BAB I PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang
Jagung merupakan salah satu tanaman serealia yang tumbuh hampir diseluruh dunia dan tergolong spesies dengan variabilitas genetik yang besar dan dapat menghasilkan genotipe baru yang dapat beradaptasi terhadap berbagai karakteristik lingkungan. Dalam sejarah budidaya tanaman, jagung sudah ditanam sejak ribuan tahun yang lalu dan diduga kuat bers al dari Benua Amerika. Di Indonesia jagung merupakan bahan makanan pokok kedua setelah padi. Kehadiran gulma pada lahan pertanaman jagung tidak jarang menurunkan hasil dan mutu biji. Penurunan hasil bergantung pada jenis gulma, kepadatan, lama persaingan, dan senyawa allelopati yang dikeluarkan oleh gulma. e!ara keseluruhan, kehilangan hasil yang disebabkan oleh gulma melebihi kehilangan hasil yang disebabkan oleh hama dan penyakit. "eskipun demikian, kehilangan hasil akibat gulma sulit diperkirakan karena pengaruhnya tidak dapat segera diamati. Beberapa penelitian menunjukkan korelasi negati# antara bobot kering gulma dan hasil jagung, dengan penurunan hasil hingga $%& '(ioli! )***+. Jagung yang ditanam se!ara monokultur dan dengan masukan rendah tidak memberikan hasil akibat persaingan intensi# dengan gulma 'lay and A-uilar $$/+. emua tumbuhan pada pertanaman jagung yang tidak dikehendaki keberadaannya dan menimbulkan kerugian disebut gulma. 0ulma yang tumbuh pada pertanaman jagung berasal dari biji gulma itu sendiri yang ada di tanah. Jenis1jenis gulma yang mengganggu pertanaman jagung perlu diketahui diketahui untuk menentukan menentukan !ara pengendalia pengendalian n yang sesuai. elain jenis gulma, persaingan persaingan antara antara tanama tanaman n dan gulma gulma perlu perlu pula pula dipaha dipahami, mi, terutam terutamaa dalam dalam kaitan kaitan dengan dengan waktu waktu pengendalian yang tepat. 1.2.
Tujuan "engetahui jenis1jenis gulma yang tumbuh pada pertanaman jagung. • "enget "engetahu ahuii kompeti kompetisi si yang yang terjad terjadii antara antara gulma gulma dan jagung jagung beserta beserta dengan dengan •
•
mekanisme dan e#eknya "engetahui !ara yang tepat dalam pengendalian gulma pada pertanaman jagung
1
BAB II PEMBAHASAN 2.1. Kompet! "ulma
0ulma merugikan manusia dalam keadaan,tempat dan waktu tertentu. 2etapi, pada prinsipnya, gulma merupakan tumbuhan yang tidak dikehendaki tumbuh atau hidup di suatu tempat. 3al ini disebabkan karena gulma biasanya tumbuhan tersebut dapat berkompetisi dengan tanaman pokok yang dibudidayakan oleh manusia. 0ulma dan tanaman budidaya mengadakan kompetisi dalam rangka mendapatkan #a!tor 4 #a!tor tumbuh yang terbatas di suatu Agro1ekosistem. Apabila tanaman tersebut kalah dalam kompetisinya dengan gulma, biasanya tumbuhnya kurang atau terhambat pertumbuhannya,sehingga kurang mampu untuk berproduksi dengan baik. Kompetisi diartikan sebagai perjuangan dua organisme atau lebih untuk memperebutkan objek yang sama. Baik gulma maupun tanaman mempunyai keperluan dasar yang sama untuk pertumbuhan dan perkembangan yang normal, yaitu unsure hara, air, !ahaya, bahan ruang tumbuh dan 5). persaingan terjadi bila unsur1unsur penunjang pertumbuhan tersebut tidak tersedia dalam jumlah yang !ukup bagi keduanya. Persaingan antara gulma dengan tanaman adalah persaingan interspesi#ik karena terjadi antar spesies tumbuhan yang berbeda, sedangkan persaingan yang terjadi antar spesies tumbuhan yang sama merupakan persaingan intra spesi#ik. •
