KEBUTUHAN MANUSIA TERHADAP RASUL Tujuan Instruksional 1. Memahami bahwa fitrah manusia memerlukan keyakinan tentang e ks ks i st st en en s i P en en ci ci pt pt a, a, b er er ib ib ad ad ah ah k ep ep a da da -N -N y ya a d a n m e mi mi li li k kii kehidupan yang teratur. Memahami mi bahwa bahwa petun petunju juk k Rasul Rasul adala adalah h satu-s satu-satu atunya nya jalan jalan untu untuk k 2. Memaha mencapai hal itu. Titik Tekan Materi Setia Setiap p manu manusia sia dicipt diciptaka akan n oleh oleh All Allah ah deng dengan an fitrah fitrah,, , diman dimana a manu manusia sia bersih bersih,, su suci ci dan dan memp mempun unyai yai kecen kecender derun ungan gan yang yang baik baik dan dan kearah kearah positi positif f yaitu kearah Islam. Fitrah manusia diantaranya adalah mengakui wujud Allah sebagai sebagai Pencipt Pencipta, a, keingina keinginan n untuk untuk beribad beribadah ah dan menghe menghenda ndaki ki kehidup kehidupan an yang teratur. Fitrah demikian perlu diaplikasikan ke dalarn kehidupan seharihari melalui petunjuk Al-Qur'an dan panduan Sunnah. Semu Semua a pandu panduan an ini meme memerlu rlukan kan petun petunjuk juk dari dari Rasul Rasul khusu khususn snya ya dalam dalam mengenal pencipta dan sebagai panduan kehidupan manusia. Dengan cara mengikuti panduan Rasul kita akan mendapati ibadah yang shahih.
Pokok-Pokok Materi Sinopsis Seti Setiap ap manu manusi sia a dici dicipt ptak akan an oleh oleh Al Alla lah h SWT SWT deng dengan an fitr fitrah ah,, dima dimana na manu manusia sia bers bersih, ih, su suci ci dan memp mempun unyai yai kecend kecenderu erung ngan an yang yang baik baik dan dan ke arah arah posi positi tiff yait yaitu u ke arah arah Isla Islam. m. Fitr Fitrah ah manu manusi sia a di anta antara rany nya a adal adalah ah mengaku mengakuii kewujud kewujudan an Allah sebagai sebagai Pencipt Pencipta, a, keingin keinginan an untuk untuk beribad beribadah ah dan meng enghendaki aki kehid ehidu upan yan yang tera teratu turr. Fit Fitrah rah demik emikia ian n perlu erlu diaplikas diaplikasikan ikan ke dalam dalam kehidu kehidupan pan sehari-h sehari-hari ari melalui melalui petunj petunjuk uk Al Quran Quran (Firman-firman dan panduan dari Allah SWT) dan panduan sunah {sabda Nabi dan perbuatannya}. Semua panduan ini memerlukan petunjuk dari rasu rasul, l, khus khusu usn snya ya dala dalam m meng engenal enal penci encipt pta a dan dan sebag ebagai ai pandu anduan an
kehidupan manusia. Dengan cara mengikuti panduan rasul kita akan mendapatkan ibadah yang benat Kebutuhan umat akan rasul dan risalah tauhid berbeda antara umat terdahuiu dengan umat saat ini. Umat terdahulu rnendebat rasul-rasulnya, menolak ajaranajarannya dan menentang mereka manakala umat saat ini lebih keras penolakannya dari umat yang terdahulu untuk menyerah kepada rasul dan menerima risalahnya. Hal ini disebabkan karena kecongkakannya terhadap ilmu pengetahuan yang mereka miliki sehingga tidak mengikuti orang-orang yang hidup di zaman lebih tua dari zaman mereka (nabi dan rasul). Hal ini difirmankan dalam surat At Taghabun ayat 6 yang artinya "Yang demikian itu karena sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasulNya (membawa) keterangan-keterangan lalu mereka berkata: ‘Apakah manusia yang memberi petunjuk kepada kami?' Lalu rnereka ingkar dan berpaling dan Allah tidak memerlukan mereka. Dan Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji". Walaupun pada dasarnya manusia membutuhkan rasul dan risalahnya tetapi syaitan selalu meniupkan ke dalam benak manusia untuk menentang Allah dan rasulNya. Mereka beralasan bahwa syariat Allah dan rasul menghalangi kebebasan berpikir, menghambat perputaran roda kehidupan dan membekukan proses kemajuan tekonologi dan modernisasi, oleh