PAPER TEKNIK REAKSI KIMIA SINTESIS AMMONIA
KELOMPOK 10 M. SOFA KHODI MUTIARA KARTINI RIA KUSUMA DEW WIHARDI SETYO
KATA KATA PENGANTAR PENG ANTAR
Puji syukur kami panjatkan panjatkan atas kehadirat Allah Allah SWT karena atas berkat dan rahmat Nyalah makalah Teknik Teknik Reaksi Kimia ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Makalah Sintesis Ammonia Ammonia ini merupakan salah satu tuas mata kuliah Teknik Teknik Reaksi Kimia semester ! ini. "alam penyelesaian makalah ini# kami mendapatkan banyak bimbinan dari berbaai pihak. $leh karena itu# sepantasnya jika kami menu%apkan terima kasih kepada& '.
(apa (apak k Slam Slamet et yan yan telah telah memberi memberika kan n keper% keper%ay ayaan aan dan dan kesem kesempa patan tan kepa kepada da kami kami untuk menyelesaikan pembuatan pembuatan makalah Teknik Teknik Reaksi Kimia ini serta memberikan penarahan dan bimbinannya bimbinannya kepada kami.
2.
Semua pihak yan telah membantu# baik se%ara lansun maupun tidak lansun# yan tidak dapat disebutkan satu per satu. Kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna. $leh karena itu# kami
menharapkan kritik dan saran yan positi) aar makalah ini dapat menjadi lebih baik dan berdaya una di masa yan akan datan. Akhir kata# kami berharap supaya makalah Sintesis Ammonua ini dapat menjadi salah satu sumber re)erensi ilmiah yan berman)aat bai banyak pihak. Terima Terima kasih.
*ormat kami#
Penulis
KELOMP KELOMPOK OK 10 10 | DEP DEPARTEM ARTEMEN EN TEKN TEKNIK IK KIMI KIMIA A
2
KATA KATA PENGANTAR PENG ANTAR
Puji syukur kami panjatkan panjatkan atas kehadirat Allah Allah SWT karena atas berkat dan rahmat Nyalah makalah Teknik Teknik Reaksi Kimia ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Makalah Sintesis Ammonia Ammonia ini merupakan salah satu tuas mata kuliah Teknik Teknik Reaksi Kimia semester ! ini. "alam penyelesaian makalah ini# kami mendapatkan banyak bimbinan dari berbaai pihak. $leh karena itu# sepantasnya jika kami menu%apkan terima kasih kepada& '.
(apa (apak k Slam Slamet et yan yan telah telah memberi memberika kan n keper% keper%ay ayaan aan dan dan kesem kesempa patan tan kepa kepada da kami kami untuk menyelesaikan pembuatan pembuatan makalah Teknik Teknik Reaksi Kimia ini serta memberikan penarahan dan bimbinannya bimbinannya kepada kami.
2.
Semua pihak yan telah membantu# baik se%ara lansun maupun tidak lansun# yan tidak dapat disebutkan satu per satu. Kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna. $leh karena itu# kami
menharapkan kritik dan saran yan positi) aar makalah ini dapat menjadi lebih baik dan berdaya una di masa yan akan datan. Akhir kata# kami berharap supaya makalah Sintesis Ammonua ini dapat menjadi salah satu sumber re)erensi ilmiah yan berman)aat bai banyak pihak. Terima Terima kasih.
*ormat kami#
Penulis
KELOMP KELOMPOK OK 10 10 | DEP DEPARTEM ARTEMEN EN TEKN TEKNIK IK KIMI KIMIA A
2
DAFTAR ISI
i i
*alaman +udul Kata Penantar i
"a)tar ,si iii
BAB I PENDAHULUAN '
'.'
atar (e (elakan '
'.
Aplik plikas asii dan Keun eunaa aan n Ammonia onia 0 '
'./ Proses Pembuatan Ammonia BAB II SINTESIS AMONIA DENGAN KATALIS RU DAN FE 0
'
.' Sintesis Amonia denan Katalis Ru 0
'
. Sintesis Amonia denan Katalis 1e 2
BAB III MEKANISME REAKSI DAN TAHAP PENENTU LAJU
/.' Penyelesaian TP Sisntesis ammonia berdasarkan katalis Ru
/. Penyelesaian TP Sisntesis ammonia berdasarkan katalis 1e 3
BAB
IV
ANALISA
HASIL TAHAP
PENENTU
LAJU 4
SINTESIS AMMONIA DENGAN KATALIS Ru DAN Fe 0.' Analisa TP Sintesis Amonia Amonia denan Katalis Ru
4 /
0. Analisa TP Sintesis Amonia Amonia denan Katalis 1e 5
/
0./ Perbandinan Analisa TP Sintesis Amonia denan Katalis Ru '
dan 1e BAB
V
TINJAUAN
TERMODINAMIKA
/
SINTESIS /
AMMONIA BAB VI PENUTUP
/ 6 /
DAFTAR PUSTAKA 2
KELOMP KELOMPOK OK 10 10 | DEP DEPARTEM ARTEMEN EN TEKN TEKNIK IK KIMI KIMIA A
3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Latar Belaka Belaka! ! Ammoniaatau
N*/meru erupak pakan
as
tak tak
berw erwarn arna
den denan an
bau bau
yan an
taja tajam m
menu menusu suk. k.Ti Titik tik leleh leleh ammo ammoni niaa pada pada suhu suhu -33# -33#3 3 57# dan dan titi titik k didi didihn hny ya pada pada suhu suhu -//#057.8as ammonia memiliki molekul berkutub dan dapat menalami ma%am 9 ma%am reaksi dari dasar.8as ini sanat larut pada air di mana as ammoniadenan perbandinan :olume 355 dapat larut pada air yan besar :olumenya '. ;ntuk men%airkan ammonia anhidr anhidrat at dibutu dibutuhka hkan n ruana ruanan n yan yan bertek bertekana anan n ' atm ammoni ammoniaa yan yan men%air men%air bila bila dilarut dilarutkan kan kedalam kedalam
N*/ Na =am> ? e =am>
Ga"#ar 1. Struktur ammonia
(erikut merupakan tabel si)at )isik dan kimia ammonia & Ta#el 1. Si)at )isika ammonia
Karakteristik Berat molekul #ar$a Bau Kea%aa$ )sik Titik lele Titik %i%i-
Nilai/Detail 1!03 "/mol Ti%ak &er'ar$a Ber&au ta(am *as +,a%a su-u kamar. ! o 33!3 o
KELOMP KELOMPOK OK 10 10 | DEP DEPARTEM ARTEMEN EN TEKN TEKNIK IK KIMI KIMIA A
Titik fash 11 o Titik %ekom,osisi 00 o Massa (e$is %alam asa 0!1 "/L "as Massa (e$is %alam asa 0!5616 "/L 4air Massa (e$is ua, 8u-u kritis Teka$a$ kritis Keasama$ +,Ka. Ke&asaa$ +,K&.
0!57 132! o 111!3 o 7!2 !
Ta#el 2. Si)at kimia ammonia
Karakteristik 8truktur kimia Be$tuk molekul 8u%ut ikata$ Ti,e &asa A:sit; 8iat korosi 8iat oksi%asi Reakti
Nilai/Detail N93 Pirami%a se"iti"a 10! o LemaTi$""i Korosi ter-a%a,
&e&era,a
lo"am Pere%uksi ;a$" kuar uku, reakti Me$i$"kat
seiri$"
&ertam&a-$;a ,9
1.2 A$l%ka&% 'a Ke!uaa A""(%a
Ammonia adalah sumber terbesar dari abunan memiliki banyak man)aat# '..'
(ahan baku pupuk Amonia banyak diunakan untuk bahan baku pembuatan pupuk# tetapi hanya ketika berada dalam bentuk aram atau %ampurannya# yaitu amonia su)at dan amonia nitrat. Amonia nitrat memiliki rumus senyawa N*0 N$/ diunakan dalam pupuk denan kadar nitrat yan tini. Senyawa ini terbentuk denan reaksi asam basa antara amonia dan nitrat *N$/ =aq> ? N*/ = g > @ N*0 N$/(aq)
KELOMPOK 10 | DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
2
Amonia sul)at memiliki rumus senyawa =N* 0>S$0 banyak diunakan dalam pupuk untuk mereduksi p* dari tanah. Senyawa ini terbentuk denan sintetik amonia yan bereaksi denan asam sul)at N*/ ? *S$0 @ =N*0>S$0 '..
Produksi asam nitrit =*N$/> Se%ara lansun ataupun tidak lansun# amonia menjadi sumber dari senyawa yan menandun nitroen.Se%ara :irtual# semua nitroen sintetik diturunkan dari amonia.Salah satu penurunan yan pentin adalah asam nitrit.
'../
Pembersih Amonia rumah atau amonium hidroksida adalah larutan N*/ dalam air yan diunakan sebaai produk pembersih di rumah.Pembersih ini banyak diunakan untuk
membersihkan
ka%a
dan stainless
steel.Pembersih
ini
biasanya
menandun amonia ! hina '5 .Konsentrasi larutan tersebut diukur dalam satuan baumB.Produk larutan komersial amonia berkonsentrasi tini biasanya memiliki konsentrasi 6 derajat baumB =sekitar /5 persen berat amonia pada '!.! C7>. '..0
,ndikator uni:ersal
'..!
