PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DAERAH SIAK NOMOR : TENTANG PANDUAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI KOMITE PENCEGAHAN PENGENDALIAN INFEKSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SIAK DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SIAK Menimbang
:
a.
b.
c.
Mengingat
:
1. 2. 3. 4. 5.
6.
Menetapkan
:
Kesatu
:
Bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Siak, maka perlu suatu Panduan Penggunaan Alat Perlindungan Diri untuk dipergunakan sebagai acuan prosedur pelayanan; Bahwa dengan terbitnya undang-undang nomor: 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit,maka panduan Alat Pelindung Diri di Rumah Sakit Umum Siak perlu disesuaikan; Bahwa sehubungan dengan pernyataan pada butir a dan b tersebut diatas, maka dipandang perlu ditetapkan panduanpenggunaan Alat pelindung diri di rumah sakit umum daerah siak Undang Undang RI Nomor 25 25 tahun 2009 tentang Pelayanan public Undang Undang Negara RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Undang-undang RI nNomor : 44 tahun 2009 tentang Rumah sakit Peraturan Pemerintah Nomor: 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan Kesehatan Kepmenkes No: 270/Menkes/SK/III 270/Menkes/SK/III/2007 /2007 tentang “Pedoman Manajerial PPI di RS & Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya Kepmenkes No : 382/Menkes/SK/II 382/Menkes/SK/III/2007 I/2007 tentang “Pedoman PPI di RS dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya”
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SIAK TENTANG PANDUAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI KOMITE PENCEGAHAN PENGENDALIAN INFEKSI RSUD SIAK Panduan penggunaan alat pelindung diri komite pencegahan dan pengendalian Infeksi di Rumah
Kedua
:
Ketiga
:
Keempat
:
sakit Umum Siak ini menjadi acuan prosedur pelayanan kesehatan,sebagaimana tercantum dalam lampiran keputusan ini. Panduan penggunaan alat pelindung diri komite pencegahan dan pengendalian Infeksi di Rumah sakit Umum Siak dimaksud Diktum kesatu agar disosialisasikan untuk dilaksanakan dan digunakan oleh satuan kerja terkait Pembinaan dan pengawasan Panduan penggunaan alat pelindung diri Komite pencegahan dan pengendalian Infeksi di Rumah sakit Umum Siak dimaksud diktum kedua agar dilaksanakan oleh seluruh kepala satuan kerja. Keputusan ini berlaku mulai tanggal ditetapkan dengan ketentuan Ditetapkan : Siak Sri Indrapura Pada tanggal
:
Tembusan : 1. Dewan Pengawas RSUD Siak; 2. Para Direktur RSUD Siak ; 3. Para Kepala Satuan Kerja Terkait di RSUD Siak;
PANDUAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI KOMITE PPI BAB I PENDAHULUAN
Alat Pelindung Diri (APD) petugas adalah pakaian khusus yang digunakan petugas kesehatan untuk melindungi diri dari resiko pajanan darah, semua jenis cairan tubuh, sekret, eksreta ,kulit yang tidak utuh dan selaput lendir pasien dan resiko hazard material. Termasuk alat pelindung diri adalah sarung tangan untuk melindungi tangan,masker bedah dan masker respirator untuk melindungi hidung dan mulut,respirator juga dapat melindungisaluran nafas dari transmisi mikroba melalui udara(airbone), pelindung wajah untuk melindungi seluruh bagian wajah,kacamata/gogle untuk melindungi mata ,penutup kepala,gaun pelindung atau apron untuk melindungi kulit atau pakaian dan sepatu. SARUNG TANGAN melindungi tangan dari bahan yang dapat menularkan