KISTA KELENJAR LUDAH Oleh : Willy Bernadi, drg
MAKALAH Pembimbing:
PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER GIGI SPESIALIS PROGRAM STUDI BEDAH MULUT DAN MAKSILOFASIAL FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS PADJADJARAN PADJADJARAN BANDUNG 2018
BAB I PENDAHULUAN
Kelenjar ludah baik mayor maupun minor berasal dari sel ectoderm dari stomatoderm. Kelenjar tersebut melewati submucosa sebagai invaginasi tubular dan pada akhirnya berdiferensiasi pada akhir muara dengan kemampuan mengeluarkan sekret. Kelenjar ludah terdiri dari 3 jenis sel sel acinar (sekret) yaitu yaitu mucus, seromucus dan serous. serous. Terdapat 3 kelenjar ludah mayor yaitu parotid, submandibular dan sublingual dan sejumlah kelenjar ludah minor di rongga mulut. Kelenjar ludah minor terdistribusi ke seluruh rongga mulut kecuali dorsal glossus dan gingiva cekat. Dapat diperkirakan kira-kira terdapat 450 kelenjar ludah minor di palatum durum, 220 di palatum mole, dan 8 di uvula. Benign cysts digolongkan menjadi kista lymphoepithelial, kista dysgenetic dan kista kelenjar ludah. Kista kelenjar ludah digolongkan sebagai true Cyst, dan sering disebut sebagai mucus retention cyst, cyst, mucus duct cyst, dan simple cyst. Kista Kista kelenjar ludah terjadi terjadi pada 10% kasus dari seluruh kasus kista di rongga mulut. Beberapa literatur menyebutkan penyebab dari kista kelenjar ludah adalah kongenital dan acquired, namun sebagian besar kasus disebabkan oleh faktor acquired yaitu obstruksi kelenjar ludah oleh kalkuli, plug mucus, dan penyempitan post operative dan post inflammatory.
BAB II PEMBAHASAN
Kista kelenjar ludah merupakan suatu pembengkakan yang disebabkan oleh obstruksi kelenjar ludah yang menyebabkan terbentuknya suatu kantong yang dilapisi oleh sel epitel yang berisikan cairan, dan tidak seperti mucocele yang dikelilingi oleh jaringan granulasi, sedangkan kista kelenjar ludah dibatasi oleh sel epitel.. Dapat terjadi pada anak-anak dan dewasa, namun lebih sering terjadi pada usia 30-40 tahun, dan tanpa predileksi jenis kelamin.
2.1 Etiologi
Penyebab dari kista kelenjar ludah adalah kongenital dan acquired, namun sebagian besar kasus disebabkan oleh faktor acquired yaitu obstruksi duktus kelenjar ludah oleh kalkuli, plug mucus, dan penyempitan saluran kelenjar ludah pada pasien post operative dan post inflammatory. inflammatory. Pada beberapa penelitian melaporkan adanya hubungan penyempitan saluran kelenjar ludah yang disebabkan penggunaan obat kumur hydrogen peroksida, dan pasta gigi dengan kandungan bahan penghilang tartar dan cairan antiplak. Aliran ludah yang yang kecil namun terus-menerus dan permanen akan meningkatkan tekanan luminal yang lama-kelamaan akan memicu terjadinya dilatasi saluran kelenjar ludah.
2.2. Gambaran Klinis
Pada pemeriksaan klinis, kista kelenjar ludah tampak menyerupai dilatasi aneurisma pada obtruksi saluran kelenjar ludah. Pasien mengeluhkan adanya pembengkakan dan terkadang ada pengeluaran cairan dari pembengkakan tersebut. Pada pemeriksaan klinis tampak jelas lesi dengan dengan
fluktuasi, non ulserasi, dan mobile. Pada lesi yang letaknya superfisial tampak seperti translucent dan kebiru-biruan. Namun pada lesi yang terletak lebih dalam, hanya dapat dideteksi dengan palpasi. Beberapa pasien dapat memiliki multipel lesi.
Gambar 1. Kista kelenjar ludah pada mukosa bukal
Kista kelenjar ludah sebagian besar terjadi pada kelenjar ludah minor dengan lokasi pada dasar mulut, mukosa bukal dan bibir, terutama pada pasien yang memiliki sel onkotik. Jarang melibatkan kelenjar ludah mayor, bila terdapat kista kelenjar ludah mayor biasanya terdiri dari beberapa lesi (multipel). Sering ditemukan pada kelenjar parotid. Kista kelenjar ludah parotid
sering berada pada lobus superfisial dan tampak seperti massa pada dinding anterior meluas ke daerah auricular atau angulus mandibula. Biasanya berkembang dengan lambat. Kista kelenjar ludah yang terjadi pada kelenjar parotid biasanya tidak sakit, pembengkakan unilateral, unilateral, dan tidak melibatkan saraf wajah, dan mobile. Ukuran dari kista kelenjar ludah b erkisar dari 0,8 cm – cm – 10 10 cm, dengan sebagian besar kasus berukuran 1-3 cm.
Gambar 2. Gambaran klinis kista kelenjar ludah parot id yang berlokasi di bawah lubang telinga dan distal dari angulus mandibula.
2.3 Gambaran Mikroskopik
Kista kelenjar ludah dapat terjadi dalam tiga v ariasi, simple mucous retention dilapisi oleh epitel cuboidal, kista reactive oncocytoid dilapisi oleh sel columnar ductal dengan fokus metaplasia oncocytic and kista kista mucopapillary dengan multilokasi dan berbentuk lengkung yang mengandung papilla yang dibatasi sel kolumnar dan terdapat sel secreting mucous. Para ahli
patologi berpendapat bahwa kista mucopapillary adalah true benign neoplasma dan cenderung disebut dengan papillary cystadenomas. Kavitas kista berisikan eosinophilic, materi protein yang berupa mucin. Lobus Lobus kelenjar yang yang berdekatan menunjukkan adanya obstruksi kronik sialodenitis. Perubahan oncocytic seringkali terlihat pada kelenjar yang berdekatan.
