KATA PENGANTAR PENG ANTAR
Segal Segalaa puji puji dan syuku syukurr saya saya panjat panjatkan kan kehad kehadira iratt Tuhan uhan Yang Maha Maha Esa Esa sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan makalah ini. Dalam penyusunannya, kami memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena itu kami mengucapkan mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarny sebesar-besarnyaa . Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi. Meski Meskipun pun kami kami berhar berharap ap isi isi dari dari makal makalah ah ini bebas bebas dari dari kekur kekurang angan an dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. leh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi. !khir kata kami berharap agar makalah ini berman"aat bagi semua se mua pembaca.
#adang,$% ktober $%&' #enyusun (elompok )
DAFTAR ISI
1
(!T! #E*+!*T!& D!T! D!T! /S/..$
0!0 / 1 #E*D!2343!* A. B. C.
4atar 0elakang ) umusan Masalah ' Tujuan #enulisan'
0!0 // 1 T/*5!3!* #3ST!(! A. B. C. D. E. F. G. H. I.
#engertian ..6 Etiologi6 #ato"isiologi7 +ambaran klinik..&$ Diagnosis&$ #emeriksaan penunjang..&) (omplikasi..&) #enatalaksanaan..&) #roses keperawatan&6
0!0 /// 1 #E*3T3# A. B.
(esimpulan.$6 Saran$6
D!T! #3ST!(!$7
0!0 / #E*D!2343!*
A.
Latar Belakang
#enyakit paru-paru obstruksi menahun 8##M9 merupakan suatu istilah yang sering digunakan untuk sekelompok sekelompok penyakit paru-paru paru-paru yang berlangsung lama lama dan ditandai
2
oleh peningkatan resistensi terhadap aliran udara. (etiga penyakit yang membentuk satu kesatuan yang ditandai dengan sebutan ##M adalah 1 0ronkhitis, Emi"isema paru-paru dan !sma bronkial. #erjalanan ##M yang khas adalah panjang dimulai pada usia $%-)% tahun dengan :batuk merokok; atau batuk pagi disertai pembentukan sedikit sputum mukoid. Mungkin terdapat penurunan toleransi terhadap kerja "isik, tetapi biasanya keadaan ini tidak diketahui karena berlangsung dalam jangka waktu yang lama. !khirnya serangan brokhitis akut makin sering timbul, terutama pada musim dingin dan kemampuan kerja penderita berkurang, sehingga pada waktu mencapai usia 6%-7% an penderita mungkin harus mengurangi akti"itas. #enderita dengan tipe em"isematosa yang mencolok, perjalanan penyakit tampaknya tidak dalam jangka panjang, yaitu tanpa riwayat batuk produkti" dan dalam beberapa tahun timbul dispnea yang membuat penderita menjadi sangat lemah. 0ila timbul hiperkopnea, hipoksemia dan kor pulmonale, maka prognosis adalah buruk dan kematian biasanya terjadi beberapa tahun sesudah timbulnya penyakit. 8#rice < =ilson, &>>' 1 7>69 Prevalensi Di !merika, kasus kunjungan pasien ##( di instalasi gawat darurat
mencapai angka &,6 juta, ?$7.%%% memerlukan perawatan di rumah sakit dan &&>.%%% meninggal selama tahun $%%%. Sebagai penyebab kematian, ##( menduduki peringkat ke empat setelah penyakit jantung, kanker dan penyakti serebro @ascular. 0iaya yang dikeluarkan untuk penyakit ini mencapai A$' milyar per tahunnya. =2 memperkirakan bahwa menjelang tahun $%$% pre@alensi ##( akan meningkat. !kibat sebagai penyebab penyakit tersering peringkatnya akan meningkat dari ke duabelas menjadi ke lima dan sebagai penyebab kematian akan meningkat dari ke enam menjadi ke tiga. 0erdasarkan sur@ey kesehatan rumah tangga Dep. (es. / tahun &>>$, ##( bersama asma bronchial menduduki peringkat ke enam. Merok merupakan "arktor risiko terpenting penyebab ##( di samping "aktor risiko lainnya seperti polusi udara, "aktor genetik dan lain-lainnya.
B.
Rumusan Masalah
&. !pakah penyakit ##M B
3
$. !pakah gejala-gejala ##M B ). 0agaimana Manispestasi klinis ##M B '. !pa saja Tanda dan +ejala ##M B 6. 0agaimanakah asuhan keperawatan ##M B
C.
Tujuan Penulisan
&. Tujuan 3mum Memahami konsep dasar dan asuhan keperawatan yang diberikan kepada 4ansia dengan Masalah #erna"asan 8##M9. $. Tujuan (husus a. Mengetahui tentang de"inisi dari ##M pada lansia. b. Mengetahui penyebab dari ##M. c. Mengetahui tanda dan gejala dari ##M. d. Mengetahui #enatalaksanaan ##M pada lansia. e. Mengetahui bagaimana !suhan (eperawatan pada pasien ##M.