penyakit dan melindungi pasien dari mikroorganisme yang berada ditangan petugas kesehatan. Sarung tangan merupakan penghalang ( barrier ) fisik paling penting untuk mencegah penyebaran infeksi. Sarung tangan harus diganti antara setiap kontak dengan satu pasien ke pasien lainnya, untuk menghindari kontaminasi silang. MASKER harus cukup besar untuk menutupi hidung,mulut,bagian bawah dagu dan rambut pada wajah ( jenggot ). Masker di pakai untuk menahan cipratan yang keluar sewakyu petugas kesehatan atau petugas bedah berbicara, batuk atau bersin serta untuk mencegah percikan darah atau cairan tubuh lainnya memasuki hidung atau mulut petugas kesehatan. Masker dengan efesien tinggi merupakan jenis masker khusus yang direkomendasikan,bila penyaring udara dianggap penting misalnya pada perawatan seseorang yang telah diketahui atau dicurigai flue burung atau SARS. Masker dengan efesien tinggi misalnya N-95 melindungi dari partikel dengan ukuran < 5 mikrin yang dibawa oleh udara. Pelindung ini terdiri dari banyak lapisan bahan penyaringdan harus dapat menempel dengan erat pada wajah tanpa ada kebocoran. Dilain pihak pelindung ini juga lebih mengganggu
pernapasan dan lebih mahal dari pada masker bedah. Sebelum petugas memakai masker N-95 perlu dilakukan fit test pada setiap pemakaiannya. ALAT PELINDUNG MATA melindungi petugas dari percikan darah atau cairan tubuh lain dengan cara melindungi mata. Pelindung mata mencangkup kacamata ( goggles ) kacamata dengan lensa polos juga dapat digunakan,tetapi hanya jika ditambahkan pelindung pada bagian sisi mata. Petugas kesehatan harus menggunakan masker dan pelindung mata atau pelindung wajah, jika melakukan tugas yang memungkinkan adanya percikan cairan secara tidak sengaja ke arah wajah. Bila tidak tersedia pelindung wajah, petugas kesehatan dapat menggunakan kacamata pelindung atau kaca mata biasa serta masker. TOPI digunakan untukmenutup rambut dan kulit kepala sehingga serpihan kulit dan rambut tidak masuk kedalam luka selama pembedahan. Topi harus cukup besar untuk menutup semua rambut.Meskipun topi dapat memberikan sejumlah perlindungan pada pasien, tetapi tujuan utamanya adalah untuk melindungi pemakaianya dari darah atau cairan tubuh yang terpercik atau menyemprot. GAUN PELINDUNG digunakan untuk menutupi atau mengganti pakaian biasa atau seragam lain, pada saat merawat pasien yang diketahui atau dicurigai menderita penyakit menular melalui droplet/airbone. Pemakaian gaun pelindung terutama adalah untuk melindungi baju dan kulit petugas kesehatan dari sekresi respirasi. Ketika merawat pasien yang diketahui atau dicurigai menderita penyakit menular tersebut,petugas kesehatan harus mengenakan gaun pelindung setiap memasuki ruangan untuk merawat pasien karena ada kemungkinan terpercik atau tersemprot darah, cairan tubuh,sekresi atau eksresi. Pagkal sarung tangan harus menutupi ujung lengan gaun sepenuhnya. Lepaskan gaun sebelum meninggalkan area pasein. Setelah gaun dilepas,pastikan bahwa pakaian dan kulit tidak kontak dengan bagian yang potenialtercemar,lalu cuci tangan segera untuk mencegah berpindahnya organisme. Kontaminasi pada pakaian yang dipakai saat bekerja dapat diturunkan 20-100x dengan memakai gaun pelindung. Perawat yang memakai apron plastik saat merawat pasien bedah abdomen dapat menurunkan transmisi S.aureus 30x dibandingkan perawat yang memakai baju seragam dan ganti tiap hari. APRON yang terbuat dari karet atau plastik, merupakan penghalang tahan air untuk sepanjang bagian depan tubuh petugas kesehatan ( gambar 4-5 ). Petugas kesehatan harus mengenakan apron di bawah gaun penutup ketika melakukan perawaan langsung pada pasien,membersihkan pasien, atau
