeri nyeri sehingg sehinggaa tidak tidak mencap mencapai ai otak otak atau atau ditran ditransmis smisii tanpa tanpa hambat hambatan an ke kortek kortekss serebra serebral. l. Sekali Sekali stimul stimulus us mencap mencapai ai kortek kortekss cerebra cerebral, l, maka maka otak otak mengin menginter terprel prelasik asikan an kualil kualilas as nyeri nyeri dan mempro memproses ses inform informasi asi tentang pengalaman dan pengetahuan yang lalu serta asosiasi kebudayaan dalam upaya mempersepsikan nyeri (Potter dan Perry, 2006). 1. Rese Resept ptor or Nyer Nyerii
Rese Resept ptor or nyer nyerii adal adalah ah orga organ n tubu tubuh h yang yang berf berfun ungs gsii untu untuk k mene meneri rima ma rangsangan nyeri. Organ tubuh yang berperan sebagai reseptor nyeri adalah ujung syaraf bebas dalam kulit yang berespon hanya terhadap stimulus kuat yang secara potensial merusak. Reseptor nyeri disebut juga nosireceptor, secara anatomis reseptor nyeri (nosireceptor) ada yang bermielien dan ada juga yang tidak bermielin dari syaraf perifer. Berdasarkan letaknya, nosireceptor dapat dikelompok dikelompokkan kan dalam beberapa beberapa bagian tubuh yaitu pada kulit (kutaneus), somatik dalam (deep somatic), dan pada daerah visceral , karena karena letakn letaknya ya yang yang berbed berbeda-b a-beda eda inilah inilah,, nyeri nyeri yang yang timbul timbul juga juga memili memiliki ki sensasi sensasi yang yang berbed berbeda. a. Impuls Impuls saraf saraf yang yang dihasil dihasilkan kan oleh oleh stimulu stimuluss nyeri nyeri 10
menyebar di sepanjang saraf perifer aferen (Potter dan Perry, 2006). Ada dua tipe serabut saraf perifer yang mengonduksi stimulus nyeri yaitu: a. Sera Serabu butt A-de A-delt lta, a, merupakan serabut komponen cepat (kecepatan tranmisi 6-30
m/det), m/det), bermie bermielin linasi, asi, dan mengir mengirim im sensasi sensasi yang yang tajam, tajam, terlok terlokali alisasi sasi,, dan jelas jelas melo meloka kali lisa sasi si sumb sumber er nyer nyerii
dan dan
mend mendet etek eksi si inte intens nsit itas as nyer nyeri. i. Sera Serabu butt
mengha menghanta ntarka rkan n cedera cedera akut dengan dengan segera segera
ini ini
(Potte (Potterr dan Perry, Perry, 2006; 2006; Tamsuri, Tamsuri,
2007). b. Serabut C, merupakan serabut komponen lambat (kecepatan tranmisi 0,5 m/det) ,
tidak bermielinasi, berukuran kecil, menyampaikan impuls yang terlokalisasi buruk, viseral viseral,, dan terus-m terus-mene enerus, rus, terdap terdapat at pada pada daerah daerah yang yang lebih lebih dalam dalam serta serta nyeri nyeri biasanya bersifat tumpul dan sulit dilokalisasi. Struktur reseptor nyeri somatik dalam meliputi reseptor nyeri yang terdapat pada tulang, pembuluh darah, syaraf, otot, dan jaringan penyangga lainnya, karena struktur reseptornya komplek, nyeri yang timbul merupakan nyeri yang tumpul dan sulit dilokalisasi. Reseptor nyeri jenis ketiga adalah reseptor viseral, reseptor re septor ini meliputi organ-organ viseral seperti jantung, hati, usus, ginjal dan sebagainya. Nyeri yang timbul pada reseptor ini biasanya tidak sensitif terhadap pemotongan organ, tetapi sangat sensitif terhadap penekanan, iskemia dan inflamasi (Potter dan Perry, 2006; Tamsuri, 2007). 2007).
Ketika serabut C dan serabut A-delta mentransmisikan impuls dari serabut saraf saraf perifer perifer,, maka maka akan akan melepa melepaska skan n mediat mediator or biokim biokimia ia yang yang mengak mengaktik tikan an atau atau membuat peka terhadap respon nyeri, misalnya kalium dan prostaglandin dilepaskan keti ketika ka sel-s sel-sel el loka lokall meng mengal alami ami keru kerusa saka kan. n. Tran Transm smis isii stim stimul ulus us nyeri nyeri berl berlan anju jutt disepanjang serabut saraf aferen sampai transmisi tersebut berakhir di bagian kornu dorsalis, neurotransmitter seperti neurotransmitter seperti substansi P dilepaskan, sehingga menyebabkan suatu transmisi sinapsis dari saraf perifer (sensori) ke saraf traktus spinotalamus. Hal ini memungkinkan impuls nyeri ditransmisikan lebih jauh ke dalam system saraf pusat Tubuh mampu menyesuaikan diri atau memvariasikan resepsi nyeri seiring dengan transmisi stimulus nyeri. Terdapat serabut-serabut saraf di traktus spinotalamus yang berakhir di otak tengah, menstimulasi daerah tersebut untuk mengirim stimulus kembali ke bawah kornu dorsalis di medulla spinalis. Serabut ini disebut sistem nyeri desenden, yang bekerja dengan melepaskan neuroregulator yang menghambat transmisi stimulus nyeri (Potter dan Perry, 2006). 11
2. Neur Neuror oreg egul ulat ator or
Neuroregulator atau substansi yang mempengaruhi transmisi stimulus saraf meme memega gang ng pera perana nan n yang yang pent pentin ing g dala dalam m suat suatu u peng pengal alam aman an nyer nyeri. i. Subs Substa tansi nsi ini ini ditemukan di lokasi nosiseptor, di terminal saraf di dalam kornu dorsalis pada medulla spinalis. spinalis. Neuroregula Neuroregulator tor dibagi dibagi menjadi menjadi dua kelompok, kelompok, yakni neurotransm neurotransmitter itter dan neuromodulator. Neutransmitter, misalnya substansi P mengirim impuls fisik melewati celah sinaps di antara dua serabut. Serabut saraf tersebut adalah serabut eksitator atau inhibi inhibitor tor.. Neurom Neuromodu odulat lator or memodi memodifik fikasi asi aktivi aktivitas tas neuron neuron dan menyes menyesuai uaikan kan atau atau memvariasikan transmisi stimulus nyeri tanpa secara langsung mentransfer tanda saraf melalui sinaps. Neuromodulator diyakini tidak bekerja secara langsung, yakni dengan meningkatk meningkatkan an dan menurunka menurunkan n efek neurotransm neurotransmitter itter tertentu. tertentu. Endorphin Endorphin merupakan salah salah satu satu contoh contoh neurom neuromodu odulat lator. or. Terapi Terapi farmako farmakolog logis is untuk untuk nyeri nyeri secara secara luas luas berdasarkan pada pengaruh obat-obat yang dipilih pada neuregulator (Potter & Perry. 2006). a. Neur Neurot otra rans nsmi mitt tter er
terdap apat at di neur neuron on di korn kornu u dors dorsal alis is,, dibu dibutu tuhk hkan an untu untuk k 1) Substansi P , terd mens menstr tran ansm smis isii impu impuls ls nyeri nyeri dari dari peri perife ferr ke pusat pusat otak otak yang yang lebi lebih h ting tinggi gi,, menyebabkan vasodilatasi dan edema. 2) Serotonin, dilepa dilepass dari dari batang batang otak dan kornu kornu dorsali dorsaliss untuk untuk mengha menghamba mbatt
transmisi nyeri. 3) Pros Prosta tagl glan andi din n , dihasilkan dari pemecahan fosfolipid dalam membran sel dan
diyakini meningkatkan sensitivitas nyeri. b. Neur Neurom omod odul ulat ator or
1) En merupa paka kan n supl suplai ai alam alamia iah h tubu tubuh h yang yang beru berupa pa Endor dorfin fin dan Dinorf Dinorfin in, meru substansi substansi seperti morfin; morfin; diaktifkan diaktifkan oleh stress dan nyeri; dilokalisasi dilokalisasi di dalam otak, medulla spinalis, dan saluran saluran pencernaan; pencernaan; memberikan memberikan efek analgesia apabila agens ini menyatu dengan reseptor opiat di otak; serta terdapat dalam kada kadarr yang yang lebi lebih h ting tinggi gi pada pada indi indivi vidu du yang yang tidak tidak terl terlalu alu mera merasa sa nyeri nyeri dibandingkan yang lain dengan cedera yang sama. s ama. 2) Bradikinin, dilepas dari plasma yang keluar dari pembuluh darah di jaringan sekitar pada lokasi cedera jaringan, terikat pada reseptor pada saraf perifer, meningkatkan stimulus nyeri, dan terikat pada sel-sel yang menyebabkan reaksi rantai yang menghasilkan prostaglandin. 12
Sumber: Potts & Mandleco (2012)
E. Te Teor orii Nyer Nyerii
A. Gate Control Theory (Teori Pengontrolan Nyeri) Teori gate control dari dari Melzack Melzack dan Wall Wall (1965) (1965) mengus mengusulk ulkan an bahwa bahwa impuls nyeri dapat diatur atau dihambat oleh mekanisme pertahanan di sepanjang 13
sistem saraf pusat. Mekanisme pertahanan dapat ditemukan di sel-sel gelatinosa substansia di dalam kornu dorsalis pada medulla spinalis, thalamus, dan system limb limbik ik.. Teor Teorii ini ini meng mengat atak akan an bahw bahwaa impu impuls ls nyer nyerii diha dihant ntar arka kan n saat saat sebua sebuah h pertahanan dibuka dan impuls dihambat saat sebuah pertahanan tertutup. Upaya menutup pertahanan tersebut merupakan dasar teori menghilangkan nyeri. Suatu Suatu keseim keseimban bangan gan aktivi aktivitas tas dari dari neuron neuron sensor sensorii dan serabut serabut kontro kontroll desenden dari otak mengatur proses pertahanan. Neuron delta-A dan C melepaskan substansi P untuk mentransmisi impuls melalui mekanisme pertahanan. Selain itu, terdapat mekanoreseptor, neuron beta-A yang lebih tebal, yang lebih cepat yang melepaskan neurotransmiter penghambat. Apabila masukan yang dominan berasal dari dari serabut serabut beta-A beta-A,, maka maka akan akan menutu menutup p mekani mekanisme sme pertah pertahana anan. n. Mekani Mekanisme sme penutupan ini dapat terlihat saat seorang perawat menggosok punggung klien dengan lembut. Pesan yang dihasilkan akan menstimulasi mekanoreseptor, apabila masukan yang dominan berasal dari serabut delta A dan serabut C, maka akan membuka pertahanan tersebut dan klien mempersepsikan sensasi nyeri. Apabila impuls nyeri dihantarkan ke otak, terdapat pusat kortek yang lebih tinggi di otak yang memodifikasi nyeri. Alur saraf desenden melepaskan opiat endogen, seperti endorf endorfin in dan dinorf dinorfin, in, suatu suatu pembun pembunuh uh nyeri nyeri alami alami yang yang berasal berasal dari dari tubuh. tubuh. Neuromedulator
ini
menutup mekanisme
pertahanan
dengan menghambat
pelepasan substansi P. Tehnik distraksi, konseling dan pemberian plasebo merupakan upaya untuk melepaskan endorfin (Potter & Perry, 2006).
