ANALISA SISTEM PENDAFTARAN NPWP ORANG PRIBADI
PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA
PURWOKERTO
LAPORAN
KULIAH KERJA PRAKTEK
Diajukan untuk memenuhi mata kuliah KKP pada Program Diploma Tiga (D. III)
AGHNIA NIKMAH (12123509)
Jurusan Manajemen Informatika
Akademi Manajemen Informatika dan Komputer "BSI Purwokerto"
Purwokerto
2014
PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN KULIAH KERJA PRAKTEK
Kuliah Kerja Praktek ini telah disetujui dan disahkan serta diizinkan untuk
dinilai pada periode : TA.2014-2015 di Semester Lima
DOSEN PENASEHAT AKADEMIK
KELAS MI 12.5C.13
CHANDRA KESUMA, S. Kom
PENILAIAN LAPORAN KULIAH KERJA PRAKTEK
Kuliah Kerja Praktek ini telah dinilai pada tanggal
PENILAI
Saran – saran dari Penilai :
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufik, hidayah serta nikmatnya sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan kuliah kerja praktek ini.
Dengan keterbatasan pengetahuan dan mengangkat dari beberapa sumber,
kami menyusun laporan kuliah kerja praktek ini sebagai salah satu syarat
untuk menyelesaikan study.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Bpk Ir. Naba Aji Notoseputro, selaku Direktur Bina Sarana Informatika.
2. Bpk H. Ahmad Ishaq, S.Kom selaku Ketua Jurusan Manajemen Informatika
Akademi Manajemen Informatika dan Komputer (AMIK) Bina Sarana
Informatika (BSI)
3. Bpk Chandra Kesuma, S. Kom selaku Dosen Penasehat Akademik 12.5C.13
yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyelesaian
laporan ini.
4. Seluruh staf / karyawan / dosen di lingkungan AMIK BSI
5. Seluruh staf / karyawan dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Purwokerto.
6. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan baik moril maupun
materil.
7. Teman-teman kelas 12.5C.21 yang berada di kampus Bina Sarana
Informatika yang telah membantu penulis dalam penyusunan laporan ini.
8. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang
turut membantu penulis dalam penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam menyusun laporan
ini.Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan penulisan selanjutnya.
Besar harapan penulis, semoga laporan ini bermanfaat bagi penulis
sendiri khususnya dan bagi pembaca yang berminat pada umumnya.
Purwokerto,Desember 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR JUDUL KKP i
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN KKP ii
LEMBAR PENILAI LAPORAN KKP iii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI vi
DAFTAR SIMBOL viii
DAFTAR GAMBAR xi
DAFTAR TABEL xii
DAFTAR LAMPIRAN xiii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Umum 1
1.2. Maksud dan Tujuan 2
1.3. Metode Penelitian 3
1.4. Ruang Lingkup 3
1.5. Sistematika Penulisan 4
BAB II LANDASAN TEORI 6
2.1. Konsep Dasar Sistem 6
2.2. Peralatan Pendukung 13
BAB III ANALISA SISTEM BERJALAN 24
3.1. Umum 24
3.2. Tinjauan Perusahaan 25
3.2.1 Sejarah Perusahaan 27
3.2.2 Struktur Organisasi dan Fungsi 29
3.3. Prosedur Sistem Berjalan 34
3.4. Diagram Alir Data Sistem Berjalan 36
3.5. Kamus Data Sistem Berjalan 40
3.6. Spesifikasi Sistem Berjalan 44
3.6.1. Spesifikasi Bentuk Dokumen Masukan 44
3.6.2. Spesifikasi Bentuk Dokumen Keluaran 45
3.6.3. Spesifikasi File……………………………….. 47
3.6.4. Spesifikasi Program………………………….. 48
3.6.5. Struktur Kode………………………………… 51
3.7. Spesifikasi Sistem Komputer
..................................... 52
3.7.1. Umum………………………………………… 52
3.7.2. Perangkat Keras…………………………….. .. 53
3.7.3. Perangkat Lunak……………………………… 54
3.7.4. Konfigurasi Sistem Komputer………………... 56
3.8. Permasalahan Pokok………………………………… 58
3.9. Alternatif Pemecahan Masalah……………………… 58
BAB IV PENUTUP……………………………………………….. 60
4.1. Kesimpulan 60
4.2 Saran – saran 61
DAFTAR PUSTAKA 62
DAFTAR RIWAYAT HIDUP 63
SURAT KETERANGAN RISET/PKL 64
NILAI PRAKTEK KERJA LAPANGAN ........................................
65
LAMPIRAN – LAMPIRAN
DAFTAR SIMBOL
Simbol Diagram Alir Data (DAD)
EXTERNAL ENTITY
Simbol yang digunakan untuk menggambarkan asal atau
tujuan dari data.
PROCESS ( PROSES)
Simbol yang digunakan sebagai tempat pengolahan data
ataupun transformasi dari data yang masuk sehingga
dihasilkan suatu keluaran.
DATA FLOW
Simbol yang digunakan untuk menggambarkan aliran data
dari atau yang keluar dari simbol proses.
DATA STORE
Simbol yang digunakan sebagai media penyimpanan dari
hasil yang telah diproses pada sistem.
Konfigurasi Komputer
Display
Digunakan untuk menggambarkan kegiatan menampilkan
melalui CRT (Cathode Ray Tube) atau monitor.
Manual Input
Digunakan untuk menggambarkan kegiatan memasukan
data dengan menggunakan terminal (keyboard).
Line Printer
Digunakan untuk menggambarkan pengeluaran data
pada ,mesin pencetak (printer).
Floppy Disk Drive
Digunakan untuk menggambarkan proses pembacaan data
dengan media disket.
Hard Disk Drive
Digunakan untuk menggambarkan proses pembacaan data
dengan media hard disk.
Central Processing Unit
Digunakan untuk mengatur semua proses kegiatan yang
sedang di lakukan oleh seluruh komponen/unit
komputer.
Flow Line
Digunakan untuk menggambarkan hubungan proses
dari suatu proses ke proses lainnya.
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
Gambar III.1. Struktur Organisasi
..........................................................................
30
Gambar III.2. Diagram Konteks Sistem
Berjalan...................................... 37
Gambar III.3. Diagram Nol Sistem Berjalan 38
Gambar III.4. Diagram Detail Sistem Berjalan 3.0 39
Gambar III.5. Konfigurasi Sistem
Komputer...........................................................
57
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel II.1. Notasi Tipe Data 19
Tabel II.2. Notasi Struktur Data 19
Tabel III.3. Spesifikasi File Data Wajib
Pajak......................................................... 47
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
Lampiran A-01 Formulir Permohonan Pendaftaran WP Orang Pribadi
67
Lampiran A-02 Kartu Tanda Penduduk (KTP) 68
Lampiran B-01 Surat Keterangan Terdaftar (SKT) 69
Lampiran B-02 Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) 70
Lampiran C-01 Login Petugas Pajak 71
Lampiran C-02 Menu Utama 72
Lampiran C-03 Registrasi WP Orang Pribadi 73
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Umum
Teknologi komputer pada masa sekarang ini memegang peranan yang
sangat penting dalam berbagai aktifitas kegiatan manusia sehari-hari, guna
mencapai hasil kerja yang maksimal. Hal ini disebabkan karena banyaknya
kebutuhan manusia akan informasi yang sudah semakin luas, serta diimbangi
juga dengan berkembangnya teknologi komputer itu sendiri, yang secara terus
menerus dapat memenuhi kebutuhan manusia tersebut.
Sesuai dengan perkembangannya, komputer tidak hanya digunakan dalam
bidang tertentu saja, akan tetapi penerapannya sudah sangat luas, sehingga
komputer dapat digunakan hampir disegala bidang. Dilingkungan perusahaan,
komputer merupakan alat bantu yang sangat diperlukan, sehingga membuat
komputer itu sendiri sebagai prioritas utama dalam setiap perusahaan.
Penerapan sistem informasi yang berbasis komputer menjadi kebutuhan
yang mutlak dan dapat memberikan keunggulan kompetitif, sehingga mendapat
prioritas yang tinggi. Dalam hal ini penulis membahas tentang Sistem
Pendaftaran NPWP Orang Pribadi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Purwokerto, yang merupakan salah satu kantor yg bergerak dibidang
pelayanan.
Penggunaan Sistem yang terkomputerisasi dirasakan perlu untuk
pengolahan data pendaftaran wajib pajak. Karena saat ini Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Purwokerto sudah mengunakan komputerisasi. Untuk kelancaran
diperlukan perancangan sistem informasi yang tepat dan akurat, agar
kesulitan yang dihadapi dapat diminimalisasi dan dapat dicapai sesuai
dengan yang diharapkan, untuk itu penulis akan mengambil suatu rancangan
sistem untuk dijadikan bahan penulisan dengan judul:
"ANALISA SISTEM PENDAFTARAN NPWP ORANG PRIBADI
PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA
PURWOKERTO"
1.2. Maksud dan Tujuan
Maksud dari pembuatan laporan KKP ini adalah sebagai berikut :
a. Menerapkan ilmu yang penulis dapatkan selama mengikuti perkuliahan
b. Mengetahui apa saja tugas-tugas yang dilakukan pada Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Purwokerto.
c. Mengetahui prosedur-prosedur pembuatan NPWP, mulai dari penyerahan
berkas pendaftaran oleh Wajib Pajak sampai Wajib Pajak tersebut
mendapatkan kartu NPWP dan berkas yang menjadi tanda bukti
pengambilan NPWP.
Tujuan dari penulisan laporan KKP ini adalah untuk memenuhi salah
satu syarat kelulusan mata kuliah KKP di semester lima pada jurusan
Manajemen Informatika Program Diploma Tiga (D.III) Jurusan Manajemen
Informatika dan Komputer Bina Sarana Informatika (AMIK BSI).