Re)rierant Amonia
biasa
diunakan
dalam
industri
pendininan
karena
hasil
penuapannya.Ammonia sanat sesuai diunakan sebaai re)rierant karena ammonia mudah menukar bentuk menjadi %airan dalam tekanan. $leh itu# ammonia diunakan dalam hampir semua penyejuk udara sebelum pen%iptaan penyejuk udara menunakan )reon. '..6
(ahan bakar roket Amonia diunakan dalam pembuatan hidrasin =N*0> yan diunakan sebaai
bahan bakar roket 1.2.7 Lifting gas Pada kondisi standar# amonia lebih rinan dibandin udara dan memiliki sekitar 65 kemampuan menankat dari *idroen dan *elium# amonia telah banyak diunakan untuk menerbankan balon udara-panas. '..2
"esin)ektan
'..4
Dat tambahan pada rokok
'..'5 Pembuatan N* 07l pada baterai
KELOMPOK 10 | DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
3
1.) Pr(&e& Pe"#uata A""(%a
Proses pembuatan ammonia menunakan teknoloi Kello (rown and Root =K(R> dari Amerika Serikat denan desain operasi '55 MTP". (ahan baku yan diunakan untuk memproduksi ammonia adalah as alam# steam dan udara. Proses Pembuatan Ammonia terdiri dari beberapa unit# yaitu & a. ;nit persiapan as umpan baku. b. ;nit pembuatan as sintesa. %. ;nit pemurnian as sintesa. d. ;nit sintesa ammonia. e. ;nit pendininan ammonia. ). ;nit daur ulan ammonia. . ;nit daur ulan hidroen. h. ;nit pembankit steam
1.3.1
U%t Per&%a$a Ga& U"$a Baku * Ra+ ,ee' !a& Pre$arat%( 8as alam = Natural 8as > dari Kilan dialirkan ke dalam 1uel and 1eed 8as
Kno%k $ut "rum ='5'-1> untuk memisahkan senyawa hidrokarbon berat. "ari K$ "rum sebaian as alam diunakan sebaai bahan bakar dan sebaian lai sebaai bahan baku proses. Sistem persiapan as umpan baku terdiri dari beberapa tahapan proses# yaitu penhilanan sulfur # penhilanan mercury# dan penhilanan CO2. De&ul,ur%er / 8as alam sebaai bahan baku proses dialirkan ke dalam "esul)uri yan berisikan spone iron yaitu potonan-potonan kayu yan telah di imprenasi denan 1e$/. Spone iron ber)unsi menyerap sul)ur yan ada dalam as alam. Masin-masin"esul)uri
1e$/ ? /*S ----F 1eS/ ? /*$
$perasi dilakukan dalam keadaan jenuh dan basa =p* antara 2#5 sampai 2#!>. Keadaan jenuh dimaksud aar *S dapat teradsorbsi oleh air dan kemudian bereaksi
KELOMPOK 10 | DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
denan 1e$/# sedankan kondisi basa diperlukan karena spone iron bersi)at basa. ;ntuk men%apai keadaan tersebut maka diinjeksikan Na 7$/ sebanyak 0 sampai '5 wt se%ara berkala.
Mer0ur Guar' Ve&&el /
8as dari "esul)uri
O2 Pretreat"et U%t *PU- /
7P; ber)unsi untuk menurunkan kandunan 7$ pada aliran as umpan dari / menjadi 0. 8as 7$ dihilankan denan %ara penyerapan memakai larutan a%ti:ated M"HA =Methyl 9 "iethanol Amine> denan konsentrasi !5 Wt pada temperatur 35 sampai 3457 didalam menara Absorber =''5-H>. Reaksi yan terjadi adalah & 7$ ? *$ -----F *7$/ *7$/ ? aM"HA -----F =aM"HA>?=*7$ />
8as masuk keAbsorber dari baian bawah dan larutan aM"HA dari baian atas sehina terjadi kontak lansun antara keduanya. arutan yan telah menikat 7$ direenerasi diStripper =''5-H> selanjutnya di :ent ke udara. Selain menikat 7$# larutan aM"HA jua mampu menikat hidroen sul)ida sehina produk 7$ hasil reenerasi di 7P; tidak dapat diunakan sebaai produk sampin dikarenakan pada proses berikutnya di pabrik urea memerlukan 7$ murni yan tidak menandun hidroen sul)ida dan impurities lainnya. Proses penyerapan 7$ dilakukan pada tekanan tini dan temperatur rendah sedankan pelepasan dilakukan pada tekanan
KELOMPOK 10 | DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
rendah dan temperatur tini karena pada kondisi inilah kedua reaksi diatas berlansun optimum.
F%al De&ul,ur%er /
1inal "esul)uri merupakan :essel yan berisi dua unun katalis# bed baian atas berisi katalis Ni%kel Molibdate yan ber)unsi untuk menubah sul)ur oranik yan terdapat di dalam as umpan menjadi sul)ur anoranik =* S> denan mereaksikannya denan hidroen# dan unun baian bawah berisi katalis Dn$ yan ber)unsi untuk menyerap *S yan terbentuk dari unun pertama. Reaksinya adalah & RS* ? * -----F R* ? *S *S ? Dn$ -----F DnS ? * $
Sebelum masuk ke 1inal "esul)uri.Temperatur as yan masuk ke 1inal "esul)uri
1.).2
U%t Pe"#uata Ga& S%te&a * St3e&a Ga& Sistem ini bertujuan untuk menubah as yan berasal dari sistem persiapan
as umpan baku menjadi as 7$# 7$ dan * melalui tahapan proses sebaai berikut&
Pr%"ar Re,(r"er / 8as proses masuk ke Primary Re)ormer bersama denan superheated steam
denan perbandinansteam denan karbon /# & ' untuk menubah hidrokarbon menjadi 7$# 7$ dan *. (ila rasio steam denan karbon lebih ke%il dari /#!
KELOMPOK 10 | DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
5
menyebabkan terjadinya reaksi karbonasi =%arbon )ormation atau %arbon %ra%kin> yan
menakibatkan
ketidak
akti)an
katalis
karena
pemanasan
setempat.
Ada dua jenis katalis yan di unakan untuk kelansunan reaksi re)ormin pada Primary Re)ormer# yaitu katalis nikel =,7,9!90 > dibaian atas dan nikel =,7,9 !390> pada baian bawah. Reaksi yan terjadi di Primary re)ormer adalah sebaai berikut & 7*0 ? *$ -----F 7$ ? /* 7$ ? *$ -----F 7$ ? *
Reaksi
pada
Primary
Re)ormer
berlansun
se%ara
endotermis
=menyerap
panas>.Sumber panas dihasilkan dari 25bur ner denan tipe penapian ke bawah untuk memanaskan '2 tube katalis.Temperatur as inlet re)ormer 045 57.Temperatur reaksi dijaa 2/57 pada tekanan 0' kE%m . +ika temperatur lebih rendah maka reaksi akan beresar ke arah kiri =reaktan>.
Primary Reformer terdiri dari dua seksi# yaitu seksi radiasi dan seksi kon:eksi.Pada seksi radian merupakan ruan pembakaran dimana terdapat tube katalis dan burner. Tekanan di Primary Re)ormer dijaa -3 mm*$ supaya perpindahan panas lebih e)ekti) dan api tidak keluar dan untuk menjaa ke:akuman dipakai ,ndu%t "ra)t 1an ='5'-(+'T>. Sedankan udara pembakaran untuk burner disuplai oleh 1or%e "ra)t 1ant ='5'-(+T>.
Se0('ar Re,(r"er /
;ntuk menyempurnakan reaksi re)ormin yan terjadi di Primary Re)ormer ='5'-(># as dialirkan ke Se%ondary Re)ormer ='5/-"> yan jua ber)unsi untuk membentuk as * # 7$ dan 7$ . Aliran as ini di%ampurkan denan aliran udara dari Air 7ompressor ='5'-+> yan menandun $ dan N. 8as# steam dan udara menalir ke bawah melalui suatu unun yan berisi katalis nikel tipe 7'0- RR dan 7'0-088 Reaksinya adalah sebaai berikut & * ? $ -----F *$ 7*0 ? *$ -----F 7$ ? /* 7$ ? *$ -----F 7$ ? *
KELOMPOK 10 | DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
Reaksi utama di Se%ondary Re)ormer jua merupakan reaksi endotermis# denan meman)aatkan sumber panas yan dihasilkan dari pembakaran * oleh $.Se%ondary Re)ormer beroperasi pada temperatur '23 57 dan tekanan /' kE%m .
