Sejarah
Harga - harga komoditas pertanian memegang peranan penting baik secara ekonomi maupun politik karena mempunyai pengaruh yang besar bagi pendapatan petani dan kesejahteraan konsumen. Telah Telah banyak upaya dilakukan pemerintah dalam dalam mening meningkatk katkan an produk produksi si pertan pertanian ian dan sekali sekaligus gus memperb memperbaiki aiki tingka tingkatt kesej kesejah ahte tera raan an peta petani ni mela melalui lui berb berbag agai ai maca macam m prog program ram inten intensif sifik ikasi asi dan dan ekste ekstens nsifi ifika kasi, si, namu namun n berd berdasa asark rkan an peng pengala alama man n selam selamaa ini, ini, baga bagaim iman anap apun un bagusnya konsep-konsep yang mendasari semua program tersebut, selama harga jual yang diterima petani tidak turut diperbaiki oleh pemerintah, usaha-usaha pemerintah tersebut tidak akan membawa hasil yang optimal. Rangsangan ekonomi dalam bentuk tingkat harga yang menguntungkan merupakan faktor paling penting bagi petani untuk meningkatkan produksinya, seperti seperti juga juga yang yang berlak berlaku u bagi bagi setiap setiap produs produsen en disekt disektor or lainny lainnya. a. Petani Petani pada pada akhi akhirn rny ya akan akan meras erasaa tida tidak k ada ada untu untung ngny nyaa mempe emperl rlua uass laha lahan n gara garapa pan, n, menerapkan menerapkan teknologi teknologi baru dan menggunak menggunakan an pupuk pupuk berkualitas berkualitas baik apabila semua hal tersebut tidak menambah penghasilan netonya (Tambunan, !!"#. $ntuk memberikan jaminan pada para petani bahwa hasil produksinya akan dibeli pada harga yang ditetapkan pemerintah atau perusahaan yang telah ditunjuk, pemerintah mengeluarkan kebijakan harga dasar gabah dan beras (floor price#. %ebijakan ini juga berfungsi sebagai insentif bagi petani untuk meningkatkan produksi. Penetapan harga dasar gabah, sudah dilakukan sejak &''. Pemerintah menunjuka menunjukan n perhatian perhatian yang besar untuk untuk dapat merangsang merangsang produksi. produksi. )ampak )ampak positif ini terlihat bahwa kenaikan produksi beras selama tiga pelita dicapai karena peran insentif harga dasar dan harga pupuk serta pestisida sebesar *!+. edangkan edangkan faktor-faktor faktor-faktor yang lain seperti benih unggul, unggul, irigasi dan pengetahuan pengetahuan dari dari peta petani ni secar secaraa bers bersam ama-s a-sam amaa meny menyum umba bang ng sebes sebesar ar !+ !+ bagi bagi kena kenaik ikan an produksi padi (mang dan awit, awit, &'''#. ela elalu luii /mpr /mpres es 0o.' 0o.' Tahun hun !! !!,, peme pemeri rint ntah ah deng dengan an sanga sangatt halu haluss meru meruba bah h istil istilah ah Harg Hargaa )asar )asar 1aba 1abah h (H)1 (H)1## menj menjad adii Harga Harga )asar )asar 1aba 1abah h Pembeli Pembelian an Pemerin Pemerintah tah (H)P1# (H)P1# atau lebih lebih dikena dikenall dengan dengan Harga Harga Pembel Pembelian ian Pemerin Pemerintah tah (HPP#. (HPP#. Perubah Perubahan an ini sekilas sekilas tidak tidak terlalu terlalu berbed berbeda, a, akan akan tetapi tetapi
sebenarnya sangat mendasar. )engan kebijakan HPP pemerintah hanya menjamin harga gabah pada tingkat tertentu dilokasi yang telah ditetapkan, tidak lagi menjamin harga gabah minimum di tingkat petani. HPP berlaku di gudang 2ulog, bukan di tingkat petani sebagaimana kebijakan H)1, sehingga tidak lagi memberikan insentif bagi petani untuk meningkatkan produksi padi (Pratiwi, !!3#. $ntuk melindungi konsumen, pemerintah (2ulog# menetapkan harga eceran tertinggi lokal. $ntuk memenuhi permintaan pada suatu saat dan pada suatu tempat, 2ulog melakukan penyebaran persediaan di seluruh /ndonesia. 4rientasi 2ulog dalam distribusi pangan adalah harga, sesuai dengan tugas pokok 2ulog untuk menstabilkan harga. Penyediaan persediaan pangan oleh 2ulog memiliki tujuan yaitu menjaga 5ariasi harga antar musim dan antar tempat (mang dan awit, &'''#. 