melakukan posedur dimana ada resiko tumpahan darah,cairan tubuh atau sekresi. Hal ini penting jika gaun pelindung tidak tahan air, apron akan mencegah cairan tubuh pasien mengenai baju dan kulit petugas kesehatan
PELINDUNG KAKI digunakan umtuk melindungi kakidari cedera akibat benda tajam atau benda berat yang mungkin jatuh secara tidak sengaja diatas kaki. Oleh karena itu,sandal, ”sandal jepit”atau sepatu yang terbuat dari bahan lunak (kain) tidak boleh dikenakan. Sepatu boot kulit atau sepatu kulit tertutup memberikan lebih banyak perlindungan, tetapi h arus dijaga tetap bersih dan bebas kontaminasi darah atau tumpahan cairan tubuh lain. Penutup sepatu tidak diperlukan jika sepatu bersih. Sepatu yang tahan terhadap benda tajam atau kedap air harus tersedia di kamar bedah. Sebuah penelitian menyatakan bahwa penutup sepatu dari kain atau kertas dapat meningkatkan kontaminasi karena memungkinkan darah merembes melalui sepatu dan sering kali digunakan sampai di luar ruang operasi. Kemudian dilepas tanpa sarung tangan sehingga terjadi pencemaran ( Summers et al.1992 ).
BAB II RUANG LINGKUP
Panduan ini membahas tentang indikasi pemakaian,pelaksanaan cara memakai,pelaksanaan cara melepas dan penanganan alat-alat habis pakai berupa sarung tangan,masker,pelindung wajah/kaca mata,penutup kepala,gaun pelindung,apron,sepatu,serta urutan pemakaian dan pelepasan APD lengkap.
BAB III TATA LAKSANA Pengadaan APD untuk petugas yang memberikan pelayanan kepada pasien sesuai jenis resiko pajanan sesuai dengan kebijakan penetapan area penggunaan APD. Pendistribusian APD kesatuan kerja yang membutuhkan,sesuai dengan kebutuhan dan permintaan dilakukan oleh Instalasi farmasi dan bagian gudang farmasi. Penggunaan APD oleh petugas yang memberikan pelayanan kepada pasien disatuan kerja,berdasarkan resiko pajanan. APD digunakan selama melakukan tindakan yang memungkinkan resiko perpindahan mikroorganisme dari apsien ke petugas kesehatan dan sebaliknya serta melindungi petugas kesehatan dari hazard material dan bahaya sitotoksik. 3.1. SARUNG TANGAN 3.1.1. Indikasi pemakaian sarung tangan berdasarkan jenis sarung tangan: 3.1.1.1. Sarung tangan Pemeriksaan 3.1.1.1.1. Sarung tangan non-steril,dipakai untuk kontak dengan area tubuh non steril (darah,cairan tubuh,eksresi dan sekresi,kulit non-intak dan membran mukosa) atau prosedur-prosedur lain yang tidak m emerlukan teknik
aseptik. Tidak boleh dicuci,didesinfeksi dan di re-used. Sarung tangan non steril yang sudah digunakan langsung dibuang ke plastik sampah infeksius. 3.1.1.1.2. Sarung tangan steril, harus dipakai untuk kontakdengan area tubuh yang steril (prosedur aseptik). Tidak boleh dicuci,didesinfeksi dan di re-used. Sarung tangan steril yang sudah digunakan langsung dibuang ke plastik sampah infeksius. 3.1.1.2. Sarung Tangan Rumah Tangga Sarung tangan rumah tangga dipakai untuk membersihkan lingkungan dan pemprosesan alat medis bekas pakai. Harus dicuci dengan deterjen setelah digunakan kemudian disimpan kering.
Tabel 1. Pemilihan sarung tangan berdasarkan penilaian resiko NO
1.
2.
3. 4.
