KEPERAWATAN DASAR I STRESS DAN ADAPTASI Jurnal Stres dan Coping Remaja yang Mengalami Perceraian pada Orangtua
DISUSUN OLEH :
Marina Lestari 1611316027 Dsen Pe!"i!"in# : Ns$%i&ri'ant(i Minan)a P*tri+ M$Ke, PRO-RAM . /URUSAN ILMU KEPERAWATAN AKULTAS KEPERAWATAN TAHUN 2016 2 016
ABSTRAK Suatu perceraian memiliki pengaruh yang besar terhadap perubahan kelangsungan hidup pasangan suami suami istri istri terleb terlebih ih anak-a anak-anak nak,, apalag apalagii jika jika si anak anak terseb tersebut ut sedang sedang mengal mengalami ami masa masa perali peralihan han dalam dalam perkembangan fisik maupun sosial psikologis atau yang lebih dikenal dengan masa remaja, karena seperti diketa diketahui hui kebut kebutuha uhan n anak anak remaja remaja pada pada saat saat itu terhad terhadap ap peran peran orang orang tua sangat sangat diharap diharapkan kan lebih lebih dari dari sebelumnya. Berdasakan beberapa definsi dari beberapa tokoh, stres merupakan suatu kondisi yang disebabkan ketidaksesuaian yang nyata atau tidak nyata antara tuntutan- tuntutan terhadap situasi tertentu dan stres itu akan muncul jika tuntutan tuntutan yang luar biasa biasa atau terlalu banyak mengancam kesejahteraan kesejahteraan atau integritas integritas seseorang. seseorang. Adapun Adapun ketika ketika remaja remaja tersebut tersebut dihadapkan dihadapkan pada kondisi stres, maka mereka akan berusaha mencoba untuk mengurangi bahkan menghilangkan perasaan stres yang dialaminya itu dengan melakukan
berbagai macam cara dalam istilah psikologi disebut strategi coping. Istilah coping disini adalah segala usaha atau proses yang dilakukan oleh seseorang untuk menguasai perasaan stres yang dialaminya dengan cara mengolah adanya tuntutan-tuntutan atau mengurangi dan bertoleransi dengan tuntutan-tuntutan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui informasi tentang bagaimana gambaran stres dan coping stres pada remaja dalam menyikapi perceraian orang tua, faktor mengapa remaja tersebut memiliki stres dan melakukan coping yang demikian serta bagaimana proses perkembangan stres dan coping stres remaja Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pendekatan study kasus dengan subjek penelitian seorang remaja yang mengalami perceraian pada orangtua. Subjek berumur ! tahun dengan lama perceraian orangtua yakni " tahun #$ bulan%. &asil penelitian menunjukan bah'a subjek remaja yang orangtuanya bercerai tersebut mengalami stres akibat perceraian orangtua, itu dapat dilihat dari sebagian besar gejala stres yang ditimbulkannya, dan dari hasil penelitian dalam menghadapi permasalahannya subjek lebih condong menggunakan strategi coping yang lebih memfokuskan pada masalah emosi subjek yakni (motion focused coping. )aktor yang mempengaruhi stres subjek itu dipengaruhi karena adanya kehadiran stressor lain dan karakteristik subjek, untuk faktor yang mempengaruhi strategi coping subjek dipengaruhi karena keyakinan* pandangan positif, keterampilan sosial, dan dukungan sosial. Proses perkembangan stres dan coping subjek dilalui dalam + tahapan yakni respon terhadap kondisi stres yang muncul akibat perceraian orangtua dan proses adaptasi yang dilakukan subjek untuk meminimalisir terhadap kondisi stres yang muncul.
