KONSEP BASIS DATA
"Sistem Informasi Supermarket"
Oleh:
1. I Gusti Putu Krisna Pradiptha (1304505022)
2. Ni Made Mariyati (1304505023)
3. I Made Wira Marta Cahyadi (1504505010)
4. Ni Made Ratna Putri Udiani (1504505011)
5. Nada Hadi Yumna (1504505012)
Kelas : A
JURUSAN TEKNOLOGI INFORMASI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2015
Kata Pengantar
"Om Swastyastu"
Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi
Wasa karena atas berkat dan rahmatNyalah maka saya bisa menyelesaikan
makalah ini. Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan
judul "Sistem Informasi Supermarket" . Saran dipelukan untuk membangun.
Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi yang membacanya.
Kami ucapkan terima kasih kepada pihak yang telah bersedia membantu
dalam pembuatan makalah ini. Dan tidak lupa pula saya ucapkan terima kasih
kepada Bu Sutramiani selaku dosen pada mata kuliah Konsep Basis Data yang
telah memberikan dorongan kepada saya untuk membuat makalah ini.
"Om Santih, Santih, Santih Om"
Denpasar, 12 Desember 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar 2
Daftar Isi 3
BAB I Pendahuluan 4
1.1. Latar Belakang 4
1.2. Rumusan Masalah 4
1.3. Tujuan 5
1.4. Metode 5
BAB II Pembahasan 6
2.1. Pengertian Supermarket 6
2.2. Sistem Informasi pada Supermarket 6
2.3 Bagian HRD 8
2.4. Bagian Payroll 15
2.5. Bagian Sarana dan Prasarana 20
2.6. Bagian Accounting 27
BAB III Penutup 35
3.1.Kesimpulan 35
3.2. Saran 35
DAFTAR PUSTAKA 35
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Perkembangan ilmu teknologi dalam dunia ini semakin penting. Banyak
tempat sudah menerapkan penggunaan database. Database memiliki kegunaan
untuk mempermudah perincian keuangan, serta mempermudah dalam melakukan
proses penghitungan. Baik untuk melakukan perincian bagi kepentingan
pribadi, hingga untuk kepentingan umum, dan perusahaan lain.
Dalam hal ini, kelompok kami akan menjelaskan database dalam supermarket.
Dengan menggunaan database, kita sebagai pengelolah dapat mengetahui harga
dengan baik, begitu juga bila supermarket yang dikelolah ada diskon untuk
even tertentu. Fungsi utama database dalam kegiatan supermarket adalah
penghitungan harga, serta perincian berbagai macam barang, membantu
konsumen mencari barang yang dibutuhkan, serta mempercepat transaksi dari
pembeli.
Bila suatu supermarket tidak menggunakan database, tentu supermarket
tersebut belum dapat dikatakan melakukan penghitungan secara praktis dan
terperinci. Cara manual dapat saja dilakukan, namun hasilnya belum tentu
benar dan up to date, sedangkan konsumen dapat dikatakan membutuhkan proses
yang cepat. Bila proses pencarian barang dalam supermarket lambat,
kemungkinan konsumen tersebut merasa tidak puas dan pada akhirnya akan
membuat rugi bagi supermarket tersebut.
Database juga dapat berfungsi apabila ada kesalahan dalam penghitungan,
kita tidak perlu merubah semua data yang ada. Bila kita merubah semua ada
yang dikatakan salah, tentu membuat kita membuang waktu. Namun dengan
adanya program database, hanya dengan mengganti satu data yang salah saja,
data yang lain pun dapat otomatis berubah.
2. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari supermarket?
2. Bagaimanakah sistem informasi pada supermarket?
3. Bagaimanakah bentuk diagram konteks, diagram berjenjang, normalisasi,
cdm, pdm bagian HRD pada supermarket?
4. Bagaimanakah bentuk diagram konteks, diagram berjenjang, normalisasi,
cdm, pdm bagian Payroll pada supermarket?
5. Bagaimanakah bentuk diagram konteks, diagram berjenjang, normalisasi,
cdm, pdm bagian Sarana dan Prasarana pada supermarket?
6. Bagaimanakah bentuk diagram konteks, diagram berjenjang, normalisasi,
cdm, pdm bagian Accounting pada supermarket?
3. Tujuan
Tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu
syarat dalam mata kuliah Konsep Basis Data agar dapat memenuhi syarat untuk
ujian akhir semester. Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah :
1. Agar mengetahui bentuk ERD dari subsistem Supermarket
2. Agar mengetahui bentuk DFD dari subsistem Supermarket
3. Agar mengetahui bentuk CDM dari subsistem Supermarket
4. Agar mengetahi bentuk PDM dari subsistem Supermarket
5. Agar mengetahui bentuk Normalisasi dari subsistem Supermarket
4. Metode
Dalam pembuatan makalah ini penulis menggunakan metode study pustaka
(library reachest) karena penulis membaca dan mencari di internet yang
berkaitan dengan tema dan judul makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Supermarket
Supermarket adalah sebuah toko yang menjual segala kebutuhan sehari-
hari. Kata yang secara harafiah diambil dari bahasa Inggris yang berarti
pasar yang besar. Barang-barang yang dijual di supermarket biasanya adalah
barang kebutuhan sehari-hari seperti bahan makanan, minuman, dan barang
kebutuhan lainnya. Supermarket memiliki beberapa bagian atau divisi yang
akan mengurusi semua keperluan dari supermarket tersebut seperti barang
yang akan dijual, pegawai yang akan bekerja dan gaji yang didapatkan oleh
pegawai. Bagian dari supermarket antara lain:
1. Bagian Human Resource Development
2. Bagian Payroll
3. Bagian Sarana Prasarana
4. Bagian Accounting
2. Sistem Informasi Supermarket
Sistem informasi supermarket merupakan sebuah sistem yang dirancang
dengan memiliki beberapa bagian penting didalamnya. Berikut akan dijelaskan
mengenai diagram konteks, diagram berjenjang dari sistem informasi
supermarket.
