Kelompok 4 Anggota: 1. Devi Luvitasari
(P07124115008)
2. Dwi Rohmawati
(P07124115011)
3. Eryna Santi W
(P07124115013)
4. Nunung Tri Astuti
(P07124115030)
5. Ratih Irayanti
(P07124115033)
6.
Riski Lia Anissaa’tun I (P07124115034)
7. Rosa Fatmaningrum Fatmaningrum
(P07124115035)
8. Wahdati Humairoh
(P07124115039) (P071241150 39)
Konsep Dasar Perawatan Luka dalam Praktek Kebidanan
A. Pengertian Luka Luka adalah suatu gangguan dari kondisi normal pada kulit (Taylor, 1997). Sedangkan menurut Kozier (1995), luka adalah kerusakan kontinuitas kulit, mukosa membran dan tulang atau organ tubuh lain. Menurut KBBI, luka adalah belah, pecah, cedera, lecet dan sebagainya pada kulit karena terkena barang yang tajam dan sebagainya.
B. Efek Luka Diawali dari Efek atau akibat terjadinya luka yaitu: 1. Hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ Fungsi organ yang luka akan terjadi kerusakan atau bahkan tidak berfungsi kembali, itu disebabkan karena adanya jaringan yang rusak. Jika jaringan rusak ringan maka hanya
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
akan terjadi kerusakan dan jaringan dapat memperbarui menjadi jaringan baru. Namun, jika jaringan rusak berat jaringan tersebut tidak dapat digunakan kembali. 2. Respon stres simpatik Sistem saraf simpatik harus tetap dijaga karena dapat melawan sistem saraf parasimpatik, sistem saraf parasimpatik juga dapat mengendalikan organ-organ internal tubuh. 3. Pendarahan dan pembekuan darah Saat terjadi luka pembuluh darah dapat rusak dan terjadilah pendarahan. Kemudian tubuh akan menjalankan suatu mekanisme untuk menghentikan atau membekukan darah. Pembekuan darah dipengaruhi oleh trombosit dan faktor koagulasi. Proses pembekuan darah trombosit membentuk sumbatan, pembentukan bekuan darah, penghentian proses pembekuan darah, dan tubuh perlahan-lahan membuang sumbatan. 4. Kontaminasi bakteri Urutan prosentase luka yang cepat terkontaminasi bakteri hingga yang sulit terkontaminasi bakteri yaitu luka kotor (infeksi), luka terkontaminasi, luka bersih terkontaminasi, dan luka bersih. 5. Kematian sel Kematian sel ini terjadi ketika sel mengalami cedera berat dalam waktu lama dimana sel tidak mampu beradaptasi lagi dan tidak mampu memperbaiki dirinya sendiri.
C. Jenis – Jenis Jenis Luka Jenis-jenis luka digolongkan berdasarkan : 1. Berdasarkan sifat kejadian
Berdasarkan sifat kejadian, luka dibagi menjadi 2, yaitu luka disengaja (luka terkena radiasi atau bedah) dan luka tidak disengaja (luka terkena trauma).
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
a. Luka tertutup : luka dimana jaringan yang ada pada permukaan tidak rusak (kesleo, terkilir, patah tulang, dsb). b. Luka terbuka : luka dimana kulit atau selaput jaringan rusak, kerusakan terjadi karena kesengajaan (operasi) maupun ketidaksengajaan (kecelakaan). 2. Berdasarkan penyebabnya, luka dapat dibagi menjadi :
a. Luka mekanik (cara mekanik (cara luka didapat dan luas kulit yang terkena) 1) Luka insisi (Incised wound), terjadi karena teriris oleh instrumen yang tajam. Luka dibuat secara sengaja, misal yang terjadi akibat pembedahan. 2) Luka bersih (aseptik) biasanya tertutup oleh sutura setelah seluruh pembuluh darahyang luka diikat (ligasi). 3) Luka memar (Contusion Wound), adalah luka yang tidak disengaja terjadi akibat benturan oleh suatu tekanan dan dikarakteristikkan oleh: cedera pada jaringan lunak, perdarahan dan bengkak, namun kulit tetap utuh. Pada luka tertutup, kulit terlihat memar. 4) Luka lecet (Abraded Wound), terjadi akibat kulit bergesekan dengan benda lain yang biasanya dengan benda yang tidak tajam. 5) Luka tusuk (Punctured Wound), luka ini dibuat oleh benda yang tajam yang memasuki kulit dan jaringan di bawahnya. Luka punktur yang yang disengaja dibuat oleh jarum pada saat injeksi. Luka tusuk/ punktur yang tidak disengaja terjadi pada kasus: paku yang menusuk men usuk alas kaki bila paku p aku tersebut terinjak, luka akibat peluru atau pisau yang masuk ke dalam kulit dengan diameter yang kecil. 6) Luka gores (Lacerated Wound), terjadi bila kulit tersobek secara kasar. Ini terjadi secara