karena itu tidak jarang negara-negara yang penduduknya mayoritas Islam menolak risalah para rasul. Pada dasarnya kita tetap memerlukan para rasul beserta risalahnya untuk kebaikan diri kita sendiri, untuk menerangi jiwa dan memberikan hidayat bagi akal pikiran. Kita membutuhkan para rasul untuk mengarahkan kehidupan kita dan menghubungkan dengan Sang Pencipta kehidupan. Kita juga memerlukan rasul-rasul tersebut agar tidak sesat jalan lalu terjatuh dalam kehinaan. Ibnu Qayyim menerangkan kebutuhan hamba-hamba akan rasulnya sebagai berikut: bahwa kebutuhan manusia yang utama adalah mengenal para rasul dan ajaran yang dibawanya, percaya akan berita-berita yang disampaikannya, dan taat pada yang diperintahkan. Sebab tak ada jalan menuju kebahagiaan atau keberhasilan di dunia dan akhirat kecuali dengan tuntunan para rasul. Tak ada pula petunjuk untuk mengetahui yang baik dan yang buruk maupun keutamaan lainnya kecuali mengikuti rasul yang mendapatkan ridha Allah. Kebajikan dalam bentuk perkataan maupun perbuatan dari rasui merupakan contoh yang baik bagi kehidupan manusia. Oleh sebab itu kebutuhan manusia kepada rasul lebih penting daripada kebutuhan jasad akan ruh, kebutuhan mata akan cahaya atau kebutuhan ruh akan kehidupan. Dari semua kebutuhan ini, kebutuhan hamba kepada rasul adaiah terletak di atas semuanya. Ibnu Taimiyah berpendapat bahwa risalah merupakan kebutuhan pokok bagi umat manusia, kebutuhan yang paling penting di antara yang penting.
Risalah pada hakikatnya merupakan ruh alam, menjadi cahaya dan kehidupannya. Apa kiranya manfaat alam bila tidak memiliki ruh, kehidupan dan cahaya. Dunia akan gelap gulita dan terkutuk kecuali yang terkena cahaya risalah. Kebutuhan manusia akan syariat lebih mendesak dibanding kebutuhan mereka akan segala sesuatu. Oleh karena itu manusia memerlukan makrifat atas apa yang dibawa para rasul, perlu berdakwah dan menegakkannya, bersabar atasnya, dan berjihad terhadap apa yang keluar daripadanya sampai mereka kembali. Kebutuhan manusia dapat ditinjau dari kebutuhan ruh, jasmani dan akal terhadap apa-apa yang dibawa oleh rasul.
1. Al-Insaan (Manusia) Al insan (manusia) adalah ciptaan Allah SWT yang diberikan banyak kelebihan dan keutamaan dibandingkan dengan makhluk Allah lainnya. Di antara kelebihan manusia adalah fitrah. Agama Allah yang dijadikanNya kepada manusia sesuai dengan fitrahnya. Manusia diciptakan sesuai dengan fitrahnya. Manakala Islam juga sebagai agama fitrah sehingga keberadaan Islam diperlukan oleh manusia. Wujud aplikasi Islam terdapat pada diri rasul Muhammad SAW Oleh karena itu, manusia dengan fitrahnya sangat memerlukan rasul Muhammad SAW sebagai contoh dan teladan dalam memenuhi fitrahnya. •
•
•
Dalil Q.30:30. •
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”. •
Hadits. Dalam sebuah hadits dikatakan, "Aku telah menciptakan hambahambaKu dalam keadaan hanif kemudian syaitan menggelincirkan mereka dari agama mereka" Imam Ahmad meriwayatkan bahwa Al-Aswad bin Sai' At-Taimi berkata, "Aku menjumpai Rasulullah SAW lalu aku berperang bersama beliau. Akupun mendapat kemenangan. Pada saat itu orang-orang pergi berperang lalu mereka membunuh anak-anak. Kejadian ini sampai kepada Rasulullah SAW Maka beliau bersabda, "Mengapa orang-orang itu melampaui batas hingga membunuh anakanak?" Seorang berkata, "Wahai Rasulullah, bukankah anak-anak itu adalah anakanak kaum musyrik?" Beliau bersabda, "Bukan begitu. Orang-orang yang baikbaik di antara kamu pun semula merupakan anak kaum musyrik" Kemudian beliau memerintahkan, "Jangan membunuh anak-anak ! Jangan membunuh anak-
anak! Setiap diri dilahirkan dalam keadaan fitrah, sehingga lisannya menyimpang dari fitrah itu, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi dan Nasrani..." (HR Ahmad).
