PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
STIMULASI PERTUMBUHAN VEGETATIF PHALAENOPSIS HIBRIDA DENGAN INDOLE BUTYRIC ACID (IBA) DIKOMBINASIKAN GANDASIL-D DAN VITABLOOM
BIDANG KEGIATAN : PKM PENELITIAN EKSAKTA (PKM.PE)
Diusulkan oleh : Khairuddin NIM 2014330043 TA 2014/2015 (Ketua) Refi Kurnia Hidayat NIM 2014330077 TA 2014/2015 (Anggota 1) Neng Devi NIM 2015330081 (Anggota 2)
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI MALANG 2016
ii
RINGKASAN
Phalaenopsis salah satu jenis Anggrek yang memiliki peluang bisnis tinggi, hal ini disebabkan permintaan pasar yang cenderung meningkat setiap tahun. Namun perkembangan produksi anggrek di Indonesia masih rendah disebabkan selain teknik budidaya yang kurang tepat, penggunaan bibit kurang bermutu dan penanganan pascapanen yang belum memadai. Salah satu upaya untuk meningkatkan produksi dapat dilakukan dengan aplikasi zat pengatur tumbuh untuk menstimulir pertumbuhan vegetatife sehingga diharapkan mampu mempercepat pembungaan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh aplikasi Indole Butiric Acid (IBA) yang dikombinasi dengan pupuk daun Gandasil D dan Vitabloom dalam mempercepat pertumbuhan vegetatife Phalaenopsis hibrida. Penelitian rencana dilaksanakan di green house Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang, selama 4 bulan pada bulan Januari sampai dengan April 2017. Penelitian dirancang dengan Rancangan Acak Lengkap factorial terdiri dua faktor. Faktor I adalah konsentrasi hormon Indol Acetic Acid (IBA) terdiri 4 level yakni I0 (0 ppm/kontrol), I1 (1000 ppm), I2 (2000 ppm dan I3 (3000 ppm). Faktor II adalah pemberian pupuk daun, terdiri 3 variasi yakni P1 (2 g/l pupuk daun Gandasil D), P2 (2 g/l pupuk daun Vitabloom), P3 ( 1 g/l pupuk daun Gandasil D + 1 g/l Vitbloom ). Terdapat 9 kombinasi perlakuan, masing-masing kombinasi perlakuan diulang 3 kali dan masingmasing ulangan terdiri 3 sampel tanaman percobaan, jadi keseluruhan ada 243 sampel tanaman Phalaenopsis. Phalaenopsis hibrida berwarna ungu didalam botol yang sudah siap diaklimatisasi dikeluarkan dari botot dan dicuci sampai bersih dari sisa media agar kemudian direndam fungisida beberapa menit dan ditiriskan diatas koran. Selanjutnya direndam dengan IBA pada konsentrasi sesuai perlakuan selama 10 menit, ditiriskan kembali beberapa menit dan dipindahkan ke media pakis yang beralaskan moss sphagnum dan digantung di rak penggantung di dalam green house. Perlakukan pemupukan Gandasil D dan Vitabloom dilakukan setiap minggu dengan dosis sesuai perlakuan. Pengamatan dilakukan setiap 4 minggu (per bulan) sekali dengan variabel pengamatan : (a) Saat tumbuh tunas baru (hari), diamati setiap hari sampai dengan muncul tunas baru. (b) Pertambahan jumlah daun, diamati pada umur minggu ke 4,8,12 dan 16 setelah perlakuan dengan cara mengurangi jumlah daun saat pengamatan dengan jumlah daun awal. (c) Pertambahan panjang dan lebar daun (cm), diamati pada umur minggu ke 4,8,12, dan 16 setelah perlakuan pemupukan dengan cara mengukur panjang dan lebar daun yang terpanjang dalam satu tanaman pada saat pengamatan dikurangi dengan panjang daun awal. (d) Pertambahan jumlah akar, diamati pada umur 16 minggu (pengamatan terakhir) dengan cara mengurangi jumlah akar saat pengamatan dengan jumlah akar awal perlakuan. (e) Pertambahan panjang akar, diamati pada umur 16 minggu (pengamatan terakhir) dengan cara mengukur panjang akar yang terpanjang dalam satu tanaman pada saat pengamatan dikurangi dengan panjang akar awal dan (f) Prosentase plantlet Phalaenopsis hidup, diamati pada saat pengamatan terakhir (umur 4 bulan). Data pengamatan semua variabel yang diperoleh akan dianalisis menggunakan Uji sidik ragam (Anova) dan apabila ada perbedaan diantara perlakuan maka dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5 %. Kata Kunci : Phalaenopsis, IBA, Pupuk daun Gandasil D, Vitabloom.
iii
KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadlirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan hidayahNya sehingga kami tim penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian Program Kreatifitas Mahasiswa Penelitian Eksakta (PKM.PE) dengan judul Stimulasi Pertumbuhan Vegetatif Phalaenopsis Hibrida dengan Indole Butyric Acid (IBA) Dikombinasikan Gandasil D dan Vitabloom. Pada kesempatan ini kami tim penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat : 1. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi yang telah menyediakan dana sehingga penelitian ini dapat dilaksanakan. 2. Bapak Prof. Dr. Ir. Wani Hadi Utomo selaku Rektor Universitas Tribhuwana Tunggadewi. 3. Ibu Dr. Ir. Widowati, MP. Selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Tribhuwana Tunggadewi. 4. Ibu Dra. Astutik, MP selaku dosen pendamping yang telah memberikan pengarahan dalam penyusunan proposal penelitian. Kami sadar atas keterbatasan yang kami miliki, untuk itu segala saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi penyempurnaan Proposal Penelitian ini. Besar harapan kami sebagai Tim Pengusul untuk berkenan diterimanya Proposal Penelitian ini agar kami mampu mengembangkan rencana penelitian kami sebagai tambahan referensi bagi penelitian lebih lanjut.