A. Diagram Konteks
Diagram konteks dari sistem supermarket merupakan penggabungan diagram
konteks semua bagian yang terdapat pada supermarket. Diagram konteks dari
sistem supermarket dapat dilihat pada Gambar 1
" "
Gambar 1 Diagram Konteks Supermarket
Diagram konteks dari supermarket memiliki 23 entitas yang terlibat
pada sistem yang diambil dari setiap bagian. Bagian yang terdapat pada
supermarket memiliki entitas yang terlibat dalam proses setiap bagian.
B. Diagram Berjenjang
Diagram berjenjang atau hirarcy chart adalah diagram yang memiliki
proses beserta dengan level selanjutnya dari data flow diagram. Diagram
berjenjang dari sistem informasi supermarket dapat dilihat pada Gambar 2.
" "
Gambar 2 Diagram Berjenjang Supermarket
Gambar 2 merupakan diagram berjenjang untuk sistem supermarket yang
memiliki 4 buah entitas yang masing-masing entitas memiliki turunan proses.
Diagram berjenjang dari supermarket dibuat hingga level 1 dari DFD (Data
Flow Diagram)
3. Bagian Human Resource Development
Bagian HRD (Human Resource Development) merupakan bagian yang
mengurusi pegawai yang akan bekerja di supermarket baik pegawai baru atau
pegawai lama.
A. Diagram Konteks
Diagram konteks dari bagian HRD memiliki beberapa entitas yang
berperan seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.
" "
Gambar 3 Diagram Konteks HRD
Gambar 3 menampilkan diagram konteks dari HRD yang memiliki entitas
calon pegawai, pegawai, manager supermarket, bagian personalia, bagian
pelatihan, bagian pengontrol kinerja, bagian departemen dan manager HRD.
Hubungan antara entitas dengan sistem:
a. Calon Pegawai
Entitas Calon pegawai memberikan data diri kepada untuk pengajuan
pendaftaran Trening menjadi pegawai Supermarket. Sistem memberikan
hasil Trening Calon Pegawai kepada para pendaftar.
b. Pegawai
Entitas pegawai memberikan data pegawai serta formulir permintaan
surat cuti. Sistem memberikan surat keputusan mutasi serta surat cuti.
c. Manager Supermarket
Entitas manager supermarket memberikan usulan mutasi. Sistem
memberikan data laporan kepegawaian serta laporan mutasi pegawai.
d. Bagian Personalia
Entitas bagian personalia memberikan jadwal kerja unit. Sistem
memberikan data pegawai serta surat permintaan tenaga kerja.
e. Bagian Pelatihan
Entitas bagian pelatihan memberikan data peserta pelatihan. Sistem
memberikan hasil laporan pelatihan.
f. Bagian Pengontrol Kinerja
Entitas bagian pengontrol kinerja memberikan surat keputusan mutasi
serta data pegawai. Sistem memberikan data pegawai serta usulan
mutasi.
g. Bagian Departemen
Entitas bagian departemen memberikan surat permintaan tenaga kerja.
Sistem memberikan hasil laporan pelatihan.
h. Manager HRD
Sistem memberikan laporan kepegawain kepada entitas.
B. Diagram Berjenjang HRD
Diagram berjenjang dari bagian HRD memiliki entitas dan turunan dari
level data flow diagram seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4
" "
Gambar 4 Diagram Berjenjang HRD
Gambar 4 merupakan diagram berjenjang dari sub sistem HRD yang
memiliki 6 proses yang masing-masing proses memiliki turunan proses
lainnya. Proses yang terdapat pada sub bagian HRD dibuat hingga level 1
dari DFD sistem supermarket.
C. Normalisasi
Normalisasi merupakan teknik analisis data yang mengorganisasikan
atribut-atribut data dengan cara mengelompokkan sehingga terbentuk entitas
yang tidak terduplikasi.
1. Bentuk Tidak Normal (Unnormalized Form)
Bentuk tidak normal merupakan kumpulan data yang akan dibuat dan
mungkin saja terdapat duplikasi.