2. AI-Fithrah (Fitrah) Fitrah yang ada pada manusia dapat menilai baik buruk tingkah laku masyarakat ataupun dirinya. Ini disebabkan karena fitrah dimiliki oleh manusia semenjak ia lahir, meski ia dilahirkan oleh orang tua kafir ataupun jahiliyah. Kecenderungan yang baik senantiasa membawa manusia ke arah Islam seperti pengakuannya kepada Allah sebagai Pencipta (Rabb). Perubahan fungsi dan peranan fitrah ini terjadi karena pengaruh lingkungan termasuk pengaruh orang tua ataupun lingkungan sosial. Yang menjadikan manusia berubah dari fitrah kepada Nasrani, Yahudi dan Majusi juga disebabkan oleh pengaruh orangtuanya. Fitrah dapat dijadikan sebagai saksi bagi segala perbuatannya. Fitrah manusia sudah dibekali oleh Allah SWT dengan nilai-nilai asasi yang dapat menilai suatu tingkah laku. Beberapa fitrah manusia adalah keinginan manusia untuk mengabdi kepada khaliq, mengakui keberadaan Allah SWT sebagai khaliq dan keinginan manusia untuk hidup teratur. Manusia menjadi saksi ke atas dirinya sendiri dan hati mereka meyakini kebenaran walaupun mengingkarinya. Manusia secara fitrah meyakini adanya Allah sebagai Rabb dan juga memerlukan adanya rasul yang mengajarkan Islam kepada manusia. Terlebih lagi manusia dilahirkan secara fitrah maka suatu hal yang wajar apabila fitrah manusia menuntut rasul. •
•
•
Dalil Q.30:30. Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. Hadits. Dari Abu Hurairah RA berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Setiap bayi dilahirkan dalam keadaan fitrah". Hadits. Dari Abu Hurairah RA berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah dari yang setiap dilahirkan itu melainkan dilahirkan dalam keadaan suci. Maka kedua orang tuanyalah yang menjadikan dia Yahudi atau Nasrani atau Majusi. Sebagaimana binatang temak melahirkan binatang yang sunyi dari cacat. Adakah engkau memperbaiki yang putus telinganya sejak mula. Kemudian dia bersabda lagi, "Itulah fitrah Allah yang sesuai dengan fitrah manusia. Yang demikian itu adalah agama yang lurus yang tidak mungkin dapat dirubah-rubah lain" (HR Bukhari Muslim). Q.75:14. Bahkan manusia itu menjadi saksi atas dirinya sendiri. Q.27:14. Dan mereka mengingkarinya karena kezaliman dan kesombongan (mereka) padahal hati mereka meyakini (kebenaran) nya. Maka perhatikanlah betapa kesudahan orang-orang yang berbuat kebinasaan. Hadits: Setiap anak dilahirkan atas fitrahnya, kemudian orangtuanya yang menjadikan anak itu Yahudi, Majusi atau Nasrani. •
•
•
• •
•
A. Wujuud Al-Khaaliq (Keberadaan Sang Pencipta) Keberadaan atau eksistensi pencipta merupakan sesuatu yang tak dapat diingkari. Manusia pada dasarnya mengakui masalah ini. Allah sebagai Pencipta (Rabb) di dalam A1 Quran diakui oleh orang kafir sekalipun. Perjanjian manusia ketika di dalam rahim ibunya juga menyatakan bahwa "alastu birabbikum? Qalu bala syahidna". Manusia menerima Allah sebagai Rabb. Begitupun ketika orang kafir Qurays ditanya berkaitan dengan siapa yang menciptakan langit, bulan, bintang dan sebagainya maka dijawab Allah. Hal ini menunjukkan bahwa Allah sebagai Rabb diakui dan diyakini oleh manusia tetapi tidak semuanya mengakui Allah sebagai ilah. Apabila ditanya kepada orang kafir jahiliyah siapakah yang mempunyai bumi dan semua makhluk yang ada di atasnya? Siapakah yang mempunyai tujuh langit? Maka jawabannya adalah Allah. Orang kafir walaupun percaya adanya Tuhan sebagai pencipta dan pemelihara alam semesta ini, tetap saja tidak mengakui Allah sebagai ilah. Apakah Aku rabb kamu, mereka berkata: "ya kami menyaksikannya" Pada dasamya manusia mengakui keberadaan Allah sebagai Rabb yaitu tuhan yang menciptakan diri manusia, tuhan yang menciptakan alam dan tuhan yang memberikan rezeki. •
•
•
Dalil Q.23: 83-90. •
“Sesungguhnya kami dan bapak-bapak kami telah diberi ancaman (dengan) ini dahulu, ini tidak lain hanyalah dongengan orang-orang dahulu kala!" Katakanlah: "Kepunyaan siapakah bumi ini, dan semua yang ada padanya, jika kamu mengetahui?" Mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah" Katakanlah: "Maka apakah kamu tidak ingat?" Katakanlah: "Siapakah Yang Empunya langit yang tujuh dan Yang Empunya 'Arsy yang besar?" Mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah" Katakanlah: "Maka apakah kamu tidak bertakwa?" Katakanlah: "Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan atas segala sesuatu sedang Dia melindungi, tetapi tidak ada yang dapat dilindungi dari (azab)Nya, jika kamu mengetahui?" Mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah" Katakanlah: "(Kalau demikian), maka dari jalan manakah kamu ditipu?" Sebenamya Kami telah membawa kebenaran kepada mereka, dan sesungguhnya mereka benar-benar orang-orang yang berdusta”.