Kata kunci: Stres Coping Stres Perceraian Orangtua
!" Penda#uluan A. atar Belakang alam kehidupan ini adalah dua pengalaman yang amat menyedihkan dan paling menekan perasaan #stressful% dalam kehidupan berkeluarga yaitu kematian dan perceraian, ditambah lagi jika pasangan yang bercerai mempunyai anak, maka keadaan akan menjadi bertambah rumit #Mutadin, +//+%. Menurut &olmes dan 0ahe #dalam 1aylor, 222%, perceraian adalah penyebab stres kedua paling tinggi, setelah kematian pasangan hidup. ata dari Biro Pusat Statistik #BPS% #dalam 0edaksi t3! Peristi'a (pisode $$. +//4% menyebutkan bah'a persentase angka perceraian terhadap perka'inan cenderung meningkat, dari sekitar !5 pada tahun 22$*222 menjadi 25 pada tahun 222*+/// dan $ 5 pada tahun +//. Perceraian dalam keluarga manapun merupakan peralihan besar dan penyesuaian utama bagi anak. Anak akan mengalami reaksi emosi dan perilaku karena kehilangan satu orang tua. Bagaimana anak bereaksi terhadap perceraian orang tua berperilaku sebelum, selama, dan sesudah perpisahan. Anak akan
membutuhkan dukungan, kepekaan dan kasih sayang yang lebih besar untuk membantunya mengatasi kehilangan yang dialaminya selama masa sulit ini #6ole, +//4%. Pada umumnya, para orangtua yang bercerai akan lebih siap menghadapi perceraian dibandingkan anak-anak mereka. &al tersebut karena sebelum mereka bercerai biasanya didahului proses berpikir dan pertimbangan yang panjang, sehingga sudah ada suatu persiapan mental dan fisik. Perceraian mungkin salah satu keputusan yang sangat berat dan menyakitkan bagi kedua belah pihak, seperti orang tua mengalami kesedihan yang dalam karena perceraian, anak juga memiliki perasaan sedih, marah, penyangkalan, takut, bersalah yang sama dan mungkin reaksi lain yang akan timbul akibat perceraian tersebut seperti adanya rasa luka, rasa kehilangan, dan terlebih lagi mereka mungkin akan menunjukan kesulitan penyesuaian diri dalam bentuk masalah perilaku, kesulitan belajar, atau penarikan diri dari lingkungan sosial. dan perasaan-perasaan tersebut dapat termanifestasi dalam bentuk
Menurut Ajanuari #dalam 8oper, +//4%, remaja merasakan beratnya dampak perceraian karena selain perceraian orangtua, mereka juga
perilaku seperti suka mengamuk, menjadi kasar, dan tindakan agresif lainnya, menjadi pendiam, tidak lagi ceria, tidak suka bergaul, sulit berkonsentrasi dan tidak berminat pada tugas sekolah sehingga prestasi di sekolah cenderung menurun, suka melamun, terutama mengkhayalkan orangtuanya akan bersatu kembali. #Mutadin, +//+%. Mungkin hanya sedikit anak yang berhasil dalam proses adaptasi untuk menerima kenyataan yang ada, mereka tidak mengalami kesulitan yang berarti ketika meneruskan kehidupannya ke masa perkembangan selanjutnya, tetapi bagi anak yang gagal beradaptasi, maka ia akan memba'a hingga de'asa perasaan ditolak, tidak berharga dan tidak dicintai. Perasaan-perasaan ini dapat menyebabkan anak tersebut, setelah de'asa menjadi takut gagal dan takut menjalin hubungan yang dekat dengan orang lain atau la'an jenis #6ole, +//4%. engan adanya permasalahan ini maka penulis mencoba untuk lebih memaparkan permasalahan tersebut ditinjau dari sudut pandang remaja. Seperti diketahui masa remaja merupakan masa dimana terjadinya peralihan dari masa anak-anak ke masa de'asa, tidak hanya itu mereka juga bukan membentuk kematangan fisik #purbetas% saja akan tetapi juga mengarah ke arah kematangan social-psikologis, antara lain menuju kede'asaan dan kemandirian #Muss, dalam Sar'ono 227%, sehingga mereka mulai merasa diperlukan atau dibutuhkannya sosok figure orang tua yang mungkin akan selalu siap dalam memberikan arahan atau bimbingan. Sebaliknya pengharapan tersebut akan berubah jika keinginan mereka terhadap figure orang tua tersebut menjadi tidak tersampai karena adanya permasalahan dalam keluarga, contoh dari permasalahan tersebut salah satunya yakni perceraian, karena bisa jadi dengan adanya permasalahan itu pikiran mereka akan menjadi tidak terarah, tidak terkendali sehingga sulit menerima kenyataan hidup dan pada akhirnya akan menimbulkan masalah stres pada diri anak remaja tersebut.
sedang mengalami masa yang penuh goncangan dan perubahan besar dalam rangka pencarian identitas diri. Pernyataan ini juga ditambahkan pula oleh 9allerstuein dan 8elly #dalam &ea3en, 22+% masa remaja merupakan masa yang sangat sulit bila mengalami perceraian orangtua. Bagi remaja yang sedang mengalami masa yang dipenuhi banyak perubahan, perceraian orangtua akan menambah derajat stres yang sudah ada dan akhirnya akan mempengaruhi perkembangan remaja itu sendiri alam hal ini a:arus #dalam Prabo'o, 22$% mengungkapkan stres adalah suatu keadaan psikologis indi3idu yang disebabkan karena indi3idu dihadapkan pada situasi internal dan eksternal. an penuturan ini ditambahkan pula oleh ;oldberger dan Brenit: #dalam id'ina, +//7%, penyebab stres #stressor% dianggap sebagai sesuatu yang berasal dari situasi eksternal yang dapat mempengaruhi indi3idu.
