TATA NAMA DAN PEMBUATAN GARAM
Oleh : TIM Kelompok 1 Mata Kuliah Kimia Unsur
JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2011
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini berjudul “Tata “Tata Nama dan Pembuatan Garam”. Garam ”. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Kimia Unsur. Makalah ini membahas mengenai garam, proses pembuatannya, serta tata nama garam. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Ucapan terima kasih secara khusus penulis sampaikan kepada Drs.Suhartana, Drs.Suhartana, M.Si selaku dosen mata kuliah Kimia Unsur. Saran dan kritik dari semua pihak yang bersifat membangun selalu diharapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat menjadi sarana pembelajaran bagi pembaca di masa yang akan datang.
Semarang, 24 September 2011
Tim Penulis
i|G
a r a m
TIM PENULIS
1. Natalia Debora Panggabean
24030111150011 240301111500 11
2. Dewi Martina
24030111150019 24030111150019
3. Aditia Putri Arya
24030111120008 24030111120008
4. Lathoiful Isyaroh
24030111120012 24030111120012
5. Hana Failasufa
24030111130042 240301111300 42
6. Diana Nur Al Latief
24030111130032 24030111130032
7. Anwar Jaman
24030111120022 240301111200 22
8. Oriestha Asna Syah
24030111130052 240301111300 52
9. Adi Saputro 10. Lilis Agusetiani
ii | G
a r a m
DAFTAR ISI
Kata Pengantar Pengantar ______________________ __________________________________ _______________________ __________________ _______ I Tim Penulis ______________________________ __________________________________________ ________________________ ____________ II DAFTAR ISI ____________________ _______________________________ _______________________ _____________________ _________ III BAB I PENDAHULUAN _________________________ ____________ _________________________ _________________ _____ 1 BAB II PEMBAHASAN MATERI __________________________ _____________ ______________________ _________ 2 I. DEFINISI GARAM _________________________________________ 2 II. KLASIFIKASI GARAM
______________________________________ 2
A.KLASIFIKASI GARAM BERDASARKAN SIFATNYA _______________ 2 1.Garam 1.Gara m Asam _________________________ ____________ ________________________ _______________ ____ 2 2.Garam Basa_________________________________________ 3 3.Garam Netral _______________________________________ 3 B.KLASIFIKASI GARAM BERD. ANION DAN KATION PEMBENTUKNYA __ 3 1.Garam Alkali _______________________________________ 3 2.Garam 2.Gara m Alkali Tanah _________________________ ____________ ______________________ _________ 4 3.Garam Rangkap _____________________________________ 5 4.Garam Kompleks Kompleks ______________________ ___________________________________ ______________ _ 6 C.KLASIFIKASI GARAM BERDASARKAN KELARUTANNYA __________ 6 III.PEMBUATAN GARAM ______________________ __________________________________ ____________ 7 A.SINTESIS _____________________________________________ 7 B.NETRALISASI ASAM-BASA _______________________________ 7 1.Asam kuat dengan dengan basa kuat __________________________ _____________ ______________ _ 8 2.Asam kuat dengan basa lemah lemah __________________________ _________________ _________ 8 3.Asam lemah dengan basa basa kuat __________________________ _________________ _________ 9 4.Asam lemah dengan basa lemah ________________________ ___________ _____________ 10 C.KRISTALISASI ________________________________________ 11 D.DEKOMPOSISI RANGKAP ________________________________ 11 IV.TATA NAMA GARAM _________________________________ 12 BAB III SIMPULAN _______________ __________________________ ________________________ ___________________ ______ 13
iii | G
a r a m