•
•
•
•
Q.7:172. Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan) ". Hadits. Dari Anas Ibnu Malik RA bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Pada hari kiamat dikatakan kepada seorang penghuni neraka, "Bagaimana jika kamu memiliki sesuatu di bumi, apakah kamu akan menebus diri dengannya ?" Orang itu menjawab, "Ya" Allah berfirman, "Aku menghendaki darimu sesuatu yang lebih ringan daripada tebusan itu. Aku teiah mengambil janji darimu ketika berada dalam sulbi Adam agar kamu jangan menyekutukan Aku dengan apapun, lalu kamu menolak dan kamu menyekutukan Aku" (HR Ahmad). Prof. Harshell, seorang ahli ilmu falak bangsa Inggris berkata, "Setiap bidang ilmu pengetahuan itu makin meluas, maka semakin bertambah pulalah buktibukti yang memastikan dan lebih mengokohkan perihal adanya zat yang Maha Menciptakan, juga Maha Dahulu yang tidak ada batas untuk kekuasanNya dan pula tidak akan ada habisnya yakni kekal selama-lamanya. Dr. Wets, seorang ahli kimia bangsa Prancis berkata, "Jikalau pada suatu ketika aku merasa bahwa keimananku kepada Allah agaknya kurang mantap dan agak bergoncang, maka segeralah aku menujukan arah perhatianku kepada ilmu pengetahuan agar keimanan itu kembali kokoh dan kuat senantiasa.
B. `Ibaadah ,Al-Khaaliq (Mengabdi kepada Pencipta) •
•
Manusia secara umum mendapat perintah dari Allah SWT untuk mengabdi kepadaNya. Pengabdian kepada Allah adalah sebagai hasil dan akibat dari pengakuan kita kepada Allah sebagai pencipta. Mengakui Pencipta berarti mengakui apa yang disampaikanNya, menerima perintah-Nya, menjalankan undang-undang-Nya dan sebagainya. Usaha-usaha ini adalah bagian dari bentuk pengabdian kita kepada Allah SWT Wahai manusia, sembahlah Tuhanmu yang menciptakan kamu dan orangorang yang sebelum kamu. Fitrah manusia selain mengakui adanya tuhan pencipta juga adanya kecenderungan individu untuk mengabdi kepada sesuatu. Sesuatu disini bisa saja kepada makhluk misalnya kepada manusia atau benda-benda. Oleh karena itu, bentuk pengabdian yang benar adalah kepada khaiiq bukan kepada makhluk. Mengikuti rasul Muhammad SAW merupakan kebutuhan manusia untuk mengabdi kepada Allah.
Dalil Q.2:21. •
“Hai manusia, sembahlah Tuhanmu Yang telah menciptakanmu dan orangorang yang sebelummu, agar kamu bertakwa”. Q. 10:72. Jika kamu berpaling (dari peringatanku), aku tidak meminta upah sedikitpun daripadamu. Upahku tidak lain hanyalah dari Allah belaka, dan aku disuruh supaya aku termasuk golongan orang-orang yang berserah diri (kepadaNya)". Q. 2:128. Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) di antara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempattempat ibadat haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. Hadits. Al-Hakim meriwayatkan dari Rasulullah SAW, beliau bersabda, "Islam itu menyembah Allah dan tidak mempersekutukanNya dengan sesuatu, mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa di bulan Ramadhan, haji, amar makruf, nahi munkar, dan mengucapkan salam terhadap keluargamu, barangsiapa mengurangi sesuatu dari semua itu, maka ia meninggalkan sebagian dari Islam, dan barangsiapa yang meninggalkannya, maka ia telah membelakangkan Islam di punggungnya (HR Al-Hakim). Hadits. Rasulullah SAW bersabda, "Hendaklah kamu menyembah Allah seolaholah engkau melihatNya, sekiranya engkau tidak melihatNya, sesungguhnya la melihatmu (HR Muslim). •
•
•
•
•
C. AI-Hayaah AI-Munazhzhamah (Hidup yang Teratur) Petunjuk dari Allah adalah untuk memandu manusia ke arah yang baik. Semua perintah dan bimbingan dari Allah SWT adalah baik bagi manusia yang diciptaNya karena sesuai dengan fitrah manusia. Allah sebagai pencipta tahu mengenai ciptaannya secara pasti sehingga Allah dapat memberikan panduan yang juga tepat bagi manusia. Tanpa petunjuk berarti, hidup manusia menjadi tidak teratur dan tanpa arah tujuan, ia mengikuti hawa nafsunya saja yang tidak jelas kemana pergi. Mereka akan tersesat di jalan yang tidak benar. Mengikuti panduan Allah menjadi hidup teratur, manakala tidak mengikuti Allah berarti mengikuti hawa nafsu dan menjadi sesat (tidak teratur hidupnya). Contoh nyata mengikuti Allah adalah mengikuti Nabi SAW dalam kehidupan sehariharinya. Dengan demikian kehidupan seorang muslim menjadi teratur.
