PEMERINTAH KOTA PALEMBANG
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS OPI Jl. OPI Raya Perum OPI Kelurahan 15 Ulu Kecamatan Kecamatan Jakabaring Palembang Telp/Fax. (0711) 5620648 E-mail:
[email protected]
KERANGKA ACUAN KEGIATAN AUDIT INTERNAL UNIT TB PARU I.
Pendahuluan: Puskesmas perlu melakukan upaya peningkatan layanan kesehatan kepada masyarakat melalui berbagai upaya peningkatan mutu dan kinerja antara lain dengan pembakuan dan pengembangan sistem manajemen mutu dan upaya perbaikan kinerja yang berkesinambungan baik dalam pelayanan klinis, manajemen, dan penyelenggaraan upaya-upaya kesehatan di puskesmas. Oleh karena itu, penting dilakukan upaya monitoring dan penilaian kinerja secara berkala dan berkesinambungan pada tingkat puskesmas. Berbagai mekanisme monitoring dan penilaian kinerja dilakukan baik melalui supervisi, laporan capaian kinerja, audit, lokakarya mini bulanan, lokakarya mini triwulan, penilaian kinerja semester, dan penilaian kinerja tahunan. Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi dilakukan analisis dan upaya perbaikan yang berkesinambungan, sehingga proses pelayanan akan menjadi lebih baik. Hal ini menjadi mutlak diperlukan oleh seluruh unit termasuk program Pencegahan dan Pengendalian TB Paru di Puskesmas OPI
dalam rangka meningkatkan pelayanan dan capaian capaian program program yang
belum mencapai target.
II.
Latar Belakang: Penyakit tuberculosis paru merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi masalah kesehatan kesehatan Masyarakat. Di Indonesia Indonesia maupun di berbagai berbagai belahan dunia . Tuberculosis adalah suatu penyakit penyakit infeksi yang yang di sebabkan sebabkan bakteri
berbentuk batang ( basil )
yang di kenal dengan nama Mycobakterium
tuberculosis. Penularan penyakit ini
melalui perantara ludah atau dahak
penderita yang mengandung basil tuberculosis paru. Pada waktu penderita batuk butir-butir air ludah berterbangan di udara dan terhisap oleh orang yang sehat dan masuk ke dalam paru nya. Yang kemudian penyebabkan penyakit tuberculosis paru. Untuk kedisiplinan pasien dalam menjalankan pengobatan
juga perlu di
awasi oleh anggota keluarga terdekat yang tinggal serumah. Yang setiap saat dapat mengingatkan penderita untuk minum obat. Apabila pengobatan terputus tidak sampai enam bulan, penderita sewaktu-waktu akan kembali penyakitnya
dan
kuman
tuberculosis
menjadi
resisten
sehingga
membutuhkan biaya besar untuk pengobatannya. Penyakit tuberculosis ini di jumpai di semua bagian penjuru dunia. Penyakit TB merupakan penyakit yang berdampak multi dimensional, karna itu penanganannya harus melibatkan semua lapisan masyarakat,siapapun dia tidak mengenal status yang ia miliki. Oleh karena itu diperlukan langkah penanganan
dan
penemuan
kasus
TB
Paru
yang
benar
dan
berkesinambungan. Dalam pelaksanaan kegiatan program, diperlukan suatu metode pengawasan kinerja agar tujuan dan visi misi puskesmas dapat tercapai salah satunya melalui audit internal. Audit internal merupakan salah satu penilaian terhadap sarana dan prasana di Puskesmas yang akan dilakukan oleh tim audit internal yang dibentuk oleh kepala puskesmas berdasarkan strandar yang telah ditetapkan. Agar pelaksanaan audit internal dapat dilaksanakan efektif dan efesien, maka disusun rencana program audit.
III.
Tujuan audit: Tujuan Umum: Melakukan penilaian terhadap kesesuaian proses pelayanan, dan capaian kinerja program P2 TB Paru.
Tujuan Khusus: 1.
Melakukan penilaian capaian penanganan & penemuan pasien BTA (+)
2.
Melakukan penilaian capaian pasien TB Paru berobat sesuai standar
3.
