KHALIFAH ALI BIN ABI TAHLIB; Awal Tragedi Perang Saudara dalam Sejarah Islam Oleh: MASDUKI (Dosen Fakultas Syari’ah dan Ekonomi Islam IAIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten)
Abstrak Setelah berakhir pemerintahan pemerintahan khalifah Utsman Bin Affan (35H/656M) dengan kema kemati tian anny nya a di ujun ujung g peda pedang ng para para pemb pember eron onta takk yang yang tida tidakk puas puas ter terhada hadap p kebij kebijaka akan-k n-kebi ebijak jakan an politi politikk dan pemer pemerin intah tahann annya, ya, umat umat Islam Islam pada pada waktu waktu itu mengal mengalami ami kegonc kegoncang angan an dan perpec perpecaha ahan n dalam dalam menent menentuka ukan n siapa siapa pemimp pemimpin in mereka selanjutnya. Dalam suasana chaos ini akhirnya Ali bin Bin Thalib terpilih menjadi menjadi khalifah khalifah yang keempat keempat menggant menggantikan ikan Utsman Utsman bin Affan. Affan. Walaupun alaupun Ali dipili dipilih h oleh oleh mayori mayoritas tas umat umat dari dari kalnga kalngan n Anshor Anshor dan Muhaji Muhajiri rin, n, namun namun tidak tidak didukung secara bulat oleh sahabat-sahabat senior. Hal ini tentu di kemudian hari menimbulkan problematika dalam mengendalikan kepemimpinannya. Sejak awal pemerintahan Ali bin Abi Thalib perpecahan di kalangan umat Islam sudah tak terelakkan terelakkan lagi. Tercatat Tercatat dalam lembaran sejarah, masa ini sebagai masa awal timbulny timbulnya a disinteg disintegrasi rasi umat Islam, Islam, yang diawali diawali perpecah perpecahan an dalam dalam bidang bidang politik politik pemerint pemerintahan ahan,, dengan dengan adanya adanya perlawan perlawanan an dan pember pemberonta ontakan kan terhadap khalifah Ali bin Abi Thalib yang melibatkan para sahabat senior Nabi. Dari Dari masalah masalah politik politik ini perpecah perpecahan an melebar melebar ke masalah masalah pemahama pemahaman n terhada terhadap p teologi. Kata kunci: Khalifah, Ali bin Abi Thalib, perang unta, perang shiffin Pendahuluan Masa-masa sahabat Nabi dianggap sebagai masa ideal teladan bagi generasi ber berik ikut utny nya. a. Nabi Nabi meng mengin inga gatk tkan an agar agar umat umat sela selalu lu berp berpeg egan ang g tegu teguh h kepa kepada da peri perilak lakun unya ya (sun (sunna nah) h) dan dan peril perilak aku u para para khali khalifah fah rasyi rasyidi din. n. Mere Mereka ka selal selalu u menadampin menadampingi gi Nabi, mereka penyambun penyambung g lidah nabi. Kalaulah Kalaulah ada Nabi setelah Nabi Muhammad tentu salah satunya dari mereka akan terpilih. Mereka juga digelari generasi awal yang saleh (salafushalih) yang diantara mereka dijanjikan dan dijamin masuk surga. Namun kesalehan mereka seolah “tercemar” dengan perilaku di antara mereka yang bertentang dan mengobarkan semangat permusuhan. Perang saudara sesama muslim, lebih nyata dan merenggut banyak korban terjadi pada masa kekhalifahan Ali bin Abi Thalib Thalib.. Perang Perang saudar saudaraa tersebu tersebutt melibat melibatkan kan banyak banyak sahaba sahabatt senior senior.. Walaupun alaupun sebena sebenarny rnyaa benihbenih-ben benih ih perpeca perpecahan han umat umat Islam Islam dalam dalam politik politik dan pemer pemerint intaha ahan n sudah sudah muncul muncul sejak sejak kemati kematian an Nabi Nabi Muhamm Muhammad ad SAW SAW. Perist Peristiwa iwa pemilihan pemimpin pengganti nabi (khalifah) pada masa Abu Bakar juga tidak terlepas dari perebutan pengaruh dan dominasi antar golongan dan suku. Namun pada waktu itu perpecahan belum begitu meluas, juga karena wilayah kekuasaan Islam tidak seluas sesudahnya sehingga mudah dikontrol dan dikendalikan.
1
Riwayat Singkat Ali bin Abi Thalib Ali adalah anak paman Nabi Muhammad SAW SAW, Abi Thalib bin Abd al-Muthalib bin Hisyam bin Abd Manaf bin Qusay al-Quraisy. Ibunya adalah Fatimah bint Asad bin Hisyam, masuk Islam dan ikut hijrah bersama Nabi. Ali adalah kemenakan dan sekaligus menantu Nabi dari putri beliau Fatimah. Fatimah adalah satu-satunya putri Nabi yang ada yang mempunyai keturunan. Dari pihak Fatimah inilah Rasulullah mempunyai keturunan sampai sekarang. sekarang .1 Ali bin abi Thalib adalah termasuk salah seorang yang pertama masuk Islam dari kalanga kalangan n anak-a anak-anak nak (sekit (sekitar ar berumu berumurr deapan deapan atau (as-sabiqun (as-sabiqun al-awwalun) dari sepuluh tahun), dan termasuk salah seorang sahabat Nabi yang dijanjikan masuk surg surga. a. Seja Sejak k keci kecill ia didi dididi dik k deng dengan an adab adab dan dan budi budi peke pekert rtii Isla Islam, m, kare karena na kedekatannya dengan Nabi. Ia orator ulung, hidupnya penuh asketis (al-ulama arrahbaniyyah rabbani al-ummah), berani, salah seorang yang banyak meriwayatkan hadits, pengetahuannya pengetahuannya keagamaanya sangat luas, fatwa-fatwanya menjadi pedoman bagi para khalifah khalifah dan sahabat-sahaba sahabat-sahabatt pada masa Abu Abu Bakar, Bakar, Umar dan Utsman2. Nampaknya dengan sosok pribadi yang demikian itu—dengan tetap menganggapnya sebagai manusia yang yang tidak ma’shum--prototype ma’shum--prototype salah satu manusia adipurna adipurna layak disandangkan kepada Ali bin Abi Thalib. 3 Peristiwa Pengangkatan Ali bin Tahalib sebagai Khalifah Pengangkatan Ali menjadi khalifah keempat dari khulafa’ ar-rasyidin terjadi pada tahun 35H/656 M, berawal dengan wafatnya khalifah ketiga Utsman bin Affan, yang terbunuh terbunuh oleh sekelompok sekelompok pemberonta pemberontak k dari Mesir yang bertepatan bertepatan dengan dengan tang tangga gall 17 Juni Juni 656 656 M, yang ang mana mana mere mereka ka tida tidak k puas puas terh terhad adap ap kebi kebija jaka kan n pemerintahan Utsman bin Affan. Affan.4 Pembunuha Pembunuhan n itu menandakan menandakan suatu titik balik dalam sejarah Islam. Pembunuhan terhadap seorang khalifah oleh pemberontak yang dilakukan oleh orang-orang Islam sendiri, menimbulkan preseden yang buruk dan sungguh-s sungguh-sungg ungguh uh memperlemah memperlemah pengaruh pengaruh agama dann moral kekhalifahan kekhalifahan sebagai suatu ikatan persatuan dalam Islam. 