BAB I PENDAHULUAN
Secara naluriah, kodrat, fitrohnya manusia adalah makhluk sosial memerlukan orang lain dalam kehidupannya tanpa sesamanya manusia tidak akan bisa hidup. Pada mulanya manusia berada dalam satu lingkungan sosial yang kecil, semakin berkembangnya umat manusia menyebar kemana-mana dengan dengan kondisi fisik yang berbeda pula. Dari uraian diatas diketahui memberikan diskripsi manusia secara sistematis bahwa manusia berada dan berhubungan dengan sesamanya dalam pola pola tertentu sebagai individu yang berhubungandengan berhubungandengan individu melalui keluarga, keluarga, masyarakat. Sebagai individu yang berhubungan dengan kelompok masyarakat, politik, social. Sebagai kelompok yang berhubungan dengan kelompok. kelompok. Agar proses konselor berjalan dengan lancar dan tujuan tercapai secara efektif dan efisien, konselor harus menggunakan keterampilan-keterampilan tertentu, konselor yang terampil adalah konselor yang mengetahui atau memahami sejumlah keterampilan tertentu. Supaya klien mau menyampaikan masalah yang dialaminya, konselor harus mempunyai sifat kepribadian dan keterampilan yang baik, disamping itu konselor hendaklah membantu klien agar ia mampu mengungkapkan dirinya dengan cara sendiri.
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesadaran Konselor Terhadap Nilai Pribadi Diri Sendiri dan Klien
Pribadi konselor merupakan !instrumen" yang menentukan bagi adanya hasil yang positif dalam proses konseling. #ondisi ini akan didukung oleh ketrampilan konselor mewujudkan sikap dasar dalam berkomunikasi dengan konselinya. Pemanduan secara harmonis dua instrument ini $pribadi dan ketrampilan% akan memperbesar peluang keberhasilan konselor. &elaksanakan peranan profesional yang unik sebagaimana adanya tuntutan profesi, konselor harus memiliki pribadi yang berbeda dengan pribadi-pribadi yang bertugas dan bersifat membantu lainnya. #onselor dituntut untuk memiliki pribadi yang mampu menunjang keef ektifan konseling. 'rammer juga mengakui adanya kesepakatan helper , tentang pentingnya pribadi konselor sebagai alat yang mengefektifkan proses konseling. Pribadi berdasarkan sifat hubungan helping menurut 'rammer di antaranya: (1) awareness of self and values, (2) awareness of cultural experience, (3) ability to analyze the helper’s own feeling, () ability so serve as !odel and influencer, (") altruis!, (#) strong sense of ethics, ($) responsibility%2 Pendapat 'rammer tentang karakteristik konselor di atas dapat dideskripsikan sebagai berikut. . &wareness of self and values $kesadaran akan diri dan nilai% #onselor memerlukan kesadaran tentang posisi nilai mereka sendiri. #onselor harus mampu menjawab dengan jelas pertanyaan-pertanyaan, siapakah saya( Apakah yang penting bagi saya( Apakah signifikan social dari apa yang dilakukan( &engapa saya mau menjadi konselor(. #esadaran ini membantu konselor membentuk kejujuran terhadap dirinya sendiri dan terhadap konseli mereka dan juga membentuk konselor menghindari memperalat secara bertanggung jawab Sofyan. S. )illis, 'onseling ndividu eori dan *ra+te+, $'andung* Alfabeta, +%, hal. + /&. 'rammer, he elping -elationship: *rocess and .+ills% /nglewoods 0liffs, $0ew 1ersey * Prentice 2all 3nc, 44%, hal. +5 +
