Manfaat membaca dan menghafal AL-QUR’AN AL- QUR’AN bagi kesehatan
A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Masalah
Seperti yang kita ketahui bahwa kitab Allah terbagi 4 macam yakni Taurat yang di turunkan kepada nabi Musa as, Zabur yang di turunkan kepada nabi Daud as, Injil yang di turunkan kepada nabi Isa as, dan yang terakhir Al- qur’an yang di turunkan kepada nabi Muhammad saw. Al-Qur’an adalah kitab Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril, al- qur’an merupakan salah satu dari sekian banyak muk jizat yang dimiliki oleh Nabi Muhammad Muhammad SAW. Di zaman yang modern ini banyak orang yang menganggap membaca dan menghafal al-qur’an itu aneh mereka beranggapan bahwa barang siapa yang membaca dan menghafal al-qur’an sekaligus itu adalah orang kampung(tidak gaul) dengan trendtrend masa kini. Namun tahukah anda sebenarnya membaca dan menghafal al- qur’an itu sangat banyak manfaatnya, selain mendapat beribu pahala dari Allah juga mendapat manfaat yang luar biasa banyak, banyak, diantaranya yaitu: yaitu: 1. Dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan. 2. Dapat menjadi bahan renungan (muhasabah) disaat berbahagia maupun bersedih. 3. Menjadi pengingat akan kebesaran Allah. 4. Menjadi sebuah pedoman dalam d alam menjalani kehidupan sehari-hari. 5. Menjadi hujjah dalam ghazwul fikr saat ini. 6. Menjadi amal shalih. 7. Sebagai motivator tersendiri. 8. Meningkatkan bacaan al- qur’an ketika shalat. 9. Menambah ilmu, karena al- qur’an menjelaskan semua tentang dunia dan akhirat.
Selain manfaat diatas ternyata membaca serta menghafal al- qur’an mempunyai manfaat bagi kesehatan tubuh kita yaitu: a. sebagai obat penawar hati bila hati kita kotor/tercemari dengan perilaku-perilaku buruk. b. Pikiran lebih fresh, sehingga tidak terjadi kesetresan jiwa. c. Dapat menyejukkan hati ketika kita sedang mengalami masalah yang cukup rumit . d. Jikalau kita sedang sakit lalu kita membaca al- qur’an, insyaallah penyakit yang kita derita itu cepat sembuh. e. Ingatan lebih kuat, tidak cepat lupa atau pikun. f. Menahan emosi ketika marah. g. Dan jikalau kita langgeng dalam membaca dan menghafal al- qur’an insyaallah kita akan selalu awet muda. 2. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian saya sendiri yaitu untuk mengetahui betapa besarnya manfaat membaca serta menghafal al- qur’an bagi umat islam. Meningkatkan daya minat baik anak-anak, remaja, maupun orang dewasa untuk selalu membaca dan sekaligus juga menghafal al-qur’an untuk dijadikan pedoman bagi kehidupannya sehari-hari. Dan juga untuk mengetahui betapa banyaknya orang yang membaca sekaligus menghafal. 3. Manfaat Penelitian
Agar kita mengetahui sejauh mana generasi muslim dalam mengamalkan ibadah, salah satunya mengamalkan al- qur’an dengan membaca dan menghafalnya, sehingga dapat tercapainya kehidupan yang bahagia baik di dunia maupun di akhirat.
B. Tinjauan Kepustakaan Al Quran diturunkan kepada nabi Muhammad dengan tiga cara, yaitu pertama malaikat Jibril turun dalam wujud manusianya dan membacakan ayat-ayat Al Quran kepada nabi Muhammad, kemudian beliau mengikutinya. Kedua, adalah Al Quran turun tanpa perantara malaikat Jibril, sehingga tiba-tiba saja ayat-ayat Al Quran tersebut muncul dalam pikiran nabi Muhammad dan yang ketiga adalah Al Quran turun dengan didahului terdengarnya suara gemerincing lonceng yang sangat kuat. Cara terakhir adalah cara yang dirasa nabi Muhammad sangat berat saat menerima wahyu Allah SWT. Al Quran yang telah diturunkan ini kemudian diajarkan kepada keluarga dan sahabatsahabat nabi terlebih dahulu sebelum akhirnya disyiarkan secara terang-terangan kepada masyarakat luas. Pada awalnya Al Quran ini hanya dituliskan pada media seadanya saja seperti kulit unta, tulang binatang dan lain-lain, mengingat pada zaman itu belum ditemukan manfaat kertas sebagai media untuk menuliskan Al Quran.