BAB III TINA!AN P!STAKA
A" Pengertian
##M adalah kelainan paru yang ditandai dengan gangguan "ungsi paru berupa memanjangnya periode ekspirasi yang disebabakan oleh adanya penyempitan saluran
4
na"as dan tidak banyak mengalami perubahan dalam masa obser@asi dalam beberapa waktu.80alai penerbit (3/,&>>>9 ##M adalah kondisi ire@ersibel yang berkaitan dengan dipsnea saat akti@itas dan penurunan aliran masuk dan keluar udara paru-paru, yang mencakup bronchitis kronis, bonkiektasis, em"isema dan asma.8SmeltCer,$%%$9 #enyakit #aru bstrukti" (ronik 8 ##( 9 atau #enyakit #aru bstrukti" Menahun 8PP#M9 adalah klasi"ikasi luas dari gangguan yang mencakup bronkitis kronis, bronkiektasis, em"isema dan asma. 80runer < Suddarth, $%%$9. #enyakit #aru bstrukti" (ronik atau hronic bstructi@e #ulmonary Disease 8#D9 merupakan suatu istilah yang sering digunakan untuk sekelompok penyakit paru-paru yang berlangsung lama dan ditandai oleh peningkatan resistensi terhadap aliran udara sebagai gambaran pato"isiologi utamanya. (etiga penyakit yang membentuk satu kesatuan yang dikenal dengan #D adalah 1 bronchitis kronis, em"isema paru-paru dan asthma bronchiale. ##M merupakan kondisi ire@ersibel yang berkaitan dengan dispnea saat akti@itas dan penurunan aliran masuk dan keluar udara paru-paru.
B.
Eti$l$gi
0erbagai penyakit yang dapat menyebabkan penyakit paru obstruksi menahun antara lain1 &. Em"isema Em"isema paru merupakan suatu de"inisi anatomik, yaitu suatu perubahan anatomik paru yang ditandai dengan melebarnya secara abnormal saluran udara bagian distal bronkus terminalis, yang disertai kerusakan dinding al@eolus. Sesuai dengan de"inisi tersebut, maka jika ditemukan kelainan berupa pelebaran ruang udara 8al@eolus9 tanpa disertai adanya destruksi jaringan maka keadaan ini sebenarnya tidak termasuk em"isema, melainkan hanya sebagai o@erin"lation. Em"isema akan menyebabkan de"ek pada aliran udara. $. 0ronchitis kronik 0ronchitis adalah penyakit pernapasan dimana selaput lendir pada saluran-saluran bronchial paru meradang. (etika selaput yang teriritasi membengkak dan tumbuh
5
lebih tebal, hal ini menyebabkan penyempitan bronkus, berakibat pada seranganserangan batuk yang disertai oleh dahak dan sesak napas +ambar em"isema dan bronchitis ). !sma bronkiale !sma merupakan suatu penyakit yang dicirikan oleh hipersensiti@itas cabangcabang
trakeobronkial
terhadap
berbagai
jenis
rangsangan.
(eadaan
ini
bermani"estasi sebagai penyempitan saluran-saluran napas secara periodic dan re@ersible akibat bronkospasme '. 0ronkiektasis 0ronkiektasis adalah dilatasi bronkus dan bronkiolus kronik yang mungkin disebabkan oleh berbagai kondisi, termasuk in"eksi paru dan obstruksi bronkus, aspirasi benda asing, muntahan, atau benda-benda dari saluran pernapasan atas, dan tekanan terhadap tumor, pembuluh darah yang berdilatasi dan pembesaran nodus lim"e. C.
Pat$%isi$l$gi
aktor-"aktor etiologi menyebabakan proses in"lamasi bronkus dan kerusakan pada dinding bronkus terminal. !kibat kerusakan yang timbul menyebabkan obstruksi bronkus kecil 8bronkus terminal9, yang mengalami penutupan atau obstruksi awal "ase ekspirasi. 3dara yang pada saat inspirasi mudah masuk ke dalam al@eoli, saat ekspirasi banyak yang tejebak dalam al@eolus maka terjadi penumpukan udara8air trapping9, hal inilah yang menyebabakan sesak na"as. !danya obstruksi dini saat awal ekspirasi akan menimbulkan kesulitan ekspirasi dan menimbulkan pemanjangan "ase ekspirasi. ungsi"ungsi paru, @entilasi, distribusi gas, di"usi gas, maupun per"usi darah akan mengalami gangguan.
Br$nkitis Kr$nis
!sap mengiritasi jalan na"as mengakibatkan hipersekresi lendir dan in"lamasi. (arena iritasi yang konstan ini, kelenjar-kelenjar yang mensekresi lendir dan sel-sel goblet meningkat jumlahnya, "ungsi silia menurun dan lebih banyak lendir yang dihasilkan. Sebagai akibat bronkiolus dapat menjadi menyempit dan tersumbat. !l@eoli yang berdekatan dengan bronkiolus dapat menjadi rusak dan membentuk "ibrosis, mengakibatkan perubahan "ungsi makro"ag al@eolar yang berperan penting dalam
6
menghancurkan partikel asing termasuk bakteri. #asien kemudian menjadi lebih rentan terhadap in"eksi pernapasan. #enyempitan bronkial lebih lanjut terjadi sebagai akibat perubahan "ibrotik yang terjadi dalam jalan napas. #ada waktunya mungkin terjadi perubahan paru yang ire@ersibel, kemungkinan mengakibatkan em"isema dan bronkiektasis. Tan&a &an Gejala Br$nkitis Kr$nis
0atuk produkti", kronis pada bulan-bulan musim dingin. Pemeriksaan Penunjang
&.