atau tidak etis terhadap konseli bagi kepentingan pemuasan kebutuhan diri pribadi konselor. +. &wareness of cultural experience $kesadaran akan pengalaman budaya% Suatu program latihan kesadaran diri yang terarah bagi konselor mencakup pengetahuan tentang populasi khusus konseli. &issal, jika seseorang telah menjalin hubungan dengan konseli dalam masyarakat suku lain dengan latar belakang yang sangat berbeda, konselor dituntut mengetahui lebih banyak lagi tentang perbedaan konselor dan konseli karena hal tersebut merupakan hal yang sangat penting bagi hubungan helping yang efektif. #onselor professional hendaknya mempelajari cirri-ciri khas budaya dan kebiasaan tiap kelompok konseli mereka. 6. &bility to analyze the helper’s own feeling $kemampuan untuk menganalisis kemampuan konselor sendiri% 7bservasi terhadap konselor spsialis menunjukkan bahwa mereka perlu 8berkepala dingin9, terlepas dari perasaan-perasaan pribadi mereka sendiri. Selain adanya persyaratan bagi konselor efektif, konselor jua harus mempunyai kesadaran dan mengontrol perasaannya sendiri guna menghindari proyeksi kebutuhan, harus pula diakui bahwa konselor mempunyai perasaan dari waktu ke waktu. . &bility so serve as !odel and influencer $kemampuan melayanai sebagai teladan dan pemimpin atau 8orang yang berpengaruh9% #emampuan ini penting terutama dengan kredibilitas konselor dimata konselinya. #onselor sebagai teladan atau model dalam kehidupan sehari-hari adalah sangat perlu. #onselor harus tampak beradab, matang dan efektif dalam kehidupan sehari- hari. #emampuan konselor sebagai 8pemimpin9 atau sebagai teladan sangat diperlukan dalam proses konseling. 5. <ruis! $altuis!e% Pribadi altuis ditandai kesediaan untuk berkorban $waktu,tenaga, dan mungkin materi% untuk kepentingan, kebahagiaan, at au kesenangan oranglain $konseli%. #onselor merasakan kepuasaan tersendiri manakala dapat berperan membantu oranglain dari pada diri sendiri. :. .trong sense of ethics $pengahayatan etik yang kuat%. ;asa etik konselor menunjukkan rasa aman konseli dengan ekspektasi masyarakat. #onselor professional memiliki kode etik untuk dihayati dan dipakai dalam menumbuhkankepercayaan pengguna jasa layanan konseling.
6
. -esponsibility $tanggung jawab%
B.Keterampilan Mereflesi Nilai!Nilai Pribadi Konselor ". Konsep #eflesi
;efleksi adalah teknik untuk memantulkan kembali kepada klien tentang perasaan, pikiran, dan pengalaman sebagai hasil pengamatan terhadap perilaku verbal dan non verbalnya. .9 b. ;efleksi pikiran, yaitu teknik untuk memantulkan ide, pikiran, dan pendapat klien sebagai hasil pengamatan terhadap perilaku verbal dan non verbal klien.=ontoh * 9 9 c. ;efleksi pengalaman, yaitu teknik untuk memantulkan pengalaman-pengalaman klien sebagai hasil pengamatan terhadap perilaku verbal dan non verbal klien. =ontoh * 9 9
$. Keterampilan Mereflesian Nilai!Nilai Pribadi Konselor
6 =avanagh, erapi dan *anduan 'onseling, $1akarta* ?rlangga, 4@+%, hal. +
#onselor harus memiliki keterampilan merefleksikan nilai-nilai pribadi sebagai konselor. =avanagh, mengemukakan bahwa kualitas pribadi guru bimbingan dan konseling ditandai dengan beberapa karakteristik sebagai berikut * (1) self +nowledge (2) 0o!petence (3) ood *sychological ealth () rustworthiness (") onesty (#) .trength ($) ar!th (4) &ctives responsiveness (5) *atience (16) .ensitivity dan (11) olistic awareness. Pendapat =avanagh tentang karakteristik konselor di atas dapat dideskripsikan sebagai berikut . .elf7+nowledge $Pemahaman diri% ini berarti bahwa konselor memahami dirinya dengan baik, dia memahami secara pasti apa yang dia