BAB I PENDAHULUAN
Kesadaran manusia tentang pentingnya masalah kependudukan telah mulai sejak bumi dihuni oleh ratusan juta manusia. Plato sejak tahun 427-347 telah menyarankan agar pranata sosial dan pemerintahan sebaiknya direncanakan dengan pertumbuhan penduduk stabil, sehingga terjadi keseimbangan jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi.
1
Malthus (1766-1834) pada zaman industri sedang berkembang mengeluarkan buku ³An essay on the principle of population´ (1798) dengan dengan inti ³Manusia jangan terlalu t erlalu banyak mengkhayal dengan kemampuan teknologi yang akan dapat memenuhi segala kebutuhannya karena pertumbuhan manusia laksana deret ukur, sedangkan pertumbuhan dan kemampuan sumber daya alam ala m untuk memenuhinya memenuhi nya hanya dalam deret hitung. Dengan demi kian, pada suatu saat manusia akan sulit untuk memenuhi segala kebutuhannya karena sumber daya alam sangat terbatas.1 Gerakan Keluarga Berencana (KB) di Indonesia sendiri mulai berkembang dan diprakarsai oleh Dr. Soeharto melalui pembentukan Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia Indonesia (PKBI) yang didasari kesadaran a kan semakin bertambahnya penduduk, penduduk, yang suatu suat u saat membahayakan bangsa sendiri.
1
Kerisauan masyarakat dunia untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk, diikuti dengan pertemuan yang menguatkan kesepakatan hak-hak asasi manusia untuk menentukan jumlah dan susunan keluarga di Bucharest 1974, Jakarta 1981, dan Safe Motherhood di 1
Nairobi Kenya 1987.
Semua gagasan dan gerakan tersebut tidak akan aka n mungkin terwujud tanpa ikut sertanya penatalaksanaan KB dengan tujuan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS), dengan keluarga kecil semuanya dapat terwujud karena keluarga merupakan unit terkecil kehidupan bangsa. 1 Kunci keberhasilan terlatak pada bagaimana kemampuan untuk meyakinkan pentingnya pembinaan keluarga, dalam arti luas meliputi poleksosbudhankam. Sebagai gambaran kegagalan mengatur pertumbuhan penduduk Arthur Hopraft, mengeluarkan buku ³Born to hunger´ (lahir untuk menderita kelaparan) yang menegaskan bahwa jika disadari segala keruwetan yang akan terjadi, sebagai akibat dari pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali dan dampaknya pada produksi pangan makin tidak menentu, serta semakin
1
meluasnya kerusakan lingkungan hidup, selanjutnya manusia akan terjerat oleh kemiskinan, kemelaratan, dan keputusasaan yang semakin mendalam.
1
Gerakan KB menekankan pentingnya untuk merencanakan jumlah, interval, dan jenis kelamin dalam lingkungan keluarga, yang dapat dintunjang oleh kemampuan sosial, 1
ekonomi, ekonomi, keamanan, dan da n ketahanan dala m keluarga.
Gerakan KB nasional sangat mengharapkan dapat diterimanya gagasan ³catur warga´, artinya hanya mempunyai dua anak, sebagai jumlah yang akan diperhitungkan dalam memenuhi poleksosbudhankam keluarga. Pencapaian peserta KB 50 % Pasangan usia subur merupakan masa transisi, sedangkan bila mencapai 70-75 % baru akan berarti, dalam upaya pengaturan kelahiran dan jumlah yang dapat diatasi oleh pertumbuhan ekonomi. ekonomi. 1
2
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Metode Amenorea Laktasi (MAL)
Metode Amenorea Laktasi (MAL) adalah kontrasepsi yang mengandalkan pemberian Air Susu Ibu (ASI). MAL sebagai kontrasepsi bila: y
Menyusui secara penuh ( full breast feeding )
y
Belum haid
y
Umur
bayi kurang dari 6 bulan
Efekti sampai 6 bulan. Harus dilanjutkan dengan pemakaian metode kontrasepsi lainnya. Menyusui secara ekslusif merupakan suatu metode kontrasepsi sementara yang cukup efektif, selama klien belum mendapat haid, dan waktunya kurang dari 6 bulan pascapersalinan. Efektivitas dapat mencapai 98%. Efektif bila menyusui lebih dari 8 kali sehari dan bayi mendapat cukup asuhan per laktasi; ibu belum mendapat haid, dan dalam 6 bulan pascapersalinan.2 2.1.1. Cara kerja:2 Penundaan atau penekanan ovulasi. 2.1.2. Keuntungan kontrasepsi:
2
y
Efektivitas tinggi (keberhasilan 98% pada enam bulan pascapersalinan).
y
Segerah efektif.
y
Tidak
menggangu sanggama.
y
Tidak
ada efek samping sa mping secara secara sistemik.
y
Tidak
perlu pengawasan medis.
y
Tidak
perlu obat atau alat.
y
Tanpa
biaya.
2.1.3. Keuntungan Non-kontrasepsi Non-kontrasepsi 2.1.3.1.
Untuk
2
Bayi
y
Mendapat kekebalan pasif (mendapatkan antibodi perlindugan dari ASI).
y
Sumber asupan gizi yang terbaik dan sempurna untuk tumbuh kembang bayi yang optimal.
3
Terhindar
y
atau 2.1.3.2.
dari keterpaparan terhadap kontaminasi dari air, susu lain, atau formula,
alat minum yang dipakai. dipaka i. Untuk
Ibu
y
Mengurangi perdarahan pascapersalinan.
y
Mengurangi resiko anemia.
y
Meningkatkan hubungan psikologik ibu dan bayi. 2
2.1.4. Keterbatasan y
Perlu persiapan sejak perawatan kehamilan agar segerah menyusui dalam 30 menit pascapersalinan.
y
Mungkin Mungkin sulit dilaksanakan karena kondisi social. social.
y
Efektivitas tinggi hanya sampai kembalinya haid a tau sampai dengan 6 bulan.
y
Tidak
melindungi terhadap IMS termasuk hepatitis B/HBV dan HIV/AIDS.
2.1.5. Yang dapat menggunakan menggunakan MAL
2
Ibu yang menyusui secara ekslusif, bayinya berumur kurang dari 6 bulan dan belum mendapatkan haid setelah melahirkan. Keadaan Ketika
Anjuran mulai
memberikan
makanan Membantu klien memilih metode lain.
pendamping secara teratur (menggantikan Walaupun satu kali menyusui).
metode
kontrasepsi
lain
dibutuhkan, klien harus didorong untuk tetap melanjutkan pemberian ASI.
Ketika haid sudah kembali.
Membantukan klien memilih metode lain. Walaupun
metode
kontrasepsi
lain
dibutuhkan, klien harus didorong untuk tetap melanjutkan pemberian ASI. Bayi menghisap susu tidak sering (on ( on Membantukan klien memilih metode lain. demand )
Walaupun
metode
kontrasepsi
lain
dibutuhkan, klien harus didorong untuk tetap melanjutkan pemberian ASI. Bayi berumur 6 bulan atau lebih.
Membantukan klien memilih metode lain. Walaupun
metode
kontrasepsi
lain
dibutuhkan, klien harus didorong untuk tetap melanjutkan pemberian ASI.
4
2
2.1.6. Yang seharusnya tidak pakai MAL y
Sudah mendapat haid setelah bersalin.
y
Tidak
y
Bayinya sudah berumur lebih dari 6 bulan.
y
Bekerja dan terpisah dari bayi lebih lama dari 6 jam.
menyusui secara ekslusif.