a:arus #dalam 0adley, 227% beliau mengungkapkan bah'a setiap indi3idu melakukan cara koping yang berbeda-beda dalam menghadapi situasi yang menekan dari
pasangan suami istri terlebih anak-anak, apalagi anak tersebut sedang mengalami masa peralihan dalam perkembangan fisik maupun sosial psikologis atau lebih dikenal dengan
lingkungan, mekanisme atau cara koping ini bisa meliputi kognitif #pola pikir% dan perilaku #tindakan%. Perbedaan cara yang dilakukan setiap idi3idu dalam hal menangani stresnya itu dimasukkan kedalam + strategi atau cara. Seperti diungkapkan oleh a:arus dan )olkman #2!7% cara koping dibedakan menjadi dua bagian besar berdasarkan tujuan atau intensi indi3idu yaitu problem focused coping, yakni coping yang memfokuskan pada masalah ini melibatkan usaha yang dilakukan untuk merubah beberapa hal yang menyebabkan stres #stressor%. 1ujuannya adalah untuk mengurangi tuntutan dari situasi dan meningkatkan usaha indi3idu dalam menghadapi situasi tersebut. lebih sesuai apabila digunakan dalam menghadapi masalah atau situasi yang dianggap dapat dikontrol atau dikuasai oleh indi3idu. emotion focused coping yakni coping ini merupakan bentuk coping yang lebih memfokuskan pada masalah emosi, bentuk coping ini lebih melibatkan pikiran dan tindakan yang ditunjukan untuk mengatasi perasaan yang menekan akibat dari situasi stres. emotion focused coping juga terdiri dari usaha yang diambil untuk mengatur dan mengurangi emosi stres penggunaan mekanisme yang dapat menghindarkan dirinya dari berhadapan dengan stressor. Penambahan dalam penanganan stres juga diungkapkan oleh #6ar3er, Scha3er dan 9entraub dalam 1riyani, &. +///% yang menyebutkan tentang strategi coping maladaptif yaitu kecenderungan coping yang kurang bermanfaat dan kurang efektif dalam mengatasi sumber stres. Penggunaan dalam menentukan strategi mana yang paling banyak atau sering digunakan sangat tergantung pada kepribadian seseorang dan sejauhmana tingkat stres dari suatu kondisi atau masalah yang dialaminya. Berdasarkan ulasan diatas, maka akan diungkap secara simpulan bah'a suatu perceraian memiliki pengaruh yang besar terhadap perubahan kelangsungan hidup
masa remaja, karena seperti diketahui kebutuhan anak remaja pada saat itu terhadap peran orang tua sangat diharapkan lebih dari sebelumnya. Sehingga dengan adanya permasalahan tersebut suatu perceraian orangtua dapat menjadi suatu faktor penyebab terjadinya stres pada anak remaja. Agar tekanan atau stres yang dialami tidak berlangsung terus-menerus, maka dibutuhkan suatu upaya untuk mengatasi stres tersebut disebut coping stres. Menurut a:arus #227% coping adalah suatu respon indi3idu terhadap sumber stres. 6oping stres yang digunakan oleh indi3idu bisa bermacam-macam, misalnya melakukan suatu akti3itas yang mengubah sumber stres menjadi suatu hal yang positif atau mengurangi tekanan emosional yang timbul dari situasi stres. engan penelitian ini secara tidak langsung membantu subjek dalam menghadapi permasalahannya, mengurangi atau mencoba menghilangkan beban subjek dalam mengahadapi pengaruh negatif yang terjadi akibat perceraian orangtuanya tersebut. B. Pertanyaan Penelitian . Bagaimana gambaran stres dan coping stres yang terjadi pada remaja yang mengalami perceraian pada orangtua= +. Mengapa remaja yang mengalami perceraian pada orangtua memiliki stres dan melakukan coping stres yang demikian= >. Bagaimana proses perkembangan stres dan coping stres pada remaja yang mengalami perceraian pada orangtua= 6. 1ujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ilmiah ini yaitu untuk mengetahui tentang bagaimana gambaran stres dan coping stres pada remaja dalam menyikapi perceraian orang tua, faktor mengapa remaja tersebut memiliki stres dan melakukan coping serta bagaimana proses perkembangan stres dan coping stres remaja tersebut. . Manfaat Penelitian Manfaat Praktis?