tidak disengaja, biasanya disebabkan oleh kecelakaan akibat
benda yang tajam seperti oleh kaca atau oleh kawat. Pada kasus kebidanan: robeknya perineum karena kelahiran bayi.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
7) Luka tembus/luka tembak (Penetrating Wound), yaitu luka yang menembus organ tubuh biasanya pada bagian awal luka masuk diameternya kecil tetapi pada bagian ujung biasanya lukanya akan melebar, bagian tepi luka kehitaman. 8) Luka bakar (Combustio), luka yang terjadi karena jaringan tubuh terbakar. 9) Luka gigitan (Morcum Wound), luka gigitan yang tidak jelas bentuknya pada bagian luka. b. Luka non mekanik : luka akibat zat kimia, termik, radiasi atau serangan listrik. 3. Berdasarkan tingkat kontaminasi
a. Clean Wounds (luka bersih), yaitu luka bedah takterinfeksi yang mana tidak terjadi proses peradangan (inflamasi) dan infeksi pada sistem pernafasan, pencernaan, genital dan urinari tidak terjadi. Luka bersih biasanya menghasilkan luka yang tertutup, jika diperlukan dimasukkan drainase tertutup. Kemungkinan terjadinya infeksi luka sekitar 1% - 5%. b. Clean-contamined Wounds (luka bersih terkontaminasi), merupakan luka pembe dahan dimana saluran respirasi, pencernaan, genital atau perkemihan dalam kondisi terkontrol, kontaminasi tidak selalu terjadi, kemungkinan timbulnya infeksi luka adal ah 3% - 11%. c. Contamined Wounds (luka terkontaminasi), termasuk luka terbuka, fresh, luka akibat kecelakaan dan operasi dengan kerusakan besar dengan teknik aseptik atau kontaminasi dari saluran cerna. Pada kategori ini juga termasuk insisi akut, inflamasi nonpurulen. Kemungkinan infeksi luka 10% - 17%. d. Dirty or Infected Wounds (luka kotor atau infeksi), yaitu terdapatnya mikroorganisme pada luka. 4. Berdasarkan kedalaman dan luasnya luka
a. Stadium I : Luka Superfisial (Non-Blanching Erithema) : yaitu luka yang terjadi pada
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
b. Stadium II : Luka “Partial Thickness” : yaitu hilangnya lapisan kulit pada lapisan epidermis dan bagian atas dari dermis. Merupakan luka superficial dan adanya tanda klinis seperti abrasi, blister atau lubang yang dangkal. c. Stadium III : Luka “Full Thickness” : yaitu hilangnya kulit keseluruhan meliputi kerusakan atau nekrosis jaringan subkutan yang dapat meluas sampai bawah tetapi tidak melewati jaringan yang mendasarinya. Lukanya sampai pada lapisan epidermis, dermis dan fasia tetapi tidak mengenai otot. Luka timbul secara klinis sebagai suatu lubang yang dalam dengan atau tanpa merusak jaringan sekitarnya. d. Stadium IV : Luka “Full Thickness” yang telah mencapai lapisan otot, tendon dan tulang dengan adanya destruksi/kerusakan yang luas. 5. Berdasarkan waktu penyembuhan luka
a. Luka akut : yaitu luka dengan masa penyembuhan sesuai dengan konsep penyembuhan yang telah disepakati. b. Luka kronis : yaitu luka yang mengalami m engalami kegagalan dalam proses penyembuhan, dapat karena faktor eksogen dan endogen. \
D. Proses Penyembuhan Lagu
1.
Hemostasis Fase vaskular ini terjadi segera setelah terdapat kerusakan jaringan. Terjadi vasokonstriksi untuk meminimalkan perdarahan dan memebantu terjadinya proses koagulasi. Terbentuk bekuan fibrin yang menutup luka sementara waktu. Sementara terjadi pembentukan bekuan, darah atau cairan serosa keluar dari luka yang merupakan upaya tubuh membersihkan luka secara alami.