5.
TINDAKAN
Teknik non aseptik beresiko tinggi dengan paparan darah dan cairan tubuh Prosedur-prosedur yang melibatkan benda tajam Penanganan desinfektan Tindakan medis yang memungkinkan penarikan sarung tangan Seluruh prosedur aseptik dengan potensi paparan
RESIKO RESIKO PILIHAN TRANSMISI KONTAMINASI SARUNG MIKROORGANISME KE PETUGAS TANGAN KE PASIEN KESEHATAN Rendah Tinggi Non steril
Rendah
Tinggi
Non steril
Rendah
Rendah
Nonsteril
Rendah
Rendah
Nonsteril
Tinggi
Steril
Tinggi
6.
darah dan cairan tubuh Seluruh prosedur Tinggi operasi
Tinggi
Steril
3.1.2. Hal-hal yang harus diperhatikan: 3.1.2.1 Lakukan hand hygiene sebelum memakai sarung tangan dan setelah melepas sarung tangan. 3.1.2.2 Sarung tangan harus diganti antara kontak apsien dengan apsien yang lain 3.1.2.3 Sarung tangan tidak boleh dicuci atau didesinfeksi antara pasien dengan pasien, karena dapat meningkatkan terjadinya penetrasi cairan melalui lubang-lubang yang terjadi dan tidak terlihat pada sarung tangan. 3.1.2.4 Dalam memutuskan tipe sarung tangan untuk macam-macam jenis tindakan juga dipertimbangkan bahan dari sarung tangan itu sendiri,yaitu : 3.2.4.1.1. Vinyl : resiko minimal.
murah,untuk proteksi pada tindakan dengan
3.2.4.1.2. Natural rubber latex : sarung tangan yang mempunyai proteksi terbaik. 3.2.4.1.3. Nitrile : dipilih untuk petugas dengan alergi latex dan pada prosedur yang memerlukan desinfektan glutaraldehyde 3.1.2.5 Untuk sarung tangan petugas yang menggunakan high level desinfektan glutaraldehyde dan turunannya tidak dianjurkan untuk memakaisarung tangan berbahan dasar latex, karena dapat mengurangi aktifitas glutaraldehyde untuk mensterilkan alat, seharusnya dipakai sarung tangan berbahan nitrile. 3.1.2.6 Bila ada petugas yang alergi terhadap latex dianjurkan untuk memakai sarung tangan berbahan dasar nitrile (kasus tertentu).
3.1.2.7 Gunakan sarung tangan dengan ukuran yang sesuai agar tidak mengganggu keterampilan dan mudah robek. 3.1.2.8 Tarik sarung tangan ke atas manset gaun untuk melindungi pergelangan tangan. 3.1.2.9 robek.
Jaga kuku selalu pendek agar sarung tangan tidak mudah
3.1.2.10 Gunakan pelembab yang larut dalam air (bebas lemak) untuk mencegah kulit tangan kering, jangan menggunakan lotion/krim berbahan dasar minyak dan mengandung parfum karena dapat merusak sarung tangan dan menyebabkan iritasi kulit. 3.1.2.11 Jangan menyimpan sarung tangan ditempat yang terlalu panas atau terlalu dingin karena dapat merusak bahan sarung tangan.
