TUGAS KULIAH FALSAFAH DAN TEORI KEPERAWATAN DOSEN : Ns. Yunita Wulandari, M.Kep
FALSAFAH DAN TEORI KEPERAWATAN KELOMPOK 2 ABSEN 19-36
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SURAKARTA KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2018
TUGAS FALSAFAH DAN TEORI KEPERAWATAN DOSEN : : Ns. Yunita Wulandari, M.Kep ANGGOTA :
ST172019
ENDAH TRIMURTI
ST172020
ERLISA KUSUMA OCTARINA
ST172021
ERMA LINA YUNIARTI
ST172022
ERMAWATI
ST172023
ESTANTI NURUL ARINI
ST172024
ETTYK KRISDARIATI
ST172025
FEBRI RINA ASTUTI
ST172026
FILA DIANA NURHAYATI
ST172027
FITRINANINGSIH
ST172028
GURITNA NINGTYAS
ST172029
HARTONO
ST172030
HARYANTO
ST172031
HESTI RAHAYU
ST172032
IRFAN ARMANTO
ST172033
JAMHURI
ST172034
KURNIA ESA ASMARANINGJATI
ST172035
LIRIH TITES PRINING TYASTUTI
ST172036
LISYANI
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Middle range theories dapat didefinisikan sebagai serangkaian ide/gagasan yang saling berhubungan dan berfokus pada suatu dimensi terbatas yaitu pada realitas keperawatan (smith dan Liehr, 2008). Teori Middle Range yang merupakan level kedua dari teori keperawatan. Teori Middle Range cukup spesifik untuk memberikan petunjuk riset dan praktik, cukup umum pada populasi klinik dan mencakup fenomena yang sama. Sebagai petunjuk riset dan praktek, middle range theory lebih banyak digunakan dari pada grand theory, dan dapat diuji dalam pemikiran empiris. Perlu diyakini bahwa penerapan suatu teori keperawatan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan akan berdampak pada peningkatan kualitas asuhan keperawatan. Pelayanan keperawatan sebagai pelayanan profesional akan berkembang bila didukung oleh teori dan model keperawatan serta pengembangan riset keperawatan dan diimplementasikan didalam praktek keperawatan. Teori-teori ini terdiri dari beberapa konsep yang saling berhubungan dan dapat digambarkan dalam suatu model. Middle range theories dapat dikembangakan padatatanan praktek dan riset untuk menyediakan pedoman dalam praktik dan riset penelitian yang berbasis pada disiplin ilmu keperawatan Pelayanan keperawatan merupakan bagian penting dalam pelayanan kesehatan yang bersifat komprehensif meliputi bio, psiko, sosio, kultural dan spiritual yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, baik dalam keadaan sehatmaupun sakit dengan pendekatan proses keperawatan. Pelayanan keperawatan yang berkualitas
didukung
oleh
pengembangan
teori
dan
model
konseptual
keperawatan.Perlu diyakini bahwa penerapan suatu teori keperawatan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan akan berdampak pada peningkatan kualitas asuhan keperawatan. Pelayanan keperawatan sebagai pelayanan profesional akan berkembang bila didukung oleh teori dan model keperawatan serta pengembangan riset keperawatan dan di implementasikan di dalam praktek keperawatan. Asuhan keperawatan merupakan pendekatan ilmiah dan rasional dalam menyelesaikan masalah keperawatan yang ada, dengan pendekatan yang dilakukan tersebut bentuk penyelesaian masalah keperawatan dapat terarah dan terencana dengan baik, dimana dalam asuhan keperawatan terdapat beberapa tahap yaitu pengkajian, penegakkan diagnosa, perencanaan, implimentasi
tindakan, dan evaluasi.Profesi keperawatan mengenal empat tingkatan teori, yang terdiri dari meta theory,grand theory, middle range theory, dan practice theory. Model konseptual keperawatan dikembangkan oleh para ahli keperawatan dengan harapan dapat menjadi kerangka berpikir perawat, sehingga perawat perlu memahami konsep ini sebagai kerangka konsep dalam memberikan askep dalam praktek keperawatan.
PEMBAHASAN 2.1 Definisi Middle Range Theories
Middle range theories dapat didefinisikan sebagai serangkaian ide/ gagasan yang saling berhubungan dan berfokus pada suatu dimensi terbatas yaitu pada realitas keperawatan (Smith dan Liehr, 2008). Teori-teori ini terdiri dari beberapa konsep yang saling berhubungan dan dapat digambarkan dalam suatu model.