#emeriksaan analisa gas darah 1 hipoksia dengan hiperkapnia
$.
ontgen dada 1 pembesaran jantung dengan dia"ragma normalFmendatar
).
#emeriksaan "ungsi paru 1 #enurunan kapasitas @ital 8G9 dan @olume ekspirasi
kuat 8EG9, peningkatan @olume residual 8G9, kapasitas paru total 8T49 normal atau sedikit meningkat. '.
#emeriksaan hemoglobin dan hematokrit 1 dapat sedikit meningkat Bronkiektasis
Pengertian Br$nkiektasis
0ronkiektasis adalah dilatasi bronki dan bronkiolus kronis yang mungkin disebabkan oleh berbagai kondisi, termasuk in"eksi paru dan obstruksi bronkusH aspirasi benda asing, muntahan, atau benda-benda dari saluran pernapasan atasH dan tekanan akibat tumor , pembuluh darah yang berdilatasi, dan pembesaran nodus lim"e. 80runer < Suddarth9 Pat$%isi$l$gi Br$nkiektasis
/n"eksi merusak dinding bronkial, menyebabkan kehilangan struktur pendukungnya dan menghasilkan sputum yang kental yang akhirnya dapat menyumbat bronki. Dinding bronkial menjadi teregang secara permanen akibat batuk hebat. /n"eksi meluas ke jaringan peribronkial sehingga dalam kasus bronkiektasis sakular, setiap tuba yang berdilatasi sebenarnya adalah abses paru, yang eksudatnya mengalir bebas melalui bronkus. 0ronkiektasis biasanya setempat, menyerang lobus atau segmen paru. 4obus yang paling bawah lebih sering terkena. etensi sekresi dan obstruksi yang diakibatkannya pada akhirnya menyebabkan al@eoli di sebelah distal obstruksi mengalami kolaps 8ateletaksis9. 5aringan parut atau "ibrosis akibat reaksi in"lamasi menggantikan jaringan paru yang ber"ungsi. #ada waktunya pasien mengalami insu"isiensi pernapasan dengan penurunan kapasitas @ital, penurunan @entilasi dan peningkatan rasio @olume residual terhadap kapasitas paru total. Terjadi kerusakan campuran gas yang diinspirasi 8ketidakseimbangan @entilasi-per"usi9 dan hipoksemia. Tan&a &an Gejala Br$nkiektasis
&.
0atuk kronik dan pembentukan sputum purulen dalam jumlah yang sangat banyak
$.
5ari tabuh, karena insu"isiensi pernapasan
7
).
iwayat batuk berkepanjangan dengan sputum yang secara konsisten negati"
terhadap tuberkel basil Pemeriksaan Penunjang • • •
0ronkogra"i 0ronkoskopi T-Scan 1 adaFtidaknya dilatasi bronkial
Emfsema
Pengertian Em%isema
Em"isema dide"inisikan sebagai suatu distensi abnormal ruang udara diluar bronkiolus terminal dengan kerusakan dinding al@eoli. 80runer < Suddarth, $%%$9 Em"isema merupakan gangguan pengembangan paru-paru yang ditandai oleh pelebaran ruang udara di dalam paru-paru disertai destruksi jaringan 8=29.