S3%,t (4erter /
8as 7$ dalam as proses yan keluar dari Se%ondary Re)ormer diubah menjadi 7$ pada shi)t %on:erter yan terdiri atas dua baian yaitu & a.*ih Temperature Shi)t 7on:erter =6'-'50 9"'>. b.ow Temperature Shi)t 7on:erter =6'-'50 9">. *ih Temperature Shi)t 7on:erter =*TS> =6'-'50-"'> beroperasi pada temperatur /!5 sampai 0557 dan terkanan /5 kE%m berisi katalis besi yan ber)unsi menubah 7$ dalam proses menjadi 7$ denan ke%epatan reaksi berjalan %epat sedankan laju perubahannya =kon:ersi> rendah. Reaksi yan terjadi adalah sebaai berikut & 7$ ? *$ -----F 7$ ? *
8as proses yan keluar dari *ih Temperature Shi)t 7on:erter =*TS> =6'- '50-"'># sebelum masuk ke TS =6'-'50-"> yan berisi katalis 7u diturunkan temperaturnya di dalam alat penukar panas. Proses yan terjadi pada TS =6'-'50- "> sama denan proses yan ada di *ih Temperature Shi)t 7on:erter =*TS>Kondisi operasi pada TS yaitu pada tekanan /4 kE%m dan temperatur 06 57 denan ke%epatan reaksi berjalan lambat sedankan laju perubahannya tini.
1.).) U%t Pe"ur%a Ga& S%te&a * St3e&a Ga& $ur%,%0at%( -
Pada unit ini 7$ dan 7$ dipisahkan dari as sintesa# karena 7$ dan 7$ dapat mera%uni katalis ammonia kon:erter ='5!-">. Proses pemurnian as sintesa ini terdiri dari dua tahap proses# yaitu &
KELOMPOK 10 | DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
6
Ma% O2Re"(4al /
Tujuan dari 7$ remo:al adalah untuk menyerap 7$ yan terdapat dalam as sintesa. 7$ merupakan produk sampin =side produ%t> dari pabrik ammonia dan diunakan sebaai bahan baku pabrik urea. Kemurnian produk 7$ pada seksi ini adalah 44#4 :ol. ;nit ini merupakan unit penyerapan 7$ kedua setelah proses aM"HA. 8as umpan dialirkan ke absorber dan dikontakkan lansun denan larutan a%ti:ated M"HA=Methyl 9 "iethanol Amine> denan konsentrasi 05 wt. 7$ dalam as stream di serap se%ara proses )isis dan kimia. Kemudian larutan aM"HA direenerasi pada tekanan rendah dan temperatur tini di stripper.Proses penyerapan 7$ di Main 7$ Remo:al jua dilakukan pada tekanan tini dan temperatur rendah sedankan pelepasan dilakukan pada tekanan rendah dan temperatur tinni.
Met3aat(r /
1unsi dariMethanator =6'-'56-"> adalah untuk merubah as 7$ dan 7$ yan masih lolos dari Main 7$ Remo:al menjadi 7*0.Methanator merupakan suatu bejana yan diisi denan katalis nikel terkalsinasi =penukaran loam kepada oksidanya denan %ara pembakaran>. Reaksi yan terjadi adalah & 7$ ? /* -----F 7*0 ? *$ 7$ ? 0* -----F 7*0 ? *$
1.).5
U%t S%te&a A""(%a * A""(%a St3e&a u%t 8as sintesa murni denan perbandinan :olume * dan N sebesar / & '#
sebelum dialirkan ke ammonia kon:erter ='5!-"> terlebih dahulu tekanannya dinaikkan denan Syn 8as 7ompressor ='5/-+> sampai tekanan '!5 kE%m8. Kompressor ini bekerja denan dua tinkatan kompresi denan penerak turbin uap =steam turbine>.Tinkatan pertama disebut ow Pressure 7ase =P7> dan tinkatan kedua disebut *ih Pressure 7ase =*P7>.Reaksi yan terjadi pada ammonia kon:erter adalah sebaai berikut & N ? /* -----F N*/
Ammonia kon:erter menunakan katalis 1e =Promoted ,ron> dan dioperasikan pada temperatur 025o7 dan tekanan '!5 kE%m 8.
KELOMPOK 10 | DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
7
1.).6 U%t Pe'%!%a A""(%a * A""(%a Re,er%!rat%( U%t -
;ntuk memberikan pendininan pada ammonia diperlukan suatu system pendininan untuk menkondensasikan ammonia yan ada dalam as sintesa# as buan# serta as padainterstae kompressor as sintesa. Sistem pendininan dilakukan dalam tia tahap yaitu & '. Memberi pendininan untuk menkondensasikan ammonia yan ada dalam sintesa loop. . Memberi pendininan untuk menkondensasikan ammonia yan ada dalam as buan. /. Mendininkan as padainter s tae %ompressor as sintesa.
;ap ammonia didininkan dan dikondensasikan terlebih dahulu pada ammonia uniti. sebelum masuk ke re)rierant reser:oir='54-1>. ;ap yan tidak terkondensasi dikembalikan ke sistem dan
7ompressor bertinkat
='5!-+>.Kompressor ini untuk
meman)aatkan
bekerja
berdasarkan
ammonia
sebaai
sistem media
pendinin.Kompressor ini dioperasikan untuk memenuhi kebutuhan tekanan pada Stae 1lush "rum ='5-71>."isampin itu jua dapat menaikkan tekanan dari aliran ammonia yan menalami )lushin# sehina memunkinkan ammonia terkondensasi setelah terlebih dahulu didininkan dalam Re)rierant 7ondenser ='3-7>.Produk ammonia yan dihasilkan terdiri dari dua jenis yaitu produk dinin dan produk panas.Produk dinin yan mempunyai temperatur -// 57 dikirim ke tanki penyimpanan ammonia.Sedankan produk panas denan temperatur /5 57 dikirim ke pabrik urea.
1.).7 U%t Daur Ula! A""(%a * A""(%a Re00le U%t -
;nit ini ber)unsi untuk menyerap N*/ yan terkandun didalam as buan sehina diperoleh e))isiensi produk ammonia yan lebih tini. Penyerapan kandunan ammonia yan ada dalam %ampuran as buan dilakukan dalam dua pa%ked absorber denan sirkulasi yan berlawanan ar ah antara as-as denan air. *P
KELOMPOK 10 | DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA 10
Ammonia S%rubber ='50-H> menyerap ammonia yan terikut dalam pure as tekanan tini dari sintesa loop denan temperatur 2#2o7. 8as-as yan keluar dari menara absorber dikirim ke unit daur ulan hidroen =*R;>. P Ammonia S%rubber ='5/-H> menyerap ammonia yan terikut di dalam pure asdari Ammonia etdown "rum ='53-1> dan Re)rierant Re%ei:er='54-1> yan bertemperatur -'3o7. 8as-as yan keluar dari menara absorber dikirim ke primary re)ormer sebaai bahan bakar.arutan aIua ammonia dari *P ammonia s%rubber dan P ammonia srubber serta kondensat dari *R; dipanaskan sampai '6!o7 di Ammonia Stripper 1eedEH))luent HJ%haner =6'-'0'-7> lalu dialirkan ke Ammonia Stripper ='5!-H>.Pada%olum n ini terjadi pelepasan ammonia dari aIuas ammonia# ammonia yan telah dipisahkan dikirim kembali ke re)rierant system. ;ntuk menjaa temperatur ammonia keluar dari top %olumn dispray ammonia %air dari produk panas melalui inlet sparerdi top %olumn. ;ntuk memberi panas ke %olumn diunakan Ammonia Stripper Reboiler ='05-7> denan menunakan steam.
1.).8 U%t Daur Ula! H%'r(!e * H'r(!e Re00le U%t -
;nit daur ulan hidroen =*ydroen Re%o:ery ;nit> ini menunakan teknoloi membran separation yan diproduksi oleh Air Produ%t ;SA. Tujuan daur ulan hidroen adalah untuk memisahkan as hidroen yan terdapat dalam pure asdari *P Ammonia S%rubber =6'-'50-H> sebelum dikirim ke )uel sistem.
Sedankan hidroen yan diperoleh dikembalikan ke sintesa loop untuk diproses kembali menjadi ammonia. Prism separator merupakan inti dari peralatan pada *R;.Prism separator menunakan prinsip pemilihanpermeation =perembesan> as melalui membran semi permeabel. Molekul as akan berpindah melalui batas membrane jika tekanan parsial dari as lebih rendah dari tekanan di sebelahnya. Membran ini tediri dari hollow )iber yan terdiri dari sebuah bundle hollow )iber yan mempunyai seal pada setiap ujunnya dan melalui tube sheet.(undle ini dipasan dalam bentuk pressure :essel. Setiap separator mempunyai / buah no<
1.).9 U%t Pe"#a!k%t Stea" * Stea" S&te" U%t
KELOMPOK 10 | DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA 11
Hneri panas yan dihasilkan oleh panas reaksi proses# dimam)aatkan pada beberapa penukar panas untuk memanaskan air umpanboiler yan akan dijadikan steam. Penukar panas yan dilalui air umpan boiler adalah & '. Re)ormer Waste *eat (oiler ='5'-7>. . *ih Pressure Steam Superheater ='5-7>. /. *TS H))luent Steam 8enerator ='5/-7'E7>. 0. Ammonia 7on:erter Steam 8enerator ='/-7'E7>. !. (1W Preheat 7oil ='5'5(7(>. Air umpan boiler dari utilitas masuk ke "eaerator ='5'-;> untuk menhilankan oksien terlarut denan %ara mekanis =steam bubblin dan strippin> dan se%ara kimia =injeksi* ydr a< ine> ke dalam" eaer ator# kemudian dikirim denan (1W Pump ='50-+>
ke
Steam
"rum
='5'-1>
melalui
alat-alat
penukar
panas.