Persaingan memperebutkan air
0ulma sama halnya dengan tumbuhan lain, yang banyak membutuhkan air untuk hidupnya . air diserap dari dalam tanah dan sebagian besar diuapkan 'transpirasi+ dan hanya sekitar & saja yang digunakan untuk proses #otosintesis. 6ntuk tiap kilogram bahan organi! gulma membutuhkan 77*1$** liter air. Kebutuhan yang besar tersebut hampir dua kali kebutuhan pertanaman. ontoh gulma Helianthus annus membutuhkan air sebesar dua kali tanaman jagung. Persaingan memperebutkan air terutama terjadi pada pertanian lahan kering atau tegalan •
Persaingan memperebutkan hara
etiap lahan berkapasitas tertentu dalam mendukung pertumbuhan berbagaipertanaman dan pertumbuhan yang tumbuh di permukaannya. Jumlah bahan organi! yang dapat dihasilkan 2
pada lahan itu tetap walaupun komposisi tumbuhannya berbeda. Karena itu bila gulma tidak dikendalikan, sebagian hasil bahan organi! pada lahan ituberupa gulma. 3al ini berarti bahwa pemupukan akan menaikan daya dukung lahan, tetapi tidak akan mengurangi komposisi hasil tumbuhan atau gangguan gulma tetap ada dan merugikan walaupun tanah dipupuk. 0ulma memerlukan lebih banyak unsur hara daripada tanaman budidaya, terutama pada unsur hara makro. •
Persaingan memperebutkan !ahaya
Dalam keadaan air dan hara telah !ukup untuk pertumbuhan maka #a!tor pembatas berikutnya adalah !ahaya matahari. Bila musim hujan maka berbagai pertanaman akan berebut untuk memperoleh !ahaya matahari. 2umbuhan yang !epat tumbuh 'lebih tinggi+ dan tajuknya lebih rimbun akan memperoleh !ahaya lebih banyak. edangkan tumbuhan lain yang lebih pendek, muda dan kurang tajuknya akan ternaungi oleh tumbuhan yang terdahulu sehingga pertumbuhannya akan terhambat. •
Pengeluaran senyawa ra!un
2umbuhan juga dapat bersaing antara sesamanya se!ara interaksi biokimia, yaitu salah satu tumbuhan mengeluarkan senyawa bera!un ke sekitarnya dan dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan tumbuhan lainnya. Interaksi biokimia antara gulma dan pertanaman antara lain menyebabkan gangguan perke!ambahan biji, ke!ambah jadi abnormal, pertumbuhan memanjang akar terhambat, perubahan susunan sel1sel akar dan lain sebagainya. Persaingan yang timbul akibat di keluarkannya 8at yang mera!uni tumbuhan lain disebut allelopati. Allelopati ini dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan tanaman budidaya karena si#atnya yang toksik. 2.2. #en! "ulma pa$a Tanaman #agung
2anaman jagung dapat ditanami di lahan kering maupun lahan basah 'berupa sawah+. Jenis gulma yang didapatkan pada masing1masing lahan bervariasi. Kelembaban tanah dan p3 tanah pada kedua lokasi pertanaman juga berbeda. Kelembaban tanah pada lahan kering lebih rendah 'rata1rata 719&+ dan kelembaban di lahan sawah 'rata1rata %1:&+. p3 tanah lahan sawah lebih asam 'p3 ; 9,$*+ dibandingkan dengan lahan kering 'p3 ; %,)9+. Kelangsungan hidup gulma dipengaruhi oleh beberapa #aktor diantaranya p3 tanah, kelembaban tanah, aerasi dan lain1lain.
