Klasifikasi dan Penatalaksanaan Gangguan Tidur
Kasus
Seoran Seorang g wanita wanita berusia berusia 26 tahun tahun merasa merasa sulit tidur tidur dan pusing pusing kurang kurang lebih satu minggu ini. Pasien merasa sulit untuk memulai tidur, terkadang sampai malam menjelang subuh baru bisa tidur. Pasien juga merasa sering marah-marah. Pasien juga sering merasa capai serta pusing, terkadang terkadang memikirkan memikirkan masalah perekonomia perekonomian n keluarga yang kurang dalam pemenuhan pemenuhan kebutuhan kebutuhan sehari-hari. sehari-hari. Pasien juga merasa sendirian dalam mengurusi mengurusi anakny anaknyaa yang yang masih masih bayi, bayi, pasien pasien merasa merasa suamin suaminya ya tidak tidak member memberikan ikan perhat perhatian ian yang yang selayak selayakny nyaa kepada kepada pasien pasien serta serta bayiny bayinya. a. Sebelu Sebelum m mempun mempunya yaii anak, anak, pasien pasien bekerja bekerja sebagai buruh pabrik untuk membantu keuangan keluarga, tetapi setelah mengandung dan mempunyai anak, pasien tidak bekerja lagi. Suami pasien bekerja sebagai buruh bangunan.
Permasalahan :
Bagaimanakan klasifikasi dan penatalaksanaan gangguan tidur ?
Pembahasan
Tidur merupakan suatu proses otak yang dibutuhkan oleh seseorang agar dapat berfungsi dengan baik. Masyarakat awam belum begitu mengenal gangguan tidur sehingga jarang mencari pertolongan. Pendapat yang menyatakan bahwa tidak ada orang yang yang meni mening ngga gall kare karena na tidu tidurr dala dalah h tida tidak k bena benar. r. Bebe Beberap rap gang ganggu guan an tidu tidurr dapa dapatt mengancam jiwa baik secara langsung (misalnya pada insomnia insomnia yang bersifat keturunan keturunan dan fatal) atau secara tidak langsung misalnya kecelakaan akibat gangguan tidur. Insomnia merupakan gangguan tidur yang paling sering ditemukan. Setiap tahun diperkirakan 20-50% orang orang dewasa melaporkan adanya gangguan tidur dan sekitar 17% mengalami mengalami gangguan tidur yng serius. serius. Prevalensi Prevalensi ggguan tidur pada lansia cukup tinggi tinggi yaitu sekitar 67%. Walaupun demikian, hanya satu dari delapan kasus yang menyatakan diri bahwa gangguan tidurnya telah didiagnosis oleh dokter. Lansia dengan depresi, stroke, penyakit jantung, penyakit paru, diabetes, arthritis atau hiperte hipertensi nsi sering sering melapo melaporka rkan n bahwa bahwa kualit kualitas as tidurn tidurnya ya buruk buruk dandur dandursi si tidurn tidurnya ya kurang bila dibandingkan dengan lansia yang sehat. Gangguan tidur juga dikenal sebagai penyebab morbiditas yang signifikan. Ada beberapa dampak serius s erius gangguan tidur misalnya mengantuk berlebihan pada siang hari,
gangguan atensi dan memori, mood depresi, sering terjatuh, penggunaan hipnotik yang tidak semestinya, dan penurunan kualitas hidup. Angk kematian, angka sakit jantung dan kanker kanker lebih tinggi tinggi pada seorang seorang yang yang lama tidurny tidurnyaa lebih di 9 jam atau kurang kurang dari 6 jam perhari bila dibandingkan dengan seseorang yang yang lama tidurnya 7-8 jam perhari. Berdasarkan Berdasarkan dugaan dugaan etiologiny etiologinyaa gangguan gangguan tidur dibagi empat kelompok kelompok yaitu gangguan tidur primer, gangguan tidur akibat gangguan mental lain, ganggun tidur akibat gangguan medik umum, dan gangguan tidur yang diinduksi oleh obat. Gangguan Gangguan tidur-bangun tidur-bangun dapat diakibatkan diakibatkan oleh perubahan perubahan fisiologis fisiologis misalnya misalnya pada proses penuaan normal. Riwayat tentang masalah tidur, higiene tidur saat ini, riwaya riwayatt obat obat yang yang diguna digunakan kan,, lapora laporan n pasanga pasangan, n, catatan catatan tidur tidur serta serta poliso polisomn mnogr ogram am malam malam hari, hari, perlu perlu dieval dievaluas uasii pada pada lansia lansia yang yang mengel mengeluh uh ganggu gangguan an tidur. tidur. Keluha Keluhan n gangguan gangguan tidur yang sering diutarakan diutarakan oleh lansia yaitu insomnia, insomnia, ganggun ganggun ritme tidur dan apneu tidur.