Steam yan keluar dari steam drum dipanaskan di *ih Pressure Stam Superheater ='5-7> hina temperatur /3 57 dan tekanan '5! kE%m 8# kemudian dipanaskan lai di *P Steam Super *eat 7oil ='5'-(7S'E(7S> untuk menhasilkan superheated steam =steam S> denan temperatur !'5 57 dan tekanan '/ kE%m 8.
Ga"#ar 2. "iaram alir proses pembuatan amonia.
KELOMPOK 10 | DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA 12
Ga"#ar ). "iaram alir proses pembuatan amonia.
BAB II SINTESIS AMMONIA DENGAN KATALIS Ru DAN Fe
2.1 S%te&%& A""(%a 'e!a Katal%& Ru Ber%kut %% a'ala3 :ural a! '%!uaka/
KELOMPOK 10 | DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA 13
Material Ruthenium
berbasis adalah
katalis
enerasi keduauntuk
sintesis
amonia.Rutenium
bersi)at
kuran
dihambatoleh amonia# kuran peka terhadap ra%un# dan
lebih
akti) daripada katalis berbasis besi. "ibandinkan besi# Ru yan relati) lebih mahal disperse tini dari loam sebaai support. heOcelot !monia Plant di (ritish 7olumbia# menunakandidukun katalis Ru denan karbon sebaai support.Penurunan yan sini)ikandari konsumsi eneri diamati dari katalis baru tersebut# namun# Ru jua dikenal luas diunakan untuk menkatalisisasi)ikasi karbon."enan demikian# masa pakai dari katalis Ru denan karbon sebaai support# dapat menhambat pemakaiannya se%ara luas. $leh karena itu oksida loam non-reduksi karena itu sedan diteliti sebaai support penanti karbon yan potensial untuk katalis Ru. Tanpa adisi promotor dasar# Ru memiliki sanat sedikitakti:itas katalitik untuk sintesis
amonia.;mumnya#
promotor
dasar
seperti
oksida loam
alkali
atau
hidroksidaadalah pilihan terbaik. Salah satu perbedaan yan sini)ikan antara kinetika sintesis amonia denan katalis Ru
terhadap1e adalah keterantunan laju terhadap
tekanan *. (iasanya# katalis Ru sanat terinhibitasi oleh dihidroen# denan order reaksi serin mendekati -'.Sedankan orde reaksi 1e terhadap dihidroen bernilai positi).$rde reaksi neati:e dihidroen untuk katalis Rumenunjukkan bahwa katalis harus
dioperasikan
pada=less
thermodynami%ally
)a:orable
nonstoi%hiometri%
%onditionsL.Maka# katalis Ru yan kuran dihambat oleh * adalah yan sanat diininkan. Support dan promoter lantanida dan promotor menurunkan inhibitasi oleh * . Sebaai %ontoh# adalah bahwa promosi lantanum Ru pada support
KELOMPOK 10 | DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA 1
hampir menhilankan inhibitasi dihidroen selama sintesis amonia pada tekanan total 5#3 atm. Suatu alkali tanahpromotor seperti (a jua menurani inhibitasi * selamasintesis amonia pada 7o# paduan 7o-1e# katalis Ru E M$ dan katalis Ru E 7. "ua jenis model telah diunakan untuk menambarkankinetika sintesis amonia denan katalis Ru disupport oleh oksida nonreduksi. Model yan palin sederhana menasumsikan bahwa adsorpsi disosiati) dari dinitroen adalah tahap penentu laju dan intermediet yanada pada permukaan dalam jumlah yan sini)ikan se%ara kinetik adalah atom-atom N dan *. Adsorpsi * dan lankah-lankah hidroenasi berikutnya dianap mendekati setimban. Model ini dijabarkan pada Mekanisme '&
Model kedua yan lebih kompleks diunakan oleh *inri%hsenet al. dan "ahl et al. ;rutan reaksi# sebaaimana ditunjukkan pada Mekanisme # merankum semua reaksi elementerpada permukaan.*al ini memunkinkan bai N# *# N*# N* # danN*/ untuk hadir di permukaan dalam jumlah yan sini)ikan se%ara kinetik.
2.1.1 Rut3e%u"
Pada '445 KKAP menunakan katalis ruthenium denan support ra)it. uas permukaan lebih besar# memiliki akti)itas yan lebih tini pada tekanan rendah.
KELOMPOK 10 | DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA 1
"isiapkan denan menyublim ruthenium-karbonil ke permukaan terlapis karbon#
yan mana dihasilkan oleh rubidium nitrat. Ru merupakan katalis enerasi kedua untuk sintesis amoniak setelah 1e Kuran sensiti) terhadap ra%un katalis ebih akti) daripada katalis 1e ebih mahal dari katalis 1e karena memiliki dispersi tini terhadap loam support Perbedaan yan sini)ikan denan katalis 1e adalah katalis Ru lebih kuat meninhibisi reaksi adsorpsi hidroen
2.1.2 Katal%& Ru;Ba
M$ menurunkan alomerasi dari Ru pada temperatur tini# yan meninkatkan
jumlah Ru yan tersedia. ;kuran Ru meninkat# meninkatkan luas permukaan. Promosi manesium terhadap Ru-(aEA7 meninkatkan se%ara sini)ikan rasio utilisasi dari loam mulia dan per)orman%e-pri%e ratioL. Ta#el 2. H)ek promoter M dalam akti:itas katalis Ru-(aEA7 untuk sintesis
amonia
2.1.) Pe!aru3 Katal%& ter3a'a$ S%te&% A"(%a
KELOMPOK 10 | DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
15
Ga"#ar 6. +alur reaksi untuk sintesis amonia denan katalis
Katalis material&
Ga"#ar 7. Material katalis untuk sintesis amonia
Katalis yan diunakan dalam pembahasan sintesis amonia pada makalah ini adalah Ruthenium =Ru>.
2.2 S%te&%& A""(%a 'e!a Katal%& Fe Ber%kut %% a'ala3 &u"#er a! ka"% !uaka utuk "e"#a'%!ka atara $e!!uaa katal%& Ru 'a Fe $a'a &%te&%& a"(%a &e#a!a% #er%kut/
KELOMPOK 10 | DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA 1
Reaksi antara as
N 2
dan as
H 2
adalah eksotermik dan dilakukan pada tekanan
dan temperatur tini. ield hasil reaksi akan tini bila katalis besi dipakai. Katalis besi terdiri dari reduced magnetic ore
( Fe3 O 4 ) yan diperkaya =enriched"#romoted > biasanya
oleh oksida Al dan K =atau oksida 7a# M# dan Si>. Kondisi optimal reaksi biasanya pada temperatur sekitar 055 derajat %el%ius dan tekanan '!5 sampai /55 atm. Katalis besi dipakai karena merupakan loam transisi yan memiliki #artially occu#ied d$%ands yan merepresentasikan permukaan yan %o%ok untuk adsorpsi dan disosiasi molekul
N 2
.
Permukaan katalis besi merupakan )aktor yan sanat pentin dari reaksi sintesis amonia# sehina banyak teknik dikembankan untuk mempelajarinya. ,n)ormasi kinetik# struktural# dan kimia bisa didapatkan denan menunakan Auer Hle%tron Spe%tros%opy =AHS># ow-Hnery Hle%tron "i))ra%tion =HH"># Temperature-Prorammed "esorption =TP"># -ray Photoele%tron Spe%tros%opy =PS># HJtended -Ray Absorption 1ine Stru%ture =HA1S># S%annin Hle%tron Mi%ros%opy %oupled with Hnery "ispersi:e -ray Spe%tros%opy =SHMEH"S># Se%ondary ,on Mass Spe%tros%opy =S,MS># dan lain-lain. Model teoritis dari permukaan katalis menyediakan banyak penjelasan dari proses yan belum sepenuhnya dimenerti. Proses katalitik sulit dipelajari terutama karena perbedaan tekanan
KELOMPOK 10 | DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA 16
dan temperatur antara kondisi sintesis di industri denan kondisi riset# dimana sintesis dilakukan pada tekanan dan temperatur yan tini# sedankan karakterisasi permukaan memerlukan linkunan ;*G. Riset sintesis amonia denan katalis besi memerlukan ruan-ruan =cham%ers>yan didesain se%ara khusus dan serinkali inspeksi dari permukaan dari katalis industrial terjadi. Namun kondisi permukaan katalitik pada riset masih %ukup jauh berbeda dibandin kondisi pada industri.