3
2.2.1. "ulma Tanaman #agung pa$a La%an Kerng
No ) 7 9 % : < / $ *
#en! Borreria alata Ageratum conyzoides L. Digitaria setigera Porophyllum ruderale Phyllanthus niruri L. Imperata cylindrica L. Borreria repens Polygala paniculata L. Oxalis barrelieri L. Axonopus compressus
Per!enta!e &'( 9*,*7 *,7% :,%: 9,7% 9,/ 7,$* 7,9 7,7 ),$ ),$
. Borreria alata 0ulma yang dominan pada pertanaman jagung di lahan kering adalah Borreria alata. 0ulma ini sering dijumpai pada pertanaman di lahan kering dan tergolong gulma penting pada beberapa lahan tanaman pangan. Borreria alata termasuk gulma penting tanaman pangan yang dijumpai pada pertanaman padi gogo, jagung, kedelai, ka!ang tanah,
dan ketela pohon. Akar
tanaman
ini
tunggang. Bentuk
batang
basah=herba,tegak, tanaman tahunan, biasanya ber!abang pada bagian bawah saja dengan tinggi %1%*!m. Daun lebar, berbentuk bulat panjang dengan tulang daun menyirip. Bunga biseksual, terdapat pada ketiak daun dan setiap ketiak daun terdiri dari banyak bunga. Buah memiliki biji yang sangat banyak. 2. Digitaria setigera .!". Batang Digitaria setigera .!". memiliki panjang )*1/* !m. Daun berbentuk pisau linear atau lanset, panjang 71)% !m dan lebar 71) mm. Bunga terdiri dari tandan, unilateral , panjang 91% !m. 3abitat tanaman ini berada di lahan pertanian, di tepi jalan dan tepi sungai #. Imperata cylindrica Alang alang adalah salah satu gulma perennial yang memiliki sistem perakaran 'rhi8oid+ meluas dengan tinggi tanaman maksimal ** !m. Alang1alang selalu menjadi gulma penting bagi hampir semua tanaman budidaya di daerah tropis. 0ulma ini tumbuh hingga ketinggian tak kurang dari meter. Daun alang1alang tumbuh tegak dengan pelepah daun yang memiliki permukaan yang halus serta tulang daun utama berwarna keputihan. Alang1alang dapat tumbuh dan berkembang dengan !epat karena memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi pada berbagai kondisi lingkungan. 4
Borreria alata
Digitaria setigera
Imperata cylindrica
2.2.2. "ulma Tanaman #agung pa$a La%an Ba!a% &Sa)a%(
No ) 7 9 % : < / $ *
#en! $uphea carthagenensis Axonopus compressus %imbristylis miliaceae $yperus &yllingia 'chinochloa colonum Oryza sati(a >. 'leusine indica >. Ageratum conyzoides >. "yanotis axillaris >. %imbristylis tomentosa
Per!enta!e &'( $,<9 ,: $,<$ $,<7 /,7) %,7/ %,/ 9,7/ 7,)) ),<:
Pada pertanaman jagung di lahan sawah, gulma yang didapatkan umumnya adalah jenis gulma padi sawah. 3al ini dapat disebabkan masih adanya pengaruh dari lingkungan sawah dimana gulma yang tumbuh sebelumnya adalah gulma yang sesuai dengan tanah yang lembab atau bahkan sedikit basah. ehingga gulma yang tumbuh pada pertanaman jagung di lahan ini sebagian besar adalah gulma padi sawah . $uphea carthagenensis 0ulma yang mendominasi pada pertanaman jagung di lahan sawah adalah $uphea carthagenensis yaitu sebanyak /% individu. Jenis ini umumnya tumbuh melimpah pada habitat lembab, seperti di sepanjang saluran air atau drainase, dan rawa. 2. $yperus &yllingia $yperus &yllingia atau teki pendel memiliki akar serabut dan batang berbentuk segitiga dan tumpul, berdiameter 1,% mm, panjang %19%!m. Daun berbentuk linier, agak kaku, berjumlah )19. Bunga in#lorensia terminal bundar atau elips biseksual dengan buah berbentuk bikonveks,berwarna kuning,ada yang berwarna hingga !oklat 5
7. %imbristylis miliaceae '>.+ (ahl Akar tanaman ini yaitu serabut dan berwarna putih kotor. Batangnya tumpul sampai persegi tiga tajam, lunak, membentuk umbi dan berwarna hijau pu!at. Daun berjumlah 9 4 * helai dan letaknya berjejal pada pangkal batang, dengan pelepah daun yang tertutup tanah, helaian daun bentuk garis dan berwarna hijau tua mengkilat. Bunga majemuk, berbentuk bulir dan berwarna !oklat.