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Garam NaCl _________________________________ _____________________ ________________________ ____________ 2 Gambar 2 Garam-garam Halida Alkali _____________________ _________________________________ ____________ 4 Gambar 3 Garam-garam Nitrat dan Sulfat Alkali _______________________ _________________________ __ 4 Gambar 4 Garam – Garam – Garam Garam Halida Alkali Tanah _________________________ ______________________ ___ 4 Gambar 5 Garam – Garam – Garam Garam Sulfat Alkali Alkali Tanah ________________________ __________________________ __ 5 Gambar 6 Garam-garam Rangkap ______________________ ___________________________________ ______________ _ 5 Gambar 7 Garam-garam Garam-gar am Kompleks __________________________ _____________ ______________________ _________ 6 Gambar 8 Kurva Kelarutan Garam pada Temperatur yang Berbeda __________ 6
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Klasifikasi Garam Berdasarkan Sifatnya _____________ _________________________ ____________ 3 Tabel 2 Garam-garam yang Mudah Larut dan Sukar Larut ______________ _ ________________ ___ 7 Tabel 3 Tata Nama Nama Garam _________________________ ____________ _________________________ ________________ ____ 12
iv | G a r a m
BAB I PENDAHULUAN
Zat anorganik secara umum dibagi menjadi 3 golongan penting : asam, basa, dan garam. Walaupun dalam penggolongan asam ‐basa terdapat asam‐basa lemah dari golongan senyawa organik, tetapi dalam pembahasan asam, basa, garam, dan pH lebih difokuskan pada senyawa ‐senyawa (zat) anorganik, karena sifat kerelatifan keasaman zat ‐zat organik cukup besar. Garam yang banyak di kenal di masyarakat ialah garam NaCl yang secara umum di kenal sebagai garam dapur. Garam tersusun atas anion dan kation yang terbentuk melalui beberapa proses, seperti reaksi netralisasi dan kristalisasi. Secara umum unsur penyusun utama garam adalah unsur-unsur di golongan alkali (IA) dan golongan alkali tanah (IIA) sebagai kation dan unsur golongan halogen (Cotton 2007). Berdasarkan penjelasan tersebut maka pembahasan mengenai garam pun seringkali dikaitkan dengan sifat dari unsur-unsur golongan alkali, alkali tanah dan halogen. Garam umumnya berupa kristal, namun pada saat dilarutkan, unsur penyusunnya akan mengion kembali sebagai anion dan kation asalnya. Garam memiliki beberapa fungsi yang sangat penting di masyarakat baik dari segi kesehatan, yaitu untuk mencegah penyakit gondok, juga untuk memenuhi kebutuhan mineral tubuh (Poejiadi 2002), karena garam mengandung +
+
beberapa mineral esensial seperti Na maupun K . Keberadaan garam yang banyak digunakan di masyarakat membuat banyaknya penelitian dan eksplorasi untuk menemukan cara-cara baik inovasi baru maupun optimasi cara yang telah ada untuk meningkatkan produktivitas garam di Indonesia, karena itu penting untuk mengetahui mengenai definisi garam, klasifikasi garam dan beberapa metode pembuatan serta tata nama garam sebelumnya sebagai bekal pendahuluan. Makalah ini akan membahas mengenai beberapa topik tersebut.
1|G
a r a m
BAB II PEMBAHASAN MATERI
I.
DEFINISI GARAM
Garam merupakan salah satu kebutuhan yang merupakan pelengkap dari kebutuhan pangan dan merupakan sumber elektrolit bagi tubuh manusia. Garam umumnya merupakan hasil reaksi antara senyawa asam dan basa. Bentuk padatnya biasanya berupa kristal sedangkan dalam bentuk larutan unsur-unsur penyusun garam akan mengion kembali dan membuat larutan ini dapat menghantarkan listrik. Garamgaram yang tersusun dari logam alkali dan alkali tanah akan menghantarkan listrik lebih kuat. Garam yang paling umum dan banyak digunakan di masyarakat ialah garam NaCl, berupa padatan kristal berwarna putih.
Gambar 1 Garam NaCl
II.
KLASIFIKASI GARAM A. Klasifikasi garam berdasarkan sifatnya
Berdasarkan sifatnya setelah reaksi netralisasi asam-basa, garam terbagi menjadi menjadi : 1.
Garam Asam
Garam asam adalah garam yang terbentuk jika hanya sebagian hidrogen dari asam penyusun garam tergantikan oleh logam atau kation lain, jadi masih terdapat sisa sifat asam pada produk garam tersebut.
2|G
a r a m
2.
Garam Basa
Garam basa adalah garam yang terbentuk jika tidak semua gugus OH dari basa penyusun garam tersebut ternetralkan oleh suatu radikal asam (sifat basa/anion penyusun garam lebih kuat daripada sifat kation/asam penyusunnya). penyusunnya). 3.