Melakukan penilaian kesesuaian proses pelacakan pasien TB Paru mangkir
4.
Melakukan penilaian kesesuaian proses pelaksanaan kunjungan rumah dan pemantauan proses pengobatan pasien TB Paru.
5.
Melakukan penilaian kesesuaian proses pengambilan specimen dahak pada suspek TB Paru.
IV.
Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan: a. Lingkup audit: 1. Cakupan Program TB Paru: Penemuan & Penanganan Pasien TB Paru BTA (+) di SPM Puskesmas & cakupan pasien TB Paru berobat sesuai standar. 2. Pelaksanaan kunjungan rumah dan pemantauan proses pengobatan pasien TB Paru. 3. Pelaksanaan pelacakan pasien TB Paru yang mangkir berobat. b. Kegiatan Audit dan Rincian Kegiatan: Audit di Puskesmas: a).
Melakukan audit terhadap capaian program TB Paru
b).
Melakukan audit kesesuaian pemeriksaan specimen dahak pasien suspek TB Paru
c).
Melakukan audit kesesuaian kegiatan pelacakan pasien TB Paru mangkir berobat.
d).
Melakukan audit kesesuaian kegiatan kunjungan rumah dan
pemantauan berobat pasien TB Paru
V.
Cara melakukan kegiatan: a. Kriteria yang digunakan untuk melakukan audit internal: 1. Target cakupan penemuan dan penanganan pasien dengan BTA (+) 2. Target cakupan pasien TB Paru berobat sesuai standar 3. SOP pelaksanaan kegiatan kunjungan rumah & pemantauan pengobatan pasien TB Paru. 4. SOP pelaksanaan kegiatan pemeriksaan spesimen dahak pasien TB Paru 5. SOP pelaksanaan kegiatan pelacakan pasien TB Paru mangkir berobat. b. Metoda untuk melakukan audit internal: Observasi, wawancara, dan melihat dokumen bukti pelaksanaan c. Instrumen Audit: (terlampir)
VI.
Sasaran (Objek) audit: 1. Terlaksananya audit capaian penanganan & penemuan pasien BTA (+) 2. Terlaksananya audit capaian pasien TB Paru berobat sesuai standar 3. Terlaksananya audit kesesuaian proses pelacakan pasien TB Paru mangkir. 4. Terlaksananya audit kesesuaian proses pelaksanaan kunjungan rumah dan pemantauan proses pengobatan pasien TB Paru. 5. Terlaksananya audit kesesuaian proses pengambilan specimen dahak pada suspek TB Paru.
VII. Jadual dan alokasi waktu : a. Audit Pertama 1. Telusur data kinerja program TB Paru di Puskesmas : 08-10 Nov 2018 2. Analisis dan penyusunan laporan audit
: 08-10 November 2018
b. Audit Kedua: 1. Telusur data kinerja program TB Paru di Puskesmas : 08-10 Mei 2019 2. Analisis dan penyusunan laporan audit
: 08-10 Mei 2019
VIII. Evaluasi pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan: Evaluasi pelaksanaan kegiatan audit dilakukan untuk menilai apakah pelaksanaan audit sesuai dengan jadwal yang sudah disusun setiap enam bulan sekali. Jika terjadi ketidak sesuaian dalam pelaksanaan kegiatan audit dilaporkan kepada ketua tim audit untuk dibahas bersama dalam tim audit internal.
IX.
Pencatatan, pelaporan, dan evaluasi kegiatan: Auditor internal harus mencatat/mendokumentasikan keseluruhan proses kegiatan audit internal, dan melaporkan hasil temuan audit, hasil analisis, dan rencana tindak lanjut yang disepakati bersama dengan auditee. Keseluruhan kegiatan audit internal harus dievaluasi sebagai dasar untuk melakukan perbaikan dalam melaksanakan audit.
Mengetahui
Ketua Tim Audit
Plt.Kepala Puskesmas OPI
Puskesmas OPI
drg.H.M.Erwan Naupal
Meriska, AM.Keb
Nip. 19750125003121003
Nip. 197909302011012006