Tabel 2. daftar contoh - contoh tindakan ynag memerlukan sarung tangan steril dan nonsteril NO
TINDAKAN
SARUNG TANGAN STERIL NONSTERIL TIDAK PERLU
1
Mengukur tekanan darah
2
Mengukur suhu
3
Injeksi
4
Memandikan pasien
5
7
Pengambilan darah/cairan tubuh Pasang dan lepas infuse/kateter vena Pasang kateter urin
8
Lepas kateter urin
9
Phlebotomi
10
Pemeriksaan pelvic/periksa dalam Psang dan lepas IUD
6
11
12
Aspirasi vakum manual
13
Inspekulo
14
Anuskopi
15
Kuretase
16
Dressing ( tindakan aseptik)
17
Dressing
18
Pasang dan lepas implan
19
Partus normal
20
Sectio caesar atau laparatomi
21
Vasektomi atau laparascopi
22
Punksi lumbal/intratekal (tindakan aseptik) 23 Aspirasi sum-sum tulang (tindakan aseptik) 24 Punksi pleura,pemasangan Water Sealed Drainage (WSD) (tindakan aseptik) 25 Hecting luka,insisi,eksisi(tindakan aseptik) 26 Bouginasi uretra (tindakan aseptik) 27 Prosedur operasi lainnya (tindakan aseptik) 3.1.3. Hal-hal yang harus diperhatikan: 3.1.3.1 tangan. 3.1.3.2
Lakukan
hand
hygiene
sebelum
menggunakan
sarung
Pilih sarung tangan sesuai ukuran
3.1.3.3 Ambil satu sarung tangan dengan cara memegang bagian dalam sarung tangan. 3.1.3.4
Pasang sarung tangan pada tangan kanan/kiri.
3.1.3.5 Ambil sarung tangan satu lagi dengan memegang dalam lipatan bagian luar yang tidak kontak langsung dengan kulit tangan.
3.1.4. Pelaksanaan melepas sarung tangan 3.1.4.1 Pegang bagian luar sarung tangan dengan sarung tangan lainnya,lepaskan. 3.1.4.2 Pegang sarung menggunakan tangan yang masih
tangan yang telah dilepas memakai sarung tangan.
dengan
3.1.4.3 Selipkan jari tangan yang sudah tidak memakai sarung tangan dibawah sarung tangan belum dilepas di pergelangan tangan.
3.2
3.1.4.4
Lepas sarung tangan diatas sarung tangan pertama
3.1.4.5
Buang sarung tangan di tempat limbah infeksius
3.1.4.6
Lakukan hand hygiene setelah melepas sarung tangan
MASKER 3.2.1 Masker Bedah 3.2.1.1
Indikasi pemakaian masker bedah
3.2.1.1.1 percikan memasuki hidung,mulut, 3.2.1.1.2 dan selama melaui droplet 3.2.1.2.
Semua tindakan yang beresiko menyebabkan darah /cairan tubuh pasien yang mata atau sebaliknya Semua petugas yang akan masuk kamar operasi kontak dengan pasien yang menular
Pelaksanaan memakai masker bedah
3.2.1.2.1
Lakukan hand hygiene sebelum menggunakan
3.2.1.2.2
Kenakan masker sehingga hidung dan mulut masker
masker
terlindung oleh
3.2.1.2.3
Ganti masker apabila rusak basah,lembab dan
3.2.1.2.4
Gunakan masker satu kali pakai
tercemar
3.2.1.3
Pelaksanaan melepas masker bedah
3.2.1.3.1
Lepaskan tali bagian bawah dan kemudian tali bagian atas
3.2.1.3.2
Buang ketempat limbah infeksius
3.2.1.3.3
Lakukan hand hygiene setelah melepas masker
atau karet
3.2.2 Masker efisiensi tinggi 3.2.2.1
Indikasi pemakaian masker efisiensi tinggi N 95: Setiap kontak dengan pasien yang menular melaui udara
3.2.2.2
Pelaksanaan memakai masker efisiensi tinggi N 95:
3.2.2.2.1
Genggamlah respirator dengan satu tangan,posisikan sisi depan bagian hidung pada ujung-ujung jari anda,biarkan tali pengikat respirator menjuntai bebas di bawah tangan anda
3.2.2.2.2