Middle range theories dapatdikembangakan pada
tatanan praktek dan riset untuk menyediakan pedoman dalam praktik dan riset/penelitian yang berbasis pada disiplin ilmu keperawatan.
2.2 Perbandingan dengan Level Teori yang Lain
Dalam lingkup dan tingkatan abstrak, middle range theory cukup spesifik untuk memberikan petunjuk riset dan praktik, cukup umum pada populasi klinik dan mencakup fenomena yang sama. Sebagai petunjuk riset dan praktek, middle range theory lebih banyak digunakan dari pada grand theory, dan dapat diuji dalam pemikiran empiris. Teori Middle-Range memiliki hubungan yang lebih kuat dengan penelitian dan praktik. Hubungan antara penelitian dan praktik menurut Merton (1968), menunjukkan bahwa Teori Mid-Range amat penting dalam disiplin praktik, selain itu Walker and Avant
(1995)
mempertahankan
bahwa
mid-range
theories
menyeimbangkan
kespesifikannya dengan konsep secara normal yang nampak dalam grand teori. Mid-range teori memberikan manfaat bagi perawat, mudah diaplikasikan dalam praktik dan cukup abstrak secara ilmiah.Teori Middle Range, tingkat keabstrakannya pada level pertengahan, inklusif, diorganisasi dalam lingkup terbatas, memiliki sejumlah variabel terbatas, dapat diuji secara langsung. Kramer (1995) mengatakan bahwa mid-range theory sesuai dengan lingkup fenomena yang relatif luas tetapi tidak mencakup keseluruhan fenomena yang ada dan merupakan masalah pada disiplin ilmu. Bila dibandingkan dengan grand teori, middle range theory ini lebih konkrit. Merton (1968) yang berberperan dalam pengembangan middle range theory, mendefinisikan teori ini sebagai sesuatu yang minor tetapi penting dalam penelitian dan pengembangan suatu teori. Sependapat dengan Merton, beberapa penulis keperawatan mengemukakan middle range theory jika dibandingkan dengan grand theory: 1) ruang lingkupnya lebih sempit
2) lebih konkrit, fenomena yang disajikan lebih spesifik 3) terdiri dari konsep dan proposisi yang lebih sedikit
4) merepresentasikan bidang keperawatan yang lebih spesifik/ terbatas 5) lebih dapat diuji secara empiris 6) lebih dapat diaplikasikan secara langsung dalam tatanan praktik
2.3 Cheryl Tatano Back
a.
Biografi Cheryl Tatano Beck Cheryl adalah seorang profesor di University of Connecticut, School of Nursing. Gelar Sarjana Science dalam Keperawatan adalah dari Western Connecticut State University. Dia menerima gelar Master-nya dalam merawat ibu-bayi yang baru lahir dari Yale University. Cheryl adalah bersertifikat perawat-bidan. Dia menerima sertifikat nya di perawat-bidan juga dari Yale University. Dokter nya of Science Keperawatan adalah dari Boston University. Cheryl adalah rekan dalam American Academy of Nursing. Dia telah menerima berbagai penghargaan seperti Keperawatan Timur Research Society Distinguished Penghargaan Peneliti, Distinguished Award dari Alumna Yale University dan Perawat Connecticut ‘Association Diamond Jubilee Award untuk kontribusinya terhadap penelitian keperawatan. Saat ini ia menjabat sebagai dewan redaksi Kemajuan Ilmu Keperawatan, Journal of Pendidikan Keperawatan, dan Jurnal Pengukuran Keperawatan. Ia telah menjadi anggota Dewan Pembina Depresi Setelah Pengiriman-Nasional dan Dewan Eksekutif Marce Internasional Society. Dia telah ditunjuk untuk Presiden Dewan Pertimbangan Postpartum Dukungan Internasional. Selama 20 tahun terakhir Cheryl telah memfokuskan upaya penelitiannya pada pengembangan program penelitian pada suasana hati dan kecemasan gangguan postpartum. Dia telah banyak diteliti gangguan ini menghancurkan yang mengganggu ibu baru menggunakan kedua metode penelitian kualitatif dan kuantitati f. Berdasarkan temuan dari seri-nya studi kualitatif, Cheryl telah mengembangkan Postpartum Depression Screening Scale (PDSS) yang diterbitkan oleh Layanan Psikologi Barat. Saat ini upaya penelitian Cheryl difokuskan pada : (1) dampak trauma kelahiran pada ASI, (2) pengaruh DHA pada depresi postpartum, dan (3) menilai psikometri dari Screening administrasi
Skala-telepon Postpartum Depression.