Garam Netral
Garam netral adalah garam yang terbentuk dari reaksi netralisasi antara asam dan basa secara sempurna. Biasanya garam ini merupakan hasil reaksi asam kuat dengan basa kuat.
Berikut ini merupakan contoh garam dan sifatnya (terlihat (t erlihat pada tabel 1) : Asam
Basa
Sifat
pembentuk
pembentuk
Garam
Rumus
Nama Garam
NaCl
Natrium Klorida
HCl
NaOH
Netral
KCl
Kalium Klorida
HCl
KOH
Netral
Na2SO4
Natrium Sulfat
H2SO4
NaOH
Netral
NH4Cl
Amonium Amonium Klorida
HCl
NH4OH
Asam
(NH4)2SO4
Amonium Sulfat
H2SO4
NH4OH
Asam
Na2CO3
Natrium Karbonat
H2CO3
NaOH
Basa
KCN
Kalium Sianida
HCN
KOH
Basa
Tabel 1 Klasifikasi Garam Berdasarkan Sifatnya
B. Klasifikasi garam berdasarkan anion dan kation pembentuknya 1.
Garam Alkali
Garam yang terbentuk dari unsur-unsur golongan I (alkali) berupa padatan ionik berbentuk kristal dan tidak berwarna (kecuali anionnya berwarna). Kation-kation golongan I (kecuali +
+
Rb dan Cs ) bersifat asam yang relatif keras dan cenderung lebih suka berikatan dengan basa keras, karena hal tersebut garamgaram florida lebih stabil daripada garam-garam iodida. Hal tersebut didasarkan pada suhu dekomposisi, energi ikat dan
3|G
a r a m
kelarutannya. Beberapa contoh garam halida alkali adalah NaCl, NaBr, NaI, NaF, LiI, LiF, LiCl, KCl, KBr, KI, CsF.
Gambar 2 Garam-garam Halida Alkali (NaCl dan KBr) Selain dengan unsur golongan halida, unsur golongan alkali juga dapat membentuk garam-garam sulfat dan nitrat seperti Na2SO4, NaNO2, dan K2SO4.
Gambar 3 Garam-garam Nitrat dan Sulfat Alkali (Na2SO4 dan K2SO4) 2.
Garam Alkali Tanah
Unsur-unsur alkali tanah bersifat elektropositif tinggi dan mudah melepaskan elektronnya untuk membentuk kation M 2+ yang bersifat ionik dan cenderung membentuk garam dengan dua -
anion (halida atau X ) dengan ikatan ionik. Beberapa contoh garam halida alkali tanah yaitu BeCl 2, BeF2, MgBr2, MgCl2, CaCl2, CaBr2, BaCl2.
Gambar 4 Garam – Garam – Garam Garam Halida Alkali Tanah (CaCl2, BaCl2, MgCl2)
4|G
a r a m
Selain dengan unsur golongan halida, unsur golongan alkali tanah juga dapat membentuk garam-garam sulfat seperti BaSO4, MgSO4, dan CaSO 4.
Gambar 5 Garam – Garam – Garam Garam Sulfat Alkali Tanah (BaSO4, MgSO4) 3.
Garam Rangkap
Garam rangkap merupakan garam yang merupakan campuran bermacam-macam ion sederhana yang akan mengion apabila dilarutkan kembali. Garam rangkap terbentuk melalui kristalisasi dari larutan campuran sejumlah ekuivalen atau lebih garam tertentu dengan perbandingan tertentu pula. Garam ini memiliki struktur sendiri dan tidak harus sama dengan struktur garam komponennya.
Contohnya:
FeSO 4(NH4)2SO4.5H2O
dan
K2SO4Al2(SO4)3.24H2O.
Gambar 6 Garam-garam Rangkap (FeSO4(NH4)2SO4.5H2O dan K2SO4 Al2(SO4)3.24H2O)
5|G
a r a m
4.
Garam Kompleks
Garam kompleks merupakan garam-garam yang mengandung ion-ion kompleks dalam larutan. Misalnya: Co(NH 3)Cl3
dan
K3 Fe(CN)6.