2. Inflamasi Terjadi dilatasi pembuluh darahdisekitar luka, menimbulkan eritem lokal, edema,
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
darah. Sel epitel adri tepi luka pindah ke bagian dasar bekuan, sel epitel menebal dan terbentuklapisan tipis jaringan epitel diatas luka. Tanda-tanda fase inflamasi serupa dengan tanda-tanda infeksi oleh karena itu bidan harus dapat membedakan antara penyembuhan luka yang normal dan terinfeksi. Pada luka yang bersih, fase ini berlangsung selama 36 jam, tetapi dapat lebih lama bila terjadi infeksi atau nekrosis. 3. Proliferasi Pada fase ini terjadi pertumbuhan jaringan baru melalui tiga proses :
Granulasi
Kontraksi luka
Epitelialisasi
Selama granulasi, kapiler dari sekitar pembuluh darah tumbuh ke dasar luka. Pada waktu yang sama, fibroblas memproduksi jaringan kolagen sehingga membentuk jaringan baru. Kolagen meningkatkan kekuatan dsan integritas struktur jaringan luka. Jareingan granulasi yang sehat berwarna merah terang, halus, bercahaya, dan dasarnya tampak mengerut dan tidak mudah berdarah. Setelah luka berisi jaringan ikat, fibroblas terkumpul di sekitar tepi luka dan berkontraksi, merapatkan kedua tepi luka. Terbentuk jaringan parut epitel fibrosa yang lebih kuat pada saat fibroblas dan serat kolagen mulai menyusut, menimbulkan kontraksi pada area tersebut dan obliterasi sebagian kapiler. Hal ini hanya terjadi pada jaringan sehat yang belum dijahit. Selama epitelisasi, sel epitel baru tumbuh diatas permukaan luka untuk membentuk lapisan luar baru, yang dapat dikenali dengan warnanya putih bersemu merah, merah, dan semi transparan. Proses terjadi pada lingkungan yang lembab dan bersih. 4. Maturasi Setelah epitelisasi selesai, jaringan yang baru mengalami proses maturasi bila mengalami “remodelling” untuk meningkatkan kekuatan regangan jaringan parut. parut. Pada
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
rambut. Fase ini dapat berlangsung sampai 2 tahun dan inilah yang menjadi alasan mengapa beberapa luka yang nampaknya sudah sembuh tetapi dapat robek kembali secara tiba-tiba. Proses penyembuhan ini juga dapat terjadi di sekitar jahitan. Bila jahitan diangkat,sel epitel dapat tercabut dan terlihat pada jahitan sebagai debris. Penyembuhan luka dan intervensi sekunder terjadi pada luka yang lebih dalam dan lebih lebar, yang bagian tepinya tidak dapat disatukan. Inflamasi dapat bersifat kronis, dengan pembentukan jaringan granulasi yang lebih banyak, yang menghabiskan banyak kolagen selama fase proliferasi. Jaringan granulasi secara bertahap mengisi luka dengan re-epitelisasi yang dimulai ditepi luka. Penyembuhan luka dengan intervensi sekunder memerlukan waktu lebih lama, sehingga akan lebih banyak terbentuk jaringan parut.
E. Prinsip Penyembuhan Penyembuhan Luka Luka Prinsip penyembuhan luka menurut Taylor (1997), yaitu: 1. Kemampuan tubuh untuk menangani trauma jaringan Setiap tubuh manusia memiliki respon yang berbeda-beda terhadap luka. Ada tubuh yang merespon cepat terhadap luka sehingga penyembuhannya juga cepat, namun sebaliknya ada pula tubuh yang cukup lama merespon penyembuhan luka. Hal tersebut dipengaruhi oleh luasnya kerusakan dan keadaan umum kesehatan tiap orang. Semakin luas luka yang dialami, maka proses penyembuhannya relatif lebih cepat. Selain luas
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
3. Respon tubuh secara sistemik pada trauma Penyembuhan luka perlu didukung oleh fungsi tiap sistem dalam tubuh manusia dan setiap sistem tersebut harus bekerja secara seimbang. 4. Aliran darah ke dan dari jaringan yang luka Jaringan luka pada tubuh manusia tetap memerlukan supply nutrisi dan oksigen untuk mempercepat penyembuhan luka. Aliran darah ke dan dari jaringan luka harus diperhatikan dengan cara antara laintidak membalut luka terlalu kencang, memberi obatobatan tertentu, dan melakukan penatalaksanaan panas-dingin sesuai anjuran dokter atau sesuai dengan anjuran kapala bagian perawatan.