lakukan, mengapa dia melakukan hal itu, dan masalah apa yang harus dia selesaikan. Pemahaman diri sangat penting bagi konselor, karena beberapa alasan berikut. a. #onselor yang memiliki persepsi yang akurat tentang dirinya cenderung akan memiliki persepsi yang akurat pula tentang orang lain atau klien $konselor akan lebih mampu mengenal diri orang lain secara tepat pula%. b. #onselor yang terampil dalam memahami dirinya, maka dia akan terampil juga memahami orang lain. c. #onselor yang memahami dirinya, maka dia akan mampu mengajar cara memahami diri itu kepada orang lain. Pemahaman tentang diri memungkinkan konselor untuk dapat merasa dan berkomunikasi secara jujur dengan klien pada saat proses konseling berlangsung. +. 0o!petence $#ompeten% yang dimaksud kompeten disini adalah bahwa konselor itu memiliki kualitas fisik, intelektual, emosional, sosial, dan moral sebagai pribadi yang berguna. #ompetensi sangatlah penting bagi konselor, sebab klien yang dikonseling akan belajar dan mengembangkan kompetensi- kompetensi yang diperlukan untuk mencapai kehidupan yang efektif dan bahagia. Dalam hal ini, konselor berperan untuk mengajar kompetensi- kompetensi tersebut kepada klien. Satu hal penting yang membedakan hubungan persahabatan dengan hubungan konseling adalah kompetensi yang dimiliki konselor. #onselor yang efektif adalah yang memiliki $a% pengetahuan akademik, $b% kualitas pribadi, dan $c% keterampilan konseling. bid , hal. 6 5
6. ood *sychological ealth $#esehatan Psikologis yang 'aik% konselor dituntut untuk memiliki kesehatan psikologis yang lebih baik dari kliennya. 2al ini penting karena mendasari pemahamannya terhadap perilaku dan keterampilan. #etika konselor memahami bahwa kesehatan psikologis yang dikembangkan melalui konseling, maka dia membangun proses konseling tersebut secara lebih positif. Apabila konselor tidak mendasarkan konseling tersebut kepada pengembangan kesehatan psikologis, maka dia akan mengalami kebingungan dalam menetapkan arah konseling yang ditempuhnya. #esehatan psikologis konselor yang baik sangat berguna bagi hubungan konseling. #arena apabila konselor kurang sehat psikisnya, maka dia akan teracuni atau terkontaminasi oleh kebutuhan-kebutuhan sendiri, persepsi yang subjektif, nilai-nilai yang keliru, dan kebingungan. . rustworthiness $Dapat Dipercaya% kualitas 3ni berarti bahwa konselor itu tidak menjadi ancaman atau penyebab kecemasan bagi klien. #ualitas konselor yang dapat dipercaya sangat penting dalam konseling, karena beberapa alasan, yaitu sebagai berikut. a. ?sensi tujuan konseling adalah mendorong klien untuk mengemukakan masalah dirinya yang paling dalam. Dalam hal ini, klien harus merasa bahwa konselor itu dapat memahami dan mau menerima curahan hatinya $curhatnya% dengan tanpa penolakan. 1ika klien tidak memiliki rasa percaya ini, maka rasa frustrasi lah yang menjadi hasil konseling. b. #lien dalam konseling perlu mempercayai karakter dan motivasi konselor. Artinya klien percaya bahwa konselor mempunyai motivasi untuk membantunya. c. Apabila klien mendapat penerimaan dan kepercayaan dari konselor, maka akan berkembang dalam dirinya sikap percaya terhadap dirinya sendiri. 5. onesty $1ujur% yang dimaksud jujur disini adalah bahwa konselor itu bersikap transparan $terbuka%, autentik, dan asli $genuine%. Sikap jujur ini penting dalam konseling, karena alasan-alasan berikut. a. Sikap keterbukaan memungkinkan konselor dan klien untuk menjalin hubungan psikologis yang lebih dekat satu sama lainnya di dalam proses konseling. #onselor yang menutup atau menyembunyikan bagian-bagian