Pada zaman nabi Muhammad, Al Quran tidak diperbolehkan untuk ditulis, melainkan hanya dihafalkan saja di luar kepala baik oleh nabi Muhammad maupun sahabat-sahabatnya. Sementara itu, untuk menjaga kemurnian Al Quran, setiap malam di bulan Ramadhan malaikat Jibril turun ke bumi dan membacakan ayat-ayat Al Quran tersebut dan nabi Muhammad mendengarkannya dengan seksama. Nabi Muhammad sendiri melarang penulisan Al Quran ini dalam media apapun dalam satu kesatuan. Setelah nabi Muhammad meninggal dunia, tongkat kepemimpinan Islam diberikan kepada kalifah Abu Bakar As syidiq. Pada masa kepemimpinan Abu Bakar ini, orangorang Islam yang tipis imannya mulai banyak yang meninggalkan Islam. Mereka meninggalkan semua perintah-perintah Allah seperti shalat, puasa dan zakat. Selain itu, bermunculan pula nabi-nabi palsu yaitu orang-orang yang mengaku sebagai penerus nabi Muhammad. Bayangkan saja, ternyata sejak ratusan tahun yang lalu sudah banyak bermunculan nabi nabi palsu ke dunia ini. Maka tentu bukan suatu hal yang mengherankan jika sampai posting ini ditulispun masih saja ada orang-orang yang mengaku dirinya adalah nabi. Di Indonesia yang sebagian besar penduduknya muslim ini saja ada banyak kasus kemunculan nabi palsu. Di antaranya Ahmad Mussadeq, Lia Eden dan lain-lain.
Kasus terbaru dan masih hangat adalah masalah aliran Ahmadiyah yang menganggap bahwa Ahmad Mirza adalah nabi penerus nabi Muhammad. Padahal Ahmad Mirza adalah nabi yang diangkat oleh ratu Inggris atas jasa-jasanya memimpin sebagian umat muslim Pakistan untuk berperang melawan muslim-muslim yang memberontak kepada kerajaan Inggris yang saat itu menjajah Pakistan. Ratu Inggris kemudian menyatakan bahwa Ahmad Mirza adalah “Nabi baru” umat Islam yang cinta perdamaian. <----
Kembali lagi ke zaman Kalifah Abu Bakar, dengan munculnya nabi-nabi palsu ini, maka Kalifah Abu Bakar kemudian memerintahkan para sahabat untuk memerangi nabi-nabi palsu dan umat Islam yang tipis imannya itu. Sayangnya, banyak sahabat nabi yang hafal Al Quran dalam rangka menegakkan agama Islam kemudian berguguran satu demi satu.
Melihat hal ini, kemudian Umar bin Khatab menyarankan kepada Kalifah Abu Bakar untuk mengumpulkan ayat-ayat Al Quran dan menuliskannya menjadi satu kitab saja. Awalnya, ide ini ditentang oleh Kalifah Abu Bakar, karena menurut beliau nabi Muhammad sendiri yang melarang penulisan ayat-ayat Al Quran tersebut, namun setelah melalui perdebatan panjang dan demi menegakkan agama Islam, akhirnya Kalifah Abu Bakar pun mengalah. Setelah itu, dibentuklah panitia pengumpulan dan penulisan Al Quran tersebut. Ayat-ayat Al Quran itu kemudian dikumpulkan dan ditulis ulang oleh Zaid bin Tsabit. Pada masa Kalifah Umar bin Khatab, kitab Al Quran hanya berjumlah lima buah dan disimpan di lima tempat yang berbeda antara lain, Mekkah, Basrah, Madinah, dan disimpan oleh Kalifah Umar sendiri. Pada era kepemimpinan Utsman bin Affan, beliau berhasil menaklukkan Syria yang terlebih dahulu sudah mengenal kertas sebagai media u ntuk menulis. “Teknologi baru“
ini kemudian dimanfaatkan untuk memperbanyak kitab Al Quran. Akibatnya, sekarang semua orang dapat membaca, mengkaji dan memperdalam Al Quran dimanapun dan kapanpun juga. Bahkan, pada zaman sekarang Al Quran diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa dengan tentu saja tetap menuliskan ayat-ayat asli Al Quran yang masih berbahasa Arab, sehingga kemurnian Al Quran Insya Allah masih terjaga kemurniannya bahkan sampai sekarang sekalipun. Terjemahan yang ada dalam Al Quran ini sematamata hanya untuk mempermudah umat Islam untuk mempelajari Al Quran. Manfaat dari al- qur’an itu sendiri dapat dibuktikan: “Hendaklah kamu menggunakan kedua obat-obat: madu dan Alqur’an” (HR. Ibnu Majah dan Ibnu Mas’ud)