Dalil Q.28:50. •
“Maka jika mereka tidak menjawab (tantanganmu), ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka hanyalah mengikuti hawa nafsu mereka (belaka). Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk dari Allah sedikitpun. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim”.
3. Hidaayah Ar-Rasuul (Petunjuk Ras ul) Jika kita hendak mengikuti perintah Allah maka kita mesti mengikuti perintah rasul. Apabila kita ingin mengasihi Allah maka kita perlu petunjuk rasul. Kaedah ini adalah kaedah rabbani yang dibawa oleh Islam. Oleh karena itu syahadatain pun terdiri dari pengakuan kepada dua hal yaitu Allah dan Rasul-Nya. Mengikuti petunjuk rasul berarti kita mengikuti jalan agama Allah yang mempunyai langit dan apa-apa yang di bumi. Jika mencintai Allah maka ikuti rasul. Hal ini merupakan suatu konsekuensi logis dari berIslam adalah mencintai Allah dan rasulNya. Allah sebagai Pencipta alam dan manusia mengatur kehidupan manusia dengan Islam dan menurunkan wahyu kepada para rasulNya untuk dijadikan contoh bagi manusia. Mengembalikan semua urusan kepada Allah adalah ciri orang yang mendapat petunjuk rasul dengan mengikuti wahyu yang diturunkan Allah. Allah menurunkan wahyunya melalui perantara rasul yang disampaikan oleh malaikat atau di belakang tabir. Al Quran yang penuh hikmah merupakan wahyu Allah yang diturunkan melalui rasul dan disampaikannya kepada manusia. •
•
•
•
Dalil Q.3:31. •
•
• •
“Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu" Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Q.42:53. (Yaitu) jalan Allah yang kepunyaan-Nya segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Ingatlah, bahwa kepada Allah-lah kembali semua urusan. Q.36:1-2. Yaa Siin. Demi Al Quran yang penuh hikmah. Hadits. Dari Abu Hurairah RA berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Semua umatku akan masuk surga kecuali yang menolak" Para Sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, siapakah orang yang menolak ?" Rasulullah SAW
menjawab, "Siapa yang taat kepadaku ia masuk surga, dan siapa yang berpaling dariku, maka ia benar-benar telah menolak" (HRBukhari).
A. Ma'rifah Al-Khaaliq (Mengenal Pencipta) •
•
•
Petunjuk rasul digunakan untuk mengenal Allah. Mengenal Allah juga dapat dilakukan dengan cara memperhatikan dan memikirkan alam ciptaanNya. Melihat gunung, hewan dan sebagainya, merupakan cara untuk mengenal Allah melalui ayat-ayat kauniyah. Allah menciptakan langit, gunung, hewan dan sebagainya. Ciptaan Allah yang terhampar di alam semesta ini merupakan sarana untuk mengenal sang Pencipta yaitu Allah. Allah menciptakan segala sesuatu tidak dengan sia-sia. Segala sesuatu yang diciptakanNya berguna bagi manusia yang berakal. DiciptakanNya langit dan bumi kemudian dijadikanNya siang dan malam ada tanda-tanda Allah bagi orang yang berakal. Segala sesuatu yang diciptakan Allah dapat dijadikan sarana mengenal Allah dan tidak ada sia-sia satupun.
Dalil Q.31:10. •
•
•
•
“Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnya dan Dia meletakkan gunung-gunung (di permukaan) bumi supaya bumi itu tidak menggoyangkan kamu; dan memperkembang biakkan padanya segala macam jenis binatang. Dan Kami turunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik”. Q.3:191. (Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. Hadits. Dari Abi Hurairah RA berkata Rasulullah SAW bersabda : Berfirman Allah SWT, "Akan sia-sialah usaha orang yang coba menandingi ciptaan-Ku, cobalah ciptakan sebuah biji saja, atau sebuah zat atom, atau mampukah mereka menciptakan sebutir jagung?" (HR Ahmad dan Baihaqi).