:
dirinya terhadap klien dapat menghalangi terjadinya relasi yang lebih dekat. #edekatan hubungan psikologis sangat penting dalam konseling, sebab dapat menimbulkan hubungan yang langsung dan terbuka antara konselor dengan klien. Apabila terjadi ketertutupan dalam konseling dapat menyebabkan merintangi perkembangan klien. b. #ejujuran memungkinkan konselor dapat memberikan umpan balik secara objektif kepada klien.5 :..trength $#ekuatan% kekuatan atau kemampuan konselor sangat penting dalam konseling, sebab dengan hal itu klien akan merasa aman. #lien memandang konselor sebagai orang yang $a% tabah dalam menghadapi masalah, $b% dapat mendorong klien untuk mengatasi masalahnya, dan $c% dapat menanggulangi kebutuhan dan masalah pribadi. . ar!th $'ersikap 2angat% yang dimaksud bersikap hangat itu adalah * ramah, penuh perhatian, dan memberikan kasih sayang. #lien yang datang meminta bantuan konselor, pada umumnya yang kurang mengalami kehangatan dalam hidupnya, sehingga dia kehilangan kemampuan untuk bersikap ramah, memberikan perhatian, dan kasih sayang. &elalui konseling, klien ingin mendapatkan rasa hangat tersebut dan melakukan 8sharing9 dengan konselor. Apabila hal itu diperoleh, maka klien dapat mengalami perasaan yang nyaman. @. &ctives responsiveness $pendengar yang aktif% keterlibatan konselor dalam proses konseling bersifat dinamis, tidak pasif. &elalui respon yang aktif, konselor dapat mengkomunikasikan perhatian dirinya terhadap kebutuhan klien. Disini, konselor mengajukan pertanyaan yang tepat, memberikan umpan balik yang bermanfaat, memberikan informasi yang berguna, mengemukakan gagasan-gagasan baru, berdiskusi dengan klien tentang cara mengambil keputusan yang tepat, dan membagi tanggung jawab dengan klien dalam proses konseling. 4. *atience $Sabar% melalui kesabaran konselor dalam proses konseling dapat membantu klien untuk mengembangkan dirinya secara alami. Sikap sabar konselor menunjukkan lebih memperhatikan diri klien daripada hasilnya. #onselor yang sabar cenderung menampilkan kualitas sikap dan perilaku. : 5 bid , hal. @5 : bid , hal. 4
..ensitivity $kepekaan% kualitas ini berarti bahwa konselor menyadari tentang adanya dinamika psikologis yang tersembunyi atau sifat-sifat mudah tersinggung, baik pada diri klien maupun dirinya sendiri. #lien yang datang untuk meminta bantuan konselor pada umumnya tidak menyadari masalah yang sebenarnya mereka hadapi. 'ahkan ada yang tidak menyadari bahwa dirinya bermasalah. Pada diri mereka hanya nampak gejala-gejalanya $pseudo masalah%, sementara yang sebenarnya tertutup oleh perilaku pertahanan dirinya. #onselor yang sensitif akan mampu mengungkap atau menganalisis apa masalah sebenarnya yang dihadapi klien . olistic awareness $#esadaran 2olistik% pendekatan holistik dalam konseling berarti bahwa konselor memahami klien secara utuh dan tidak mendekatinya secara serpihan. 0amun begitu bukan berarti bahwa konselor sebagai seorang ahli dalam segala hal, disini menunjukkan bahwa konselor perlu memahami adanya berbagai dimensi yang menimbulkan masalah klien, dan memahami bagaimana dimensi yang satu memberi pengaruh terhadap dimensi yang lainnya. Dimensi-dimensi itu meliputi* fisik, intelektual, emosi, sosial, seksual, dan moral-spiritual.