B. The Specificity Theory (Teori pemisahan) Otak Otak menerim menerimaa inform informasi asi mengen mengenai ai objek objek ekstern eksternal al dan struktu strukturr tubuh tubuh melalui melalui saraf sensoris. sensoris. Saraf sensoris sensoris untuk setiap indra indra peraba bersifat spesifik, spesifik, artinya bahwa saraf sensoris dingin hanya dapat dirangsang oleh sensasi dingin, bukan oleh panas dan begitu pula dengan saraf sensoris lainnya. Ada dua tipe serabut saraf yang menghantarkan stimulus nyeri yaitu serabut saraf tipe delta A dan dan sera serabu butt sara saraff tipe tipe C. Teor Teorii ini ini meng mengat atak akan an timb timbul ulny nyaa sens sensas asii nyer nyerii berhubungan dengan pengaktifan ujung-ujung saraf bebas oleh perubahan mekanik, rangsangan kimia, atau temperature yang berlebihan. Persepsi nyeri yang dibawa oleh serabut saraf nyeri diproyeksikan oleh spinotalamik ke spesifik pusat nyeri thalamus. 14
C. Teori Teori Trans Transmis misii dan Inhibi Inhibisi si Stimulus pada nociceptor memulai impuls-impuls saraf, sehingga transmisi impuls nyeri menjadi efektif oleh neurotransmitter yang spesifik. Inhibisi impuls nyeri menjad menjadii efekti efektiff oleh oleh impuls impuls-imp -impuls uls pada pada serabut serabut-ser -serabu abutt besar besar yang yang memblo memblok k impuls-impuls pada serabut lamban dan endogen opiate sistem supresif.
F. Prins Prinsip ip Peng Pengkaj kajian ian Nyeri Nyeri
Respon Respon anak terhadap nyeri mengikuti mengikuti pola perkembangan perkembangan dan dipengaruhi dipengaruhi tempar tempareme emen, n, kemamp kemampuan uan koping koping,, dan pajana pajanan n terhada terhadap p nyeri nyeri dan prosed prosedur ur yang yang menyak menyakitk itkan an sebelu sebelumny mnya. a. Pengka Pengkajia jian n nyeri nyeri perlu perlu menggu menggunak nakan an berbag berbagai ai strateg strategii pengkajian untuk membantu dalam memperoleh hasil pengkajian nyeri yang lebih akurat. Strategi-strategi ini termasuk menanyakan anak anak (dengan kata-kata yang sesuai tingkat perkembangan kognitif dan bahasa) dan orang tua, pengamatan perilaku dan respon psikologik, serta penggunaan skala nyeri (Kathlellen, 2008). Pengkajian nyeri pada anak yang menyeluruh dan akurat adalah kunci untuk mene menent ntuk ukan an inter interve vens nsii nyeri nyeri yang yang baik baik dan dan efek efekti tiff (Pot (Potts ts & Mand Mandlec leco, o, 2012 2012). ). Pengkajian nyeri terdiri dari 2 komponen utama yaitu riwayat nyeri untuk mendapatkan data data klien klien dan observ observasi asi langsu langsung ng terhada terhadap p respons respons perila perilaku ku dan psikol psikologi ogiss klien klien (Berman, Snyder, Kozier, & Erb, 2009). Hockenberry & Wilson (2009) menyatakan bahwa terdapat tiga tipe pengukuran nyeri yang telah dikembangkan untuk mengukur/menilai nyeri pada anak, yaitu behavioral measures, physiologic measures, and self report measures, measures, yang penerapannya bergantung pada kemampuan kognitif dan bahasa anak.
1. Wawancara Nyeri dan Riwayat Nyeri
Pengkajian Pengkajian awal nyeri pada anak meliputi meliputi riwayat nyeri dan informasi komprehensi komprehensiff tentang tentang pengalaman pengalaman nyeri anak pada masa lalu, strategi perawatan, dan segala sesuatu yang disukai anak. Perawat perlu menanyakan kepada anak dan pengasuh anak (mis. orangtua) tentang intervensi dan strategi koping yang telah berhasil membantu di masa lalu. Pengkajian nyeri meliputi PQRST ( presence of 15
pain, quality, radiation, severity, timing ) yang dilakukan oleh perawat dengan cara mewawancarai kedua orang tua (atau primary care provider ) dan anak (Tabel 1), dan kemudian anak diberi kesempatan kesempatan untuk menggambarkan menggambarkan dan menilai menilai rasa nyerin nyerinya ya dengan dengan menggu menggunak nakan an skala skala penguk pengukura uran n nyeri. nyeri. Pada Pada anak-an anak-anak ak yang yang sec secara ara
perke rkembang angan
kognitif
belum
mampu
menggambarkan
atau
mengungkapkan nyeri yang dirasakannya, perawat melakukan pengkajian kepada orangtuany orangtuanya. a. Informasi Informasi yang diberikan diberikan orang tua harus dihargai sebagai jawaban klien (Tabel 2). Pengkajian nyeri secara sistematis untuk memperoleh riwayat nyeri akan menunjukkan penilaian yang lebih komprehensif ( Potts & Mandleco, 2012).
Tabel 1. Format Pengkajian Nyeri: PQRST Pengkajian Nyeri: PQRST P- presence presence of pain Q-quality Qquality :
adanya nyeri: "Apakah kamu merasa sakit/nyeri hari ini?"
kualitas: "Apa kata yang menggambarkan rasa sakit/ nyeri kamu?" (mis. tajam, membakar, kesemutan, dll) radiasi atau lokasi: lokasi: "Diman "Dimanaa rasa sakit/n sakit/nyer yerii kamu? kamu? Apakah Apakah R-radiation R-radiation : radiasi nyerinya hanya disitu atau menyebar di tempat lain?" keparahan: "Berikan saya nomor antara 0-10 untuk menunjukkan S-severity S-severity : nyeri kamu." T-timing T-timing : wakt waktu: u: "? Suda Sudah h bera berapa pa lama lama kamu kamu mera merasak sakan an rasa rasa nyeri nyeri ini. ini. Berapa Berapa lama rasa nyeri nyeri itu kamu rasakan rasakan setiap setiap kali kali nyeri nyeri itu datang?" Sumber: Potts & Mandleco, 2012
Tabel 2. Pertanyaan Riwayat Nyeri Pertanyaan untuk Anak Ceritakan pada saya apa yang sakit/nyeri. Ceritakan pada saya tentang sakit yang pernah kamu rasakan sebelumnya. Kepada siapa kamu bercerita ketika kamu sakit? Apa yang kamu lakukan untuk dirimu ketika sakit? Apa yang kamu ingin orang lain lakukan untuk kamu ketika sakit? Apa yang kamu tidak ingin orang lain lakukan untuk kamu ketika sakit?
Pertanyaan untuk Orangtua
Kata-kata apa yang anak anda gunakan untuk menggambarkan rasa nyerinya? Gambar Gambarkan kan rasa nyeri nyeri yang yang pernah pernah dialami anak anda. Siapa yang anak anda beritahu ketika ia merasakan nyeri? Bagaimana anda tahu kapan anak anda sedang mengalami nyeri? Bagaim Bagaimana ana biasan biasanya ya anak anak anda anda bereaksi ketika dia merasa nyeri? Apa yang anda lakukan untuk membantu anak anda ketika dia sedang 16
nyeri? Apa yang anak anda lakukan untuk membantu dirinya sendiri ketika ia sedang nyeri? Apa cara yang terbaik untuk mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri anak anda? Apakah ada hal lain yang ingin kamu Apakah ada hal khusus yang anda ceritakan pada saya tentang sakit yang ingin saya tahu tentang nyeri anak Anda? (jika ya, jelaskan) pernah kamu alami? (Jika ya, jelaskan) Sumber: Potts & Mandleco, 2012 Apa yang paling membantu untuk membuat sakit/ nyerimu pergi?
Pengkajian Pengkajian nyeri berdasarkan berdasarkan tingkat perkembanga perkembangan n (James & Ashwill, Ashwill, 2007) yaitu: a. Neon Neonat atus us dan dan bay bayii
-
Biasan Biasanya ya menun menunjuk jukkan kan peru perubah bahan an dalam dalam ekspre ekspresi si wajah, wajah, term termasu asuk k mengerutkan kening, menyeringai, alis berkerut, ekspresi terkejut, dan wajah berkedip.
-
Menunj Menunjukk ukkan an pening peningkat katan an tekana tekanan n darah darah dan denyut denyut jantu jantung ng dan penu penurun runan an saturasi oksigen.
-
Bersu Bersuara ara ting tinggi gi,, tega tegang ng,, mena menang ngis is kera kerass
-
Ekst Ekstre remi mita tass menu menunj njuk ukka kan n trem tremor or
-
Menemu Menemukan kan lokas lokasii nyeri, nyeri, memij memijat at daerah daerah terseb tersebut ut dan dan menjag menjagaa bagiann bagiannya. ya.
b. Toddler
-
Menun Menunju jukk kkan an deng dengan an mena menang ngis is kera kerass
-
Mampu Mampu menyam menyampai paikan kan secara secara verbal verbal untuk untuk menunj menunjukk ukkan an ketidaknyamanan seperti “Aduh”, “Sakit”.