Posisikan respirator dibawah dagu anda dan sisi untuk hidung berada di atas
3.2.2.2.3
Tariklah tali pengikat respirator yang ats dan posisikan tali agak tinggi di belakang kepala anda di atas telinga. Tariklah tali pengikat respirator yang dibawah dan posisikan tali dibawah telinga
3.2.2.2.4
Letakkan jari-jari kedua tangan diatas bagian hidung yang terbuat dari logam.Tekan sisi logam tersebut,(gunakan dua jari dari masingmasing tangan) mengikuti bentuk hidung anda. Jangan menekan respirator dengan satu tangan karena dapat mengakibatkan respirator bekerja kurang efektif
3.2.2.2.5
Tutup bagian depan respirator dengan kedua tangan, dan hati-hati agar posisi respirator tidak berubah 3.2.2.2.5.1 Pemeriksaan segel positif. Hembuskan nafas kuat-kuat. Tekanan positif di dalam respirator berarti tidak ada kebocoran. Bila terjadi kebocoran atur posisi dan /atau ketegangan tali. Uji kembali kerapatan respirator. Ulangi langkah tersebut sampai respirator benar-benar tertutup. 3.2.2.2.5.2 Pemeriksaan segel negatif. tarik nafas dalam-dalam.Bila tidak ada kebocoran,tekanan negatif akan membua respirator menempel ke wajah. Kebocoran akan menyebabkan hilangmya tekanan negatif didalam respiratorakibat udara masuk melalui celahcelah pada segelnya.
3.2.2.3
3.3
Pelaksanaan melepas masker
3.2.2.3.1
Lepaskan tali bagian bawah dan kemudian tali atau karet bagian atas.
3.2.2.3.2
Buang ke tempat limbah infeksius
3.2.2.3.3
Lakukan hand hygiene setelah melepas masker
3.2.2.3.4
Buang masker yang sampah infeksius
telah
digunakan
ke
plastik
ALAT PELINDUNG MATA Petugas kesehatan harus menggunakan masker dan pelindung mata atau pelindung wajah,jika melakukan tugas yang tidak memungkinkan adanya percikan cairan secara tidak sengaja ke arah wajah. Bila tidak tersedia pelindung wajah, petugas kesehatan dapat menggunakan kaca mata biasa serta masker.
3.3.1 Indikasi pemakaian pelindung wajah 3.3.1.1
Dipakai sebelum melakukan tindakan yang memungkinkan terkena percikan cairan tubuh pasien
3.3.1.2
Tindakan operasi,prosedur gigi dengan memakai bor berkecepatan tinggi
3.3.2 Pelaksanaan memakai kacamat pelindung/wajah 3.3.2.1
Lakukan hand hygiene
3.2.2.2
Kenakan kacamata/pelindung wajah selama dalam ruang perawatan khusus/isolasi
3.2.2.3
Buka segera bila khusus/isolasi
3.2.2.4
Dekontaminasi kacamata /pelindung wajah setelah digunakan
3.2.2.5
Simpan kacamata atau pelindung wajah pada tempat yang tersedia
3.2.2.5
keluar
dari
ruang
perawatan
Lakukan hand hygiene
3.3.3 Pelaksanaan melepas kacamata ataupelindung wajah 3.3.3.1
Pegang karet atau gagang kacamata
3.3.3.2
Letakkan dibawah yang diproses ulang atau dalam infeksius
3.3.3.3
lakukan hand hygiene setelah melepas kacamata
telah
disediakan untuk tempat limbah
3.4 PELINDUNG KEPALA Digunakan untuk menutup rambut dan kulit kepala sehingga serpihan kulit dan rambut tidak masuk ke dalam luka selama pembedahan. Topi harus cukup besar untuk menutup semua rambut.Meskipun topi dapat memberikan sejumlah perlindungan pada pasien, tetapi untuk tujuan utamanya adalah untuk melindungi pemakainya dari darah/cairan tubuh atau hazard material yang terpercik atau menyemprot.