2
2.1.7. Instruksi Kepada Klien (Hal yang harus Disampaikan Kepada Klien) y
Seberapa sering harus menyusui. Bayi disusui secara
on demand (menurut kebutuhan bayi). Biarkan bayi
menyelesaikan menghisap dari satu payudara sebelum memberikan payudara lain, supaya bayi mendapat cukup banyak susu akhir ( hind milk ). ). Bayi hanya membutuhkan membutuhka n sedikit ASI dari payudara berikut atau sama seka li tidak memerluka memerluka n lagi. Ibu dapat memulai dengan memberikan payudara lain pada waktu menyusui berikutnya sehingga kedua payudara memproduksi banyak susu. y
Biarkan bayi menghisap menghisap sampai sa mpai dia sendiri yang melepaskan hisapannya.
y
Susui bayi juga pada malam hari karena menyusui pada malam hari membantu mempertahankan kecukupan persediaan ASI.
y
Bayi harus terus disusukan walau ibu/bayi dalam keadaan sakit.
y
ASI dapat disimpan dalam lemari pendingin.
y
Kapan mulai memberikan makanan padat sebagai makanan pendamping ASI. Selama bayi tumbuh dan berkembang dengan baik serta kenaikan berat badan cukup, bayi tidak memerlukan makanan maka nan selain ASI sampai umur 6 bulan. bulan.
y
Apabila ibu menggantikan ASI dengan minuman atau makanan lain, bayi akan menghisap kurang sering, akibatnya menyusui tidak lagi efektif sebagai metode kontrasepsi.
y
Haid Ketika ibu mulai mendapat haid lagi, itu pertanda ibu sudah mulai subur kembali dan harus segerah menggunakan metode KB lainnya.
2.1.8.
Untuk
kontrasepsi dan kesehatan. 2
Anda memerlukan kode konntrasepsi lain ketika Anda mulai mendapat haid lagi, jika
Anda tidak menyusui secara ekslusif ata u bayi anda sudah berumur 6 bulan. Konsultasi dengan bidan/dokter atau di klinik/Puskesmas sebelum Anda mulai
memakai metode kontasepsi lainnya.
5
Jika suami Anda berisiko tinggi terpapar IMS, termasuk AIDS, Anda harus pakai
kondom ketika pakai MAL. 2.1.9. Apa yang dilakukan dilakuka n bila Anda menyusui tidak secara ekslusif atau berhenti menyusui 2 Anda perlu kondom atau metode kontrasepsi lain ketika Anda tidak menyusui lagi
secara ekslusif. ekslusif. Ke klinik KB untuk membantu memilihkan atau memberikan metode kontrasepsi lain
yang sesuai. 2.1.10. Beberapa catatan dari konsensus Bellagio (1988) untuk mencapai keefektifan 98%
2
Ibu harus menyusui secara penuh atau hampir penuh (hanya sesekali diberi 1-2 teguk
air/minuman pada upacara adat/agama). Perdarahan sebelum 56 hari pasacapersalinan dapat diabaikan (belum dianggap haid). Bayi menghisap secara langsung.
dimulai dari setengah s etengah sampai satu jam setelah bayi lahir. Menyusui dimulai Kolostrum diberikan pada bayi.
demand dan dari kedua payudara. Pola menyusui on demand dan Sering menyusui selama 24 jam termasuk pada malam hari. Hindari jarak menyusui lebih dari 4 jam.
Setelah bayi berumur lebih dari 6 bulan, kembalinya kesuburan mungkin didahului haid, tetapi dapat juga tanpa didahului haid. Efek ketidaksuburan karena menyusui sangat dipengaruhi oleh aspe k-aspek: 1. Cara menyusui. 2. Seringnya menyusui. 3. Lamanya setiap kali menyusui. 4. Jarak antara menyusui. menyusui. 5. Kesungguhan menyusui.
2.2. Kontrasepsi Tanpa Menggunakan Alat
3
2.2.1. Pembilasan pasca senggama ( postcoital douche )
Pembilasan vagina dengan air biasa atau tanpa larutan obat (cuka atau obat lain) segera setelah koitus merupakan cara yang sudah lama dilakukan untuk tujuan kontra sepsi. Maksudnya adalah untuk mengeluarkan sperma secara mekanik dari vagina. Penambahan cuka ialah untuk memperole efek spermisid serta menjaga asiditas vagina.
6
Efektivitas, cara ini kemungkinan mengurangi kemungkinan terjadinya konsepsi hanya dalam batas-batas tertentu, karena sebelum pembilasan dapat dilakukan, spermatozoa dalam jumlah besar sudah memasuki serviks uteri. 2.2.2. Perpanjangan masa menyusui anak ( prolonged lactation )3 Sepanjang sejarah wanita mengetahiu bahwa dengan menyusui anaknya setelah melahirkan, maka dapat mencegah kehamilan. Laktasi berkaitan dengan adanya prolaktinemia dan prolaktin menekan adanya ovulasi. 3
2.2.3. Pantang berkala (rhythm (rhythm method )
Cara ini pertama sekali diperkenalkan Kyusaku Ogino dari jepang dan Hermann Knaus dari jerman, sekitar tahun 1931, dan sering disebut cara Ogino-knaus. Mereka bertitik tolak dari penyelidikan bahwa wanita dapat hamil dalam beberapa hari saja dalam daur haidnya. Masa subur disebut juga fase ovulasi mulai 48 jam sebelum ovulasi dan berakhir 24 jam setelah ovulasi. Kesulitan cara ini ialah sulit ditentukan, ovulasi umumnya 14±2 hari sebelum haid pertama, sehingga pada wanita yang haidnya tidak teratur sulit untuk menentukan ovulasi. Sehingga pada wanita yang tidak teratur haid dengan variasi yang tidak jauh berbeda, dapat ditentukan masa subur dengan daur haid terpendek dikurangi 18 hari dan daur haid terpanjang dikurangi 11 hari, dan untuk cara ini wanita tearsebut harus memiliki catatan tentang lamanya daur haidnya selama 6 bulan, dan lebih baik jika wanita tersebut mempunyai catatan daur haid selama 1 tahun. Cara ini dipermudah dengan menggunakan tabel dan efektifitasnya akan lebih tinggi jika dibarengi pemeriksaan suhu basal badan. Menjelang ovulasi suhu basal akan menurun, kurang dari 24 jam sesudah ovulasi suhu badan naik lagi sampai tingkat lebih tinggi daripada tingkat sebelum ovulasi, dan tetap tinggi sampai akan terjadinya haid. Pengukuran suhu basal badan diselenggarakan tiap hari sesudah haid berakhir sampai mulainya haid ha id berikutnya, hal ini dilakukan sewa ktu bangun pagi pagi sebelum melanjutkan kegiatan dan masukkan thermometer dalam rectum atau dalam mulut dibawah lidah selama 5 menit. Namun, ada beberapa faktor yang menyebabkan kenaikan suhu basal badan tanpa terjadinya t erjadinya ovulsi, misalnya infeksi, infeksi, kurang tidur, minum alkohol dan sebagainya.
2.3. Senggama Terputus
Senggama terputus adalah penarikan penis daari vagina sebelum terjadi ejakulasi. Hal ini didasarkan pada kenyataan , bahwa akan terjadi ejakulasi disadari sebelumnya oleh bagian terbesar pria, dan s etelah itu masih ada waktu wakt u kira-kira 1 detik sebelum ejakulasi terjadi. Waktu yang singkat ini dapat digunakan untuk penarikan penis keluar dari vagina. 7
Keuntungan cara ini, tidak membutuhkan biaya, alat-alat maupun persiapan, akan tetapi kekurangannya kekurangannya bahwa untuk mensukseskan cara car a ini dibutuhkan dibutuhkan pengendalian diri yang besar dari pihak pria.