-
Mencob Mencobaa untuk untuk menun menunda da prose prosedur dur karen karenaa diangg dianggap ap menya menyakit kitkan kan
-
Menu Menunj njuk ukka kan n keg kegel elis isah ahan an umum umum
-
Men Menyentu entuh h are areaa yan yang g sak sakit it
-
Lari dari perawat
c. Pra Sekolah
-
Sakit Sakit dirasa dirasakan kan seba sebagai gai huku hukuman man atas atas sesua sesuatu tu yang yang merek merekaa lakukan lakukan..
-
Cenderun rung menangis
-
Mengg Menggam amba bark rkan an lok lokasi asi dan dan inte intens nsit itas as nye nyeri ri 17
-
Menunj Menunjukk ukkan an regresi regresi untuk untuk perila perilaku ku sebelum sebelumnya nya,, seperti seperti kehilan kehilangan gan kontro kontroll
-
Menola Menolak k rasa rasa sakit sakit untuk untuk menghi menghinda ndari ri kemun kemungki gkinan nan diin diinjek jeksi si
d. Sekolah
-
Mengga Menggamba mbarka rkan n rasa rasa saki sakitt dan dan meng menguku ukurr inten intensita sitass nyeri nyeri
-
Menu Menunj njuk ukka kan n pos postu turr tub tubuh uh kaku kaku
-
Men Menunju njukkan kkan penar enarik ikan an
-
Menu Menund ndaa untu untuk k mela melaku kuka kan n pros prosed edur ur
e. Remaja
-
Merasak Merasakan an nyer nyerii pada pada ting tingkat kat fisik, fisik, emos emosi, i, dan dan kogn kogniti itif f
-
Men Mengerti erti seba sebab b dan dan efek efekny nyaa
-
Mengga Menggamba mbarka rkan n rasa rasa saki sakitt dan dan meng menguku ukurr inten intensita sitass nyeri nyeri
-
Meni Mening ngka katk tkan an kete ketega gang ngan an otot otot
-
Menun Menunju jukk kkan an pen penur urun unan an akt aktiv ivit itas as moto motori rik k
-
Menyeb Menyebutk utkan an kata kata sakit sakit atau berdeb berdebar ar untuk untuk menjel menjelaska askan n nyeri nyeri
2. Peng Penguk ukur uran an Nye Nyeri ri
Sejumlah cara penilaian nyeri telah dikembangkan untuk mengukur nyeri pada anak. Pengukuran nyeri dibagi menjadi 2 kategori, yaitu: pengukuran objektif (objective objective measures measures)) diguna digunakan kan untuk untuk mengo mengobser bservas vasii skor skor parame parameter ter perila perilaku ku (behavioral behavioral measures measures), ), atau atau fisiolo fisiologis gis ( physiologic measures), measures), dan penguk pengukura uran n subjek subjektif tif ( subjective subjective measures) measures) yait yaitu u lapo laporan ran diri diri ( self report measures) measures) yang yang digunakan agar anak dapat mengukur nyerinya (Hockenberry & Wilson, 2009; Potts & Mandleco, 2012). a. Peng Penguk ukur uran an Ob Obje jekt ktif if (Objective Measures) Measures ) 1) Be Beha havi vior oral al Meas Measur ures es
Pengkajian perilaku sangat berguna untuk mengukur nyeri pada bayi dan anak anak prev prever erba ball yait yaitu u anak anak yang yang belu belum m memi memili liki ki kema kemamp mpua uan n untu untuk k mengkomunikasikan nyeri yang dirasakan, atau pada anak dengan gangguan mental mental yang yang memili memiliki ki kemamp kemampuan uan yang yang terbatas terbatas dalam dalam menyam menyampai paikan kan kalima kalimatt yang yang memili memiliki ki arti. arti. Penguk Pengukura uran n ini bergan bergantun tung g pada pada observ observer er dalam mengamati mengamati dan merekam perilaku anak misalnya misalnya vokalisasi vokalisasi (suara), ekspresi ekspresi wajah, wajah, dan gerak gerak tubuh tubuh yang yang menunj menunjukk ukkan an ketida ketidakny knyama amanan nan.. Pengukuran Pengukuran nyeri melalui melalui pengamatan pengamatan perilaku seringkali seringkali reliabel dalam 18
mengukur nyeri akut, nyeri dari prosedur yang tajam seperti injeksi dan pungsi lumbar, namun kurang reliabel saat mengukur nyeri yang berkepanjangan (Hockenberry & Wilson, 2009). 2009). Terdapat Terdapat beberapa beberapa skala pengkajian pengkajian perilaku perilaku nyeri yang sering digunakan, digunakan, antara lain (James & Ashwill, 2007; Hockenberry & Wilson, 2009; Potts & Mandleco, 2012): a) FLACC FLACC Pain Pain Asses Assessme sment nt Tool Tool
Skala ini digunakan untuk mengkaji intensitas nyeri pada anak mulai usia 2 bulan-7 tahun. Skala ini terdiri dari 5 penilaian dengan skor total 0 untuk tidak ada nyeri dan 10 untuk nyeri hebat. Penilaian tersebut adala adalah h eksp ekspre resi si muka muka (0-2 (0-2), ), gera geraka kan n kaki kaki (0-2 (0-2), ), akti aktivi vita tass (0-2 (0-2), ), menang menangis is (0-2), (0-2), kemamp kemampuan uan dihibu dihiburr (0-2). (0-2). Hasil Hasil skor skor perila perilakun kunya ya adalah 0: untuk rileks dan nyaman, 1-3; nyeri ringan/ ketidaknyamanan ringan, 4-6 nyeri sedang, 7-10 nyeri hebat/ ketidaknayamanan berat.
Sumber: Potts & Mandleco, 2012
19
b) The Childre Children’s n’s Hospital Hospital of Easter Eastern n Ontario Ontario Pain Scale Scale (CHEOP (CHEOPS) S)
Skala ini digunakan untuk mengkaji intensitas nyeri pada anak usia 1-5 tahun. Skala ini terdiri dari 6 kategori dengan skor total 4 untuk tidak ada nyeri dan 13 untuk nyeri hebat. Item Tangisan
Perilaku Tidak menangis Mengerang
1 2
Merintih
2
Menjerit
3
Wajah
Biasa Menyeringai Tersenyum
1 2 0
Eksprei wajah netral. Ekspresi tampak negatif. Ekspr kspres esii ter terse sen nyum. yum.
Ungkapan Verbal
Tak ada Keluhan lain
1 1
Keluhan nyeri Keluhan nyeri dan yang lainnya
2
Anak tidak bicara. Anak mengeluh, tapi tidak disebabkan oleh nyeri (karena ingin bersma ibu,atau karena haus). Anak mengeluh tentang nyeri. Anak mengeluh tentang nyeri disertai keluhan lain (ingin bertemu ibu atau yang lain). Anak mengatakan hal positif tanpa mengeluh nyeri.
2
Baik 0
Gerakan
Netral
1
Bergeser
2
Menguat Menggigil
2 2
Naik 2 Terbatasi 2
Skor Anak tidak menangis. Anak mengerang atau menangis tanpa suara. Anak menangis, tapi tangisan lirih dan merengek. Anak menangis dengan kekuatan penuh, menangis dengan diikuti keluhan atau tanpa keluhan.
Bada Badan n tamp tampak ak isti istirah rahat, at, tida tidak k aktif. Bad Badan tam tampak pak ber berg gerak erak bergeser. Badan tampak tampak tegang dan kaku. Badan tampak berguncang tak beraturan. Badan anak berubah posisi ke atas. Bada Badan n an anak terb terbat atas asi. i. 20
Sentuhan
Tidak tersentuh Meraih Menyentuh Memegang Terbatas
1 2 2 2 2
Kaki
Netral
1
Menggeliat/ menendang
2
Menarik,menegang 2 Berdiri Terbatasi
2 2
Anak tidak tersentuh atau terkena luka. Anak meraih tetapi tak menyentuh luka.. Anak menyentuh area luka. Anak memegang luka dengan bersemangat. Lengan terbatasi. Kaki dalam berbagai posisi namun relaks, seperti berenang ataupun gerakan lain. Definitive uneasy or restless movements in the legs and/or tampak gerakan yang sulit. Kaki tampak tegang atau menarik kaki mendekati tubuh . Berdiri, membungkuk, atau berlutut. Kaki anak dipegangi.
c) The Toddler Toddler-Pres -Preschoo chooler ler Postop Postoperati erative ve Pain Pain Scale (TPPPS (TPPPS))
Skala ini digunakan untuk mengobservasi nyeri pasca operasi pada anak usia 1-5 tahun. Skala ini terdiri dari 3 kategori perilaku nyeri yaitu: (1) keluhan nyeri secara verbal, (2) ekspresi wajah, (3) ekspresi nyeri tubuh.
d) The Paren Parent’s t’s Postope Postoperativ rativee Pain rating rating Scale Scale (PPPRS (PPPRS))
Skala ini adalah skala yang dapat digunakan orang tua untuk menilai nyeri yang dirasakan anak mereka dengan mencatat perubahan perilaku anaknya.