1.3. Metode Penelitian
Untuk mendapatkan data-data yang diperlukan, maka penulis melakukan
kegitan pengumpulan data dengan menggunakan beberapa cara, antara lain :
a. Observasi (Observation)
Dalam metode observasi ini, penulis terjun langsung untuk mencari
dan mengumpulkan data dari sumbernya dengan cara melakukan
pengamatan terhadap masalah yang akan dijadikan objek oleh penulis.
b. Studi Pustaka (Library Research)
Metode ini digunakan sebagai pendukung dan penunjang dari data yang
telah ada serta sebagai bahan perbandingan. Penulis juga melakukan
pendekatan dengan referensi buku-buku yang mengacu pada bidang yang
berkaitan dengan objek penulisan.
c. Wawancara (Interview)
Dalam metode wawancara ini, penulis dapat memperoleh data informasi
langsung dari sumbernya dengan cara melakukan tanya jawab dan
bertatap muka antar penulis dengan narasumber.
1.4. Ruang Lingkup
Pembahasan dalam penulisan ini difokuskan pada perancangan dan
pembuatan sistem pelayanan Wajib. Pelayanan yang menjadi fokus dalam
penulisan ini adalah pelayanan untuk Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Purwokerto, seperti pendaftaran NPWP Wajib Pajak di bagian
Seksi Pelayanan. Dari proses pengajuan berkas pendaftaran NPWP oleh Wajib
Pajak, pemeriksaan berkas, pembuatan NPWP, hingga pembuatan laporan.
1.5. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini terdiri dari 4 bab, dimana setiap bab
terdiri dari sub bab. Adapun sistematika penulisan KKP adalah sebagai
berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini tertdiri dari beberapa sub bab, yang antara lain
menjelaskan tentang latar belakang masalah, masalah, maksud dan
tujuan penulis, metode penelitian yang digunakan dalam penulisan KKP
ini, ruang lingkup penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Dalam bab ini terdiri dari sub bab, yang antara lain menjelaskan
tentang konsep dasar sistem dan penjelasan tentang peralatan (tools)
perancangan sistem yang meliputi Diagram Alur Data (DAD), Kamus Data
(Data Dictionary), Normalisasi dan Teknik Pengkodean.
BAB III ANALISA SISTEM BERJALAN
Dalam bab ini terdiri dari beberapa sub bab, yang menjelaskan
tentang umum, tinjauan perusahaan, sejarah perusahaan, struktur
organisasi, tugas dan fungsi organisasi, prosedur sistem berjalan,
diagram alir data, kamus data sistem berjalan, spesifkasi sistem
berjalan yang terdiri dari dokumen input, dokumen output,
permasalahan dan alternatif pemecahan masalah.
BAB IV PENUTUP
Bab ini merupakan bab terakhir yang berisikan tentang kesimpulan dan
saran dari bab-bab sebelumnya, serta saran-saran yang dapat dicapai
bagi pengembangan sistem di masa yang akan datang.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Konsep Dasar Sistem
Secara sederhana sistem dapat diartikan sebagai suatu kesatuan atau
himpunan dari unsur, komponen yang terorganisir, saling berinteraksi satu
sama lain, guna mencapai tujuan yang sama.
A. Sistem
1. Pengertian Sistem
Menurut Gordon B. Davis dalam bukunya menyatakan bahwa "sistem bisa
berubah abstrak atau fisik".
Menurut Norman B. Enger dalam bukunya menyatakan "suatu sistem dapat
terdiri dari kegiatan-kegiatan yang berhubungan guna mencapai tujuan-tujuan
perusahaan seperti investasi atau penjadwalan dan proses".
Menurut Prof.Dr.Mr.S. Prajudi Atmosdirjo dalam bukunya menyatakan
"suatu sistem dari objek-objek atau unsur-unsur atau komponen-komponen yang
berkaitan dan berhubungan satu sama lainnya sedemikian rupa sehingga unsur-
unsur tersebut suatu pemrosesan atau pengolahan yang tertentu".
Menurut Jogiyanto (2001:2) mendefinisikan "sistem pada dasarnya
merupakan sekelompok unsur yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya
dan berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu".
Di dalam mendefinisikan sistem terdapat dua kelompok pendekatan,
yaitu yang menekankan pada prosedurnya dan yang menekankan pada komponen
atau elemennya.
Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur menurut Tata
Sutabri, S.Kom., MM dalam bukunya Analisa Sistem Informasi (2004:9)
mendefinisikan sistem sebagai berikut "suatu sistem adalah sekelompok unsur
yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama
untuk mencapai tujuan tertentu".
Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada elemen atau komponennya
mendefinisikan sistem sebagai berikut "sistem adalah kumpulan dari elemen-
elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu". Suatu
sistem mempunyai maksud tertentu, ada yang menyebutkan maksud dari suatu
sistem adalah untuk mencapai suatu tujuan dan ada yang menyebutkan untuk
mencapai suatu sasaran.
2. Karakteristik Sistem
Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yang
mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai suatu sistem. Adapun
karakteristik yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Komponen Sistem (Components)
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi
satu dengan lainnya, atau bekerja sama membentuk satu kesatuan.
Komponen-komponen tersebut dapat berupa suatu subsistem. Setiap
subsistem memiliki sifat-sifat dan fungsi tertentu yang mempengaruhi
proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai suatu
sistem yang lebih besar yang disebut dengan supra system. Apabila
perusahaan dipandang sebagai suatu sistem, maka sistem akuntansi adalah
subsistemnya. Kalau sistem akuntansi dipandang sebagai suatu sistem,
maka perusahaan adalah supra system.
2. Batasan Sistem (Boundary)
Batasan sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem
dengan sistem yang lain atau lingkungan luarnya. Batasan sistem ini
memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan. Batas suatu
sistem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.
3. Lingkungan Luar Sistem (Environment)
Lingkungan luar dari suatu sistem adalah segala apapun yang berada
diluar batas dari sistem akan tetapi tetap mempengarui operasi sistem
tersebut. Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan energi dari
sistem, dengan demikian harus dijaga dan dipelihara. Sedangkan
lingkungan luar yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan, karena
jika tidak maka akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem
tersebut.
4. Penghubung Sistem (Interface)
Penghubung merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan
subsistem lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber
daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lainnya. Melalui
penghubung ini, keluaran (output) dari satu subsistem akan menjadi
masukan (input) bagi subsistem yang lainnya. Dengan penghubung ini juga
satu subsistem dapat berinteraksi dengan subsistem yang lainnya.
5. Masukan Sistem (Input)
Masukan adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Dapat berupa
masukan perawatan (maintenance input) yang merupakan energi yang
dimasukan agar sistem tersebut dapat beroperasi dan masukan sinyal
(signal input) yang merupakan energi yang diproses untuk mendapatkan
keluaran.
6. Keluaran Sistem (Output)
Keluaran adalah hasil energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi
keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Keluaran dapat merupakan
masukan untuk subsistem yang lain atau kepada supra system.
7. Pengolah Sistem (Process).
Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan merubah
masukan menjadi keluaran. Seperti halnya sistem akuntansi akan mengolah
data-data menjadi laporan-laporan keuangan dan laporan-laporan lain
yang dibutuhkan oleh manajemen.
8. Sasaran Sistem (Objectives)
Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective).
Jika sistem tidak mempunyai sasaran maka operasi yang dijalankan oleh
sistem tidak akan gunanya.
3. Klasifikasi Sistem
Klasifikasi sistem adalah suatu bentuk integrasi suatu komponen
dengan komponen lainnya, karena setiap sistem memiliki sasaran yang berbeda
untuk setiap kasus yang ada di dalam sistem tersebut. Oleh karena itu,
sistem dapat diklasifikasikan kedalam beberapa sudut pandang, seperti :
sistem abstrak, sistem fisik, sistem alamiah, sistem buatan, sistem
tertentu, sistem tak tentu, sistem tertutup serta sistem terbuka. Adapun
penjelasan yang lebih detail dan terperinci dipaparkan di bawah ini :
1. Sistem Abstrak (abstract system)
Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang
tidak tampak secara fisik. Misalnya sistem ketuhanan (theologi), yaitu
sistem pemikiran-pemikiran hubungan antara manusia dengan tuhannya.
2. Sistem Fisik (physical system)
Sistem fisik adalah sistem yang ada atau tampak secara fisik. Misalnya
sistem komputer, sistem akuntansi, sistem produksi dan lain sebagainya.
3. Sistem Alamiah (natural system)
Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak
dibuat manusia. Misalnya sistem perputaran bumi.
4. Sistem Buatan Manusia (human made system)
Sistem buatan manusia adalah sistem yang dirancang dan dibuat oleh
manusia. Sistem buatan manusia yang melibatkan manusia dengan mesin
disebut dengan human-machine system atau man-machine system.
5. Sistem Tertentu (deterministic system)
Sistem tertentu adalah sistem yang kegiatannya dapat diprediksi
berdasarkan program-program yang dijalankannya. Misalnya sistem
komputer karena tingkah lakunya dapat dipastikan berdasarkan program-
program yang dijalankan.
6. Sistem Tak Tentu (probalilistic system)
Sistem tak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat
diprediksi sebelumnya karena mengandung unsur probabilitas. Misalnya :
gempa.
7. Sistem Tertutup (closed system)
Sistem tertutup adalah sistem yang tidak berhubungan dan tidak
terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara
otomatis tanpa adanya turut campur tangan dari pihak luarnya. Secara
teoritis sistem tetutup ini ada, tetapi kenyataannya bukan sistem yang
benar-benar tertutup, yang ada hanyalah sistem relatif tertutup
(relatively closed system).
8. Sistem Terbuka (open system)
Sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan
lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan
keluaran untuk lingkungan luar atau subsistem yang lainnya. Sistem yang
baik harus dirancang sedemikian rupa, sehingga relative tertutup,
karena sistem tertutup akan bekerja secara otomatis dan terbuka hanya
untuk pengaruh yang baik saja.
B. Informasi
1. Pengertian Informasi
Tidak dapat disangkali lagi bahwa informasi merupakan bagian yang
sangat penting bagi manajemen dalam proses pengambilan keputusan. Informasi
dapat didefinisikan sebagai hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk
yang lebih berguna dan berarti bagi yang menerimanya.