5 1 Jalaluddin Jalaluddin as-Suyuthi, as-Suyuthi, Tarikh al-Khulafa’ (Mekah Mukarromah: Maktabah Nizar Mushthafa al-Baz, 2000), h. 149, juga lihat Ahmad Syalabi, Sejarah Kebudayaan Islam, Jilid I (terj: Mukhtarv Yahya) (Jakarta: Pustaka al-Husna, 1992), cet. VII, h. 281. 2 Jalaluddin Jalaluddin as-Suyuthi as-Suyuthi,, Tarikh…h. 149. Lihat juga Abbas Mahmoud al-Akkad, Ketakwaan Khlaifah Ali bin Abi Thalib (terj. Bustami A. Gani dan Zainal Abidin Ahmad) (Jakarta: Bulan Bintang, 1979). H. 45-46. 3 Banyak hadits-hadits Nabi yang tercatat tercatat dalam berbagai berbagai buku hadits dan sirah yang mengungkap tentang keutamaan para sahabat Nabi termasuk Ali Bin Abi Thalib. Untuk Ali lihat juga dalam Jalaluddin as-Suyuthi, Tarikh …h. 150-155 di bawah fashl fi al-ahadits al-waridah fi fadhlihi. 4 Ketidakpuas Ketidakpuasan an mereka disebabkan disebabkan pada masa Utsman ini telah terjadi penyimpangan penyimpangan kekuasaan kekuasaan yang tidak dilakukan pada masa khalifah sebelumnya yaitu kekuasaan berpusat dan dikendalikan oleh keluarga besar Utsman, sehingga menimbulkan korupsi dan nepotisme. Misalnya ketika Usman naik menjadi khlaifah, khlaifah, banyak banyak pejabat pejabat negara negara warisan warisan khalifah khalifah sebelumnya sebelumnya diberhentikan diberhentikan dengan dengan tanpa alasan dan kemudian mengangkat pejabat baru dari kerabat dekat Utsman. Padahal diketahui secara luas, bahwa banyak kerabat Usman diragukan loyalitasnya kepada Islam dan masuk Islamnya pun belakangan. 5 Bernar Bernard d Lewis, Lewis, Bangsa Arab dalam Lintasan Sejarah; dari segi Geografi, Sosial, Budaya dan Persatuan Islam (terj. Said Jamhuri) (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1988), h. 51.
Setel Setelah ah Utsm Utsman an bin bin Affan Affan wafat wafat,, pend pendud uduk uk Madi Madina nah h deng dengan an didu diduku kung ng sekelompok pasukan dari Mesir, Basrah dan Kufah mencari siapa yang mau menjadi khalifah. Mereka meminta Ali bin Abi Thalib, Zubair bin Awwam, Thalhah bin Ubaidillah, Ubaidillah, Sa’d bin Abi Waqash Waqash,, dan ibnu Umar, Umar, pada awalnya tidak satupun satupun dari mere mereka ka yang yang mau mau menj menjad adii khali khalifah fah meng mengga gant ntik ikan an Utsm Utsman an.. Sete Setelah lah merek merekaa berunding, akhirnya mereka mendatangi penduduk Madinah agar mereka mengambil keputusan keputusan,, karena merekalah yang dianggap dianggap ahli syura, syura, yang berhak memutuskan memutuskan pengangkatan khalifah, kreadibilitas mereka diakui umat. Kelompok-kelompok ini mengancam kalau tidak ada salah satu dari mereka yang mau dipilih menjadim khalifah, mereka akan membunuh Ali, Thalhah, Zubair, dan masyarakat lainnya. Akhirnya Akhirnya dengan geram mereka mereka menoleh menoleh kepada kepada Ali. Pada awalnya Ali pun tidak bersedia. Karena pengangkatannya tidak didukung oleh kesepakatan penduduk Madi Madina nah h dan dan veter veteran an pera perang ng Badar Badar.. Menu Menuru rutt Ali, Ali, oran orang g yang yang didu diduku kung ng oleh oleh komunitas inilah yang lebih berhak menjadi khalifah. Dengan berbagai argumen yang diajukan oleh berbagai kelompok tersebut, demi Islam dan menghindari fitnah, akhirnya Ali bersedia dibai’at. Pada Pada hari hari Jum’at Jum’at di Masjid Masjid Nabawi Nabawi,, mereka mereka melaku melakukan kan bai’at dan diikut diikutii keesokan harinya oleh sahabat-sahabat besar seperti Thalhah, dan Zubair, walaupun sebenarnya mereka membai’at secara terpaksa, dan keduanya mengajukan syarat dalam bai’at tersebut supaya Ali menegaklkan keadilan terhadap pembunuh Utsman. Namun Ali tidak langsung menjawab kesanggupannya, karena situasi pada waktu itu belum memungkinkan untuk mengambil tindakan dan para pembunuh Utsman tidak diketahui satu persatunya 6. Akibat sikap Ali yang demikian, setelah pembai’atan tersebu tersebutt keduany keduanyaa keluar keluar dari dari Madina Madinah h menuju menuju Mekah Mekah bersam bersamaa Aisya Aisyah h Ummul Ummul Mukminin janda Nabi, menyusun kekuatan untuk untuk mengangkat senjata melawan Ali, sehingga kemudian terjadilah ’perang unta’ (waq’ah al-jamal). Setela Setelah h pelant pelantika ikan n selesa selesai, i, Ali menyamp menyampaik aikan an pidato pidato visi visi politi politikny knyaa dalam dalam suasana yang kurang tenang di Masjid Nabawi, setelah memuji dan mengagungkan Allah, selanjutnya Ali berkata: “Sesunggu “Sesungguhnya hnya Allah telah menurunkan menurunkan Kitab sebagai sebagai petunjuk petunjuk yang menjela menjelaska skan n kebaik kebaikan an dan keburu keburukan kan.. Maka Maka ambilla ambillah h ynag ynag baik baik dan tingg tinggal; al;ka kan n kebu keburu ruka kan. n. Allah Allah telah telah menet menetap apka kan n sega segala la kewa kewaji jiba ba,, kerjakanlah! kerjakanlah! Maka Allah menuntunmu menuntunmu ke surga. surga. Sesungguh Sesungguhnya nya Allah telah telah mengha mengharam ramkan kan hal-hal hal-hal yang yang haram haram dengan dengan jelas, jelas, memuliak memuliakan an keho kehorm rmat atan an oran orang g musl muslim im dari dari pada pada yang ang lain lainny nya, a, mene meneka kank nkan an keikhlasan dan tauhid sebagai hak muslim. Seorang muslim adalah yang dapat menjaga keselamatan muslim lainnya dari ucapan dan tangannya. 6 Kisah pembai’atan Ali ini suasana Madinah memang sangat memanas memanas dan kacau, bahkan menurut sebuah riwayat, Thalhah dan Zaubair membai’at Ali di bawah ancaman pedang oleh Malik alAsytar, ada juga di antara sahabat yang abstain, menunggu suasana yang kondusif, misalnya yang dilakukan oleh Sa’d bin Abi Waqash dan Ibnu Umar, mereka tidak langsung membai’at, menunggu orang banyak dahulu. Untuk penjelasan ini dapat dilihat pada Ibnu al-Atsir, al-Kamil fi at-Tarikh, Jilid III (Beirut: Dar al-Fikr, 1979), h. 155, juga dalam Abbas Mahmoud al-Akkad, Ketakwaan…h. 83-84.