e) Neonat Neonatal al Infan Infantt Pain Pain Scale Scale (NIP (NIPS) S)
Skala ini mengkaji intensitas nyeri pada bayi dengan rata-rata umur kehamilan 33,5 minggu. Skala terdiri dari 6 variabel penilaian dengan total skor 0 untuk tidak ada nyeri sedangkan 7 nilai nyeri hebat. Variabel yang yang dini dinila laii adal adalah ah eksp ekspre resi si waja wajah h (0-1 (0-1), ), mena menang ngis is (0-2 (0-2), ), pola pola pernafasan (0-1), tangan (0-1), kaki (0-1), dan kepekaan terhadap rangsangan (0-1). 21
Sumber: Potts & Mandleco, 2012
f) CRIES (Criying, requiring increased oxygen, Increased vital sign, Expression, and Sleeplessness) Sleeplessness)
Skal Skalaa ini ini digu diguna naka kan n untu untuk k meng mengka kaji ji inte intens nsit itas as nyer nyerii pasca pascabe beda dah h neonatal (0-6 bulan) yang baru. Skala ini terdiri dari 5 penilaian dengan skor total 0 untuk tidak ada nyeri dan 10 untuk nyeri hebat. Penilaian terse tersebu butt adal adalah ah mena menang ngis is (0-2 (0-2), ), peni pening ngka kata tan n kebu kebutu tuha han n oksi oksige gen n tambahan (0-2), peningkatan tanda vital (0-2), ekspresi (0-2), tidak bisa tidur (0-2). 0 Tidak Tidak
1 Nada tinggi <30%
Menangis Perlu O2 untuk saturasi > 95 % Peningkatan Denyut Denyut tanda vital jantung dan jantung dan tekanan darah tekanan darah = atau < meningkat praoperasi <20% dari keadaan praoperasi Ekspresi Tidak ada Meringis Tidak tidur Tidak Bangun dengan interval sering Sumber: Hockenberry & Wilson (2009)
2 Tidak nyaman >30%
Denyut jantung dan tekanan darah meningkat >20% dari keadaan praoperasi
Meringis/menyeringai Bangun terusmenerus
22
g) Sk Skala ala Nyeri Nyeri Post Post Oper Operasi asi (Post Operative Pain Score/POPS)
Skala ini digunakan untuk mengkaji nyeri pada bayi usia 1-7 bulan. Skala Skala ini terdiri terdiri dari dari 10 penila penilaian ian dengan dengan masing masing-ma -masin sing g skor skor 0-2 dengan rentang skor total 0 untuk nyeri hebat dan 20 untuk tidak nyeri. Variabel yang dinilai adalah tidur (0-2), fleksi jari-jari tangan maupun kaki (0-2), exoresi wajah (0-2), kemampuan menghisap (0-2), kualitas menangis (0-2), suara (0-2), gerakan spontan (0-2), rangsangan spontan (0-2), consolability (kemampuan dihibur) (0-2), keramahan (0-2).
h) Pain Pain Asse Assessm ssment ent Tool Tool (PAT) (PAT)
Skala ini digunakan untuk mengkaji intensitas nyeri pada bayi dengan umur umur kehami kehamilan lan 27 minggu minggu sampai matur. Skala ini terdir terdirii dari dari 10 variabel penilaian dengan skor total 4 untuk tidak ada nyeri dan 20 untuk nyeri hebat. Variabel tersebut adalah sikap/suara (1-2), pernafasan (1-2), pola tidur (0-2), frekuensi jantung (1-2), ekspresi (1-2), saturasi (0-2), warna (0-2), tekanan darah (0-2), menagis (0-2), persepsi perawat (0-2).
i) Pain Pain Ratt Rattin ing g Scal Scalee (PRS (PRS))
Skala ini digunakan untuk mengakji intensitas nyeri pada bayi umur 136 bulan. Skala ini terdiri dari 6 penilaian dengan skor total 0 untuk tidak tidak ada nyeri nyeri dan 5 untuk untuk nyeri nyeri hebat. hebat. Penilai Penilaian an tersebu tersebutt adalah adalah terse terseny nyum um,, tidu tidurr tida tidak k ada ada peru peruba baha han n keti ketika ka dige digerak rakka kan n maup maupun un disen disentu tuh h (0), (0), memb membut utuh uhka kan n sedik sedikit it kata kata-ka -kata ta,, geli gelisah sah berg berger erak ak,, menangis menangis (1), perubahan perubahan perilaku, tidak mau makan/minu makan/minum, m, menangis menangis dengan periode pendek, mengalihkan perhatian dengan bergoyang atau dot (2), peka rangsang, tangan dan kaki bergerak-gerak, wajah meringis (3), menggapai-gapai, meratap dengan nada tinggi, orang tua meminta obat untuk mengurangi nyeri, tidak dapat mengalihkan perhatian (4), tidu tidurr
yang yang
lama lama
terg tergan angg ggu u
sent sentak akan an,,
mena menang ngis is
teru teruss-me mene neru rus, s,
pernafasan cepat dan dangkal (5). 23
j) Objective Pain Score Score (OPS)
Skala ini digunakan untuk mengkaji mengkaji intensitas nyeri pada anak mulai 4 bulan sampai 18 tahun. Skala ini terdiri dari 5 penilaian dengan skor total 0 tidak ada nyeri dan 10 untuk nyeri hebat. Adapun penilaian tersebut tersebut adalah tekanan darah (0-2), menangis menangis (0-2), bergerak (0-2), agitasi (0-2), dan bahasa tubuh (0-2).
k) Nurses Nurses Assessme Assessment nt of Pain Inventory Inventory (NAPI) (NAPI)
Skala ini digunaka digunakan n untuk mengkaji mengkaji intensitas intensitas nyeri pada anak baru lahir sampai 16 tahun. Skala ini terdiri dari 3 penilaian dengan skor total 0 untuk tidak ada nyeri dan 7 untuk nyeri hebat. Penilaian tersebut adalah gerak tubuh (0-2), wajah (0-3) dan menyentuh (0-2).
l) Be Beha havi vior oral al Pain Pain Sco Score re (BPS (BPS))
Skala ini digunakan untuk mengkaji intensitas nyeri pada anak usia 3-36 bulan. Skala ini terdiri dari 3 penilaian dengan skor total 0 tidak ada nyeri dan 8 untuk nyeri hebat. Penilaian tersebut adalah ekspresi wajah (0-2), menangis (0-3) dan bergerak (0-3).
m) Modified Modified Behavio Behavioral ral Pain Score Score (MBPS) (MBPS)
Skala ini digunakan untuk mengkaji intensitas nyeri pada usia 4-6 bulan. Skala ini terdri dari 3 penilaian dengan skor total 0 tidak ada nyeri dan 10 untuk nyeri hebat. Penilaian tersebut adalah ekspresi wajah (0-3), menangis (0-4), dan gerak (0, 2, 3).
n) Riley Riley Infa Infant nt Scal Scalee (RIP (RIPS) S)
Skala ini digunakan untuk mengkaji intensitas nyeri pada usia lebih dari 36 bulan. Skala ini terdiri daro 3 penilaian dengan skor total 0 untuk tidak ada nyeri dan 3 untuk nyeri hebat. Penilaian tersebut adalah wajah netral, netral, tenang tenang,, tidur tidur tenang tenang,, tidak tidak ada teriaka teriakan, n, consol consolabl able, e, berger bergerak ak dengan dengan mudah mudah (0); mengerutka mengerutkan n kening, kening, gerakan gerakan tubuh tubuh gelisah, gelisah, susah tidur, tidur, merint merintih, ih, mering meringis, is, dengan dengan sentuh sentuhan an (1), (1), gigi gigi terkatu terkatup, p, agitasi agitasi 24
moderat, tidur sebentar-sebentar, sulit untuk dihibur, menangis (2), dan ekspre ekspresi si menang menangis is penuh, penuh, meront meronta-ro a-ronta, nta, tidur tidur waktu waktu yang yang lama lama terganggu oleh sentakan atau tidak tidur, menangis dengan nada tinggi, tidak dapat dihibur, menjerit ketika disentuh / pindah (3).
2) Phys Physio iolo logi gicc Measu Measure ress
Pengukuran fisiologis tidak dapat dipisahkan dari respon tubuh terhadap nyeri dan bentuk stress lainnya pada tubuh. Perubahan fisiologis secara mend mendal alam am/b /besa esarr
serin seringk gkal alii
meny menyert ertai ai
peng pengal alam aman an
nyeri nyeri..
Param Paramete eter r
fisiolo fisiologis gis,, antara antara lain denyut denyut nadi, nadi, pernap pernapasan asan,, tekana tekanan n darah, darah, telapak telapak tangan berkeringat, level kortison, oksigen transkutaneus, vagal tone, dan konsentrasi endorphin. Parameter ini tidak menunjukkan lokasi nyeri, tetapi memberikan informasi yang berguna mengenai tingkat distress (keadaan bahaya) anak secara umum yang mengalami nyeri. Penilaian nyeri secara fisiolo fisiologis gis bergub bergubaa pada pada infant infant dan anak anak yang yang tidak tidak bisa bisa berkom berkomuni unikasi kasi secara verbal (Hockenberry & Wilson, 2009).
b. Peng Penguk ukur uran an Subj Subjek ekti tiff ( Subjective- Self Report Report Measures) Measures)
Semua Semua jenis jenis rasa nyeri, nyeri, inform informasi asi terpent terpenting ing dapat dapat dipero diperoleh leh ketika ketika anak anak mengukur rasa nyeri itu sendiri. Beberapa metode membantu anak-anak dalam mengukur mengukur nyeri mereka sendiri. Pemilihan ukuran tertentu harus didasarkan didasarkan pada tingkat perkembangan anak dan kesukaan, kebijakan institusi, dan keterse ketersedia diaan an instru instrumen men.. Sebuah Sebuah ukuran ukuran kuanti kuantitat tatif if nyeri nyeri juga juga menamb menambah ah validitas ketika mendiskusikan pengobatan nyeri dengan anggota tim perawatan kesehatan karena melaporkan nyeri anak dengan angka atau langkah-langkah yang yang lebih lebih kredib kredibel el daripa daripada da mengat mengataka akan n "dia "dia bilang bilang dia sakit" sakit"(( Potts Potts & Mandleco, 2012). Terdapat beberapa skala pengukuran nyeri pada anak, antara lain (Hockenberry & Wilson, 2009):
25
1) FACES Pain Rating Scale (Wong and Baker, 1988)
Skala ini digunakan pada anak usia 3 tahun dan usia yang lebih tua.
Oucher (Beyer, Denyes, and Villarruel, 1992) 2) Oucher (Beyer,
Skala ini digunakan pada anak usia 3-13 tahun.
1
Caucasian 5 Girl Oucher
2
African American
3
Hispanic
4
Asian Boy &
Sumber: www.oucher.org 26
3) Word Graphic Rating Scale (Tesler, Savedra, Holzemer, and Others, 1991)
Skala ini digunakan pada anak usia 4-17 tahun.
Tidak Nyeri
Nyeri
Nyeri
Nyeri
Nyeri
Ringan
Sedang
Berat
Hebat
4) Nume Numeri ricc Scal Scalee
Skala ini digunakan pada anak usia 5 tahun dan usia yang lebih tua.
5) Visual Visual Analog Scale Scale (VAS)(Cli (VAS)(Cline, ne, Herman, Herman, Shaw, Shaw, and Others, Others, 1992) 1992)
Skala ini digunakan pada anak usia 4,5 tahun dan usia yang lebih tua; pada umumnya pada anak usia 7 tahun.