Patofsiologi Emfsema #ada em"isema beberapa "aktor penyebab obstruksi jalan napas yaitu 1 in"lamasi dan pembengkakan bronkiH produksi lendir yang berlebihanH kehilangan rekoil elastik jalan napasH dan kolaps bronkiolus serta redistribusi udara ke al@eoli yang ber"ungsi. (arena dinding al@eoli mengalami kerusakan, area permukaan al@eolar yang kontak langsung dengan kapiler paru secara kontinu berkurang, menyebabkan peningkatan ruang rugi 8area paru dimana tidak ada pertukaran gas yang dapat terjadi9 dan mengakibatkan kerusakan di"usi oksigen. (erusakan di"usi oksigen mengakibatkan hipoksemia. #ada tahap akhir penyakit, eliminasi karbondioksida mengalami kerusakan, mengakibatkan peningkatan tekanan karbondioksida dalam darah arteri 8hiperkapnia9 dan menyebabkan asidosis respiratorius. (arena dinding al@eolar terus mengalami kerusakan, jaring-jaring kapiler pulmonal berkurang. !liran darah pulmonal meningkat dan @entrikel kanan dipaksa untuk mempertahankan tekanan darah yang tinggi dalam arteri pulmonal. Dengan demikian, gagal jantung sebelah kanan 8kor pulmonal9 adalah salah satu komplikasai em"isema. Terdapatnya kongesti, edema tungkai, distensi @ena leher atau nyeri pada region hepar menandakan terjadinya gagal jantung. Sekresi meningkat dan tertahan menyebabkan indi@idu tidak mampu untuk membangkitkan batuk yang kuat untuk mengeluarkan sekresi. /n"eksi akut dan kronis dengan demikian menetap dalam paru yang mengalami em"isema memperberat masalah. /ndi@idu dengan em"isema mengalami obstruksi kronik ke aliran masuk dan aliran keluar udara dari paru. #aru-paru dalam keadaan heperekspansi kronik. 3ntuk mengalirkan udara kedalam dan keluar paru-paru, dibutuhkan tekanan negati" selama inspirasi dan tekanan positi" dalam tingkat yang adekuat harus dicapai dan dipertahankan selama ekspirasi. #osisi selebihnya adalah salah satu in"lasi. Daripada menjalani aksi pasi" in@olunter, ekspirasi menjadi akti" dan membutuhkan upaya otototot. Sesak napas pasien terus meningkat, dada menjadi kaku, dan iga-iga ter"iksaksi pada persendiannya. Dada seperti tong 8barrel chest9 pada banyak pasien ini terjadi
8
akibat kehilangan elastisitas paru karena adanya kecenderungan yang berkelanjutan pada dinding dada untuk mengembang.
Em"isema
Tanda dan Gejala Emfsema •
Dispnea
•
Takipnea
•
/nspeksi 1 barrel chest, penggunaan otot bantu pernapasan
•
#erkusi 1 hiperresonan, penurunan "remitus pada seluruh bidang paru
•
!uskultasi bunyi napas 1 krekles, ronchi, perpanjangan ekspirasi
•
2ipoksemia
•
2iperkapnia
•
!noreksia
•
#enurunan 00
•
(elemahan
Pemeriksaan Penunjang
&.
ontgen dada 1 hiperin"lasi, pendataran dia"ragma, pelebaran interkosta dan
jantung normal $.
ungsi pulmonari 8terutama spirometri9 1 peningkatan T4 dan G, penurunan G
dan EG 9
Asma
Pengertian Asma
!sma adalah penyakit jalan napas obstrukti" intermiten, re@ersibel dimana trakea dan bronki berespon secara hiperakti" terhadap stimuli tertentu. 80runer < Suddarth, $%%$9 Pat$%isi$l$gi Asma
/ndi@idu dengan asma mengalami respon imun yang buruk terhadap lingkungan mereka. !ntibodi yang dihasilkan 8/gE9 kemudian menyerang sel-sel mast dalam paru. #emajanan ulang terhadap antigen mengakibatkan ikatan antigen dengan antibodi, menyebabkan pelepasan produk sel-sel mast 8disebut mediator9 seperti histamin, bradikinin dan prostaglandin serta ana"ilaksis dari substansi yang bereaksi lambat 8SS!9. #elepasan mediator ini dalam jaringan paru mempengaruhi otot polos dan kelenjar jalan napas, bronkospasme, pembengkakan membran mukosa dan pembentukan mukus yang sangat banyak. Sistem sara" otonom mempersara"i paru. Tonus otot bronkial diatur oleh impuls sara" @agal melalui sistem parasimpatis. #ada asma idiopatik atau non alergi ketika ujung sara" pada jalan na"as dirangsang oleh "aktor seperti in"eksi, latihan, dingin, merokok, emosi dan polutan, jumlah asetilkolin yang dilepaskan meningkat. #elepasan asetilkolin ini secara langsung menyebabkan bronkokonstriksi juga merangsang pembentukan mediator kimiawi yang dibahas diatas. /ndi@idu dengan asma dapat mempunyai toleransi rendah terhadap respon parasimpatis. Selain itu, reseptor a- dan b-adrenergik dari sistem sara" simpatis terletak dalam bronki. (etika reseptor a adrenergik dirangsang , terjadi bronkokonstriksiH bronkodilatasi terjadi ketika reseptor b-adrenergik yang dirangsang. (eseimbangan antara reseptor a- dan badrenergik dikendalikan terutama oleh siklik adenosin mono"os"at 8c!M#9. Stimulasi reseptor -al"a mengakibatkan penurunan c-!M#, yang mengarah pada peningkatan mediator kimiawi yang dilepaskan oleh sel-sel mast bronkokonstriksi. Stimulasi respon beta- mengakibatkan peningkatan tingkat c!M#, yang menghambat pelepasan mediator kimiawi dan menyebabkan bronkodilatasi. Teori yang diajukan adalah bahwa penyekatan b-adrenergik terjadi pada indi@idu dengan asma. !kibatnya, asmatik rentan terhadap peningkatan pelepasan mediator kimiawi dan konstriksi otot polos.