2.2.1 A'&(r$&% N%tr(!e D%&(&%at%, &e#a!a% Ta3a$ Peetu La:u
Mekanisme dari sintesis amonia denan katalis besi dinyatakan dibawah denan tia lankah reaksi dominan N 2 ( ads ) → 2 N ( ads ) ( 1 ) N ( ads ) + H ( ads ) → NH ( ads ) ( 2)
NH 3 ( ads ) → NH 3 ( g ) ( 3 )
"iper%aya bahwa o:erall rea%tion rate dari sintesis amonia ditentukan oleh disosiasi nitroen yan teradsobsi pada permukaan katalis di reaksi ='>.(anyak studi menkon)irmasi )akta ini# walaupun terdapat bukti di eksperimen yan dilakukan pada tekanan yan lebih tini# bahwa tahap => lebih tepat dianap sebaai tahap penentu laju. Analisis AHS dari residu nitroen pada permukaan di tekanan atmos)erik tini menkon)irmasi co&erage tini dari N ( ads ) # yan berarti tahap => lebih tepat sebaai tahap penentu laju Otahap ='> dapat dianap sebaai tahap penentu laju bila terdapat co&erage tini dari
N 2 ( ads )
selama sintesis. "ata TP" menindikasikan bahwa dua bentuk dari nitroen hadir di permukaan selama sintesis# seperti diamati di pun%ak-pun%ak desorpsi nitroen yan terkait pada
N 2 ( ads )
di '5 K dan
N ( ads ) pada 255 sampai 25 K. ,nspeksi permukaan dari
katalis yan bekerja jua menunjukkan bahwa nitroen hadir palin banyak di bentuk terdisosiasinya#
N ( ads ) . Hrtl melaporkan penjelasan yan munkin dari penikatan
nitroen molekular pada besi# mende)inisikannya sebaai kon)iurasi M-N-N end-onL. "i
KELOMPOK 10 | DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
17
N 2
sini# stabilisasi
pada besi adalah akibat
σ
$donor cou#ling ke loam dan
¿
%ack%onding dari iron d$electrons denan
Co&erage dari
N 2 (ads )
temperatur yan meninkat
2 π
orbital koson terendah di
mendapatkan
denan menunakan AHS.8radien
sticking
$
.
pada pemukaan 1e dapat dipelajari lebih lanjut pada
merepresentasikan :ariasi di konsentrasi permukaan denan paparan untuk
N 2
π
coefficients
untuk
dissociati&e
pada kur:a-kur:a
N 2
dapat diunakan
chemisor#tion
dari
nitroen.'ticking coefficients dikalkulasi dari persaman Arrhenius s = A exp
(
−∆ E ¿ RT
)
"imana s adalah sticking coefficient # A adalah )aktor preeksponensial# adalah eneri akti:asi =untuk proses
N 2 → 2 N
−∆ E¿
># dan T adalah temperatur. 'ticking
coefficients untuk nitroen atomik pada muka = faces> katalis yan berbeda meninkat denan urutan 1e=''5>Q1e='55>Q1e='''># yan menunjukkan bahwa permukaan 1e='''> adalah katalis yan menyediakan eneri adsorpsi tertini untuk untuk disosiasi
N 2 ( ads ) menjadi N ( ads )
N 2
# dan eneri akti:asi terendah
=ambar '>.
KELOMPOK 10 | DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA 20
Ga"#ar 8. Ke#er!atu!a 'ar% k(&etra&% $er"ukaa relat%, ter3a'a$ %tr(!e tera'&(r$&% 'e!a $a$ara
N 2
= '%ukur $a'a $er"ukaa Fe*111-= Fe*1>>-= 'a Fe*11>-.
2.2.2 Pe!aru3 'ar% Iron Promoters
Walapun permukaan 1e='''> dan 1e=''> murni memberikan kondisi palin %o%ok untuk adsorpsi dan disosiasi
N 2
sehina memberikan laju tertini untuk sintesis
amonia# unjuk kerja = #erformances> dari kebanyakan bidan permukaan lain kuran memuaskan. Peninkatan akti:itas katalitik dari permukaan ini dapat di%apai denan penambahan promoter. Promoter bisa sebaai electron donorsseperti kalium# yan meninkatkan laju reaksi denan menubah konsentrasi steady-state dari intermediates. Tipe lain dari promoter yan ditambahkan pada katalis besi adalah teture #romoters seperti oksida Al dan oksida 7a# yan menstabilkan ukuran partikel dan meninkatkan luas permukaan dari katalis. ;njuk kerja kalitik dari permukaan 1e='''> hampir tidak berubah setelah penambahan Al x O y
yan diikuti denan ater &a#or #retreatment . Permukaan 1e='55> dan 1e=''5>#
dapat dianap tidak akti) dalam bentuk murni# meninkat akti:itasnya se%ara drastis ketika
KELOMPOK 10 | DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
21
dipaparkan denan treatment yan sama. Penjelasan dari )enomena ini adalah karena pembentukan dari
C 7
sites pada bidan 1e='55> dan 1e=''5> akibat restrukturisasi
permukaan yan terjadi pada saat
Al x O y
E&a#or #retreatment . *asil TP" menkon)irmasi
)akta bahwa restrukturisasi meman terjadi pada permukaan 1e='55> dan pada permukaan 1e=''5>.
BAB III MEKANISME REAKSI DAN TAHAP PENENTU LAJU ).1. Peele&a%a TPL S%&te&%& a""(%a #er'a&arka katal%& Ru
Pada jurnal *se of +inetic modelsto e#lore the role of %ase #romoters on Ru",gO ammonia synthesis catalysts disebutkan bahwa terdapat dua model yan mekanisme yan diunakan untuk mendeskripsikan kinetika dari reaksi sintesis amoniak. Model yan palin %o%ok denan data kinetika yan ada adalah mekanisme yan kedua. Model kedua yan lebih kompleks diunakan oleh *inri%hsenet al. dan "ahl et al. Model kedua tersebut dapat merankum semua reaksi elementer pada permukaan. *al ini memunkinkan bai N# *# N*# N* # dan N*/ untuk hadir di permukaan dalam jumlah yan sini)ikan se%ara kineti% atau denan kata lain teradsorpsi di permukaan. Adapun mekanisme kedua sebaai berikut dimana terdapat 6 step. Meka%&"e A'&(r$&%
KELOMPOK 10 | DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA 22
H 2+ 2 S ↔ 2 H . S ( 1)
N 2 + 2 S ↔ 2 N . S ( 2 )
Meka%&"e Reak&% Per"ukaa
H . S + N . S ↔ NH . S + S ( 3 )
NH . S + S ↔ N H 2 . S + S ( 4 )
NH 2 . S + S ↔ N H 3 . S + S ( 5 )
Meka%&"e De&(r$&%
NH 3 . S ↔ N H 3 + S ( 6 )
Kemudian# dari tahapan mekanisme yan diperoleh dari jurnal tersebut# maka dapat dijadikan a%uan untuk memulai men%ari laju reaksi sebaai berikut& Ru"u& la:u reak&% 'ar% "a&%!;"a&%! reak&% A'&(r$&%
r
' HA
r
' NA
= K A 1
(
2
C ! H −
(
2
2
= K A 2 C ! N − 2
C H . S
2
K 1
C N . S K 2
2
) )
Reak&% Per"ukaa '
(
r SR= K SR 1 C N . S C H .S −
C NH .S C K 3
)
KELOMPOK 10 | DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
23
r
' SR
r
' SR
(
= K SR 2 C NH . S C H .S −
(
C N H . S C
= K SR C N H .S C H . S− 3
2
K 4
)
C N H . S C 3
K 5
2
)
De&(r$&%
r NH 3. " = K " ( C NH . S− K 3 ! N H C ) '
3
3
Reak&% A'&(r$&% N%tr(!e- "eru$aka TPL *Ta3a$ Peetu La:uKarena reaksi adsorpsi nitroen merupakan TP =Tahap Penentu aju># maka
reaksi ini yan berlansun palin lambat. Artinya# pada saat reaksi permukaan dan reaksi desorpsi sudah men%apai kondisi setimban =
r HA # 0, r S # 0
r " # 0
># hanya
reaksi adsorpsi nitroenlah yan masih belum men%apai kondisi setimban sehina persamaan laju reaksi adsorpsi nitroen dapat dijadikan sebaai dasar penurunan persamaan laju reaksi mekanisme sintesis Ammonia denan katalis Ru ini.