Tidak
Nyeri
Nyeri
Hebat
G. Penat Penatala alaksa ksanaa naan n Nyeri Nyeri
a.
Penatalaksanaan Penatalaksanaan Non Farmakologis
Nyeri dapat mempengaruhi psikologis dan perilaku, intervensi nonfarmakologis penting dalam mengubah persepsi nyeri/perilaku. Intervensi ini bertujuan untuk mengurangi rasa takut, penderitaan dan meminimalkan ra sa sakit dan meningkatkan pengendalian rasa nyeri pada anak (Ekwueme, 2009). Intervensi nonfarmakologis harus cocok untuk anak, dan agar efektif teknik harus harus sesuai sesuai tahap tahap perkem perkemban bangan gan,, keprib kepribadi adian, an, dan keadaa keadaan n sekita sekitarr anak anak 27
(James (James & Ashwil Ashwill, l, 2007). 2007). Teknik Teknik-tek -teknik nik ini dapat dapat diteta ditetapka pkan n dalam dalam tiga tiga kategori besar (Ekwueme, 2009), antara lain: -
Meto Metode de kogn kognit itif if yang yang meli melipu puti ti pend pendid idik ikan an/p /per ersi siap apan an,, musi musik, k, imag imager ery y guided, distraksi dan dan hipnosis.
-
Metode Metode Perila Perilaku ku dianta diantaran ranya ya adalah adalah teknik teknik relak relaksasi sasi otot otot progre progresif, sif, latih latihan an biofeedback, kontrol pernapasan, dan hipnosis. hipnosis.
-
Metod Metodee fisik fisik misaln misalnya ya kompr kompres es hanga hangatt atau atau dingi dingin, n, pijat pijat dan sentuh sentuhan an,, transkutan stimulasi saraf listrik (TENS), akupunktur/akupresur, dll.
Penata Penatalak laksan sanaan aan nyeri nyeri secara secara non farmako farmakolog logis is pada pada anak anak antara antara lain (James & Ashwill, 2007; Potts & Mandleco, 2012): a. Distraksi
Anak Anak-an -anak ak kura kurang ng dari dari 6 tahun tahun meres merespo pon n deng dengan an baik baik untu untuk k tekn teknik ik distraksi. Prinsip distraksi adalah mengalihkan fokus anak terhadap nyeri yang dirasakan kepada hal/kegiatan lain yang disenangi. Teknik distraksi dapa dapatt dilak dilakuk ukan an melal melalui ui meni meniup up gele gelemb mbun ung, g, mend menden enga gark rkan an musi musik, k, bermain, menoton video, dan lainnya. lainnya. b. Breathing b. Breathing Techniques Techniques
Pola pernapasan tertentu diatur agar dapat meningkatkan relaksasi anak. Teknik Teknik pola pola pernap pernapasa asan n membut membutuhk uhkan an konsent konsentrasi rasi dan perhat perhatian ian anak anak sehingga mengambil pikiran dari rasa sakit prosedural. Hal ini mengajarkan anak untuk mengelola stres. Dua jenis teknik teknik pernapasan pernapasan dapat digunakan digunakan:: pernapasan dada berirama dalam dan berpola pernapasan dangkal. c. Guided Imagery
Imajin Imajinasi asi dipand dipandu u adalah adalah proses proses relaksa relaksasi si dan fokus fokus konsent konsentrasi rasi pada pada membay membayang angkan kan gambar gambar.. Teknik Teknik ini menggu menggunak nakan an suara suara dan gambar gambaran an dalam imajinasi seseorang untuk menghasilkan rasa kesejahteraan. Guided imagery berguna berguna untuk kecemasan kecemasan pra operasi operasi dan manajemen nyeri pasca operasi. Anak didorong untuk membayangkan berada di tempat favorit dan kemudian membayangkan pemandangan, suara dan bau di tempat favorit tersebut.
28
d . Progressive Progressive Muscle Relaxation Relaxation
Anak dapat mencapai relaksasi, mengurangi kecemasan dan nyeri melalui identifikasi bagian tubuh yang nyeri. Teknik ini mengajarkan anak secara sistematik progresif, fokus pada tujuan merelaksasi tubuh tahap demi tahap. Hal ini dirancang untuk membantu anak-anak mengenali dan mengurangi ketega keteganga ngan n tubuh tubuh berhub berhubung ungan an dengan dengan nyeri. nyeri. Instru Instruksi ksi yang yang diberik diberikan an kepada kelompok otot yang tegang dan tahan dalam kondisi itu selama 10 detik dan perhatikan cara otot terasa tegang ketika dibandingkan dengan bagaimana rasanya ketika ketegangan itu santai. e. Biofeedback e. Biofeedback
Prinsipnya adalah untuk menerjemahkan keadaan fisik tubuh menjadi sinyal audioaudio-vis visual ual.. Teknik Teknik ini menggu menggunak nakan an alat, alat, elektr elektroda oda dipasan dipasang g secara secara eksternal diatas setiap pelipis. Elektroda mengukur ketegangan kulit dalam micr microv ovol olt. t. Anak Anak bela belaja jarr
menc mencap apai ai rela relaks ksas asii
yang yang opti optima mall
deng dengan an
menggunakan umpan balik dari poligraf sementara ia menurunkan tingkat ketega keteganga ngan n actual actual yang yang sedang sedang dialam dialami. i. Terapi Terapi ini sangat sangat efektif efektif untuk untuk mengatasi ketegangan otot dan nyeri kepala. f. Hypnosis f. Hypnosis
Teknik ini melibatkan perhatian berfokus untuk mencapai tingkat yang lebih dala dalam m relak relaksas sasi. i. Kece Kecend nderu erung ngan an anak anak-an -anak ak untu untuk k memil memilik ikii rentan rentang g perhatian yang pendek memungkinkan teknik hipnosis untuk lebih menangkap rentang perhatian dan anak tetap fokus jauh dari prosedur yang menyakitkan. Hipnosis membantu mengubah persepsi nyeri melalui sugesti positif. Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS) g. Transcutaneous
TENS adalah metode yang menggunakan stimulasi listrik voltase rendah secar secaraa lang langsu sung ng diar diarea ea nyer nyerii yang yang terid teriden enti tifi fikas kasi, i, pada pada titi titik k akup akupre resu sur, r, sepanj sepanjang ang area area saraf saraf perife periferr yang yang memper mempersara sarafi fi area nyeri nyeri tersebu tersebut, t, atau atau sepanjang sepanjang kolom spinal. spinal. Penggunaan Penggunaan TENS TENS bermanfaat bermanfaat
untuk untuk mengurangi mengurangi
nyeri kronis dan akut, menurunkan kebutuhan opiat dan kemungkinan depresi fungsi pernapasan karena penggunaan narkotik, dan memfasilitasi keterlibatan klien dalam pelaksanaan pengendalian nyeri. 29
b.
Penatalaksanaan Penatalaksanaan Farmakologis 1) Nonsteroidal anti-inflamasi (NSAID)
Nonsteroidal anti-inflamasi (NSAID) adalah obat ibuprofen atau aspirin seperti obat-obatan yang mengurangi rasa sakit dan peradangan. Ibuprofen, naproxen naproxen sodium sodium (Naprosyn, (Naprosyn, Anaprox), Anaprox), ketorolac (Toradol), dan kolin magnesium trisalicylate (trilisate) adalah beberapa obat yang paling umum digunakan dalam kategori ini. Aspirin telah dikaitkan dengan sindrom Reye, tidak dianjurkan dianjurkan untuk untuk anak-anak. anak-anak. Acetaminoph Acetaminophen en dapat diklasifikasi diklasifikasikan kan sebagai NSAID karena memiliki efek anti inflamasi minimal dan tidak menghambat prostaglandin. Penggunaan jangka pendek dari acetaminophen aman, bahkan bahkan pada neonates, neonates, tidak memiliki memiliki efek samping samping lambung, lambung, dan meskipu meskipun n begitu begitu dapat dapat menyeb menyebabk abkan an kerusa kerusakan kan hati, hati, efek ini sering sering berhubungan dengan overdosis. Obat pilihan ini untuk mengobati demam pada anak-anak anak- anak di negara lain dan merupakan analgesik yang paling sering digunakan untuk nyeri ringan sampai sedang. Ibuprofen dapat menjadi obat pilihan untuk kondisi nyeri tulang, cedera tulang, arthitis , atau ata u jenis kanker tertentu. a) Ibuprofen
Klasifikasi: NSAID, analgesik. Aksi: blok sintesis prostaglandin.
kronis,, rheuma rheumatoi toid d arthri arthritis tis dan osteoa osteoarth rthriti ritis, s, bantua bantuan n dari dari Indikasi: kronis nyeri ringan sampai nyeri sedang. Dosis dan rute: melalui mulut: 5-10 mg / kg / dosis setiap jam 6-8 untu
anak yang kurang dari 6 bulan. Jangan melebihi 40 mg/kg/24 jam. Untuk remaja arthritis: arthritis: 30-50 mg/kg/24 mg/kg/24 jam. Obat dalam bentuk cair untuk anak-anak. 80% diser iserap ap dari ari salu salura ran n pence encern rnaa aan n (GI) (GI) salu salura ran, n, Penyerapan : 80% maksimum dalam 1-2 jam.
30
diekskresi resikan kan terutam terutamaa di urin, urin, beberap beberapaa ekskresi ekskresi bilier. bilier. Ekskresi : dieksk Kontraindikasi: contarindicated pada anak-anak di antaranya urtikaria,
rinitis parah, bronkospasme, angioedema, hidung polip yang dipicu oleh NSAID lainnya, ulkus peptikum peptikum aktif, kelainan perdarahan. Kewaspadaan : hipertensi, riwayat ulserasi GI, hati terganggu atau fungsi
ginjal, gagal ginjal kronis. ketidaknyamanan perut atau Reaksi merugikan: mulas, mual, muntah, ketidaknyamanan sakit, ulserasi GI. sebelum atau 2 jam Keperawatan : berikan pada jam 1 perut kosong sebelum setelah makan. makan. Jika intoleransi intoleransi GI terjadi, maka dapat diambil dengan makanan atau susu. Jika anak tidak dapat menelan tablet, mengelola obat dalam bentuk cair. Ibuprofen dilapisi non enterik dapat dihancurkan dan dicampur dengan jumlah yang sangat kecil (1 sendok makan) makanan atau cairan sebelum menelan. b) Ketorolac
Klasifikasi: NSAID, analgesik. Aksi: blok sintesis prostaglandin. Indikasi: manajemen nyeri jangka pendek /sedang. Dosis dan rute: anak yang lebih tua dari 2 tahun IV: 0,4-1 mg / kg satu
kali, diikuti dengan 0,2-0,5 mg / kg / dosis setiap jam 6, sampai dengan maksimal 120 mg/24hr. Penyerapan: diserap dengan cepat, tindakan puncak dalam 1 sampai 2
jam. Ekskresi:
diek dieksk skres resik ikan an
dala dalam m
urin, urin,
efek efek
terak terakhi hirr
4-6 4-6
jam. jam.