B. Minhaaj Al-Hayaah (Panduan Kehidupan) Petunjuk rasul juga digunakan untuk mengamalkan Islam yang benar dan yang diridhai oleh Allah SWT Rasul sebagai panutan dan teladan yang baik untuk diikuti dalam mengamalkan Islam secara benar.
•
•
Panduan hidup melalui Islam mesti diamalkan mengikuti teladan kita kepada rasul. Minhaj yang dibawa rasul adalah suatu rujukan bagi kehidupan manusia. Rasul sebagai teladan yang baik, karena setiap aktifitas rasul Muhammad SAW dapat diamalkan oleh manusia dan mempunyai nilai kebaikan di dunia dan akhirat. Islam sebagai ad-diin yang Allah ridhai memberikan pedoman hidup yang sempurna, sehingga dengan mengikuti pedoman yang diridhaiNya akan mendapatkan keridhaan Allah. Orang akan merugi apabila tidak mengamalkan Islam. Tidak mengamalkan Islam berarti mengamalkan sesuatu yang tidak bermanfaat dan tidak berguna bagi manusia. Mereka akan mendapat kerugian yang tidak mengikuti rasul sebagai panduan kehidupannya.
Dalil Q.33:21. •
•
•
•
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”. Q.3:19. Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya. Q.3:85. Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi. Hadits. Rasulullah SAW bersabda, "Hendaklah kamu semua mengikuti sunahku dan sunah para khalifah yang benar-benar lurus sesudahku dengan kuat dan teguh" (HR Abu Daud dan Tirmidzi).
4. Al Ibaadah Ash-Shahiihah (Beribadah yang Benar) Ibadah sahih adalah ibadah kepada Allah dengan mengikuti tuntunan rasul. Rasul sebagai penerima wahyu dari Allah wajib diikuti dan menjadikannya sebagai model dan petunjuk dalam menjalankan ibadah yang benar. Rasul sebagai manusia mendapat wewenang dari Allah SWT untuk mengembangkan dan menyebarkan nilai-nilai Islam secara sah dan tepat. Allah telah menyebutkan pada banyak ayat yang menyatakan bahwa rasul diberi wahyu dan diberi tugas untuk menyampaikannya kepada manusia. •
•
•
Rasul diberi wahyu yang menyebutkan bahwa tiada tuhan selain Allah, oleh karena itu sembahlah Allah. Dengan mengikuti ibadah rasul maka ibadah yang kita jalankan adalah ibadah yang benar dan diterima oleh Allah.
Dalil Q.21:25. •
•
“Dan kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang haq) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku". Hadits. Dari Abu Hurairah RA berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Setiap bayi dilahirkan dalam keadaan fitrah. Maka kedua orang tuanyalah yang menjadikan dia Yahudi atau Nastani atau Majusi" (HR Bukhari Muslim).
Ringkasan Dalil Insan - fitrah (Q.75 : 14, 27 : 14) Keberadaan sang Pencipta (Q23 : 83-90) Mengabdi pada sang Pencipta (Q.2:2 1) Hidup yang teratur (Q.28:50) Petunjuk rasul (Q.36:1-2, 42: 53, 3:31) Mengenal pencipta yang Haq (Q.31:10, 3:191) Panduan hidup (Q.3:19,85, 33:21) Beribadah yang benar (Q.21:25) •
• • • • • •
•
APA YANG DIMAKSUD DENGAN RISALAH? Salah satu diantara kunci pemahaman terhadap ajaran Islam adalah memahami Risalah yang dibawa para Rasul. Karenanya setiap muslim dituntut untuk mengenal Rasul dan ajaran yang dibawanya. Khususnya mengenal Nabi kita Muhammad Shollallahu 'Alaihi Wa sallam dengan Risalah Islamiyahnya. Apa perbedaan Rasul dengan Nabi? Rasul berasal dari kata "arsala", "yursilu" yang artinya "mengutus", jadi Rasul merupakan utusan. Sedangkan istilah Nabi berasal dari kata "nabba-a", 'yunabbi-u" yang artinya memberitakan. Nabi adalah pembawa berita gembira atau pemberi peringatan. MAKNA RISALAH Risalah adalah bentuk "masdar/benda" dari kata "arsala" yursilu" berarti sesuatu yang diwahyukan Allah SWT berupa prinsip hidup, aqidah, ibadah, akhlaq, dan mu'amalah untuk mengatur kehidupan manusia agar terwujud kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Risalah yang bawa setiap Rasul dan Nabi adalah mengajak manusia kepada Tauhidullah, Mengesakan Allah dalam arti yang sebenar-benarnya. Mereka menyuruh umatnya untuk menghambakan diri (beribadah) secara mutlak kepada Pencipta Alam semesta, tunduk dan berserah diri secara total (Islam) kepada Allah. Mereka tidak mensyarikatkan Allah dengan suatu apapun, tidakmenganggap-NYA punya anak atau diperanakkan, dan tidak ada satupun yang serupa dengan Allah. Mereka memerintahkan umatnya untuk bertaqwa kepada Allah dan mentaati dirinya sebagai utusan Allah. "Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan):"Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thagut itu", maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul)". (QS. 16:36)