10
#ato"isiologi !sma
Tan&a &an Gejala Asma •
0atuk
•
Dispnea
•
Mengi
•
2ipoksia
•
Takikardi
•
0erkeringat
•
#elebaran tekanan nadi
Pemeriksaan Penunjang
&.
ontgen dada 1 hiperin"lasi dan pendataran dia"ragma
$.
#emeriksaan sputum dan darah 1 eosino"ilia 8kenaikan kadar eosino"il9.
#eningkatan kadar serum /g E pada asma alergik
11
).
!+D 1 hipoksi selama serangan akut
'.
ungsi pulmonari 10iasanya normal
Serangan akut 1 #eningkatan T4 dan GH EG dan G agak menurun
D" Gam'aran klinik
+ambaran yang ditemukan adalah gambaran penyakit paru yang mendasari ditambah tanda-tanda klinik akibat terjadinya obstruksi bronkus. +ambaran klinik ini mengarah pada dua tipe yaitu 1 +ambaran klinik dominant ke arah bronchitis kronis 8blue bloater Type9 +ambaran klinik predominan ke arah em"isema 8pink pu""er type9
• •
E" Diagn$sis
Diagnosis ##M ditegakkan dengan metode yang laCim 8 terarah dan sisiematis9, meliputi anamnesa, pemeriksaan "isik dan pemeriksaan penunjang. #ada anamnesia dapat ditemukan keluhan kelemahan badan, batuk, sesak na"as, sesak na"as waktu akti@itas dan na"as berbunyi, mengi atau wheeCing.
(arena
perjalanan penyakit lambat maka anamnesis harus dilakukan secara hati-hati dan teliti. #ada pemeriksaan "isik, dengan penyakit yang masih awal
mungkin tidak
ditemukan kelainan. !danya ekspirasi yang memanjang merupakan petunjuk kelainan dini. Sedangkan pada tingkat lanjut tampak bentuk dada seperti tong, penggunaan otototot bantu na"as, suara na"as melemah, terdengar suara mengi yang lemah. (adang ditemukan perna"asan paradoksal. Selain itu dapat ditemukan edema kaki, asites dan jari tabuh. #emeriksaan "aal paru merupakan pemeriksaan penunjang yang penting untuk mendiagnosis ##M. 3ntuk menentukan apakah pada penderita terdapat obstruksi saluran na"as dapat dilakukan pemeriksaan dengan sporometer 8spirogram9 atau memeriksa nilai arus puncak ekspirasi8!#E9 dengan alat sederhana yaitu menggunakan mini =right #eak low Meter, pengukuran @olume ekspirasi paksa satu detik pertama 8GE# &9 merupakan pemeriksaan akurat, standar, mudah dilakukan dengan spirometer dan dapat digunakan untuk melihat beratnya obstruksi saluran na"as. F" Pemeriksaan Penunjang . 1.
ongen thoraI, tampak hiperin"lasi paru dan mendatarnya dia"ragma.
2.
Tes "ungsi paru, untuk mengetahui penyebab dispnea apakah obsruksi ataukah restriksi.
12
3.
4aboratorium +D!, biasanya #a$ menurun dan #a$ tetap atau naik, p2 normal atau turun, bias alkalosis respiratotik bila terjadi hiper@entilasi.
4.
0ronkogram, menunjukan dilatasi silindris bronkus, kolaps bronchial pada empisema dan pembesaran duktus mukosa dan bronchitis.
5.
(ultur sputum, untuk mengetahui patogen penyebab in"eksi.
6.
4aboratorium darah lengkap, terjadi peningkatan leukosit.
G" K$m(likasi •
or-pulmonale
•
(egagalan perna"asan.
)" Penatalaksanaan
Dalam penatalaksanaan penderita ##M perlu diperhatikan "aktor-"aktor yang dapat memperjelek perjalanan penyakit, yang harus dicegah terjadinya pada penderita. !pabila "aktor-"aktor tadi sudah ada pada penderita, hendaknya diusahakan meniadakannya atau menguranginya.
aktor-"aktor yang dapat memperjelek keadaan penyakit penderita 1 •
• • •
(ebiasaan merokok, polusi udara dan lingkungan pekerjaan, "aktor genetic, in"eksi8saluran na"as9 dan perubahan cuaca. Derajat obstruksi saluran na"as yang terjadi Tahap perjalanan penyakit, perjalanan penyaki ##M lambat progresi" #enyakit lain di luar paru misalnya sinusitis, "aringitis
Tujuan penatalaksanaan ##M adalah 1 •
Memeperbaiki kemamapuan penderita mengatasi gejala, tidak hanya pada "ase
•
akut tetapi juga pada "ase kronik. Memperbaiki kemampuan penderita dalam melaksanakan akti@itas harian Mengurangi laju progresi@itas penyakit apabila penyakitnya dapat dideteksi
•
lebih awal
#enanganan untuk penderia ##M usia lanjut adalah 1
13
1.
Meniadakan "aktor etiologicF#resipitasi, misalnya segera menghentikan merokok, menghindari polusi udara
2.