Tabel 1 Unnormalized Form HRD
"NOMOR "NAMA "NOMOR "NAMA "
"PEGAWAI "PEGAWAI "CALON PEGAWAI "CALON PEGAWAI "
"S11 "Budi Setiawan "C21 "Amir "
" " "C22 "Rendi "
" " "C24 "Suci "
"S12 "Umar Bakri "C23 "Tari "
" " "C25 "Agus "
"S13 "Dendi Wicaksana"C26 "Enda "
Tabel 1 merupakan tabel unormalisasi yang memiliki kolom NOMOR
PEGAWAI, NAMA PEGAWAI, NOMOR CP, DAN NAMA CP. Tabel unormalisasi tersebut
menunjukkan Budi, Umar, dan Dendi. Umar dan Dendi mengalami kasus yang sama
yaitu satu pegawai mengambil 2 pelatihan calon pegawai, sedangkan Budi
mengambil 3 pelatihan calon pegawai bagian yang menyebabkan adanya anomali
yang nantinya perlu di normalisasi
2. Bentuk Normal Pertama (1NF)
Bentuk normal tahap pertama dilakukan dengan menghilangkan beberapa
elemen yang berulang agar menjadi satu untuk berinteraksi di antara setiap
baris pada suatu tabel.
Tabel 2 1NF HRD
"NOMOR "NAMA "NOMOR "NAMA "
"PEGAWAI "PEGAWAI "CALON PEGAWAI "CALON PEGAWAI "
"S11 "Budi Setiawan "C21 "Amir "
"S11 "Budi Setiawan "C22 "Rendi "
"S11 "Budi Setiawan "C24 "Suci "
"S12 "Umar Bakri "C23 "Tari "
"S12 "Umar Bakri "C25 "Agus "
"S13 "Dendi "C26 "Enda "
" "Wicaksana " " "
Tabel 2 merupakan tabel normal pertama atau 1NF dimana sudah tidak
terdapat atribut yang memiliki nilai ganda lalu tentukan pula kunci primer
yang terdapat pada tabel 1 NF diatas. Kunci primernya adalah nomor_pegawai
dan nomor_CP.
3. Bentuk Normal Kedua (2NF)
Bentuk normal kedua didasari atas konsep ketergantungan fungsional
sepenuhnya pada salah satu tabel namun tidak secara tepat memiliki
ketergantungan fungsional dari tabel tersebut.
Tabel 3 2NF HRD
"NOMOR "NAMA "
"PEGAWAI "PEGAWAI "
"S11 "Budi Setiawan "
"S12 "Umar Bakri "
"S13 "Dendi Wicaksana "
Tabel 4 2NF HRD
"NOMOR "NAMA "
"CALON PEGAWAI "CALON PEGAWAI "
"C21 "Amir "
"C22 "Rendi "
"C24 "Suci "
"C23 "Tari "
"C25 "Agus "
"C26 "Enda "
Tabel 3 dan Tabel 4 merupakan tabel normal kedua atau 2NF dimana tabel
tabel tersebut sudah tidak memiliki dependensi parsial yang primary key
sebagai determinannya.
4. Bentuk Normalisasi Ketiga (3NF)
Relasi 2NF memiliki redudansi yang lebih sedikit dari pada relasi 1NF,
namun relasi tersebut masih mungkin mengalami kendala bila terjadi anomali
terhadap relasi tersebut.
Tabel 5 3NF HRD
"NOMOR "NOMOR "
"PEGAWAI "CALON PEGAWAI "
"S11 "C21 "
"S11 "C22 "
"S11 "C24 "
"S12 "C23 "
"S12 "C25 "
"S13 "C26 "
Tabel 5 adalah tabel normal tahap ketiga atau 3NF dimana tabel
tersebut tidak mengandung dependensi transitif.
D. Conceptual Data Model (CDM)
Perancangan basis data yang berdasarkan pengumpulan data dan analisis.
Pembuatan CDM adalah suatu tahap untuk melakukan proses identifikasi dan
analisa kebutuhan-kebutuhan data.
" "
Gambar 5 Conceptual Data Model HRD
Gambar 5 memiliki 2 entitas yang berelasi, yaitu entitas pegawai dan
calon pegawai. Pada entitas pegawai yang menjadi dominan melatih calon
pegawai yang melamar di supermarket terntentu. Derajat relasinya adalah
many to many.
E. Physical Data Model (PDM)
Physical Data Model (PDM) adalah perancangan database secara fisik
dengan tipe data yang bersifat lebih khusus dan spesifik. Perancangan PDM
merupakan representasi fisik atau sebenarnya dari database.
" "
Gambar 6 Physical Data Model HRD
4. Bagian Payroll
Bagian Payroll merupakan bagian yang mengurusi gaji yang akan diterima
oleh pegawai yang bekerja di supermarket.
A. Diagram Konteks
Diagram konteks dari bagian payroll sistem supermarket yang memiliki
beberapa entitas ditunjukkan pada Gambar 6.
" "
Gambar 7 Diagram Konteks Payroll
Gambar 6 merupakan diagram konteks dari bagian payroll yang memiliki
beberapa entitas yang terlibat yaitu pegawai, bank, kantor pajak, jamsostek
dan manager supermarket. Untuk menghitung gaji yang akan diterima oleh
pegawai digunakan absensi yang merupakan aliran data dari modul atau bagian
HRD yang juga terlibat dalam diagram konteks payroll. Selain modul HRD
terdapat pula modul accounting yang terlibat dalam diagram konteks payroll
yang akan mengeluarkan uang untuk gaji setiap pegawai.