$uphea carthagenensis
$yperus &yllingia
%imbristylis miliaceae
2.2.*. "ulma pa$a Tanaman #agung $ La%an Kerng Maupun La%an Ba!a%
Pada kedua lahan pertanaman ditemukan % jenis gulma yang sama yaitu Ageratum conyzoides) Phyllanthus niruri) $uphea carthagenensis) Axonopus compressus dan Borreira lae(is. Diantara kelima jenis gulma ini, yang banyak ditemukan pada kedua lahan pertanaman biasanya jenis Ageratum conyzoides dan $uphea carthagenensis. Indeks kesamaan orensen yang didapatkan untuk kedua lahan pertanaman adalah sebesar )*& ini berarti bahwa indeks kesamaan dari kedua lahan pertanaman tergolong rendah karena kurang dari %*&. Berarti komunitas gulma pada kedua lahan pertanaman dapat dikatakan berbeda, hal ini ditandai dengan rendahnya kesamaan jenis gulma yang ditemukan dari kedua lahan pertanaman jagung tersebut. Berdasarkan aturan uji beda aturan %*&, dua komunitas dikatakan berbeda 6
nyata bila indeks kesamaannya ke!il dari %*&. Berikut ini merupakan beberapa gulma yang terdapat pada lahan kering dan lahan basah tanaman jagung? *. Ageratum conyzoides >ahan sawah yang dijadikan sebagai daerah pertanaman jagung merupakan lahan yang telah dikeringkan dan tidak diairi selama ditanami jagung, kondisi tanahnya mengering sehingga Ageratum conyzoides dapat tumbuh dan berkembang di lahan sawah tersebut. elain itu, Ageratum conyzoides merupakan gulma semusim yang memiliki jumlah biji yang banyak dan mudah tersebar. Akar tunggang, batang berbentuk bulat ber!abang dan tumbuh tegak. Daun berbentuk bulat telur dimana pada bagian tepinya bergerigi dan berbulu. 2. Phyllanthus niruri "eniran ' Phyllanthus niruri+ adalah tanaman semusim, tumbuh tegak, ber!abang1!abang, dan tingginya antara 7*!m1%*!m. 2anaman ini memiliki batang yang berbentuk bulat berbatang basah dengan tinggi kurang dari %*!m, berwarna hijau, diameternya @ 7 mm. Daunnya majemuk, bentuk daun bulat telur 'ovale+, ujung daunnya tumpul dan berwarna hijau. Daun meniran ini termasuk pada tipe daun yang tidak lengkap yaitu pada bagian daun bertangkai karena tanaman ini hanya memiliki tangkai dan beberapa heliaan daun. Bunga tunggal yang terdapat pada ketiak daun menghadap ke arah bawah, menggantung dan berwarna putih. "emiliki daun kelopak yang berbentuk bintang, benang sari dan putik tidak terlihat jelas, mahkota bunga ke!il dan berwarna putih.
Ageratum conyzoides
Phyllanthus niruri
2.*. Per!angan "ulma $engan Tanaman #agung
2ingkat persaingan antara tanaman dan gulma bergantung pada empat #aktor, yaitu stadia pertumbuhan tanaman, kepadatan gulma, tingkat !ekaman air dan hara, serta spesies gulma. Jika dibiarkan, gulma berdaun lebar dan rumputan dapat se!ara nyata menekan pertumbuhan dan perkembangan jagung. 0ulma menyaingi tanaman terutama dalam memperoleh air, hara, dan !ahaya. 2anaman jagung sangat peka terhadap tiga #aktor ini 7
selama periode kritis antara stadia (7 dan (/, yaitu stadia pertumbuhan jagung di mana daun ke17 dan ke1/ telah terbentuk. ebelum stadia (7, gulma hanya mengganggu tanaman jagung jika gulma tersebut lebih besar dari tanaman jagung, atau pada saat tanaman mengalami !ekaman kekeringan. Antara stadia (7 dan (/, tanaman jagung membutuhkan periode yang tidak tertekan oleh gulma. etelah (/ hingga matang, tanaman telah !ukup besar sehingga menaungi dan menekan pertumbuhan gulma. Pada stadia lanjut pertumbuhan jagung, gulma dapat mengakibatkan kerugian jika terjadi !ekaman air dan hara, atau gulma tumbuh pesat dan menaungi tanaman '>a#itte $$9+. Beberapa jenis gulma tumbuh lebih !epat dan lebih tinggi selama stadia pertumbuhan awal jagung, sehingga tanaman jagung kekurangan !ahaya untuk #otosintesis. 0ulma yang melilit dan memanjat tanaman jagung dapat menaungi dan menghalangi !ahaya pada permukaan daun, sehingga proses #otosintesis terhambat yang pada akhirnya menurunkan hasil. Di banyak daerah pertanaman jagung, air merupakan #aktor pembatas. Kekeringan yang terjadi pada stadia awal pertumbuhan vegetati# dapat mengakibatkan kematian tanaman. Kehadiran gulma pada stadia ini memperburuk kondisi !ekaman air selama periode kritis, dua minggu sebelum dan sesudah pembungaan. Pada saat itu tanaman rentan terhadap persaingan dengan gulma. 0ulma merupakan pesaing bagi tanaman dalam memperoleh hara. 0ulma dapat menyerap nitrogen dan #os#or hingga dua kali, dan kalium hingga tiga kali daya serap tanaman jagung. Pemupukan merangsang vigor gulma sehingga meningkatkan daya saingnya. itrogen merupakan hara utama yang menjadi kurang tersedia bagi tanaman jagung karena persaingan dengan gulma. 2anaman yang kekurangan hara nitrogen mudah diketahui melalui warna daun yang pu!at. Interaksi positi# penyiangan dan pemberian nitrogen umumnya teramati pada pertanaman jagung, di mana waktu pengendalian gulma yang tepat dapat mengoptimalkan penggunaan nitrogen dan hara lainnya serta menghemat penggunaan pupuk Allelopati merupakan senyawa biokimia yang dihasilkan dan dilepaskan gulma ke dalam tanah dan menghambat pertumbuhan jagung. enyawa tersebut masuk ke dalam lingkungan tumbuh tanaman sebagai sekresi dan hasil pen!u!ian dari akar dan daun gulma yang hidup dan mati dan pembusukan vegetasi. enyawa allelopati menghambat perke!ambahan benih tanaman, dan menghambat perpanjangan akar sehingga menyebabkan keka!auan sellular dalam akar 'Anderson $<< dalam (ioli! )***+.
