KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI
TUGAS KEPERAWATAN KELUARGA
Oleh Martina Fitria
152310101174 152310101174
AyuWulandarai
152310101176
Anggita Setya L.
152310101179 152310101179
Aisyah Cahyaning W. P.
152310101181 152310101181
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER 2017
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI 1. PENGKAJIAN 1.1 Data Umum
1. Nama kepala keluarga (KK) 2.
Usia
3.
Pendidikan
4.
Pekerjaan Jenis
pekerjaan
penderita
hipertensi
sewaktu
dulu
sangat
mempengaruhi gaya hidup yang dapat menimbulkan Hipertensi. 5.
Alamat
6.
Tipe Keluarga Biasanya tipe keluarga yang besar yang ekonominya rendah berpengaruh terhadapa status kesehatan terutama hipertensi
7.
Suku dan Bangsa Suku
dan
bangsa
mempengaruhi
persepsi
keluarga
dalam
pengobatan dan pola asuh kesehatan sesuai dengan adat adat tersebut 8.
Agama Agama mempengaruhi keluarga dalam pola asuh kesehatan sesuai dengan kepercayaan tersebut
9.
Status Sosial Ekonomi Keluarga Status sosial ekonomi keluarga mempengaruhi kemampuan keluarga dalam memenuhi atau merawat keluarga dan pemenuhan kebutuhan sehari-hari serta kebutuhan nutrisi bagi penderita
10. Aktifitas Rekreasi Keluarga Aktifitas rekreasi keluarga biasanya mempengaruhi faktor emosional kesehatan keluarga 1.2 Riwayat dan Tahap Perkembangan Perkembangan Keluarga
1.
Tahap Perkembangan Saat Ini
Anggota keluarga yang tertua akan berpengaruh pada keluarga, dalam pengambilan keputusan untuk mengatasi masalah 2.
Tahap Perkembangan Keluarga Yang belum Terpenuhi Dalam tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi misalnya dalam masalah kesehatan, keluarga belum bisa meningkatkan kesehatan anggota keluarga
3.
Riwayat Keluarga Inti Jika dalam silsilah keluarga didapatkan anggota keluarga ada yang menderita hipertensi maka dapat beresiko pada kerabat atau keturunan berikutnya untuk menderita hipertensi karena cenderung memiliki pola hidup yang sama dalam keluarga tersebut
1.3 Lingkungan
1.
Karakteristik Rumah Karakteristik luas tipe, jumlah ruangan, jumlah jendela, pemanfaatan ruangan, peletakan perabot, status kepemilikan dan denah rumah. Keadaan rumah yang kecil, sempit, kotor, ventilasi yang kurang, perabotan rumah berserakan, penataan ruangan atau kamar yang banyak
baju
bergantungan.
Hal
tersebut
merupakan
faktor
predisposisi timbulnya penyakit hipertensi. 2.
Karakteristik tetangga dan komunitas RW Karakteristik fisik tetangga dan masyarakat yang berpengaruh pada penyakit hipertensi, misal :
rumah, pekerjaan, kelas sosial dan
karakteristik sosial budaya masyarakat, serta sulitnya masyarakat menggunakan transportasi. 3.
Mobilitas Geografis Keluarga Penderita hipertensi biasanya berdomisili di kawasan pantai sehingga pada umumnya banyak mengkonsumsi makanan laut (seperti udang, kepiting,
ikan).
Kebiasaan
makan
dikawasan
pantai
kurang
mengkonsumsi buah-buahan dan sayur, makanan yang asin dan berlemak, makanan jeroan serta makanan yang diawetan dapat
memicu terjadinya hipertensi.(Suhardjo,1989 dalam Aisyiyah, FN 2009). 4.
Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat Keluarga menyadari pentingnya intoleransi dengan masyarakat dan menggunakan fasilitas pelayanan masyarakat misalnya pelayanan kesehatan.
5.