2. Kualitas Informasi
Ada 3 hal yang mempengaruhi kualitas informasi. Antara lain :
a. Akurat
Informasi harus bebas dari unsur kesalahan, tidak bias atau
menyesatkan.
b. Tepat Waktu
Informasi yang datang pada penerima harus tepat waktu, tidak boleh
terlambat. Informasi yang sudah usang tidak memiliki nilai lagi.
c. Relevan
Informasi tersebut harus bermanfaat bagi penerimanya. Manfaat
informasi bagi tiap-tiap orang yang menerima berbeda satu dengan yang
lainnya.
3. Nilai Informasi
Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif
dibandingkan dengan biaya mendapatkannya.
C. Sistem Informasi
1. Pengertian Sistem Informasi
Sistem informasi dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan yang
diorganisasikan guna menyediakan informasi bagi keperluan pengambilan
keputusan untuk pengoperasian dan pengendalian organisasi, dengan
menggunakan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuannya.
2. Pengertian Sistem Informasi Manajemen
Sistem informasi manajemen merupakan penerapan sistem informasi
berbasi komputer yang dibutuhkan didalam organisasi untuk mendukung
informasi yang digunakan dalam semua tingkat manajemen. Sistem informasi
manajemen merupakan kumpulan dari sistem yang mempengaruhi semua operasi
organisasi.
2.2 Peralatan Pendukung (Tools System)
Sebuah sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan
diperlukan alat untuk mempermudah mendefinisikan unsur dari sistem secara
jelas. Peralatan pendukung (Tools System) dapat mendesain model dari sistem
informasi yang diusulkan dalam bentuk model logika (Logical Model).
Peralatan pendukung (Tools System) merupakan alat yang digunakan untuk
bentuk logika dari model sistem dimana simbol-simbol, lambang-lambang, dan
diagram-diagram yang digunakan menunjukkan secara tepat arti fisik dari
suatu sistem.
Model logika dari sistem informasi lebih menjelaskan kepada pemakai
(user) tentang bagaimana nantinya fungsi-fungsi dari sistem informasi
secara logika akan bekerja. Model logika dapat digambarkan dengan
mengguanakan Digram Arus Data (Data Flow Diagram) dan data yang ada di
dalam Diagram Arus Data dapat dijelaskan di dalam Kamus Data (Data
Dictionary). Berikut ini dijelaskan alat pendukung dari sistem yaitu berupa
Diagram Arus Data, Kamus Data (Data Dictionary), Teknik Pengkodean.
A. Diagram Alir Data (DAD)
Diagram Alir Data adalah gambaran grafis yang memperlihatkan aliran
data dari sumbernya dalam objek, kemudian melewati suatu proses yang
nantinya ditranformasikan ke tujuan lain yang ada di objek yang lain.
Diagram Alir Data memuat proses yang akan mentranformasikan data,
aliran data yang menggerakkan data, objek yang memproduksi dan mengkonsumsi
data, serta data store yang menjadi tempat penyimpanan data.
Simbol-simbol yang digunakan dalam Diagram Arus Data adalah sebagai
berikut :
1. Kesatuan luar (External Entity)
Merupakan kesatuan (entity) di lingkungan luar sistem yang berupa
manusia, organisasi atau sistem lainnya yang berada di lingkungan
luarnya yang akan memberikan input atau menerima output dari sistem.
Kesatuan luar ini dapat disimbolkan dengan bentuk bujur sangkar atau
persegi.
2. Proses (Process)
Adalah kegiatan atau kerja yang dilakukan oleh manusia, mesin atau
komputer dari hasil suatu arus data yang masuk ke dalam proses untuk
ditransformasikan menjadi arus data yang keluar dari proses. Proses
dapat disimbolkan dengan bentuk lingkaran.
3. Simpanan data (Data Store)
Data store digunakan untuk menggambarkan data flow yang sudah disimpan
atau di arsipkan. Tidak seperti kesatuan luar, simpanan data tidak
menghasilkan operasi tetentu, tetapi hanya menerima permintaan untuk
menyimpan serta mengakses data. Simpanan data dapat disimbolkan dengan
bentuk sepasang garis horisontal pararel yang tertutup disalah satu
ujungnya.
4. Arus data (Data Flow)
Arus data ini mengalir diantara kesatuan luar, proses, dan simpanan
data, dan digunakan untuk mengambarkan aliran data yang berjalan. Suatu
arus data dapat berupa masukan untuk sistem juga dapat berupa hasil
dari proses sistem. Arus data dapat disimbolkan dengan bentuk anak
panah.
Tahapan pembuatan Diagram Arus Data dibagi menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu :
1. Diagram Konteks
Diagram ini dibuat untuk menggambarkan sumber serta tujuan data yang
akan diproses atau dengan kata lain diagram tersebut untuk
menggambarkan sistem secara umum atau global dari keseluruhan sistem
yang ada.
2. Diagram Nol
Diagram ini dibuat untuk menggambarkan tahapan proses lebih terperinci
dari diagram konteks.
3. Diagram Detail
Detail ini dibuat untuk menggambarkan arus data secara lebih mendetail
lagi dari tahapan proses yang ada di dalam diagram nol.
Didalam pembuatan DAD terdapat aturan main atau ketentuan yang baku
dan berlaku dalam penggunaan untuk membuat sistem, yaitu sebagai berikut :
1. Di dalam DAD tidak boleh menghubungkan antara external entity dengan
external entity lainnya secara langsung.
2. Di dalam DAD tidak boleh menghubungkan data store yang satu dengan
data store yang lainnya secara langsung.
3. Di dalam DAD tidak diperkenankan menghubungkan data store dengan
external entity secara langsung.
4. Setiap proses harus ada data flow yang masuk dan juga data flow yang
keluar.
B. Kamus Data (Data Dictionary)
Kamus data adalah suatu daftar elemen data yang teroganisir dengan
definisi yang tetap dan sesuai dengan sistem, sehingga pemakai program dan
programmer mempunyai pengertian yang sama tentang data yang digunakan dalam
program. Kamus data biasanya menguraikan setiap item data yang digunakan
pada bentuk masukan, bentuk keluaran, dan diuraikan dalam bentuk notasi
data.
Fungsi kamus data adalah :
1. Alat komunikasi antara user dan programmer tentang data dalam
program.
2. Untuk merancang input atau output, laporan, serta database yang
digunakan dalam program.
Dalam perancangan sebuah sistem, kamus data dibuat berdasarkan arus
data yang ada di DAD. Dikarenakan arus data bersifat global, maka
keterangan lebih lanjut tentang struktur data dari suatu arus data
diterangkan secara terinci dalam kamus data. Untuk itulah maka kamus data
harus berisi hal-hal dibawah ini :
1. Nama Arus Data
Karena kamus data dibuat berdasarkan arus data yang mengalir di DAD,
maka nama arus data harus dicatat di kamus data untuk memudahkan para
pembaca yang ingin mengetahui penjelasan lebih lanjut tentang arus data
tertentu di DAD.
2. Alias
Alias atau nama lain dari data dapat dituliskan bila nama lain ini ada,
jika tidak maka tidak perlu dituliskan. Alias perlu dituliskan karena
data yang sama mempunyai nama yang berbeda untuk orang atau departemen
satu dengan yang lainnya. Misalnya bagian pembuat faktur dan pelanggan
menyebut bukti penjualan sebagai faktur, sedangkan bagian gudang
menyebutnya sebagai tembusan permintaan persediaan. Baik faktur dan
tembusan permintaan ini mempunyai struktur data yang sama, tetapi
memiliki alias atau nama lain yang berbeda.
3. Bentuk Data
Bentuk dari data yang mengalir dapat berupa dokumen dasar, dokumen
hasil cetakan komputer, laporan tercetak dll. Bentuk dari data ini
perlu dicatat karena dapat digunakan untuk mengelompokan kamus data ke
dalam kegunaannya sewaktu perancangan sistem.
4. Arus Data
Arus data menunjukkan dari mana data mengalir dan kemana data akan
menuju. Keterangan arus data ini perlu dicatat di kamus data untuk
memudahkan mencari arus data ini di DAD.
5. Penjelasan
Untuk memperjelas lagi tentang makna dari arus yang dicatat dikamus
data, maka bagian penjelasan dapat diisi dengan keterangan tentang arus
data tersebut.
6. Periode
Periode ini menunjukkan kapan terjadinya arus data. Periode perlu
dicatat di kamus data karena data digunakan untuk mengidentifikasi,
kapan input data harus dimasukkan ke sistem, kapan proses harus
dilakukan dan kapan laporan harus dihasilkan.
7. Volume
Volume yang harus dicatat adalah volume rata-rata arus data yang harus
mengalir dalam periode waktu tertentu dan volume puncak. Volume rata-
rata menunjukkan banyaknya arus data yang mengalir dalam suatu periode
tertentu, sedangkan volume puncak menunjukan volume yang terbanyak.
8. Struktur Data
Sruktur data menunjukkan arus data yang dicatat di kamus data terdiri
dari item-item apa saja.
Dalam pembangunan sebuah program, biasanya kamus data hanya
menjelaskan tentang struktur data yang dipakai dalam program tersebut.