Malang, 25Oktober 2016 Tim Pengusul,
iv
DAFTAR ISI
Halaman Halaman Pengesahan ……………….…………………………………………… ii Ringkasan ......…..………………………………………………………………. iii Kata Pengantar ………………….………………………………………...……. iv Daftar Isi ……………………………………………………………………….. v BAB I. Pendahuluan …………………..……………………………………….. 1 1.1 Latar Belakang Masalah …………………………………………… 1 1.2 Tujuan Penelitian ...………………………………………………….. 2 1.3 Urgensi Penelitian ............................................................................. 2 1.4 Hipotesis ............................................................................................ 2 1.5 Target Luaran ..................…………………………………………... 3 1.6 Kegunaan ...………..……………………………………………….. 3 BAB II. Tinjauan Pustaka ...……….…………………………………………… 4 2.1 Anggrek Bulan ( Phalaenopsis sp) ....................……………...…….. 4 2.2 Budidaya Phalaenopsis ..…………………. ………………………... 6 2.3 Pengaruh IBA pada Pertumbuhan Tanaman ............................…….. 6 BAB III. Metode Penelitian ...……....................................................................... 7 3.1 Tempat dan Waktu .............................................................................. 7 3.2 Alat dan Bahan ................................................................................... 7 3.3 Metode ................................................................................................ 7 3.4 Pelaksanaan Penelitian ........................................................................ 7 3.5 Parameter Pengamatan ........................................................................ 8 3.5 Analisis Data ........................................................................................ 8 BAB IV. Biaya dan Jadwal Penelitian ................................................................... 9 4.1 Anggaran Biaya ...... .......................................................................... 9 4.2 Jadwal Penelitian .................................................................................. 9 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 10 LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................... 11
v
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Phalaenopsis sp merupakan jenis anggrek yang paling diminati masyarakat. Diantara jenis anggrek yang ada di Indonesia, Phalaenopsis sp merupakan jenis yang menarik karena memiliki warna bunga, bentuk dan ukuran bunga Phalaenopsis sp yang beragam. Beberapa spesies Phalaenopsis ada yang berbau harum. Phalaenopsis salah satu jenis Anggrek yang memiliki peluang bisnis tinggi, hal ini disebabkan permintaan pasar yang cenderung meningkat setiap tahun. Namun perkembangan produksi anggrek di Indonesia masih rendah dibanding dengan Negara lain seperti Thailand dan Singapura. Semua produksi anggrek di Indonesia masih habis untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Rendahnya produksi ini disebabkan selain teknik budidaya yang kurang tepat, penggunaan bibit kurang bermutu dan penanganan pascapanen yang belum memadai. Kemampuan Phalaenopsis rajin berbunga dipengaruhi oleh teknis budidaya terutama selama pertumbuhan vegetative. Kendala yang dihadapi penghobies anggrek maupun para petani adalah teknik budidaya yang kurang tepat sehingga pertumbuhan vegetative Phalaenopsis tidak optimal, yang pada akhirnya menyebabkan masa berbunga lambat bahkan tidak mau berbunga. Hal ini disebabkan belum ada acuan teknis pembudidayaan Phalaenopsis yang tepat terutama tentang penggunaan jenis dan hormon yang sesuai untuk mempercepat pertumbuhan vegetative. Selain itu juga belum ada acuan jenis dan dosis pupuk daun apa yang paling sesuai untuk pertumbuhan vegetative Phalaenopsis. Salah satu faktor yang berpengaruh pada keberhasilan budidaya Phalaenopsis adalah fase pasca aklimatisasi yakni pada pertumbuhan vegetative. Pertumbuhan vegetative yang baik tentunya akan menghasilkan pertumbuhan generative yang baik pula sehingga Phalaenopsis akan mampu berbunga sempurna. Plantlet tanaman yang berasal dari perkembangbiakan in vitro (di dalam botol) meskipun sudah sempurna organ akar dan daun, namun organ tersebut belum dapat berfungsi secara maksimal karena kebiasaan nutrisi yang sudah tersedia didalam media sintetik dalam botol kultur selama pengkulturan in vitro. Oleh karena itu pada fase pasca aklimatisasi diperlukan upaya untuk memacu inisiasi perakaran baru Phalaenopsis agar mampu tumbuh dengan cepat dan kokoh, sehingga mampu mendukung pertumbuhan vegetative, lebih lanjut akan mendukung pembungaan Phalaenopsis. Indole Butyric Acid (IBA) merupakan salah satu perangsang tumbuh yang termasuk dalam kelompok auksin sintetis. IBA berperan merangsang pertumbuhan dan perkembangan akar sehingga sistem penyerapan hara berlangsung dengan baik untuk mendukung pertumbuhan tanaman secara optimal. Hasil penelitian Shofiana dan Arini (2013) menunjukkan bahwa aplikasi IBA dengan konsentrasi 2000 ppm mampu menghasilkan pertumbuhan akar stek batang buah naga paling baik, namun pada pemberian konsentrasi lebih tinggi justru menghambat perakaran. Setiap jenis tanaman akan memiliki dampak yang berbeda terhadap jenis dan dosis auksin yang ditambahkan dari luar. Dampak yang ditimbulkan juga dipengaruhi oleh keseimbangan antara zat pengatur tumbuh yang disintesa didalam tubuh tanaman dengan yang ditambahkan dari