5. Keutuhan kulit dan mukosa membran disiapkan sebagai garis pertama untuk mempertahankan diri dari mikroorganisme Kulit dan mukosa sebagai garis pertama pertahanan diri harus memiliki kondisi yang baik ketika terjadi luka, sehingga mikroorganisme tidak mudah masuk ke dalam jaringan luka dan menyebabkan inflamasi. 6. Penyembuhan normal ditingkatkan ketika luka bebas dari benda asing tubuh termasuk
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Invasi bakteri pada luka dapat terjadi pada saat trauma, selama pembedahan atau setelah pembedahan. Gejala dari infeksi sering uncul dalam 2-7 hari setelah pembedahan. Gejalanya
berupa
infeksi
termasuk
adanya
purulent
,peningkatan
drainase,nyeri,kemerahan dan bengkak di sekeliling luka,peningkatan suhu dan peningkatan umlah sel darah putih. 2. Pendarahan Pendarahan dapat menunjukan suatupelepasan jahitan,sulit membeku pada garis jahitan,infeksi atauerosi dari pembuluh daraholeh benda asing (seperti drain). Hipovolemia mungkin tidak cepat ada tanda.sehingga balutan (dan luka dibawah balutan)jika mungkin harus sering dilihat selama 48 jam pertama setelah pembedahan dan tiap 8 jam setelah itu jika pendarahan berlebiihan terjadi, penambahan tekanan, balutan luka steril ungkin diperlukan. Pemberian cairan dan intervensi pembedahan mungkin diperlukan. 3. Dehiscence dan Eviscerasi Dehiscence dan evisceasi adalah komplikasi operasi yang paling serius. Dehiscence adalah terbukanya lapisan luka partial atau total. Eviscerasi adalah keluarnyapembuluh melalui daerah irisan. Sejumlah faktor meliputi,kegemukan,kurang nutrisi, multiple trauma, gagal untuk menyatu,batuk yang berlebihan,muntah dan dehidrasi, mempertinggi resiko klien mengalami dehiscence luka. Dehiscence luka dapat terjadi 4-5 hari setelah operasi sebelum kollagen meluas di daerah luka. Ketika ehiscence dan eviscerasi terjadi
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Terjadinya robekan atau laserasi pada perineum perlu segera ditangai secara hatihati dan benar, kalau tidak segera ditangani akan sangat membahayakan kondisi ibu karena kemungkinan terjadi infeksi pada luka robekan sangat besar, karena pada saat jarum masuk jaringan tubuh juga akan terjadi luka. Pada proses penjahitan robekan perlu diperhatikan bahwa saat menjahit laserasi atau episiotomi harus digunakan benang yang panjang dan diusahakan sesedikit mungkin jahitan untuk mencapai tujuan pendekatan dan hemostasis. Karena pada saat menjahit mungkin timbul rasa sakit yang berlebihan maka perlu digunakan anestesi lokal untuk mengurangi hal tersebut. Setelah diberikan anestesi lokal perlu diuji apakah bahan anestesi sudah bekerja caranya dengan menyentuh luka dengan jarum yang tajam atau dengan cubit dengan forcep atau cunam. Jika ibu merasa tidak nyaman ulangi pemberian anestesi lokal. Anastesi lokal standard yang digunakan adalah lidokain 1 % tanpa epinefrin ( silokain ), jika tidak tersedia gunakan lidokain 2% yang dilarutkan dengan air Steril atau normal salin dengan perbandingan 1:1. Hati-hati pada saat memberikan anestesi jangan sampai masuk kedalam pembuluh darah karena dapat menyebabkan ibu menjadi kejang bahkan dapat menyababkan kematian.
2. Penjahitan epistiotomi/liserasi
Secara umum prosedur penjahitan episiotomi sama dengan menjahit laserasi perinium, setelah episiotomi dilakukan penilaian secara hati-hati untuk memastikan lukanya tidak meluas dan sedapat mungkin menggunakan jahitan jelujur. Untuk
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
b. Perawatan Luka Operasi Dalam bahasan ini, perawatan luka operasi terdiri atas tindakan ganti balutan dan angkat jahitan.
A.