Untuk menjelaskan informasi tentang struktur data yang dipakai maka
biasanya digunakan notasi-notasi tertentu. Notasi atau simbol yang
digunakan dibagi menjadi dua macam yaitu sebagai berikut :
1. Notasi Tipe Data
Notasi ini digunakan untuk membuat spesifikasi format input maupun
output suatu data. Notasi yang umum digunakan antara lain adalah :
Tabel II.1. Notasi Tipe Data
"NOTASI "KETERANGAN "
"X "Setiap karakter "
"9 "Angka numerik "
"A "Karakter Alphabet "
"Z "Angka nol ditampilkan sebagai spasi kosong "
". "Titik, sebagai pemisah ribuan "
", "Koma, sebagai pemisah pecahan "
"- "Hypen, sebagai tanda penghubung "
"/ "Slash, sebagai tanda pembagi "
2. Notasi Struktur Data
Notasi ini digunakan untuk membuat spesifikasi elemen data. Dimana
notasi yang umum digunakan sebagai berikut :
Tabel II.2. Notasi Struktur Data
"NOTASI "KETERANGAN "
"= "Terdiri dari "
"+ "And (dan) "
"( ) "Pilihan (boleh Ya atau Tidak) "
"[ ] "Pilih salah satu pilihan "
"{ } "Iterasi / pengulangan proses "
"" "Pemisah pilihan didalam tanda [ ] "
"* "Keterangan atau catatan "
"@ "Petunjuk (key field) "
C. Teknik Pengkodean
Kode digunakan untuk tujuan mengklasifikasi data, memasukkan data ke
dalam komputer dan untuk mengambil bermacam-macam informasi yang
berhubungan dengannya. Kode dapat dibentuk dari kumpulan angka, huruf, dan
karakter-karakter khusus, didalam merancang suatu kode harus diperhatikan
beberapa hal, yaitu sebagai berikut :
1. Harus Mudah Diingat
Agar kode mudah diingat, maka dapat dilakukan dengan cara dapat
menghubungkan kode tersebut dengan obyek yang diwakili dengn kodenya.
2. Harus Unik
Kode harus unik untuk masing-masing item yang diwakilinya. Unik berarti
tidak ada kode yang kembar.
3. Harus Fleksibel
Kode harus fleksibel sehingga memungkinkan perubahan-perubahan atau
penambahan item baru dapat tetap diwakili oleh kode.
4. Harus Efisien
Kode harus sependek mungkin, sehingga mudah diingat dan juga akan
efisien bila direkam atau disimpan di komputer.
5. Harus Konsisten
Kode harus konsisten dengan kode yang telah dipergunakan.
6. Harus Distandarisasi
Kode harus distandarisasi untuk seluruh tingkatan dan departemen dalam
organisasi. Kode yang tidak standar akan mengakibatkan kebingungan,
salah pengertian dan dapat cenderung terjadi kesalahan pemakai begitu
juga dengan yang menggunakan kode tersebut.
7. Spasi Dihindari
Spasi dalam kode sebaiknya di hindari, karena dapat menyebabkan
kesalahan di dalam menggunakannya.
8. Hindari Karakter yang Mirip
Karakter-karakter yang hampir serupa bentuk dan bunyi pengucapannya
sebaiknya tidak digunakan dalam kode.
9. Panjang Kode Harus Sama
Masing-masing kode yang sejenis harus mempunyai panjang yang sama.
Ada beberapa macam tipe kode yang dapat digunakan di dalam sistem
informasi diantarnya yaitu :
a. Kode mnemonik (Mnemonic Code)
Merupakan kode yang digunakan untuk tujuan mudah diingat. Kode ini
dibuat dengan dasar singkatan atau mengambil sebagian karakter dari
item yang akan diwakili dengan kode ini. Umumnya kode mnemonic
menggunakan huruf, akan tetapi dapat juga menggunakan gabungan huruf
atau angka, kebaikan kode ini adalah mudah diingat dan kelemahannya
kode dapat terlalu panjang.
Contoh :
PW Purwokerto
BMS Banyumas
b. Kode urut (Sequential Code)
Merupakan kode yang nilainya urut antara satu kode dengan kode
berikutnya. Kebaikan dari kode ini adalah sangat sederhana, mudah
diterapkan, kode dapat pendek tapi unik, mudah dicari, baik untuk
pengendalian. Kelemahan kode ini antara lain penambahan kode hanya
dapat ditambahkan pada akhir urutan dan tidak dapat disisipkan, tidak
mempunyai dasar logika tentang informasi item yang diwakilinya, tidak
fleksibel bila terjadi perubahan kode.
Contoh :
001 Kas
002 Utang dagang
003 Persediaan barang
004 Biaya dibayar dimuka
c. Kode Blok (Block Code)
Mengklasifikasikan item kedalam kelompok blok tertentu yang
mencerminkan satu klasifikasi tertentu atas dasar pemakaian maksimum
yang diharapakan. Kebaikan dari kode ini antara lain nilai dari kode
mempunyai arti, mudah diperluas, kode dapat ditambah atau dibuang
sebagian, proses pembuatan laporan keuangan dapat dilakukan dengan
lebih mudah. Kelemahan dari kode ini adalah panjang kode tergantung
dari jumlah bloknya, kurang mudah diingat.
Contoh :
Rekening-rekening dalan buku besar
"Blok "Kelompok "
"1000-1999 "Aktiva "
" "lancar "
"2000-2999 "Aktiva tetap"
"3000-3999 "Hutang "
" "lancar "
d. Kode Kelompok (Group Code)
Kode kelompok merupakan kode yang berdasarkan field-field dan tiap-tiap
field kode mempunyai arti tertentu. Kebaikan kode ini antara lain nilai
dari kode mempunyai arti, mudah diperluas, dapat ditambah atau dibuang
sebagian, dapat menunjukan jenjang dari data, kelemahan kode ini adalah
kode dapat menjadi panjang.
Contoh :
X X – X X – X X X
Nomor urut transaksi
Bulan terjadinya transaksi
Tahun terjadinya transaksi
e. Kode Desimal (Decimal Code)
Mengklasifikasikan kode atas dasar sepuluh unit angka desimal dimulai
dari angka nol (0) sampai dengan angka sembilan (9) atau sepuluh (10)
sampai dengan (99), tergantung dari banyaknya kelompok.
Contoh :
0600 Akuntansi penyusutan
0601 Akumulasi penyusutan gedung
0602 Akumulasi penyusutan mesin
0603 Akumulasi penyusutan peralatan.
BAB III
ANALISA SISTEM BERJALAN
3.1. Umum
Organisasi Direktorat Jenderal Pajak pada mulanya merupakan perpaduan
dari beberapa unit organisasi yaitu, Jawatan Pajak yang bertugas
melaksanakan pemungutan pajak berdasarkan perundang-undangan dan melakukan
tugas pemeriksaan kas Bendaharawan Pemerintah, Jawatan Lelang yang bertugas
melakukan pelelangan terhadap barang-barang sitaan guna pelunasan piutang
pajak Negara, Jawatan Akuntan Pajak yang bertugas membantu Jawatan Pajak
untuk melaksanakan pemeriksaan pajak terhadap pembukuan Wajib Pajak Badan
dan Jawatan Pajak Hasil Bumi (Direktorat Iuran Pembangunan Daerah pada
Ditjen Moneter) yang bertugas melakukan pungutan pajak hasil bumi dan pajak
atas tanah yang pada tahun 1963 dirubah menjadi Direktorat Pajak Hasil Bumi
dan kemudian pada tahun 1965 berubah lagi menjadi Direktorat Iuran
Pembangunan Daerah (IPEDA). Dengan keputusan Presiden RI No. 12 tahun 1976
tanggal 27 Maret 1976, Direktorat Ipeda diserahkan dari Direktorat Jenderal
Moneter kepada Direktorat Jenderal Pajak. Pada tanggal 27 Desember 1985
melalui Undang-undang RI No. 12 tahun 1985 Direktorat IPEDA berganti nama
menjadi Direktorat Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Demikian juga unit kantor
di daerah yang semula bernama Inspeksi Ipeda diganti menjadi Inspeksi Pajak
Bumi dan Bangunan, Kantor Dinas Luar Ipeda diganti menjadi Kantor Dinas
Luar PBB.
Inspektorat Daerah ini kemudian menjadi Kanwil Ditjen Pajak (Kantor
Wilayah) seperti yang ada sekarang ini.
3.2. Tinjauan Perusahaan
Tinjauan terhadap Perusahaan secara umum untuk mendukung jalannya
suatu sistem organisasi agar sistem dapat berjalan dengan lebih terencana,
terarah, dan sesuai dengan peraturan yang harus dipenuhi oleh sistem itu
sendiri.
Sedangkan secara khusus untuk menjalankan tugasnya dengan lebih
terarah sesuai dengan peraturan yang telah ada.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 132/PMK.01/2006
tanggal 22 Desember 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi
Vertikal Direktorat Jenderal Pajak sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 55/PMK.01/2007, Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Purwokerto mempunyai tugas melaksanakan penyuluhan, pelayanan, dan
pengawasan Wajib Pajak di bidang Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan
Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, Pajak Tidak Langsung Lainnya,
Pajak Bumi dan Bangunan serta Bea Perolehan Hak atas Tanah dan bangunan
dalam wewenangnya berdasarkan perundang-undangan yang berlaku.
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Purwokerto dibentuk dalam rangka
meningkatkan pelayanan dan pengawasan kepada Wajib Pajak. kegiatan
pelayanan kepada Wajib Pajak yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Purwokerto meliputi :
1. Pendaftaran Wajib Pajak dan Pengukuhan sebagai Pengusaha Kena Pajak.
2. Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak dan Pencabutan sebagai
Pengusaha
Kena Pajak.
3. Pendaftaran dan Mutasi Objek Pajak.
4. Pengelolaan Surat Pemberitahuan.
5. Pemeriksaan dan Penetapan.
6. Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak, dan
7. Penagihan dan Penghapusan Piutang Pajak.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Purwokerto menyelenggarakan fungsi sebagai berikut
:
1. Pengumpulan, pencarian dan pengolahan data, pengamatan potensi
perpajakan, penyajian informasi perpajakan, pendataan objek dan subjek
pajak, serta penilaian objek Pajak Bumi dan Bangunan.
2. Penetapan dan penertiban produk hukum perpajakan.
3. Pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan
pengolahan Surat Pemberitahuan, serta penerimaan surat lainnya.
4. Penyuluhan perpajakan.
5. Pelaksanaan registrasi Wajib Pajak.
6. Pelaksanaan ekstensifikasi.
7. Penatausahaan piutang pajak dan pelaksanaan penagihan.
8. Pelaksanaan pemeriksaan pajak.
9. Pengawasan dan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak.
10. Pelaksanaan konsultasi perpajakan.
11. Pelaksanaan intensifikasi.
12. Pembetulan ketetapan pajak.
13. Pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan serta Bea Perolehan Hak atas Tanah
atau Bangunan.