Klasifikasi Gangguan Tidur :
1. Gang Ganggu guan an Tidu Tidurr Pri Primer mer
Gangguan tidur primer adalah gangguan tidur yang bukan disebabkan oleh gangguan mental lain, kondisi medik umum, atau zat. Gangguan tidur ini dibagi dua yaitu disomnia dan parasomnia. Disomnia ditandai dengan gangguan pada jumlah, kualitas dan waktu tidur. Parasomnia dikaitkan dengan perilaku tidur atau peristiwa fisiologis fisiologis yang dikaitkan dikaitkan dengan dengan tidur, tidur, stadium stadium tidur tertentu atau perpindaha perpindahan n tidur bangun. Disomn Disomnia ia terdir terdirii dari dari insom insomnia nia primer primer,, hiperso hipersomn mnia ia primer primer,, narkol narkoleps epsi, i, gangguan tidur yang berhubungan dengan pernafasan, gangguan ritmik sirkardian tidur, dan disomnia yang tidak dapat diklasifikasikan. Parasomnia terdiri dari gangguan mimpi buruk, gangguan teror tidur, berjalan saat tidur dan parasomnia yang tidak dapat diklasifikasikan.
2. Gangguan Gangguan Tidur Terk Terkait ait Gangg Gangguan uan Mental Mental Lain Lain
Ganggu Gangguan an tidur tidur terkai terkaitt ganggu gangguan an mental mental lain lain yaitu yaitu terdapa terdapatny tnyaa keluha keluhan n gangguan tidur yang menonjol yang diakibatkan oleh gangguan mental lain (sering karena gangguan gangguan mood) mood) tetapi tetapi tidak memenuhi memenuhi syarat untuk untuk ditegakkan ditegakkan
sebagai sebagai
gangguan gangguan tidur tersendiri. tersendiri. Ada dugaan dugaan bahwa mekanisme mekanisme patologik patologik yang mendasari mendasari
gangguan mental juga mempengaruhi terjadinya gangguan tidur-bangun. Gangguan ini terdiri dari insomnia yang terkait aksis I atau II dan hipersomnia yang terkait aksis I atau II.
3. Ganggu Gangguan an Tidur Tidur Akiba Akibatt Kondis Kondisii Medik Medik Umum Umum
Gangguan akibat kondisi medik umum yaitu adanya keluhan gangguan tidur yang menonjol yang diakibatka diakibatkan n oleh pengruh fisiologik fisiologik langsung kondisi medik medik umum terhadap siklus tidur-bangun.
4. Ganggg Ganggguan uan Tidur Tidur Akibat Akibat Zat Zat
Yaitu adanya keluhan tidur yang menonjol akibat sedang menggunakan atau menghentikan penggunaan zat (termasuk medikasi).
Penatalaksanaan Penatalaksanaan Gangguan Tidur :
Langkah Langkah pertama pertama untuk untuk mengatasi mengatasi insomnia insomnia sekunder sekunder terhadap terhadap gangguan gangguan medik atau psikiatrik adalah mengoptimalkan terapi terhadap penyakit yang mendasarinya. Cara farmakologik dan nonfarmakologik diperlukan untuk terapi gangguan tidur baik primer maupun sekunder. 1. Farmakologik Benzodiazepin paling sering digunakan dan tetap merupakan pilihan utama untuk mengatasi insomnia baik primer maupun sekunder. Kloralhidrat dapat pula bermanfaat dan cenderung tidak disalahgunakan. Antihistamin, prekursorprotein seperti l-triptofan yang saat ini tersedia dalam bentuk suplemen juga dapat digunakan. Penggunaan jangka panjang obat hipnotik tidakdianjurkan. Obat hipnotik hendaklah digunakan dalam waktu terbatas atau untuk mengatasi insomnia jangka pendek. Dosis haru arus
keci kecill
dan
dura durasi si
pem pemberia erian n
haru arus
sin singkat gkat..