Gambar 7 Garam-garam Kompleks (Co(NH3)Cl3 dan K3Fe(CN)6)
C. Klasifikasi garam berdasark be rdasarkan an kelarutannya
Garam klorida dan iodida dari golongan alkali dan alkali tanah umumnya mudah larut dalam air sedangkan garam klorida dan iodida dari logam-logam timbal dan perak tidak larut dalam air. Garam-garam nitrat umumnya larut dalam air, garam-garam karbonat sukar larut dalam air. Kelarutan garam natrium klorida, kalium klorida dan kalium nitrat pada temperatur yang berbeda dapat dilihat pada kurva berikut.
Gambar 8 Kurva Kelarutan Garam pada Temperatur yang Berbeda
6|G
a r a m
Berikut ini merupakan beberapa contoh garam yang mudah larut dan sukar larut : Garam yang mudah larut
Garam yang sukar larut
Rumus
Nama
Rumus
Nama
NaCl
Natrium Klorida
AgCl
Perak Klorida
CaCl2
Kalsium Klorida
PbCl2
Timbal (II) Klorida
KNO3
Kalsium Nitrit
CaCO3
Kalsium Karbonat
Pb(NO3)2
Timbal (II) Nitrat
BaCO3
Barium Karbonat
Tabel 2 Garam-garam yang Mudah Larut dan Sukar Larut
III.
PEMBUATAN GARAM A. Sintesis
Pembuatan garam dengan metode sintesis ini merupakan reaksi kimia yang
pembuatannya secara langsung dari dar i unsur-unsurnya. unsur- unsurnya.
Metode ini digunakan untuk membuat garam yang bereaksi dengan air, oleh karena itu tidak dapat dibuat dengan menggunakan larutan. Contoh : Fe (s) + S
(s)
FeS(s) (untuk membuat FeS ini butuh
dipanaskan).
B. Netralisasi Asam-Basa
Reaksi penetralan merupakan reaksi antara senyawa asam dengan senyawa basa, atau reaksi penggaraman yang menghasilkan air karena itu seringkali disebut juga reaksi hidrolisis. Jika suatu asam kuat dan basa kuat yang ekuimolar, direaksikan (dicampur) dalam larutan air, maka ion hidronium dari asam dan ion hidroksida dari basa akan bersenyawa membentuk air. Demikian juga dengan asam lemah maupun basa lemah. Sehingga dalam perhitungan kimiawi, reaksi penetralan akan terjadi dalam beberapa kasus, dan menghasilkan garam‐garam dengan sifat yang berbeda. Reaksi Netralisasi yang terjadi yaitu :
7|G
a r a m
1.
Asam kuat dengan basa kuat
Pada reaksi ini asam maupun basa terdisosiasi atau mengion +
dalam pelarut (air). Misalnya HCl mengion menjadi H 3O dan Cl (HCl +H2O
+
H3O
-
+ Cl ), NaOH akan terion menjadi ion ‐
+
hidroksida (OH‐) dan kation (Na ). Ion-ion tersebut akan melakukan reaksi (penetralan) membentuk garam dan air dengan reaksi sebagai berikut : H3O+ + Cl‐ + Na+ + Cl‐ 2H2O + Na+ + Cl‐ Ion Na+ dan Cl‐ ini akan tetap dalam bentuk ion pada larutan air, dikarenakan kelarutannya sangat besar pada pelarut ini (hampir semua garam dapat larut dengan baik di air). Evaporasi pelarut (penguapan air) akan membentuk padatan/kristal NaCl.
2.
Asam kuat dengan basa lemah
Reaksi antara asam dengan basa, tak selalu menghasilkan larutan akhir yang bersifat netral, karena larutan netral hanya diperoleh jika asam dan basa yang bereaksi sama kuatnya. Misalnya HCl sebagai asam kuat dicampurkan dengan NH 3 sebagai basa lemah, akan menghasilkan garam yang mempunyai kation bersifat asam (NH4+) sehingga larutan bersifat asam. Pertama-tama HCl akan terhidrolisis dalam air menghasilkan menghasilkan ion ‐ion H+ dan Cl-. -
HCl + H2O H3O+ + Cl
Ion Cl- tersebut akan bereaksi dengan NH 3 secara cepat, membentuk air dan garam trerlarut, ammonium klorida (NH4Cl) dengan reaksi sebagai berikut : +
+
H3O + Cl + NH3 NH4 + Cl + H2O ‐
‐
Larutan ion‐ion ammonium klorida yang diperoleh dalam reaksi +
bersifat agak asam, karena NH 4 bersifat asam dalam air (reaksi hidrolisis) sedangkan Cl‐ tidak bereaksi dengan air. Nilai pH yang larutan dari reaksi ini dapat dihitung dengan tiga cara. Pertama , jika asam kuat tersisa dalam reaksi maka pH dihitung hanya berdasarkan konsentrasi asam kuat sisa (pH dari [HCl] sisa).