2entuk price policy yang lain pada beras yang masih berlaku hingga kini adalah 4perasi Pasar urni (4P# dan 4perasi Pasar %husus (4P%#. 4P merupakan bagian dari general price subsidy yang digunakan pada saat harga beras terlalu tinggi akibat e6cess demand di pasar. 4P dilakukan dengan cara pemotongan harga sekitar &! + 7 &8 + di bawah harga pasar. edangkan 4P% merupakan implementasi dari targeted price subsidy. Tujuan awal dari 4P% adalah penyaluran bantuan pangan pada masyarakat miskin yang rawan pangan saat krisis tahun &''3 akibat tidak efektifnya 4P. 4P% masih terus dilakukan 2ulog hingga sekarang dengan target masyarakat miskin. Tahun !!, 4P% diubah namanya menjadi Raskin ( 2eras untuk %eluarga iskin#. Program Raskin juga masih terus dilakukan sebagai salah satu jaring pengaman sosial yang 5olumenya semakin meningkat dari tahun ke tahun karena adanya kecenderungan kenaikan harga beras di tingkat konsumen (Pratiwi, !!3#
Implementasi Kebijakan
%ebijakan H)1 pada masa lalu dipandang tidak efektif menjamin harga minimum yang telah ditetapkan karena instrumen pendukungnya,
yaitu
pembatasan impor dan kemampuan pembelian gabah oleh 2ulog pada saat panen raya tidak memadai. Pembatasan impor hanya melalui pengenaan tarif sering tidak
efektif karena anjloknya harga beras dunia, dan kemampuan 2ulog menjadi terbatas karena statusnya telah berubah menjadi Perum. kibatnya H)1 yang telah ditetapkan oleh pemerintah menggantung (price o5erhang#. )engan kondisi yang demikian, tahun !!& pemerintah melalui /npres 0o. ' tahun !!& mengganti kebijakan H)1 menjadi Harga )asar Pembelian Pemerintah (H)PP#, dan selanjutnya diubah lagi menjadi Harga Pembelian Pemerintah (HPP# melalui /npres 0o. tahun !!8. %ebijakan HPP memang berbeda dengan kebijakan H)1, walaupun keduanya mempunyai tujuan yang sama, yaitu menyangga harga gabah supaya tidak anjlok utamanya pada musim panen raya melalui inter5ensi peningkatan permintaan pembelian harga gabah. 9olume pembelian dan harga gabah pada kebijakan HPP telah ditentukan sesuai dengan kemampuan managemen pemerintah (misalnya: juta ton beras dengan harga Rp."88! per kg#, sehingga diharapkan dengan jumlah pembelian sebesar itu, tekanan terhadap anjloknya harga gabah pada musim panen raya dapat dikurangi. )engan demikian kebijakan HPP tidak menjamin bahwa harga gabah di pasar, utamanya pada panen raya, di atas HPP yang telah ditetapkan pemerintah. ebaliknya 5olume pembelian pada kebijakan H)1 tidak ditentukan, tetapi disesuaikan dengan kondisi surplus pasokan di pasar. %ebijakan H)1 membeli gabah petani sesuai dengan harga H)1 yang ditetapkan misalnya setara Rp."88! per kg beras sampai harga pasar gabah di atas H)1. )engan demikian, kebijakan H)1 menjamin bahwa harga pasar gabah di atas H)1 yang telah ditetapkan. etelah enam tahun penerapan kebijakan HPP ternyata juga tidak efektif. Harga gabah pada musim panen raya yang dimulai pada bulan ;ebruari sampai pril tetap anjlok dan merugikan petani. %emampuan petani dalam melanjutkan usahatani pada musim berikutnya berkurang sehingga kualitas gabah yang dihasilkan juga menjadi rendah. 4leh karena itu, maka perlu dipertimbangkan kembali kebijakan pengendalian impor dan tarif serta peningkatan kemampuan 2ulog dalam membeli gabah pada musim panen raya agar kebijakan H)1 efektif.
Kendala dan Rekomendasi
kenario kebijakan tentang kenaikan H)1 didasarkan pada asumsi kemampuan pembelian pemerintah melalui 2$<41 atas surplus beras pada panen raya hanya sebesar juta ton, padahal masih ada sekitar &,' juta ton yang belum terserap pasar. )engan demikian, efekti5itas H)1 pada musim panen raya sangat ditentukan oleh dua instrumen yaitu : ( kemampuan riil pembelian oleh 2$<41 atau oleh pemerintah= (# pengendalian impor. 2eberapa kebijakan yang diperlukan untuk mengefektifkan kedua instrument pendukung H)1 sebagai berikut : • • •
%ebijakan memperbesar kapasitas rill penyimpanan beras. %ebijakan pengendalian impor panen raya. d5okasi gerakan penyimpanan beras oleh petani melalui media massa dan penyuluhan.
.