SEKOLAH TINGGI TEOLOGI SATYABHAKTI
KASIH
MENURUT SURAT 1 KORINTUS PASAL 13
MAKALAH DISERAHKAN KEPADA
PDT. AMELIA KIMBERLY ANN RUMBIAK, M.A., M.TH.
UNTUK MEMENUHI PERSYARATAN DALAM MATA KULIAH
PEMBIMBING DAN PENGETAHUAN PERJANJIAN BARU II
OLEH
THOMAS ERWIN
MALANG, INDONESIA
30 MARET 2016
Kasih Menurut Surat 1 Korintus Pasal 13
Pendahuluan
Pada jaman sekarang ini, banyak hal-hal yang sangat diinginkan oleh
manusia, salah satunya adalah ingin dikasihi. Kasih menjadi salah satu
faktor terbesar yang mempengaruhi manusia. Tanpa kasih, kehidupan manusia
akan menjadi sia-sia belaka. Mengapa demikian? Karena manusia adalah
sesosok mahkluk sosial yang sangat bergantung pada adanya hubungan antar
manusia lainnya. Sebuah demonstrasi besar tentang kasih telah ditunjukkan
oleh seorang Yahudi bernama Yesus yang rela mengorbankan diri-Nya menjadi
domba sembelihan untuk menebus dosa kita semua.
Paulus dalam menulis suratnya yang pertama kepada jemaat-jemaat di
Korintus juga menekankan hal yang sama. Paulus menulis surat Korintus ini
ketika ia sedang berada di Efesus dalam perjalanan misinya yang ketiga,
Paulus diberitahukan oleh keluarga Kloe bahwa situasi disana sedang
buruk.[1] Kasih menurut 1 Korintus ini terdapat pada pasalnya yang ke 13.
Kasih disini lebih dimaksudkan kepada hal yang paling utama dibandingkan
dengan karunia-karunia yang Tuhan telah berikan. Keadaan di kota Korintus
pada saat itu sangatlah buruk, beberapa anggota gereja sering mempamerkan
kesanggupan mereka untuk berkata-kata dengan karunia berbahasa lidah.[2]
Rasul Paulus menekankan bahwa kasih itu lebih dari sekedar peraturan tata
ibadat gereja ataupun karunia apapun. Maka dari itu, tidak ada apapun juga
yang melebihi kasih didalam kehidupan kita.
Kasih Melebihi Semua Karunia-Karunia
Seperti diawal tadi dijelaskan bahwa kasih melebihi apapun juga
didalam kehidupan Kristen. Maka dari itu pasti kasih memiliki keunggulan
yang tidak ada pada sifat Kristen lainnya. Paulus mengatakan bahwa ketika
kita memiliki karunia-karunia Roh yang tertinggi sekalipun, itu tidak
berguna ketika tidak ada kasih di dalam diri kita. Pada 1 Korintus 13:1-3
disana menjelaskan ada tujuh hal yang menurut Rasul Paulus itu tidak
berarti sama sekali jika tidak disertai dengan kasih. Antara lain berkata-
kata dengan bahasa roh, nubuat, mengetahui segala rahasia, mengerti segala
pengetahuan, memiliki iman yang sempurna, kedermawanan, dan mati syahid.[3]
Bahasa lidah merupakan karunia yang diberikan atas kasih Tuhan bagi
manusia, sungguh sangat disayangkan jika manusia mempamerkan kasih karunia
tersebut kepada orang-orang lain, padahal karunia tersebut merupakan
karunia yang hanya diberikan oleh Tuhan kepada orang-orang yang berkenan
kepada-Nya. Rasul Paulus mengatakan bahwa jika bahasa tersebut dikatakan
tanpa memiliki kasih dalam dirinya, maka itu tidak akan berguna dan tidak
akan berkenan dihadapan Allah.
Nubuat adalah karunia yang lebih disukai oleh Rasul Paulus daripada
berkata-kata dengan bahasa roh yang tidak ditafsirkan dalam perhimpunan
jemaat (1 Kor 14 :5)[4] Dijelaskan dalam 1 Kor 14:5 bahwa orang yang
bernubuat itu lebih berharga daripada orang-orang yang berbahasa lidah.
Tetapi sekali lagi Paulus menegaskan bahwa ketika bisa mampu bernubuat
tanpa dilandasi dengan kasih, ini tidak akan berarti. Mengapa demikian?