3
Tidak halal darah seorang muslim kecualai dengan alsan yang dibenarkan. Bersegeralah membenahi kepentingan umum,..........bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya sesungguhnya kamu dimintai dimintai pertanggun pertanggungjawab gjawaban an tentang tentang apa saja, dari sejengkal tanah hingga binatang ternak. Taatlah kepada Allah jangan jangan mendur mendurhak hakai-N ai-Nya ya.. Bila Bila melihat melihat kebaik kebaikan an ambilla ambillah, h, dan bila melihat melihat keburukan keburukan tinggalkanl tinggalkanlah. ah. Kemudian Kemudian Ali mengakhiri mengakhiri pidatonya pidatonya dnegan membacakan al-Qur’an surat al-Anfal ayat 26”.7 Pasca pembunuhan Utsman situasi begitu kacau. Umat Islam terpecah menjadi beber beberapa apa kelomp kelompok. ok. Tidak Tidak semua semua umat umat Islam Islam membai membai’at ’at kepada kepada Ali. Di Syam Syam (Syria), Muawiyah yang masih keluarga Utsman menuntut balas kepada Ali atas kematian Utsman. Ia bahkan menuduh Ali berada di belakang para pemberontak. Bahkan Bahkan akhirnya akhirnya Muawiyah Muawiyah secara terang-terangan terang-terangan mengangkat mengangkat senjata senjata melawan melawan khalifah Ali. Dengan demikian, walaupun Ali diangkat menjadi khalifah tidak diakui oleh seluruh komponen kaum muslim, tetap dianggap khalifah yang sah, karena didukung oleh mayoritas kaum muslim pada saat itu. Seger egeraa sete setela lah h resm resmii men menjadi jadi khal khalif ifah ah,, sesu esuai deng dengan an wata watak k dan dan kepribadiannya8 yang lugas serta tegas dan dengan tujuan menjaga integritas dan stabil stabilitas itas keaman keamanan an negara, negara, ia mengam mengambil bil dua kebijak kebijakan an politik politik yang yang diangg dianggap ap sebagai pemicu ketidakpuasan sebagian rakyat dari pemerintahan sebelumnya: 1. Ali Ali mem memecat ecat par paraa gube gubern rnu ur yan yang g dia dian ngkat gkat ole oleh h Uts Utsman man, dik dikaren arenak akan an nia nia yaki yakin n bahw bahwaa terja terjadi diny nyaa pembe pembero ront ntak akan an-p -pem embe bero ront ntak akan an itu itu disebabkan oleh keteledoran politik kebijaksanaan mereka. 2. Meng Mengam amb bil kem kemba bali li har harta ta neg negar araa yang yang dib dibag agik ikan an Uts Utsm man kep kepad adaa para para pejabatnya yang sebagian besar dari keluarganya tanpa jalan yang sah. Demikian juga hibah dan pemberian Utsman kepada siapapun yang tanpa alasan, diambil kembali oleh Ali, dan diserahkan kepada negara.9 Dalam hal pertama, Ali mengangkat Utsman bin Hunaif menjadi Gubernur Basrah Basrah mengga mengganti ntikan kan Abdullah Abdullah bin Amir, Amir, Umarah Umarah bin Syihab Syihab gubern gubernur ur Kufah Kufah menggantika menggantikan n Sa’d bin al-Ash, Ubaidillah Ubaidillah bin Abbas gubernur gubernur Yaman, Yaman, Qays ibn Sa’d dan Sahl bin Hunaif Gubernur Syria. Gubernur-gubernur baru tersebut tidak dengan mudah masuk menggantikan pejabat lama. Meskipun sebagian besar mereka diterima di daerah, tidak jarang pula ada yang menolaknya. Bahkan serta merta
7 Ibnu al-Atsir, al-Kamil…h. 194-195. 8 Menurut Menurut Ahmad Ahmad Syalab Syalabi, i, Sejarah…h. 284, politik yang dijalankan seseorang adalah gambaran pribadi orang tersebut yang akan mencerminkan akhlak dan budi pekertinya. Ali mempunyai watak dan pribadi yang khas, suka berterus terang, tegas bertindak dan tidak suka berpura-pura. Ia tidak taku takutt cela celaan an siap siapap apun un dala dalam m menj menjal alan anka kan n kebe kebena nara ran. n. Maka Maka sika sikap p inil inilah ah yang yang banhy banhyak ak mempengaruhi dalam menjalankan kebijakan politik dan pemerintahannya. 9 Abbas Abbas Mahmou Mahmoud d al-Akka al-Akkad, d, Ketakwaan…h. 90, Ahmad Syalabi, Sejarah…h. 284-285, Hassan Ibrahim Ibrahim Hassan, Hassan, Sejara (terj. Djahda Djahdan n Humam) Humam) (Yogy (Yogyaka akarta rta:: Kota Kota Sejarah h dan Kebuda Kebudayaa yaan n Islam Islam (terj. kembang, 1997), h. 62.