3,
3
Efektivitas cara ini dianggap kurang, kegagalan cara ini disebabkan oleh:
a. Adanya pengeluaran cairan mani sebelum ejakulasi ( preejaculatory ( preejaculatory fluid ) yang dapat mengandung sperma, apalagi pada koitus berulang berulang b.
erlambatnya pengeluaran Terlambatnya
penis dari vagina
c. Pengeluaran Pengeluaran semen dekat pada vulva dapat menyebabkan menyebabkan kehamilan.
2.4. Metode Barier
2.4.1. Kondom
4
Kondom merupakan selubung/sarung karet yang dapat terbuat dari berbagai bahan diantaranya lateks (karet), plastik (vinil), atau bahan alami (produksi hewani) yang dipasang pada penis saat hubungan seksual. Kondom terbuat dari karet sintetis yang tipis, berbentuk silinder, dengan muaranya berpinggir tebal, yang bila digulung berbentuk rata atau mempunyai bentuk seperti puting susu. Berbagai bahan telah ditambahkan dita mbahkan pada kondom kondom baik untuk meningkatkan efektivitasnya (misalnya penambahan spermisida) maupun sebagai aksesoris aktivitas seksual. Modifikasi tersebut dilakukan dalam hal bentuk, warna, pelumas, ketebalan, dan bahan. 2.4.1.1. Cara kerja 4 y
Kondom menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel
telur dengan dengan cara
mengemas sperma di ujung selubung karet yang dipasang pada penis sehingga sperma tersebut tidak tercurah ke dala m saluran reproduksi perempuan. y
Mencegah penularan mikroorganisme mikroorganisme (IMS termasuk HBV dan HIV/AIDS) dari satu pasangan kepada pasangan yang lain (khusus kondom yang terbuat dari lateks dan vinil).
2.4.1.2. Efektivitas
4
Kondom cukup efektif bila dipakai secara benar pada setiap kali berhubungan seksual. Pada beberapa pasangan, pemakaian kondom tidak efektif karena tidak dipakai secara konsisten. Secara ilmiah didapatkan hanya sedikit angka kegagalan kondo kondom m yaitu 2
12 kehamilan kehamilan per
100 perempuan per tahun.
8
2.4.1.3. Manfaat
4
Kontrasepsi y
Efektif bila digunakan dengan benar
y
Tidak
mengganggu produksi ASI
y
Tidak
mengganggu kesehatan klien
y
Tidak
mempunyai pengaruh sistemik
y
Murah dan dapat dibeli secara umum
y
Tidak
y
Metode kontrasepsi sementara bila metode kontrasepsi lainnya harus ditunda
perlu resep dokter atau pemeriksaa n kesehatan khusus
Nonkontrasepsi y
Memberi dorongan kepada suami untuk ikut ber-KB
y
Dapat mencegah penularan IMS
y
Mencegah ejakulasi dini
y
Membantu
mencegah
terjadinya
kanker
serviks
(mengurangi
iritasi
bahan
karsinogenik karsinogenik eksogen pada serviks) y
Saling berinteraksi sesama pasangan
y
Mencegah imuno infertilitas 4
2.4.1.4. Keterbatasan y
Efektivitas tidak terlalu tinggi
y
Cara penggunaan sangat mempengaruhi keberhasilan kontrasepsi kontrasepsi
y
Agak mengganggu hubungan seksual (mengurangi sentuhan langsung)
y
Pada beberapa klien bisa menyebabkan menyebabkan kesulitan untuk mempertahankan ereksi
y
Harus selalu tersedia setiap kali berhubungan seksual
y
Beberapa klien malu untuk membeli kondom di tempat umum
y
Pembuangan kondom bekas mungkin menimbulkan masalah dalam hal limbah
2.4.1.5. Cara Penggunaan
4
y
Gunakan kondom setiap akan melakukan hubungan seksual
y
Agar efek kontrasepsinya lebih baik, ta mbahkan spermisida ke dalam kondom
y
Jangan menggunakan gigi, benda tajam seperti pisau, silet, gunting atau benda tajam lainnya pada saat membuka kemasan
y
Pasangkan kondom saat penis sedang ereksi, tempelkan ujungnya pada glans penis dan tempatkan bagian penampang sperma pada ujung uretra. Lepaskan gulungan
9
karetnya dengan jalan menggeser gulungan tersebut ke arah pangkal penis. Pemasangan ini harus dilakukan sebelum penetrasi penis ke vagina y
Bila kondom tidak mempunyai tempat penampungan sperma pada bagian ujungnya, maka saat memakai, longgarkan sedikit bagian ujungnya agar tidak terjadi robekan pada saat ejakulasi
y
Kondom dilepas sebelum penis melembek
y
Pegang bagian pangkal kondom sebelum mencabut penis sehingga kondom tidak terlepas pada saat penis dicabut dan lepaskan kondom di luar vagina agar tidak terjadi tumpahan cairan sperma di sekitar vagina
y
Gunakan kondom hanya untuk satu kali pakai
y
Buang kondom bekas pakai pada tempat yang aman
y
Sediakan kondom dalam jumlah cukup di rumah dan jangan disimpan di tempat yang panas karena hal ini dapat menyebabkan kondom menjadi rusak atau robek saat digunakan
y
Jangan gunakan kondom apabila kemasannya robek atau kondom tampak rapuh/ kusut
y
Jangan gunakan minyak goreng, minyak mineral, atau pelumas dari bahan petrolatum karena akan segera s egera merusak kondom
2.4.2. Diafragma
4
Diafragma adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari lateks (karet) yang diinsersikan ke dalam vagina sebelum berhubungan berhubungan seksual dan menutup serviks. 2.4.2.1. Jenis4 y
lat F lat
spring ( spring ( flat flat metal band )
y
C oil oil
spring ( spring (coiled wire) wire)
y
Arching spring (kombinasi spring (kombinasi metal spring )
2.4.2.2. Cara kerja
4
Menahan sperma agar tidak mendapatkan akses mencapai saluran alat reproduksi bagian atas (uterus dan tuba falopii) dan s ebagai alat tempat spermisida. 2.4.2.3. Manfaat4 Kontrasepsi y
Efektif bila digunakan dengan benar
y
Tidak
mengganggu produksi ASI 10
y
Tidak
mengganggu hubungan seksual karena telah terpasang sampai 6 jam
sebelumnya y
Tidak
mengganggu kesehatan klien
y
Tidak
mempunyai pengaruh sistemik
Nonkontrasepsi y
Salah satu perlindungan terhadap IMS/HIV/AIDS, khususnya apabila digunakan dengan spermisida
y
Bila digunakan pada saat haid, ha id, menampung darah menstruasi
2.4.2.4. Keterbatasan4 y
Efektivitas sedang (bila digunakan dengan spermisida angka kegagalan 6
18
kehamilan per 100 perempuan per tahun pertama) y
Keberhasilan sebagai kontrasepsi bergantung pada kepatuhan mengikuti cara penggunaan
y
Motivasi diperlukan berkesinambungan dengan menggunakannya menggunakannya setiap berhubungan berhubungan seksual
y
Pemeriksaan pelvik oleh petugas kesehatan terlatih diperlukan untuk memastikan ketepatan pemasangan
y
Pada beberapa pengguna menjadi penyebab infeksi saluran uretra
y
Pada 6 jam pascahubungan seksual, alat masih harus berada di posisinya
2.4.2.5. Cara penggunaan/instruksi bagi klien
4
y
Gunakan diafragma setiap kali melakukan hubungan seksual
y
Pertama kosongkan kandung kemih dan cuci tangan
y
Pastikan diafragma tidak berlubang (tes dengan mengisi diafragma dengan air, atau melihat menembus cahaya)
y
Oleskan sedikit spermisida krim atau jelli pada kap diafragma (untuk memudahkan pemasangan tambahkan krim atau jelli, remas bersamaan dengan pinggirannya) pinggirannya)
y
Posisi saat pemasangan diafragma: o
Satu kaki diangkat ke atas kursi atau dudukan toilet
o
Sambil berbaring
o
Sambil jongkok
y
Lebarkan kedua bibir vagina
y
Masukkan diafragma ke dalam vagina jauh ke belakang, dorong bagian depan pinggiran ke atas di balik tulang pubis 11
y
Masukkan jari ke dalam vagina sampai menyentuh serviks, sarungkan karetnya dan pastikan serviks telah t erlindungi erlindungi
y
Diafragma dipasang di vagina sampai 6 jam sebelum hubungan seksual. Jika hubugan seksual berlangsung di atas 6 jam setelah pemasangan, tambahkan spermisida ke dalam vagina. Diafragma berada di dalam vagina paling tidak 6 jam setelah terlaksananya hubungan seksual. Jangan tinggalkan diafragma di dalam vagina lebih dari 24 jam sebelum diangkat (tidak dianjurkan mencuci vagina setiap waktu, pencucian vagina bisa dilakukan setelah ditunda 6 ja m sesudah hubungan hubungan seksual)
y
Mengangkat dan mencabut diafragma dengan menggunakan jari telunjuk dan tengah
y
Cuci dengan sabun dan air, keringkan sebelum disimpan kembali di tempatnya.