Penulis berharap bah'a penelitian ini dapat memperkaya pengetahuan dan membantu pemahaman bagi masyarakat khususnya remaja mengenai bagaimana gambaran stres yang terjadi pada remaja dikarenakan masalah
perceraian yang terjadi pada orangtua dan diharapkan juga hasil penelitian ini dapat mencoba memberikan gambaran bagaimana jalan keluar atau solusi yang akan dilakukan pada remaja yang mengalaminya. Manfaat 1eoritis? Penulis berharap penelitian ini juga dapat memberikan manfaat sehingga akan menjadi bahan literature yang dapat digunakan untuk perkembangan ilmu psikologi khususnya pada bidang psikologi sosial dan psikologi perkembangan yang mempunyai keterkaitan dengan masalah penelitian ini. B. 1injauan Pustaka . Stres a. Pengertian Stres Stres yaitu keadaan yang muncul apabila tuntutan yang luar biasa atau terlalu banyak mengancam kesejahteraan atau integritas seseorang. 8orchin #dalam Prabo'o, 22$% b. ;ejala Stres Menurut 0ice #22$%, secara umum gejalagejala stres dapat dibedakan ke dalam empat macam jenis, yaitu gejala- gejala berupa perilaku, emosi, kognitif dan fisik ? % ;ejala- gejala perilaku #Beha3ioral symptoms% ari banyaknya gejala- gejala perilaku yang timbul, beberapa diantaranya adalah prokrastinasi dan a3oidance, menarik diri dari teman dan keluarga, hilangnya nafsu makan dan tenaga, ledakan emosi dan agresi, berubahnya pola tidur #tidur tidak nyenyak%. +% ;ejala- gejala (mosi #(moti3e symptoms% ;ejala- gejala emosi yang paling umum adalah cemas, takut, mudah marah, dan depresi. ;ejala lainnya, ketakutan, frustasi, merasa bingung dan kehilangan kendali. >% ;ejala- gejala kognitif #6ogniti3e symptoms% ;ejala- gejala kognitif yang paling umum adalah hilangnya moti3asi dan konsentrasi. Indi3idu seakan-akan kehilangan kemampuan untuk memfokuskan perhatian pada tugas-
tugas yang harus dikerjakan dan kehilangan kemampuan untuk menjalankan tugas-tugas tersebut dengan baik. ;ejala- gejala mental dan kognitif lainnya adalah kekha'atiran yang berlebihan. Salah satu gejala final dari gejala kognitif ini adalah keinginan untuk melarikan
diri dari situasi dimana dia berada. 7% ;ejala- gejala fisik #Physical symptoms% ;ejala- gejala fisik yang paling umum adalah pegal- pegal dan lemas, migraine dan sakit kepala, sakit punggung termasuk sakit punggung bagian ba'ah, dan ketegangan otot yang dapat dilihat dalam bentuk kejang urat. Pada system kardio3askular, stres seringkali direflesikan dengan meningkatnya detak jantung, hipertensi, dan buruknya peredaran darah arteri. Pada system pernafasan, diperlihatkan dengan tarikan nafas yang cepat dan pendek- pendek dan mengalami kelelahan yang luar biasa. c. )aktor yang mempengaruhi stres ahey dan 6imnero #dalam
% Pengalaman terdahulu 0eaksi stres umumnya akan lebih kuat pada 'aktu indi3idu mempunyai pengalaman terdahulu terhadap kejadian stres tertentu dan bila ia tidak mendapatkan peringatan tentang stres tersebut #casel dalam
stres lebih besar dibanding stres yang ia alami sebelumnya. 7% 8arakteristik Indi3idu Beberapa karakteristik dan keadaan tertentu membuat indi3idu mengalami stres yang berbeda intensitasnya.
Beberapa studi #Miller dan igham dalam % (haustion 8ondisi yang muncul jika stres berkelanjutan sehingga indi3idu menjadi rapuh* kehabisan tenaga. Secara fisik, tubuh menjadi breakdo'n, energi untuk beradaptasi habis, reaksi atau gejala fisik muncul kembali, yang akhirnya dapat mengakibatkan indi3idu meninggal. Secara fisiologis, mungkin terjadi
halusinasi, delusi, perilaku apatis bahkan psikosis. +. 6oping Stres a. Pengertian 6oping Stres 6oping stres yaitu sebagai penyesuaian secara kognitif dan perilaku menuju keadaan yang lebih baik, mengurangi dan bertoleransi dengan tuntutan-tuntutan yang ada yang mengakibatkan stres, 0adley #227%. b. )aktor yang Mempengaruhi Strategi 6oping
Menurut Mutadin #+//+%, cara indi3idu menangani situasi yang mengandung tekanan ditentukan oleh sumber daya indi3idu yang meliputi kesehatan fisik*energi, keterampilan memecahkan masalah, keterampilan sosial dan dukungan sosial dan materi, % 8esehatan )isik 8esehatan merupakan hal yang penting, karena selama dalam usaha mengatasi stres indi3idu dituntut untuk mengerahkan tenaga yang cukup besar +% 8eyakinan atau pandangan positif 8eyakinan menjadi sumber daya psikologis yang sangat penting, seperti keyakinan akan nasib #eksternal locus of control% yang mengerahkan indi3idu pada penilaian ketidakberdayaan #helplessness% yang akan menurunkan kemampuan strategi coping tipe ? problem-sol3ing focused coping >% 8eterampilan Memecahkan masalah 8eterampilan ini meliputi kemampuan untuk mencari informasi, menganalisa situasi, mengidentifikasi masalah dengan tujuan untuk menghasilkan alternatif tindakan, kemudian mempertimbangkan alternatif tersebut sehubungan dengan hasil yang ingin dicapai, dan pada akhirnya melaksanakan rencana dengan melakukan suatu tindakan yang tepat. 7% 8eterampilan sosial 8eterampilan ini meliputi kemampuan untuk berkomunikasi dan bertingkah laku dengan cara-cara yang sesuai dengan nilai-nilai sosial yang berlaku dimasyarakat. 4% ukungan sosial ukungan ini meliputi dukungan pemenuhan kebutuhan informasi dan emosional pada diri indi3idu yang diberikan oleh orang tua, anggota keluarga lain, saudara, teman, dan lingkungan masyarakat sekitarnya
@% Materi ukungan ini meliputi sumber daya berupa uang, barang barang atau layanan yang biasanya dapat dibeli. c.