Muawiyah gubernur Syria masa Usman, mengusir Sahl bin Hunaif .10 Sedangkan kebijakan yang kedua membuat Ali mendapat tantangan keras dari mereka yang digeser kedudukannya. Di sisi lain penduduk Madinah tidak secara bulat bulat mendukung mendukung Ali, Ali, sehingga posisi posisi Ali benar-ben benar-benar ar sulit. Ia terjepit di antara keinginannya untuk memperbaki situasi negara yang sudah chaos dengan ambisi lawan-lawan politiknya yang selalau berusaha menjegalnya. Dengan melihat kondisi Madinah yang tidak memungkinkan baginya untuk menjalankan pemerintahan, pada bulan Oktober 656 M Ali memimpin perjalanan (mars) angkatan perang keluar dari Madinah. Peristiwa ini, menurut Bernard Lewis, mempun mempunya yaii dua arti pentin penting g: pertama langkah ah itu itu berar berarti ti akhi akhirr kota kota Madi Madina nah h pertama, langk sebagai ibu kota pemerintahan Islam, dan sejak itu tidak ada khalifah yang berkuasa di sana. Kedua, untuk pertama kalinya seorang khalifah memimpin angkatan perang untuk untuk berper berperang ang melawan melawan sesama sesama muslim. muslim. Akhirny Akhirnyaa Kufah Kufah dijadi dijadikan kan ibu kota kota menggantikan Madinah. Di sini Ali mendapat dukungan dari rakyat. rakyat .11 Masa pemerintahan Ali yang kurang lebih selama enam tahun (35-40 H/656661 M) tidak pernah sunyi dari pergolakan poltik, tidak ada waktu sedikitpun dalam pemerintahannya yang dapat dikatakan stabil. Akhirnya praktis selama memerintah, Ali Ali lebi lebih h bany banyak ak meng mengur urus us masa masala lah h pemb pember eron ontk tkan an di berb berbag agai ai wila wilay yah kekuasaannya. Ia lebih banyak duduk di atas kuda perang dan di depan pasukan yang masih setia dan mempercayainya dari pada memikirkan administrasi negara yang teratur dan mengadakan ekspansi perluasan wilayah (futuhat) . Namun demikian, Ali berusaha menciptakan pemerintahan yang bersih, berwibawa dan egaliter. Ia ingin mengembalikan citra pemerintahan Islam sebagaimana pada masa Abu Bakar dan Umar Umar sebe sebelum lumny nya. a. Namun Namun kond kondis isii masy masyara arakat kat yang yang suda sudah h terjer terjerum umus us pada pada kekacauan dan tidak terkendali lagi, menjadikan usahanya tidak banyak berhasil. Terhadap berbagai tindakan Ali setelah menjadi khlaifah, para sahabat senior sebena sebenarny rnyaa pernah pernah member memberika ikan n masuka masukan n dan pandan pandangan gan kepada kepada Ali. Ali. Tetapi etapi Ali menolak pendapat mereka dan terlalu yakin dengan pendiriannya. Dalam masalah pemecatan gubernur, misalnya, Mughirah ibn Syu’bah, Ibnu Abbas, dan Ziyad ibnu Handzalah menasehati Ali, bahwa mereka tidak usah dipecat selama menunjukan kese kesetia tiaan an pada padany nya. a. Peme Pemecat catan an ini ini akan akan memb membaw awaa impl implik ikas asii yang yang besa besarr bagi bagi resistensi mereka terhadap Ali.12 Dalam masalah Thalhah dan Zubair, Ibnu Abbas dan Mughirah juga menasehati Ali agar menjadikan mereka berdua sebagai gubernur Kufah dan Basrah. Namun Ali mengabaikan usulan tersebut, sehingga hal itu merupakan salah satu alasan yang membuat Thalhah dan Zubair kecewa dan berakhir dengan tragedi ”Perang Unta”. 13 Fitnah Kubra; Perang antar Sahabat Akibat Akibat dari dari pembunu pembunuhan han Utsman Utsman dan disusu disusull dengan dengan naikny naiknyaa Ali menjad menjadii 10 Ibnu al- Atsir, al-Kamil…h. 201-203. 11 Bernard Lewis, Bangsa Arab… h. 52. 12 Abbas Mahmoud al-Akkad, Ketakwaan…h.122-123, Ahmad Syalabi, Sejarah…h. 285. 13 Abbas Mahmoud al-Akkad, Ketakwaan…h.192.
