memasuki sekolah formal dalam usia dini, loncat kelas, atau mengikuti bidang studi tertentu di kelas yang lebih tinggi. Menurut Akbar-Hawadi (Agustine, 2013) siswa yang berbakat dan memiliki kemampuan dari segi intelektual terdiri dari berbagai tipe, sehingga diperlukan berbagai jenis program akselerasi untuk melayani para siswa berbakat tersebut. Umumnya, di Indonesia model kurikulum akselerasi yang ditawarkan untuk siswa gifted ada dua macam, yaitu compacting curriculum dan telescoping curriculum. Compacting curriculum merupakan kurikulum yang siswanya diberikan
pengurangan aktivitas pengantar dan latihan, sedangkan telescoping curriculum merupakan kurikulum dimana siswanya melalui masa studi lebih sedikit daripada teman seusianya (Gunarsa dalam Oktaviani dan Widayat, 2013: 129). Dari dua kurikulum tersebut, keduanya sama-sama memberikan dampak bagi siswa terutama dalam hal beban belajar yang lebih tinggi dan masa studi yang lebih cepat.
E. SIMPULAN
Anak berbakat adalah mereka yang diidentifikasi memiliki kemampuan untuk mencapai prestasi yang tinggi meskipun hal tersebut masih bersifat potensial. Karena itu, anak-anak tersebut memerlukan perlakuan khusus dari lingkungannya. Renzulli mengemukakan tiga konsep keberbakatan yaitu kemampuan di atas rata-rata, kreativitas yang tinggi dan komitmen terhadap tugas. Monks dan Ypenburg (dalam Masruroh dan Widayat, 2014: 215) mengungkapkan bahwa potensi giftedness yang dimiliki oleh anak tidak akan terwujud jika tidak mendapat dukungan yang baik dari tiga elemen lain, yaitu keluarga, sekolah, dan lingkungan sebaya. Pada keluarga, orangtua khususnya dapat menciptakan komunikasi yang
terbuka,
memberikan
kesempatan
pada
anak
untuk
menghadapi
dan
memecahkan masalah, menyertakan anak dalam kegiatan orangtua, memperhatikan kebutuhan utama anak dan mengupayakan untuk memenuhinya secara wajar, memberikan anak kepercayaan, menghargai upaya dan hasil kerja anak, serta membantu anak untuk mengembangkan, memahami dan menyesuaikan kebutuhankebutuhannya. Untuk lingkungan sekolah, terdapat model-model pembelajaran yang dapat dikembangkan untuk anak berbakat yaitu program pengelompokkan, pengayaan dan akselerasi.