Kontraindikasi: pada pasien yang urtikaria, rinitis parah, bronkospasme,
angioedema, angioedema, hidung polip dipicu oleh NSAID lainnya, lainnya, ulkus peptikum peptikum aktif, kelainan perdarahan.
31
Kewaspadaan: penggunaan hati-hati dengan riwayat ulkus GI, hati atau
gangguan fungsi ginjal, gagal ginjal kronis. mengantuk tuk,, pusing pusing,, mual, mual, nyeri nyeri GI, perdar perdaraha ahan. n. Reaksi merugikan: mengan Keperawatan: tidak mengelola lebih dari 5 hari, memantau fungsi hati,
tanda-tanda dan gejala gangguan saluran pencernaan atau perdarahan. c) Acetaminophen
Klasifikasi: analgesik, antipiretik.
diketahui, diperkirakan diperkirakan menghasilk menghasilkan an analgesia analgesia dengan dengan Aksi: tidak diketahui, menghalangi generasi impuls nyeri Indikasi: sakit ringan atau demam. Dosis dan rute: melalui mulut atau supositoria rektal: 10-15 mg / kg /
dosis setiap 4-6 jam sampai dengan maksimal 5 doses/24 jam. penyerapa apan n cepat cepat dan hampir hampir lengka lengkap p dari dari saluran saluran Penyerapan: penyer pencernaan, penyerapan yang kurang lengkap dari dubur suppossitory, efek puncak dalam 1-1,5 jam. Ekskresi: 90-100% 90-100% obat diekskresikan diekskresikan dalam urin sebagai metabolit, metabolit,
diekskresikan dalam ASI, efek berlangsung 4-6 jam. Kontraindikasi:
hiperse hipersensi nsitiv tivitas itas
terhad terhadap ap
acetami acetaminop nophen hen
atau
phenacetin, administrasi a dministrasi untuk pasien dengan anemia atau penyakit hati, penggunaan hati-hati
dalam
kondisi arthitic
atau
arthritis
yang
mempengaruhi anak-anak muda dari 12 tahun; trombocytopenia. Reaksi Reaksi merugika merugikan: n: diabaikan diabaikan dengan dengan dosis yang dianjurkan; dianjurkan; ruam. Keperawatan: dapat dihancurkan. Tablet kunyah perlu menyeluruh dan
dibasahi dibasahi sebelum menelan. menelan. Dengan Dengan dosis tinggi atau terapi jangka panjang, tes periodik hati, fungsi ginjal, dan hematopoietik disarankan. Perhatian Perhatian orang tua tentang memberi obat lain yang mengandun mengandung g acetaminop acetaminophen hen tanpa medis disarankan. disarankan. Tidak lebih dari 5 dosis dalam 24 jam harus diberikan kepada anak-anak kecuali diresepkan oleh dokter. 32
Tersedia dalam kekuatan bayi (tetes) pastikan untuk memberitahu orang tua untuk memeriksa kekuatan sebelum memberikan acetaminophen cair (tylenol) untuk menghindari averdosis.
2) Anal Analge gesi sicc Op Opio ioid id
Opioid Opioid analgesik analgesik alami merupakan turunan opium sintetis yang mengikat sistem saraf pusat (SSP) reseptor opioid dan nyeri kontrol dengan transmisi impuls nyeri. Opioid dapat digunakan untuk nyeri akut dan kronis yang parah, termasuk nyeri pasca operasi, nyeri pasca trauma, sabit nyeri sel krisis vaso oclusive, dan nyeri kanker. kanker. Jenis Opioid Opioid yang paling sering digunakan digunakan adalah codein, codein, fentanil, fentanil, hydrocodon hydrocodone, e, hidromorfo hidromorfon, n, meperidin, meperidin, metado metadon, n, morfin, morfin, dan oxycod oxycodone one.. Opioid Opioid adalah adalah istilah istilah piliha pilihan n dalam dalam manajem manajemen en nyeri, nyeri, yang yang berten bertentan tangan gan dengan dengan kuno, kuno, tetapi tetapi istila istilah h yang yang mungkin mungkin lebih akrab "narkotika". "narkotika". Narkotika adalah istilah istilah yang lebih tua untuk obat-obat yang menekan SSP untuk menghilangkan rasa sakit dan menghasilkan tidur. a) Code Codein inee Klasifikasi: analgesik opioid. Aksi: mengikat reseptor opiat di SSP, mengubah persepsi baik dan
respon emosional terhadap rasa sakit. Indikasi: nyeri ringan sampai sedang Dosis dan rute: melalui mulut, IM,SC: 0,5-1 mg / kg / dosis setiap jam
4-6, dosis maksimum maksimum 60 mg / dosis. dosis. dosis yang terdaftar terdaftar untuk pasien dengan dengan berat badan <50 kg (110 pon) tidak dapat digunakan sebagai dosis awal pada bayi <6 bulan, dosis opioid awal harus sekitar ¼ sampai 1/3 dari dosis yang dianjurkan untuk bayi yang lebih tua dan anak-anak . Penyerapan: mudah diserap dari saluran pencernaan, dengan maksimum 1 - 1,5 jam 33
Distribusi: menyelip ke plasenta, didistribusikan ke dalam ASI.
efek terakh terakhir ir sekitar sekitar 4-6 jam, dieksk diekskresi resikan kan dalam dalam urin. urin. Ekskresi: efek Kontraindikasi: hipersensitivitas terhadap derivatif morfin kodein atau
lainnya, hati atau disfungsi ginjal. Kewaspadaan: gunakan gunakan hati-hati hati-hati pada anak-anak yang sangat muda. Reaksi merugikan: terutama dengan gejala SSP: pusing, lightheadness,
mengantuk,
depresi
pernafasan,
Gi:
mual,
muntah,
sembelit,
Genitourinary: retensi urin. Keperawatan: untuk mengurangi kemungkinan gangguan GI, mengelola
codeine oral dengan susu atau makanan lain. Karena pusing dan ringan dapat terjadi, pengawasan pengawasan ambulasi ambulasi dan tindakan tindakan keselamatan keselamatan lainnya lainnya mungkin diperlukan. Nauseais efek samping yang umum, laporan jika hal ini disertai dengan muntah. Ubah ke analgesik analgesik yang lain mungkin mungkin diperlukan. b) Morfin Klasifikasi: analgesik opioid. Aksi: meng mengik ikat at resep resepto torr opia opiatt di SSP, SSP, meng mengub ubah ah resp respon on fisik fisik dan dan
emosional terhadap rasa sakit. Indikasi: nyeri akut dan kronis. Dosis dan rute: dosis intermiten. Dengan mulut atau dubur: 0,2-0,5 mg /
kg / dosis setiap jam 4-6. IM, IV,SC: 0,1-0,2 mg / kg / dosis setiap jam 24, sampai maksimal 15 mg / dosis. Terus menerus IV infus: 0,01-0,04 mg / kg / jam (rata-rata 0,06 mg / kg / jam). Mulailah dengan dosis terendah, meningkat hingga 2 mg / kg / jam sesuai kebutuhan. Pasien dikontrol: pemeliharaan: 0,02 mg / kg / jam, meningkat jika anak membutuhkan lebih dari 2 dosis bolus per jam. Bolus 0,02 mg / kg / dosis pada interval minimal 10 menit sesuai kebutuhan.
34
Penyerapan: penyerapan variabel dari saluran GI, puncak aksi 60 menit
secara lisan, 20 menit IV. Ekskresi: diekskresikan terutama di urin, 7-10% diekskresikan dalam
empedu. Efek bertahan hingga 7 jam. Kontraindikasi: hypersensiti hypersensitivy vy terhadap terhadap opioid, opioid, peningkata peningkatan n tekanan tekanan
intrakranial, gangguan kejang, penyakit paru kronis, depresi pernafasan. Kewaspadaan:
peng penggu guna naan an
hati hati-h -hat atii
deng dengan an
arit aritmi miaa
jant jantun ung, g,
mengurangi volume darah. Reaksi Reaksi merugikan merugikan:: sedasi, sedasi, pusing pusing,, eufori euforia, a, eksitas eksitasii SSP parado paradoks, ks,
depresi depresi pernafasan, pernafasan, hipotensi, hipotensi, bradikardia, bradikardia, mual, muntah, muntah, konstipasi, konstipasi, retensi
urin.
Keperawatan: hati-hati dan sering menilai status pernapasan. Menilai
batuk refleks; asupan monitor dan output yang yang hati-hati untuk retensi urin dan sembelit. c) Fentanil Klasifikasi: analgesik opioid. Aksi: agonis narkotika dengan tindakan yang mirip dengan morfin dan
meperidin tetapi tindakan lebih cepat dan lebih lama. Indikasi: nyeri sedang sampai berat, terutama untuk prosedur singkat
dan dan keti ketika ka anak anak-a -ana nak k saki sakitt krit kritis is atau atau beri berisi siko ko ting tinggi gi.. Fent Fentan anyl yl transdermal adalah untuk nyeri kronis parah saja; pengalaman dengan anak-anak sangat terbatas Dosis dan rute: IM dan IV intermiten dosis: 1-2 mikro gr / kg / dosis
setiap menit 30-60. IV pasien dikontrol: pemeliharaan 1 mikrogram / kg / jam infus kontinu, meningkat jika pasien membutuhkan lebih dari 2 dosis bolus per jam. Bolus: 0,1-0,4 mikrogram / kg / dosis pada interval minimal 5 menit. Patch transdermal digunakan hanya pada anak-anak yang lebih tua dari 12 tahun.