%.#eflesi Inte&ritas Pribadi Konselor
#onselor yang berintegritas adalah konselor yang memiliki kepribadian yang utuh, yaitu konselor yang tidak mudah terpengaruh oleh suasana yang timbul pada saat konseling. #onselor seperti ini adalah konselor yang dapat mengendalikan dirinya dari pengaruh suasana hati yang dialaminya sebagai konselor atau sebagai anggota keluarga atau masyarakat. Seorang konselor diharapkan memiliki pribadi yang dapat mencerminkan perilakunya dalam mewujudkan kemampuan dalam hubungan membantu konseli tetapi juga mampu menyadari dunia lingkungannya, mau menyadari masalah sosial politiknya, dan dapat berdaya cipta secara luas dan tidak terbatas dalam pandangan profesionalnya. #arakteristik pribadi konselor salah satunya &enurut &amat Supriatna adalah menampilkan integritas dan stabilitas kepribadian kematangan emosional. Seorang bid , hal. 4 @
konselor hendaknya memiliki kepribadian yang utuh, sehingga dalam melaksanakan tugas konselor tidak mudah dipengaruhi oleh pendangan atau pendapat orang luar, terutama konselor tidak mudah terpengaruh oleh suasana yang timbul saat konseling. seorang konselor harus dapat mengendalikan dirinya dari pengaruh suasana hati yang dialaminya sebagai konselor, atau sebagai anggota keluarga atau masyarakat. 3a juga harus memiliki kestabilan emosi yang mantap, agar tidak mudah laurt dalam suasana emosional klien.@ #onselor yang memiliki integritas kepribadian yang tinggi maka dia akan mudah mematuhi kode etik profesi konselor. #arena ketika integritas itu sudah ada dalam diri maka rasa tanggung jawab dan kejujuran dalam melaksanakan tugas itu akan muncul, sehingga sikap keprofesionalan akan mampu dikembangkan. 'agi konselor yang belum memiliki integritas maka berusaha untuk mematuhi kode etik profesi, dengan demikian integritas diri pun akan berkembang.
@ &amat Supraitna, 8i!bingan dan 'onseling 8erbasis 'o!petensi, $1akarta* P< ;ajarafindo Persada, +%, hal. +6 4
BAB III KESIMPULAN
'rammer juga mengakui adanya kesepakatan helper , tentang pentingnya pribadi konselor sebagai alat yang mengefektifkan proses konseling. Pribadi berdasarkan sifat hubungan helping menurut 'rammer di antaranya: (1) awareness of self and values, (2) awareness of cultural experience, (3) ability to analyze the helper’s own feeling, () ability so serve as !odel and influencer, (") altruis!, (#) strong sense of ethics, ($) responsibility% ;efleksi adalah teknik untuk memantulkan kembali kepada klien tentang perasaan, pikiran, dan pengalaman sebagai hasil pengamatan terhadap perilaku verbal dan non verbalnya. #onselor harus memiliki keterampilan merefleksikan nilai-nilai pribadi sebagai konselor. =avanagh, mengemukakan bahwa kualitas pribadi guru bimbingan dan konseling ditandai dengan beberapa karakteristik sebagai berikut * (1) self +nowledge (2) 0o!petence (3) ood *sychological ealth () rustworthiness (") onesty (#) .trength ($) ar!th (4) &ctives responsiveness (5) *atience (16) .ensitivity dan (11) olistic awareness. #arakteristik pribadi konselor salah satunya &enurut &amat Supriatna adalah menampilkan integritas dan stabilitas kepribadian kematangan emosional. Seorang konselor hendaknya memiliki kepribadian yang utuh, sehingga dalam melaksanakan tugas konselor tidak mudah dipengaruhi oleh pendangan atau pendapat orang luar, terutama konselor tidak mudah terpengaruh oleh suasana yang timbul saat konseling. seorang konselor harus dapat mengendalikan dirinya dari pengaruh suasana hati yang dialaminya sebagai konselor, atau sebagai anggota keluarga atau masyarakat. 3a juga harus memiliki kestabilan emosi yang mantap, agar tidak mudah laurt dalam suasana emosional klien.
DA'TA# PUSTAKA
=avanagh, erapi dan *anduan 'onseling, 1akarta* ?rlangga, 4@+ /&. 'rammer, he elping -elationship: *rocess and .+ills% /nglewoods 0liffs, 0ew 1ersey * Prentice 2all 3nc, 44 &amat Supraitna, 8i!bingan dan 'onseling 8erbasis 'o!petensi, 1akarta* P< ;ajarafindo Persada, + Sofyan. S. )illis, 'onseling ndividu eori dan *ra+te+, 'andung* Alfabeta, +