Sistem Pendukung Keluarga Biasanya
yang
membantu
keluarga
saat
membutuhkan
bantuanadalah tetangga dekat atau sanak keluarga dan petugas kesehatandalam membantu kesehatan keluarga. 1.4 Struktur Keluarga
1.
Pola Komunikasi Keluarga Komunikasi diantara keluarga yang menderita hipertensi akan mempengaruhi pengambilan keputusan dalam memutuskan suatu masalah.
2.
Struktur Kekuatan Keluarga Dalam keluarga yang membuat keputusan dalam menyelesaikan masalah biasanya dilakukan oleh kepala keluarga dengan cara demokrasi. Jika kepala keluarga tidak mampu mengambil keputusan tepat dalam mengatasinya maka dapat memperberat penyakit hipertensi
3.
Struktur Peran Peran kepala keluarga adalah memenuhi kebutuhan anggota keluarganya dan setiap anggota keluarga mempunyai peran masingmasing dalam menaggulangi, mencegah serta merawat anggota keluarga yang sakit.
4. Nilai dan Norma Keluarga Keluarga mempunyai persepsi bahwa suatu penyakit tidak dapat sembuh tanpa diobati seperti hipertensi tidak dapat sembuh tanpa pengobatan. 1.5 Fungsi Keluarga
1.
Fungsi Afektif Bagaimana keluarga merasakan hal-hal yang dibutuhkan oleh individu lain dalam kelyarga tersebut. Keluarga yang kurang memperhatikan
keluarga
yang
menderita
Hipertensi
akan
menimbulkan komplikasi lebih lanjut. 2.
Fungsi Sosial Keluarga yang memberikan kebebasan kepada anggota keluarga yang menderita hipertensi untuk berinteraksi dengan lingkungan akan mengurangi tingkat stress keluarga. Biasanya penderita hipertensi akan kehilangan semangat oleh karena merasa jenuh dengan pengobatan yang berlaku seumur hidup.
3.
Fungsi Perawatan Keluarga Keluarga mampu melakukan lima tugas kesehatan keluarga yaitu : a. Mengenal masalah kesehatan tentang penyakit hipertensi (pengertian, faktor penyebab, tanda dan gejala, akibat serta penatalaksanaan). b. Mengambil keputusan jika ada anggota keluarga yang sakit. c. Merawat anggota keluarga yang sakit dengan menjauhkan faktor faktor pencetus terjadinya hipertensi dan pemenuhan nutrisi yang cukup. d. Memodifikasi pola dan kebiasaan makan misal menjaga kebersihan agar terhindar dari penyakit. e. Memanfaatkan
fasilitas
pelayanan
kesehatan
misalnya
:
membawa anggota keluarga yang sakit ke pelayanan kesehatan terdekat seperti Puskesmas. 4.
Fungsi Reproduktif Berapa jumlah anak, bagaimana keluarga merencanakan jumlah anak, metode yang digunakan seperti penggunaan KB
5.
Fungsi Ekonomi
Keluarga
mempunyai
fungsi
dalam
memenuhi
kebutuhan
ekonominya dan termasuk pemanfaatan sumber yang ada di masyarakat dalam upaya peningkatan status kesehatan keluarga. 1.6 Stres dan Koping Keluarga
1.
Stresor jangka pendek dan panjang a. Stressor jangka pendek : apabila keluarga mempunyai masalah dalam kesehatan, anggota keluarga ada yang menderita hipertensi maka bagaimana cara keluarga merawat anggota keluarga yang menderita tersebut. b. Stressor jangka panjang : keluarga mampu bertindak tenang dan sabar dalam perawatan hipertensi dan pengobatannya.
2.
Kemampuan keluarga dalam merespon terhadap situasi dan stresor Keluarga begitu peka terhadap situasi yang terjadi dalam anggota keluarga, sehingga akan lebih cepat dalam mengambil keputusan sehingga tidak berakibat buruk, misal akibat atau komplikasi dari hipertensi
3.