b. Latar belakang Depresi Post partum adalah gangguan mood yang secara historis sering diabaikan dalam
perawatan
kesehatan,
membiarkan
ibu
menderita
dalam
ketakutan,
kebingungan, dan keheningan. Jika hal ini tidak terdiagnosa, dapat mempengaruhi hubungan ibu-bayi dan menyebabkan masalah emosional jangka panjang bagi anak. Teori ini membedakan depresi post partum dari gangguan mood dan kecemasan post partum lainnya dan aspek-aspek depresi post partum: gejala, prevalensi, faktor risiko, intervensi, dan efek pada hubungan dan perkembangan anak. Juga dibahas tentang Instrumen yang tersedia yang digunakan untuk skrining depresi post partum. Cheryl menegaskan bahwa depresi merupakan hasil dari kombinasi stres fisiologis, psikologis, dan lingkungan dan bahwa gejala bervariasi dan kemungkinan akan muncul beberapa gejala. 1. gangguan mood post partum postpartum depresi nonpyschotic utama disoder depresi dengan distingushing kriteria diagnostik, depresi postpartum sering dimulai sedini 4 weks setelah lahir 2. meternity blues jangka waktu terbatas yang relatif sementara dan diri jika melankolis dan perubahan suasana hati selama periode postpartum awal. 3. postpartum psyhotic gangguan psikotik karakter dari halusinasi, imajinasi, untuk tidur panjang. Cheryl memperkenalkan NURSE program untuk menangani depresi postpartum. NURSE program ini
meliputi 5 aspek perawatan
yang diperlukan untuk
menyembuhkan depresi postpartum, yaitu:
Nourishment and needs (nutrisi dan kebutuhan lain)
Understanding (pemahaman)
Rest and relaxation (istirahat dan relaksasi)
Spirituality (spiritualitas) • Exercise (latihan) Masing-masing aspek didiskusikan secara terpisah dan dikolaborasikan dengan ibu yg bersangkutan. Mereka seringkali hanya bisa berfokus pada satu atau dua aspek dalam satu waktu, namun program ini harus diselesaikan dalam setiap tahap penyembuhan mereka.
c. Konsep utama
Pengertian Depresi Post partum dan Factor-faktor Penyebabnya Menurut Beck (2002) dalam Records, Rice, Beck (2007), depresi postpartum adalah episode depresi mayor yang bisa terjadi selama 12 bulan pertama setelah melahirkan. Menurut Beck, faktor-faktor yang menyebabkan depresi postpartum ada 13, yaitu (Varney, et al., 2008) : 1. Depresi prenatal Depresi prenatal (selama kehamilan) merupakan salah satu faktor pemicu terjadinya depresi postpartumyang paling kuat.Depresi prenatal bisa terjadi pada beberapaatau keseluruhan dari trimester kehamilan (Beck, 2001). 2. Stress merawat anak Hal-hal yang membuat stres yang berhubungan dengan perawatan anak meliputi faktor-faktor seperti masalah kesehatan yang dialami bayi, dan kesulitan dalam perawatan bayi khususnya mengenai masalah makanan dan tidur (Beck, 2001). 3. Stress dalam kehidupan Stres dalam kehidupan merupakan penunjuk terjadinya stres selama kehamilan dan setelah kehamilan. Stres yang terjadi dalam hidup seseorang, bisa karena hal yang positif maupun negatif, dan termasuk juga sebuah pengalaman seperti, perubahan status perkawinan (contohnya, bercerai, menikah kembali), perubahan pekerjaan, dan krisis yang terjadi (contohnya, kecelakaan, perampokan, krisis ekonomi, dan penyakit kronis) (Beck, 2001) 4. Dukungan sosial Ibu yang baru saja mengalami proses reproduksi sangat membutuhkan dukungan psikologis dari orang-orang terdekatnya. Kurangnya dukungan dari orang-orang terdekat dapat menyebabkan penurunan psikologis seperti mudah menangis, merasa bosan, capek, tidak bergairah, dan merasa gagal yang akan menyebabkan ibu menjadi depresi (Anonim). 5. Ansietas pranatal Ansietas pada masa kehamilan bisa terjadi selama beberapa trimester dan kadang terjadi diseluruh masa kehamilan. Ansietas ini merupakan suatu perasaan ketakutan pada sesuatu yang akan terjadi mengenai sesuatu yang tidak jelas, ancaman yang belum jelas (Beck, 2001). 6. Kepuasan perkawinan Derajat kepuasan dengan sebuah hubungan perkawinan ditandai dengan seberapa bahagia atau puasnya seorang wanita pada hal-hal tertentu dari perkawinannya, seperti komunikasi, keterbukaan, kesamaan dalam saling menghargai, saling membantu, menghargai terhadap suatu keputusan, dan hal-hal yang baik secara global lainnya (Beck, 2001).