5
khal khalifa ifah h yang yang tida tidak k sepe sepenu nuhn hnya ya didu diduku kung ng oleh oleh umat umat Isla Islam m pada pada wakt waktu u itu itu mengakibatkan berbagai ekses yang sangat luar biasa dalam sejarah Islam, yaitu timbulnya timbulnya tragedi yang mengenaskan mengenaskan yaitu perang saudara. saudara. Marshall Marshall GS. Hudgson memaparkan:” memaparkan:”Setelah Setelah itu dua lusin tahun setelah setelah wafatnya wafatnya Muhammad, Muhammad, mulailah mulailah suatu periode fitnah (yang berlangsung selama lima tahun). Yang makna harfiahnya ”godaa ”godaan” n” atau ”cobaan ”cobaan-co -cobaa baan”, n”, suatu suatu masa masa perang perang saudara saudara untuk untuk mengua menguasai sai komunitas muslim dan teritori-teritori taklukannya yang luas”. luas” .14 Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, masa pemerintahan Ali tidak terlepas dari berbagai macam pembrontakan. Ali berusaha memadamkan bentuk perlawanan dan pemberontkan sesama muslim tersebut yang di dalamnya terlibat para sahabat senior. Perang Perang saudara saudara yang terjadi terjadi pada pada masa masa Ali yang tercatat tercatat dalam dalam lembaran lembaran hitam sejarah Islam adalah sebagai berikut: 1. Perang Perang Unta Unta (waq’ah (waq’ah al-ja al-jamal/ mal/the the batle batle of of camel) camel) Dinam Dinamak akan an pera perang ng unta unta,, kare karena na dalam dalam peris peristiw tiwaa terse tersebu but, t, janda janda Nabi Nabi Muhammad Muhammad SAW SAW dan putri Abu Abu Bakar Shiddiq, Shiddiq, Aisyah Aisyah ikut dalam peperangan peperangan dengan dengan mengendarai mengendarai unta. Perang ini berlangsung pada lima hari terakhir Rabi’ul Akhir Akhir tahun 36H/657M. 36H/657M. Ikut terjunnya terjunnya Aisyah Aisyah memerangi memerangi Ali Ali sebagai khalifah khalifah dipandang sebagai hal yang luar biasa, sehingga orang menghubungkan perang ini dengan Aisyah dan untanya, walaupun menurut sementara ahli sejarah peranan yang dipegang Aisyah Aisyah tidak begitu dominan. Keterlibatan Aisyah pada perang ini pada mulanya menuntut atas kematian Utsman bin Affan terhadap Ali, 15 sama seperti yang dituntut Thalhah dan Zubair ketika mengangkat bai’at pada Ali. Setelah itu Aisyah pergi ke Mekah kemudian disusul disusul oleh Thalhah Thalhah dan Zubair Zubair. Ketiga tokoh ini nampaknya nampaknya mempunyai mempunyai harapan harapan tipi tipiss bahw bahwaa huku hukum m akan akan dite ditega gakk kkan an.. Karen Karenaa menu menuru rutt ketig ketigan anya ya,, Ali Ali suda sudah h menetapkan kebijakan sendiri karena ia didukung oleh kaum perusuh. Kemudian mereka mereka dengan dengan dukun dukungan gan dari dari keluar keluarga ga Umaya Umayah h menunt menuntut ut balas balas atas kematia kematian n Utsman. Akhirnya mereka pergi ke Basrah untuk menghimpun kekuatan dan di sana mereka mendapat dukungan masyarakat setempat.16 Ali beserta pasukannya yang sudah berada di Kufah telah mendengar kabar bahwa bahwa di Syria Syria (Syam) (Syam) Muawiy Muawiyah ah telah telah bersia bersiap-s p-siap iap dengan dengan pasuka pasukanny nnyaa untuk untuk meng mengha hada dapi pi Ali. Ali. Ali Ali sege segera ra memim memimpi pin n dan dan meny menyiap iapka kan n pasu pasuka kann nnya ya untu untuk k memerangi memerangi Mu’awiyah. Mu’awiyah. Namun sebelum sebelum rencana tersebut tersebut terlaksana, terlaksana, tiga orang 14 Marshall GS. Hudgson, The Venture of Islam, Iman dan Sejarah dalam Peradaban Dunia , buku pertama (terj. Mulyadhi Kartanegara) (Jakarta: Paramadina, 1999), h. 309. 15 Menurut Ahmad Syalabi, Aisyah ikut berperang melawan Ali alasannya bukan semata menuntut balas atas kematian Utsman, akan tetapi ada semacam semacam dendam pribadi antara dirinya dengan Ali. Aisyah masih teringat terhadap peristiwa tuduhan selingkuh terhadap dirinya (hadits al-ifk), dimana pada waktu itu Ali memberatkan dirinya. Faktor lain adalah persaingan dalam pemilihan jabatan khalifah dengan ayahnya , Abu Bakar, yang kemudian disusul dengan sikap Ali yang tidak segera membai’at Abu Bakar, dan yang terakhir ada faktor Abdullah bin Zubair, kemenakannya, yang beram berambis bisii untuk untuk menjad menjadii khalif khalifah, ah, yang terus terus mendes mendesak ak dan memprovo memprovokas kasii Aisyah Aisyah agar agar memberontak terhadap Ali.(Ahmad Syalabi, Sejarah…h. 288-289). 16Jousouf Sou’yb, Sejarah Daulat Khulafaur Rasyidin (Jakarta: Bulan Bintang, 1979), h. 471.
tokoh terkenal Aisyah, Thalhah, dan Zubair beserta para pengikutnya di Basrah telah siap untuk memberontak kepada Ali. Ali pun mengalihkan pasukannya ke Basrah untuk memadamkan pemberontakan tersebut. Awalnya ada usaha-usaha dari Ali untuk mencegah peperangan, dengan ajakan bai’at dan sumpah setia kepadanya. Pada awalnya usaha damai itu hampi berhasil, namun ada pihak-pihak yang tidak menginginkan mereka berdamai, hingga akhirnya mengalami kegagalan. kegagalan.17 Perang Perangpun pun tak dapat dapat dihind dihindark arkan an lagi, lagi, berjala berjalan n dengan dengan cepat. Sejarah Sejarah telah mencatat mencatat korban jatuh di kedua kedua belah pihak berjumlah berjumlah kurang kurang lebih sepuluh ribu jiwa. Akhirnya perang tersebut dimenangkan oleh pihak Ali bin Abi Abi Thali Thalib. b. Thal Thalha hah h dan dan Zuba Zubair ir akhi akhirn rnya ya tewas tewas dala dalam m pepe peperan ranga gan n terse tersebu but, t, sementara Aisyah r.a. dengan penuh penghormatan dikembalikan lagi oleh Ali ke Mekah. Mekah.18 2. Pera Perang ng Sh Shiiff ffin in Disebut perang shiffin karean perang yang menghadapkan pasukan pendukung Ali dengan dengan pasuka pasukan n penduk pendukung ung Mu’awiy Mu’awiyah ah berlan berlangsu gsung ng di Shiffi Shiffin n dekat dekat tepian tepian sung sungai ai Efra Efratt wilay wilayah ah Syam, Syam, peran perang g ini ini berla berlang ngsu sung ng pada pada bulan bulan Shafa Shafarr tahun tahun 37H/658M. Setelah kematian Utsman, pihak keluarga Utsman dari Bani Umayah, dlam hal ini diwakili oleh Mu’awiyah Mu’awiyah bin Abi Sufyan Sufyan yang menajdi gubernur gubernur di Syam sejak khalifah Umar bin Khathab, mengajukan tuntutan atas kematian Utsman kepada Ali agar agar mengad mengadili ili dan menghu menghukum kum para para pembun pembunuh uh khalifa khalifah h Utsman Utsman berdas berdasark arkan an syari’at Islam. Dalam kondisi dan situasi yang sulit dan belum stabil pada waktu itu, nampaknya Ali tidak sanggup untuk memenuhi tuntutan itu. Sementara Mu’awiyah bin Abi Sufyan yang pada waktu menjabat gubernur Syam belum mengakui khalifah Ali di Madinah. Akhirnya Ali mengirimkan utusan ke Damaskus ibu kota Syam, untuk untuk mengaj mengajuka ukan n dua piliha pilihan n kepada kepada Mu’awiy Mu’awiyah ah yaitu yaitu mengan mengangka gkatt bai’at bai’at atau meletak meletakkan kan jabatan jabatan.. Tetapi etapi Mu’awiy Mu’awiyah ah tidak tidak mau menent menentuka ukan n piliha pilihan n sebelu sebelum m tuntutan dari keluarga Umayah dipenuhi. Dengan alasan khalifah Ali tidak sanggup menegakkan hukum sesuai syari’at, juga menuduh Ali Ali dibalik pembunuhan Utsman, hal ini tidandai t idandai dengan tidak diambil tindakan oleh Ali terhadap para pemberontak bahkan pemimpinnya Muhammad bin Abu Bakar yang merupakan anak angkat Ali, diangkat menjadi gubernur Mesir, akhi akhirny rnyaa Mu’a Mu’awiy wiyah ah meng mengad adak akan an kampa kampany nyee besa besarr-be besa saran ran di wilay wilayahn ahnya ya menentang Ali, sehingga mendapat dukungan dan simpati dari mayoritas pengikut dan rakyat di wilayah kekuasaannya. Kemudian Mu’awiyah menyiapkan pasukan yang besar untuk melawan khalifah Ali. Walaupun menurut ahli sejarah, motivasi perlawanan Mu’awiyah itu sebenarnya tidak murni menuntut balas atas kematian Utsman, tetapi ada ambisi untuk menjadi khalifah. 17 Peranan Abdullah ibn Saba’ dan pengikutnya kembali disebut-sebut oleh para sejarawan, Ahmad Syalabi misalnya, menuduh para pengikut Abdullah ibn Saba’ sebagai provokator dalam peperangan itu, sehingga usaha-usaha rekonsiliasi dari kedua belah pihak tidak diinginkan oleh mereka. 18 Jousouf Sou’yb, Sejarah…h. 478.