Peurua Ru"u& /
'
Reak&% A#&(r$&% H%'r(!e Ta3a$ 1 * r HA # 0 -
r
' HA
= K A 1
(
2
C ! H − 2
C H . S K 1
2
)
=0
C H .S =C √ K 1 ! H
2
'
Reak&% Per"ukaa Ta3a$ ) * r SR # 0 -
KELOMPOK 10 | DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
2
(
'
r SR 1= K SR 1 C N . S C H. S−
C NH . S =
C NH . S C K 3
)=
0
C N . S C H .S K 3 C
'
Reak&% Per"ukaa Ta3a$ 5 * r SR # 0 -
r
' SR 2
(
= K SR C NH . S C H . S− 2
C N H . S =
C N H .S C 2
K 4
)
=0
C NH . S C H . S K 4 C
2
'
Reak&% Per"ukaa Ta3a$ 6 * r SR # 0 -
r
' SR
(
= K SR 3 C N H .S C H . S−
C N H .S =
C N H . S C
2
3
K 5
)
=0
C N H . S C H . S K 5
3
2
C
'
Reak&% De&(r$&% Ta3a$ 7 * r SR # 0 -
r NH 3. " = K " ( C NH . S− K 3 ! N H C ) =0 '
3
3
C NH . S= K 3 ! N H C 3
3
K 3 ! N H C =
C N H .S C √ K 1 ! H K 5 2
2
C
3
K 3 ! N H C C N H . S = √ K 1 ! H K 5 3
2
2
KELOMPOK 10 | DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
2
K 3 ! N H C 3
√ K 1 ! H K 5
=
C NH . S C √ K 1 ! H K 4 2
C
2
C NH . S=
K 3 ! N H C 3
K 4 K 1 ! H
2
K 3 ! N H C 3
K 4 K 1 ! H K 5
=
C N . S C √ K 1 ! H K 3 2
C
2
C N . S=
K 3 ! N H C 3
3/2
( K ! ) 1
H 2
K 5 K 3 K 4
A0t%4e S%te Bala0e C T =C + C H . S + C N . S + C NH . S + C N H .S + C NH .S 2
3
Maka dapat dihasilkan a%ti:e sebaai berikut& C T =C + C √ K 1 ! H + 2
K 3 ! N H C 3
K 1 ! H
3 /2
2
(
K 5 K 3 K 4
+
K 3 ! N H C K 3 ! N H C 3
K 4 K 1 ! H
2
+
3
√ K 1 ! H K 5
+ K 3 ! N H C 3
2
K 3 ! N H K 3 ! N H K 3 ! N H + + + K 3 ! N H C T =C 1 + √ K 1 ! H + 3 /2 K 1 ! H K 5 K 3 K 4 K 4 K 1 ! H √ K 1 ! H K 5
C =
3
3
3
2
3
2
2
2
)
C T
(
1 + √ K 1 ! H + 2
K 3 ! N H
3
3/ 2
+
K 3 ! N H
3
( K 1 ! H ) K 5 K 3 K 4 K 4 K 1 ! H
2
2
+
K 3 ! N H
3
√ K 1 ! H K 5 2
+ K 3 ! N H
3
)
Rate l%"%t%! Ste$ A'&(r$&% N%tr(!e
r
' NA
= K A 2
(
2
C ! N − 2
C N . S K 2
2
) KELOMPOK 10 | DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
25
r
r
' NA
' NA
( (
2
= K A 2 C ! N −
(
3
3 2
( K ! ) K K K H 2
1
= K A 2 ! N −
K 3 ! N H
r
=
( K ! ) 1
H 2
3 2
K 5 K 3 K 4
K 2
2
(
(
4
)) 2
3
K A 2 ! N − ' NA
3
K 2
2
(
5
(
( K ! ) 1
+
( K ! ) K K K H 2
5
3 2
3
4
)) 2
3
K 5 K 3 K 4
K 2
3
1
H 2
2
3 2
2
2
C
K 3 ! N H
K 3 ! N H
1+ √ K 1 ! H +
)) 2
K 3 ! N H C
K 3 ! N H
3
K 4 K 1 ! H
2
+
2
C T
K 3 ! N H
3
√ K 1 ! H K 5 2
)
2
+ K 3 ! N H
3
"enan 2
K A 2 C T
(
= K ' 1
K 3 3 2
K 1 K 5 K 3 K 4 K 2
)
2
2
'
C T = K 2
√ K = K
'
1
3
K 3 3 2
= K ' 4
( K 1 ) K 5 K 3 K 4 K 3 K 4 K 1
= K ' 5
KELOMPOK 10 | DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
2
K 3
√ K K 1
= K '
6
5
Maka &
(
K A 2 ! N − r
' NA
=
(
1+ √ K 1 ! H + 2
(
K 3 ! N H
( K ! )
3 2
(
' 1
3
' 2
r
=
(
' 3
1+ K
√ ! H + K 2
' 4
2
3
K 4 K 1 ! H
( K ! ) K K K 5
K 3 ! N H
+
3
H 2
2
4
! N H
2
3
! H
2
! N H
3
3
! H
' 5
+ K
2
K 5 K 3 K 4
K 2
2
K ! N − K
' NA
H 2
1
K 3 ! N H 1
3 2
! N H ! H
3
2
+
2
C T
K 3 ! N H
)
2
3
√ K 1 ! H K 5
+ K 3 ! N H
2
3
) ' 6
+ K
2
)) 2
3
! N H
3
√ ! H
2
)
2
+ K 3 ! N H
3
).2. Peele&a%a TPL S%&te&%& a""(%a #er'a&arka katal%& Fe
Mekanismenya adalah Meka%&"e A'&(r$&% H 2+ 2 S → 2 H . S ( 1)
N 2 + 2 S → 2 N . S ( 2 ) Meka%&"e Reak&% Per"ukaa N . S + H . S → N . S + S ( 3 )
NH . S + H . S → N H 2 . S + S ( 4 ) NH 2 . S + H . S → NH 3 . S + S ( 5 )
Meka%&"e De&(r#&%
KELOMPOK 10 | DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
26
NH 3 . S → N H 3 + S ( 6 )
Kemudian# dari tahapan mekanisme yan diperoleh dari jurnal tersebut# maka dapat dijadikan a%uan untuk memulai men%ari laju reaksi sebaai berikut& Ru"u& la:u reak&% 'ar% "a&%!;"a&%! reak&% A'&(r$&% 2
H 2+ 2 S → 2 H . S $ r Ad 1 = % 1 ! H C & 2
(
2
2 &
N 2 + 2 S → 2 N . S $ r Ad 2=% 2 ! N C − 2
C N . S K 1
)
Reak&% Per"ukaa
(
N . S + H . S → N . S + S $ r s 1=% 4 C N . S C H .S −
C NH .s C & K 2
(
NH . S + H . S → NH 2 . S + S $ r s2 =% 6 C NH . S C H . S−
(
)
C NH 2. s C &
NH 2 . S + H . S → NH 3 . S + S $ r s 3 =% 8 C NH 2. S C H .S −
K 3
)
C NH 3. s C & K 4
)
De&(r$&%
(
NH 3 . S → N H 3 + S $ r "= % 10 C NH 3. S−
! NH 3 C & K 5
)
A&u"&% Reak&% A'&(r$&% H%'r(!e "eru$aka TPL *Ta3a$ Peetu La:uAsumsi yan diunakan adalah reaksi adsorpsi hidroen sebaai reaksi yan
lambat. Artinya# pada saat reaksi permukaan dan reaksi desorpsi sudah men%apai kondisi setimban =
r A" 2 # 0, r S # 0
r " # 0
># hanya reaksi adsorpsi hidroenlah
yan masih belum men%apai kondisi setimban sehina persamaan laju reaksi adsorpsi hidroen dapat dijadikan sebaai dasar penurunan persamaan laju reaksi mekanisme sintesis Ammonia denan katalis 1e ini. "an denan persamaan
KELOMPOK 10 | DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
27
C T =C & + C H .s + C N . s + C NH . s + C NH 2. s+ C NH 3. s
maka didapat laju reaksi sintesis amonia
adalah
% ! H 2
'
r=
[
1 3 NH 3
!
1+
1 3
1 6 N 2
( √ K K K K K ) ! 1
2
3
4
5
1 2 N 2
+ √ K 1 ! + 1/ 3
2 3
1 3 N 2
( √ K K K K K ) ! 1
2
3
4
5
1 3 NH 3
!
K 3 K 4 K 5 1 /6
1/ 3
+( √ K 1 K 2 K 3 K 4 K 5 ) ! N 2 ! NH 3 ! NH 3 + K 4 K 5
K 5
]
2
BAB IV ANALISA HASIL TAHAP PENENTU LAJU SINTESIS AMMONIA DENGAN KATALIS Ru DAN Fe
5.1 Aal%&a TPL S%te&%& A""(%a 'e!a Katal%& Ru
(erdasarkan penyelesaian dari tahap penentuan laju ammonia denan katalis Ru# maka dapat dianalisa bahwa tahap penentu yan dipilih yaitu reaksi adsorpsi nitroen karena pada reaksi ini# reaksi berlansun palin lambat. Artinya# pada saat reaksi permukaan dan reaksi desorpsi sudah men%apai kondisi setimban = r HA # 0, r S # 0
r " # 0
># hanya reaksi adsorpsi nitroenlah yan masih belum
men%apai kondisi setimban sehina persamaan laju reaksi adsorpsi nitroen dapat dijadikan sebaai dasar penurunan persamaan laju reaksi mekanisme sintesis Ammonia
KELOMPOK 10 | DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
30
denan katalis Ru ini. Adapun didapatkan persamaan laju sintesis amonia denan katalis Ru sebaai berikut&
(
' 1
' 2
K ! N − K
r
' NA
=
(
' 3
1+ K
√ ! H + K 2
3
! H
2
! N H
' 4
2
! N H
3
3
! H
' 5
+ K
2
! N H ! H
2
3
2
) ' 6
+ K
! N H
3
√ ! H
)
2
+ K 3 ! N H
2
2
3
"alam industri kimia# terutama industri pupuk# kami menambil %ontoh penolahan sintesis amonia di PT. (adak N8 dimana diperkirakan memiliki kapasitas produksi !5.555 tonE tahun. Katalis yan diunakan dalam reaksi pembuatan amonia ini adalah katalis
= Ruthenium# Dn$#7oMo# Nikel> dan absorbent = ,-!/ 0enfield >.