2.4.3. Spermisida
4
Spermisida adalah bahan kimia (biasanya non oksinol-9) digunakan untuk menon-aktifkan atau membunuh sperma. Dikemas dalam bentuk: y
Aerosol (busa)
y
Tablet
y
Krim
vaginal, suppositoria, atau dissolvable film
2.4.3.1. Cara kerja4 Menyebabkan sel membran sperma terpecah, memperlambat pergerakan sperma, dan menurunkan kemampuan pembuahan pembuahan sel telur. 2.4.3.2. Manfaat
4
Kontrasepsi y
Efektif seketika (busa dan krim)
y
Tidak
y
Bisa digunakan sebagai pendukung metode lain
y
Tidak
mengganggu kesehatan klien
y
Tidak
mempunyai pengaruh sistemik
y
Mudah digunakan
y
Meningkatkan lubrikasi selama hubungan seksual
y
Tidak
mengganggu produksi ASI
perlu resep dokter atau pemeriksaa n kesehatan khusus
Nonkontrasepsi y
Merupakan salah satu perlindungan terhadap IMS termasuk HBV dan HIV/AIDS
12
4
2.4.3.3. Keterbatasan y
Efektivitas Efektivi tas kurang (3
21 kehamilan keha milan per 100 perempuan per per tahun perta pertama) ma)
y
Efektivitas sebagai kontrasepsi bergantung pada kepatuhan mengikuti cara penggunaan
y
Ketergantungan pengguna dari motivasi berkelanjutan dengan memakai setiap melakukan hubungan seksual
y
Pengguna harus menunggu menunggu 10
15 menit setelah aplikasi sebelum melakukan
hubungan hubungan seksual (tablet (ta blet busa vagina, suppositoria suppositoria dan film) y
Efektivitas aplikasi hanya 1
2 jam
2.4.3.4. Cara penggunaan/instruksi bagi klien y
4
Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum mengisi aplikator (busa atau krim) dan insersi spermisida
y
Penting untuk menggunakan spermisida setiap mela kukan aktivitas hubungan seksual
y
Jarak tunggu sesudah memasukkan memasukkan tablet tablet vagina vagina atau suppositoria suppositoria adalah 10 10
15
menit y
Tidak
ada jarak tunggu t unggu setelah memasukkan busa.
y
Penting untuk mengikuti anjuran dari pabrik tentang cara penggunaan dan penyimpanan dari setiap produk (misalnya kocok aerosol sebelum diisi ke dalam aplikator)
y
Spermisida ditempatkan jauh di dalam vagina sehingga serviks terlindungi dengan baik.
2.5. Kontrasepsi Kombinasi
2.5.1. Pil Kombinasi 2.5.1.2. Profil
5
y
Efektif dan reversibel re versibel
y
Harus diminum setiap hari
y
Pada bulan-bulan pertama efek samping berupa mual dan perdarahan bercak yang tidak berbahaya dan segara akan hilang
y
Efek samping serius sangat jarang terjadi
13
y
Dapat dipakai oleh semua Ibu usia reproduksi, baik yang sudah mempunyai anak atau belum
y
Dapat mulai diminum setiap saat bila yakin tida k sedang hamil
y
Tidak
y
Dapat dipakai sebagai kontrasepsi kontrasepsi darurat
2.5.1.3. Jenis y
dianjurkan pada ibu yang menyusui
5
Monofasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen/progestin estrogen/progestin (E/P) dala m dosis yang sama, dengan 7 tablet tabl et tanpa hormon aktif.
y
Bifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen/progestin (E/P) dengan dua dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
y
Trifasik
pil : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif
estrogen/progestin (E/P) dengan tiga dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif. 2.5.1.4. Cara Kerja
5
y
Menekan ovulasi
y
Mencegah implantasi
y
Lendir serviks mengental sehingga sulit dilalui oleh sperma
y
Pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi telur dengan sendirinya akan terganggu pula
2.5.1.5. Manfaat y
5
Memiliki efektifitas yang tinggi (hampir menyerupai efektifitas tubektomi), bila digunakan setiap hari (1 kehamilan per 1000 perempuan dalam tahun pertama penggunaan
y
isiko R isiko
terhadap kesehatan sangat kecil
y
Tidak
y
Siklus haid teratur, banyaknya darah haid berkurang (mencegah anemia), tidak terjadi
mengganggu hubungan seksual
nyeri haid y
Dapat digunakan diguna kan jangka panjang panja ng selama perempuan perempua n masih ingin menggunakannya untuk mencegah kehamilan
y
Dapat digunakan sejak usia remaja hingga menopause
y
Mudah dihentikan setiap saat
y
Kesuburan segera kembali setelah penggunaan pil dihentikan 14
y
Dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat
y
Membantu mencegah5 Kehamilan ektopik Kanker ovarium Kanker endometrium Kista ovarium Penyakit radang panggul Kelainan jinak pada payudara Dismenore, atau Akne
2.5.1.6. Yang Dapat Menggunakan Pil Kombinasi Pada prinsipnya hampir semua ibu boleh menggunakan menggunakan pil kombinasi, seperti: 5 y
Usia
y
Telah
y
Gemuk atau kurus
y
Menginginkan metode kontrasepsi dengan efektivitas tinggi
y
Setelah melahirkan dan tida k menyusui
y
Setelah melahirkan 6 bulan yang tidak memberikan ASI eksklusif
y
Pasca keguguran
y
Anemia karena haid berlebihan
y
reproduksi memiliki anak atau pun yang belum memiliki anak
Nyeri haid hebat
y
Silus haid tidak teratur
y
iwayat R iwayat
y
Kelainan payudara jinak
y
Kencing manis tanpa komplikasi komplikasi pada ginjal, pembuluh darah, mata, dan saraf.