8|G
a r a m
Kedua, jika reaksi ekivalen, semua asam kuat maupun basa
lemah tepat habis dalam reaksi, maka pH dihitung dengan rumus +
konsentrasi ion H garam yang berasal dari basa lemah, yaitu sebagai berikut :
Ketiga, jika setelah reaksi yang tersisa adalah basa lemahnya,
maka larutan ini adalah larutan buffer basa. Asam basa yang bereaksi membentuk garam, dan dengan sisa basa lemah dalam satu larutan membentuk sistem penyangga (buffer). Nilai pH sistem larutan ini dihitung dengan rumus buffer sebagai berikut :
dan
3.
Asam lemah dengan basa kuat
Contoh sederhana untuk menjelaskan reaksi ini adalah reaksi asam asetat yang mengalami reaksi saponifikasi (penyabunan) dengan NaOH. Larutan garam hasil reaksi ini bersifat basa. Sama dengan asam kuat, basa kuat NaOH akan terionisasi lebih dahulu +
menjadi Na dan OH . Ion hidroksida ini akan segera bereaksi ‐
dengan asam asetat membentuk air dan ion asetat, dengan reaksi berikut : NaOH + H2O +
Na + OH + CH3COOH ‐
Na+ + OH‐ + H2O +
Na + CH3COO + H2O ‐
Larutan garam natrium asetat yang dihasilkan ini bersifat basa, karena ion asetat bertindak sebagai basa dalam air, sedang ion natrium tidak cukup bertindak sebagai asam. Nilai pH dari sistem reaksi ini juga dapat didekati dalam 3 cara. Pertama , setelah
9|G
a r a m
reaksi tersisa basa kuat, pH = 14 ‐log [OH‐], konsentrasi OH ‐ sama dengan konsentrasi basa sisa. Kedua, semua asam lemah maupun basa kuat habis dalam reaksi membentuk garam, sifatnya basa, konsentrasi OH dan pH dihitung dengan persamaan sebagai ‐
berikut :
Ketiga, setelah reaksi membentuk garam dalam larutan tersisa
asam lemah, maka larutan ini adalah sistem buffer asam, maka :
dan
4.
Asam lemah dengan basa lemah
Pada reaksi asam kuat dengan basa kuat, garam yang dihasilkan pasti netral, pada asam lemah dan basa kuat, garam yang dihasilkan sifatnya basa dan pada asam kuat dengan basa lemah, garam yang dihasilkan bersifat asam. Lain halnya dengan reaksi asam
lemah
dengan
basa
lemah,
nilai
konstanta
keasaman/kebasaan atau konstanta pengionan menjadi faktor utama untuk menentukan apakah garam yang dihasilkan bersifat asam, netral, maupun basa. Dalam reaksi dapat diambil contoh reaksi asam asetat dengan ammonia (dalam larutan air membentuk ammonium hidroksida). Asam basa ini akan mengalami reaksi sebagai berikut : +
CH3COOH + NH3 NH4 + CH3COO‐ atau CH3COOH + NH4OH NH4CH3COO + H2O Karena nilai Ka (asam asetat) = Kb (ammonium hidroksida), maka garam ammonium asetat
10 | G
a r a m
+
praktis bersifat netral. Kation NH4 bertidak sebagai asam cukup diimbangi dengan anion CH3COO‐ yang bertidak sebagai basa, keduanya berkekuatan sama. Jika keduanya (asam lemah dan basa lemah) mempunyai tingkat kekuatan yang berbeda (Ka ( Ka ≠ Kb), maka sifat garam yang dihasilkan mengikuti tingkat keasaman/kebasaan yang lebih besar. Contoh, garam ammonium flourida (NH 4F). HF + NH3
+
NH4 + F
Ka HF = 6,6 x 10 ‐4
‐
Kb NH3 = 1,8 x 10 ‐5
(Ka > Kb) Maka garam ammonium flourida bersifat asam, ion ammonium bertindak sebagai asam lebih kuat daripada ion flourida yang bertindak sebagai basa (lihat pasangan asam basa konjugasi). Secara umum nilai konsentrasi H + atau OH‐ dari sistem ini dapat dihitung dengan rumus hidrolisa. C. Kristalisasi
Garam banyak kegunaannya dalam kehidupan, untuk memenuhi kebutuhan itu maka garam banyak diproduksi di pabrik. Selain melalui reaksi antara asam dan basa garam dapat dibuat dengan mereaksikan asam dengan logam, asam dengan oksida logam dan asam
dengan
senyawa
garam
karbonat
menggunakan
metode
kristalisasi. Garam dapat dibuat dengan berbagai cara misalnya dengan mereaksikan Tembaga (II) oksida dengan asam sulfat, tembaga karbonat dengan asam klorida. Contoh pembuatan garam dengan cara kristalisasi yaitu mereaksikan Tembaga (II) sulfat dan tembaga (II) klorida.