Karena semua karunia ini diberikan oleh kasih dan kemurahan Allah, bukan
karena kuat gagah kita untuk mendapatkan karunia tersebut. Bila memang
Allah berkenan untuk memberikan karunia-karunia seperti ini, maka kita akan
mendapatkan karunia-karunia ini. Maka dari itu sudah sepatutnya kita tidak
menyombongkan diri kita atas karunia yang telah Tuhan berikan kepada kita.
Maka dari itu, kasih adalah yang paling penting dari segala karunia
tersebut. Jika kita memiliki kasih dalam menggunakan setiap karunia
tersebut, kita tidak akan menyombongkan diri kita seperti jemaat-jemaat
Korintus lakukan.
Sama seperti karunia-karunia lainnya yang Rasul Paulus jelaskan, bahwa
setiap kasih karunia itu merupakan anugerah yang Tuhan berikan kepada kita.
Oleh karena itu, tidak sekalipun kita patut bertinggi hati atas karunia-
karunia tersebut, karena tanpa kasih karunia itu tidak akan bermanfaat
untuk kita semua[5]. Ingat, ketika Tuhan sudah memberikan karunia-karunia
tersebut, hendaklah kita menggunakannya dengan penuh kasih.
Sifat Kasih
Rasul Paulus menjelaskan sifat-sifat kasih pada 1 Korintus 13:4-8.
Disana dijelaskan apa-apa saja sifat-sifat kasih. Kasih itu sabar, murah
hati, tidak cemburu, tidak sombong, dan lain-lain. Mulai dari sabar, sabar
berarti bersedia untuk menunggu. Kata Yunani untuk sabar terdiri atas dua
kata yang berarti jauh dari kemarahan dan lambat marah.[6] Dalam 1
Tesalonika Paulus juga menulis sabarlah terhadap semua orang. Ketika kita
sudah berhasil melaksanakan sifat kasih ini, maka kasih itu tidak pernah
menjadi lemah, pudar, atau hilang. Malah kasih itu akan terus tertanam
dalam hati kita. [7] Kedua, murah hati. Dari uraian tentang cara Jemaat
Korintus merayakan perjamuan kasih mereka, nampaklah bahwa mereka sama
sekali tidak murah hati satu sama lain (1 Korintus 11:17-22). Jemaat di
Korintus juga telah terpecah belah karena adanya kecemburuan diantara
mereka. Sehingga hanya kasih yang dapat memperbaiki perpecahan dalam
jemaat disana.[8] Kasih itu tidak cemburu, karena kasih tidak akan
mengingini kepunyaan orang lain. Ketika kita memiliki kasih, maka kita
tidak akan sakit hati atas apa yang orang lain telah raih.[9] Maka dari
itu, kasih adalah yang terutama dalam setiap hidup kita, kasih harus
diterapkan dalam setiap perbuatan hidup kita. Kasih juga tidak sombong,
jika jemaat-jemaat di Korintus memiliki kasih, maka mereka tidak akan
memegahkan diri mereka atas karunia-karunia yang telah mereka dari Tuhan,
tetapi jika jemaat-jemaat di Korintus memiliki kasih, saya yakin bahwa
mereka tidak akan memegahkan diri mereka. Sama dengan sifat-sifat kasih
lainnya, semua sifat-sifat kasih harus kita miliki dalam kehidupan kita,
karena kasih merupakan elemen penting dalam setiap orang-orang Kristen.
Kita telah diselamatkan oleh kasih, maka kita juga harus memiliki kasih.
Kasih Adalah Yang Terutama
Karunia-karunia untuk berbahasa roh, untuk bernubuat, dan untuk
memiliki pengetahuan disediakan oleh dunia ini, namun kasih itu disediakan
untuk dunia yang kekal, yang tetap untuk selama-lamanya.[10] Kasih itu
tidak pernah kadaluarsa, kasih tidak akan pernah luntur atau hilang dalam
hidup kita. Rasul Paulus membandingkan ketiga karunia diatas atas sebagai
barang fana, sedangkan kasih adalah sesuatu yang kekal. Semua karunia iti
tidak bersifat abadi, ketika Tuhan Yesus datang untuk yang kedua kali, maka
semua karunia itu akan lenyap.[11] Ketika kita diangkat untuk masuk ke
Kerajaan Surga oleh Tuhan, maka karunia-karunia tersebut tidak akan
diperlukan lagi, karena kita sudah bersama-sama dengan Tuhan, namun kasih
tersebut masih berada diantara kita semua yang ada disana, karena Tuhan itu
sendiri adalah kasih. Inti dari permasalahan yang membuat Paulus menulis
hal ini adalah, agar jemaat-jemaat di Korintus tidak merasa puas dan
sombong akan apa yang telah bersifat sementara seperti karunia-karunia
tersebut, melainkan mensyukuri karunia tersebut dan hendaknya melakukan
karunia tersebut dengan kasih sebagai landasan mereka. Alkitab menuliskan,
"Demikianlah tinggal ketika hal ini, yaitu iman, pengharapan, dan kasih,
dan yang paling besar diantaranya ialah kasih." Ini berarti Alkitab juga
mengajarkan kita bahwa kasih itu merupakan unsur yang paling penting dalam
kehidupan orang-orang yang telah percaya kepada Allah.