35
Penyerapan: diserap setelah pemberian IV, 6-8 jam transdermally.
diekskresikan dalam dalam urin. Berlangsung Berlangsung 30-60 30-60 menit IV, 72 Ekskresi: diekskresikan jam secara transdermal. Kontraindikasi: pasie pasien n yang yang tela telah h mene menerim rimaa mono monoam amin inee oxid oxidas asee
inhibitors dalam waktu 14 hari. gunakan n hati-h hati-hati ati pada pada anak anak dengan dengan cedera cedera kepala, kepala, Kewaspadaan: gunaka peningkatan tekanan intrakranial, gangguan pernapasan, hati dan disfungsi ginjal. Efek samping: samping: sedasi, sedasi, pusing pusing,, eufori euforia, a, kejang kejang dengan dengan dosis dosis tinggi tinggi..
Hipote Hipotensi nsi,, bradik bradikard ardia, ia, depresi depresi pereda peredaran ran darah, darah, depresi depresi pernaf pernafasan asan,, bronkokonstriksi. Keperawatan: menitor dengan hati-hati untuk tanda-tanda dan gejala
gangguan gangguan pernapasan, depresi, memiliki memiliki oksigen, oksigen, peralatan peralatan resusitasi, resusitasi, dan nalokson tersedia. d) Hidr Hidrom omor orfo fon n Klasifikasi: analgesik opioid. Aksi: menghambat naiknya naiknya jalur nyeri pada pada SSP, meningkatkan meningkatkan ambang
nyeri, nyeri mengubah persepsi Indikasi: nyeri sedang sampai berat Dosis dan rute: melalui mulut, IM, SC, atau IV, 0,03-0,08 mg / kg setia p
jam 4-6 melalui mulut, maksimum 5 mg / dosis, IV dosis 0,015 mg / kg / dosis Penyerapan: onset, onset, 15-20 menit, menit, puncak puncak 0,5-1 0,5-1 jam, jam, durasi durasi 4-5 jam Ekskresi: diekskresikan dalam urin, paruh 3,5-4,5 jam Kontraindikasi: hipersensitivitas, kecanduan
kepribadian adiktif, adiktif, peningkata peningkatan n tekanan tekanan intrakranial, intrakranial, Kewaspadaan: kepribadian depresi depresi repira repirator tory, y, penyak penyakit it hati, hati, penyak penyakit it ginjal ginjal.. Berhat Berhati-ha i-hati ti dalam dalam
36
penggunaan cedera kepala, peningkatan tekanan intrakranial, asma, dan kondisi pernapasan lainnya, gangguan ginjal atau fungsi hati. Reaksi merugikan: pusing, ringan, kebingungan, halusinasi, perubahan
mood, sedasi, depresi pernafasan, ketergantungan, meningkatkan output urin, urin, retensi retensi urin, urin, kejang kejang,, jantun jantung g berdeb berdebar, ar, bradik bradikard ardia, ia, takika takikardi rdia, a, hipotensi, perubahan lain pada tekanan darah menilaii status status pernap pernapasan asan dengan dengan hati-ha hati-hati, ti, menila menilaii Keperawatan: menila perubahan SSP dan menerapkan langkah keselamatan yang tepat, memant memantau au asupan asupan dan keluar keluaran an dengan dengan hati-h hati-hati ati untuk untuk oligur oliguria ia atau atau menilai untuk retensi urin. e)
Oksikodon Klasifikasi: analgesik opioid. Aksi: menghambat naik jalur nyeri pada SSP, meningkatkan ambang
nyeri, nyeri mengubah persepsi Indikasi: nyeri sedang sampai berat Dosis dan rute: melalui mulut 0,05-0,15 dosis mg / kg / setiap 4-6 jam,
maksimum 5 mg / dosis Penyerapan: onset, 10-20 menit, durasi 4-6 jam Ekskresi: diekskresikan dalam urin, paruh 3,5-4,5 jam Kontraindikasi: hipersensitivitas, kecanduan Kewaspadaan: kepribadia kepribadian n adiktif, adiktif, peningkata peningkatan n tekanan tekanan intrakranial, intrakranial,
depresi depresi repira repirator tory, y, penyak penyakit it hati, hati, penyak penyakit it ginjal ginjal.. Berhat Berhati-ha i-hati ti dalam dalam penggunaan cedera kepala, peningkatan tekanan intrakranial, asma, dan kondisi pernapasan lainnya. Gangguan ginjal atau fungsi hati. Reaksi merugikan: pusing, ringan, kebingungan, halusinasi, perubahan
mood, sedasi, depresi pernafasan, ketergantungan.
37
menilaii status status pernap pernapasan asan dengan dengan hati-ha hati-hati, ti, menila menilaii Keperawatan: menila perubahan SSP dan menerapkan menerapkan langkah keselamatan yang tepat. f) Hydrocodone Klasifikasi: analgesik opioid. Aksi: mengik mengikat at resepto reseptorr opiat opiat di SSP untuk untuk mengur mengurang angii rasa sakit. sakit. Indikasi: nyeri ringan
melalui mulut, mulut, dosis dosis maksim maksimum um 1,25 1,25 mg (anak (anak <2 Dosis Dosis dan rut rute: e: melalui tahun) -5 mg (anak> 2 tahun) setiap 4-6 haours sesuai kebutuhan atau 0,2 mg / kg setiap jam 3-4. Penyerapan: onset, 10-20 menit, durasi 4-6 jam Ekskresi: diekskresikan dalam urin, paruh 3,5-4,5 jam Kontraindikasi: hipersensitivitas, kecanduan Kewaspadaan: kepribadia kepribadian n adiktif, adiktif, peningkata peningkatan n tekanan tekanan intrakranial, intrakranial,
depresi depresi repira repirator tory, y, penyak penyakit it hati, hati, penyak penyakit it ginjal ginjal.. Berhat Berhati-ha i-hati ti dalam dalam penggunaan cedera kepala, peningkatan tekanan intrakranial, asma, dan kondisi pernapasan lainnya. Gangguan ginjal atau fungsi hati. Reaksi merugikan: pusing, ringan, kebingungan, halusinasi, perubahan
mood, sedasi, depresi pernafasan, ketergantungan. Keperawatan: menila menilaii status status pernap pernapasan asan dengan dengan hati-ha hati-hati, ti, menila menilaii
perubahan SSP dan menerapkan menerapkan langkah keselamatan yang tepat. g) Metadon Klasifikasi: analgesik opioid.
menekan n transm transmisi isi impuls impuls nyeri nyeri pada pada tingka tingkatt sumsum sumsum tulang tulang Aksi: meneka belakang
melalui
interaksi
dengan
reseptor
opioid,
sehingga
menghasilkan depresi SSP Indikasi: nyeri akut dan kronis yang parah, penarikan opioid
38
Dosis dan rute: 0,005-0,1 mg / kg / dosis setiap jam 6-12 Penyerapan: penyerapan variabel dari saluran GI, puncak aksi 60 menit
secara lisan, 20 menit IV Ekskresi: diekskresika diekskresikan n dalam urin, melintasi plasenta, plasenta, diekskresikan diekskresikan
dalam ASI, paruh 15-30 jam Kontraindikasi:
hip hiperse ersens nsit itiv ivit itas as
terh terhad adap ap
obat obat
ini, ini,
inje injek ksi
chlorobutanol, kecanduan. Kewaspadaan:
peng penggu guna naan an hati hati-h -hat atii
deng dengan an kepr keprib ibad adia ian n adik adikti tif, f,
tekanan intrakranial meningkat, depresi pernafasan, hati atau penyakit ginjal Reaksi Reaksi merugikan merugikan:: sedasi, sedasi, pusing pusing,, kebing kebingung ungan, an, eufori euforia, a, kejang kejang,,
depresi depresi pernaf pernafasan asan,, hipote hipotensi nsi,, bradik bradikard ardia, ia, palpit palpitasi asi,, mual, mual, muntah muntah,, konstipasi, retensi urin Keperawatan: hati-hati dan sering menilai status pernapasan. Menilai
batuk refleks; asupan monitor dan output yang yang hati-hati untuk retensi urin dan sembelit.
3) Sedasi Sadar
Seda Sedasi si sada sadar r adalah adalah keadaa keadaan n medis medis yang yang dikend dikendali alikan kan oleh oleh kesadaran kesadaran depresi depresi yang memungkinkan memungkinkan respon yang tepat terhadap terhadap rangsangan fisik atau perintah verbal dan pemeliharaan refleks pelindung. Anak dapat mempertahankan mempertahankan kemampuan jalan napas yang paten terus meneru meneruss dan mandir mandiri. i. Hal ini biasan biasanya ya dicapa dicapaii dengan dengan menggu menggunak nakan an amnesic, amnesic, obat penenang, atau keduanya, keduanya, administrered administrered IV. Dengan sedasi sadar, anak-anak biasanya memiliki ingatan sedikit atau tidak ada prosedur yang telah ia alami.