HAKEKAT RISALAH DAN KENABIAN 1.Risalah dan kenabian adalah nikmat Allah (3:164/19:58) "Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus di antara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayatayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al-Kitab dan Al-Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata". (QS. 3:164) "Mereka itu adalah orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah, yaitu para nabi dari keturunan Adam, dan dari orang-orang yang ami angkat bersama Nuh, dan dari keturunan Ibrahim dan Israil, dan ari orang-orang yang telah Kami beri petunjuk dantelah Kami pilih. pabila dibacakan ayt-ayat Allah Yang Maha Pemurah kepada ereka, maka mereka menyungkur dengan bersujud dan menangis". (QS. 19:58)
2.Risalah dan kenabian adalah pilihan mutlak dari Allah (22:75/6:124/12:6/6:144) "Allah memilih utusan-utusan-(Nya) dari malaikat dan dari manusia: sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat". (QS. 22:75) "Apabila datang sesuatu ayat kepada mereka, mereka berkata:"Kami tidak akan beriman sehingga diberikan kepada kami yang serupa dengan apa yang telah diberikan kepada utusan-utusan Allah". Allah lebih mengetahui dimana Dia menempatkan tugas kerasulan. Orang-orang yang berdosa, nanti akan ditimpa kehinaan disisi Allah dan siksa yang keras disebabkan mereka selalu membuat tipu daya". (QS. 6:124) "Dan demikianlah Rabbmu, memilih kamu (untuk menjadi Nabi) dan diajarkan-Nya kepadamu sebahagian dari ta'bir mimpi-mimpi dan disempurnakan-Nya nikmat-Nya kepadamu dan kepada keluarga Ya'qub, sebagaimana Dia telah menyempurnakannikmat-Nya kepada dua orang bapakmu sebelum itu, (yaitu) Ibrahim dan Ishak. Sesungguhnya Rabbmu Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana". (QS. 12:6) "Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah untuk menyesatkan manusia tanpa pengetahuan". Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim". (QS. 6:144)
3.Risalah dan kenabian bukan sesuatu yang bisa didapat dan dicapai dengan usaha dan ikhtiar (38:47) "Dan sesungguhnya mereka pada sisi Kami benar-benar termasuk orang-orang pilihan yang baik". (QS. 38:47) 4.Risalah dan kenabian diberikan kepada manusia yang terbaik (38:48) "Dan ingatlah akan Ismail, Ilyasa', dan Zulkifli. Semuanya termasuk orang-orang yang paling baik" (QS. 38:48) 5.Risalah dan kenabian adalah suatu martabat atau (tingkatan) diatas martabat manusia biasa (2:253) "Rasul-rasul itu Kami lebihkan sebagian (dari) mereka atas sebagaian yang lain. Di antara mereka ada yang Allah berkata-kata (langsung dengan dia) dan sebagiannya Allah meninggikannya beberapa derajat. Dan Kami berikan kepada 'Isa putera Maryam beberapa mu'jizat serta Kami perkuat dia dengan Ruhul Qudus. Dan kalau Allah menghendaki, niscaya tidaklah berbunuh-bunuhan orangorang (yang datang) sesudah rasul-rasul itu, sesudah datang kepada mereka beberapa macam keterangan, akan tetapi mereka berselisih, maka ada di antara mereka yang beriman dan ada (pula) di antara mereka yang kafir. Seandainya Allah menghendaki, tidaklah mereka berbunuhbunuhan. Akan tetapi Allah berbuat apa yang dikehendaki-Nya" (QS. 2:253)
MANUSIA MEMBUTUHKAN RISALAH Manusia membutuhkan risalah karena beberapa sebab antara lain : 1.Tanpa risalah manusia tidak mungkin mengenal llah(16:43/21:7/23:23), sifatsifat-Nya, serta cara-cara beribadah kepada-Nya. "Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui", (QS. 16:43) "Kami tiada mengutus rasul-rasul sebelum kamu (Muhammad), melainkan beberapa orang laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui". (QS. 21:7) "Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, lalu ia berkata:"Hai kaumku, sembahlah oleh kamu Allah, (karena) sekalikali tidak ada Ilah bagimu selain Dia. Maka mengapa kamu tidak bertaqwa(kepada-Nya)?" (QS. 23:23)