7
Kekuat Kekuatan an Mu’awiy Mu’awiyah ah semakin semakin solid solid dengan dengan bergab bergabung ungny nyaa politi politisi si ulung, ulung, mantan penakluk dan gubernur Mesir yang dipecat Utsman yaitu Amr bin Ash yang masih keluarga besar Muawiyah. Setel Setelah ah dibe dibeba bast stug ugas aska kan n dari dari jaba jabata tanny nnyaa ia meny menying ingki kirr ke Pale Palest stin ina. a. Ia sebelumnya tidak pernah ikut campur dalam poitik dan pemerintahan pada masa awal awal kekh kekhali alifah fahan an Ali Ali bin bin Abi Abi Thal Thalib ib.. Deng Dengan an diim diimin ingg-im imin ingi gi jaba jabata tan n oleh oleh Mu’a Mu’awiy wiyah ah,, akirn akirnya ya ia pun pun terju terjun n lagi lagi dalam dalam hing hingar ar bing bingar ar duni duniaa polit politik ik dan dan mempunyai peran yang yang sangat penting dalam peristiwa perang Shiffin Shiffin ini. Setelah Setelah selesa selesaii perang perang Jamal, Jamal, Ali memper mempersiap siapkan kan pasuka pasukanny nnyaa lagi lagi untuk untuk menghadapi menghadapi tantangan Mu’awiyah Mu’awiyah bin Abi Sufyan, Sufyan, dengan dengan dukungan dukungan pasukan dari Irak, Irak, Iran, Iran, dan Khuras Khurasan an dan dibant dibantu u pasuka pasukan n dari dari Azerbei Azerbeijan jan dan dari dari Mesir Mesir pimpinan Muhammad bin Abu Bakr. Bakr. Usaha-usaha untuk menghindari perang terus diusahakan oleh Ali, dengan tuntutan membai’atnya atau meletakkan jabatan. Na mun nampaknya Mu’awiyah tetap pada pendiriannya untuk menolak tawaran Ali, bahkan Mu’awiyah menuntut sebaliknya, agar Ali dan pengikutnya membei’at dirinya. Pada Pada bulan bulan Shafar Shafar tahun tahun 37H/65 37H/658M, 8M, perang perangpu pun n pecah pecah di Shiffi Shiffin, n, dengan dengan ber berjat jatuh uhan an korb korban an ynag ynag bany banyak ak dari dari kedu keduaa belah belah piha pihak. k. Keti Ketika ka Ali Ali hamp hampir ir memenangi perang tersebut, Amr bin Ash, sebagi orang yang ahli siasat perang bahka bahkan n diangg dianggap ap licik, licik, memerin memerintha thakan kan kepada kepada pasuka pasukanny nnyaa untuk untuk mengan mengangka gkatt mushaf al-Qur’an di ujung tombak dan meminta berdamai dengan arbitrase (tahkim) berdasarkan al-Qur’an.19 Karena al-Qur’an dijadikan landasan berdamai, para Qurra’ (ahli membaca alQur’an) dari pihak Ali mendesak mendesak menerima tawaran tersebut. tersebut. Akhirnya Akhirnya Ali dengan berat hati menerima arbitrase tersebut, walaupun Ali mengetahui itu hanya sisat busuk dari Amr bin Ash. Sebagai perantara dalam tahkim ini pihak Ali diwakili oleh Abu Musa al-Asy’ari dan Amr bin Ash yang mewakili pihak Mu’awiyah. Sejarah menc mencata atatt anta antara ra kedu keduan anya ya terd terdap apat at keep keepak akat atan an untu untuk k menj menjat atuh uhka kan n Ali Ali dan dan Mu’awiyah secara bersamaan. Kemudian setelah itu dipilih seorang khalifah yang baru baru.. Sela Selanj njut utny nya, a, Abu Abu Musa Musa al-Aa al-Aasy sy’a ’ari ri seba sebaga gaii oran orang g tertu tertuaa lebih lebih dahu dahulu lu mengumumkan kepada khalayak umum putusan menjatuhkan kedua pimpinan yang bertentangan itu. Berlainan dengan kesepakatan awal, Amr bin Ash mengumumkan hanya menyetujui penjatuhan Ali yang telah dimumukan Abu Musa, tetapi menolak menjatuhkan Mu’awiyah. Mu’awiyah.20 Bagi Bagima mana napu pun n peri perist stiw iwaa tahk tahkim im ini ini seca secara ra poli politi tik k meru merugi gika kan n Ali Ali dan dan mengun menguntun tungka gkan n Mu’awiy Mu’awiyah. ah. Yang sah menjadi menjadi khalifa khalifah h adalah adalah Ali, Ali, sedang sedangkan kan Mu’awiyah kedudukannya hanya sebagai seorang gubernur daerah yang tidak mau tunduk kepada Ali sebagai khalifah. Dengan adanya arbitrase ini kedudukannya naik menjad menjadii khalifa khalifah, h, yang otomatis otomatis ditolak ditolak oleh Ali yang yang tidak mau meletak meletakkan kan 19 Ibnu al- Atsir,al-Kamil… h. 346, Ahmad Syalabi, Sejarah…h. 361 20 Pernyataan tahkim dari kedua belah pihak tersebut selengkapnya dapat dibaca pada Ibnu al-Atsir, al-Kamil…h. 332, juga Muhammad Mahzum, Meluruskan Sejarah Islam; Studi Kritis Peristiwa Anwar) (Bandung:Pus (Bandung:Pustaka taka Setia, 1994), h. 28-31, 28-31, dengan dengan mengutip mengutip dari Tahkim (terj. Rosihan Anwar) Tarikh- nya ath-Thabari.