Strategi koping yang digunakan Keluarga yang menggunakan mekanisme koping yang tidak adaptif terkait dengan masalah kesehatan yang muncul, misal tidak segera membawa anggota keluarga yang sakit ke pelayanan kesehatan cenderung
akan
mempengaruhi
tingkat
kesehatan
keluarga.
Sedangkan keluarga yang menggunakan mekanisme koping yang adaptif akan membawa ke pelayanan kesehatan 1.7 Keluhan Utama
Biasanya pasien terlihat kurus dan mengeluh pusing 1.8 Pemeriksaan Fisik
Meliputi inspeksi, auskultasi, palpasi dan perkusi dari ujung rambut sampai ujung kaki (Kepala, mata, telinga, hidung, mulut, leher, dada, abdomen, ekstremitas, dan genetalia) pada semua anggota keluarga. Kesadaran
Kompos Mentis
:Keadaan
pasien
sadar
penuh,
baik
terhadap
lingkungan maupun terhadap dirinya sendiri Apatis
: keadaan pasien dimana tampak acuh tak acuh dan segan terhadap lingkungannya
Delirium
:keadaan pasien mengalami penurunan kesadaran disertai kekacauan motorik serta siklus tidur bangun yang terganggu
Somnolen
: Keadaan pasien mengantuk yang dapat pulih jika dirangsang, tapi jika rangsangan itu berhenti pasien akan tidur kembali
Sopor (stupor)
: Keadaan pasien mengantuk yang dalam
Semi-koma
: keadaan pasien mengalami penurunan kesadaran yang tidak memberikan respons rangsang terhadap rangsang verbal, serta tidak mampu untuk di bangunkan sama sekali, tapi respons terhadap nyeri tidak adekuat serta reflek (pupil & kornea) masih baik
Koma
: keadaan pasien mengalami penurunan kesadaran yang sangat dalam, tidak terdapat respons pada rangsang nyeri serta tidak ada gerakan spontan
TD
: Umumnya, orang dewasa dengan kondisi tubuh sehat memiliki tekanan darah normal di bawah atau setara 120/80 mmHg
Suhu
: Suhu tubuh yang normal bisa berada di antara 36,537,2°C
Nadi
: Nadi manusia rata-rata berdenyut sekitar 60-100x / menit
RR
: Respirasi normal atau pernafasan normal untuk orang dewasa adalah 12 – 20x / menit
1.9 Harapan Keluarga
Harapan yang diinginkan keluarga yaitu menginginkan agar anggota keluarganya tidak ada yang sakit-sakitan dan keluarga berharap saat
dibawa ke pelayanan kesehatan mendapatkan informasi kesehatan khususnya mengenai hipertensi sehingga anggota keluarga dapat memelihara kesehatan. 2.
ANALISA DATA DAN PENENTUAN MASALAH
2.1 Tahap Penjajakan Pertama (Mengidentifikasi Masalah)
Tahap penjajakan pertama meliputi: 1) Terdapat Ancaman Kesehatan a.
Riwayat penyakit menurun dari keluarga yaitu hipertensi
b.
Jumlah anggota keluarga melebihi batas sumber daya dari keluarga.
c.
Pemenuhan status gizi seperti:
Penurunan kualitas dan kuantitas makanan bagi penderita hipertensi dan keluarga
Kebiasaan makan yang buruk pada penderita hipertensi dan keluarga
Faktor yang menimbulkan tekanan pada penderita hipertensi seperti: ketegangan hubungan suami dan istri, ketegangan hubungan orang tua dan anak, ketidakharmonisan hubungan antar anggota keluarga.
d.
Terdapat berbagai kebiasaan buruk seperti:
Mengonsumsi ikan dan menggunakan garam berlebih dalam memasak makanan
Memiliki sifat kepribadian buruk seperti pemarah sehingga dapat
menyebabkan
terjadinya
hipertensi
akibat
stres
emosional pada penderita hipertensi e.
Anggota keluarga menjalankan peran yang tidak sesuai seperti:
Anak menjalankan peran sebagai seorang ibu dalam keluarga
Ayah tidak menjalankan perannya sebagai layaknya seorang ayah.
f.