B. Diagram Berjenjang Payroll
Diagram berjenjang dari bagian payroll memiliki entitas dan turunan
dari level data flow diagram seperti yang ditunjukkan pada Gambar 7
" "
Gambar 8 Diagram Berjenjang Payroll
Gambar 7 merupakan diagram berjenjang dari sub sistem payroll yang
memiliki 5 proses yang pada level 1 memiliki proses turunan dari level 0.
C. Normalisasi
Normalisasi merupakan teknik analisis data yang mengorganisasikan
atribut-atribut data dengan cara mengelompokkan sehingga terbentuk entitas
yang non-redundant, stabil, dan fleksibel. Normalisasi dilakukan sebagai
uji coba pada suatu relasi secara berkelanjutan untuk menentukan apakah
relasi itu sudah baik, yaitu dapat dilakukan proses insert, update, delete,
dan modifikasi pada satu atau beberapa atribut tanpa mempengaruhi
integritas data dalam relasi tersebut.
1. Bentuk Tidak Normal
Bentuk ini merupakan kumpulan data yang akan direkam, tidak ada
keharusan mengikukti format tertentu, dapat saja data tidak lengkap atau
terduplikasi.
Tabel 6 Bentuk Tidak Normal Payroll
"ID PEGAWAI "JUMLAH "ID PEKERJAAN "JENIS "
" "GAJI " "PEKERJAAN "
"AB1 "1.500.000 "B01 "MANAGER "
" " "B02 "KASIR "
"AB2 "1.000.000 "B03 "OFFICE BOY "
" " "B04 "SECURITY "
2. Bentuk Normal Pertama (1NF) Payroll
Bentuk normal kesatu terpenuhi jika sebuah tabel tidak memiliki
atribut dengan domain nilai yang sama. Pada tahap ini dilakukan
penghilangan beberapa grup elemen ya ng berulang agar menjadi satu harga
tunggal yang berinteraksi diantara setiap baris pada suatu tabel dan setiap
atribut harus mempunyai nilai data yang atomic (bersifat atomic value)
Tabel 7 Bentuk Normal Pertama Payroll
"ID PEGAWAI "JUMLAH GAJI "ID PEKERJAAN "JENIS PEKRJAAN "
"AB1 "1.500.000 "B01 "MANAGER "
"AB1 "1.500.000 "B02 "KASIR "
"AB2 "1.000.000 "B03 "OFFICE BOY "
"AB2 "1.000.000 "B04 "SECURITY "
3. Bentuk Normal Kedua (2NF) Payroll
Bentuk normal kedua terpenuhi jika pada sebuah tabel, semua atribut
yang tidak termasuk dalam key primer memiliki ketergantungan fungsional
(KF) pada key primer secara utuh. Sebuah tabel dikatakan memenuhi 2NF, jika
ketergantungannya hanya bersifat parsial (hanya bergantung pada sebagian
dari key primer).
Tabel 8 Bentuk Normal Kedua Payroll
"ID PEGAWAI "JUMLAH GAJI "
"AB1 "1.500.000 "
"AB2 "1.000.000 "
Tabel 9 Bentuk Normal Kedua Payroll
"ID BAGIAN "NAMA BAGIAN "
"B01 "MANAGER "
"B02 "KASIR "
"B03 "OFFICE BOY "
"B04 "SECURITY "
4. Bentuk Normal Ketiga (3NF) Payroll
Bentuk normal tahap ketiga (3NF) merupakan kriteria alternatif, jika
kriteria BCNF yang ketat tidak dapat terpenuhi. Sebuah tabel dikatakan
berada dalam Bentuk Normal tahap Ketiga (3NF), jika untuk setiap KF dengan
notasi X A, dimana A mewakili semua atribut tunggal didalam tabel yang
tidak ada didalam X. Maka X haruslah superkey pada tabel tersebut, atau A
merupakan bagian dari key primer pada tabel tersebut
Tabel 10 Bentuk Normal Ketiga Payroll
"ID DETAIL "ID GAJI "ID BAGIAN "
"01 "AB1 "B01 "
"02 "AB1 "B02 "
"03 "AB2 "B03 "
"04 "AB2 "B04 "
D. Conceptual Data Model (CDM) Sarana dan Prasarana
Perancangan basis data yang berdasarkan pengumpulan data dan analisis.
Pembuatan CDM adalah suatu tahap untuk melakukan proses identifikasi dan
analisa kebutuhan-kebutuhan data.
" "
Gambar 9 Conceptual Data Model Payroll
Gambar 9 merupakan contoh dari CDM dari system payroll dimana
terdapat 6 entitas di dalamnya yaitu:
1. Entitas Bank
2. Entitas Jamsostek
3. Entitas Kantor Pajak
4. Entitas Manager Supermarket
5. Entitas Modul Accounting
6. Entitas Pegawai
Dan dari keenam entitas tersebut juga memiliki relasi dari masing
entitasnya seperti :
1. Entitas Bank dengan entitas Accounting Supermarket memiliki relasi
many to one dimana tidak hanya satu bank saja yang dapat memberikan
data ke hanya satu accounting hotel.
2. Entitas Jamsostek memiliki relasi many to one ke entitas Modul
Accounting.
3. Entitas Kantor Pajak juga memiliki relasi many to one ke entitas Modul
Accounting.