Dan masih banyak lagi dalil yang menerangkan bahwa berbagai penyakit dapat disembuhkan dengan membaca atau dibacakan ayat- ayat Alqur’an (lihat Assuyuthi, Jalaluddin, Al Qur’an sebagai Penyembuh (Alqur’an asy Syâfî), terj. Achmad Sunarto, Semarang, CV. Surya Angkasa Semarang, cet. I, 1995). Walaupun tidak dibarengi dengan data ilmiah, Syaikh Ibrahim bin Ismail dalam karyanya Ta’lim al Muta’alim halaman 41, sebuah kitab yang meng upas tata krama mencari ilmu berkata, “Terdapat beberapa hal yang dapat menyebabkan seseorang kuat ingatan atau hafalannya. Di antaranya, menyedikitkan makan, membiasakan melaksanakan ibadah salat malam, dan membaca Alquran sambil melihat kepada mushaf”. Selanjutnya ia berkata, “Tak ada lagi bacaan yang dapat meningkatkan terhadap daya ingat dan memberikan ketenangan kepada seseorang kecuali membaca Alqur’an”. Dr. Al Qadhi, melalui penelitiannya yang panjang dan serius di Klinik Besar Florida Amerika Serikat, berhasil membuktikan hanya dengan mendengarkan bacaan ayat-ayat
Alquran, seorang Muslim, baik mereka yang berbahasa Arab maupun bukan, dapat merasakan perubahan fisiologis yang sangat besar. Penurunan depresi, kesedihan, memperoleh ketenangan jiwa, menangkal berbagai macam penyakit merupakan pengaruh umum yang dirasakan orang-orang yang menjadi objek penelitiannya. Penemuan sang dokter ahli jiwa ini tidak serampangan. Penelitiannya ditunjang dengan bantuan peralatan elektronik terbaru untuk mendeteksi tekanan darah, detak jantung, ketahanan otot, dan ketahanan kulit terhadap aliran listrik. Dari hasil uji cobanya ia berkesimpulan, bacaan Alquran berpengaruh besar hingga 97% dalam melahirkan ketenangan jiwa dan penyembuhan penyakit. Penelitian Dr. Al Qadhi ini diperkuat pula oleh penelitian lainnya yang dilakukan oleh dokter yang berbeda. Dalam laporan sebuah penelitian yang disampaikan dalam Konferensi Kedokteran Islam Amerika Utara pada tahun 1984, disebutkan, Alquran terbukti mampu mendatangkan ketenangan sampai 97% bagi mereka yang men dengarkannya. Kesimpulan hasil uji coba tersebut diperkuat lagi oleh penelitian Muhammad Salim yang dipublikasikan Universitas Boston. Objek penelitiannya terhadap 5 orang sukarelawan yang terdiri dari 3 pria dan 2 wanita. Kelima orang tersebut sama sekali tidak mengerti bahasa Arab dan mereka pun tidak diberi tahu bahwa yang akan diperdengarkannya adalah Alqur’an. Penelitian yang dilakukan sebanyak 210 kali ini terbagi dua sesi, yakni membacakan Alquran dengan tarti l dan membacakan bahasa Arab yang bukan dari Alqur’an. Kesimpulannya, responden mendapatkan ketenangan sampai 65% ketika mendengarkan bacaan Alquran dan mendapatkan ketenangan hanya 35% ketika mendengarkan bahasa Arab yang bukan dari Alqur’an. Alquran memberikan pengaruh besar jika diperdengarkan kepada bayi. Hal te rsebut diungkapkan Dr. Nurhayati dari Malaysia dalam Seminar Konseling dan Psikoterapi Islam di Malaysia pada tahun 1997. Menurut penelitiannya, bayi yang berusia 48 jam yang kepadanya diperdengarkan ayat-ayat Alquran dari tape recorder menunjukkan respons tersenyum dan menjadi lebih tenang. Sungguh suatu kebahagiaan dan merupakan kenikmatan yang besar, kita memiliki Alquran. Selain menjadi ibadah dalam membacanya, bacaannya memberikan pengaruh besar bagi kehidupan jasmani dan rohani kita. Jika mendengarkan musik klasik dapat memengaruhi kecerdasan intelektual (IQ) dan kecerdasan emosi (EQ) seseorang, bacaan Alquran lebih dari itu. Selain memengaruhi IQ dan EQ, bacaan Alquran memengaruhi kecerdasan spiritual (SQ).