y
Penyakit tiroid, penyakit radang panggul, endometriosis, endometriosis, atau tumor ovarium jinak
y
Menderita Menderita tuberkulosi t uberkulosiss (kecuali yang s edang menggunakan rifampisin)
y
Varises vena
kehamilan ektopik
2.5.1.7. Yang Tidak Boleh Menggunakan Pil Kombinasi
5
y
Hamil atau dicurigai hanil
y
Menyusui eksklusif
y
Perdarahan pervaginam yang belum diketahui penyebabnya
y
Penyakit hati akut (hepatitis) 15
y
Perokok dengan usia > 35 tahun
y
iwayat R iwayat
penyakit jantung, stroke, atau tekanan darah > 180/110 mmHg
y
iwayat R iwayat
gangguan faktor pembekuan darah atau kencing manis > 20 tahun. tahun.
y
Kanker payudara atau dicurigai kanker kanker payudara
y
Migrain dan gejala neurologik fokal (epilepsi/riwayat (epilepsi/riwayat epilepsi)
y
Tidak
dapat menggunakan pil secara teratur setiap hari
2.5.2. Suntikan Kombinasi Jenis suntikan kombinasi ialah 25 mg depo medroksiprogesteron asetat dan 5 mg estradiol sipionat yang diberikan injeksi I.M sebulan sekali (Cyclofem), dan 50 noretindron enantat 5
dan 5 mg estradiol valerat yang diberikan injeksi I.M sebulan sekali. 2.5.2.1. Cara Kerja
5
y
Menekan ovulasi
y
Lendir serviks mengental sehingga sulit dilalui oleh sperma
y
Perubahan pada endometrium (atrofi) sehingga implantasi terganggu
y
Menghambat transportasi gamet pada tuba
2.5.2.2. Efektifitas y
5
Sangat efektif (0,1-0,4 kehamilan per 100 perempuan) selama tahun pertama penggunaan
2.5.2.3. Keuntungan Kontrasepsi
5
y
esiko R esiko
terhadap kesehatan kecil
y
Tidak
berpengaruh pada hubungan suami istri
y
Tidak
diperlukan pemeriksaan dalam
y
Jangka panjang
y
Efek samping sangat kecil
y
Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
2.5.2.4. Keuntungan Nonkontrasepsi Nonkontrasepsi
5
y
Mengurangi jumlah perdarahan
y
Mengurangi nyeri saat haid
y
Mencegah anemia
y
Khasiat pencegahan terhadap kanker ovarium dan endometrium endometrium
y
Mengurangi penyakit payudara jinak dan kista ovarium
y
Mencegah kehamilan ektopik 16
y
Melindungi Melindungi dari penyakit radang panggul
y
Dapat diberikan pada perempuan usia perimenopause
2.5.2.5. Kerugian
5
y
Terjadi
perubahan pada pola haid
y
Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan, dan keluhan seperti ini akan hilang setelah suntikan kedua atau ketiga
y
Ketergantungan klien terhadap pelayanan kesehatan
y
Efektifitas berkurang jika digunakan bersamaan dengan obat-obat epilepsi (fenitoin dan barbiturat) atau obat tuberkulosis (rifampisin) (rifampisin)
y
Dapat terjadi efek samping yang serius, seperti serangan jantung, stroke, bekuan bekuan darah dara h pada paru atau ota k dan kemungkinan timbulnya timbulnya tumor hati
y
Penambahan BB
y
Tidak
menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual, hepatitis B
virus, atau infeksi virus HIV y
Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah penghentian pemakaian
2.5.2.6. Yang Boleh Menggunakan Suntikan Kombinasi
5
y
Usia
y
Telah
y
Ingin mendapatkan kontrasepsi kontrasepsi dengan efektifitas yang tinggi
y
Menyusui ASI pasca persalinan > 6 bulan
y
Pasca persalinan persalinan dan tidak menyusui
y
Anemia
y
reproduksi memiliki anak ataupun yang belum memiliki anak
Nyeri haid hebat
y
Haid teratur
y
iwayat R iwayat
y
Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi kontrasepsi
kehamilan ektopik
2.5.2.7. Yang Tidak Boleh Menggunakan Suntikan Kombinasi y
Hamil atau dugaan hamil
y
Menyusui di bawah 6 minggu pascapersalinan
y
Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
y
Penyakit hati akut (virus hepatitis)
y
Usia
5
> 35 tahun yang merokok
17
y
iwayat R iwayat
penyakit jantung, stroke, atau dengan tekanan darah tinggi (> 180/110
mmHg) y
R iwayat iwayat
kelaianan kelaiana n tromboemboli atau dengan kencing manis > 20 tahun
y
Kelainan pembuluh darah yang menyebabkan sakit kepala atau migrain
y
Keganasan payudara payudara
2.5.2.8. Cara Penggunaan
5
Suntikan kombinasi diberikan setiap bulan dengan suntikan intramuskular dalam. Klien diminta datang setiap 4 minggu. Suntikan ulang dapat diberikan 7 hari lebih awal, dengan kemungkinan terjadi gangguan perdarahan. Dapat juga diberikan setelah 7 hari dari jadwal yang telah ditentukan, asal saja diyakini ibu tersebut tidak hamil.
Tidak
dibenarkan
melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan metode kontrasepsi yang lain untuk 7 hari saja. 5
2.5.2.9. Tanda-tanda Yang Harus Diwaspadai Pada Penggunaan Suntikan Kombinasi y
Nyeri dada hebat atau napas pendek. Kemungkinan adanya bekuan darah di paru atau serangan jantung.
y
Sakit kepala hebat, atau gangguan penglihatan. Kemungkinan terjadi stroke, hipertensi, atau migrain
y
Nyeri tungkai hebat. Kemungkinan telah terjadi sumbatan pembuluh darah pada tungkai
y
Tidak
terjadi perdarahan atau spotting selama 7 hari sebelum suntikan berikutnya,
kemungkinan kemungkinan terjadi t erjadi kehamilan.