4. Entitas Pegawai dengan entitas Modul Accounting juga memiliki relasi
many to one karena banyak pegawai menerima slip gaji dari satu Modul
Accounting.
5. Entitas Manager Hotel dengan entitas Modul Accounting memiliki relasi
one to one dimana satu manager dapat memberikan data kepada satu Modul
Accounting
E. Physical Data Model (PDM) Payroll
Physical Data Model (PDM) adalah perancangan database secara fisik
dengan tipe data yang bersifat lebih khusus dan spesifik. Perancangan PDM
merupakan representasi fisik atau sebenarnya dari database. PDM dari sub
sistem sarana dan prasarana ditunjukkan pada Gambar 9.
" "
Gambar 10 Physical Data Model Payroll
PDM memperlihatkan struktur penyimpanan data yang benar pada basis
data yang digunakan sesungguhnya
5. Bagian Sarana dan Prasarana
Bagian sarana prasarana atau inventory merupakan salah satu bagian
dalam supermarket yang akan mengurusi stok barang yang dimiliki oleh
supermarket setiap harinya.
A. Diagram Konteks
Diagram konteks dari bagian sarana dan prasarana sistem supermarket
yang memiliki beberapa entitas ditunjukkan pada Gambar 10.
" "
Gambar 11 Diagram Konteks Sarana dan Prasarana
Gambar 10 merupakan diagram konteks dari bagian sarana prasarana yang
memiliki entitas supplier, kepala unit pengguna, unit pengguna, kepala
sarana prasarana dan staff sarana prasarana. Dalam diagram konteks sarana
prasarana terdapat modul accounting yang terlibat dalam pengeluaran biaya
untuk membeli keperluan dari supermarket.
B. Diagram Berjenjang Sarana dan Prasarana
Diagram berjenjang dari bagian HRD memiliki entitas dan turunan dari
level data flow diagram seperti yang ditunjukkan pada Gambar 11
" "
Gambar 12 Diagram berjenjang Sarana dan Prasarana
Gambar 11 merupakan diagram berjenjang dari sarana dan prasarana yang
memiliki 3 proses pada level 0 dan 12 proses pada level 1.
C. Normalisasi
Normalisasi merupakan teknik analisis data yang mengorganisasikan
atribut-atribut data dengan cara mengelompokkan sehingga terbentuk entitas
yang tidak terduplikasi.
1. Bentuk Tidak Normal (Unnormalized Form)
Bentuk tidak normal merupakan kumpulan data yang akan dibuat dan
mungkin saja terdapat duplikasi.
Tabel 11 Bentuk Tidak Normal Sarana dan Prasarana
"Nama_sup "Id_sup "Alamat "Nama_brg "Kode_brg "Harga_brg "
"Maju Jaya "S01 "Gianyar "Richeese "B01 "1000 "
" " " "Richoco "B02 "1500 "
" " " "Richeese Ah "B03 "2000 "
"Sinar "S02 "Denpasar"Aqua "B04 "4000 "
"Abadi " " " " " "
" " " "Fanta "B05 "5000 "
Tabel 11 merupakan tabel yang belum normal yang memiliki kolom Nama
supplier, Id supplier, Alamat, Nama barang, Kode barang, dan Harga barang.
Tabel tersebut menunjukan bahwa terdapat perulangan yaitu ketiga barang
(richeese, richoco, richeese ah) terdapat pada satu kolom yaitu nama
supplier, id supplier, dan alamat.
2. Bentuk Normal Pertama (1NF)
Bentuk normal tahap pertama dilakukan dengan menghilangkan beberapa
elemen yang berulang agar menjadi satu untuk berinteraksi di antara setiap
baris pada suatu tabel.
Tabel 12 Bentuk Normal Pertama Sarana dan Prasarana
"Nama_sup "Id_sup"Alamat "Nama_brg "Kode_brg "Harga_brg "
"Maju Jaya "S01 "Gianyar "Richeese "B01 "1000 "
"Maju Jaya "S01 "Gianyar "Richoco "B02 "1500 "
"Maju Jaya "S01 "Gianyar "Richeese Ah "B03 "2000 "
"Sinar "S02 "Denpasar "Aqua "B04 "4000 "
"Abadi " " " " " "
"Sinar "S02 "Denpasar "Fanta "B05 "5000 "
"Abadi " " " " " "
Tabel 12 merupakan normal pertama dimana sudah tidak terdapat atribut
yang memiliki nilai ganda. Setelah itu tentukan primary key. Primary keynya
yaitu Id supplier dan Kode barang.
3. Bentuk Normal Kedua (2NF)
Bentuk normal kedua didasari atas konsep ketergantungan fungsional
sepenuhnya pada salah satu tabel namun tidak secara tepat memiliki
ketergantungan fungsional dari tabel tersebut
Tabel 13 Bentuk Normal Kedua Sarana dan Prasarana
"Nama_sup "Id_sup "Alamat "
"Maju Jaya "S01 "Gianyar "
"Maju Jaya "S02 "Gianyar "
"Maju Jaya "S03 "Gianyar "
"Sinar Abadi "S04 "Denpasar "
"Sinar Abadi "S05 "Denpasar "
Tabel 14 Bentuk Normal Kedua Sarana dan Prasarana
"Nama_brg "Kode_brg "Harga_brg "
"Richeese "B01 "1000 "
"Richoco "B02 "1500 "
"Richeese Ah "B03 "2000 "
"Aqua "B03 "4000 "
"Fanta "B04 "5000 "
Tabel 13 dan Tabel 14 merupakan tabel normal kedua dimana tabel
tersebut sudah tidak memiliki dependensi parsial yang primary key sebagai
determinanya.