Benzo enzod diaze iazep pin
dapat apat
direkomendasikan untuk dua atau tiga hari dan dapat diulang tidak lebih dari tiga kali. Penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan masalah tidur atau dapat menutupi penyakit yang mendasari. Penggunaan benzodiazepine harus hati-hati pada pasien penyakit paru obstruktif kronik, obesitas, gangguan gangguan jantung dengan hipoventilasi hipoventilasi . Benzodiazepin dapat mengganggu ventilasi pada apnea tidur. Efek samping berupa penurunan kognitif dan terjatuh akibat gangguan koordinasi motorik sering ditemukan. Oleh karena itu, penggunaan benzodiazepin pada lansia harus hati-hati
dan dan dosi dosisny snyaa seren serenda dah h mung mungki kin. n. Benz Benzod odia iazep zepin in deng dengan an wakt waktu u paru paruh h pend pendek ek (triazolam dan zolpidem) merupakan obat pilihan untuk membantu orang-orang yang sulit sulit masuk masuk tidur. tidur. Sebali Sebalikny knya, a, obat obat yang yang waktu waktu paruhn paruhnya ya panjan panjang g (estazo (estazolam lam,, temazepam, dan lorazepam) berguna untuk penderita yang mengalami interupsi tidur. Benzodiazepin yang kerjanya lebih panjang dapat memperbaiki anksietas di siang siang hari hari dan insomn insomnia ia di malam malam hari. hari. Sebagi Sebagian an obat obat golong golongan an benzod benzodiaze iazepin pin dimetabolism dimetabolismee di hepar. hepar. Oleh karena itu, pemberian obat-obat yang menghamba menghambatt oksidasi sitokrom (seperti simetidin, estrogen, INH eritromisin, dan fluoxetine) dapat meny menyeb ebabk abkan an sedasi sedasi berl berleb ebih ihan an di siang siang hari hari.. Tria Triazo zolam lam tida tidak k meny menyeba ebabk bkan an gangguan gangguan respirasi respirasi pada pasien COPD ringan-sedang ringan-sedang yang mengalami insomnia. Neuroleptik dapat digunakan untuk insomnia sekunder terhadap delirium pada lansia. Dosis rendah-sedang benzodiazepin seperti lorazepam digunakan untuk memperkuat efek neuroleptik neuroleptik terhadap terhadap tidur. tidur. Antidepresan Antidepresan yang bersifat bersifat sedatif seperti trazodone trazodone dapat diberikan bersamaan dengan benzodiazepin pada awal malam. Antidepresan kadang-kadang dapat memperburuk gangguan gerakan terkait tidur (RLS). Mirtaza Mirtazapin pinee merupa merupakan kan antide antidepre presan san baru baru golong golongan an noradrenerg noradrenergic ic and specific serotonin antidepressant (NaSSA (NaSSA). ). Ia dapat dapat memperp memperpend endek ek onset tidur, stadium 1 berkurang, dan meningkatkan dalamnya tidur. Latensi REM, total waktu tidur, kontinuitas tidur, serta efisiensi tidur meningkat pada pemberian mirtazapine. Obat ini efektif untuk penderita depresi depresi dengan insomnia insomnia tidur . Tidak Tidak dianju dianjurka rkan n menggu menggunak nakan an imipra imipramin min,, desipr desiprami amin, n, dan monoam monoamin in oksidase inhibitor pada lansia karena dapat menstimulasi insomnia. Lithium dapat meng mengan angg ggu u kont kontin inui uita tass tidu tidurr akib akibat at efek efek sampi samping ng poli poliur uria ia.. Khlo Khlora ralh lhid idrat rat dan dan barbiturat jarang jar ang digunakan karena cenderung menekan pernafasan. Antihistamin dan difenhidramin bermanfaat untuk beberapa pasien tapi penggunaannya harus hati-hati karena dapat menginduksi delirium. Benzodiazepin paling sering digunakan dan tetap merupakan pilihan utama untuk untuk mengat mengatasi asi insom insomnia nia,, baik baik primer primer maupun maupun sekund sekunder er Melato Melatonin nin merupa merupakan kan hormon yang disekresikan oleh glandula pineal. Ia berperan mengatur siklus tidur. Efek hipnotiknya terlihat pada pasien gangguan tidur primer. Ia juga memperbaiki tidur pada penderita depresi mayor. Melatonin juga dapat memperbaiki tidur, tanpa efek samping, pada lansia dengan insomnia. insomnia. Melatonin Melatonin dapat ditambahka ditambahkan n ke dalam makanan.