jabatannya sebagai khalifah, sampai ia mati terbunuh pada tahun 661 M.21 Timbulnya Aliran-aliran dalam Islam Islam di samping samping merupakan merupakan sistem agama, ia juga merupakan merupakan sistem politik, politik, dan Nabi Muhammad Muhammad SAW SAW di samping seorang seorang rasul rasul sekligus sekligus menjadi seorang seorang negarawan. Sehingga wajar persoalan-persolan politik yang timbul di masa khalifah Ali bin Abi Thalib seperti yang telah disebutkan di atas pada akhirnya meningkat menjadi menjadi persoalan persoalan yang membawa-bawa membawa-bawa masalah masalah keyakinan keyakinan (teologi) dalam Islam. Sikap Sikap Ali yang yang menerim menerimaa arbitra arbitrase, se, sunggu sungguhpu hpun n dalam dalam keadaa keadaan n terpak terpaksa, sa, tidak tidak disetujui oleh pengikutnya. Mereka berpendapat, hal tersebut tidak dapat diputuskan oleh arbitrase arbitrase manusia. manusia. Menurut Menurut mereka, putusan hanya hanya datang dari Allah dengan dengan kembali kepada hukum-hukum yang ada, ayat al-Qur’an la hukma illa lillah atau la mereka.22 hakama illallah, menjadi semboyan mereka. Setelah itu sebagian pasukan Ali tersebut memisahkan diri dan membentuk gera geraka kan n semp sempala alan n yang yang kemu kemudi dian an dike dikena nall deng dengan an sebu sebutan tan kaum kaum ‘Kha ‘Khawa warij rij’. ’. Pendapat Pendapat dan pemikiran pemikiran mereka dikenal dikenal sangat sangat ekstrim, ekstrim, pelaku-pelaku pelaku-pelaku arbitrase dianggap telah kafir dalam arti telah keluar dari Islam (murtad, apostate) karena tidak berhukum pada hukum Allah sebagai yang terdapat dlam al-Qur’an surat al-Maidah ayat 44. Khawarij Khawarij memandang memandang Ali, Mu’awiyah, Amr bin Ash, Abu Musa al-Asy’ari al-Asy’ari dan lain-lain yang menerima arbitrase adalah kafir. Karena itu mereka bersepakat untuk untuk membun membunuh uh Ali, Ali, Mu’awiy Mu’awiyah, ah, Amr bin Ash, Abu Musa Musa al-Asy’ al-Asy’ari. ari. Namun Namun mereka hanya hanya berhasil membunuh membunuh Ali Ali yang akhirnya akhirnya meninggal pada tanggal tanggal 19 Ramadhan tahun 40 H./661M, oleh Abdurrahman ibn Muljam, salah seorang yang ditugasi ditugasi membunuh membunuh tokoh-tok tokoh-tokoh oh tersebut. tersebut. Sedankan Sedankan nasib baik berpihak berpihak kepada kepada Mu’awiyah dan Amr bin Ash, mereka berdua luput dari pembunuhan tersebut. tersebut .23 Lambat laun kaum Khawarij pecah menjadi beberapa sekte. Konsep kafir yang mereka mereka pahami pahami turut turut mengala mengalami mi peruba perubahan han.. Orang Orang yang yang dipand dipandang ang kafir kafir bukan bukan hanya orang yang tidak berhukum pada al-Qur’an saja, tetapi orang yang bebruat dosa besarpun dianggap kafir. 24 Untu Untuk k meng mengha hada dapi pi pemi pemiki kira ran n Khaw Khawar arij ij ters terseb ebut ut munc muncul ul alir aliran an yang yang berpendapat bahwa orang yang berdosa besar masih tetap mukmin, bukan kafir. Adapun dosa yang yang dilakukannya tersrah kepada Allah untuk mengampuni mengampuni atau tidak mengampuni. Aliran ini terkenal dengan sebutan sebutan Murji’ah. Pada awalnya kelompok ini adalah orang-orang byang mengambil sikap diam dalam melihat pertikaian di kalangan kalangan umat Islam sendiri. sendiri. Mereka sangat sangat berhati-hati berhati-hati dalam menilai siapa yang yang salah dan siapa yang benar dalam peristiwa perang saudara pada masa khalifah khalifah Ali bin Abi Thalib. Secara politik akhirnya mereka mayoritas mendukung pemerintahan Bani Umayah. Dalam masalah teologi, dari kelompok ini pulalah yang melahirkan 21 Harun Nasution, Teologi Islam; aliran, sejarah, analisa perbandingan (Jakarta:UI Pres, 1986), h. 5. 22 Harun Nasution, Ibid. h. 6. 23 Ahmad Syalabi, Sejarah… h. 306-307, Jousouf Souyb, Sejarah…h. 528. 24 Harun Nasution, Teologi…h. 7
9
kelompok ‘Ahlussunnah wal Jama’ah’. Kemudian ada kelompok yang tidak setuju pada keduanya maka lahirlah aliran ‘Mu’tazilah’, yang berpendapat bahwa orang berdosa besar tidak kafir juga tidak mukmin, orfang seperti itu berada di posisi tengah (al-manzilah bainal manzilah) . Dari pihak pendukung fanatik Ali bin Abi Thalib juga akhirnya melembagakan teori teori politik politikny nya, a, bahw bahw aseben asebenarny arnyaa yang yang berhak berhak menjad menjadii khalifa khalifah h setelah setelah Nabi Nabi Muhammad SAW adalah Ali bin Abi Thalib dan dilanjutkan oleh keturunannya. Mereka ini kemudian dikenal dengan aliran ‘Syi’ah’. Harapan mereka pada awalnya tertuju kepada kepada Hasan putera tertua Khalifah Ali bin Abi Abi Thalib. Akhirnya Akhirnya mereka mengangkat Hasan, namun nampaknya Hasan tidak mewarisi sifat ayahnya, tidak berb berbak akat at mena menajd jdii khali khalifa fah. h. Kemud Kemudian ian ia meng mengad adak akan an akom akomod odas asii deng dengan an