luar. Hasil penelitian Martha, Elih dan Wardiyati (2011) disebutkan bahwa penggunaan hormone BA 200 ppm berpengaruh dalam menginduksi pembungaan Phalaenopsis dan penggunaan paclobutrazol 100 ppm mampu mempercepat 50 % inisiasi pembungaan Phalaenopsis. Zat pengatur tumbuh merupakan senyawa organik yang dalam jumlah kecil mampu berpengaruh pada pertumbuhan seatu tanaman. Zat pengatur tumbuh bukan nutrisi. Untuk mampu tumbuh dan berkembang dengan maksimal Phalaenopsis membutuhkan nutrisi yang lengkap. Kebutuhan tersebut dapat dipenuhi dengan pemberian pupuk. Pupuk yang umum diberikan pada anggrek adalah pupuk daun sehingga mudah diserap oleh tanaman. Semakin bervariasi pupuk yang diberikan, pertumbuhan anggrek mampu mencapai optimal. Namun tetap berpegang pada kisaran dosis yang dibutuhkan oleh tanaman. Kebutuhan NPK setiap jenis tanaman berbeda. Secara fisiologis, Phalaenopsis mampu menambah Nitrogen udara melalui perakarannya, namun selama pertumbuhan didalam botol baik perakaran maupun klorofil Phalaenopsis belum mampu berperan sehingga perlu ditambahkan nutrisi dari luar. Dari uraian diatas perlu dilakukan penelitian aplikasi IBA yang dikombinasikan dengan beberapa jenis pupuk daun untuk dapat menentukan konsentrasi yang tepat guna meningkatkan pertumbuhan vegetative Phalaenopsis hibrida sehingga mampu tumbuh prima dan lebih lanjut mampu berbunga secara maksimal. 1.2 Tujuan Penelitian Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh aplikasi Indole Butiric Acid (IBA) yang dikombinasi dengan pupuk daun Gandasil D dan Vitabloom dalam mempercepat pertumbuhan vegetatife Phalaenopsis hibrida. 1.3 Urgensi Penelitian Kegiatan penelitian difokuskan pada penggunaan zat pengatur tumbuh IBA (Indole Butiryc Acid) untuk memacu perakaran pada Phalaenopsis sp. pasca aklimatisasi yang dikombinasikan dengan aplikasi pupuk Nitrogen daun Gandasil D dan Vitabloom. Fase pertumbuhan Phalaenopsis sampai dengan mampu berbunga membutuhkan waktu yang cukup panjang yakni sekitar 18- 23 bulan baru mampu berbunga. Upaya untuk mempercepat pembungaan tersebut salah satunya dapat dilakukan dengan memperpendek fase pertumbuhan vegetative. IBA salah satu zat pengatur pertumbuhan yang berperan untuk memacu pertumbuhan akar. Dengan aplikasi IBA diharapkan akan memacu pertumbuhan perakaran Phalaenopsis sehingga mampu menyerap nutrisi dari media dengan baik untuk mampu tumbuh secara maksimal dan cepat. Apabila pertumbuhan vegetative lebih singkat dan mampu tumbuh dengan maksimal maka akan mendukung pembungaan Phalaenopsis hibrida lebih cepat. Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai rekomendasi bagi penghobies Phalaenopsis hibrida terutama para petani sebagai acuan teknologi pembudidayaan Phalaenopsis sehingga membantu dalam meningkatkan produksi bunga Phalaenopsis sekaligus dapat digunakan sebagai referensi bagi penelitian lebih lanjut.
1.4 Hipotesis Diduga aplikasi IBA 3000 ppm yang dikombinasi dengan pupuk daun Gandasil D dan Vitabloom akan mampu menghasilkan pertumbuhan vegetatif Phalaenopsis hibrida yang terbaik. 1.5 Target Luaran Hasil penelitian akan disusun sebagai artikel ilmiah yang akan dipublikasikan pada jurnal Nasional ber ISSN. 1.6 Kegunaan Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai acuan petani dalam pembudidayaan Phalaenopsis hibrida khususnya untuk memacu prtumbuhan vegetative dengan aplikasi hormone IBA dan beberapa pupuk daun sehingga mampu meningkatkan produksi bunga.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anggrek Bulan ( Phal aenopsis sp ) Tanaman anggrek merupakan tanaman yang memunyai kecepatan tumbuh relatif lambat. Kecepatan tumbuh ini berbeda-beda pada setiap jenis anggrek. Kecepatan tumbuh ini cukup berpengaruh terhadap pemeliharaan tanaman anggrek yang berorientasi pada produksi bunga karena itu tehnik budi daya perlu di tingkatkan untuk memacu kualitas dan kuantitas tanaman anggrek. Iswanto (2002) menyatakan bahwa secara umum Phalaenopsis dapat di ketahui dari ciri-ciri antara lain: akar anggrek Phalaenopsis berfungsi sebagai tempat menempelnya tubuh tanaman pada media tumbuh anggrek. Dibawah lapisan epifit mempunyai lapisan velamen yang berongga, berfungsi untuk memudahkan akar menyerap air hujan yang jauh di kulit pohon media tumbuh anggrek. Di bawah lapisan velamen terdapat lapisan yang mengandung klorofil. Akar anggrek epifit berambut pendek atau nyaris tidak berambut. Pada anggrek terrestrial (jenis anggrek tanah), akarnya memiliki rambut yang cukup panjang dan rapat. Fungsi rambut akar ini adalah untuk menyerap air dan zat organik yang ada di dalam tanah. Pertumbuhan batang anggrek