4. Bentuk Normal Ketiga (3NF)
Relasi 2NF memiliki redudansi yang lebih sedikit dari pada relasi 1NF,
namun relasi tersebut masih mungkin mengalami kendala bila terjadi anomali
terhadap relasi tersebut
Tabel 15 Bentuk Normal Ketiga Sarana dan Prasarana
"Id_sup "Kode_brg "Id_detail "
"S01 "B01 "D01 "
"S01 "B02 "D02 "
"S01 "B03 "D03 "
"S02 "B04 "D04 "
"S02 "B05 "D05 "
Tabel 15 merupakan tabel normal ketiga dimana tabel tersebut tidak
mengandung dependensi transitif.
D. Entity Relationship Diagram (ERD) Sarana dan Prasarana
Entity Relationship Diagram (ERD) merupakan suatu model untuk
menjelaskan hubungan antar data dalam basis data berdasarkan objek-objek
dasar data yang mempunyai hubungan antar relasi. ERD menggunakan beberapa
notasi dan simbol untuk memodelkan struktur data dan hubungan antar data
" "
Gambar 13 Entity Relationship Diagram Sarana dan Prasarana
Gambar 12 merupakan ERD dari sub sistem sarana dan prasarana yang
memiliki 8 entitas terdiri dari customer, permintaan beli, barang,
penerimaan barang, supplier, inventarisasi persediaan, detail inventarisasi
dan pengeluaran.
E. Conceptual Data Model (CDM) Sarana dan Prasarana
Perancangan basis data yang berdasarkan pengumpulan data dan analisis.
Pembuatan CDM adalah suatu tahap untuk melakukan proses identifikasi dan
analisa kebutuhan-kebutuhan data. Conceptual Data Model dari sub sistem
sarana dan prasarana dapat dilihat pada Gambar 13.
" "
Gambar 14 Conceptual Data Model Sarana dan Prasarana
Gambar 13 merupakan CDM dari sarana dan prasarana yang memiliki 8
entitas yang sama dengan entity relationship diagram dan berelasi antar
masing-masing entitas yang terlibat.
F. Physical Data Model (PDM) Sarana dan Prasarana
Physical Data Model (PDM) adalah perancangan database secara fisik
dengan tipe data yang bersifat lebih khusus dan spesifik. Perancangan PDM
merupakan representasi fisik atau sebenarnya dari database. PDM dari sub
sistem sarana dan prasarana ditunjukkan pada Gambar 14.
" "
Gambar 15 Physical Data Model Sarana dan Prasarana
Gambar 14 merupakan PDM sarana dan prasarana yang menggambarkan
secara rinci konsep rancangan struktur bisnis data yang di rancang untuk
sarana dan prasarana pada supermarket. PDM merupakan hasil generate dari
CDM, yang pada PDM tergambar jelas tabel-tabel penyusun basis data beserta
field-field yang terdapat pada setiap tabel
6. Bagian Akunting Supermarket
Bagian accounting merupakan bagian yang mengelola uang yang dimiliki
oleh supermarket dan bagian accounting yang akan mengurusi semua
pengeluaran yang dilakukan oleh supermarket seperti membeli barang
keperluan supermarket dan pemberian gaji pegawai.
A. Diagram Konteks Akunting
Diagram konteks dari sub sistem akunting supermarket terdiri dari
beberapa entitas yang terlibat dalam sistem, untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada Gambar 15.
" "
Gambar 16 Diagram Konteks Akunting
Gambar 15 menampilkan diagram konteks dari bagian accounting
supermarket yang memiliki entitas root administrator, head of accounting,
management, finance accounting, general casher, operation center, cost
control, kantor pajak, bank supplier. Dalam diagram konteks accounting juga
terdapat beberapa modul atau bagian yang terlibat yakni modul sarana
prasarana dan modul payroll.
B. Diagram Berjenjang Akunting
Diagram berjenjang atau hirarcy chart dari sub sistem akunting
merupakan penjelasan proses yang terdapat pada bagian. Diagram berjenjang
dari sub sistem akunting ditunjukkan pada Gambar 16.
" "
Gambar 17 Diagram Berjenjang Akunting
Gambar 16 merupakan diagram berjenjang dari akunting yang menampilkan
8 proses yang terdapat pada level 0 data flow diagram dan setiap proses
pada level tersebut memiliki level selanjutnya yaitu level 1. Level 1 pada
diagram berjenjang akunting berisi 31 proses baru yang nantinya akan
terlibat dalam bagian akunting supermarket.
C. Normalisasi Akunting
Normalisasi merupakan teknik analisis data yang mengorganisasikan
atribut-atribut data dengan cara mengelompokkan sehingga terbentuk entitas
yang tidak terduplikasi. Normalisasi dari sub sistem akunting ditunjukkan
pada tabel-tabel yang telah dibuat dalam masing-masing bentuk.