14. Pelaksanaan administrasi kantor.
Tugas pokok dan fungsi yang diperankan oleh Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Purwokerto merupakan mandat dari Direktorat Jenderal Pajak berupa
pencapaian target penerimaan negara dari sektor perpajakan. Oleh karena
itu, Kantor Pelayanan Pajak Pratama Purwokerto berusaha menjadi aparat yang
accountable yang mampu mejalankan tugas secara berdaya guna dan berhasil
guna, bersih dari berbagai bentuk penyalahgunaan wewenang.
3.2.1. Sejarah Perusahaan
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Purwokerto merupakan hasil
reorganisasi di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak berdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 132/PMK.01/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 55/PMK.01/2007, serta sesuai dengan
Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-112/PJ/2007 tanggal 9 Agustus
2007 tentang Penerapan Organisasi, Tata Kerja, dan Saat Mulai Beroperasinya
Kantor Pelayanan Pajak Pratama dan Kantor Pelayanan, Penyuluhan dan
Konsultasi Perpajakan di lingkungan Kantor Wilayah DJP Purwokerto, Kantor
Wilayah DJP Jawa tengah I, dan mulai beroperasi tanggal 14 Agustus 2007.
Wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Purwokerto sesuai dengan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 55/PMK.01/2007 tanggal 31 Mei 2007 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 132/PMK.01/2006 tentang
Organisasi dan tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak
adalah sebagai berikut :
1. Kecamatan Purwokerto Utara.
2. Kecamatan Purwokerto Barat.
3. Kecamatan Purwokerto Timur.
4. Kecamatan Purwokerto Selatan.
5. Kecamatan Kembaran.
6. Kecamatan baturraden.
7. Kecamatan Ajibarang.
8. Kecamatan Patikraja.
9. Kecamatan Wangon.
10. Kecamatan Sokaraja
Dalam menjalankan pekerjaannya Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Purwokerto memiliki visi dan misi:
Visi
Menjadi model pelayanan masyarakat yang menyelenggarakan sistem dan
manajemen perpajakan kelas dunia yang dipercaya dan dibanggakan masyarakat.
Misi
Menghimpun penerimaan negara dari sektor pajak yang mampu menunjang
kemandirian pembiayaan pemerintah berdasarkan Undang-undang Perpajakan
dengan tingkat efektivitas dan efisiensi yang tinggi.
3.2.2. Struktur Organisasi dan Fungsi
Sebelum penulis menguraikan tentang pembagian tugas Untuk mengolah
Perusahaan dengan baik dan optimal, Perusahaan menerapkan manajemen yang
dituangkan dalam bentuk Struktur Organisasi merupakan sarana yang sangat
penting untuk menjalankan fungsinya.
Struktur Organisasi menunjukan kerangka dan susunan pola tahap
hubungan-hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisi maupun
orang-orang yang menunjukan kedudukannya, serta tugas-tugas, wewenang-
wewenang dan tanggung jawab didalam organisasi.
Adapun bentuk Struktur Organisasi yang dimiliki KANTOR PELAYANAN PAJAK
PRATAMA PURWOKERTO seperti gambar bagan berikut:
Sumber : Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Gambar III.1.
Struktur Organisasi
Secara umum tugas kepala kantor dan masing – masing seksi KPP Pratama
Purwokerto adalah sebagai berikut :
1. Kepala kantor KPP Pratama
Mempunyai tugas mengkoordinasikan pelaksanaan penyuluhan, pelayanan,
dan pengawasan wajib pajak di bidang pajak penghasilan, pajak tidak
langsung lainnya, dan pajak bumi dan bangunan dan bea perolehan hak
atas tanah dan bangunan dalam wilayah wewenangnya berdasarkan
peraturan perundang undangan yang berlaku.
2. Sub bagian Umum
Membantu dan menunjang tugas kepala kantor dalam mengkoordinasikan
tugas dan fungsi pelayanan Subbagian Umum, yaitu :
a. Penerimaan dokumen di KPP.
b. Pemrosesan dan penatausahaan dokumen masuk di subbagian umum.
c. Penyampaian dokumen di KPP.
d. Pelaksana pelantikan, sumpah dan serah terima jabatan serta
mengambil sumpah pegawai negeri sipil.
e. Permintaan pengujian kesehatan pegawai.
f. Pembuatan Kartu Tanda Pengenal pemeriksa.
g. Penyusunan laporan/Daftar Realisasi Anggaran Belanja.
3. Seksi Pengolahan Data dan Informasi
Membantu dan menunjang tugas kepala kantor dalam mengkoordinasikan
pengumpulan, pengolahan data pada Seksi Pengolahan Data dan Informasi,
yaitu :
a. Pemrosesan dan penatausahaan dokumen masuk di Seksi PDI.
b. Penatausahaan alat keterangan.
c. Pembentukan bank data.
d. Pemanfaatan bank data.
e. Pembuatan dan penyampaian Surat Perhitungan (SPH) kirim ke
kantor pelayanan pajak lain.
f. Penyusunan rencana penerimaan pajak berdasarkan potensi pajak,
perkembangan ekonomi dan keuangan.
4. Seksi Pelayanan
Membantu tugas kepala kantor dalam mengkoordinasikan penetapan dan
penerbitan produk hukum perpajakan pada Seksi Pelayanan, yaitu :
a. Pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak.
b. Penatausahaan surat, dokumen dan laporan wajib pajak.
c. Perubahan identitas wajib pajak.
d. Penyelesaian Permohonan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak.
e. Penyelesaian pemindahan wajib pajak di kantor pelayanan pajak
lama.
5. Seksi Penagihan
Membantu tugas kepala kantor dalam mengkoordinasikan pelaksanaan dan
penatausahaan penagihan aktif, piutang pajak, penundaan dan angsuran
tunggakan pajak, usulan penghapusan piutang pajak sesuai peraturan
yang berlaku.
6. Seksi Pemeriksaan
Membantu tugas kepala kantor dalam mengkoordinasikan pelaksanaan
penyusunan rencana pemeriksaan, pengawasan pelaksanaan aturan
pemeriksaan, penerbitan dan penyaluran Surat Perintah Pemeriksaan
Pajak serta administrasi pemeriksaan perpajakan lainnya.
7. Seksi Ekstensifikasi
Membantu tugas kepala kantor dalam mengkoordinasikan pelaksanaan dan
penatausahaan pengamatan potensi perpajakan, pendataan objek dan
subjek pajak, dan kegiatan ekstentifikasin perpajakan sesuai ketentuan
yang berlaku.
8. Seksi Pengawasan dan Konsultasi I, II, III, IV
Membantu tugas kepala kantor dalam mengkoordinasikan pengawasan
kepatuhan kewajiban perpajakan wajib pajak pada Seksi Pengawasan dan
Konsultasi, yaitu :
a. Pemrosesan dan penatausahaan dokumen masuk di Seksi Pengawasan
dan Konsultasi.
b. Penerbitan Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak (SPMKP).
c. Penerbitan Surat Perintah Membayar Imbalan Bunga (SPMIB).
d. Penyelesaian permohonan perubahan metode pembukuan.
e. Penetapan wajib pajak
9. Kelompok Jabatan Fungsional
Pejabat Fungsional terdiri atas Pejabat Fungsional Pemeriksa dan
Pejabat Fungsional yang bertanggung jawab secara langsung kepada kepala KPP
Pratama. Dalam melaksanakan pekerjaannya, pejabat fungsional pemeriksa
berkoordinasi dengan seksi pemeriksaan, sedangkan pejabat fungsional
Penilai berkoordinasi dengan seksi ekstensifikasi.
3.3. Prosedur Sistem Berjalan
Untuk lebih memahami Prosedur sistem berjalan Pendaftaran NPWP Orang
Pribadi pada KPP Pratama Purwokerto, penulis akan menguraikan proses
pelaksanaannya yaitu sebagai berikut :
1. Prosedur Penyerahan berkas
Wajib pajak datang langsung ke KPP Pratama Purwokerto, mengambil
formulir pendaftaran yg telah disediakan di Tempat Pelayanan Terpadu, lalu
mengisi dan menandatangani formulir permohonan pendaftaran Wajib Pajak,
setelah itu wajib pajak mengajukan berkas permohonan kepada Pelaksana Seksi
Pelayanan dengan menggunakan formulir permohonan pendaftaran beserta foto
copy KTP sebagai persyaratan untuk wajib pajak Orang Pribadi bagi penduduk
indonesia dan paspor bagi orang asing.
2. Prosedur Pemeriksaan berkas
Berdasarkan berkas permohonan Wajib Pajak Orang Pribadi, Pelaksana
seksi pelayanan lalu mengecek Formulir Permohonan Pendaftaran Wajib Pajak
yang telah di isi oleh calon Wajib Pajak beserta kelengkapan
persyaratannya. Dalam hal berkas permohonan belum lengkap, dihimbau kepada
Wajib Pajak untuk melengkapinya. Dalam hal berkas permohonan sudah lengkap,
Pelaksana seksi pelayanan akan merekam data ke dalam e-registration.
3. Prosedur Pembuatan NPWP Orang Pribadi
Setelah merekam data ke dalam e-registration selesai, pelaksana seksi
pelayanan lalu mencetak Surat Keterangan Terdaftar (SKT) dan Kartu NPWP
kemudian menyerahkannya ke Kepala Seksi Pelayanan untuk ditandatangani.
Setelah itu Pelaksana Seksi Pelayanan menerima dokumen yang telah
ditandatangani, memberi stempel kantor, memisahkan dokumen yang berupa
Surat Keterangan Terdaftar (SKT), Formulir Permohonan Wajib Pajak dan foto
copy KTP untuk arsip Berkas Induk Wajib Pajak. Surat Keterangan Terdaftar
(SKT) beserta Kartu NPWP diserahkan kepada Wajib Pajak.
SKT diterbitkan dalam dua rangkap :
Lembar ke-1 : Untuk Wajib Pajak.
Lembar ke-2 : Untuk arsip Kantor Pelayanan Pajak.