merubah beberapa hal yang menyebabkan stres #stressor%. 1ujuannya adalah untuk mengurangi tuntutan dari situasi dan meningkatkan usaha indi3idu dalam menghadapi situasi tersebut. 6ara ini lebih sesuai apabila digunakan dalam menghadapi masalah atau situasi yang dianggap dapat dikontrol atau dikuasai oleh indi3idu. Menurut 6ar3er, Schei3er dan 9eintraub #dalam 1riyani &arika, +///% alam penelitiannya telah menyebutkan beberapa strategi coping yang bisa dikelompokan kedalam kelompok problem focused coping, yaitu a% Acti3e coping, merupakan proses mengambil langkah aktif untuk mencoba menghilangkan stressor atau untuk meringankan dampaknya. b% Planning, memikirkan bagaimana cara untuk mengatasi stressor. 1ermasuk didalamya adalah memikirkan suatu strategi untuk bertindak, langkah-langkah apa yang harus diambil dan bagaimana cara paling baik untuk mengatasi masalah. c% 0estraint coping, menunggu sampai adanya kesempatan yang tepat untuk bertindak sebelum 'aktunya. 6oping ini dapat dilihat sebagai strategi yang aktif dalam arti tingkah lakunya dilakukan untuk mengatasi stressor, namun juga dapat dilihat secara pasif karena dalam strategi ini indi3idu tidak melakukan tindakan apapun. d% Seeking social support for instrumental reasons, mencari nasihat, bantuan atau informasi. e% Suppressing of competing acti3ites. Salah satu bentuk coping yang di fokuskan pada masalah adalah indi3idu berusaha membatasi
ruang gerak*aktifitas dirinya yang tidak berhubungan dengan masalah. alam hal ini indi3idu mengurangi keterlibatannya dalam kegiatan lain yang juga membutuhkan perhatian untuk dapat berkonsentrasi penuh pada tantangan manapun ancaman yang dialaminya. ang juga termasuk dalam jenis coping ini adalah perilaku mengabaikan masalah lain untuk menghadapi sumber stres. +% (motion )ocused 6oping 6oping ini merupakan bentuk coping yang lebih memfokuskan pada masalah emosi.
Bentuk coping ini lebih melibatkan pikiran dan tindakan yang ditunjukan untuk mengatasi perasaan yang menekan akibat dari situasi stres. (motion focused coping, terdiri dari usaha yang diambil untuk mengatur dan mengurangi emosi stres penggunaan mekanisme yang dapat menghindarkan dirinya dari berhadapan dengan stressor. a:arus, )olkman, dan rekannya #dalam Sarafino, 22$% telah menyebutkan beberapa strategi coping yang bisa dikelompokkan kedalam kelompok emotion focused coping, yaitu? a% istancing. Indi3idu mencoba membuat suatu pola pemikiran #berpikir% yang lebih positif terhadap masalah yang dihadapinya. Indi3idu bisa mencoba bertingkah laku seakan-akan tidak pernah terjadi apapun. Indi3idu mencoba untuk tidak terlalu terpengaruh dengan cara tidak terlalu memikirkan masalahnya. 6ar3er, Scheier dan 9eintraub #dalam Sarafino, 22$% menyebut bicara coping sebagai suatu usaha indi3idu untuk menyangkal #denial% bah'a dirinya dihadapkan pada suatu masalah. b% (scape- a3oidance. Indi3idu menghindari untuk menghadapi masalah yang dihadapinya. 6ontohnya, indi3idu berkhayal bah'a akan ada suatu keajaiban yang bisa membuat masalahnya selesai. Biasanya indi3idu mengambil tindakan pengalihan perhatian yang negatif #menghindar% terhadap masalahnya dengan tidur terus menerus, keluar rumah, lebih sering menonton tele3isi, merokok atau minum-minuman beralkohol. c% Self control. Indi3idu mencoba untuk mengatur emosinya supaya tidak diketahui
oleh orang lain dan mengatur tindakannya dalam menghadapi masalahnya. d% Accepting responsibility. Indi3idu menyadari perannya sebagai salah satu penyebab dari masalah yang dihadapinya dan mencoba mengambil tindakan yang tepat untuk menyelesaikan masalah. Indi3idu merasa bertanggung ja'ab atas munculnya masalah tersebut. e% Positi3e repprasial. Indi3idu berusaha mengambil sisi positif dari permasalahan yang dihadapinya yang dapat membantu pertumbuhan pribadinya. Menurut 6ar3er,