1. Bentuk Tidak Normal (Unnormalized Form)
Bentuk tidak normal merupakan kumpulan data yang akan dibuat dan
mungkin saja terdapat duplikasi. Normalisasi sub sistem akunting dalam
bentuk tidak normal ditunjukkan pada Tabel 16.
Tabel 16 Bentuk Tidak Normal Akunting
"No_Jurnal"Nama_Jurnal "Tanggal "No_Akun "Nama_Akun "
"NJ001 "Jurnal Umum "17 Oktober "NA2201 "Pembelian ATK "
" " "2015 " " "
"NJ002 " "19 Oktober "NA2202 "Tunjangan "
" " "2015 " "Pajak "
"NJ003 " "20 Oktober "NA2203 "Pembelian ATK "
" " "2015 " " "
"NJ004 "Jurnal "21 Oktober "NA2204 "Biaya "
" "Penyesuaian "2015 " "Transportasi "
"NJ005 " "22 Oktober "NA2205 "Biaya Asuransi"
" " "2015 " " "
Tabel 16 merupakan bentuk tidak normal dari sub sistem akunting dengan
memiliki 5 field yang terlibat yaitu no_jurnal, nama_jurnal, tanggal,
no_akun dan nama_akun. Tabel 16 dinyatakan tidak normal karena masih
terdapat duplikasi data pada field nama_jurnal, sehingga dilanjutkan dengan
tahap berikutnya.
2. Bentuk Normal Pertama (1NF) Akunting
Bentuk normal tahap pertama dilakukan dengan menghilangkan beberapa
elemen yang berulang agar menjadi satu untuk berinteraksi di antara setiap
baris pada suatu tabel. Tahap 1NF dari sub sistem akunting ditunjukkan pada
Tabel 17.
Tabel 17 Bentuk Normal Pertama Akunting
"No_Jurnal"Nama_Jurnal "Tanggal "No_Akun "Nama_Akun "
"NJ001 "Jurnal Umum "17 Oktober "NA2201 "Pembelian ATK "
" " "2015 " " "
"NJ002 "Jurnal Umum "19 Oktober "NA2202 "Tunjangan "
" " "2015 " "Pajak "
"NJ003 "Jurnal Umum "20 Oktober "NA2203 "Pembelian ATK "
" " "2015 " " "
"NJ004 "Jurnal "21 Oktober "NA2204 "Biaya "
" "Penyesuaian "2015 " "Transportasi "
"NJ005 "Jurnal "22 Oktober "NA2205 "Biaya Asuransi"
" "Penyesuaian "2015 " " "
Tabel 17 merupakan tabel normaliasi bentuk pertama pada sub sistem
akunting supermarket. Sama halnya pada bentuk tidak normal terdapat 5 field
yang terlibat pada tahap normalisasi bentuk pertama. Perbedaannya terletak
pada penjabaran data yang terdapat pada nama_jurnal, namun hal tersebut
masih menyebabkan redudansi data atau duplikasi data. Bentuk normal pertama
masih belum dikatakan normal dikarenakan masih terdapat redudansi sehingga
dilanjutkan pada tahap berikutnya.
3. Bentuk Normal Kedua (2NF) Akunting
Bentuk normal kedua didasari atas konsep ketergantungan fungsional
sepenuhnya pada salah satu tabel namun tidak secara tepat memiliki
ketergantungan fungsional dari tabel tersebut. Bentuk normal kedua dari sub
sistem akunting dapat dilihat pada Tabel 18 dan Tabel 19
Tabel 18 Bentuk Normal Kedua Akunting
"No_Jurnal"Nama_Jurnal "Tanggal "
"NJ001 "Jurnal Umum "17 Oktober "
" " "2015 "
"NJ002 "Jurnal Umum "19 Oktober "
" " "2015 "
"NJ003 "Jurnal Umum "20 Oktober "
" " "2015 "
"NJ004 "Jurnal "21 Oktober "
" "Penyesuaian "2015 "
"NJ005 "Jurnal "22 Oktober "
" "Penyesuaian "2015 "
Tabel 19 Bentuk Normal Kedua Akunting
"No_Akun "Nama_Akun "
"NA2201 "Pembelian ATK "
"NA2202 "Tunjangan Pajak"
"NA2203 "Pembelian ATK "
"NA2204 "Biaya "
" "Transportasi "
"NA2205 "Biaya Asuransi "
Tabel 18 dan Tabel 19 merupakan tabel yang menunjukkan bentuk normal
kedua dari sub sistem akunting. Tabel yang terdapat pada bentuk normal
pertama dipecah menjadi 2 tabel yang berbeda. Tabel 18 merupakan tabel
jurnal yang memiliki field no_jurnal, nama_jurnal dan tanggal. Tabel 19
merupakan tabel akun yang memiliki 2 field no_akun dan nama_akun. Bentuk
kedua dari normalisasi sub sistem akunting belum normal sehingga harus
dilanjutkan ke tahap berikutnya agar memperkecil adanya redudansi data
4. Bentuk Normal Ketiga (3NF) Akunting
Relasi 2NF memiliki redudansi yang lebih sedikit dari pada relasi 1NF,
namun relasi tersebut masih mungkin mengalami kendala bila terjadi anomali
terhadap relasi tersebut.