C. Metode penelitian 1. Tempat dan waktu penelitian.
Penelitian dilaksanakan di MAN Model Banda Aceh. 2. Bahan dan Alat Penelitian
Bahan dan Alat yang digunakan yaitu berupa buku tulis, dan alat tulis lainnya. 3. Metode
a. Populasi Populasi penelitian ini adalah di seluruh ruang lingkup Man Model BNA. b. Sampel Dua murid dari XI ipa 4 yaitu, di kelas XI IPA 4 c. Metode survei Untuk mengetahui berapa banyak siswa yang mempelajari al- qur’an serta mengamalkannya d. Teknik wawancara Wawancara dilakukan dengan siswa/i kelas XI IPA 4 untuk menggali informasi tentang manfaat membaca dan menghafal al- qur’an serta teknik cepat dalam menghafal al-qur’an. 4. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan setelah lokasi penelitian ditetapkan yaitu dengan cara mengumpulkan jawaban-jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tertentu dan membandingkan dari jawaban-jawaban yang berbeda-beda dari pertanyaan yang sama. Dan sedikit mencari informasi di internet. 5. Pengolahan Data
Cara saya dalam mengolah data yang saya dapat yaitu pertama-tama memastikan bahwa semua data dan landasan teori yang diperlukan telah diperoleh dengan baik, kemudian menghitung jumlah data, setelah itu saya mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari tiap pertanyaan. Dan terakhir saya merangkum dan mengambil inti dari setiap jawabannya.
D. Hasil dan Pembahasan Untuk mendapat data yang mendukung karya tulis ini, saya membuat daftar pertanyaan mengenai “Manfaat Membaca dan Menghafal Al -qur’an bagi Kesehatan” yang telah
tersusun di bawah ini, lalu saya wawancarai mereka untuk menggali informasi. Pertanyaan : 1) Apakah anda sering membaca al- qur’an, kalau iya kapan biasa anda membacanya ? 2) Jika anda sudah membaca al- qur’an, apakah anda pernah menghafalkannya ? 3) Kapan waktu yang paling tepat untuk menghafalkannya ? 4) Sejak kapan anda sudah memulai membaca serta menghafal al - qur’an ? 5) Setelah anda membaca dan menghafal, apakah ada manfaatnya bagi anda sendiri ?
Berdasarkan metode penelitian yang saya lakukan, diperoleh hasil bahwa sebagian besar murid XI IPA 4 sudah mulai sejak sekolah dasar membaca dan menghafal alqur’an namun hanya surat-surat pendek. Dan sebagian besar dari siswa/i itu juga sering
dan rutin membaca al- qur’an, waktu yang mereka gunakan tepatnya setelah shalat maghrib dan setelah shalat shubuh. Namun ada juga ketika mereka sedang bersantaisantai. Ternyata tidak semua murid XI IPA 4 sering menghafal al- qur’an, mereka hanya menghafal jika guru di sekolah mereka memberi tugas hafalan seperti pelajaran Qur’ an
Hadis, dan pelajaran agama lainnya. Namun di balik itu semua, ada beberapa siswa/i yang sering dan bisa dikatakan rutin menghafal ayat-ayat al- qur’an biasanya mereka menghafalnya ketika waktu shubuh dikarenakan waktu shubuh merupakan waktu yang sangat tepat untuk dimanfaatkan menghafal karena waktu shubuh adalah waktu yang paling cepat menghafal selain waktu shubuh mereka juga biasanya menggunakan waktu setelah isya di karenakan pada waktu itu sangat damai sehingga hafalan yang kita hafal cepat terekam di dalam memori seseorang. Siswa/i XI IPA 4 mengatakan ternyata orang yang membaca dan menghafal al- qur’an itu sangat banyak manfaatnya selain untuk mendatangkan pahala, membaca dan menghafal al-qur’an juga dapat menyejukkan hati dan jiwa selain itu juga untuk mencegah datangnya penyakit-penyakit hati yang menyebabkan kematian.
E. Simpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: i.
Sebagian besar siswa/i kelas XI IPA 4 sudah sejak sekolah dasar mereka membaca dan menghafal ayat-ayat al- qur’an.
ii.
75% dari siswa/i XI IPA 4 hanya menghafal al-qur’an jika ada tugas yang diberikan oleh guru agama. Dan 25% lagi dari kesadaran diri sendiri.
iii.
Waktu yang paling tepat mereka menghafal al- qur’an yaitu waktu shubuh dan setelah isya.
iv.
Manfaat membaca dan menghafal al- qur’an sudah mereka rasakan sendiri, yaitu mereka merasa tenang dalam menghadapi masalah yang cukup rumit, dan juga hati mereka lebih tenang dan damai.