Scheire dan 9eintraub #dalam Sarafino, 22$% terkadang hal ini disertai dengan meningkatnya kesadaran sisi religius indi3idu #turnind to religion%. ebih jelasnya, 6ar3er, Scheire dan 9eintraub #dalam Sarafino, 22$% menyebut cara coping ini penting bagi beberapa indi3idu, karena agama #keyakinan terhadap tuhan% dapat dijadikan sebagai dukungan sosial pribadi, indi3idu terkadang menganggap hal ini sebagai sebuah alat untuk dapat mencapai pertumbuhan pribadi yang positif dan strategi coping yang aktif. f% Seeking for social support #for emotional reason%. % 6oping Maladaptif 6oping Maladaptif adalah kecenderungan coping yang kurang bermanfaat dan kurang efektif dalam mengatasi sumber stres #6ar3er, Scha3er dan 9entraub dalam 1riyani &arika, +///%. Begitu pula jenis coping tersebut terbagi 7 strategi, antara lain? a% )ocusing and 3enting of emotions 8ecenderungan untuk memusatkan diri pada pengalaman distres atau kekece'aan indi3idu dan untuk mengeluarkannya. Sedangkan penonjolan gejala- gejala distres dapat meningkatkan ketegangan dan menjauhkan indi3idu dari usaha coping aktif. b% Beha3ioral isengagement Mengurangi usaha dalam menghadapi situasi yang menimbulkan stres bahkan menyerah atau tidak melakukan apapun terhadap sumber
stres tersebut. Perilaku ini muncul pada seseorang yang merasa apapun yang dilakukannya tidak akan menimbulkan hasil. )enomena ini sering disebut C&elplessnessD. c% Mental isengagement Merupakan 3ariasi dari beha3ioral disengagement yaitu perilaku yang muncul apabila suatu kondisi tidak memungkinkan dilakukannya beha3ioral disengagement. Mental disengagement berupa kegiatan yang bertujuan untuk melupakan sressor yang sedang dihadapi misalnya dengan menghayal atau day dreaming, tidur, menonton dan berolahraga.
d% Alcohol rug isengagement Indi3idu berusaha untuk melepaskan diri dari masalah dengan lari kepada alcohol atau obatobatan terlarang. >. Perceraian a. Pengertian Menurut )isher #2!7%, Perceraian terjadi jika selalu diikuti oleh konflik yang semakin menimbulkan ketegangan antar pasangan suami istri yang merupakan proses komplek yang menga'asi berbagai perubahan emosi dan psikologis. 7. 0emaja a. Pengertian 0emaja atau istilah lain CAdolencentD yang berasal dari kata latin CadolencereD, yang artinya tumbuh ke arah kematangan #Muss, dalam Sar'ono 227%, kematangan disini tidak hanya kematangan fisik #pubertas% akan tetapi juga mengarah kearah kematangan sosial psikologis antara lain menuju kede'asaan dan kemandirian. 6. Metode Penelitian . Pendekatan 8ualitatif Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif berbentuk studi kasus. Penelitian kualitatif adalah penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang masalah-masalah manusia dan sosial bukan mendeskripsikan bagian permukaan dari suatu realitas sebagaimana dilakukan penelitian kuantitatif dengan positifismenya. Peneliti menginterpretasikan bagaimana subjek memperoleh makna disekeliling dan
bagaimana makna tersebut mempengaruhi perilaku mereka. Penelitian dilakukan dalam latar #setting% yang alamiah #naturalistic% bukan hasil perlakuan #treatment% atau manipulasi 3ariable yang dilibatkan. #Basuki, &.+//@%. +. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah anak remaja yang orang tuanya bercerai dengan batasan usia antara usia #+ tahun- + tahun% . 1ahap-tahap Penelitian 1ahap-tahap penelitian yang dilakukan peneliti adalah? a. 1ahap persiapan
Meliputi persiapan keperluan pelaksanaan seperti menentukan dan mencari ciri-ciri yang akan menjadi subjek penelitian sesuai dengan kasus penelitian lalu berikutnya membuat pedoman 'a'ancara sesuai dengan tujuan penelitian dan berdasarkan teori yang rele3an dengan permasalahan dan terakhir melakukan teknik pengumpulan data lainnya yakni obser3asi. Pedoman 'a'ancara ini berupa berisi pertanyaan- pertanyaan yang mendasar yang nantinya dapat berkembang dalam 'a'ancara, setelah itu mempersiapkan 'aktu yang tepat untuk melakukan 'a'ancara berdasarkan kesepakatan bersama antara subjek dan si peneliti. b. 1ahap pelaksanaan Melakukan hal-hal yang berkaitan dengan teknis seperti melakukan 'a'ancara dengan subjek sesuai pedoman yang telah dibuat, lalu mengobser3asi subjek dan menganalisis data yang telah diterima. c. 1ahap analisis data Pada penelitian ini, analisis yang dilakukan pertama-tama terhadap kasus. Peneliti menganalisis hasil 'a'ancara berdasarkan pemahaman terhadap hal-hal yang diungkapkan oleh responden. ata yang telah di kelompokan tersebut oleh peneliti dicoba untuk memahami secara utuh dan ditemukan tema-tema penting serta kata kuncinya, sehingga peneliti dapat megangkat pengalaman, permasalahan, dan dinamika yang terjadi pada subjek.