Membersihkan sekresi bronkus dengan pertolongan berabagai cara
3.
Memberantas in"eksi dengan antimikroba, bila tidak ada in"eksi tidak perlu diberikan.
4.
Mengatasi bronkospasme dengan obat Jobat bronkdilator
5.
#engobatan simtomatik
6.
#enanganan terhadap komplikasi-komplikasi yang timbul
7.
#engobatan oksigen bagi yang memerlukan harus diberikan dengan aliran lambat 1&-$ literFmenit
8.
Tindakan rehabilitasi
ehabilitasi Tindakan rehabilitasi terhadap penderita meliputi akti@itas-akti@itas berikut1
•
isioterapi membantu pengeluaran secret bronkus 4atihan perna"asan, melatih penderita agar mampu melakukan perna"asan yang
•
e"ekti" bagi dirinya 4atihan dengan beban olah raga tertentu untuk memulihkan kesegaran
•
•
jasmaninya. Vocasional guidance1 usaha yang dilakukan agar penderita mampu melakukan
•
pekerjaan semula #engelolaan psikososial, ditujukan untuk penyesuaian diri penderita dengan penyakitnya
I" Pr$ses ke(era*atan
&. Pengkajian +ang &ilakukan
14
#engkajian mencakup pengumpulan in"ormasi tentang gejala terakhir dan mani"estasi penyakit sebelumnya Da"tar pertanyaan yang bisa digunakan adalah, antara lain1 • • • • • •
Sudah berapa lama pasien mengalami kesulitan pena"asanB !pakah akti@itas meningkatkan dipsneaB 5enis akti@itas apaB 0erapa jauh batasan pasien terhadap toleransi akti@itasB (apan selama siang hari pasien mengeluh paling letih dan sesak na"asB !pakah kebiasaan makan dan tidur terpengaruhB !pa yang bisa pasien ketahui tentang penyakitnya dan kondisinyaB
Sedangkan untuk menpatkan data yang lebih lanjut pertanyaan yang perlu dipertimbangkan adalah1 • • • • • • • • • • •
0erapa "rekuensi nadi dan perna"asan pasienB !pakah perna"aan sama dan tanpa upayaB !pakah pasien mengkontraksi otot-otot abdomen selama inspirasiB !pakah pasien menggunakan otot-otot aksesori perna"san selama perna"asanB !pakah tampak sianosisB !pakah @ena leher pasien tampak membesarB !pakah pasien mengalami edema peri"erB !pakah pasien batukB !pa warna, jumlah dan konsisiensi sputum peri"erB 0agaimana status sensorium pasienB !pakah terdapat peningkan stuporB (egelisahanB
," Diagn$sa Ke(era*atan
&.+angguan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan suplai oksigen 8obstruksi jalan na"as oleh sekresi, spasme bronkus9 /nter@ensi 1 MandiriH •
(aji "rekuensi, kedalaman perna"asan. atata penggunaaan otot aksesoris,
•
ketidakmamapuan bicara Tinggikan kepala tempat tidur, 0antu pasien untuk memilih posisis yang mudah
• • •
untuk berna"as (ajiFawasi secara rutin kulit dan warna membran mukosa Dorong mengeluarkan sputum H penghisapan bila diindikasikan !uskultasi bunyi na"as
(olaborasi 1
15
• •
•
!wasi Fgambarkan seri +D! dan nadi oksimetri 0erikan oksigen tambahan yang sesuai dengan indikasi hasil +D! dan toleransi pasien 0antu intubasi
$.0ersihan jalan napas tidak e"ekti" berhubungan dengan bronkospasme /nter@ensi1 Mandiri1 !uskultasi bunyi napas. atat adanya bunyi na"as (ajiFpantau "rekuensi perna"asan atat adanya Fderajat dipsnea (aji pasien untuk posisi yang nyaman • • • •
(olaborasi1 • • •
0erikan obat sesuai indikasi. 0erikan humidi"ikasi tambahan 0antu pengobatan perna"asan
).#erubahan nutrisi kurang dri keebutuhan tubuh
berhbungan dengan dispnea,
kelemahan /nter@ensi1 Mandiri1 •
• • • •
(aji kebiasaan diit, masukan makanan saat ini. atat derajat kesulitan makan. E@aluasi berat badan dan ukuran tubuh !uskultasi bunyi usus 2indari makanan penghasil gas dan minuman bikarbonat 2indari makanan yang sangat panas atau sangat dingin Timbang berat badan sesuai indikasi
(olaborasi1 •
(onsul ahli giCiF nutrisi pendukung tim untuk memberikan makan yang mudah
•
dicerna (aji pemeriksaan laboratorium 0erikan @itaminFmineralFelektrolit sesuai indikasi
•
'.esiko tinggi in"eksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan utama
16
/nter@ensi1 Mandiri1 • • • • •
!wasi suhu (aji pentingnya latihan na"as, batuk e"ekti", dan masukan cairan adekuat bser@asi warna, karakter, bau sputum Tunjukkan dan 0antu pasien tentang pembuangan tisu dan sputum !wasi pengunjungH berikan masker sesui indikasi