2. Non farmakologik a. Higene ti tidur Memberikan lingkungan dan kondisi yang kondusif untuk tidur merupakan syarat mutlak untuk gangguan tidur. Jadual tidur-bangun dan latihan fisik seharihari yang teratur perlu dipertahankan. Kamar tidur dijauhkan dari suasana tidak nyaman. Penderita diminta menghindari latihan fisik berat sebelum tidur. Tempat tidur tidur jangan jangan dijadi dijadikan kan tempat tempat untuk untuk menump menumpahk ahkan an kemarah kemarahan. an. Peruba Perubahan han kebiasaan, sikap, dan lingkungan ini efektif untuk memperbaiki tidur. Edukasi tentang higene tidur merupakan intervensi efektif yang tidak memerlukan biaya. b. Terapi pengontrolan stimulus Terapi ini bertujuan bertujuan untuk memutus memutus siklus masalah yang sering dikaitkan dikaitkan dengan dengan kesulit kesulitan an memulai memulai atau atau jatuh jatuh tidur. tidur. Terapi Terapi ini memban membantu tu mengur mengurang angii faktor primer dan reaktif yang sering ditemukan pada insomnia. Ada beberapa instruksi yang harus diikuti oleh penderita insomnia: 1) Ke tempat tempat tidur tidur hanya hanya ketika ketika telah telah mengant mengantuk. uk. 2) Menggunak Menggunakan an tempat tempat tidur hanya hanya untuk untuk tidur. tidur. 3) Jangan menonton menonton TV, membaca, membaca, makan, makan, dan menelpo menelpon n di tempat tempat tidur. 4) Jangan Jangan berbari berbaringng-bar baring ing di tempat tempat tidur karena karena bisa bisa bertam bertambah bah frustrasi frustrasi jika tidak bisa tidur. 5) Jika Jika tidak bisa tidur tidur (setelah (setelah beberap beberapaa menit) harus harus bangun bangun,, pergi ke ruang ruang lain, kerjakan sesuatu yang tidak membuat terjaga, masuk kamar tidur setelah kantuk datang kembali. 6) Bangun Bangun pada saat saat yang sama sama setiap hari hari tanpa menghi menghirauka raukan n waktu tidur, tidur, total total tidur, atau hari (misalnya hari Minggu). 7) Menghi Menghinda ndari ri tidu tidurr di sian siang g hari. hari. 8) Jangan Jangan menggun menggunakan akan stimula stimulansia nsia (kopi, (kopi, rokok, rokok, dll) dalam 4-6 jam sebelu sebelum m tidur. Hasil terapi ini jarang terlihat pada beberapa bulan pertama. Bila kebiasaan ini terus dipraktikkan, gangguan tidur akan berkurang baik frekuensinya maupun beratnya. c. Sleep Restriction Therapy Membatasi waktu di tempat tidur dapat membantu mengkonsolidasikan tidur . Terapi ini bermanfaat untuk pasien yang berbaring di tempat tidur tanpa bisa tertidur. Misalnya, bila pasien mengatakan bahwa ia hanya tertidur lima jam