Katalis yan diunakan berbasis Ruthenium =Ru> denan su##ort Manesium $ksida =M$> yan diteliti oleh Muhler# dkk =550>. Katal%& #er#a&%& Rut3e%u" *Ru'%$%l%3 karea "a"$u "e!k(4er&% 3%!!a $r('uk 2> ? $er pass $a'a &u3u 26>;)>>( 'a tekaa );6 MPa *Larr%03e4= 2>>8-. M$ dipilih sebaai su##ort katalis karena lebih stabil dibandinkan su##ort
karbon kon:ensional yan mudah terhidroenasi =Muhler# 550>. Katalis dibuat denan menkontakkan
Ru
melalui
imprenasi su##ort denan
Ru/=7$>' dalam
tetrahydtofurane# atau melalui chemical &a#our de#osition (C-) Ru/=7$>'. Promotor yan baik =alkali loam# alkali loam bumi# lantanida# dan kombinasinya> kemudian ditambahkan. Katalis diakti:asi denan perlakuan hidroen. Reco&ery katalis dilakukan denan men%u%i s#ent katalis untuk mendapatkan kembali promoter. Katalis sisa %u%ian dipanaskan 35o7 dalam pelarut asam nitrit ' M berlebih. 'u##ort M$ berubah menjadi larutan manesium nitrat# dipisahkan dari sisa loam Ru denan sentri)uasi atau penyarinan.
5.2 Aal%&a TPL S%te&%& A""(%a 'e!a Katal%& Fe
(erdasarkan penyelesaian dari tahap penentuan laju ammonia denan katalis 1e maka dapat dianalisa bahwa tahap penentu yan dipilih sebaai asumsi yaitu reaksi adsorpsi hidroen karena pada reaksi ini# dianap reaksi berlansun lambat. Artinya# pada saat reaksi permukaan dan reaksi desorpsi sudah men%apai kondisi setimban =
KELOMPOK 10 | DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA 31
r A" 2 # 0, r S # 0
r " # 0
># hanya reaksi adsorpsi hidroenlah yan masih belum
men%apai kondisi setimban sehina persamaan laju reaksi adsorpsi hidroen dapat dijadikan sebaai dasar penurunan persamaan laju reaksi mekanisme sintesis Ammonia denan katalis 1e ini. Adapun didapatkan persamaan laju sintesis amonia denan katalis 1e sebaai berikut&
% ! H 2
'
r=
[
1 3 NH 3
!
1+
1 3
1 6 N 2
( √ K K K K K ) ! 1
2
3
4
5
1 2 N 2
+ √ K 1 ! + 1/ 3
2 3
1 3 N 2
( √ K K K K K ) ! 1
2
3
4
5
1 3 NH 3
!
K 3 K 4 K 5 1 /6
1/ 3
+( √ K 1 K 2 K 3 K 4 K 5 ) ! N 2 ! NH 3 ! NH 3 + K 4 K 5
K 5
]
2
1aktor-)aktor yan mempenaruhi hasil diantaranya adalah si)atEkondisi katalis# kondisi operasi# dan tahap penentu laju =TP>. Kondisi katalis ini pertama adalah ukuran pori. Kondisi kedua adalah akti:itas yan hilan selama katalis beroperasi. Katalis se%ara perlahan akan terdeakti:asi pada temperatur operasi diatas !/5 derajat %el%ius. Kondisi ketia adalah catalyst #oisons seperti minyak pelumas dan ole)in yan dapat merusak dan menutup pori katalis. Selain itu# senyawa sul)ur# )os)or# dan arsenik harus dihindari karena merupakan #ermanent #oisons. $ksien tidak boleh melebihi '! ppm# karena walaupun merupakan tem#orary #oisons# oksien dapat menyebabkan crystal groth dan attendant area decline. Kondisi keempat adalah promoter dari katalis. Promoter yan dipakai terdiri dari tia senyawa# yaitu . Alumina ber)unsi untuk men%eah sintering/ loss of surface area# dan menikat # sehina tidak hilan selama katalis beroperasi. dan ber)unsi untuk menetralisasi karakter asam dari
dan menurani )unsi kerja elektron dari besi dan meninkatkan
kemampuannya untuk chemisor% nitroen denan charge transfer ke nitroen. (ila promoter aal menjalankan )unsinya karena terdeakti:asi atau karena penyebab lain# maka dapat mempenaruhi hasil. Kondisi operasi yan kontribusinya %ukup besar mempenaruhi hasil adalah temperatur dan tekanan operasi. Tekanan operasi terutama dapat menubah tahap yan
KELOMPOK 10 | DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
32
merupakan tahap penentu laju. Tahap penentu laju akan mempenaruhi penurunan persamaan laju reaksi# sehina asumsi tahap mana yan merupakan tahap penentu laju seharusnya dibuktikan se%ara eksperimen# misalnya memakai analisis Auer Hle%tron Spe%tros%opy =AHS> dari residu nitroen di permukaan.
5.) Per#a'%!a Ha&%l TPL S%te&%& A""(%a 'e!a Katal%& Ru 'a Fe
(erdasarkan hasil Penurunan laju reaksi antara 1e dan Ru didapat bahwa perbedaan mendasar adalah pada 1e reaksi pembatasnya adalah adsorpsi hydroen sedankan pada Ru reaksi pembatasnya adalah adsorpsi nitroen. Ru &
(
' 1
' 2
K ! N − K
r
' NA
=
(
' 3
1+ K
√ ! H + K
' 4
2
2
! N H
3
! H
2
! N H
3
3
! H
' 5
+ K
2
! N H ! H
3
2
) ' 6
+ K
2
! N H
3
√ ! H
)
2
+ K 3 ! N H
3
2
2
1e & r ' =
% ! H 2
(
1 1
3 NH 3
!
1+
1
(
)
1 6 N 2
√ K 1 K 2 K 3 K 4 K 5 3 !
+ √ K 1 ! N 2 2 +
2
1
3
3 N 2
(√ K K K K K ) ! 1
2
3
4
5
K 3 K 4 K 5
1 3 ! NH 3
1 /3
+
+( √ K 1 K 2 K 3 K 4 K 5)
Seperti yan terlihat pada hasil penurunan laju reaksi di atas# nilai laju reaksi pada Ru berbandin lurus denan tekanan Nitroen dan pada 1e berbandin lurus denan *idroen. Tetapi# berdasarkan hasil eksperimen kedua katalis# laju reaksi akan semakin %epat denan ditambahnya tekanan dari nitroen# sedankan untuk penambahan tekanan hydroen tidak beitu berpenaruh pada ke%epatan laju reaksi. *al ini berarti# pada dasarnya dalam reaksi katalitik ammonia dalam berbaai katalis tahap penentu laju yan seharusnya diusulkan adalah tahap penentu laju adsorpsi nitroen. Penyebab dari hal ini karena adsorpsi nitroen lebih membutuhkan eneri
KELOMPOK 10 | DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA 33
K 4 K 5
1/ 6
! N 2
=lebih endotermis> dibandinkan denan adsorpsi hidroen sehina tahap palin lambat dari semua mekanisme adalah reaksi adsoprsi nitroen. Selain ditinjau dari TP sebaaimana telah disebutkan diatas# adapun perbandinan antara akti:itas katalis Ru dan 1e yaitu akti:itas Katalis Ru !-5 kali lebih besar dari katalis besi =Appl# '444# hal 6 dan Muhler# 550>. Katalis Ru dalam sintesis amonia lebih akti) daripada katalis 1e. Tidak hanya itu# Katalis Ru jua lebih mahal dari katalis 1e karena memiliki dispersi tini terhadap loam support. Katalis 1e# kondisi operasi pada suhu /25-!5 o7 dan tekanan '5-5 bar = orni dan Pernicone# 556># sedankan katalis berbasis Ruthenium =Ru> dipilih karena mampu menkon:ersi hina produk 5 per #ass pada suhu !5-/55 o7 dan tekanan /-! MPa =arri%he:# 553># sehina eneri terpakai jauh lebih hemat. Perbedaan yan sini)ikan denan katalis 1e adalah katalis Ru lebih kuat meninhibisi reaksi adsorpsi hydroen# itulah yan mendasari pada sintesis amonia denan katalis Ru# reaksi adsorpsi hidroen bukan sebaai tahap penentu laju reaksi.