B
A
Gambar 3. Kista Kelenjar Ludah A..Beberapa kista kelenjar ludah timbul akibat dilatasi ductus yang disebabkan karena obstruksi plug mucus. B. Beberapa teori menyebutkan penyebab lain kista kelenjar ludah adalah isolated blind cyst.
Kista kelenjar ludah dapat terjadi unilocular dan multilocular. 70% kasus terjadinya unilocular, 30% menunjukkan pola multilocular, kadang-kadang disertai dengan proyeksi papilla pada cystic lumen. Jaringan sekitarnya sering terdesak namun jarang terjadi inflamasi.
A
Gambar 3. Kista kelenjar ludah yang terdapat pada submucosa.
B
A.Unilocular. B.Multilocular.
2.6 Gambaran Radiografi
Gambaran radiografi memerankan bagian penting dalam penegakan diagnosa untuk melihat batasan kista, perluasannya, dan isi dari lesi tersebut. Pada gambaran computed tomography (CT scan), kista kelenjar ludah tampak berbatas jelas, tidak ada peningkatan, dan
gambarannya low density. density. Pada pemeriksaan MRI, MRI, tampak kista kelenjar ludah berbatas berbatas jelas, dengan sinyal yang tinggi pada daerah T2, tidak ad a terlihat penambahan seperti yang terlihat pada benign mixed tumor.
Gambar 5. MRI: menunjukkan lesi yang berbatas jelas dengan sinyal tinggi pada T2, dengan ukuran lesi 3,5x2,0x3,2 yang terdapat pada kelenjar parotid sinistra (tanda panah). Terlihat lesi dengan fokus hypointesity.
Ultrasonografi menggambarkan dengan jelas batas lesi dengan dinding lesi yang tak dapat dilihat, center anechoic dan peningkatan posterior acoustic. Pada pemeriksaan sialography hanya terlihat visualisasi secara tidak langsung, dan dievaluasi dengan adanya perpindahan dari saluran kelenjar disekitar lesi.
Gambar 4. Gambaran USG. Sisi longitudinal pada preauricular sinistra menunjukkan daerah anechoic dengan ukuran 3,3x1,9x3, berada pada bagian superfisial kelenjar ludah parotid sinistra
2.4 Diagnosa Banding
Secara klinis kista kelenjar ludah tidak dapat dibedakan dengan mucocele, karena konsistensinya dan juga terdapat fluktuasi. Mucoepidermoid carcinoma derajat ringan dapat juga menjadi diagnose banding dari kista kelenjar ludah. Pada pemeriksaan mikroskopik kista mucopapillary tampak menyerupai carcinoma mucoepidermoid derajat ringan.
2.5 Therapy
Terapi pilihan adalah eksisi menyeluruh. Sebagian besar kista kelenjar ludah mudah untuk dilakukan enukleasi. Tindakan harus dilakukan hati-hati untuk mencegah rupturnya kantung kista. Kista mucopapillary yang berbentuk melengkung membutuhkan eksisi dengan perluasan lebih besar. Tingkat rekurensi pada kista kelenjar ludah adalah jarang, namun kerusakan yang terjadi pada dinding kelenjar dapat menyebabkan pembentukan mucocele. Bila diperlukan dapat dilakukan pembuangan kelenjar ludah baik parsial atau total.
BAB III KESIMPULAN
Kista kelenjar ludah digolongkan sebagai true Cyst, dan sering disebut sebagai mucus retention cyst, mucus duct cyst, cyst, dan simple cyst. Dapat disebabkan oleh kongenital dan acquired, namun sebagian besar kasus disebabkan oleh faktor acquired yaitu obstruksi kelenjar ludah. Kista kelenjar ludah sebagian besar terjadi pada kelenjar ludah minor dengan lokasi pada dasar mulut, mukosa bukal dan bibir, terutama pada pad a pasien yang memiliki sel onkotik. Pada pemeriksaan klinis tampak jelas lesi dengan pembengkakan, fluktuasi, non ulserasi, dan mobile. Pada lesi yang letaknya superfisial tampak seperti translucent dan kebiru-biruan. Namun pada lesi yang terletak lebih dalam, hanya dapat dideteksi dengan palpasi. Beberapa pasien dapat memiliki multipel lesi. Terapi pilihan adalah eksisi menyeluruh atau pembuangan saluran kelenjar ludah yang terlibat.
DAFTAR PUSTAKA
1. Eversole Lewis R, Clinical outline of oral pathology : Diagnosis and treatment, 4th Ed, People’s Medical Publishing House-USA, House-USA, 2011, page 213-214. 2. Vinayachandran D, Sankarapandian S, Case report : Ludahry Ludahry Duct Cyst: Histo‑pathologic Correlation, Journal of Clinical Imaging Science, 2013:3 page 1-4 3. Sapp Philip, Eversole Eversole Lewis, Wysocki George, Contemporary Oral And Maxillofacial Pathology, 2nd Ed, 2004, Page 335-337 4. Tandon A, Sircar K, Chowdhry Chowdhr y A, Bablani D. Ludahry duct cyst on lower lip: A rare entity and literature review. J Oral Maxillofac Pathol 2014;18:151 -6 5. Sathiyajeeva Jeevakarunyam 2016):50-53
.; et al .;
Saudi J. Pathol. Microbiol.; Vol-1, Iss-2(Jul-Sep,