Phalaenopsis sp. bersifat monopodial yaitu pertumbuhan batangnya tumbuh lurus ke atas pada satu batang tanpa batas. Ukuran batang sangat pendek, bahkan nyaris tidak nampak. Anggrek ini tidak menghasilkan umbi semu (pseudobul) sebagai tempat cadangan makanan, di sepanjang batang selalu muncul akar udara dan Bunga keluar dari sisi batang dari antara dua ketiak daun (Rukmana, 2000). Bunga anggrek Phalaenopsis pada umumnya sama dengan jenis anggrek lainnya. Mempunyai tiga buah sepalum atau daun kelopak bunga. Satu buah sepalum yang terletak dipunggung dinamakan daun kelopak punggung atau sepalum dorsal. Dua lainnya dinamakan daun kelopak samping atau sepalum literalia. Daun mahkota atau petala pada tanaman anggrek berjumlah dua. Letak petala berseling dengan sepala. Diantara ke dua petala terapat bagian yang dinamakan petalum atau bibir bunga. Di pusat bunga terdapat alat yang berfungsi sebagai alat kelamin jantan dan betina, yang menjadi satu bagian. Alat kelamin jantan dinamakan stemona atau benang sari, sedangkan alat kelamin betina dinamakan tangkai putik atau gynostemium. Berdasarkan bentuk bunga, Phalaenopsis dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu Euphalaenopsis dan Stauroglottis. Euphalaenopsis merupakan kelompok Phalaenopsis yang mempunyai bunga berbentuk bulat (round shape), bentuk petal, lebih besar dibandingkan sepala. Termasuk Euphalaenopsis adalah Phalaenopsis Amabilis (anggrek bulan), Phalaenopsis schialleriana, Phalaenopsis Aphrodite, dan Phalaenopsis sturtiana. Stauroglottis merupakan kelompok Phalaenopsis yang mempunyai bunga berbentuk seperti bintang, bentuk petala hampir sama dengan sepala, seperti Phalaenopsis violacea. Bunga yang telah dibuahi akan berkembang menjadi buah. Buah Phalaenopsis berbentuk panjang, berongga, berisi biji yang banyak sekali, dan warna hijau sehingga buah yang telah tua akan pecah . Buah anggrek merupakan buah lentera, artinya buah akan pecah ketika matang, bagian yang membuka adalah bagian tengahnya, bukan diujung atau pangkal buah. Setelah bunga di serbuki dan di buahi, 3-9 bulan kemudian muncullah buah yang sudah
tua. Kematangan buah sangat tergantung pada jenis anggreknya, misalnya anggrek Dendrobium, buah akan matang dalam 3-4 bulan, pada anggrek Vanda, umumnya buah matang dalam 6-7 bulan. Sementara itu anggrek Cattleya, buah akan matang setelah 9 bulan, dan pada anggrek Phalaenopsis, buah akan matang setelah umur buah mencapai 4 bulan (Iswanto, 2002). Anggrek Phalaenopsis adalah jenis anggrek epifit, yakni anggrek yang tumbuh menumpang pada tanaman lain tanpa merugikan tanaman yang ditumpangi (tanaman inang). Anggrek epifit membutuhkan naungan dari cahaya matahari. Dihabitat aslinya anggrek ini kerap menempel pada pohon-pohon besar dan ri ndang. Tanaman anggrek meenghendaki tempat tumbuh dengan persyaratan tertentu terutama keadaan angin (sirkulasi udara, suhu dan kelembaban lingkungan). Keadaan angin yang dinginkan adalah angin sepoi-sepoi sehingga sirkulasi udara dapat teratur. Suhu udara sekitar 20°C pada malam hari dan sekitar 15-35°C pada siang hari dengan besar penyinaran matahari sebesar 15-30% atau cahaya yang dapat diterima setiap harinya sekitar 5 jam. Kelembaban udara yang dikehendaki anggrek kurang lebih 6570%. (Sarwono dan Sutiyoso, 2002) menjelaskan bahwa anggrek mempunyai sirkulasi udara yang lembut dan terus-menerus. Apa bila sirkulasi udara tidak lancar atau tidak ada maka anggrek akan mudah terserang penyakit terutama jamur dan bakteri. Sebaliknya jika sirkulasi udara terlalu kencang dapat mengakibatkan dehidrasi. Jumlah cahaya yang diterima tanaman anggrek tergantung dari dua faktor, yakni lama penyinaran dan itensitas cahaya. Lama penyinaran adalah jumlah waktu (lama) tanaman menerima cahaya matahari setiap hari sedangkan intensitas cahaya adalah kekuatan atau kemampuan cahaya yang diterima oleh tanaman, jika intensitas cahaya matahari rendah, proses fotosintesis yang berjalan juga rendah akan berdampak pada hasil proses fotosintesis yang habis terurai karena proses respirasi (Iswanto, 2002). Phalaenopsis sp. seperti jenis anggrek pada umumnya yang membutuhkan suhu maksimum 28°C dan suhu minimum sekitar 15°C (terutama anggrek budidaya). Namun beberapa jenis anggrek daerah pegunungan berkembang pada suhu rendah, yakni 515°C. Untuk memenuhi kebutuhan suhu yang diinginkan anggrek, dibutuhkan kejelian dari penganggrek. Menurut Sutiyoso (2001), Anggrek Phalaenopsis sp.membutuhkan kelembaban yang cukup tinggi yang di sertai dengan kelancaraan sirkulasi udara. Kelembaban nisbi (RH) yang dibutuhkan tanaman anggrek berkisar antara 60-80%. Fungsi kelembaban yang tinggi antara lain untuk menghindari respirasi atau penguapan yang berlebihan. Pada malam hari, kelembaban diusahakan tidak terlalu tinggi. Pasalnya, kelembaban yang tinggi bisa mengakibatkan akar tanaman anggrek menjadi busuk. Salah satu cara menghindari kelembaban yang tinggi adalah dengan menghindari terlalu basahnya media di dalam pot. Jika pada siang hari terjadi kelembaban yang terlalu rendah, di skitar areal penanaman bisa diberi semprotan kabut (mist) dengan bantuan sprayer atau alat semprot. Menurut Rukmana (2002), Anggrek Phalaenopsis sp. setelah mengalami kerontokan pada bunga akan memerlukan waktu sekitar 3-4 bulan untuk berbunga kembali, jika di tanam dari anakan atau tunas, waktu yang diperlukan sekitar 3 tahun, jika dari biji, rata-rata membutuhkan waktu lebih lama, yakni 4-5 tahun. Mempercepat pembungaan anggrek Phalaenopsis sp. bisa di lakukan dengan berbagai cara, antara