BAB V TINJAUAN TERMODINAMIKA SINTESIS AMMONIA 6.1 T%:aua Ter"('%a"%ka
"asar teori pembuatan amonia dari nitroen dan hydroen ditemukan oleh 1rit< *aber ='452># seoran ahli kimia dari +erman. Sedankan proses industri pembuatan amonia
KELOMPOK 10 | DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA 3
untuk produksi se%ara besar-besaran ditemukan oleh 7arl (os%h# seoran insinyur kimia jua dari +erman. Persamaan termokimia reaksi sintesis amonia adalah & N=> ? /*=> > N*/=> * -4#0 K+ Pada ! o7 Kp 6#U'5! (erdasarkan prinsip kesetimbanan kondisi yan menuntunkan untuk ketuntasan reaksi ke kanan =pembentukanN*/> adalah suhu rendah dan tekanan tini.Akan tetapi# reaksi tersebut berlansun sanat lambat pada suhu rendah# bahkan pada suhu !55o7 sekalipun. "ipihak lain# karena reaksi ke kanan eksoterm# penambahan suhu akan menurani produk. Proses *aber-(os%h semula dilansunkan pada suhu sekitar !55 o7 dan tekanan sekitar '!5-/!5 atm denan katalisator. Reaksi kekanan pada pembuatan amonia adalah reaksi eksoterm. Reaksi eksoterm lebih baik jika suhu diturunkan# tetapi jika suhu diturunkan maka reaksi berjalan sanat lambat . Amonia punya berat molekul '3#5/ dan pada tekanan atmos)er )asanya adalah as. Titik didih Amonia -//#/! o7# titik bekunya -33#3 o7# temperatur V tekanan kritiknya '// o7 V '6!3 psi. Hntalpi pembentukan =*># kkalEmol N* /=> pada 5o7# -4#/62 ! o7# -''#50. Pada proses sintesis pd suhu 355-'555o1# akan dilepaskan panas sebesar '/ kkalEmol. Kondisi optimum untuk dapat bereaksi denan suhu 055- 655 o7# denan tekanan '!5-/55 atm. Kondisi optimum pembuatan amonia =N* /> dapat diambarkan pada tabel berikut & Tabel/ & Kondisi $ptimum Pembuatan N* / N(
Fakt(r
Reak&% / N2*!- @ )H2*!- ⇄ 2NH)*!H ;C25 kJ '. Reaksi bersi)at eksoterm
1.
K('%&% O$t%"u"
055-655o7
Suhu . Suhu rendah akan meneser kesetimbanan kekanan. /. Kendala&Reaksi berjalan lambat '. +umlah mol pereaksi lebih besar
2.
Tekanan
dibandin denan jumlah mol
'!5-/55 atm
produk. . Memperbesar tekanan akan
KELOMPOK 10 | DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA 3
meneser kesetimbanan kekanan. /. Kendala Tekanan sistem dibatasi oleh kemampuan alat dan )aktor keselamatan. Penambilan ).
Konsentrasi
menerus
N*/ se%ara akan
terus
meneser
kesetimbanan kearah kanan Katalis tidak meneser Katalis Ru 5.
Katalis
kesetimbanan memper%epat
kekanan# laju
reaksi
tetapi denan support se%ara M$
keseluruhan
Katalis 1e
(erikut ini adalah kesetimbanan kimia amonia dan temperatur adiabatiknya&
Ga"#ar 9. Kur4a Ke&et%"#a!a A"(%a
6.2 K('%&% O$era&% a. K('%&% O$era&% S%te&%& A"(%a 'e!a "e!!uaka Katal%& Ru
Pada proses chemisor#tion dari *# mula-mula sampel =yakni katalis> dipanaskan pada kondisi :akum pada KEmenit hina suhunya men%apai 63/ K# kemudian diturunkan suhunya dan dialirkan * selama /5 menit# kemudian didininkan dalam kondisi :akum. Chemisor#tion isotermal diukur pada suhu /52 K.
KELOMPOK 10 | DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA 35
Sementara itu# sistem yan diunakan untuk mene:aluasi katalis adalah )iJ bed# sinle-pass# reaktor tubular yan beroperasi denan tekanan total antara ' - 5#3 atm dan suhu antar !42-3/ K. #. K('%&% O$era&% S%te&%& A"(%a 'e!a "e!!uaka Katal%& Fe
Pada sintesis amonnia denan katalis 1e# sistem yan diunakan untuk mene:aluasi katalis
adalah )iJ bed# sinle-pass# yan beroperasi pada kondisi
operasi denan suhu /25-!5o7 dan tekanan '5-5 bar = orni dan Pernicone# 556>.
6.) T%$e Reakt(r a! D%!uaka
Tipe reaktor yan diunakan pada proses sintesis ammonia denan basis promotor pada katalis RuEM$ dan 1e adalah reaktor tubular. Reaktor ini dimodelkan sebaai 2 buah reaktor 7STR yan disusun se%ara seri karena data sebaian besar memiliki kon:ersi menuju kesetimbanan lebih dari 5. Selain itu# 2 buah reaktor 7STR yan disusun seri dianap %ukup masuk akal sebaai model untuk per%obaan ini dikarenakan %ackmiing yan terdapat dalam bed reaktor. Alasan lainnya# perubahan relati) terhadap parameter kinetik dianap %ukup ke%il dibandinkan denan penambahan reaktor 7STR. •
Reaksi antara N ? /* ? N*/ eksotermal +ika P dan T tini dan menunakan katalis 1e =besi> =promoters& Al- dan K- =atau
7a# M# Si>-oksida> dimana )unsi promoter adalah untuk meninkatkan luas permukaan katalis dan menstabilkan partikel.
BAB VI PENUTUP
7.1 Ke&%"$ula
KELOMPOK 10 | DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA 3
(erdasarkan hasil diskusi# tinjauan pustaka# dan lain sebaainya# dapat kami simpulkan bahwa pada proses sintesis amonia denan menunakan katalis Ru dan 1e adalah sebaai berikut& a. (ahan baku yan diunakan untuk memproduksi ammonia adalah as alam# steam dan udara. Proses Sintesis Amonia melalui unit-unit sebaai berikut& a. ;nit persiapan as umpan baku. b. ;nit pembuatan as sintesa. %. ;nit pemurnian as sintesa. d. ;nit sintesa ammonia. e. ;nit pendininan ammonia. ). ;nit daur ulan ammonia. . ;nit daur ulan hidroen. h. ;nit pembankit steam b. (erikut ini mekanisme reaksi pada sintesis amonia & Meka%&"e A'&(r$&% H 2+ 2 S ↔ 2 H . S ( 1)
N 2 + 2 S ↔ 2 N . S ( 2 )
Meka%&"e Reak&% Per"ukaa
H . S + N . S ↔ NH . S + S ( 3 ) NH . S + S ↔ N H 2 . S + S ( 4 )
NH 2 . S + S ↔ N H 3 . S + S ( 5 )
Meka%&"e De&(r$&% NH 3 . S ↔ N H 3 + S ( 6 )
%. Pada sintesis amonia denan menunakan katalis Ru# dan tahap penentu laju adalah adsorpsi nitroen# didapatkan laju reaksi sebaai berikut&
(
' 1
' 2
K ! N − K
r
' NA
=
(
' 3
1+ K
√ ! H + K 2
' 4
2
! N H
3
! H
2
! N H
3
3
! H
2
2
' 5
+ K
! N H ! H
2
3
2
) ' 6
+ K
! N H
3
√ ! H
2
)
2
+ K 3 ! N H
3
KELOMPOK 10 | DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA 36
d. Pada sintesis amonia denan menunakan katalis 1e# dan tahap penentu laju adalah adsorpsi hidroen# didapatkan laju reaksi sebaai berikut&
r ' =
% ! H 2
(
1 3 NH 3
!
1+
1
(
)
1
√ K 1 K 2 K 3 K 4 K 5 3 ! N 2 6
1 2 N 2
+ √ K 1 ! +
2
1
3
3 N 2
(√ K K K K K ) ! 1
2
3
4
5
K 3 K 4 K 5
1 3 ! NH 3
1 /3
+
+( √ K 1 K 2 K 3 K 4 K 5) K 4 K 5
e. Perbedaan penunaan katalis Ru dibandinkan denan katalis 1e dalam Sintesis amonia adalah sebaai berikut& Akti:itas Katalis Ru !-5 kali lebih besar dari katalis besi. o Katalis Ru dalam sintesis amonia lebih akti) daripada katalis 1e. o o Katalis Ru jua lebih mahal dari katalis 1e karena memiliki dispersi tini o
terhadap loam support. Katalis 1e# kondisi operasi pada suhu /25-!5 o7 dan tekanan '5-5 bar = orni dan Pernicone# 556># sedankan katalis berbasis Ruthenium =Ru> dipilih karena mampu menkon:ersi hina produk 5 per #ass pada suhu !5-/55 o7 dan tekanan /-! MPa =arri%he:# 553># sehina eneri
o
terpakai jauh lebih hemat. Perbedaan yan sini)ikan denan katalis 1e adalah katalis Ru lebih kuat
meninhibisi reaksi adsorpsi hydroen ). Perbedaan penunaan katalis akan mempenaruhi kondisi operasi reaktor pada sintesis amonia yan ditunjukkan pada kesimpulan baian =e>
DAFTAR PUSTAKA
Putranto# "ody. Pembuatan Amonia denan Proses http&EEkimiadahsyat.blospot.%omE554E56Epembuatan-amonia-denan-proseshaber.html =3 "es 5'/>
*aberL
KELOMPOK 10 | DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA 37
1/ 6
! N 2