4. Prosedur Laporan Bulanan Pendaftaran NPWP Orang Pribadi
Pelaksana Seksi Pelayanan membuat laporan bulanan berdasarkan jumlah
Wajib Pajak yang melakukan Pendaftaran Wajib Pajak Orang Pribadi yang
terdapat pada sistem e-Registration dan rincian semua bukti seperti Surat
Keterangan Terdaftar yang diarsipkan Induk Wajib Pajak. Setelah selesai
laporan diserahkan ke Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Purwokerto.
3.4. Diagram Alir Data Sistem Berjalan
Pembahasan mengenai sistem berjalan pada Seksi Pelayanan di
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Purwokerto divisualisasikan dalam bentuk
Diagram Alir Data sebagai berikut :
Fc KTP, FPPWPOP + isi
SKT (1), NPWP, FPPWPOP, himbauan
SKT (R2) (acc),
NPWP
Laporan Pendaftaran
Pendaftaran Wajib NPWP OP
SKT (R2), NPWP
Gambar III.2.
Diagram Konteks Sistem Berjalan
Keterangan :
FPPWPOP = Formulir Permohonan Pendaftaran Wajib Pajak Orang Pribadi
SKT (R2) = Surat Keterangan Terdaftar yang terdiri dari 2 rangkap
SKT (1) = Surat Keterangan Terdaftar rangkap pertama
NPWP = Nomor Pokok Wajib Pajak
Fc KTP, FPPWPOP + isi (acc)
FPPWPOP
FPPWPOP + isi (acc)
Himbauan Kelengkapan Berkas
Data Wajib Pajak
FPPWPOP+isi (acc), FcKTP
e-Registration
SKT (R2), NPWP
Data Wajib Pajak
SKT (R2)
(acc), NPWP
SKT
(1), NPWP SKT (2),
FPPWPOP, Fc KTP
Arsip Induk Wajib Pajak
Laporan Pendaftaran NPWP
OP Data
NPWP
Jumlah Wajib Pajak
Gambar III.3.
Diagram Nol Sistem Berjalan
Keterangan :
FPPWPOP = Formulir Permmohonan Pendaftaran Wajib Pajak Orang Pribadi
SKT (R2) = Surat Keterangan Terdaftar yang terdiri dari 2 rangkap
SKT (1) = Surat Keterangan Terdaftar rangkap pertama
SKT (2) = Surat Keterangan Terdaftar rangkap kedua
NPWP = Nomor Pokok Wajib Pajak
e-
Registration
FPPWPOP+isi (acc), Fc KTP
SKT (R2), NPWP
Data Wajib Pajak
FPPWPOP
SKT (R2) (acc ), NPWP
SKT (R2) (acc), NPWP, FPPWPOP
SKT (R2) (acc), NPWP
SKT (2) (acc), Fc KTP,
FPPWPOP
Arsip Indul Wajib Pajak
SKT (1) (acc), NPWP
SKT (1) (acc), NPWP
Gambar III.4.
Diagram Detail Sistem Berjalan 3.0
Keterangan :
SKT (R2) = Surat Keterangan Terdaftar yang terdiri dari 2 rangkap
SKT (1) = Surat Keterangan Terdaftar rangkap pertama
SKT (2) = Surat Keterangan Terdaftar rangkap kedua
NPWP = Nomor Pokok Wajib Pajak
5. Kamus Data Sistem Berjalan
1. Dokumen Masukan (input)
a. Nama Arus Data : FPPWPOP
Alias : Formulir Permohonan Pendaftaran Wajib Pajak Orang
Pribadi
Bentuk Dokumen : Cetakan Manual
Arus Data : Wajib Pajak – Proses 1.0
Proses 1.0 – Wajib Pajak
Wajib Pajak – Proses 2.0
Proses 2.0 – e-registration
Penjelasan : Digunakan untuk mengisi Data
dan Identitas Wajib Pajak
Periode : Setiap bulan
Volume : Rata-rata 3680 / bulan
Puncak 7600 / bulan
Struktur Data = Header + Isi + Footer
Header = nm_instansi + kantor_wilayah +
kantor_pajak + npwp_diisi_oleh_petugas
Isi = gelar + nm + ttl +
alamat_tempat_tinggal_sekarang + no_tlp +
no_handphone + email + pekerjaan +
alamat_pekerjaan + merk_dagang_usaha
Keterangan : status = [belum I sudah]
kebangsaan = [indonesia I asing]
pekerjaan = [ PNS I TNI I
BUMN I pegawai_swasta I pegawai_lepas
I usaha_sendiri]
pengajuan_permohonan = [ya I tidak]
ttl = [dd_mm_yyyy]
Foother = ttd_petugas + tanggal + ttd_
pemohon
b. Nama Arus Data : Fc KTP
Alias : Foto copy Kartu Tanda Penduduk
Bentuk Dokumen : Cetakan Komputer
Arus Data : Wajib Pajak – Proses 1.0
Proses 2.0 – Proses 3.0
Proses 3.0 – Arsip Induk Wajib Pajak
Penjelasan : Digunakan sebagai kartu
identitas Wajib Pajak
Periode : Setiap bulan
Volume : Rata-rata 3680 / bulan
Puncak 7600 / bulan
Struktur Data = Header + Isi + Footer
Header = provinsi + daerah
Isi = nomor_ktp + nama_lengkap +
jenis_kelamin + golongan_darah +
tempat/tgl.lahir + status_perkawinan + agama
+ pekerjaan + alamat + rt/rw + kelurahan/desa +
kecamatan + berlaku_hingga
Footer = ttd_pemilik + ttd_camat + cap
2. Dokumen Keluaran (Output)
a. Nama Arus Data : SKT
Alias : Surat Keterangan Terdaftar
Bentuk Dokumen : Cetakan Komputer
Arus Data : Proses 3.0 – Kepala
Seksi Pelayanan
Kepala Seksi Pelayanan – Proses
3.0
Proses 3.0 – Wajib Pajak
Proses 3.0 – Arsip Induk Wajib
Pajak
Penjelasan : Digunakan sebagai bukti
bahwa Wajib Pajak tersebut telah
terdaftar pada Tata Usaha
Periode : Setiap bulan
Volume : Rata-rata 3680 / bulan
Puncak 7600 / bulan
Struktur Data = Header + Isi + Footer
Header = logo_perusahaan +
nama_perusahaan + alamat_perusahaan + judu l+
no_skt + undang_undang
Isi = nama + NPWP + KLU
+ alamat + merk/akronim + status_modal +
status_usaha
Keterangan =
kewajiban_pajak = [PPh_pasal_25 I
PPh_pasal_4(2) I PPh_pasal_19 I
PPh_pasal_29 I PPh_pasal_21 I
PPh_pasal_15 I PPh_pasal_23 I
PPh_pasal_26 I PPh_pasal_22]
Footer = tanggal + stempel +
ttd_kepala_seksi_pelayanan + nip + no_register
b. Nama Arus Data : NPWP
Alias : Nomor Pokok Wajib
Pajak
Bentuk Dokumen : Kartu
Arus Data : Proses 3.0 –
Kepala Seksi Pelayanan
Kepala Seksi Pelayanan – Proses
3.0
Proses 3.0 – Wajib Pajak
Penjelasan : Digunakan sebagai
tanda bukti bahwa Wajib Pajak tersebut telah
terdaftar nama dan nomornya sebagai Wajib
Pajak di Departemen Keuangan Republik Indonesia
Direktorat Jenderal Pajak
Periode : Setiap bulan
Volume : Rata-rata 3680 / bulan
Puncak 7600 / bulan
Struktur Data = Header + Isi
Header = nama_perusahaan +
logo_perusshaan
Isi = npwp + nama_wajib_pajak + alamat +
tanggal_terdaftar
Keterangan = Tanggal_terdaftar =
[dd_mm_yyyy]
3.6. Spesifikasi Sistem Berjalan
Untuk dapat menganalisa dan mendesain suatu sistem baru, maka penulis
harus mempelajari dokumen-dokumen yang ada yang digunakan dalam sistem yang
telah berjalan saat ini. Spesifikasi merupakan suatu rancangan dari suatu
sistem untuk memberikan gambaran secara umum tentang sistem yang sudah ada
didalam suatu organisasi atau perusahaan. Pada spesifikasi sistem
berjalan, terdapat dokumen-dokumen yang digunakan dalam proses pencatatan
datanya. Dokumen-dokumen tersebut meliputi dokumen masukan (input) dan
dokumen keluaran (output).
3.6.1. Spesifikasi Bentuk Dokumen Masukan (input)
Dokumen input pada penulisan ini adalah semua bentuk dokumen yang
masuk ke sebuah sistem perusahaan yang berasal dari lingkungan perusahaan
tersebut baik dari dalam maupun dari luar, yang berupa dokumen-dokumen yang
akan diolah dalam suatu proses agar dapat menghasilkan keluaran yang sesuai
dengan yang dinginkan. Adapun dokumen-dokumen masukan tersebut adalah :
1. Nama Dokumen : Formulir Permohonan Pendaftaran Wajib Pajak
Fungsi : Untuk mengisi Data dan Identitas Wajib Pajak
Sumber : Tempat Pelayanan Terpadu
Tujuan : Wajib Pajak
Media : Kertas
Jumlah Rangkap : 1 Lembar
Frekuensi : Setiap ada pendaftaran pembuatan NPWP
Bentuk : Lampiran A-01
2. Nama Dokumen : Kartu Tanda Penduduk
Fungsi : Sebagai persyaratan utama pendaftaran NPWP
Sumber : Wajib Pajak
Tujuan : Pelaksana Seksi Pelayanan
Media : Kertas
Jumlah Rangkap : 1 Lembar
Frekuensi : Setiap ada pendaftaran Wajib Pajak baru
Bentuk : Lampiran A-02
3.6.2. Spesifikasi Bentuk Dokumen Keluaran
Dokumen keluaran dihasilkan berdasarkan hasil pengolahan dari dokumen
masukan. Adapun bentuk dokumen yang dihasilkan adalah sebagai berikut :
1. Nama Dokumen : Surat Keterangan Terdaftar
Fungsi : Sebagai bukti bahwa Wajib Pajak tersebut telah terdaftar
pada Tata Usaha
Sumber : Pelaksana Seksi Pelayanan
Tujuan : Kepala Seksi Pelayanan dan Wajib Pajak
Media : Kertas
Jumlah Rangkap : 2 Lembar
Frekuensi : Setiap ada pendaftaran Wajib Pajak baru
Bentuk : Lampiran B-01
2. Nama Dokumen : Nomor Pokok Wajib Pajak
Fungsi : Sebagai tanda bukti bahwa Wajib Pajak tersebut telah
terdaftar nama dan nomornya sebagai Wajib Pajak di
Departemen Keuangan Republik Indonesia Direktorat
Jenderal Pajak
Sumber : Pelaksana Seksi Pelayanan
Tujuan : Kepala Seksi Pelayanan dan Wajib Pajak
Media : Kartu
Jumlah Rangkap : 1 Lembar
Frekuensi : Setiap ada pendaftaran Wajib Pajak baru
Bentuk : Lampiran B-02
3.6.3. Spesifikasi File
Terdiri dari file-file guna untuk menyimpan atau proses pengolahan
data.