lain perlakuan panjang hari, perlakuan suhu rendah, pemberian zat pengatur tumbuh, atau pengaturan intensitas cahaya matahari. 2.2 Budidaya Phalaenopsis Dalam pembudidayaan anggrek bulan diperlukan persyaratan lingkungan yang sesuai, antara lain : ketinggian tempat, suhu udara, kelembaban, dan sirkulasi 11mylas. Menurut Sutiyoso dan Sarwono (2002), Phalaenopsis menyukai tempat tumbuh yang dingin, dengan suhu udara sekitar 21 oC pada malam hari dan siang hari sekitar 25 – 30oC. Kelembaban udara yang dibutuhkan sekitar 75 – 80 % dan intensitas cahaya sekitar 15 – 30 %. Selain itu anggrek bulan membutuhkan sirkulasi udara yang lembut dan terus menerus. Lebih lanjut dijelaskan bahwa Phalaenopsis memerlukan tempat tumbuh yang spesifik, yakni intensitas cahaya berkisar 1500 – 3000 fc (Rukmana, 2000) atau optimal 2000 Fc yang setara dengan naungan 65 % (Sutiyoso, 2002). Pemilihan media tumbuh perlu disesuikan dengan agroklimat lokasi lahan (Anonymous, 2005). Rukmana (2000) menyatakan bahwa media tumbuh Phalaenopsis yang sesuai harus memenuhi persyaratan : tidak cepat lapuk, mampu mengikat air dan hara dengan baik, memiliki aerasi yang baik, menjadi tempat yang baik untuk melekatnya akar, mudah didapat dan harga relative murah. Agar Phalaenopsis dapat tumbuh optimal diperlukan pemeliharaan yang tepat meliputi penyiraman, pemupukan dan pemberantasan hama penyakit. Sutiyoso (2000) menyatakan bahwa untuk penyiraman Phalaenopsis sebaiknya digunakan air sumur karena bersih dan hanya disiramkan pada media, tidak perlu mengenai daunnya. Pemupukan menggunakan pupuk C, P, K tinggi dan N tidak terlalu banyak. Penyemprotan fungisida dan bakteri diarahkan ke akar. 2.3 Pengaruh IBA pada Pertumbuhan Tanaman Auksin merupakan bahan organik yang dihasilkan oleh tumbuh-tumbuhan berklorofil dan berfungsi mengatur pertumbuhan dan fungsi fisiologi lain dalam tanaman di luar jaringan tempat auksin dihasilkan serta aktif dalam jumlah yang sangat kecil sekalipun Tergolong kedalam auksin antara lain IAA (Indole Acetic Acide), NAA (Naftalena Acetic Acide) dan IBA (Indole Butyric Acide). IBA mempunyai sifat yang lebih baik dan efektif dari pada IAA dan NAA. Dengan demikian IBA paling cocok untuk merangsang perakaran, karena kandungan kimianya lebih stabil dan daya kerjanya lebih lama. IAA biasanya mudah menyebar ke bagian lain serta menghambat perkembangan serta pertumbuhan tunas dan NAA dalam mempergunakannya harus benar-benar tahu konsentrasi yang tepat yang diperlukan oleh suatu jenis tanaman, bila tidak tepat akan memperkecil batas konsentrasi optimum perakaran (Wudianto,1999 dalam Astutik, 2006) IBA berpengaruh terhadap pemanjangan sel, pembelahan sel, dan diferensiasai sel merangsang aktivitas kambium dan pembentukan pembuluh floem dan xilem. Merangsang Enzim kemudian mengaktifkan metabolisme sel,salah satunya untuk mengambil oksigen. Pupuk daun Gandasil D mengandung unsur hara makro berupa N, P, K dan Mg dilengkapi dengan beberapa unsur hara mikro berupa Mn, Bo, Cu, CO, Zn serta Aneurine (Sutejo, 1999)
BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian akan dilaksanakan di greeh house Universitas Tribhuwana Tunggadewi yang bertempat di desa Tlogomas Lowokwaru kota Malang. Penelitian direncanakan selama 5 bulan mulai bulan Pebruari sampai dengan Juni 2017. 3.2 Alat dan Bahan Peratalatan yang dibutuhkan selama penelitian antara lain rumah kaca, pot-pot plastic, kait kawat, nampan plastic, handsprayer, gelas ukur, timbangan analit, kamera dan alat tulis-menulis. Bahan yang diperlukan adalah Phalaenopsis hibrida warna merah dalam botol siap diaklimatisasikan yang diperoleh dari Handoyo Boedi Orchid, media moss sphagnum, pakis cacah, hormon Indole Butyric Acide (IBA), pupuk daun Gandasil D, Vitabloom, aquades dan tissue roll. 3.3 Metode Penelitian dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) factorial dengan 2 faktor. Faktor I : konsentrasi hormon Indol Acetic Acid (IBA) terdiri 4 level yakni I0 : 0 ppm (kontrol) I1 : 1000 ppm I2 : 2000 ppm I3 : 3000 ppm Faktor II : pemberian pupuk daun, terdiri 3 variasi : P1 : pupuk daun Gandasil D 2 g/l P2 : pupuk daun Vitabloom 2 g/l P3 : pupuk daun Gandasil D 1g/l + Vitbloom 1 g/l Dari kedua faktor tersebut diperoleh 12 kombinasi perlakuan (Tabel 1) dan masingmasing kombinasi perlakuan diulang 3 kali. Masing-masing ulangan terdiri 5 sampel tanaman percobaan, jadi keseluruhan ada 180 sampel tanaman Phalaenopsis.
