1. Kelas Anthozoa Nama kelas k elas Anthozoa berasal dari bahasa bah asa Yunani Yun ani yaitu anthos berarti anthos berarti bunga bun ga dan zoon berarti zoon berarti hewan, artinya hewan yang menyerupai bunga. 1.1 Morfologi, Anatomi, dan Ciri Umum
Secara umum, kelas Anthozoa memiliki kerangka tubuh yang disusun atas zat kapur. Kelas Anthozoa fase medusanya telah tereduksi, sehingga hanya memiliki fase polip saja. Bentuk tubuh yang dimiliki kelas Anthozoa kebanyakan berbentuk silinder dan pendek dengan tinggi sekitar 5 sampai 7 cm namun ada yang mencapai 1 m. Tubuhnya radial simetris dengan warna yang bervariasi, tetapi biasanya berwarna kecoklatan atau kekuningan. Tubuh Anthozoa dibagi menjadi 3 bagian utama, yaitu: bagian diskus pedal atau bagian kaki, bagian kolumna atau skapus atau bagian batan g tubuh, dan bagian diskus oral atau kapitulus. Antara bagian diskus pedal dan skapus dihubungkan dengan limbus, antara skapus dengan diskus oral dihubungkan dengan kollar atau parapet. Mulut Anthozoa terletak di salah satu ujung tubuhnya, dimana terdapat celah yang dikelilingi oleh tentakel mengandung menatosista. Mulut Anthozoa tidak langsung berhubungan dengan rongga enteron (gastrovaskular) melainkan berhubungan dengan saluran faring atau stomodium terlebih dahulu. Dinding rongga enteron Anthozoa mengadakan pelipatan-pelipatan secara konsentris yang disebut septa. Untuk mesoglea Anthozoa bersifat selular. Tubuh Anthozoa bersimetri 6 (heksametri) atau 8 (oktometri). Polipnya selalu dihiasi dengan 6 tentakel atau 8 tentakel atau kelipatannya.
Gb. Struktur tubuh Anthozoa (Google image, 2017) 1.2 Gerak dan Rangka
Anthozoa telah memperlihatkan berbagai bentuk gerak yang bervariasi, hal ini berarti terdapat perkembangan susunan muskular yang lebih sempurna dari kelas lainnya. Susunan muskular pada epidermis terdapat pada serabut-serabut longitudinal pada tentakel dan serabut radial pada diskus oral. Muskular pada gastrodermis terdiri atas serabut-serabut sirkular pada tentakel, diskus oral, skapus, dan diskus pedal. Terdapat otot retraktor yang menempel pada salah satu bagian septa di tepi sisi dalam, jika otot ini berkerut maka mesentris, tentakel, dan diskus oral akan memendek. Otot basilar yang berada di permukaan bawah luar dari mesentris apabila berkerut akan mendekatkan bagian skapus dengan bagian diskus pedal. Untuk rangka pada kelas Anthozoa disusun atas zat kapur.
1.3 Respirasi dan Koordinasi
Seperti pada kelas lainnya, kelas Anthozoa tidak memiliki alat respirasi khusus. Pemasukan oksigen dan pengeluaran karbondioksida yang terlarut dalam
air laut dilakukan dengan cara difusi-osmosis secara langsung melalui semua permukaan tubuhnya, baik epidermis maupun gastrodermis. Aliran air disapu oleh rambut-rambut getar yang berjajar di dinding stomodeum dan dinding gastrovaskular. Gerak rambut getar pada dinding gastrovaskular menyebabkan aliran air masuk dan gerak rambut pada dinding stomodeum menimbulkan aliran air keluar. Sistem koordinasi pada kelas Anthozoa masih sangat sederhana. Susnan saraf bersistem difus dan belum Nampak adanya susunan saraf pusat.Sistem saraf terdiri atas pleksus epidermal dan pleksus gastrodermal, yang masing-masing tersusun atas serabut saraf dan ganglion yang besar. Alat indera belum ditemukan secara spesifik.
1.4 Pencernaan
Anthozoa termasuk karnivora yang memakan hewan-hewan invertebrate kecil lainnya. Mangsa kan dilumpuhkan dengan racun dari nematokist, lalu ditarik ke dalam mulutnya dengan menggunakan tentakel. Makanan ditelan melalui stomodeum dan dicerna oleh enzim dari getah pencernaan dalam rongga coelenteron. Sari-sari makanan diserap oleh dinding gastrodermis, sisa partikel akan dimuntahkan melalui mulut. Getah pencerna mengandung enzim proteolitik untuk mencerna makanan berupa protein, lemak, dan karbohidrat.