d. 1ahap penulisan laporan alam penelitian ini, penulisan yang dipakai adalah presentasi data yang didapat yaitu, penulisan data-data hasil penelitian berdasarkan 'a'ansara mendalam dan obser3asi dengan subjek. Prosesnya dimulai dari data-data yang telah diperoleh dari subjek dipahami kembali dengan membacanya berulang-ulang hingga akhirnya penulis benar benar mengerti permasalahannya dan kemudian dianalisis, sehingga mendapat gambaran mengenai permasalahan dan pengalaman subjek. Selanjutnya interpretasi secara keseluruhan dimana didalamnya tercakup keseluruhan kesimpulan dari penelitian ini. 7. 1eknik Pengumpulan ata
alam penelitian ini peneliti menggunakan metode 'a'ancara semi terstruktur. alam penelitian ini peneliti menggunakan metode obser3asi dengan jenis obser3asi non partisipan yaitu obser3asi dimana pengamat berada diluar subjek yang diteliti dan tidak ikut dalam kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan, selain itu subjek juga menggunakan obser3asi berstruktur yaitu obser3asi dimana pengamat dalam melaksanakan obser3asinya menggunakan pedoman pengamatan. 4. Alat Bantu Pengumpul ata alam penelitian, informasi atau data yang dibutuhkan bisa dalam bentuk 3erbal dan non 3erbal, dalam melakukan obser3asi dan 'a'ancara peneliti memerlukan beberapa alat bantu yang dapat digunakan sebagai sarana untuk mempermudah proses jalannya suatu penelitian. Sarana atau instrumen yang digunakan adalah menggunakan media perekam suara, catatan atau tulisan tangan, pedoman 'a'ancara, dan pedoman obser3asi. @. 8eakuratan Penelitian Entuk mencapai keakuratan dalam suatu penelitian dengan metode kualitatif, ada beberapa teknik yang digunakan dan salah satunya adalah triangulasi. 1riangulasi dapat dibedakan menjadi emapat macam yaitu triangulasi data, pengamat, teori, dan metodologis.alam penelitian ini peneliti menggunakan semua triangulasi yang tersedia karena menurut peneliti triangulasi yang
tersedia saling berkaitan antara yang satu dengan yang lain. !. 1eknik Analisa ata ata yang diperoleh akan di analisa dengan menggunakan teknik analisa data kualitatif. Adapun tahapan tersebut adalah penyusunan data, 8lasifikasi data, Menguji asumsi atau permasalahan yang ada terhadap data, Mencari alternatif penjelasan bagi data, Menulis hasil penelitian. . &asil an Analisis. . &asil Fbser3asi dan 9a'ancara a. ;ambaran Emum Subjek Subjek memiliki postur tubuh dengan tinggi " 44 cm, berat 4/ kg, rambut sebahu dan mempunyai kulit sa'o matang. Subjek berumur ! tahun duduk di kelas > SME A, subjek dalam kurun $ bulan ini mengalami
perceraian orangtua dan kondisi ekonomi keluarganya pun terbilang ekonomi ba'ah, saat ini subjek tinggal bersama ibunya dan profesi ibu sendiri membuka usaha 'arung sembako dan mengkreditkan jenis barang rumah tangga serta jenis pakaian dan segala kebutuhan subjek dipenuhi oleh ibu dan kakaknya. b. Pembahasan % Bagaimana gambaran stres dan coping stres yang terjadi pada remaja yang mengalami perceraian pada orangtua= a% ;ambaran stres &asil penelitian baik dari segi 'a'ancara dan obser3asi, dapat disimpulkan bah'a banyak gejala-gejala stres yang muncul. Pertama dari segi gejala perilaku subjek yaitu ketika masa perceraian orangtua terjadi, subjek selalu meghindar karena merasa kurang percaya diri terhadap teman- temannya, juga adanya perubahan sikap dari setiap anggota keluarga lainnya termasuk subjek yakni masing-masing menjaga jarak dan berdiam diri. Subjek pun mengalami perubahan dalam pola makan yaitu kurangnya nafsu makan subjek setelah mengalami perceraian orangtua, juga perubahan dalam pola tidur yakni kurangnya 'aktu tidur subjek dan selalu tidur larut malam. ;ejala emosi pada masa perceraian orangtua, subjek merasakan kecemasan pasca perceraian seperti kecemasan perubahan sikap
teman-temannya, kurangnya intensitas pertemuan dengan ayahnya pasca perceraian juga kecemasan untuk mendapatkan ayah baru., sikap subjek menjadi mudah marah atau mudah tersinggung setelah perceraian orangtua. Subjek juga merasa tertekan atau frustasi karena tidak diperbolehkan bertemu ayahnya, merasa tertekan dan sedih jika mengingat masalah perceraian tersebut, dan juga merasakan ketidaknyamanan karena suasana yang penuh tekanan dalam rumah termasuk setiap anggota keluarga saling berdiam diri, perasaan subjek yang terlalu sensitif dengan kasus perceraian orangtua subjek, prestasi subjek yang mulai menurun, juga dengan intensitas migrainenya yang menjadi lebih sering muncul, ketakutan hilangnya perasaan ayah subjek atas kasih sayangnya.terhadap subjek.