Tabel 1. Kombinasi Perlakuan Aplikasi IBA dan Pupuk Daun Gandasil D dan Vitablom pada Petumbuhan Vegetatif Phalaenopsis Hibrida. Konsentrasi Pupuk Daun IBA (ppm) P1 (Gandasil D) P2 (Vitabloom) P3 (Gandasil D + Vtablom) 0 (Io) IoP1 IOP2 IOP3 1000 (I1) I 2P 1 I1P2 I1P3 2000 (I2) I 2P 1 I2P2 I2P3 3000 (I3) I 3P 1 I3P2 I3P3 3.4 Pelaksanaan Penelitian Bahan tanam Phalaenopsis hibrida berasal dari botol yang sudah siap diaklimatisasi.
Sampel Phalaenopsis dipilih yang berukuran seragam dengan jumlah daun tiga. Pengeluaran dari botol dilakukan setelah dikocok beberapa kali dengan air untuk membersihkan media agar-agar yang masih menempel di perakarannya. Setelah perakaran bersih, bibit dikait dengan kawat secara pelan keluar botol dan direndam benlate beberapa menit kemudian dikering-anginkan diatas koran/tissue. Perendaman hormon IBA dengan konsentrasi sesuai perlakuan (0, 1000, 2000, 3000 ppm) dilakukan secara bersamaan pada bagian akar Phalaenopsis selama 15 menit, kemudian sampel Phalaenopsis ditiriskan kembali diatas tissue. Selanjutnya sampel Phalaenopsis ditanam kedalam pot satu persatu pada media pakis cacahan dan masing-masing diberi label sesuai kombinasi perlakuan. Perlakuan pemupukan gandasil D dan vitabloom dilakukan pada umur 1 minggu pasca aklimatisasi, selanjutnya dengan frekwensi per satu minggu. Pemupukan dilakukan sesuai dengan perlakuan, menggunakan handsprayer secara pengkabutan ke seluruh bagian daun. Selain perlakuan dilakukan pemeliharaan berupa penyiraman setiap pagi hari, kecuali pada kondisi yang panas terik penyiraman dilakukan dua kali pagi hari dan sore. Semua sampel perlakuan ditata secara acak, selanjutnya ditunggu perkembangan lebih lanjut dengan mengamati semua variabel pengamatan setiap 4 minggu sekali, hal ini dengan pertimbangan karena fase pertumbuhan vegetative Phaleonopsis cukup lama. 3.5 Parameter Pengamatan Pengamatan dilakukan pada variabel pengamatan sebagai berikut: (a) Saat tumbuh tunas baru (hari), diamati setiap hari sampai dengan muncul tunas baru. (b) Pertambahan jumlah daun, diamati pada umur minggu ke 4,8,12, dan 16 setelah perlakuan dengan cara mengurangi jumlah daun saat pengamatan dengan jumlah daun awal. (c) Pertambahan panjang dan lebar daun (cm), diamati pada umur minggu ke 4,8,12, dan 16 setelah perlakuan pemupukan dengan cara mengukur panjang daun yang terpanjang dalam satu tanaman pada saat pengamatan dikurangi dengan panjang daun awal. Begitu juga untuk lebar daun. (d) Pertambahan jumlah akar, diamati pada umur 16 minggu (pengamatan terakhir) dengan cara mengurangi jumlah akar saat pengamatan dengan jumlah akar awal perlakuan. (e) Pertambahan panjang akar, diamati pada umur 16 minggu (pengamatan terakhir) dengan cara mengukur panjang akar yang terpanjang dalam satu tanaman pada saat pengamatan dikurangi dengan panjang akar awal. 3.6 Analisa Data Data pengamatan semua variabel yang diperoleh dianalisis dengan Uji F, selanjunya apabila terdapat beda nyata diantara perlakuan, dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata terkecil (BNT) pada taraf 5 %.