Suasana dalam anggota keluarga tidak harmonis seperti:
Sifat perilaku anggota keluarga yang mementingkan diri sendiri
dapat
menyebabkan
terganggunya
pemenuhan
perawatan pada keluarga yang sakit
Sering terjadi pertengkaran atau ketegangan antar anggota keluarga yang berlarut dan
belum terselesaikan dapat
menyebabkan gangguan emosional dan beban pikiran yang dapat mempengaruhi kesehatan penderita hipertensi
Antar anggota keluarga terjadi ketidak cocokan pada setiap hal, seperti pengambilan keputusan dalam berobat atapun perawatan keluarga yang sakit
2) Kurang atau tidak sehat Kurang atau tidak sehat merupakan kondisi kegagalan dalam mencapai
kemantapan
kesehatan
seperti
sudah
atau
belum
terdiagnosanya suatu penyakit dan kegagalan keluarga dalam tahapan pertumbuhan dan perkembangan 3) Krisis Krisis merupakan situasi yang menuntut secara berlebihan terhadap individu atau anggota keluarga dalam hal penyesuaian maupun dalam hal sumber daya sehingga dapat mencetuskan terjadinya penyakit hipertensi 2.2 Tahap Penjajakan Kedua (Mengidentifikasi Penyebab / Tugas KesehatanKeluarga)
Kemampuan Keluarga Melakukan Tugas Pemeliharaan Kesehatan AnggotaKeluarga. a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah Hal ini disebabkan karena:
Ketidaktahuan keluarga mengenai fakta seperti pengertian masalah,
tanda,
gejala,
faktor
penyebab,
faktor
yang
memengaruh, dan persepsi terhadap penyakit hipertensi
Rasa takut akan akibat bila masalah diketahui seperti sosial misalnya terdapat stigma dari masyarakat, hilang penghargaan
dari kawan dan tetangga, ekonomi atau biaya, dan fisik atau psikologis akibat penyakit hipertensi
Sikap dan falsafah hidup keluarga terhadap anggota keluarga yang menderita hipertensi
b. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat Hal ini disebabkan karena:
Tidak mengerti mengenai sifat, berat, dan luas masalah pada hipertensi
Keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang dialami oleh anggota keluarga lainnya karena tidak dapat menyelesaikan permasalahan.
Keluarga memiliki pengetahuan yang rendah mengenai berbagai macam jalan keluar yang ada dalam merawat atau mengobati penyakit hipertensi
Tiap anggota keluarga memiliki pendapat berbeda mengenai pemilihan tindakan pengobatan ataupun perawatan pada anggota yang terkena hipertensi
Keluarga merasa takut terhadap efek samping penyakit hipertens
Keluarga merasa takut terhadap berbagai akibat dari tindakan misalnya sosial, ekonomi, fisik, dan psikologis dalam melakukan perawatan dan pengobatan pada penderita hipertensi
PENENTUAN PRIORITAS MASALAH
Di dalam menentukan prioritas masalah kesehatan keluarga menggunakan system scoring berdasarkan typology dengan pedoman sebagai berikut : No.
Kriteria
Bobot
1.
Sifat masalah
1
Skala : ancaman kesehatan
2
tidak atau kurang sehat
3
krisis 2.
1
Kemungkinan masalah dapat diubah
2
Skala : dengan mudah
3.
4.
2
hanya sebagian
1
tidak dapat
0
Potensi masalah untuk dicegah
1
Skala : tinggi
3
cukup
2
rendah
1
Menonjolkan masalah
1
Skala : masalah berat harus ditangani
3.
a.
2
ada masalah tapi tidak perlu ditangani
1
masalah tidak dirasakan
0
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Ketidaksanggupan
keluarga
dalam
mengambil
keputusan
dalam
melaksanakan tindakan yang tepat untuk segera berobat kesarana kesehatan
bila
terkena
hipertensi
berhubungan
dengan
kurang
pengetahuan klien/keluarga tentang manfaat berobat kesarana kesehatan b.