1.5 Sirkulasi dan Ekskresi
Sirkulasi pada Anthozoa melalui semua celah pada bagian tubuhnya, aliran air keluar masuk dengan cara difusi atau osmosis. Kelas Anthozoa tidak memiliki alat ekskresi yang khusus. Sisa metabolisme dalam bentuk amonia dibuang secara difusi (peristiwa mengalirnya atau berpindahnya suatu zat terlarut dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah).
1.6 Sistem Reproduksi
Anthozoa
bekembangbiak
secara
aseksual
maupun
seksual.
Perkembangbiakan aseksual dilakukan dengan membentuk kuncup maupun
fragmentasi. Cara fragmentasi dilakukan dengan memutuskan tubuhnya di bagian diskus pedal. Fragmentasi juga dapat dilakukan secara membujur, istilahnya yaitu pembelahan biner. Perkembangbiakan dengan pembentukan kuncup melalui tahap-tahap sebagai berikut. 1) Di bagian kolumna atau skapus timbul tonjolan yang makin berkembang sehingga terbentuk individu baru 2) Individu anakan bila sudah tiba saatnya akan melepaskan diri dari induknya dan hidup mandiri Pada perkembangbiakan seksual, ada Anthozoa yang hermaprodit maupun berkelamin terpisah. Nantinya baik ovum maupun spermatozoid yang telah matang akan dikeluarkan melalui mulut dan fertilisasi secara eksternal, bebas di perairan. Zigot yang terbentuk akan menjadi coeloblastula, kemudian berkembang menjadi planula atau larva yang berambut getar. Planula akan berenang mencari habitat yang cocok dan kemudian akan melekatkan diri pada objek dan tumbuh menjadi polip Anthozoa baru.
1.7 Habitat dan Peranan
Anthozoa dapat hidup di perairan laut, mulai dari pantai hingga kedalaman 99 m. Anthozoa fase polip menetap di suatu tenpat dengan melekatkan diri pada suatu objek, misalnya batu karang, tumbuhan laut, bekas cangkang Gastropoda, bahkan ada yang menguburka diri hingga sebagian dari tubuhnya di pasir atau lumpur. Peranan kelas Anthozoa bagi kehidupan manusia diantaranya sebagai berikut: 1) Karang atol, karang pantai, dan karang penghalang dapat melindungi pantai dari
abrasi
air
laut,
serta
merupakan
tempat
persembunyian
dan
perkembangbiakan ikan. 2) Akar bahar (Euplexeura sp.) dapat digunakan sebagai gelang dan perhiasan lainnya.
3) Mempunyai nilai estetika dan pariwisata yang tinggi, sehingga banyak turis datang hanya untuk melihat terumbu karang. 4) Sebagai sumber bahan industri contohnya batu karang untuk pembangunan rumah. 5) Bagi sumberdaya perairan itu merupakan tempat hidup hewan laut lainnya dan dijadikan sebagai tempat untuk mencari makanan. 6) Dijadikan tempat untuk menyalurkan hobi para penggemar snorkling dan diving.
1.8 Klasifikasi
Kelas Anthozoa meliputi 600 spesies yang terbagi dalam dua sub kelas masing-masing teridiri atas 6 ordo. 1) Sub-kelas I Ordo
: Octocorallia (Alcyonaria) : Clavulariidae, Alcyoniidae, Pennatulacea,
Acanthogorgiidae, Paramuriceidae, dan Primnoidae 2) Sub-kelas II Ordo
: Hexacorallia (Zoantharia) : Scleractinia, Antipatharia, Ceriantharia, Zoantharia,
Actiniaria, Corallimorphalia (Fautin, 2000)
Sumber: Fautin, D.G. & Romano, S.L. 2000. Anthozoa: Sea Anemones, Corals, Sea
Pens. http://tolweb.org/Anthozoa in The Tree of Life Web Project. Diakses pada 7 September 2017 pukul 01:07 WIB.
Google Image. 2017. Struktur Tubuh Coelenterata. http://googleimages.com. Diakses pada 7 September 2017 pukul 01:19 WIB. Kastawi, Yusuf, Indriwati, Endah, Sri, Ibrohim, Masjudi, Rahayu Sofia Eri.
2003. Zoologi Avertebrata. Indonesia: JICA