BAB IV. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN 4.1 Anggaran Biaya Rencana biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan penelitian sebesar Rp. 12.500.000,- (Dua belas juta Lima Ratus Ribu Rupiah), dengan rincian dapat disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Anggaran Biaya Program Kreativitas Mahasiswa.Penelitian
No 1 2 3
4
Jenis Pengeluaran Peralatan penunjang : Bahan habis pakakai : sampel Phalaenopsis hibrida, IBA,dll Perjalanan : bantuan transport Tim (ketua, anggota & pembimbing) selama persiapan dan pelaksanaan penelitian Lain-lain : Studi literature untuk penyusunan proposal dan laporan, pelaksanaan monevin internal dan ekternal, seminar, penyusunan artikel dan publikasi Jumlah
Biaya (Rp) 1.900.000 7.050.000 1.700.000
1.850.000
12.500.000
Secara rinci kebutuhan biaya penlitian dapat disajikan pada Lampiran 2. 4.2 Jadwal Penelitian Penelitian rencana berlangsung selama 5 bulan dengan jadwal kegiatan selama penelitian dapat disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Jadwal Kegiatan Penelitian No.
Jenis Kegiatan 1
1
2
3 4
5 6
Persiapan peralatan, bahan-bahan penelitian dan pelaksanaan perlakuan pada sampel Phalaenopsis hibrida Pengamatan parameter dan pelaksanaan perlakuan pemupupukan gandasil D dan Vitabloom Tabulasi data pengamatan dan analisa data Penyusunan laporan Kemajuan Penelitian dan pelaksanaan monevin internal Penyusunan Laporan Final & Pelaksanaan Monevin eksternal Penyusunan artikel jurnal dan Publikasi pada jurnal Nasional ber ISSN
2
Bulan 3
4
5
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous, 2005. Anggrek Phalaenopsis. Trubus Info Kit. ISSN 0216 – 7638 Volume 01 (01): 94-101 Astutik, 2006. Kajian Zat Pengatur Tumbuh Dalam Perkembangan Kultur Jaringan Krisan (Chrysanthimum sp). Thesis. Program Pasca Sarjana Universitas Brawijaya Malang. Martha Hayuning, Euis Elih N dan Tatik Wardiyati. 2011. Aplikasi Zat Pengatur Tumbuh Dalam Menginduksi Pembungaan Anggrek Bulan (Phalaenopsis sp.). Jurnal Buana Sains Vol. 11(2) : 119 – 126 . Rukmana, Rahmat. 2000. Budidaya Anggrek Bulan. Penerbit Kanisius. Yogjakarta. Shofiana dan Arini. 2013. Pengaruh Pemberian Berbagai Konsentrasi Hormon IBA (Indole Butyric Acid) terhadap Pertumbuhan Akar pada Stek Batang Tanaman Buah Naga ( Hylocereus undatus). LenteraBio Vol. 2 No. 1 Januari 2013:101 – 105 Sutejo, M. M. 1999. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta. J akarta. 177 hal. Sutiyoso, Yos dan Sarwono. 2002. Merawat Anggrek. Penebar Swadaya. Jakarta
IV. Biodata Dosen Pembimbing Identitas Diri 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Nama Lengkap dan Gelar Akademik Jenis Kelamin Jabatan Fungsional NIK NIDN Tempat dan Tanggal Lahir Alamat Rumah Nomor HP Alamat Kantor
10 11 12 13
Nomor Telepon/Faks E-mail Lulusan yang Telah Dihasilkan Mata Kuliah yang Diampu
Dra. Astutik, MP. Perempuan Lektor Kepala 012 022 108 0715066301 Kediri, 15 Juni 1963 Puri Cempaka Putih AO-31 Malang 081334791550 Jl. Telaga Warna Blok C Tlogomas Malang 0341 565500/ 0341 565522
[email protected] S1 = 83 orang 1. Biologi Pertanian 2. Bioteknologi Pertanian 3. Hortikultura II 4. Penanganan pascapanen
Riwayat Pendidikan No.
Program
1.
Nama PT
2. 3. 4.
Bidang Ilmu Tahun Masuk Tahun Lulus Judul Skripsi/ Tesis/ Disertasi
5.
6.
Nama Pembimbing/ Promotor
S-1 Gadjah
Universitas Mada Yogyakarta Biologi 1984 1990 Pengolahan limbah cair secara aerob dengan sistem lumpur aktif pada PG Kedawung Pasuruan Jawa Timur 1.Dra. Th. Tri Suharni 2.Dra. Harminani S Djalal Tanjung
S-2
Universitas Brawijaya Malang Ilmu Tanaman / Hortikultura 2003 2006 Kajian zat pengatur tumbuh dalam kultur jaringan krisan
1.Prof. Dr. Ir. Tatik Wardiyati, MS. 2.Prof. Dr.Ir. Sumeru Ashari, MS.
Pengalaman Penelitian :
No
Tahun
Judul Penelitian
1
2008
2
2009
Peningkatan kualitas bibit pisang kepok melalui radiasi sinar gamma Penggunaan Alar dan BA dalam Media Kultur Jaringan Krisan
Pendanaan Jumlah Sumber (Juta Rp) PDM 10 Mandiri
5,6
3
2010
4
2011
5
2012
6
2014
7
2015
Pengaruh NAA dan BA pada Perkembangan Meristem Ubikayu Malang M-6 Keragaman genetik Phalaenopsis hasil radiasi sinar gamma pada fase vegetatif Aplikasi GA3 dan Benzyladenine (BA) pada pertumbuhan generative Phalaenopsis hasil radiasi sinar Gamma Pemanfaatan limbah bag log sebagai bokashi untuk meningkatkan hasil tanaman sawi Pakcoy Aplikasi pupuk cair limbah bag log untuk meningkatkan produksi sawi unggul Liman dan Pakcoy.
