Malnutrisi Defisiensi vitamin Infeksi mata lainnya
Patofisiologi Reaksi hipersensitivitas tipe IV Mekanisme pasti pembentukan flikten masih belum jelas
Gambaran Klinis
Lesi khas : FLIKTENULA
Nodul 1 – 3 mm Konsistensi keras Berwarna kemerahan Dikelilingi zona hiperemis
Bilateral
Gambaran Klinis [2]
Lokasi : limbus, kornea, bulbi, tarsal Limbus :
Bentuk segitiga dgn apeks mengarah ke kornea Pusat berwarna putih keabu –abuan → pecah → ulkus → sembuh tanpa jaringan parut
Gambaran Klinis [3]
Kornea :
Infiltrat Irreguler Berwarna abu – abu Meninggalkan pannus & jaringan parut
Diagnosis
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Perasaan mengganjal pada mata, gatal, mata berair Bintik di mata, mata merah Inspeksi
Pemeriksaan Penunjang
Diarahkan untuk mengetahui penyakit atau infeksi dasar Tes Mantoux, antigen
Diagnosis Banding
Pinguekulitis Pterigium Rosasea okuli Ulkus kornea Bentuk bulbar vernal catarrh
DDx : Pinguekulitis
DDx : Pterigium
DDx : ulkus Kornea
DDx : Vernal Catarrh
DDx : Rosasea Okuli
Terapi
Terutama ditujukan untuk mengeradikasi agen pencetus reaksi inflamasi Lokal : Antibiotik topikal Steroid topikal Steroid injeksi subkonjungtiva Higiene mata: membasuh dengan air hangat, menyikat kelopak, air mata buatan
Komplikasi
Flikten konjungtiva : tidak ada
Flikten kornea : gangguan penglihatan
Pannus & jaringan parut pada kornea Kornea menjadi keruh & kelengkungan permukaan tidak seragam
Prognosis
Bervariasi, tergantung agen penyebab dan terapi