7. Riwayat depresi sebelumnya Sarafino dalam Ryan (2009), menyatakan bahwa perempuan yang memiliki sejarah masalah emosional rentan terhadap gejala depresi ini, kepribadian dan variabel sikap selama masa kehamilan seperti kecemasan, kekerasan dan kontrol eksternal berhubungan dengan munculnya gejala depresi (Ryan, 2009). 8. Temperamen bayi Temperamen bayi yang sulit digambarkan sebagai seorang bayi yang lekas marah, rewel, dan susah dihibur (Beck, 2001). Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Whiffen dan Gotlib (1989) dalam Hagen (1999), yang menyimpulkan bahwa temperamen sebagai salah satu penyebab terjadinya depresi postpartum. 9. Maternity blues Maternity bluesadalah sebuah fenomena yang hanya sekilas dari perubahan suasana hati yang dimulai pada beberapa hari pertama setelah melahirkan dan paling sedikit 1 sampai 10 hari atau lebih.Keadaan tersebut ditandai dengan perasaan ingin menangis, cemas, kesulitas konsentrasi, lekas marah, dan suasana hati yang labil (Beck, 1998a dalam Beck, 2001). 10. Harga diri Harga diri ditunjukkan kepada perasaan seorang wanita secara umum dalam hal harga diri dan penerimaan diri sendiri, artinya adalah kepercayaan diri dan kepuasan terhadap diri sendiri.Rendahnya harga diri menggambarkan negatifnya evaluasi terhadap diri sendiri dan perasaan terhadap diri seseorang atau kemampuan seseorang (Beck, 2001). 11. Status sosioekonomi Segre, Lisa, Losch, O’Hara dalam Wikipedia (2010), mengungkapkan bahwa status sosial ekonomi berhubungan dengan kejadian depresi postpartum. Semakin rendah pendapatan keluarga, semakin tinggi pula resiko terjadinya depresi postpartum. 12. Status perkawinan Status demografi ini berfokus pada kedudukan seorang wanita dalam hal pernikahan.Tingkatannya adalah tidak menikah, menikah/hidup bersama, bercerai, janda, berpisah, memiliki pasangan (Beck, 2001). 13. Kehamilan tidak diinginkan atau tidak direncanakan Kehamilan yang tidak direncanakan, bisa disebabkan oleh perasaan ragu-ragu terhadap kehamilan yang dialami.Jika kehamilan itu direncanakan, mungkin saja 40 minggu bukanlah waktu yang cukup bagi pasangan untuk menyesuaikan diri terhadap perawatan bayi yang ada kalanya membutuhkan usaha yang cukup keras (The American College of Obstetricians and Gynecologist (ACOG), 2009). Seorang bayi mungkin dilahirkan lebih awal dari perkiraan lahirnya, hal ini juga dapat menjadi
faktor pemicu terjadinya depresi postpartum, karena jika bayi lahir lebih awal dapat menyebabkan perubahan secara tiba-tiba, baik di lingkungan rumah maupun perubahan terhadap rutinitas kerja yang tidak diharapkan oleh orang tua (ACOG, 2009). 14. Paradigma Orang : Beck menerima gelar sarjana dari Western Connecticut State University pada tahun 1970, dua tahun kemudian meraih gelar Master di kedua ibu-bayi yang baru lahir keperawatan dan perawat-kebidanan dari Yale University. Satu dekade kemudian ia menerima gelar doktor dari Universitas Boston. Bisa melihat masa depan dengan Beck dan PPD. Kesehatan : Beck melihat link dalam waktu dari persalinan dan ketika ibu rumah setelah melahirkan. Hal ini selama pekan ini pertama setelah melahirkan yang sebagian besar ibu mengalami psikosis postpartum, depresi postpartum atau bersalin blues. Perawatan : Beck menjelaskan bahwa perawat harus melakukan pengkajian khusus untuk baby blues syndrome dan mereka harus dilakukan secara rutin dan bagian dari penilaian perawat selama kunjungan rumah. Lingkungan Hidup : Teori Beck membuat titik yang PPD tidak hanya efek ibu tapi anak-anaknya juga. Hal ini dapat mempengaruhi kesehatan dan perkembangan mereka.