Kasih akan timbul didalam diri kita karena Tuhan sudah mengasihi kita.
Ketika kita ingin belajar berbagi kasih, maka kita harus terus bersekutu
dengan Tuhan, dan kita memprioritaskan Tuhan atas hidup kita.[12] Kalau
Tuhan sudah ada didalam diri kita, barulah kita dapat mengasihi orang lain.
Tanpa kasih, kita tidak dapat mempergunakan segala karunia tersebut.
Paulus menulis dalam 1 Korintus 14:1 demikian, "Kejarlah kasih itu." Oleh
karena itu, Rasul Paulus menghendaki kita agar kita semua mengejar kasih
tersebut[13], karena kasih adalah yang paling utama.
Penutup
Seperti yang telah dituliskan diatas, jadi kasih merupakan hal yang
paling penting didalam setiap kehidupan orang-orang Kristen. Rasul Paulus
telah mengajarkan kita agar kita tidak boleh melakukan apapun tanpa kita
melandasi setiap perbuatan kita tanpa kasih, karena kasih adalah yang
paling utama didalam kehidupan kita. Walaupun iman dan pengharapan itu
juga bersifat kekal, tetapi keduanya akan diperluas dan disempurnakan.[14]
Tetapi kasih, kasih tidak dapat berubah sebab Allah adalah kasih dan kasih
itu adalah sifat Allah sendiri.
Maka dari itu, ketika kita telah mengetahui hal-hal ini, hendaklah
kita selalu memegang penting unsur kasih serta memilikinya dalam kehidupan
kita. Namun ketika kita memilikinya, kita juga harus tetap mempraktekkan
dalam kehidupan kita, janganlah hendaknya kita menjadi seperti jemaat-
jemaat di Korintus yang tidak mempraktekkan kasih, namun kita harus terus
memegang unsur ini dan melakukannya. Biar kiranya kasih dari Allah terus
menuntun kehidupan kita agar kita tidak menjadi orang-orang yang congkak,
yang tidak mau menaati dan melakukan firman Allah.
Daftar Pustaka
1. Brill, J. Wesley. Surat Korintus Pertama. Bandung : Yayasan Kalam
Hidup.
2. Hagin, Kenneth E. Kasih Menuju Jalan Kemenangan. Jakarta : IMMANUEL,
1999.
3. Rumbiak, Amelia Kimberly Ann. Diktat Kuliah Pembimbing dan Pengetahuan
Perjanjian Baru 2. Malang : STT Satyabhakti, 2015.
4. Spitler, Russel P. Pertama dan Kedua Korintus. Malang : Gandum Mas,
1977
-----------------------
[1] Amelia Kimberly Ann Rumbiak, Diktat Kuliah Pembimbing dan Pengetahuan
Perjanjian Baru 2 (Malang : STT Satyabhakti, 2015), hal 28.
[2] Russel P. Spilter, Pertama dan Kedua Korintus. (Malang : Gandum Mas,
1977), hal 61.
[3] Splitler, hal 73-74
[4] Splitler, hal 71
[5] Kenneth E. Hagin, Kasih Menuju Jalan Kemenangan. (Jakarta : IMMANUEL,
1999), hal 3
[6] Spitler, hal 73.
[7] Hagin, hal 5
[8] Ibid
[9] J. Wesley Brill, Surat Korintus Pertama. (Bandung : Yayasan Kalam Hidup
), hal 262
[10] Brill, hal 266
[11] Ibid
[12] Brill, hal 269
[13] Brill, hal 271
[14] Brill, hal 269