2.+ Pengaru% Kompet! "ulma ter%a$ap Pro$ukt,ta! Tanaman #agung
8
2umbuhan pada pertanaman jagung yang tidak dikehendaki keberadaannya dan menimbulkan kerugian dapat menurunkan produkti#itas jagung. 0ulma yang tumbuh pada pertanaman jagung berasal dari biji gulma itu sendiri yang ada di tanah. Kehadiran gulma pada lahan pertanaman jagung tidak jarang menurunkan hasil dan mutu biji. Penurunan hasil bergantung pada jenis gulma, kepadatan, lama persaingan, dan senyawa allelopati yang dikeluarkan oleh gulma. e!ara keseluruhan, kehilangan hasil yang disebabkan oleh gulma melebihi kehilangan hasil yang disebabkan oleh hama dan penyakit. "eskipun demikian, kehilangan hasil akibat gulma sulit diperkirakan karena pengaruhnya tidak dapat segera diamati. Beberapa penelitian menunjukan korelasi negati# antara bobot kering gulma dan hasil jagung, dengan menurunnya hasil hingga $%& ' (ioli!, )***+. Kerugian akibat gulma terhadap tanaman budidaya bervariasi, tergantung dari jenis tanamannya, iklim, jenis gulmanya, dan tentu saja praktek pertanian di samping #aktor lain. Di Amerika erikat besarnya kerugian tanaman budidaya yang disebabkan oleh penyakit 7% &, hama 77 &, gulma )/ & dan nematoda 9 & dari kerugian total. Di negara yang sedang berkembang, kerugian karena gulma tidak saja tinggi, tetapi juga mempengaruhi persediaan pangan dunia. Persaingan antara gulma dengan tanaman yang kita usahakan dalam mengambil unsur1unsur hara dan air dari dalam tanah dan penerimaan !ahaya matahari untuk proses #otosintesis, menimbulkan kerugian1kerugian dalam produksi baik kualitas maupun kuantitas. ramer '$<%+ menyebutkan kerugian berupa penurunan produksi dari beberapa tanaman dalah sebagai berikut padi *,/ &? sorgum <,/ &? jagung 7 &? tebu %,< &? !oklat ,$ &? kedelai 7,% & dan ka!ang tanah ,/ &. "enurut Bangun '$//+, penurunan hasil akibat kompetisi jagung dengan gulma dapat men!apai angka :1:) persen. uprapto '$$/+ juga mengemukakan bahwa penurunan hasil tersebut dapat berkisar antara )*1:* persen. Penurunan hasil tanaman akibat mun!ulnya gulrna disebabkan oleh terjadinya persaingan 'kompetisi+ antara gulrna dan tanaman untuk memperebutkan unsur hara, air, !ahaya, dan ruang tumbuh. "enurut ukman dan Cakup '$$+, beberapa jenis gulma tertentu menyerap lebih banyak unsur hara daripada tanaman budidaya. Gulma mengkibatkan kerugian-kerugian lain, seperti :
9
1.
Persaingan antara tanaman utama sehingga mengurangi kemampuan berpr!uksi, ter"a!i persaingan !alam pengambilan air, unsur-unsur hara !ari tanah, #aha$a !an ruang lingkup.
2.
Pengtran kualitas pr!uksi pertanian, misaln$a pengtran benih leh bi"i-bi"i gulma.
3.
%llelpath$ $aitu pengeluaran sen$a&a kimia&i leh gulma $ang bera#un bagi tanaman $ang lainn$a, sehingga merusak pertumbuhann$a.
4.
Gangguan kelan#aran peker"aan para petani, misaln$a a!an$a !uri pa!a gulma.
5.