dari dari delapa delapan n jam waktu yang yang dihabi dihabiskan skanny nyaa di tempat tempat tidur, tidur, waktu waktu di tempat tempat tidurnya harus dikurangi. Tidur di siang hari harus dihindari. Lansia dibolehkan tidur tidur sejenak sejenak di siang siang hari hari yaitu yaitu sekita sekitarr 30 menit menit.. Bila Bila efisien efisiensi si tidur tidur pasien pasien mencap mencapai ai 85% (rata-rata (rata-rata setelah setelah lima lima hari), hari), waktu waktu di tempat tempat tidurn tidurnya ya boleh boleh ditamb ditambah ah 15 menit. menit. Terapi Terapi pembat pembatasan asan tidur, tidur, secara secara berang berangsursur-ang angsur, sur, dapat dapat mengurangi frekuensi dan durasi terbangun di malam hari. d. Tera Terapi pi rel relak aksa sasi si dan dan biofeedback Terapi ini harus dilakukan dilakukan dan dipelajari dengan baik. Menghipnosis Menghipnosis diri sendiri sendiri,, relaksa relaksasi si progre progresif, sif, dan latihan latihan nafas nafas dalam dalam sehing sehingga ga terjadi terjadi keadaa keadaan n relaks cukup efektif untuk memperbaiki tidur. Pasien membutuhkan latihan yang cuku cukup p dan dan seriu serius. s. Biofeedback yaitu yaitu memberi memberikan kan umpan-b umpan-bali alik k peruba perubahan han fisiologik fisiologik yang terjadi setelah relaksasi. Umpan balik ini dapat meningkatka meningkatkan n kesa kesada dara ran n diri diri pasi pasien en tent tentan ang g perb perbai aika kan n yang ang dida didapa pat. t. Tekn Teknik ik ini ini dapa dapatt dikombinasi dengan higene tidur dan terapi pengontrolon tidur. e. Tera Terapi pi apne apneaa tidur tidur obstr obstruk ukti tif f Apnea tidur obstruktif dapat diatasi dengan menghindari tidur telentang, menggu menggunak nakan an perang perangkat kat gigi gigi (den (denta tall appl applia ianc nce) e),, menu menuru runk nkan an berat berat bada badan, n, menghi menghinda ndari ri obat-o obat-obat bat yang yang meneka menekan n jalan jalan nafas, nafas, menggu menggunak nakan an stimula stimulansia nsia pernafasan seperti acetazolamide (Diamox), nasal nasal contin continuou uouss positi positive ve airway airway pressure (NCPAP), upper airway surgery (UAS). Nasal continuous positive airway pressure ditole ditoleran ransi si baik baik oleh oleh sebagi sebagian an besar besar pasien pasien.. Metode Metode ini dapat dapat memper memperbaik baikii tidur tidur pasien pasien di malam malam hari, hari, rasa mengantu mengantuk k di siang siang hari, hari, dan keletihan serta perbaikan fungsi kognitif. Uvulopalatopharyngeoplasty
(UPP)
merupakan
salah
satu
teknik
pembedahan yang digunakan untuk terapi apnea tidur. Efikasi metode ini kurang. Trakeostomi Trakeostomi juga merupakan merupakan pilihan terapi untuk apnea tidur berat. Penggunaan Penggunaan kedu keduaa bent bentuk uk terap terapii beda bedah h ini ini sanga sangatt terb terbat atas as karen karenaa risik risiko o morb morbid idita itass dan dan mortalitas. Keputusan untuk mengobati apnea tidur didasarkan atas frekuensi dan beratnya gangguan tidur, beratnya derajat kantuk di siang hari, dan akibat medik yang ditimbulkannya (abnormalitas kardiorespirasi).
Referensi 1. Catata Catatan n Ilmu Kedo Kedokte kteran ran Jiwa, Jiwa, Willy Willy F. F. Maramis Maramis 2. Diagnosis Diagnosis Gangguan Gangguan Jiwa, PPDGJ-III, PPDGJ-III, dr. Rusdi Maslim 3. FARMAK FARMAKOLO OLOGI GI Dasar Dasar dan Klinik Klinik Edisi Edisi VI, VI, Katzun Katzung g