Mandiri
6,0
Mandiri
7,5
Mandiri
9,75
Mandiri
13,5
Mandiri
15
Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir :
Pendanaan No
Tahun
1
2009
2
2009
3
2010
4
2010
5
2011
6
2011
7
2012
8
2014
Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Peningkatan mutu produk mawar melalui perbaikan mutu bibit di desa Gunungsari kota Batu Menjaga kesuburan tanah dengan pemupukan organik dan pembuatan bokashi kotoran sapi di desa Sumber Agung kec.Panggung Rejo Kab. Blitar Peningkatan mutu produk bunga potong Anthurium dengan teknik pembibitan sesuai teknis Pengembangan cadangan pangan daerah di Desa Oro-oro Ombo Kecamatan Batu Kota Batu. Penyuluhan dan bimbingan tentang “Optimalisasi Pemanfaatan Lahan Pekarangan” di Desa Sumber Arum Kec. Wates Kab. Blitar Penggunaan beberapa media dan pemupukan nitrogen pada pembibitan kelapa sawit Keragaman Klon Phalaenopsis Hasil Radiasi Sinar Gamma : Perubahan Fenotif Fase Pertumbuhan Vegetatif. Ipteks bagi Masyarakat Pengembangan Usaha Produktif kelompok Afinitas Tunggaksemi dalam Rangka Peningkatan Ketahanan Pangan Masyarkat Desa Sumberejo Kec. Batu Kot Batu
Sumber
Jumlah (Juta Rp)
Mandiri
0,5
LPPM Unitri
2,0
Mandiri
0,5
Mandiri
0,5
LPPM Unitri
2,0
Vol.11/ No.2 Vol.12/ No.1 Vol. XIV/ No. 1 ISSN 14121425
Buana Sains UNITRI Buana Sains UNITRI Agrise Univ. Brawijaya Malang
Lampiran 2 Justifikasi Anggaran Kegiatan 1. Peralatan Penunjang Justifikasi Material Pemakaian Sewa greenhouse Pelaksanaan penelitian Sewa jangka sorong Pengukuran akar Gunting tanaman Pemindahan anggrek Hansprayer Untuk perlakuan IBA dan pupuk daun Perbaikan rak Untuk penempatan penggantung sampel penelitian Pengkait Untuk mengeluar kan sampel dari botol Kawat penggatung Untuk penyandar sampel
5 bulan
Harga Satuan (RP) 150.000
2 bh 2 bh
50.000 45.000
100.000 90.000
6 bh
60.000
360.000
1 kali
500.000
500.000
5 bh
10.000
50.000
5m
10.000
50.000
Kuantitas
SUB TOTAL(Rp)
Jumlah (Rp) 750000
1.900.000
2. Bahan Habis Pakai Material Phalaenopsis hibrida botol IBA Gandasil D Vitabloom Aquades Dithan M-45 Sphagnum Pakis Raffia
Justifikasi Pemakaian Sampel penelitian Untuk perlakuan Untuk perlakuan Untuk perlakuan Untuk pelarut Untuk pengendalian Untuk penanaman Untu wadah/media Tali sampel ke media
Harga Satuan (RP) 75.000
Kuantitas 20 botol
Jumlah (Rp) 1.500.000
1 packing (5 g) 4 pak
3.800.000 50.000
200.000
4 pak
50.000
200.000
100 L 1 pak
2000 50.000
200.000 50.000
10 plastik
15000
150.000
180 batang
5000
900.000
5 roll
10.000
50.000
SUB TOTAL(Rp)
3.800.000
7.050.000
3. Perjalanan Justifikasi Pemakaian Bantuan transp.Tim Ke Batuselama program Malang- tempat penelitian Material
Kualitas 20 kali
Harga Satuan (RP) 50.000
Jumlah (Rp) 1.000.000
Bantuan transp Tim Acara monev eksternal Bantuan transp Tim Rapat koordinasi
3 50.000 orang,+ 150.000 1 4 x 2 kali 200.000 SUB TOTAL(Rp)
150.000 150.000 400.000 1.700.000
4. Lain-lain Justifikasi Pemakaian Studi literatur Proposal & laporan akhir Penyusunan & Laporan penggandaan kemajuan & laporan akhir Monev internal & Untuk FC, eksternal foto, konsumsi Penyusunan artikel Penerbitan & publikasi jurnal Material
2 kali
Harga Satuan (RP) 175.000
2 kali
250.000
500.000
2 kali
250.000
500.000
1 kali
500.000
500.000
Kuanttas
SUB TOTAL(Rp) TOTAL (1 + 2 + 3 + 4) Rp.
Jumlah (Rp) 350.000
1.850.000 12.500.000
Lampian 3 Susunan Organisasi Tim Peneliti Dan Pembagian Tugas Alokasi No Nama / NIM Program Studi Bidang Ilmu Waktu Uraian tugas (Jam/Minggu) 1. Khairuddin Agroteknologi Budidaya 10 Menkoordinir Pertanian pelaksanaan penelitian, pengamatan & tabulasi data 2. Refi Kurnia Agroteknologi Budidaya 6 Membantu ketua Hidayat Pertanian dalam pelaksanaan penetian, analisis data, penyusunan laporan akhir. 3 Neng Devi Agroteknologi Budidaya 6 Membantu ketua Pertanian dalam pelaksanaan penetian, analisis data, penyusunan laporan kemajuan.