1. Nama file : Data Wajib Pajak
Akronim : wajibpajak.orc
Fungsi file : Menyimpan data WP
Tipe file : File Master
Panjang record: 296 karakter
Akses file : Sequential
Organisasi file : Index Sequential
Media file : Hard disk
Record Key : NPWP_Pusat
Software : Oracle
Tabel III.3.
Spesifikasi File Data Wajib Pajak
"Field "Akronim "Type "Size "Ket "
"Titel / Gelar "Titel "Text "9 " "
"Nama WP "Nm_wp "Text "50 " "
"Alamat tempat "Alamat "Text "50 " "
"tinggal " " " " "
"Status Usaha "St_ush "Text "8 " "
"NPWP Pusat "Npwp_pst "Int "15 "Primary Key"
"Jenis Usaha "Jns_ush "Text "50 " "
"Kode jenis Usaha "Kd_jns_ush "Text "5 " "
"Alamat tempat usaha"Alt_tmt_ush "Text "50 " "
"Kewajiban Pajak "Kwjb_pjk "Int "11 " "
Tabel III.3.
Spesifikasi File Data Wajib Pajak Lanjutan
"Field "Akronim "Type "Size "Ket "
"Status sebagai PKP"Sts_sbg_pkp "Text "2 " "
"Telepon/faksimile "Tlp "Int "15 " "
"Tempat Lahir "Tmpt "Text "15 " "
"Tanggal lahir "Tgl_lahir "Int "8 " "
"Kartu pengenal "Krt_pengenal "Text "6 " "
"Kebangsaan "Kebangsaan "Text "2 " "
"Merk dagang "Mrk_dgng "Text "50 " "
3.6.4. Spesifikasi Program
Spesifikasi program yang dibuat penulis adalah sebagai berikut :
1. Nama Program : Login Petugas Pajak
Akronim : login.orc
Fungsi : Sebagai kunci masuk kedalam aplikasi
program dan juga sebagai keamanan data program.
Bahasa Program : Oracle
Bentuk Lampiran : Lampiran C1
Penjelasan
a. Plilh button login untuk masuk ke menu.
2. Nama Program : Menu Utama
Akronim : Menu.orc
Fungsi : Untuk menampilkan menu – menu program
yang tersedia
Bahasa Program : Oracle
Bentuk Lampiran : Lampiran C2
Penjelasan
a. Pada Menu Utama terdapat menu Wajib Pajak, Notifikasi, Ubah
account,Link account NPWP, Membuat Dokumen, Cetak Dokumen
Internal, Account dengan NPWP tidak Valid, dan Cetak kartu NPWP.
b. Klik Wajib Pajak untuk Registrasi NPWP, Registrasi NPWP secara
jabatan, Perubahan data, Registrasi PKP, Penghapusan NPWP,
Pencabutan PKP.
3. Nama Program : Wajib Pajak
Akronim : WP.orc
Fungsi : Untuk melakukan Registrasi Pembuatan NPWP
Bahasa Program : Oracle
Bentuk Lampira : Lampiran C2
Penjelasan
a. Klik Registrasi NPWP untuk jenis Wajib Pajak yang akan didaftarkan.
b. Klik Orang Pribadi untuk Wajib Pajak Orang Pribadi.
c. Klik LANJUT untuk melanjutkan registrasi Wajib Pajak sesuai jenis
Wajib Pajak yang dipilih.
4. Nama Program : Registrasi WP Orang Pribadi
Akronim : RegistrasiWP.orc
Fungsi : untuk menginput data WP Orang Pribadi.
Bahasa Program : Oracle
Bentuk Lampiran : Lampiran C3
Penjelasan
a. Klik Identitas Umum untuk Menginput data WP.
b. Klik Icon yang terletak di kolom Kode Jenis Usaha untuk mengisi
Kode Wilayah.
c. Klik icon yang terletak di baris Jenis Usaha/Pekerjaan Bebas
untuk mengisi jenis usaha.
d. Klik Korespondensi untuk mengisi korespondensi.
e. Klik chekbox di baris alamat maka alamat korespondensi akan otomatis
disamakan dengan alamat tempat tinggal.
f. Klik icon yang terletak di baris kode wilayah untuk mengisi kode
wilayah
g. Klik Wajib Pajak Orang Pribadi untuk mengisi data Wajib Pajak Orang
Pribadi.
h. Klik SIMPAN untuk menyimpan semua data Wajib Pajak.
i. Klik Batal untuk membatalkan proses registrasi.
3.6.5. Struktur Kode
9 "9 "9 "9 "9 "9 "9 "9 "9 "9 "9 "9 "9 "9 "9 " "
Jenis WP Kode WP
No Cabang
Kode KPP tempat WP mendaftar
Angka Pengecekan untuk KPP
Contoh
4 "4 "3 "9 "0 "5 "2 "2 "9 "4 "0 "3 "0 "0 "0 " "
Keterangan :
44 = Jenis Wajib Pajak Orang Pribadi
390522 = Kode Wajib Pajak
9 = Angka Pengecekan untuk KPP Purwokerto
403 = Kode KPP tempat WP mendaftar
000 = No Cabang untuk KPP Purwokerto
3.7. Spesifikasi Sistem Komputer
Dalam spesifikasi sistem komputer ini akan dijelaskan mengenai
spesifikasisistem computer yang meliputi umum, perangkat keras, perangkat
lunak dan konfigurasi sistem komputer.
3.7.1. Umum
Untuk menunjang kebutuhan akan pengolahan data diperlukan komputer
sebagai alat bantu, karena kecepatan pengolahan data merupakan salah satu
kelebihan dari komputer serta sumber daya manusia yang menjalankan komputer
dan program-programnya. Komputer merupakan sistem elektronik untuk mengolah
data secara cepat dan tepat serta dirancang dan diorganisasikan supaya
secara otomatis menerima dan menyimpan data input, memprosesnya dan
menghasilkan output dibawah pengawasan suatu langkah-langkah instruksi
program yang tersimpan di memori. Dalam penggunaannya komputer memerlukan
program-program aplikasi yang sesuai untuk mengolah data sehingga dapat
menghasilkan sistem informasi yang lebih berkualitas. Sebuah sistem
informasi yang baik harus didukung oleh ketiga komponen-komponennya, antara
lain:
1. Hardware (perangkat keras) merupakan peralatan dari sistem
komputer yang secara fisik dapat terlihat dan dapat dijamah.
2. Software (perangkat lunak) merupakan program yang berisi perintah-
perintah untuk mengolah data.
3. Brainware merupakan manusia yang berperan dalam
mengoperasikan dan mengatur sistem komputer.
Ketiga komponen tersebut haruslah saling berhubungan dan membentuk
satu kesatuan. Hardware tanpa ada software tidak akan berfungsi seperti
yang diharapkan begitu pula dengan hardware yang didukung software tidak
akan berfungsi jika tidak ada brainware yang mengoperasikannya.
Dengan mempertimbakan hal tersebut diatas maka sarana pendukung sangat
dibutuhkan dalam sistem yang menerapkan komputerisasi agar sistem
komputerisasi yang telah dibuat dapat berkerja sesuai dengan yang
diharapkan.
3.7.2. Perangkat Keras (Hardware)
Sebuah sistem yang terkomputerisasi tidak terlepas dari masalah
perangkat keras yang akan digunakan dalam menjalankan software atau program
aplikasi yang akan digunakan. Keterpaduan antara perangkat keras yang ada
sangat dibutuhkan agar hasil kinerja dari sistem komputer dapat berjalan
semaksimal mungkin, hingga dapat dirasakan oleh pemakai sistem komputer
tersebut.
Perangkat keras tersebut terbagi atas tiga bagian utama yaitu:
1. Peralatan Masukan (Input Device)
2. CPU (Central Processing Unit)
3. Peralatan Keluaran (Output Device)
Dengan pertimbangan hal tersebut maka penulis memberikan spesifikasi
perangkat keras yang akan digunakan dalam proses komputerisasi, diantaranya
adalah sebagai berikut:
1. Proccesor : Pentium Core 2 duo
2. Disk : CD/DVD R
3. Memory (RAM) : 2 GB
4. Monitor : LCD 17"
5. Harddisk : 160 GB
6. Keyboard : Standart Keyboard
7. Printer : Fuji Xerox
8. Mouse : Standart Mouse
Spesifikasi tersebut di atas sangat memperhatikan perkembangan
teknologi di bidang komputer yanga sangat pesat sehingga untuk beberapa
tahun mendatang spesifikasi komputer tersebut masih dapat menunjukan hasil
kinerja yang baik.
3.7.3. Perangkat Lunak (Software)
Perangkat lunak atau software merupakan suatu rangkaian instruksi yang
tersusun secara teratur agar komputer dapat bekerja mengolah data dan
mendapatkan informasi yang dibutuhkan oleh user atau pemakai.