menyerahkan menyerahkan hak khalifahnya khalifahnya kepada Mu’awiyah. Mu’awiyah.25 Kemudian Kemudian para pengikutny pengikutnyaa memposisik memposisikan an sebagai sebagai oposisi oposisi penguasa penguasa , sampai terbununya terbununya pemimpin pemimpin mereka berikutnya, Husein bin Abi Thalib, saudara Hasan, pada tragedi Karbela. Setelah itu mereka terus menerus menggalang kekuatan untuk merongrong penguasa pada waktu itu. Untuk selanjutnya aliran-aliran atau madzhab tersebut berkembang; ada yang bersifat bersifat pengembang pengembangan, an, kritik, kritik, atau menandingi menandingi dan melawan melawan aliran-aliran aliran-aliran yang sudah ada, ada yang bertahan lama, ada pula yang hanya bertahan sebentar sesuai dengan situasi dan kondisi perkembangan umat Islam itu sendiri dalam emahami pesan dan ajaran agamanya. Penutup Khlaifah Ali bin Abi Thalib memerintah kuran lebih lima tahun (35-40H/656661M). 661M). Berakhirny Berakhirnyaa kekhal kekhalifah ifahan an Ali berakh berakhir ir pula pula masa masa kepepe kepepemim mimpin pin para khalifah yang cerdas khulafa’urrasyidin yang empat, dengan sistem pemerintahan yang yang demo demokr krati atis, s, yang yang pada pada wakt waktu u itu itu suli sulitt menca mencari ri pada padana nann nnya ya di wilay wilayah ah manapu manapun. n. Setelah Setelah itu, umat Islam mengalami mengalami perubah perubahan an dan perbedaan perbedaan dalam dalam sistem sistem politik politik kenega kenegaraan raanya ya,, dari sistem sistem pemeri pemerinah nahan an yang yang berdas berdasark arkan an syura’, ber berub ubah ah menj menjad adii bent bentuk uk pemi pemimp mpin in yang yang tida tidak k dipi dipili lih, h, teta tetapi pi berd berdas asar arka kan n penunjuk penunjukkan kan yang secara turun turun temurun temurun (bani/din (bani/dinasti) asti) atau berbetu berbetuk k kerajaan. kerajaan. Di bidan bidang g pemaha pemahan n keagama keagamaan an juga juga muncul muncul berbag berbagai ai aliran aliran (madzha (madzhab/s b/sekte ekte)) yang yang bermula timbul dari respon terhadap berbagai peristiwa di akhir pemerintahan Ali bin Abi Thalib. Bagaimanapu Bagaimanapun n mereka para generasi generasi awal Islam—khus Islam—khususny usnyaa para khalifah khalifah yang yang emapat-emapat---ad -adalah alah orangorang-ora orang ng yang yang mempun mempunyai yai kredib kredibeli elitas tas dan integr integritas itas pribadiny pribadinya, a, serta loyalitas dan kontribus kontribusinya inya pada Islam tidak perlu diragukan lagi. Akan Akan tetapi tetapi bagaiman bagaimanapu apun n mereka mereka adalah manusi manusiaa biasa biasa yang tidak ma’shum, sebagaimana diungkapkan Nurcholish Madjid, 26 bahwa tidak setiap pribadi pribadi masa masa salaf salaf pada pada lahirny lahirnyaa bebas bebas dari kekura kekuranga ngan. n. Jika seandainy seandainyaa mereka mereka lepas dari 25 Marshall GS. Hudgson, The Venture…h. 312. 26 Nurcholish Madjid, Islam Doktrin dan Peradaban (Jakarta: Paramadina, 1992) Cet. II, h. 378.
kekurangan, maka bagaimana kita menerangkan berbagai peristiwa pembunuhan dan peper peperang angan an sesama sesama sahaba sahabatt Nabi Nabi sendir sendiri, i, selang selang hany hany beberap beberapaa tahun tahun saja saja dari dari wafatnya Beliau? Padahal peperangan itu banyak melibatkan sahabat besar seperti Utsman, Ali, Aisyah, Aisyah, Amr bin Ash, Abu Musa al-Asy’ari dan lain-lain. []
Daftar Pustaka:
Al-Akkad, Abbas Mahmoud, Ketakwaan Khlaifah Ali bin Abi Thalib (terj. Bustami A. Gani dan Zainal Abidin Ahmad) (Jakarta: Bulan Bintang, 1979). Al-Atsir, Ibnu, al-Kamil fi at-Tarikh, Jilid III (Beirut: Dar al-Fikr, 1979) Hassan, Hassan Ibrahim, Sejarah dan Kebudayaan Islam (terj. Djahdan Humam) Humam) (Yogyakarta: (Yogyakarta: Kota kembang, 1997. Hudgson, Marshall GS., The Venture of Islam, Iman dan Sejarah dalam Peradaban Dunia, buku pertama (terj. Mulyadhi Kartanegara) (Jakarta: Paramadina, 1999). Lewis, Bernard, Bangsa Arab dalam Lintasan Sejarah; dari segi Geografi, Sosial, Budaya dan Persatuan Islam (terj. Said Jamhuri) (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1988). Madjid, Nurcholish, Islam Doktrin dan Peradaban (Jakarta: Paramadina, 1992) Cet. II. Mahzum, Muhammad, ,Meluruskan Sejarah Islam; Studi Kritis Peristiwa Tahkim (terj. Rosihan Anwar) (Bandung:Pustaka Setia, 1994). Nasution, Harun, Teologi Islam; aliran, sejarah, analisa perbandingan (Jakarta:UI Pres, 1986), h. 5. Sou’yb, Sou’yb, Jousouf, Jousouf, Sejarah (Jakarta: Bulan Bintang, Bintang, Sejarah Daulat Daulat Khulafaur Khulafaur Rasyidin Rasyidin (Jakarta: 1979). Syalabi, Ahmad, Sejarah Kebudayaan Islam, Jilid I (terj: Mukhtarv Yahya) (Jakarta: Pustaka al-Husna, 1992), cet. VII. As-Suyuthi, Jalaluddin, Tarikh al-Khulafa’ (Mekah Mukarromah: Maktabah Nizar Mushthafa al-Baz, 2000).
11