Ketidakmampuan
mengenal
masalah
nutrisi
sebagian
salah
satu
penyebab terjadinya hipertensi adalah berhubungan dengan kurangnya pengetahuan cara pengaturan diet yang benar c.
Ketidakmampuan keluarga untuk menyediakan diet khusus bagi penderita hipertensi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang cara pengolahan makanan dalam jumlah yang benar
d.
Ketidakmampuan meyediakan makanan rendah garam bagi penderita hipertensi berhubungan dengan kurang pengetahuan dan kebiasaan
sehari-hari yang mengkonsumsi makanan yang bnayak mengandung garam 4.
PERENCANAAN
DX 1. Ketidaksanggupan keluarga dalam mengambil keputusan dalam melaksanakan tindakan yang tepat untuk berobat ke sarana kesehatan bila terkena hipertensi berhubungan dengan kurang pengetahuan klien/keluarga tentang manfaat berobat ke sarana kesehatan TUPAN
: klien dan keluarga berobat kesarana kesehatan bila terjadi
hipertensi pada anggota keluarganya TUPEN
: Dalam 1x 30 menit, setelah mendapat penyuluhan
kesehatan tentang hipertensi klien paham dengan kriteria :
Mengerti tentang penyakit dan penanganannya.
Patuh terhadap program perawatan diri.
DX 2. Ketidakmampuan mengenal masalah nutrisi sebagian salah satu penyebab terjadinya hipertensi adalah berhubungan dengan kurangnya pengetahuan cara pengaturan diet yang benar\ TUPAN : klien dan keluarga mampu mempertahankan dan konsisten dengan pengaturan diet makannya TUPEN : Dalam 1x 30 menit, setelah mendapat penyuluhan kesehatan tentang cara pengaturan diet yang benar dengan kriteria :
Keluargamamapumenjelaskantentangmanfaatpengaturan diet bagi klien hipertensi
Keluargadapatmenyediakanmakanankhususuntukklienhipertensi
DX 3 ketidakmampuan keluarga untuk menyediakan diet khusus bagi penderita hipertensi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang cara pengolahan makanan dalam jumalah yang benar. TUPAN
: keluarga mampu mengetahui cara pengolahan makanan
untuk diet pada anggota keluarga yang terkena hipertensi. TUPEN
: Dalam 1x 30 menit, keluarga memahami setelah diberikan
penyuluhan kesehatan tentang pengolahan makanan untuk diet pada klien hipertensi dengan kriteria :
Keluarga memahami cara pengolahan makanan untuk diet pada anggota keluarga mereka yang terkena hipertensi.
Keluarga dapat menyediakan hasil dari pengolahan makanan untuk diet pada anggota keluarga mereka yang terkena hipertensi.
Dx 1
Hari/Tanggal/Jam
Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
Kamis 07:00
Keluarga mampu mengenal
26 Oktober 2017
cara pengaturan diet bagi
keluarga cara pengaturan
anggota keluarga yang
diet
menderita penyakit hipertensi
penderita hipertensi
Kriteria hasil 1) Keluarga mampu
1) Beri
2) Beri
penjelasan
yang
kepada
benar
penjelasan
klien
bagi
kepada
dan
keluarga
menyebutkan secara
bagaimana
caranya
sederhana batasan
menyediakan
pengaturan diet bagi
makanan
anggota keluarga yang
bagi penderita hipertensi
makanan-
rendah
garam
menderita hipertensi
2
Kamis 07:00
Keluarga dapat memahami
1) Beri penjelasan kepada
26 Oktober 2017
tentang manfaat pengaturan
keluarga tentang manfaat
diet untuk klien hipertensi
pengaturan
diet
untuk
Kriteria hasil : 1) Keluarga mamapu
klien hipertensi 2) Beri penjelasan kepada
menjelaskan tentang
keluarga jenis makanan
manfaat pengaturan diet
untuk hipertensi
bagi klien hipertensi 2) Keluarga dapat menyediakan makanan khusus untuk klien hipertensi