Adapun spesifikasi perangkat lunak yang dibutuhkan adalah paket
program yang digunakan yaitu oracle sebagai bahan program yang berbasis
Windows, diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi para pemakai dalam
menjalankan program sederhana ini. Kemudahan yang ada dalam oracle adalah
sebagai berikut:
1. Bahasa pemrograman oracle adalah program aplikasi yang berasal
dari bahasa java berbasis Windows yang merupakan pemrograman yang
berorientasi pada obyek.
2. Bahasa pemrograman oracle menggunakan bahasa yang cukup sederhana
yaitu menggunakan kata-kata dalam bahasa yang dapat diubah sesuai
bahasa yang kita inginkan.
Perangkat lunak secara fungsinya dibagi menjadi sistem operasi dan
paket program:
1. Sistem Operasi
Sistem operasi yang digunakan adalah sistem operasi yang
berbasis Windows sebab sistem operasi ini mampu menunjang program
aplikasi yang dibuat.
2. Paket Program
Paket program yang penulis gunakan dalam membuat KKP ini adalah
Oracle sebagai sarana pemrograman yang berbasis Windows yang
merupakan sarana pengembangan terakhir dari bahasa Basic. Perangkat
lunak yang digunakan oleh penulis dalam pembuatan KKP ini antara
lain menggunakan:
a. Sistem Operasi : Microsoft Windows 7
b. Paket Program : Oracle
c. Database : Ms Acces 2007
3.7.4. Konfigurasi Sistem Komputer
Sistem komputer secara umum terdiri dari tiga bagian yaitu: input,
proses dan output yang tidak dapat dipisahkan. Input device atau alat
masukan, merupakan alat yang secara langsung menjadi penghubung antara
pengguna dan komputernya juga sebagai alat yang digunakan untuk masukan
segala bentuk data maupun informasi yang nantinya akan diproses atau
dimanipulasi. Sebagai contoh alat masukan adalah keyboard.
Dari alat masukan dimana data yang dimasukan akan diperoleh atau
diproses lebih lanjut ditransfer kesebuah proses atau lebih dikenal dengan
nama CPU (Central Prosessing Unit) untuk mengolah atau memanipulasi data.
Setelah data diolah kemudian dilanjutkan dengan mengeluarkan hasil dari
segala proses yang telah dilakukan kepada pengguna agar mudah dimengerti
oleh si pengguna. Salah satu contoh alat keluaran adalah monitor. Monitor
merupakan alat keluaran yang bersifat softcopy karena bersifat sementara,
sedangkan alat keluaran yang bersifat permanen seperti printer disebut
hardcopy.
Disamping alat input maupun output diatas, terdapat pula alat-alat
yang memiliki dua fungsi sekaligus sebagai alat input dan output, sebagai
contoh Compact Disk (CD) dapat berupa alat input karena data yang dimasukan
ke dalam komputer dapat melalui pembacaan Compact Disk. Compact Disk
sebagai alat output karena Compact Disk dapat ditulis oleh komputer untuk
menyimpan hasil pengolahan data. Compact Disk dapat juga disebut sebagai
alat penyimpanan data atau storage.
Berikut adalah gambaran konfigurasi sistem komputer :
Gambar III.5.
Konfigurasi Sistem Komputer
3.8. Permasalahan Pokok
Dalam pengurusan permohonan Nomor Pokok Wajib Pajak, tidak selalu
berjalan lancar. Kadang-kadang sering timbul kendala-kendala atau hambatan-
hambatan baik yang datang dari dalam Kantor Pelayanan Pajak sendiri maupun
dari luar yang disebabkan oleh Wajib Pajak itu sendiri.
Berikut ini beberapa kendala yang sering timbul dalam pendaftaran dan
perolehan Nomor Pokok Wajib Pajak.
1. Tingkat pengetahuan subjek pajak tentang hak dan kewajibannya di
bidang perpajakan masih kurang.
2. Kelengkapan berkas Wajib Pajak yang kadang-kadang tidak dipenuhi
Wajib Pajak.
3. Permasalahan yang berhubungan dengan jaringan komputer.
4. Kurangnya informasi yang diberikan petugas pajak.
3.9. Alternatif Pemecahan Masalah
Dari beberapa permasalahan yang ada perlu dibuatkan sebuah solusi yang
dapat mengatasinya. Penulis mempunyai beberapa pemecahan masalah yang dapat
dipertimbangkan dalam pengurusan permohonan Nomor Pokok Wajib Pajak, yakni:
1. Mengadakan penyuluhan-penyuluhan yang berhubungan dengan pajak
khususnya mengenai NPWP, keunggulan NPWP, serta sanksi yang
diberiakn jika subjek pajak dengan sengaja tidak mau mendaftarkan
dirinya untuk memperoleh NPWP.
2. Menggunakan media cetak maupun eletronik agar dapat memberikan
informasi yang lebih luas tentang perpajakan.
3. Sebaiknya perusahaan mempekerjakan tenaga ahli IT yang lebih bagus
dan lebih mengerti tentang jaringan. Karena itu akan mempermudah
perbaikan koneksi jaringan apabila koneksi jaringan terputus.
4. Mengadakan training yang berupa pendidikan dan pelatihan diikuti
oleh pegawai.
BAB IV
PENUTUP
Berdasarkan uraian–uraian yang telah penulis sampaikan pada bab–bab
sebelumnya, maka penulis akan mencoba menarik beberapa kesimpulan dan saran
yang mana akan bermanfaat dan berguna pada masa yang akan datang.
1. Kesimpulan
Dalam melakukan berbagai kegiatan dalam KPP pratama menggunakan system
informasi yang berbasis kompurisasi sehingga lebih cepat dalam melakukan
pemrosesan datanya.
Prosedur pengurusan Nomor Pokok Wajib Pajak di Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Purwokerto telah dilaksanakan dengan baik sebagai mana mestinya.
Karena pentingnya pajak bagi pembangunan dan juga pentingnya Nomor Pokok
Wajib Pajak bagi beberapa dokumen yang berhubungan dengan perpajakan, yang
mewajibkan mencantumkan Nomor Pokok Wajib Pajak yang dimilikinya. wajib
pajak mendaftarkan dirinya ke Kantor Pelayanan Pajak Pratama yang wilayah
kerjanya meliputi tempat tingggal wajib pajak atau tempat kedudukan wajib
pajak.
2. Saran - saran
Dari kesimpulan yang penulis kemukakan di atas, maka untuk itu penulis
mencoba memberikan beberapa saran yang mungkin dapat membantu sistem kerja
yang optimal. Adapun saran dari penulis adalah sebagai berikut:
1. Dalam menumbuhkan, membina, dan menumbuhkan kepatuhan Wajib Pajak
pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Purwokerto, petugas pajak dapat
meningkatkan pelayanannya menjadi lebih baik, agar Wajib Pjak
merasa nyaman untuk berkonsultasi seputar masalah perpajakannya dan
juga dapat menimbulkan ketertarikannya bagi masyarakat untuk
mendaftarkan diri guna memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak dalam
melaksanakan kewajiban perpajakannya.
2. Petugas pajak mengadakan sosialisasi seputar perpajakan khususnya
Nomor Pokok Wajib Pajak atau juga dapat menggunakan artikel-
artikel, spanduk-spanduk yang lebih menarik agar masyarakat lebih
mengerti dan lebih paham akan arti pentingnya Nomor Pokok Wajib
Pajak.
DAFTAR PUSTAKA
Davis, B Gordon. 2001. Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen. Jakarta:
PT Pustaka Biroman Presindo.
HM, Jogiyanto. 2001. Analis dan Design Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi
Offset
Sutabri, Tata. 2004. Analis Sistem Informasi. Jakarta: AMIK BSI
http://www.pajak.go.id
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. DATA PRIBADI MAHASISWA
Nama : Aghnia Nikmah
Nim : 12123509
Tempat/Tanggal Lahir : Banyumas,23 Agustus 1991
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Purwokerto – Kab. Banyumas
Hormat Saya,
Aghnia Nikmah
II DATA PRIBADI MAHASISWA
Nama : Farchatul Mudrikah
Nim : 12125600
Tempat/Tanggal Lahir : Banyumas,11 Januari 1994
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : – Kab. Cilacap
Hormat Saya
Farchatul Mudrikah
SURAT KETERANGAN RISET/PKL
NILAI PRAKTEK KERJA LAPANGAN
NILAI PRAKTEK KERJA LAPANGAN
Lampiran A-01 Formulir Permohonan Pendaftaran WP Orang Pribadi
Lampiran A-02 Kartu Tanda Penduduk (KTP)
Lampiran B-01 Surat Keterangan Terdaftar (SKT)
Lampiran B-02 Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
Lampiran C-01 Login Petugas Pajak
Lampiran C-02 Menu Utama
Lampiran C-03 Registrasi WP Orang Pribadi
-----------------------
Kepala Kantor
SubBag Umum
Pengolahan Data dan Informasi
Pelayanan
Penagihan
Pemeriksaan
Ekstensifikasi Perpajakan
Pengawasan
dan
Konsultasi
Kelompok Jabatan Fungsional
Wajib Pajak
Analisa Sistem Pengarsipan Dokumen wajib pajak pada KPP Pratama Purwokerto
Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Purwokerto
Kepala Seksi Pelayanan
Wajib Pajak
1.0
Penyerahan Berkas
2.0
Pemeriksaan Berkas
Kepala Seksi Pelayanan
3.0
Pembuatan NPWP OP
4.0
Laporan Bulanan Pembuatan NPWP OP
Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Purwokerto
Wajib Pajak
Kepala Seksi Pelayanan
3.1
Pencetakan SKT dan NPWP
3.2
Menerima Dokumen
3.3
Memberi Stempel
3.4
Penyimpanan Dokumen
3.5
Penyampaian Dokumen
Keyboard + Mouse
Central Processing Unit (CPU)
Pentium core 2 duo
HARDDISK
160 GB
CD/DVD R
MONITOR
LCD 17 "
PRINTER Fuji Xerox
Foto
3x4
Foto
3x4