(olaborasi1 •
Dapatkan spesimen sputum dengan batuk atau penghisapan untuk pewarnaan
•
kuman +ram, kulturFsensiti@itas 0erikan antimikrobial sesuai indikasi
6. (urang pengetahuan mengenai kondisi berhubungan dengan kurang in"ormasi F tidak mengenal sumber in"ormasi /nter@ensi1 Mandiri1 • •
• • •
5elaskan proses penyakit indi@idu /nstruksikan rasional untuk latihan na"as , batuk e"ekti", dan reaksi yang tak diinginkan Diskusikan obat perna"asan, e"ek samping dan reaksi yang timbul !njurkan menghindari agen sedati" ansietas Tekankan pentingnya perawtan oralF kebersihan gigi
17
A(likasi NANDA N#- NI * Diagnosa
Tujuan
o
hasil
dan
& Tidak e"ekti"nya bersihan
kriteria /nter@ensi
Tujuan1
jalan menge"ekti"kan
na"as
!uskultasi
dengan
derajat (aji
(riteria
bunyi 0eberapa
jalan na"as
na"as
berhubungan
asional
"rekuensi bronkus terjadi
hasil1 pernapasan
Menunjukkan perilaku
dengan
(aji adanya dispnea, obstruksi jalan
bronkokonstriks untuk
memperbaiki gelisah, ansietas, distres na"as dan tidak
i,
jalan
peningkatan bersihan
pembentukan mukus, tidak
dan
e"ekti", dengan
bronkopulmonal
dan dimani"estasik
Mempertahankan penggunaan otot bantu an
batuk jalan
in"eksi
na"as pernapasan
na"as bunyi
bersih F jelas
paten pernapasan na"as
adanya
bunyi
na"as
0erikan posisi yang ad@entisius, nyaman pada pasien 1 misal1 krekels peninggian
kepala basah
tempat tidur, duduk pada 8bronkhitis9,bu sandaran tempat tidur.
nyi
na"as
2indarkan dari polusi redup dengan lingkungan misal 1 asap, ekspirasi debu, bulu bantal
mengi
Dorong latihan napas 8em"isema9. abdomen bser@asi karakteristik batuk
misalnya
1
18
menetap, batuk pendek, basah Tingkatkan masukan cairan
sampai
)%%%
mlFhari sesuai toleransi jantung 0erikan air hangat
$ +angguan pertukaran
a9. Tujuan1 Memenuhi a. gas suplai
oksigen
berhubungan
tubuh.
dengan
b9.
ketidaksamaan
Menunjukkan
(aji
"rekuensi, -
pada kedalaman
0erguna
pernapasan. dalam e@aluasi
atat penggunaan alat distress (riteria
hasil1 bantu pernapasan b.
Tinggikan
@entilasi-per"usi perbaikan @entilasi dan tempat oksigenasi adekuat
jaringan pasien yang
bila yang
tidur,
perna"asan 0erpartisipasi
bantu proses posisi penyakit.
mudah
untuk -
#engiriman
oksigen dapat
(aji kulit dan warna diperbaiki
Dan membran mukosa dalam d.
kepala kronisnya
memilih
dalam rentang normal bernapas K bebas gejala distres c.
perna"asan dan
dengan posisi
Dorong mengeluarkan duduk
tinggi,
19
program
pengobatan sputum,penghisapan bila dan
dalam
tingkat diindikasikan
kemampuan F situasi.
latihan
na"as
!uskulatasi bunyi na"as
#alpasi "remitus !wasi tingkat kesadaran 0atasi akti@itas pasien i.
!wasi TG dan irama jantung
) #erubahan nutrisi
Tujuan1
Memenuhi (aji
kebiasaan
diet, #asien
kurang kebutuhan nutrisi klien masukan makanan saat distress
dari kebutuhan secara adekuat tubuh
ini. E@alusi berat badan perna"asan
!uskultasi (riteria bunyi hasil1 usus
akut
berhubungan
Menunjukkan
dengan
peningkatan
anoreksia,
badan menuju tujuan 0erikan porsi makan kecil dispnea,
produksi
yang
tepat
L 0erikan perawatan oral anoreksia berat sering
karena
dan tapi sering
sputum,
e"ek Menunjukkan perilaku
samping
obat, perubahan pola hidup penghasil
2indari
produksi makanan sputum gas
dan
dan obat. Selain itu
kelemahan,
untuk
meningkatkan minuman berkarbonat
dispnea
dan F mempertahankan 2indari makanan yang ##M berat yang tepat
sering
banyak pasien
sangat panas dan sangat mempunyai dingin
kebiasaan makan buruk, meskipun kegagalan perna"asan membuat status hipermetalik dengan meningkatkan
20
kebutuhan kalori. ' esiko
tinggi
-Demam dapat
in"eksi
(aji pentingnya latihan terjadi karena
berhubungan
na"as,
dengan
perubahan posisi sering dehidrasi
tidak
adekuatnya
dan
imunitas,
(riteria hasil1
malnutrisi
-
batuk
e"ekti", in"eksi
msukan
cairan - !kti"itas ini
adekuat
Menyatakan
F
meningkatkan
bser@asi
warna, mobilisasi dan
pemahaman penyebab F karakter, bau sputum
pengeluaran
"aktor resiko indi@idu
sekret
-
Mengidenti"ikasi Seimbangkan
inter@ensi
untuk dan istirahat
mencegah
F Diskusikan
menurunkan
untuk
akti@itas menurunkan resiko
terjadi
kebutuhan in"eksi paru.