D. Dekomposisi Rangkap
Dekomposisi rangkap adalah salah satu metode pembuatan garam dari suatu reaksi kimia antara larutan dari dua atau lebih senyawa ion, yang ion-ionnya dipertukarkan. Salah satu dari senyawa
11 | G
a r a m
baru yang terbentuk merupakan garam tak larut yang berbentuk suatu endapan. endapan. Sebagian besar garam dan hidroksida tak larut dibuat dengan metode ini. Endapan yang dihasilkan disaring dan dicuci. Contoh : Pb(NO3)2 + 2 KI
IV.
PbI2(s) + 2KNO3(aq)
TATA NAMA GARAM
Nama garam diambil dari nama ion logam dari basa dan nama asam pembentuknya. Garam merupakan senyawa yang terbentuk dari kation basa dan anion sisa asam. Garam yang terbentuk terbentuk dari kation dan anion,
dimana
kation
hanya
memiliki
satu
bilangan
oksidasi
penamaannya adalah menyebut atau menulis nama kation terlebih dahulu diikuti nama anion sisa asamnya. Misalnya NaNO3 = natrium nitrat dan Ca(NO3)2 = kalsium nitrat. Garam yang terbentuk dari kation dan anion dimana kation memiliki bilangan oksidasi lebih dari satu, penamaannya adalah menyebut atau menulis nama kation beserta bilangan oksidasinya yang ditulis menggunakan angka Romawi dalam tanda kurung kemudian diikuti nama anion sisa asamnya. Misalnya Sn(SO4)2 = tembaga(IV) sulfat dan CuS = tembaga(II) sulfat. Tatanama atau cara pemberian nama garam tertera pada tabel berikut. Tabel 3 Tata Nama Garam Asam Nama
Rumus
Asam klorida
HCl
Ion Logam
Nama
Rumus
Natrium klorida
NaCl
Kalium klorida
KCl
Na
Natrium sulfat
Na2SO4
Mg2+
Magnesium sulfat
MgSO4
K+
Kalium fosfat
K3PO4
Kalsium fosfat
Ca3(PO4)2
Na+ +
K Asam sulfat
Asam fosfat
H2SO4
H3PO4
Garam
+
2+
Ca
12 | G
a r a m
BAB III SIMPULAN
Garam umumnya merupakan hasil reaksi antara senyawa asam dan basa. Bentuk padatnya biasanya berupa kristal sedangkan dalam bentuk larutan unsurunsur penyusun garam akan mengion kembali dan membuat larutan ini dapat menghantarkan listrik. Garam dihasilkan dari dua buah unsur (anion dan kation yang saling berikatan ionik) dan memiliki sifat mampu menghantarkan listrik. Garam dapat diklasifikasikan berdasarkan sifatnya (garam asam, garam basa, garam netral), berdasarkan kelarutannya (garam mudah larut dan sukar larut), berdasarkan anion kation pembentuknya (garam alkali, garam alkali tanah, garam rangkap, garam kompleks). Pembuatan garam dengan netralisasi, kristalisasi, sintesis dan dekomposisi dekompos isi rangkap. Tata nama garam yaitu berdasarkan tata nama nama biner dan terner dengan menggunakan nama anion dan kation pembentuknya.
13 | G
a r a m