Ganti Balutan
Perawatan luka umumnya diawali dengan tindakan penggantian balutan. Ganti balutan/ verban merupakan suatu tindakan mengganti verban untuk melindungi luka dengan drainase
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
dengan kassa yang dibasahi dengan sodium klorida dan tidak terlalu banyak manipulasi gerakan.
B.
Angkat Jahitan
Angkat jahitan adalah suatu tindakan melepas jahitan yang biasanya dilakukan pada hari ke-7 atau sesuai dengan proses penyembuhan luka. Tujuan dilakukan angkat jahitan adalah untuk mempercepat proses penyembuhan luka dan mencegah terjadinya infeksi. Pertimbangan dilakukan angkat jahitan adalah tegangan pada tepi luka operasi/luka jahitan. Hal-hal yang harus diperhatikan berkaitan dengan tindakan angkat jahitan adalah : 1.
Tepi luka yang searah dengan garis lipatan kulit tidak akan tegang
2.
Luka yang arahnya tegak lurus terhadap garis kulit atau yang dijahit setelah banyak bagian kulit diambil, akan menyebabkan tegangan tepi luka yang besar
pengambilan jahitan
ditunda lebih lama, sampai dicapai kekuatan jaringan yang cukup, sehingga bekas jahitan tidak mudah terbuka lagi
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
5.
Mengabsorbsi drainase
6.
Meningkatkan kenyamanan fisik dan psikologis p sikologis
7.
Debridemen sel nekrotik
8.
Memberikan lingkungan fisiologis yang sesuai untuk penyembuhan luka
9.
Meningkatkan hemostasis dengan menekan dressing. Mengganti balutan dilakukan apabila balutan sudah kotor atau basah akibat eksternal maupun karena rembesan eksudat; ingin mengkaji keadaan luka dengan frekuensi tertentu; dan untuk mempercepat debridemen (pengangkatan) jaringan nekrotik. Tipe penggantian balutan dibagi menjadi dua, yaitu tipe tipe basah dan kering. Balutan
basah digunakan untuk luka yang basah atau banyak drainase, sedangkan balutan kering digunakan untuk luka kering atau drainase minimal. Adapun cara membersihkan luka adalah :
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
3.
Proses perkembangan aliran darah local. Dilakukan dengan cara : tidak membalut luka terlalu kencang, memberi obat-obatan tertentu, dan melakukan penatalaksanaan panasdingin sesuai anjuran dokter atau sesuai dengan anjuran kapala bagian perawatan.
4.
Mengembangkan kondisi yang baik. Kondisi pasien yang baik : status nutrisi dan cairan yang baik.
5.
Selalu berusaha agar luka bersih. Membersihkan luka dengan : NaCl 0,9%, alcohol, larutan Iodium (betadhin).
6.
Penyokong yang baik untuk luka. Sokongan luka dapat dilakukan dengan balutan plester perekat atau balutan yang member dukungan pada luka tersebut.
7.
Menghindari kondisi luka yang makin memburuk. Dilakukan dengan observasi luka yang baik, untuk mencegah terjadinya infeksi.
8.
Menghindari rasa sakit yang tidak perlu. Hal ini dapat dilakukan dengan :
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
mempunyai Na dan Cl yang sama seperti plasma. Larutan ini tidak mempengaruhi sel darah merah. Sodium klorida tersedia dalam beberapa konsentrasi, yang paling sering adalah sodium klorida konsentrasi 0,9%. Konsentrasi ni adalah konsentrasi normal dari sodium klorida, dan untuk alasan ini sodium klorida disebut juga normal saline. Normal saline merupakan larutan isotonis aman untuk tubuh, tidak iritan, melindungi granulasi jaringan dari kondisi kering, menjaga kelembaban sekitar luka dan membantu luka menjalani proses penyembuhan serta mudah didapat dan harga relatif lebih murah. 2.Larutan povodine-iodine
Iodine adalah element non metalik yang tersedia dalam bentuk garam yang dikombinasi dengan bahan lain. Walaupun iodine bahan non metalik iodine berwarna hitam kebiru-biruan, kilau metalik dan bau yang khas. Iodine hanya larut sedikit di air, tetapi dapat larut secara keseluruhan dalam alkohol dan larutan sodium iodide encer. Iodide tinture dan solution keduanya aktif melawan spora tergantung konsentrasi dan waktu pelaksanaan. Larutan ini akan melepaskan iodium anorganik bila kontak dengan kulit atau selaput lendir
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.