Perantara atau sumber pen$akit atau hama pa!a tanaman, misaln$a Lersia hexandra !an Cynodon dactylon merupakan tumbuhan inang hama gan"ur pa!a pa!i.
6. Gangguan kesehatan manusia, misaln$a a!a suatu gulma $ang tepung sarin$a men$ebabkan alergi. 7. 'enaikkan ngks-ngks usaha pertanian, misaln$a menambah tenaga !an &aktu !alam penger"aan tanah, pen$iangan, perbaikan selkan !ari gulma $ang men$umbat air irigasi. (alam kurun &aktu $ang pan"ang kerugian akibat gulma !apat lebih besar !aripa!a kerugian akibat hama atau pen$akit. (i negara-negara se!ang berkembang )*n!nesia, *n!ia, +ilipina, hailan! kerugian akibat gulma sama besarn$a !engan kerugian akibat hama.
2.- Pengen$alan "ulma
Keberhasilan pengendalian gulma merupakan salah satu #aktor penentu ter!apainya tingkat hasil jagung yang tinggi. 0ulma dapat dikendalikan melalui berbagai aturan dan karantina? se!ara biologi dengan menggunakan organisme hidup? se!ara #isik dengan membakar dan menggenangi, melalui budi daya dengan pergiliran tanaman, peningkatan daya saing dan penggunaan mulsa? se!ara mekanis dengan men!abut, membabat, menginjak, menyiang dengan tangan, dan mengolah tanah dengan alat mekanis bermesin dan nonmesin, se!ara kimiawi menggunakan herbisida. 0ulma pada pertanaman jagung umumnya dikendalikan dengan !ara mekanis dan kimiawi. Pengendalian gulma se!ara kimiawi 1
berpotensi merusak lingkungan sehingga perlu dibatasi melalui pemaduan dengan !ara pengendalian lainnya.
2.-.1
Pengen$alan !eara Mekan!
e!ara
tradisional
petani
mengendalikan
gulma
dengan
pengolahan
tanah
konvensional dan penyiangan dengan tangan. Pengolahan tanah konvensional dilakukan dengan membajak, menyisir dan meratakan tanah, menggunakan tenaga ternak dan mesin. 6ntuk menghemat biaya, pada pertanaman kedua petani tidak mengolah tanah. ebagian petani bahkan tidak mengolah tanah sama sekali. >ahan disiapkan dengan mematikan gulma menggunakan herbisida. Pada usahatani jagung yang menerapkan sistem olah tanah konservasi, pengolahan tanah banyak dikurangi, atau bahkan dihilangkan sama sekali. Pada tanah Pod8olik "erah Kuning 'P"K+ >ampung, hasil jagung tanpa olah tanah masih tetap tinggi hingga musim tanam ke1* '6tomo $$<+. Pembajakan dan penggaruan dapat se!ara berangsur dikurangi dan diganti dengan penggunaan herbisida atau pengelolaan mulsa dari sisa tanaman dan gulma dalam sistem pengolahan tanah konservasi. Ketersediaan herbisida juga memungkinkan peman#aatan lahan marjinal dan lahan miring yang bersi#at sangat rapuh terhadap pengolahan tanah konvensional. Penggunaan herbisida memungkinkan penanaman jagung langsung pada barisan tanaman tanpa olah tanah. Pada tanah In!eptisol yang bertekstur liat, gulma pada pertanaman tanpa olah tanah lebih sedikit daripada yang diolah se!ara konvensional, yang ter!ermin dari bobot gulma yang lebih ringan. Pada tanah 6ltisol yang bertekstur le mpung berdebu, ) hari setelah tanam yaitu menjelang penyiangan pertama, gulma pada petak tanpa olah tanah lebih sedikit dibanding pada petak yang diolah se!ara konvensional. ebelum penanaman jagung, gulma di petak tanpa olah tanah dikendalikan dengan penyemprotan herbisida, sedang di petak olah tanah konvensional, dikendalikan dengan pengolahan tanah. Pada 9) hari setelah tanam, yaitu menjelang penyiangan kedua, dan menjelang panen, jumlah gulma hampir sama di kedua petak 'adhly et al. )**9+. "enurut Eoberts dan eilson '$/+ serta !hreiber '$$)+, jumlah benih gulma berkurang jika pengendaliannya menggunakan herbisida. Pengendalian gulma dengan penyiangan menggunakan sabit, !angkul, dan alat mekanis nonmesin membutuhkan waktu, tenaga dan biaya yang tinggi. 6ntuk penyiangan dengan tangan seluas ha lahan pertanaman jagung setidaknya dibutuhkan % hari orang kerja '(ioli! )***+. Penyiangan gulma dengan tangan menyerap 7%1<*& tenaga yang dibutuhkan dalam proses produksi 'Eanson $$*+. Penggunaan herbisida merupakan salah 11
satu !ara mengatasi masalah gulma. 3erbisida membuka peluang bagi modi#ikasi !ara penyiapan lahan konvensional yang menerapkan olah tanah intensi#.