3
Kamis 07:00
Keluarga mampu menyediakan
26 Oktober 2017
diet khusus untuk penderita
klien
hipertensi
pengolahan makanan untuk
Kriteria hasil :
klien hipertensi
1) Klien dan keluarga mampu
2)
1) Berikan pernjelasan pada dan
keluarga
cara
2) Berikan penjelasan kepada
menyediakan diet khusus
klien dan keluarga jumlah
untuk penderita hipertensi
makanan yang di konsumsi
Keluarga mampu
oleh klien hipertensi
menyajikan makanan
3) Beri
contoh
sederhana
dalam jumlah yang tepat
kepada klien dan keluarga
bagi klien hipertensi
untuk membuat makanan dengan jumlah yang tepat
4
Kamis 07:00
Seluruh keluarga membiasakan 1) Beri
26 Oktober 2017
diri setiap hari mengkonsumsi
klien dan keluarga tentang
makanan yang rendah garam
pengaruh garam terhadap
Kriteria hasil :
klien hipertensi
1) Klien dan keluarga dapat
2) Beri
penjelasan
penjelasan
kepada
kepada
menjelaskan manfaat
klien dan keluarga jenis
makanan yang rendah
makanan
yang
banyak
garam
mengandung garam
2) Klien dan keluarga dapat
3) Beri motivasi kepada klien
menjelaskan jenis
dan keluarga bahwa mereka
makanan yang dapat
mampu
mengandung garam
kebiasaan yang kurang baik
3) Klien dan keluarga
untuk
merubah
tersebut yang didasari pada
mampu merubah
niat dan keinginan untuk
kebiasaan dari
merubah
mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung garam
5.
IMPLEMENTASI
No. Diagnosa
1
Implementasi
Ketidakmampuan
mengenal
Paraf
1. Memberikan
penjelasan
kepada
masalah nutrisi sebagian salah
keluarga cara pengaturan diet yang
satu
benar bagi penderita hipertensi
penyebab
terjadinya
hipertensi berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan
cara
pengaturan diet yang benar
2. Memberikan klien
dan
caranya
penjelasan keluarga
menyediakan
makanan
rendah
kepada
bagaimana makanan-
garam
bagi
penderita hipertensi 2
Ketidakmampuan
dalam
1. Memberikan
mengambil
untuk
keluarga
tentang
mengatur diet terhadap anggota
pengaturan
diet
keluarga
hipertensi
keputusan
yang
menderita
hipertensi berhubungan dengan
2. Memberikan
kurangnya pengetahuan keluarga
keluarga
tentang manfaat dari pengaturan
hipertensi
penjelasan
untuk
penjelasan
jenis
makanan
kepada manfaat klien
kepada untuk
diet 3
Ketidakmampuan keluarga untuk
1. Memberikan pernjelasan pada klien
menyediakan diet khusus bagi
dan
penderita hipetensi berhubungan
makana untuk klien bipertensi
dengan kurangnya pengetahuan
keluarga
2. Memberikan
cara
pengolahan
penjelasan
kepada
tentang cara pengolahan makanan
klien dan keluarga jumlah makanan
dalam jumlah yang benar
yang
di
konsumsi
oleh
klien
hipertensi 3. Memberikan
contoh
sederhana
kepada klien dan keluarga untuk membuat makanan dengan jumlah yang tepat 4
Ketidakmampuan makanan
meyediakan
rendah
garam
bagi
penderita hipertensi berhubungan dengan kurang pengetahuan dan kebiasaan
sehari-hari
mengkonsumsi
makanan
banyak mengandung garam
1. Beri penjelasan kepada klien dan keluarga tentang pengaruh garam terhadap klien hipertensi 2. Memberikan
penjelasan
kepada
yang
klien dan keluarga jenis makanan
yang
yang banyak mengandung garam 3. Memberikan motivasi kepada klien dan
keluarga
bahwa
mereka
mampu untuk merubah kebiasaan yang kurang baik tersebut yang didasari pada niat dan keinginan untuk merubah
6. EVALUASI
Evaluasi dan dokumentasi implementasi disusun dengan menggunakan format catatanperkembangan yang menggambarkan intervensi yang dilakukan. Hasil dan indikator hasiluntuk setiap intervensi. Pada asuhan keperawatan individu