3.4.1 Indikasi pemakaian tutup kepala 3.4.1.1
Setiap tindakan yang beresiko jatuhnya mikroorganisme yang ada dirambut dan kulit kepala petugas terhadap alat atau daerah steril dan sebaliknya setiap tindakan yang menyebabkan percikan bahanbahan dari pasien terhadap rambut atau kulit kepala petugas.
3.4.1.2
Pada tindakan sterilisasi alat,prosedur operasi,masuk kamar isolasi penularan melalui udara.
3.4.2 Pelaksanaan memakai tutup kepala 3.4.2.1
Lakukan hand hygiene
3.4.2.2
Kenakan tutup kepala selama di ruang perawatan khusus,isolasi dan kamar operasi
3.4.2.3
Ganti tutup kepala bila rusak,tercemar darah dan cairan tubuh
3.4.2.4
Lakukan hand hygiene setelah melepas tutup kepala
3.5 GAUN PELINDUNG 3.5.1 Indikasi pemakaian baju pelindung 3.5.1.1
Baju/gaun steril Indikasi pada tindakan bedah dikamar operasi
3.5.1.2
Apron Indikasi pada tindakan beresiko terkontaminasi darah,cairan tubuh,sekresi dan eksreta,misalnya pada perawatan luka bakar
3.5.2 Pelaksanaan memakai baju pelindung 3.5.2.1
Lakukan hand hygiene sebelum menggunakan baju pelindung
3.5.2.2
Pegang baju mengenakan
pelindung
bagian
dalam
saat
3.5.2.3
Ganti baju pelindung bila rusak atau tercemar
3.5.2.4 /bertugas
Lepas baju pelindung setelah melaksanakan tindakan
3.5.2.5
Tempatkan tercemar
baju
3.5.2.6
Lakukan hand pelindung
pelindung
hygiene
pada
setelah
tempat
linen
memakai
baju
3.5.3 Pelaksanaan melepas baju pelindung 3.5.3.1
Lepaskan tali
3.5.3.2
Tarik dari leher dan bahu dengan memegang bagian dalam baju pelindung saja
3.5.3.3
Balik gaun pelindung
3.5.3.4
Lipat atau gulung menjadi gulungan dan letakkan diwadah yang telah disediakan untuk proses ulang atau buang di tempat limbah infeksius.
3.5.3.5
lakukan hand hygiene setelah melepas baju pelindung
3.6. PELINDUNG KAKI 3.6.1 Indikasi pakai sepatu/pelindung kaki 3.6.1.1 Dipakai sebelum melakukan tindakan yang beresiko kaki petugas terkena tumpahan /percikan darah atau cairan tubuh lainnya dan beresiko tertusuk benda tajam atau kejatuhan alat kesehatan selama melakukan tindakan. 3.6.1.2
Isolasi airbone
3.6.1.3
Tindakan operasi high risk
3.6.2 Pelaksanaan memakai sepatu/pelindung 3.6.2.1
Siapkan sepatu sesuai ukuran
3.6.2.2
Lakukan hand hygiene setelah memegang sepatu
3.6.2.3
Kenakan sepatu tanpa memegang sepatu
3.6.2.4 3.7.
Gunakan sepatu selama berada di ruang perawatan
TAHAPAN MEMAKAI DAN MELEPAS APD LENGKAP
3.7.1 Tahapan memakai APD lengkap 3.7.1.1
Kenakan pelindung kaki
3.7.1.2
Kenakan baju pelindung
3.7.1.3
Kenakan penutup kepala
3.7.1.4
Kenakan masker atau respirator
3.7.1.5
Kenakan googles atau face shield
3.7.1.6
Kenakan sarung tangan
3.7.2 Tahapan melepaskan APD lengkap 3.7.2.1
Lepaskan sarung tangan
3.7.2.2
Lepaskan googles atau face shield
3.7.2.3
Lepaskan masker atau respirator
3.7.2.4
Lepaskan baju pelindung
3.7.2.5
Lepaskan penutup kepala
3.7.2.6
Lepaskan sepatu