Fasilitas Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah dalam Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah TanggaFull description
Sop Penanganan Dan Pengolahan Limbah CairFull description
Full description
Sop Penanganan Dan Pengolahan Limbah Cair
Sop Penanganan Dan Pengolahan Limbah Cair
Produksi Pengolahan Komoditas Perkebunan Dan Herbal 11 SMKFull description
sistem drainase dan pengolahan AATFull description
Full description
Peranan kajian pustaka dalam penelitian, khususnya....Jika seorang peneliti ingin mencari ......Dalam penelitian peranan pustaka............Full description
Peranan kajian pustaka dalam penelitian, khususnya....Jika seorang peneliti ingin mencari ......Dalam penelitian peranan pustaka............Deskripsi lengkap
Peran Masyarakat dan Swasta dalam Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah TanggaFull description
nikelFull description
Sistem Pengolahan AirDeskripsi lengkap
This procedure applies to identification and traceability of material and constructed work under the responsibility of EMC and its Subcontractors at the stages of supply, and installation.
Pertanian school
Defisini dan Pengertian dalam Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah TanggaFull description
SPADeskripsi lengkap
Sistem Pengolahan Limbah CairDeskripsi lengkap
Komoditas dan komodifikasiFull description
QMS procedure
Full description
hajjsa
KAJIAN SISTEM TRACEABILITY DALAM PENANGANAN DAN PENGOLAHAN KOMODITAS PRODUK PERIKANAN INDONESIA UNTUK EKSPOR Tim Penyusun : Annisa Galuh D (13494) Kusumo Prasetyo A (13495) Nadia Aulia Putri (13496) Puji Astuti (13498)
Pendahuluan
Dinamika perubahan gaya hidup manusia dalam mengkonsumsi pangan dari belahan dunia lainnya memungkinkan transportasi bahan pangan dalam jumlah besar.
Risiko dapat mengganggu dan menunda material, informasi, dan arus kas, yang pada akhirnya dapat merusak penjualan, meningkatkan biaya, atau keduanya.
Penolakan negara-negara importir terkait dengan masalah tingginya kadar histamine pada beberapa ikan, mewarnai kegiatan ekspor.
Uni Eropa mewajibkan semua pelaku usaha bidang pangan di setiap negara dan para pengekspor dari negara lain menggunakan sistem traceability untuk mencatat perjalanan pangan mulai dari pemasok sampai konsumen.
Tujuan
Mengetahui tahapan sistem traceability dalam penanganan dan pengolahan komoditas produk perikanan indonesia untuk ekspor
Mengetahui aspek aspek pengkodean.
Pengertian Traceability
Kemampuan untuk mengikuti pergerakan dari makanan selama tahap proses produksi dan distribusi (Codex Alimentarius (CAC/GL 60), 2006).
Kemampuan untuk menelusuri sejarah, aplikasi, atau lokasi dari hal dibawah pertimbangan, dan catatan yang dapat menghubungkan produk dengan asal bahan dan sejarah proses produk, serta distribusi produk (ISO 9000, 2000)
Kemampuan menelusuri makanan atau pakan atau bahan baku produksi makanan atau pakan, dalam setiap tahap proses produksi dan distribusi (General Food Law Regulation 178/2002)
Setiap organisasi atau industri harus membuat dan melaksanakan sistem traceability yang dapat mengidentifikasi unit produk dan kode batch produk yang menghubungkan rekaman bahan baku, proses dan distribusi (ISO 22000, 2005)
Memudahkan identifikasi program monitoring residu pada titik kunci dalam mata rantai suplai hasil perikanan.
Meningkatkan efisiensi pabrik.
Verifikasi asal produk
Chain of Custody
Menyampaikan cerita kepada konsumen
Dasar pengambilan keputusan
Komponen Sistem Traceability
Supplier traceability
Process traceability
Customer traceability
Sistem traceability internal
Sistem traceability eksternal
PENERAPAN TRACEABILITY DALAM PENANGANAN DAN PENGOLAHAN KOMODITAS PERIKANAN
Pelaku usaha pada rantai suplai khususnya penanganan dan pengolahan bertanggung jawab dalam menjamin mutu dan keamanan produk akhir serta penerapan traceability secara konsisten melalui upaya membangun kerjasama dengan para supplier dalam rangka Approved Supplier.
UPI (Unit Pengolahan Ikan) dituntut untuk wajib membina dan menilai para supplier sampai mereka memenuhi persyaratan jaminan mutu dan keamanan pangan.
Unit supplier mendapatkan Approved Supplier dari UPI, dan UPI lalu melakukan audit secara berkala dan evaluasi para supplier, dan bukannya UPI hanya meminta surat garansi jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan
ASPEK-ASPEK PENGKODEAN Aturan dasar pengkodean sistem Traceability harus memenuhi beberapa ketentuan diantaranya :
Sesuai dengan Standard Internasional
Kode tidak mudah berubah
Dapat diaplikasikan kepada semua produk perikanan.
Kode Asal Usul Barang
Kode Negara dengan referensi ISO 3166-1,
Kode Propinsi dengan referensi ISO 3166-2
Kode Kabupaten/Kota dengan referensi BPS-RI.
Informasi Keamanan dan Mutu hasil perikanan :
Lokasi
Jenis
Volume
nama pelaku
asal bahan baku
Nama kapal
Nama perusahaan
Waktu pelaksanaan.
30127
00
2
1
252
Produksi tanggal 30/12/200 7
Basis Diproduksi di Di produksi ID Spesifik Kode Unit oleh Group Produk Kolam 00 Pengolahan 2 pekerja Shift 1
TAHAP-TAHAP DALAM TRACEABILITY
Analisis system
Asesmen traceability
Prosedur penarikan produk
Dokumentasi dan perekaman
Analisis sistem
Membuat tim manajemen
Membuat diagram tahapan proses produksi.
Membuat prosedur identifikasi
Melakukan perekaman pada setiap tahapan proses produksi.
Verifikasi.
Asesmen traceability
Identifikasi prosedur dan rekaman perusahaan yang menyangkut traceability.
Identifikasi apakah kode pengenal batch yang dicatat didasarkan pada hubungan data proses dengan masing-masing batch.
Identifikasi apakah kode pengenal batch turut serta dipindahkan dengan produk ke tahap selanjutnya.
Diagram alir metode traceability decision tree
Prosedur penarikan produk (recall)
Membuat tim manajemen recall produk
Membuat file produk yang dikomplain
Mencatat pihak yang melaporkan komplain
Menelusuri rantai produk
Menelusuri rekaman persediaan dan distribusi produk
Membuat tata cara penarikan produk yang memungkinkan
Mencatat penarikan produk
Evaluasi dan merancang penarikan produk yang lebih efektif
Uji coba rencana penarikan
Dokumentasi dan perekaman
Mendokumentasikan serangkaian kegiatan yang telah dilakukan sebagai arsip.
Bukti bahwa prosedur mutu yang diharuskan telah diterapkan pada produk dan jasa yang ditentukan.
Rekaman harus dalam keadaan sah, mudah diidentifikasi, dan mudah ditemukan.
Kesimpulan
Tahapan dalam sistem traceability : Tahapan analisis sistem, asesmen traceability, prosedur penarikan produk, dan dokumentasi serta perekaman.
Prinsip yang harus dipegang dalam melakukan kegiatan pengkodean pada sistem Traceability yaitu : 1. Membuat nomor identifikasi yang jelas 2. Pencantuman serta pengiriman kode (nomor identitas) dan bila terjadi penggabungan bath harus akurat dan harus mencantumkan informasi yang perlu diketahui oleh konsumen.