dan keluarga catatanperkembangan berupa laporan implementasi setiap intervensi terdiri dari: 1) Data subyektif (S) Data subyektif adalah hal yang dikemukakan oleh keluarga secara subyektif setelahdilakukan intervensi keperawatan misalnya keluarga mengatakan nyeri berkurang. 2) Data obyektif (O) Data obyektif adalah hal yang didapatkan oleh perawat secara obyektif serta dilakukanintervensi keperawatan. Data obyektif berupa hasil pemeriksaan atau observasi, dan hasilpemeriksaan penunjang. Misalnya berat badan naik 1 kg dalam 1 bulan. 3) Analisis (A) Analisis adalah analisa hasil yang telah dicapai dengan mengacu pada tujuan terkaitdengan diagnosa keperawatan. Analisis merupakan simpulan pencapaian indikator hasil. 4) Perencanaan (P) Perencanaa adalah perencanaan yang akan datang setelah melihat respons dari keluarga pada tahapan evaluasi. Perencanaan merupakan tindak lanjut intervensi berupa modifikasi intervensi jika indikator hasil belum tercapai, atau melanjutkan pada intervensi berikutnya jika indikator hasil tercapai. 5) Implementasi (I) 6) Evaluasi (E) Evaluasi merupakan hasil dari implementasi intervensi. Tahapan evaluasi dapat dilakukan secara formatif dan sumatif. Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan selama proses asuhan keperawatan yang menggambarkan hasil evaluasi terhadap implementasi setiap intervensi. Evaluasi sumatif adalah evaluasi akhir yang menggambarkan indikator status kesehatan komunitas. Pada tahapan evaluasi perawat melakukan penilaian terhadap kegiatan yang sudahdilaksanakan dengan berdasarkan pada:
1) Seberapa efektif intervensi yang dilakukan keluarga, perawat, danyang lainnya. 2) Keberhasilan lebih ditentukan oleh hasil pada sistem keluarga dan anggota keluargatentang bagaimana keluarga berespons daripada intervensi yang diimplementasikan. 3) Evaluasi merupakan kegiatan bersama antara perawat dan keluarga.
SOAL
1.
Tn. X mengeluhkan pusing dan merasa berat di tengkuk saat ditanya tn. X dan keluarganya tidak tau apa penyebabnya dan tidak mengetahui penyakit apa yang diderita tn. X. Kemudian saat dilakukan tensi ternyata tn. X terkena hipertensi. Dari kasus tersebut dapat ditegakkan diagnosa? a. Ketidaksanggupan keluarga dalam mengambil keputusan b. Ketidakmampuan keluarga mengenali masalah
c. Ansietas d. Ketidakefektivan koping keluarga e. Ketidakefektivan pola peran keluarga 2.
Tn. S menderita Hipertensi dari hasil pengkajian didapatkan penyebab hipertensi Tn. S adalah karena stres yang disebabkan banyaknya tekanan dari istri yang menuntut Tn. S untuk bekerja keras untuk dapat cepat menghasilkan uang yang banyak. Dari kasus tersebut penyebab dari hipertensi yang dialami Tn. S masuk dalam identifikasi masalah? a. Krisis
b. Kurang atau tidak sehat c. Terdapat ancaman kesehatan d. Peran yang tidak efektif e. Pola komunikasi keluarga 3.
Tn. X ketika ada keluarga yang sakit segera membawa anggota keluarga yang sakit ke pelayanan kesehatan. Sedangkan Tn. Y ketika ada anggota keluarga yang sakit adaptif akan membawa ke pelayanan kesehatan. Dari kasus di atas merupakan pengkajian? a. Stresor jangka pendek dan panjang b. Stressor jangka pendek c. Strategi koping yang digunakan
d. Stressor jangka panjang e. Kemampuan keluarga dalam merespon terhadap situasi dan stresor
4.