2.Tanpa risalah manusia tidak mungkin mengetahui alam ghaib seperti alam barzah, alam mahsyar, syurga dan neraka dan lain sebagainya. 3.Tanpa risalah tidak mengetahui tujuan hidupnya. 4.Tanpa risalah manusia tidak bisa menentukan undang-undang, sistem hidup yang menjamin terealisasinya keadilan dan persamaan hak. Sebab untuk membuat undang-undang atau sistem hidup yang relevan dengan kehidupan manusia membutuhkan beberapa factor yang tidak dimiliki manusia, antara lain : Membutuhkan pengetahuan yang sempurna akan tabiat manusia. Manusia, bagimanapun tinggi ilmunya, terhadap dirinya sendiri ia tidak mengatahuinya(2:216,232) "Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahu, sedang kamu tidak mengetahui". (QS. 2:216) "Apabila kamu mentalak isteri-isterimu, lalu habis iddahnya, maka janganlah kamu (para wali) menghalangi mereka kawin lagi dengan bakal suaminya, apabila telah terdapat kerelaaan di antara mereka dengan cara yang ma'ruf. Itulah yang dinasehatkan kepada orang orang yang beriman di antara kamu kepada Allah dan hari kemudian. Itu lebih baikk bagimu dan lebih suci. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui". (QS. 2:232) Membutuhkan ilmu pengetahuan yang sempurna dan liputan yang lengkap akan keadaan masa lalu, sekarang dan akan datang dari jenis manusia . Hal ini mustahil sebab banyak kejadian masa lampau yang tidak diketahui oleh manusia. Bahkan manusia tidak akan mampu merekam seluruh kejadian yang terjadi sekarang. Adapun masa yang akan datang, jelas ia tidak mengetahui apa yang akan terjadi (31:34). "Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yangdapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok.Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati.Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal". (QS. 31:34) Seseorang yang membuat sesuatu undang-undang, sistem hidup, tidak boleh dipengaruhi oleh pengaruh-pengaruh luar (eksternal), tidak boleh dipengaruhi oleh maslahat pribadi (internal). Ini jelas tidak terdapat pada manusia, sebab manusia selalu
dipengaruhi oleh hawa nafsu, selama tidak konsisten dan konsekwen dengan ajaran Allah SWT (3:14,19-59) "Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia; dan di sisi Allahlah tempat kembali yang baik (surga)." (QS. 3:14) "Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka kelak mereka akan menemui kesesatan". (QS. 19:59) Oleh sebab itu undang-undang,sistem dan falsafah hidup harus bersumber dari satu sumber yaitu Allah SWT dan Rosul-Nya, sebab : Allahlah yang mengetahui hakekat manusia, sebab Dialah yang menciptakannya (67:14) "Apakah Allah yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu lahirkan dan rahasiakan); dan Dia Maha Halus lagi Maha Mengetahui" (QS. 67:14) Allahlahlah segala sesuatu dalam kehidupan manusia dan alam ini (2:230/6:59) "Kemudian jika si suami mentalaknya (sesudah talak yang kedua), maka perempuan itu tidak halal lagi baginya hingga dia kawin dengan suami yang lain. Kemudian jika suami yang lain itu menceraikanya, maka tidak ada dosa bagi keduanya (bekas suami pertama dan isteri) untuk kawin kembali jika keduanya berpendapat akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah. Itulah hukum-hukum Allah, diterangkan-Nya kepada kaum yang (mau) mengetahui". (QS. 2:230) "Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang ada di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daunpun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir bijipun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melaimkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)". (QS. 6:59) Allahlah yang berhak menentukan undang-undang atau sistem hidup dan falsafah hidup makhluk-Nya manusia), sebab Dia Maha Kaya, tidak membutuhkan sesuatupun dari alam ini (47:38/3:97) "Ingatlah, kamu ini orang-orang yang diajak untuk menafkahkan (hartamu) pada jalan Allah. Maka diantara kamu ada orang yang kikir, dan siapa yang kikir sesungguhnya dia hanyalah kikir terhadap dirinya sendiri. Dan Allah-lah yang Maha Kaya sedangkan kamulah orangorang yang membutuhkan(Nya); dan jika kamu berpaling niscaya Dia akan menganti (kamu) dengan kaum yang lain, dan mereka tidak akan seperti kamu (ini)". (QS. 47:38) "Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah; Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam. (QS. 3:97) Dan jalan satu-satunya untuk mengetahui petunjuk Allah yang mengatur undnag-undang atau hidup yang sesuai dan relevan dengan kehidupan manusia adalah lewat risalah-Nya yang diinterpretasikan oleh Rasul-Nya. Oleh sebab itu, risalah Ilahi menjadi kebutuhan manusia yang esensi, tidak boleh tidak, sebab tidak akan lurus dan sukses kehidupan manusia tanpa risalah dari Pencipta-Nya.