2.6. Kontrasepsi progestin
2.6.1. Kontrasepsi suntikan proges pr ogestin tin 2.6.1.1. Profil
6
y
Sangat efektif
y
Aman
y
Dapat dipakai oleh ole h semua perempuan dalam usia reproduksi
y
Kembalinya kesuburan kesuburan lebih la mbat, rata-rata 4 bulan
y
Cocok untuk masa laktasi karena tidak menekan produksi ASI
2.6.1.2. Jenis y
Depo medroksiprogesteron asetat (DMPA), diberikan 3 bulan dengan suntik IM 18
y
Depo noretisteron enantat, diberikan tiap 2 bulan dengan suntik IM
2.6.1.3. Cara kerja 6 y
Mencegah ovulasi
y
Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma
y
Menjadikan selaput lendir rahim tipis dab atrofi
y
Menghambat transpostasi gamet oleh tuba 6
2.6.1.4. Keuntungan y
Sangat efektif
y
Pencegahan kehamilan jangka panjang
y
Tidak
y
Tidak
berpengaruh pada hubungan suami-istri mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit
jantung, dan gangguan pembekuan darah y
Tidak
memiliki pengaruh terhadap ASI
y
Sedikit efek samping
y
Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
y
Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai perimenopause
y
Membantu mencegah kanker ka nker endometrium endometrium dan kehamilan ektopik
y
Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara
y
Mencegah beberapa penyebab penyebab penyakit radang ra dang panggul
y
Menurunkan krisis anemia bulan sabit ( sickle cell ) 6
2.6.1.5. Keterbatasan y
Sering ditemukan gangguan haid, seperti siklus haid yang memendek atau memanjang, perdarahan yang banyak atau sedikit, perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak ( spotting spotting ), ), tidak haid sama sekali
y
Bergantung apda sarana kesehatan untuk disuntik lagi
y
Tidak
y
Permasalahan berat badan
y
Tidak
dapat diihentikan sewaktu-watu sewaktu-watu sebelum suntikan berikutnya
menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual, hepatitis B
virus, atau infeksi virus HIV y
erlambatnya T erlambatnya
kembali kesuburan kesuburan setelah setela h penghentian pemakaian
y
T erjadi
y
Penggunaan jangka panjang dapat menurunkan menurunkan kepadatan tulang
perubahan pada lipid serum
19
y
Penggunaan
kangka
panjang
dapat
menimbulkan
kekeringan
pada
vagina,
menurunkan menurunkan libido, gangguan emosi, sakit kepala, nervositas, jerawat. 2.6.1.6. Peringatan6 y
y
Setiap terlambat haid harus dipikirkan kemungkinan kehamilan Nyeri abdomen abdomen bawah yang berat kemungkinan kemungkinan gejala kehamilan ektopik terganggu
y
imbulnya Timbulnya
abses atau perdarahan p erdarahan tempat injeksi
y
Sakit kepala, migrain, sakit kepala berulang yang berat, atau kaburnya penglihatan
y
Perdarahan berat (2 kali lebih panjang serta 2 kali lebih banyak dalam satu periode masa haid)
2.6.2. Kontrasepsi pil pil progestin progestin (minipil) 2.6.2.1. Profil
6
y
Cocok untuk eprempuan menyusui yang ingin memakai pil KB
y
Sangat efektif pada masa laktasi
y
Dosis rendah
y
Tidak
menurunkan produksi ASI
y
Tidak
memberikan efek sa mping mping estrogen
y
Efek samping utama adalah gangguan perdarahan; perdarahan bercak, atau perdarahan tidak teratur
y
Dapat dipakai sebagai kontrasepsi kontrasepsi darurat
2.6.2.2. Jenis6 y
Isi 35 pil: 300 g levonorgestrel atau 350 g noretindron
y
Isi 28 pil: 75 g norgestrel
2.6.2.3. Cara kerja
6
y
Menekan sekresi gonadotropin dan sintesis ateroid seks di ovarium
y
Endometrium mengalami transformasi lebih awal sehingga implantasi lebih sulit 6
2.6.2.4. Keuntungan y
Sangat efektif
y
Tidak
mengganggu hubungan seksual
y
Tidak
mempengaruhi ASI
y
Kesuburan cepat kembali
y
Nyaman dan mudah digunakan
20
6
2.6.2.5. Keterbatasan y
y
Hampir 30-60% mengalami gangguan haid peningkatan/penurunan peningkatan/penurunan berat badan
y
harus digunakan setiap hari dan pada waktu yang sama
y
Bila lupa satu pil saja, kegagalan menjadi lebih besar
y
Payudara menjadi tegang, t egang, mual, pusing, dermatitis, jerawat
2.6.3. Kontrasepsi implan 2.6.3.1. Profil6 y
y
Efektif 5 ta hun untuk Norplant, 3 tahun ta hun umtuk Jadenan, Indoplant, Indoplant, atau Implanon Nyaman
y
Pemasangan dan pencabutan perlu pelatihan
y
Kesuburan segera kembali setelah implan i mplan dicabut
y
Aman dipakai saat masa laktasi
2.6.3.2. Jenis6 y
Norplant, diisi 36 mg levonorgestrel
y
Implanon, diisi 68 mg 3-keto-desogestrel
y
Jadena dan Indoplant, 75 mg levonorgestrel
2.6.3.3. Cara kerja
6
y
Lendir serviks menjadi kental
y
Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi i mplantasi
y
Mengurangi transportasi sperma
y
Menekan ovulasi 6
2.6.3.4. Keuntungan y
Daya guna tinggi
y
Perlindungan jangka panjang
y
Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan
y
Tidak
y
Bebas dari estrogen
memerlukan pemeriksaan dalam
6
2.6.3.5. Keterbatasan y
Pada beberapa klien dapat menyebabkan perubahan pola haid berupa perdarahan bercak, hioermenorea, atau meningkatnya jumlah darah haid, serta amenorea.
21
y
Timbul
keluhan seperti nyeri kepala, peningkatan/penurunan berat badan, nyeri
payudara, perasaan mual, pening/pusing pening/pusing kepala. y
Tidak
boleh diguna kan pada klien kli en yang menderita penyakit penya kit hati akut, stroke atau ata u
riwayat stroke, obat epilepsi, epilepsi, dan tumor jinak atau ganas ga nas pada hati.
2.6.4. AKDR dengan progestin Jenis AKD R yang mengandung hormon steroid adalah prigestase yang mengandung progesteron dari Mirena yang ya ng mengandung levonorgestrel. levonorgestrel. 6 2.6.4.1. Cara kerja y
6
Endometrium mengalami transformasi yang ireguler, epitel atrofi sehingga mengganggu mengganggu implantasi
y
Mencegah terjadinya t erjadinya pembuahan dengan memblok bersatunya ovum dengan dengan sperma
y
Mengurangi jumlah sperma yang mencapai tuba fallopii
y
Menginaktifkan sperma 6
2.6.4.2. Keuntungan y
Efektif dalam satu tahun
y
Tidak
mengganggu hubungan suami istri
y
Tidak
berpengaruh terhadap ASI
y
Kesuburan segera kembali sesudah AKD R diangkat
y
Efek sampingnya sangat kecil 6
2.6.4.3. Keterbatasan y
Diperlukan periksa dalam dan penyaringan nfeksi genitalia sebelum pemasangan AKDR
y
Diperlukan tenaga terlatih untuk pemasangan dan pencabutan AKD R
y
Sangat bergantung pada tenaga kesehatan
y
Penggunaan jangka panjang dapat terjadi amenorea
y
Dapat memicu pertumbuhan mioma uteri
22
2.7. Alat Kontrasepsi dalam Rahim (AKDR)
2.7.1. Profil7 y
Sangat efektif, reversible dan berjangka panjang (sa mpai 10 tahun: Cu T-380A).
y
Haid menjadi lebih lama dan lebih banyak.
y
Pemasangan dan pencabutan memerlukan pelatihan.
y
Dapat dipakai oleh ole h semua perempuan usia reproduksi. reproduksi.
y
Tidak
boleh dipakai oleh permpuan yang terpapar pada Infeksi Menular Seksual
(IMS). 2.7.2. Jenis7 y
AKDR Cu-T 380A. Kecil, kerangka dari plastik yang fleksibel, berbentukhuruf T diselubungi oleh kawat halus yang terbuat dari tembaga (Cu).
Tersedia
di Indonesia dan terdapat dimana-
mana. y
AKDR lain yang beredar di Indonesia adalah NOVA
2.7.3. Cara Kerja
T
(Schering).
7
y
Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii.
y
Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri.
y
AKDR terutama mencegah ovum dan sperma bertemu, walaupun AKD R membuat sperma sulit masuk kedalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi kemampuan sperma untuk fertilisasi.
y
Memungkinkan Memungkinkan untuk mencegah inplantasi inpla ntasi telur dalam uterus.