Tabel 20 Bentuk Normal Ketiga Akunting
"No_Det_Jurnal"No_Jurnal"No_Akun "
"DT3301 "NJ001 "NA2201 "
"DT3302 "NJ002 "NA2202 "
"DT3303 "NJ003 "NA2203 "
"DT3304 "NJ004 "NA2204 "
"DT3305 "NJ005 "NA2205 "
Tabel 20 merupakan tabel bentuk normal ketiga dari sub sistem
akunting, dengan field yang terdapat pada tabel sebanyak 3 yaitu
no_det_jurnal, no_jurnal dan no_akun. No_det_jurnal merupakan tabel yang
berisi detail dari jurnal agar tidak terjadi redudansi data.
D. Entity Relationship Diagram (ERD) Akunting
Entity Relationship Diagram (ERD) merupakan suatu model untuk
menjelaskan hubungan antar data dalam basis data berdasarkan objek-objek
dasar data yang mempunyai hubungan antar relasi. ERD menggunakan beberapa
notasi dan simbol untuk memodelkan struktur data dan hubungan antar data.
ERD dari sub sistem akunting supermarket ditunjukkan pada Gambar 17
" "
Gambar 18 Entity Relationship Diagram Akunting
Gambar 17 merupakan ERD yang dimiliki oleh sub sistem akunting
supermarket yang terdapat 11 entitas yang terlibat. Entitas yang terdapat
pada sub sistem yaitu supplier, PRF, Detail_PRF, Bank, Currency,
Detail_Currency, Invoice, Detail_Invoice, Akun, Jurnal dan Detail_Jurnal
yang berelasi antar entitas.
E. Conceptual Data Model (CDM) Akunting
Perancangan basis data yang berdasarkan pengumpulan data dan analisis.
Pembuatan CDM adalah suatu tahap untuk melakukan proses identifikasi dan
analisa kebutuhan-kebutuhan data. CDM dari sub sistem akunting supermarket
yang dibuat ditunjukkan pada Gambar 18
" "
Gambar 19 Conceptual Data Model Akunting
Gambar 18 merupakan conceptual data model pada sub sistem akunting
yang memiliki 11 entitas sama halnya dengan ERD. Hal ini dikarenakan CDM
yang dibuat didasarkan pada entity relationship diagram yang telah dibuat
sebelumnya.
F. Physical Data Model (PDM) Akunting
Physical Data Model (PDM) adalah perancangan database secara fisik
dengan tipe data yang bersifat lebih khusus dan spesifik. Perancangan PDM
merupakan representasi fisik atau sebenarnya dari database. PDM dari sub
sistem akunting dapat dilihat pada Gambar 19.
" "
Gambar 20 Physical Data Model Akunting
Gambar 19 merupakan PDM dari sub sistem akunting yang dibuat dengan
men-generate conceptual data model yang telah dibuat sebelumnya. Terdapat
11 tabel pula yang saling berelasi dan terdapat perbedaan antara CDM dan
PDM yang telah dibuat. Contohnya CDM memiliki entitas detail_jurnal,
sebenarnya entitas tersebut memiliki atribut sebanyak 3 namun pada CDM
hanya ditulis 1. Saat dilakukan proses generate apabila relasi yang telah
dibuat telah benar maka secara otomatis tabel detail_jurnal pada PDM akan
bertambah menjadi 3 atribut yaitu ID_det_jurnal, no_akun dan id_jurnal.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Database memiliki kegunaan untuk mempermudah perincian keuangan, serta
mempermudah dalam melakukan proses penghitungan. Baik untuk melakukan
perincian bagi kepentingan pribadi, hingga untuk kepentingan umum, dan
perusahaan lain. Database juga dapat berfungsi apabila ada kesalahan dalam
penghitungan, kita tidak perlu merubah semua data yang ada.
Supermarket adalah sebuah toko yang menjual segala kebutuhan
sehari-hari. Supermarket memiliki beberapa bagian atau divisi yang akan
mengurusi semua keperluan dari supermarket tersebut seperti barang yang
akan dijual, pegawai yang akan bekerja dan gaji yang didapatkan oleh
pegawai. Bagian dari supermarket antara lain: Bagian Human Resource
Development, Bagian Payroll, Bagian Sarana Prasarana, Bagian Accounting
3.2. Saran
Dengan majunya teknologi, hendaknya kita baik sebagai konsumen maupun
sebagai produsen, dapat menggunakannya sebaik mungkin, sehingga teknologi
yang ada dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu yang kita miliki.
DAFTAR PUSTAKA
http://flaviadewisetiawati31344.blogspot.co.id/2011/04/pentingnya-teknologi-
database-bagi.html
http://tulisanterkini.com/artikel/artikel-ilmiah/7656-pengertian-
supermarket.html
http://akbar-sisteminformasi.blogspot.co.id/2013/03/normalisasi-data-base-
1nf2nfdan-3nf.html
http://www.slideshare.net/megawhutama/sistem-basis-data-model-data-
relasional
http://mistertica.blogspot.co.id/2013/10/conseptual-data-model-physical-
data.html