2.-.2
Pengen$alan $engan Her/!$a
3erbisida memiliki e#ektivitas yang beragam. Berdasarkan !ara kerjanya, herbisida kontak mematikan bagian tumbuhan yang terkena herbisida, dan herbisida sistemik mematikan setelah diserap dan ditranslokasikan ke seluruh bagian gulma. "enurut jenis gulma yang dimatikan ada herbisida selekti# yang mematikan gulma tertentu atau spektrum sempit, dan herbisida nonselekti# yang mematikan banyak jenis gulma atau spektrum lebar. Bahan akti# herbisida yang penting untuk pertanaman jagung adalah gli#osat, para-uat, ),91D, ametrin, dikamba, atra8in, pendimetalin, metolaklor, dan siana8in. Bahan akti# herbisida tidak banyak mengalami peningkatan, tetapi yang bertambah adalah #ormulasi atau nama dagang herbisida. 3erbisida berbahan akti# gli#osat, para-uat, dan ),91D banyak digunakan petani, sehingga banyak #ormulasi yang menggunakan bahan akti# tersebut. 0li#osat yang disemprotkan ke daun e#ekti# mengendalikan gulma rumputan tahunan dan gulma berdaun lebar tahunan, gulma rumput setahun, dan gulma berdaun lebar. enyawa gli#osat sangat mobil, ditranslokasikan ke seluruh bagian tanaman ketika diaplikasi pada daun, dan !epat terurai dalam tanah. 0ejala kera!unan berkembang lambat dan terlihat 17 minggu setelah aplikasi 'Klingman et al. $<%+. 3erbisida pas!atumbuh yang !ukup luas penggunaannya untuk mengendalikan gulma pada pertanaman jagung adalah para-uat ',1dimethyl19,9 bypiridinium+ yang merupakan herbisida kontak nonselekti#. etelah penetrasi ke dalam daun atau bagian lain yang hijau, bila terkena sinar matahari, molekul herbisida ini bereaksi menghasilkan hydrogen peroksida yang merusak membran sel dan seluruh organ tanaman, sehingga tanaman seperti terbakar. 3erbisida ini baik digunakan untuk mengendalikan gulma golongan rumputan dan berdaun lebar. Para-uat merupakan herbisida kontak dan menjadi tidak akti# bila bersentuhan dengan tanah. Para-uat tidak ditranslokasikan ke titik tumbuh, residunya tidak tertimbun dalam tanah, dan tidak diserap oleh akar tanaman '2jitrosedirdjo et al. $/9+. 3erbisida ),91D digunakan untuk mengendalikan gulma berdaun lebar setahun dan tahunan, melalui akar dan daun. Aplikasinya mengakibatkan gulma berdaun lebar melengkung dan terpuntir. enyawa ),91D terkonsentrasi dalam embrio muda atau jaringan meristem yang sedang tumbuh 'Klingman et al. $<%+.