PENUTUP 3.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian yang telah dibahas pada tinjauan teori, Middle Range teori adalah suatu pengembangan teori pada tingkat yang lebih kongkret daripada Grand Teori,karena pada Grand teori lebih berfokus pada fenomena pusat dari disiplin ilmu seperti individu sebagai sistem adaptif, defisit perawatan diri,kesatuan manusia, atau menjadi manusia. Grand Teori yang kerangkanya terdiri dari konsep-konsep dan pernyataan relasional yang menjelaskan fenomena abstrak.Sedangkan Midle Range Theory diorganisasi dalam lingkup terbatas, memiliki sejumlah varibel terbatas, dapat diuji secara langsung. Teori Middle-Range memiliki hubungan yang lebih kuat dengan penelitian dan praktik. Hubungan antara penelitian dan praktik menurut Merton (1968), menunjukkan bahwa Teori Mid-Range amat penting dalam disiplin praktik. Pengembangan Middle Range Theory bisa bersumber dari Grand Teori,atau dapat pula bersumber dari hasil penelitian klinis langsung, hal ini dapat kita lihat dari pernyataan beberapa ahli. Mungkin ada hubungan yang eksplisit antara beberapa grand teori
dan
middle
range
teori.
Sebagai
contoh,
(middle
range
teori)
Reed
(1991) transendensi-diri dan (1988) teori Barrett kekuasaan secara langsung terkait dengan Ilmu Rogers dari Kesatuan Manusia. Teori Midle range lainnya mungkin tidak memiliki hubungan langsung dengan grand teori. Dalam hal ini,asumsi-asumsi filosofis yang mendasari middle range teori dapat berada pada tingkat paradigma, bukan dari Grand Teori. Namun demikian, hubungan ini penting untuk menetapkan vali ditas sebagai teori. Jika kita bandingkan dengan filosofi teori dan Grand teori,middle range teori dapat digunakan langsung dalam tatanan praktik, karena memiliki variable yang spesifik misalnya kita ambil contoh dari Teori Trajectory Illness dari Wiener dan Dodd, teori ini lahir dari bentuk studi kualitatif yang dilakukan pada khusus penderita kanker,kemudian juga teori Cheryl T.Beck yang mengkhususkan teori pada tatanan praktik yang diaplikasikan pada Post Partum Depresion. Midle range teori adalah bagian dari struktur disiplin ilmu keperawatan.Teori ini menjelaskan fenomena spesifik yang terkait dengan praktek keperawatan. Kajian analisis teori transendensi-diri menjelaskan bagaimana penuaan atau mendorong kerentanan manusia melampaui batas-batas untuk diri intrapribadi fokus pada makna kehidupan, interpersonal pada koneksi dengan orang lain dan lingkungan, temporal untuk mengintegrasikan masa lalu, sekarang, dan masa depan, dan transpersonally untuk
terhubung dengan dimensi di luar fisik realitas. Transendensi-diri ini terkait dengan kesejahteraan atau penyembuhan, salah satu dari diidentifi kasi fokus dari disiplin keperawatan. Teori ini telah diuji dalam penelitian dan digunakan untuk memandu praktik keperawatan. Dengan ekspansi Middle Range Teori memperkaya disiplin ilmu keperawatan. Dari beberapa ciri yang dimiliki Middle Range Teori ada beberapa aspek yang menjadi catatan penting yaitu posisi Middle Range Teori berada pada lingkaran tengah, semi konsep semi praktis. Dapat dilakukan ditarik keatas mendekati tatanan konsep dapat pula ditarik kebawah lebih mendekati praktik klinik, tergantungan penggunaan konsep-konsep dan aplikasinya. Hal ini dapat kita lihat pada beberapa cirri yang diungkapkan oleh beberapa ahli yang menyatakan Middle Range Teori dipengaruhi oleh penggunaannya yang mampu diaplikasikan dalam berbagai situasi, masih memiliki suatu unsur abstrak ,namun lebih mudah diaplikasikan ke dalam praktik dibandingkan dengan Grand Teori.
DAFTAR PUSTAKA https://bellatongka.wordpress.com/2017/10/21/falsafah-dan-teori-keperawatan-middle-rangemenurut-beck/