Kasus Stop Or Go Sampling Dalam mengevaluasi efektifitas unsur pengendalian intern terhadap retur penjualan auditor melakukan pemeriksaan terhadap otorisasi atas memo kredit dengan menggunakan stop or go sampling. Misalnya , auditor tersebut menentukan R%= 97 ,5%, DUPL= 4%. Buatlah Stop or go decision ! Diminta: a.
Menentukan DUPL (desired upper precision limit) dan tingkat keandalan
b. Menggunakan tabel besarnya sampel minimum untuk pengujian pengendalian guna menenukan sampel pertama yang harus diambil. c.
Membuat tabel stop-or-go decision.
d. Melakukan evaluasi hasil pemeriksaan terhadap sampel. Jawab :
1. Menentukan DUPL (desired (desired upper precision limit ) dan tingkat keandalan
2. Menggunakan tabel besarnya sampel minimum untuk pengujian pengendalian guna menenukan sampel pertama yang harus diambil. Langkah 1
Pada langkah pertama ini seorang auditor menentukan besarnya sampel sampel minimum dengan menggunakan tabel di atas. Jumlah sampel yang dicantumkan dalam kolom besarnya sampel kumulatif tersebut. Jika dari pemeriksaan terhadap 93 sampel tersebut auditor tidak menemukan kesalahan, maka auditor menghentikan pengambilan sampel, dan mengambil kesimpulan bahwa unsur pengendalian intern yang diperiksa adalah efektif. Pengambilan sampel dihentikan jika
DUPL = AUPL (desired upper precision limit sama dengan achieved upper precision limit ). Pada tingkat kesalahan sama dengan 0, AUPL dihitung dengan rumus : AUPL =
Confidence level factor at desired reliability for occurrence observed Sample size
Menurut Tabel Confidence level factor pada R% 97,5 dan tingkat kesalahan sama dengan 0 adalah 3,7, oleh karena itu, AUPL = 3,7 / 93 = 0,0397 atau 4%. Maka dapat disimpulkan bahwa pada tingkat kesalahan 0, DUPL = AUPL, dapat kita dijumpai bahwa kesalahan yang dijumpai dalam pemeriksaan terhadap 93 sampel sama dengan 0, maka unsur pengendalian intern klien baik, karena AUPL tidak melebihi DUPL. Jika kesalahan pada 93 sampel tersebut sama dengan 1, maka confidence level factor pada R%= 97,5 adalah sebesar 5,6. Number of occurrence 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Confidence levels 90%
95%
97,5%
2,4 3,9 5,4 6,7 8,0 9,3 10,6 11,8 13,0 14,3 15,5
3,0 4,8 6,3 7,8 9,2 10,6 11,9 13,2 14,5 16,0 17,0
3,7 5,6 7,3 8,8 10,3 11,7 13,1 14,5 15,8 17,1 18,4
Dengan demikian, jika tingkat kesalahan yang dijumpai dakam sampel sebanyak 1, AUPL = 5,6/93 = 6% adalah melebihi DUPL yang ditetapkan sebesar 4%. Langkah 2
Pada prosedur 1 menunjukkan bahwa AUPL > DUPL, auditor perlu mengambil sampel tambahan. Sampel tambahan ini dihitung dengan menggunakan rumus :
Sample size =
Confidence level factor at desired reliability level for occurrence observed Desired upper precision limit (DUPL)
Dalam kasus ini, besarnya sampel dihitung sebagai berikut : 5,6 / 4% = 140. Langkah 3
Jika dalam pemeriksaan terhadap attribute 140 anggota sampel pada langkah 2 tersebut auditor menemukan 2 kesalahan atau penyimpangan, maka auditor akan mengambil : 7,3 / 4% = 182,5 sampel tambahan. Sehingga pada langkah ketiga ini jumlah sampel kumulatif menjadi sebanyak
182,5. Jika dari 182,5 anggota sampel tersebut hanya dijumpai 2 kesalahan, maka achieved upper precision limit (AUPL)= 7,3/182,5 = 4%. Dengan demikian jika dari 182,5 anggota sampel tersebut hanya terdapat 2 kesalahan, auditor akan mengambil kesimpulan bahwa pengendalian intern klien adalah efektif, dan auditor akan mengambil kesimpulan bahwa pengendalian intern klien adalah efektif, dan auditor akan menghentikan pengambilan sampelnya, karena AUPL sama dengan DUPL. Namun, jika dari 182,5 anggota sampel tersebut auditor menemukan 3 kesalahan, maka AUPL menjadi sebesar 4,8% = (8,8 /182,5). Dalam keadaan ini auditor memerlukan tambahan sampel sebanyak 220 (8,8 /4%) dan lanjut ke langkah ke -4. Langkah 4
Jika dalam pemeriksaan terhadap attribute 182,5 anggota sampel pada langkah ke-3 tersebut auditor menemukan 3 kesalahan atau penyimpangan, maka auditor akan mengambil 37,5 sampel tambahan sehingga pada langkah ke 4 ini jumlah sampel kumulatif menjadi sebanyak 220. Jika dari anggota sampel tersebut hanya dijumpai 3 kesalahan, maka AUPL (achieved upper precision limit) = 8,8 / 220 = 4%. Dengan demikian jika dari 220 anggota sampel tersebut hanya terjadi 3 kesalahan, auditor akan mengambil kesimpulan bahwa pengendalian intern klien adalah efektif, dan auditor akan menghentikan pengambilan sampelnya karena AUPL = DUPL. Namun, jika dari 220 anggota sampel tersebut auditor menemukan 4 kesalahan, maka AUPL menjadi sebesar 4,7% (10,3 / 220). Dalam keadaan ini, auditor dapat beralih ke langkah 5, yaitu mengambil kesimpulan bahwa unsur pengendalian intern yang diperiksanya tidak dapat dipercaya atau auditor menggunakan fixed sample size attribute sampling. 3. Membuat Tabel Stop-or-go decision seperti berikut : Besarnya Berhenti jika Lanjutkan ke sampel kesalahan langkah berikut Langka kumulatif kumulatif yang jika kesa-lahan ke yang terjadi sama yang terjadi sama digunakan dengan dengan
Lanjutkan ke langkah5 jika kesalahan paling tidak sebesar
1 2
93 140
0 1
1 2
4 4
3
182,5
2
3
4
4
220
3
4
4
5
Gunakan fixed-size-attribute sampling