Dalam penentuan analisa data dan penentuan masalah yang termasuk pada Tahap Penjajakan Pertama (Mengidentifikasi Masalah) adalah? a.
Krisis, Kurang atau tidak sehat, Terdapat ancaman kesehatan
b.
Kurang atau tidak sehat, Terdapat ancaman kesehatan
c.
Krisis, Kurang atau tidak sehat
d.
Krisis, Terdapat ancaman kesehatan
e.
Peran yang tidak efektif, Terdapat ancaman kesehatan
5. Seorang perawat mendatangi salah satu keluarga dan melakukan pemeriksaan tekanan darah. Dari hasil pemeriksaan tersebut diketahui tekanan darah Ny. A tergolong tinggi, ketika ditanyai Ny. A dan keluarganya tidak mengetahui bahwa Ny. A mengalami hipertensi. Ny. A tidak mengetahui kenapa dia terkena hipertensi dan keluarganya tidak mengetahui bagaimana cara mengobatinya. Dari gambaran kasus tersebut fungsi keluarga apa yang terganggu dalam keluarga Ny. A ... a. Fungsi Afektif
d. Fungsi reproduksi
b. Fungsi Sosial
e. Fungsi ekonomi
c. Fungsi
Perawatan
Keluarga
6.
Perawat X datang pada keluarga Tn. Z untuk melakukan pendidikan kesehatan mengenai pencegahan hipertensi dan mengajarkan teknik guided imagery kepada Tn. Z yang mengalami hipertensi. Dari kasus tersebut tahap apa yang dilakukan oleh perawat X ... a. Assesment b. Analisa data c. Diagnosa d. Implementasi
e. evaluasi 7. Keluarga Tn. Y tinggal di pinggir pantai. Dalam keluarga tersebut terdapat Ny. Y yang didiagnosa mengalami hipertensi. Keluarga Tn. Y mengetahui bahwa Ny. Y menderita hipertensi dan harus mengkonsumsi makanan yang rendah garam. Tetapi karena pendapatan Tn. Y yang pas-pasan mengharuskan
keluarga tersebut hanya dapat mengkonsumsi makanan seadanya. Setiap hari mereka hanya mengkonsumsi nasi dan ikan asin dan air yang mereka minum berasa asin karena berasal dari air sumur yang masih terkontaminasi dengan air laut yang asin. Dari penjelasan kasus tersebut fungsi keluarga apa yang terganggu ... a. Fungsi Afektif b. Fungsi Sosial c. Fungsi Perawatan Keluarga d. Fungsi reproduksi e. Fungsi ekonomi
8. Suami Ny. X mengalami hipertensi sehingga diharuskan diet rendah garam. Tetapi Ny. X tidak mengetahui bagaimana cara membuat makanan yang rendah garam. Ia beranggapan jika makanan dengan sedikit garam akan terasa hambar dan tidak enak untuk dimakan. Dalam kasus tersebut diagnosa apa yang dapat ditegakkan ... a. Ketidakmampuan mengenal masalah nutrisi sebagian salah satu penyebab terjadinya hipertensi b. Ketidakmampuan keluarga untuk menyediakan diet khusus bagi penderita hipertensi
c. Ansietas d. Ketidakefektivan koping individu e. Ketidakefektivan pola peran keluarga penderita hipertensi
DAFTAR PUSTAKA
Atika,
Dhiah Anggraeni. 2013. Diktat Perkuliahan Keperawatan Keluarga.
Maos. Brunner & Suddart. 2002. Buku Ajar. Keperawatan Medikal Bedah Volume 2. Jakarta : Buku Kedokteran EGC Doengoes, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan pasien. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC Gunawan, Lany. 2001. Hipertensi : Tekanan Darah Tinggi . Yogyakarta : Penerbit Kanisius