4) Analgesia Epidural
39
Obat Obat nyer nyerii (bia (biasan sanya ya,, opio opioid id bius bius loka lokal, l, atau atau kedu keduan anya ya)) dapa dapatt diberikan melalui kateter epidural dimasukkan ke dalam ruang epidural dan diamankan diamankan ke anak kembali kembali dengan oklusif. oklusif. Karena obat yang yang diberikan diberikan langsung ke saraf yang mengirimkan rasa sakit, dosis yang lebih kecil yang diperlukan diperlukan untuk mengontrol mengontrol rasa sakit, dengan efek samping samping yang lebih sedikit dibandingkan biasanya berhubungan dengan administrasi opioid sistemik. Disarankan untuk anak-anak yang menjalani prosedur perut, anal, atau urogenital, urogenital, operasi operasi jantung jantung terbuka, dan operasi operasi thoracis, thoracis, atau operasi operasi ortopedi ortopedi dari tungkai bawah. Asuhan Asuhan keperawatan keperawatan anak dengan dengan chateter chateter epidural epidural mirip dengan dengan Taht untuk anak menerima menerima terapi PCA. Anak dipantau dengan monitor jantung dan oksimetri pulsa. Perawat menilai anak untuk menghilangkan rasa sakit yang memadai dan adanya efek samping underesired (respirasi khususnya menurun) dan komplikasi yang mungkin menyertai penempatan kateter. Hal ini penting untuk menghindari tindakan yang akan menarik menarik atau menempatka menempatkan n ketegangan ketegangan pada kateter. kateter. Perawat Perawat menilai tingkat dermatom (tingkat blokade sensorik) setiap 4 jam dan sesuai kebutuhan. kebutuhan. Perawat juga memantau memantau situs kateter sering untuk selip, hilang hilangnya nya pendar pendaraha ahan, n, cairan cairan serebro serebrospi spinal nal,, atau atau hemato hematoma ma di situs situs penyisipan komplikasi yang jarang namun serius yang perlu segera dilapo dilaporka rkan. n. Efek Efek sampin samping g lain lain termasu termasuk k sembeli sembelit, t, mual, mual, muntah muntah,, retensi retensi urin, blok motorik, sensorik dan blok. H. Rencana Rencana Asuhan Asuhan Keper Keperawat awatan an Masalah Keperawatan: Keperawatan:
Nyeri Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul:
Nyeri akut b.d faktor fisik dan biologi: edema, proses penyakit, infeksi, prosedur invasif, pembedahan, trauma. Ditandai dengan: menangis, meringis rewel, gelisah, dan dilihat dari respon verbal
maupun non verbal Tujuan:
Nyeri berkurang dan respon verbal non verbal kembali normal, dapat beraktifitas seperti biasa/normal. 40
Kriteria Hasil:
Anak akan: -
Meng Mengal alam amii penu penuru runa nan n nyer nyerii pada pada ting tingka katt yang yang mema memada dai, i, dibu dibukt ktik ikan an oleh oleh tingkat rasa sakit berkurang sesuai dengan tahapan perkembangan, penilaian verbal atau nonverbal, penilaian dengan alat ukur nyeri, postur tubuh santai, penurunan menangis, meringis rewel, gelisah.
-
Kembal Kembalii ke tingk tingkat at aktivi aktivitas tas yang yang dial dialami ami sebel sebelum um timbu timbulny lnyaa nyeri. nyeri.
-
Mencap Mencapai ai period periodee tidur tidur tanpa tanpa ganggua gangguan, n, setida setidakny knyaa 90 menit menit untuk untuk menga mengalam lamii siklus REM lengkap (Rapid Eye Movement)
Intervensi
a. Kaji Kaji anak anak deng dengan an meng menggu guna naka kan n alat alat ukur ukur nyer nyerii yang yang sesu sesuai ai deng dengan an usia usia perkembangan anak. Alat harus menjadi bagian dari grafik anak untuk kemudahan referensi. R: Infan Infantt dan dan anak anak mung mungki kin n memi memili liki ki kesu kesuli litan tan meng mengat atak akan an tent tentan ang g rasa rasa nyerinya. nyerinya. Alat ukur nyeri membantu membantu mendapatkan mendapatkan informasi informasi yang lebih konsisten, objektif, dan kuantitatif. b. Amati dan dokumentasikan tanda-tanda perilaku dan f isiologis nyeri pada anak. Perhatikan kedua respon verbal dan nonverbal. Nilai tanda-tanda vital. R: Penilaian Penilaian nyeri pada pada anak-anak anak-anak didasarkan didasarkan pada pada laporan anak anak sakit dan pada pada perubahan perilaku serta fisiologis. Anak mungkin mengalami kesulitan verbalisasi. verbalisasi. Perawat harus mengamati perubahan perilaku untuk menilai menilai bayi dan anak-anak lain yang nonverbal atau tidak mampu berkomunikasi dengan jelas. Perubahan fisiologis bervariasi dalam respon terhadap rasa sakit dan harus dievaluasi bersama-sama dengan penilaian perilaku. c. Tentuk Tentukan an faktor-fak faktor-faktor tor lain yang mungkin mungkin mempeng mempengaru aruhi hi anak: anak: pemisahan pemisahan,, ketakutan, kecemasan, kehilangan kendali, dan keyakinan spritual atau budaya tentang nyeri. R: Persepsi dan reaksi anak terhadap terhadap nyeri mungkin mungkin dipengaru dipengaruhi hi oleh faktor lainnya. d. Pantau Pantau nyeri nyeri berdasarkan berdasarkan tahap perkembang perkembangan an anak. anak. R: Bayi dan anak-anak disetiap tingkat perkembangan memiliki cara unik untuk bereaksi dan mengatasi nyeri. e. Tanyakan Tanyakan kepada kepada anak tentan tentang g onset, durasi, durasi, lokasi, lokasi, dan jenis jenis ukuran ukuran nyeri. nyeri. 41
R: Faktor ini akan menmpengaruhi pemilihan analgesic yang tepat untuk anak. f. Perhatikan Perhatikan apakah apakah tingkat tingkat nyeri nyeri anak berbeda berbeda saat istirahat istirahat,, ambulasi, ambulasi, bermain bermain,, atau selama prosedur. R: Penurunan nyeri dapat segera ditingkatkan melalui pemahaman terhadap sebab dan akibat g. Kelo Kelola la anal analge gesi sik k yang yang sesu sesuai ai.. Beri Berika kan n deng dengan an rute rute oral oral atau atau IV. IV. Hind Hindar arii suntikan. R: Nonopioid cocok untuk nyeri ringan sampai sedang. Analgesik opioid harus dibe diberik rikan an untu untuk k nyer nyerii sedan sedang g samp sampai ai bera berat. t. Anak Anak taku takutt sunt suntik ikan an dan dan mungkin menolak nyeri untuk menghindari suntikan. h. Terapk Terapkan an strateg strategii pengur pengurang angan an nyeri nyeri non farmakol farmakologi ogi,, antara antara lain: distra distraksi ksi,, teknik teknik relaksa relaksasi, si, stimula stimulasi si kulit, kulit, sepert sepertii pijat, pijat, kompre kompress hangat hangat atau atau dingin dingin,, lingku lingkunga ngan n yang yang tenang tenang,, reposi reposisi, si, dan menuru menurunka nkan n lingku lingkunga ngan n suara suara dan cahaya, kenyamanan tindakan (sentuhan, dekapan). R: Analge Analgesik sik farmako farmakolog logii dapat dapat diting ditingkat katkan kan melalu melaluii penggu penggunaa naan n strateg strategii manajemen nyeri non farmakologi sebagai terapi adjuvant/ pembantu. i.
Liba Libatk tkan an ora orang ng tua tua dal dalam am pera perawa wata tan. n. R: Kehadi Kehadiran ran orang orang tua anak anak dapat dapat mengur mengurang angii rasa takut dan kecema kecemasan, san, sehingga mengurangi nyeri yang terasa. Orang tua juga tahu yang terbaik untu untuk k anak anak mere mereka ka,, mere mereka ka dapa dapatt memb memban antu tu peng pengka kaji jian an nyer nyerii dan dan meningkatkan respon anak terhadap intervensi.
j.
Catat respon terhadap obat-obatan maupun non-farmakologis mengukur pengurangan nyeri dengan menggunakan menggunakan alat penilaian nyeri yang tepat. R:
Doku Dokume ment ntas asii
memb memban antu tu
meng mengur uran angi gi/m /men engh ghil ilan angk gkan an
dala dalam m rasa rasa
mene menent ntuk ukan an nyer nyerii
dan dan
keef keefek ekti tifa fan n kesi kesina namb mbun unga gan n
tind tindak akan an dala dalam m
pengelolaan nyeri. k. Obse Observ rvasi asi efek efek sam sampi ping ng oba obat. t. R: Depresi pernafasan adalah efek samping yang paling serius dari opioid tetapi jarang terjadi. Efek samping lainnya termasuk sedasi, mual dan muntah, dan sembelit.
42
DAFTAR PUSTAKA
Berman, A., Snyder, S., Kozier, B., & Erb, G. (2009). Buku ajar praktik keperawatan klinik kozier dan erb. Jakarta: EGC. Bowd Bowden en,, V.R. V.R.,, & Green Greenbu burg rg,, C.S. C.S. (201 (2010) 0).. Childr Children en and their their famili families. es. (2nd ed.). Philadelphia: Wolters Kluwer Health- Lippincott William & Wilkins. Ekwueme, H. (2009). Non-pharmacological management of pain in children. Diperoleh tanggal 24 Maret 2013 dari http://anaesthetics.ukzn.ac.za/Libraries/FMM_R_B_2009/Non pharmacological_pain_management_in_children_Dr_H_Ekwueme.sflb pharmacological_pain_management_in_children_Dr_H_ Ekwueme.sflb..
43
Engel, Joyce. (2008). Seri Pedoman Praktis Pengkajian Edisi 4. Jakarta : EGC Hockenberry, M.J., &Wilsoin, D. (2009). Wong’s essentials of pediatric nursing.( 8 th ed.). St.Louis: Mosby Elsevier. James, S.R., & Ashwill, J.W. J.W .(2007). Nursing care of children principles & practice. (3rd ed.). St.Louis: Saunders Elsevier. Mutaq Mutaqqi qin, n, Arif Arif dan dan Sari Sari,, Kuma Kumala la.. (201 (2011) 1).. Asuhan keperawatan gangguan sistem integumen. integumen. Jakarta: Salemba Medika. Oman, Kathleen S. (2008). Panduan (2008). Panduan belajar keperawatan emergensi. Jakarta: EGC Potter, P.A., & Perry, A. G. (2006). Fundamental (2006). Fundamental keperawatan konsep, konsep, proses dan praktik. Jakarta: EGC. Potts, N.L., & Mandleco, B.L. (2007). Pediatric nursing caring for children and their families. (2nd ed.). New York: Thomson Delmar Learning. Potts, N.L., & Mandleco, B.L. (2012). Pediatric nursing caring for children and their families. (3rd ed.). New York: Delmar Cengage Learning. Tamsuri, A. (2007). Konsep (2007). Konsep dan penatalaksanaan penatalaksanaan nyeri. Jakarta : EGC. Hlm 1-63 Walker Walker,, G., & Arnold Arnold,, R. (2004) (2004).. Pediatric pain assessment scales. scales. Fast Fast Fact Factss and and Concepts. June 2004; 117. Diperoleh tanggal 24 Maret 2013 dari http://www.eperc.mcw.edu/fastfact/ff_117.htm.. http://www.eperc.mcw.edu/fastfact/ff_117.htm
44