2.7.4. Keuntungan y
7
Sebagai kontrasepsi, efektivitasnya tinggi. tinggi. Sangat efektif efektif
0,6-0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama pertama (1
kegagalan dalam 125-170 kehamilan). y
AKDR dapat efektif segerah setelah pemasangan.
y
Metode jangka jangka panjang panja ng (10 tahun proteksi dari Cu C u T-380A -380A dan tidak perlu diganti).
y
Sangat efektif karena kar ena tidak perlu lagi mengingat-ingat. mengingat-ingat.
y
Tidak
y
Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil.
y
Tidak
ada efek samping untuk hormonal dengan Cu AKD R (CuT-380A).
y
Tidak
mempengaruhi kualitas dan volume ASI.
mempengaruhi hubungan seksual.
23
y
Dapat dipasang segerah setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila terjadi infeksi).
y
Dapat digunakan sampai menopause menopause (1 tahun atau lebih setelah haid terakhir).
y
Tidak
y
Membantu mencegah kehamilan ektopik.
ada interaksi dengan obat-obatan.
7
2.7.5. Kerugian y
Efek sering yang umum terjadi: Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang
setelah 3 bulan). Haid lebih lama dan banyak. Perdarahan (spotting) antar menstruasi. Saat haid lebih sakit. y
Komplikasi lain: Merasakan sakit dan kejang selama 3 sa mpai 5 hari setelah pemasangan. Perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang memungkinkan
penyebab penyebab anemia. Perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangannya benar). y
Tidak
y
Tidak
mencegah IMS atau HIV/AIDS. baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang sering
berganti pasangan. y
Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai AKD R . PR P dapat memicu infertilitas.
y
Prosedur medis termasuk pemeriksaan pelvic diperlukan dalam pemasangan AKD R . Seringkali perempuan takut selama pemasangan.
y
Sedikit nyeri dan perdarahan (spooting) terjadi segerah setelah pemasangan AKD R . Biasanya menghilang dalam 1-2 hari.
y
Klien tidak dapat melepas AKD R oleh dirinya sendiri. Petugas kesehatan terlatih yang ya ng harus melepaskan AKD R .
y
Mungkin AKDR keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi apabila AKD R dipasang segerah sesudah melahirkan).
y
Tidak
mencegah kehamilan ektopik karena fungsi AKD R untuk mencegah kehamilan
normal.
24
y
Perempuan harus memeriksa posisi benang AKD R dari waktu ke waktu.
Untuk
melakukan ini wanita harus memasukan jarinya ke dalam vagina, sebagian perempuan tidak mau melakukan ini. 2.7.6. Persyaratan Pemakaian 2.7.6.1. Yang dapat menggunakan
7
y
Usia
reproduktif
y
Keadaan nullipara
y
Menginginkan penggunaan kontrasepsi jangka panjang
y
Menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi.
y
Setelah melahirkan dan tida k menyusui bayinya.
y
Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat a danya tanda infeksi.
y
esiko R esiko
y
Tidak
menghendaki metode hormonal.
y
Tidak
menyukai untuk mengingat minum pil setiap hari.
y
Tidak
menghendaki kehamilan setelah 1-5 hari sanggama (lihat kontrasepsi darurat).
rendah dari IMS.
Pada umumnya ibu dapat menggunkan AKD R Cu dengan aman dan efektif. 7
2.7.6.2. AKDR dapat digunakan ibu dalam dala m segala mungkin keadaan misalnya: y
Perokok.
y
Pascakeguguran atau kegagalan kehamilan a pabila tidak terlihat adanya infeksi.
y
Sedang memakai antibiotika atau anti a nti kejang.
y
Gemuk ataupun yang kurus.
y
Sedang menyusui.
2.7.6.3. Yang tidak diperkenankan menggunakan AKD R 7 y
Sedang hamil (diketahui hamil atau ata u kemungkinan hamil).
y
Perdarahan vagina yang tidak diketahui (sampai dapat dievaluasi).
y
Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, servisitis).
y
Tiga
y
Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yang dapat
bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita P R P atau abortus septik.
mempengaruhi kavum uteri. y
Penyakit trofoblast yang ganas.
y
Diketahui menderita TBC pelvic.
y
Kanker alat genital.
y
Ukuran
rongga rahim kurang dari 5 cm. 25
2.8. Kontrasepsi Mantap
2.8.1. Tubektomi Tubektomi
adalah prosedur bedah sukarela untuk menghentikan fertilitas (kesuburan) 8
seorang perempuan secara permanen. 2.8.1.1. Jenis
8
y
Minilaparatomi
y
Laparoskopi
2.8.1.2. Mekanisme kerja
8
Dengan mengoklusi tuba falopii (mengikat dan memotong atau memasang cincin), sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan ovum. ovum. 2.8.1.3. Manfaat8 Kontrasepsi y
Sangat efektif (0,2
4 kehamilan per 100 perempuan selama tahun pertama
penggunaan) y
Permanen
y
Tidak
mempengaruhi proses menyusui (breastfeeding ( breastfeeding )
y
Tidak
bergantung pada faktor senggama
y
Baik bagi klien apabila kehamilan akan a kan menjadi risiko kesehatan yang serius
y
Pembedahan sederhana, dapat dilakuka n dengan anestesi lokal lokal
y
Tidak
ada efek samping sa mping dala dalam m jangka jangka panjang
y
Tidak
ada perubahan dalam fungsi seksual (tidak ada efek pada produksi hormone
ovarium) Nonkontrasepsi y
Berkurangnya risiko kanker ovarium 8
2.8.1.4. Keterbatasan y
Harus dipertimbangkan sifat permanen metode kontrasepsi ini (tidak dapat dipulihkan kembali), kecuali dengan operasi rekanalisasi
y
Klien dapat menyesal di kemudian hari
y
isiko R isiko
y
asa R asa
y
Dilakukan oleh dokter yang terlatih (dibutuhkan dokter spesialis ginekologi atau
komplikasi kecil (meningkat apabila digunakan anestesi umum)
sakit/ketidaknyamanan dalam jangka pendek setelah tindakan
dokter spesialis bedah untuk proses la paroskopi) 26
y
Tidak
melindungi diri dari IMS, termasuk HBV dan HIV/AIDS
2.8.1.5. Syarat tubektomi (indikasi) 8 y
Usia
> 26 tahun
y
Paritas > 2
y
Yakin telah mempunyai mempunyai besar keluarga yang sesuai dengan kehendaknya
y
Pada kehamilannya akan menimbulkan risiko kesehatan yang serius
y
Pascapersalinan
y
Pascakeguguran
y
Paham dan secara sukarela setuju dengan prosedur
2.8.1.6. Kontra indikasi tubektomi8 y
Hamil (sudah terdeteksi atau dicurigai)
y
Perdarahan vaginal yang belum terjelaskan (hingga harus dievaluasi)
y
Infeksi sistemik atau pelvik yang akut (hingga masalah itu disembuhkan atau dikontrol)
y
Tidak
boleh menjalani proses pembedahan
y
Kurang pasti mengenai keinginannya untuk fertilitas di masa depan
y
Belum memberikan persetujuan tertulis
2.8.2. Vasektomi Vasektomi adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas reprodukis pria dengan jalan melakukan oklusi vasa deferensia sehingga alur transportasi sperma sperma terhambat terha mbat dan proses fertilisasi (penyatuan dengan ovum) tidak terjadi. 8 8
2.8.2.1. Kondisi yang memerlukan perhatian kusus bagi tindakan vas ektomi y
Infeksi kulit pada daerah operasi
y
Infeksi sistemik yang sangat menganggu kondisi kondisi kesehatan klien
y
Hidrokel atau varikokel yang besar
y
Hernia inguinalis
y
Filariasis
y
Undesensus testikularis
y
Massa intraskrotalis
y
Anemia berat, gangguan pembekuan darah atau seda ng menggunakan antikoagulansia
(elefantiasis)
27
2.8.2.2. Konseling, informasi, dan persetujuan tindakan medis y
8
Klien harus diberi informasi bahwa prosedur vasektomi tidak mengganggu hormon pria atau menyebabkan menyebabkan perubahan kemampuan atau kepuasan kepuasan seksual
y
Setelah prosedur vasektomi, gunakan salah satu kontrasepsi terpilih hingga spermatozoa yang tersisa dalam vesikula seminalis telah dikeluarkan seluruhnya. Secara empirik, empirik, sperma-analisis akan menunjukkan hasil negatif negatif setelah 15
20 kali
ejakulasi 2.8.2.3. Komplikasi 8 y
Komplikasi dapat terjadi saat prosedur berlangsung atau beberapa saat setelah tindakan. Komplikasi selama prosedur dapat berupa komplikasi akibat reaksi anafilaskis yang disebabkan oleh penggunaan lidokain atau manipulasi berlebihan terhadap anyaman pembuluh darah di sekitar vasa deferensia
y
Komplikasi pascatindakan dapat berupa hematoma skrotalis, infeksi atau abses pada testis, atrofi testis, epididimitis kongestif, atau peradangan kronik granuloma di tempat insisi. Penyulit jangka panjang yang dapat mengganggu upaya pemulihan fungsi reproduksi adalah terjadinya antibodi a ntibodi sperma.