12
2.-.*
Pengen$alan !eara Terpa$u
Kepedulian terhadap lingkungan melahirkan sistem pengelolaan terpadu gulma yang meminimalkan dampak negati# terhadap lingkungan. Banyak penelitian yang telah dilakukan untuk mempelajari interaksi antara tanaman dan gulma, terutama kemampuan persaingan relati# dari tanaman selama berbagai #ase perkembangan gulma. Pengelolaan gulma harus dipadukan dengan aspek budi daya, termasuk pengolahan tanah, pergiliran tanaman, dan pengendalian gulma itu sendiri. Pengelolaan gulma terpadu merupakan konsep yang mengutamakan pengendalian se!ara alami dengan men!iptakan keadaan lingkungan yang tidak menguntungkan bagi perkembangan gulma dan meningkatkan daya saing tanaman terhadap gulma. Ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dalam pengendalian se!ara terpadu '+ pengendalian gulma se!ara langsung dilakukan dengan !ara #isik, kimia, dan biologi, dan se!ara tidak langsung melalui peningkatan daya saing tanaman melalui perbaikan teknik budi daya, ')+ memadukan !ara1!ara pengendalian tersebut, dan '7+ analisis ekonomi praktek pengendalian gulma 'Ei8al )**9+. Pengelolaan gulma se!ara terpadu pada prinsipnya memanipulasi #aktor pertanaman sehingga lebih menguntungkan bagi tanaman. Populasi jagung yang tinggi, misalnya, dapat menekan pertumbuhan gulma. 2ollenar et al. '$$9+ se!ara kuantitati# menyimpulkan pengaruh kepadatan tanaman jagung terhadap gulma selama daur pertumbuhan 'i+ gangguan gulma selama pertumbuhan jagung menjadi ke!il jika gulma disingkirkan hingga stadia 719 helai daun jagung, 'ii+ pada saat kepadatan tanaman jagung meningkat dari 9 menjadi * tanaman=m), biomas gulma menurun hingga %*&. Pengelolaan gulma se!ara terpadu mengkombinasikan e#ektivitas dan e#isiensi ekonomi. Jika penggunaan herbisida dikurangi maka pengolahan tanah setelah tanam diperlukan 'Bu!hler et al. $$%+. Pengolahan tanah dapat men!egah perkembangan resistensi populasi gulma terhadap herbisida, mengurangi ketergantungan terhadap herbisida, dan menunda atau men!egah peningkatan spesies gulma tahunan yang sering menyertai dan timbul bersamaan dengan pengolahan konservasi 'tani#orth and Fiese $/%+. Pada saat penggunaan herbisida diminimalkan atau dikurangi, pengolahan tanah setelah tanam diperlukan untuk mengendalikan gulma 'Bu!hholt8 and Doers!h $:/+. "engurangi pengolahan tanah lebih e#isien dalam penggunaan energi daripada mengurangi penggunaan herbisida 'lements et al. $$%+.
13
BAB III PENUTUP
*.1. Ke!mpulan
0ulma merugikan manusia dalam keadaan,tempat dan waktu tertentu. 0ulma dan tanaman budidaya mengadakan kompetisi dalam rangka mendapatkan #a!tor 4 #a!tor tumbuh yang terbatas di suatu Agro1ekosistem. 0ulma yang dominan pada pertanaman jagung di lahan kering adalah Borreria alata. 0ulma yang mendominasi pada pertanaman jagung di lahan sawah adalah $uphea carthagenensis dan gulma yang banyak ditemukan pada kedua lahan pertanaman biasanya jenis Ageratum conyzoides dan $uphea carthagenensis. 0ulma menyaingi tanaman terutama dalam memperoleh air, hara, dan !ahaya. 2anaman jagung sangat peka terhadap tiga #aktor ini selama periode kritis antara stadia (7 dan (/, yaitu stadia pertumbuhan jagung di mana daun ke17 dan ke1/ telah terbentuk. 0ulma juga mengeluarkan senyawa allelopati. Allelopati merupakan senyawa biokimia yang dihasilkan dan dilepaskan gulma ke dalam tanah dan menghambat pertumbuhan jagung.
14
Allelopati menghambat perke!ambahan benih tanaman, dan menghambat perpanjangan akar sehingga menyebabkan keka!auan sellular dalam akar. Keberhasilan pengendalian gulma merupakan salah satu #aktor penentu ter!apainya tingkat hasil jagung yang tinggi. 0ulma pada pertanaman jagung umumnya dikendalikan dengan !ara mekanis dan kimiawi. Pengendalian gulma se!ara kimiawi berpotensi merusak lingkungan sehingga perlu dibatasi melalui pemaduan dengan !ara pengendalian lainnya.
DA0TA PUSTAKA
Ariestiai. )***. +A,IA- '%'+I/IA" H'BI"IDA 0LI%O"A12)1D *23423 A") 0LI%O"A12)1D *234*23 A") DA- 2)1*5 678 A" 9-9+ P'-0'-DALIA- 09L:A PADA A-A:A- ,A09-0 ;
pada Pertanaman Jagung.
G5nlineH. 2ersedia
balitsereal.litbang.pertanian.go.id4ind4images4stories4satulima.pd=
'Diakses
pada
tanggal 9 April )*%+ ol#iyeni. )*7. Analisis (egetasi 0ulma Pada Pertanaman Jagung 'ea mays >.+ di >ahan Kering dan >ahan awah di Kabupaten Pasaman. Jurnal. 6niversitas Andalas.
15
G5nlineH
http==jurnal.#mipa.unila.a!.id=inde.php=semirata=arti!le=download=:7*=9%*
'Diakses pada tanggal 9 April )*%+
16