resiko masukan nutrisi adekuat -egah
in"eksi
penyebaran
- Menunjukkan teknik,
patogen
perubahan pola hidup
melalui cairan.
untuk
meningkatkan
lingkungan yang aman. /nter@ensi - !wasi suhu
6 (urang
Tujuan1 (lien mampu 5elaskan proses penyakit
pengetahuan
untuk
tentang
tentang
mengetahui pengertian
F latihan
kondisiFtindaka in"ormasi ##M. n berhubungan (riteria hasil1
tindakan
penyakit
na"as,
dan
batuk dapat menimbulkan
Diskusikan e"ek samping perbaikan dan reaksi obat
pemahaman kondisi F proses
pentingnya ansietas
e"ekti"
dengan kurang -Menyatakan in"ormasi.
5elaskan
-Menurunkan
Tunjukkan
partisipasi teknik pada
rencana
dan penggunaan dosis inhaler pengobatan. Tekankan
pentingnya - /nstruksikan F
21
-Mengidenti"ikasi
perawatan gigi Fmulut
hubungan tanda F gejalaDiskusikan pentingya yang ada dari proses menghindari penyakit menghubungkan dengan penyebab.
"aktor lingkungan meningkakan
rasional untuk
orang latihan
dan yang sedang in"eksi Diskusikan
kuatkan
na"as,
batuk
"aktor dan
e"ekti" latihan
yang kondisi umum. kondisi asional
1
seperti
udara
terlalu *a"as bibir K
kering,
asap,
polusi na"as
udara. ari cara untuk abdominal modi"ikasi lingkungan
F
dia"ragmatik
5elaskan e"ek, bahaya menguatkan merokok
otot
0erikan in"ormasi tentang perna"asan, pembatasan
akti@itas, membantu
akti@itas pilihan dengan meminimalkan periode istirahat Diskusikan
kolaps
jalan
untuk na"as kecil dan
mengikuti perawatan dan memberikan pengobatan Dikusikan cara perawatan
indi@idu
arti
untuk mengontrol dispnea. 4atihan kondisi umum meningkatkan toleransi akti@itas, kekuatan otot dan rasa sehat.
22
BAB III PEN!T!P
A"Kesim(ulan
##M adalah kelainan paru yang ditandai dengan gangguan "ungsi paru berupa memanjangnya periode ekspirasi yang disebabkan oleh adanya penyempitan saluran na"as dan tidak banyak mengalami perubahan dalam masa obser@asi beberapa
23
waktu.##M terdiri dari kumpulan tiga penyakit yaitu 0ronkitis kronik, Em"isema paru dan !sma. aktor resiko dari ##M adalah 1 merokok sigaret yang berlangsung lama, #olusi udara, /n"eksi paru berulang, 3mur, 5enis kelamin, as, De"isiensi al"a-& antitripsin, De"isiensi anti oksidan. #enatalaksanaan pada penderita ##M 1 Meniadakan "aktor etiologi dan presipitasi,
Membersihkan
sekresi
Sputum,
Memberantas
in"eksi,
Mengatasi
0ronkospasme, #engobatan Simtomatik, #enanganan terhadap komplikasi yang timbul, #engobatan oksigen, Tindakan ;ehabilitasi;.
B"Saran
&. 3ntuk 4ansia Menghindari "aktor resiko 1 J !njurkan klien untuk tidak merokok J !njurkan klien untuk cukup istirahat J !njurkan klien untuk menghindari alergen J !njurkan klien untuk mengurangi akti"itas J !njurkan klien untuk mendapatkan asupan giCi yang cukup $. 3ntuk keluarga Memberikan dukungan 1 J !njurkan keluarga untuk memberi perhatian pada klien J !njurkan keluarga untuk memantau kondisi klien J !njurkan keluarga untuk menciptakan lingkungan yang kondusi"
DAFTAR P!STAKA
Doenges Marilynn E, Rencana asuhan keperawatan ,jakarta1E+,$%%% 0alai penerbit (3/, Geriatri (ilmu usia lanjut) editor 0oedi darmojo, 5akarta,&>>> SmelCer suCCane , Buku ajar keperawatan medical bedah , 5akarta 1E+,$%%$ Engram, 0.. &>>. encana !suhan (eperawatan Medikal 0edah Gol. &. 5akarta1 E+.
24
ab tabrani. &>>7. Ilmu penyakit paru. 5akarta 1 hipokrates
25