2.8.3. R ekanalisasi ekanalisasi 8
2.8.3.1. R ekanalisasi ekanalisasi tuba falopii
Operasi rekanalisasi dengan teknik bedah mikro sudah banyak dikembangkan.
Teknik
ini
tidak saja menyambung kembali tuba falopii dengan baik, tetapi juga menjamin kembalinya fungsi tuba. Hal ini disebabkan disebabka n oleh teknik bedah beda h mikro yang secara akurat akur at menyambung menyambung kembali tuba dengan trauma yang minimal , mengurangi perlekatan pascaoperasi, mempertahankan fisiologis tuba, serta menjamin fimbriae tuba tetap bebas sehingga fungsi penangkapan ovum masih tetap baik. 2.8.3.2. Kontra indikasi
8
y
Umur
klien > 37 tahun
y
Tidak
ada ovulasi (atau ada masalah dari fa ktor ovarium)
y
Suami oligosperma atau azoosperma
y
Keadaan kesehatan yang tidak baik, dimana kehamilan akan memperburuk kesehatannya
y
uberkulosis Tuberkulosis
genitalia interna
y
Perlekatan organ-organ pelvic yang luas dan berat 28
y
Tuba
yang sehat terlalu pendek (kurang dari 4 cm)
y
Infeksi pelvis yang masih aktif
29
BAB III KESIMPULAN
Pencegahan kematian dan kesakitan ibu merupakan alasan utama diperlukannya pelayanan keluarga berencana. Masih banyak alasan lain, misalnya membebaskan wanita dari rasa kawatir terhadap terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan, terjadinya gangguan fisik atau psikologik akibat tindakan abortus yang tidak aman, serta tuntutan perkembangan sosial terhadap peningkatan status perempuan di masyarakat. Banyak perempuan mengalami kesulitan di dalam menentukan pilihan jenis kontrasepsi. Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia, tetapi juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode kontrasepsi tersebut. Berbagai faktor harus dipertimbangkan, termasuk status kesehatan, efek samping potensial, konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang tidak diinginkan, besar keluarga yang direncanakan, persetujuan pasangan, bahkan norma budaya lingkungan dan orangtua.
Untuk
ini semua, konseling merupakan bagian integral yang sangat penting dalam pelayanan keluarga berencana. Tidak
ada satu pun metode kontrasepsi yang aman dan efektif bagi semua klien,
karena masing-masing mempunyai kesesuaian dan kecocokan individual bagi setiap klien. Namun, secara umum persyaratan metode kontrasepsi kontrasepsi ideal adalah sebagai berikut: y
Aman, artinya tidak akan aka n menimbulkan menimbulkan komplikasi berat bila digunakan
y
Berdaya guna, dalam arti bila digunakan sesuai dengan aturan akan dapat mencegah terjadinya kehamilan
y
Dapat diterima, bukan hanya oleh klien melainkan juga oleh lingkungan budaya di masyarakat
y
erjangkau Terjangkau
harganya oleh masyarakat
y
Bila metode tersebut dihentikan penggunaannya, klien akan segera kembali kesuburannya, kecuali untuk kontrasepsi mantap
30
DAFTAR PUSTAKA
1. Manuaba IBG. Pelayanan keluarga berencana. Dalam : Manuaba IBG (eds). Kapita Selekta Penatalaksanaan R utin utin Obstetri Ginekologi dan KB. Jakarta: EGC; 2001. h. 715 719. 2. Saifuddin AB, Affandi B, dan Lu E R . Metode Amenorea Laktasi (MAL). Dalam: Saifuddin AB, Affandi B, dan Lu E R . eds. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi Edisi I Cetakan 5. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardj Prawir ohardjo; o; 2005. h. 40 71. 3. Albar E. Kontrasepsi tanpa menggunakan menggunakan Alat. Dalam: Wiknjosastro H, Saifuddin AB, dan R achimhadhi achimhadhi T, eds. Ilmu kandungan Edisi 2 Cetakan 5. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo FK UI; 2010. h. 535-539. 4. Saifuddin AB, Affandi B, dan Lu E R . Metode Barier. Dalam: Saifuddin AB, Affandi B, dan Lu E R . eds. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi Edisi I Cetakan 5. Jakarta: Yayasan Yayasan Bina Pustaka Sarwono Sarwono Prawirohardjo; 2005 2005.. h. 16 26. 5. Saifuddin AB, Affandi B, dan Lu E R . Kontrasepsi Kombinasi. Dalam: Saifuddin AB, Affandi B, dan Lu E R . eds. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi Edisi I Cetakan 5. Jakarta: Yayasan Bina Bina Pustaka Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2005. 2005. h. h. 27 39. 6. Saifuddin AB, Affandi B, dan Lu E R . Kontrasepsi Progestin. Dalam: Saifuddin AB, Affandi B, dan Lu E R . eds. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi Edisi I Cetakan 5. Jakarta: Yayasan Bina Bina Pustaka Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2005. 2005. h. h. 40 71. 7. Saifuddin AB, Affandi B, dan Lu E R . Alat Kontrasepsi Dalam R ahim. ahim. Dalam: Saifuddin AB, Affandi B, dan Lu E R . eds. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi Edisi I Cetakan 5. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardj Prawir ohardjo; o; 2005. h. 72 77. 8. Saifuddin AB, Affandi B, dan Lu E R . Kontrasepsi Mantap. Dalam: Saifuddin AB, Affandi B, dan Lu E R . eds. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi Edisi I Cetakan 5. Jakarta: Yayasan Bina Bina Pustaka Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2005. 2005. h. h. 78 85.
31