;ejala kognitif, subjek merasa kurangnya moti3asi atau intensitas dorongan subjek dalam melakukan suatu hal termasuk tidak adanya dorongan dalam mengkonsumsi makanan, Adanya penurunan nilai prestasi pasca perceraian, dan hilangnya konsentrasi subjek dalam melakukan tugas di sekolah, juga ketakutan atau kekha'atiran diri subjek memiliki ayah baru ;ejala fisik subjek merasakan lemasnya badan dan merasakan pusing sebelum perceraian dan setelah perceraian itu terjadi intensitasnya menjadi lebih sering. b% ;ambaran 6oping Stres 1iga jenis coping yang diteliti dapat dilihat ada sebagian coping yang digunakan untuk mengungkap gambaran coping yang terjadi pada remaja tersebut dari jenis problem focused coping yakni subjek menyatakan belajar keluar bersama teman adalah langkah aktif yang digunakan, subjek pun merasa perlu untuk menanyakan perihal perceraian terhadap teman-teman subjek dan adanya kebutuhan dari diri subjek sendiri dalam meminta dukungan dari orang disekelilingnya dalam menghadapi cobaan tersebut.
adanya keinginan untuk mencampuri urusan perceraian orangtuanya dan lebih banyak tidak terlalu memikirkan permasalahan orangtuanya, Subjek merasa bentuk pengalihan perhatian yang negatif seperti menghindar adalah cara terbaik, dan bentuk pengalihan perhatian seperti main bareng temen adalah cara yang paling baik. Subjek juga merasakan kesedihan pasca perceraian orangtua, dan perlunya mengontrol perasaannya dengan menentramkan hatinya juga mengatur perasaannya agar tidak terlalu dalam kesedihan dan dari diri subjek sendiri subjek memiliki pengaturan suasana bathin. Subjek merasa ada sisi positif dari perceraian orangtua subjek yaitu adanya kepasrahan dan keyakinan akan nasib yang diberikan 1uhan M( kepada subjek. Bentuk dukungan moril atau simpati dari orang lain adalah hal yang dibutuhkan
oleh subjek, baik dari segi kebutuhan, teman share atau yang lainnya termasuk teman-teman subjek dan subjek merasa teman subjek selalu menjadi teman setia yang selalu mendengarkan keluh kesah subjek. +% Mengapa remaja yang mengalami perceraian pada orangtua memiliki stres dan melakukan coping stres yang demikian= a% )aktor yang mempengaruhi stres )aktor yang dapat meningkatkan kondisi stres pada subjek yang mengalami perceraian orangtua yaitu kehadiran stressor lain dan karakteristik indi3idu. 8ehadiran stressor lain merupakan faktor yang dapat meningkatkan kondisi stres subjek, subjek berpikir tentang biaya kehidupan selanjutnya, disebabkan karena ayah subjek setelah perceraian itu tidak pernah lagi memberikan nafkah terhadap keluarganya Selain itu karakteristik subjek menjadi faktor lainnya, meskipun subjek berusaha dengan sikap yang seolah olah tidak terjadi apa-apa terhadap permasalahan yang dihadapinya tetapi itu hanya terlihat diluar diri subjek saja, faktanya subjek begitu tertekan dan merasakan kesedihan akibat perceraian orangtuanya. b% )aktor yang mempengaruhi strategi coping )aktor yang mempengaruhi strategi coping pada subjek yg mengalami perceraian orangtua
yaitu keyakinan atau pandangan positif, keterampilan sosial dan dukungan sosial. 8eyakinan atau pandangan positif merupakan faktor yang mempengaruhi strategi coping, Adanya keyakinan dalam diri subjek untuk dapat menjalani kehidupan selanjutnya, memasrahkan dan meyakinkan akan nasib yang diberikan 1uhan kepada dirinya membuat yakin dalam menjalani kehidupan selanjutnya. ain halnya, keterampilan sosial, subjek terbiasa keluar rumah untuk bersosialisasi dengan tetangga, melakukan aktifitas bersama teman-temannya seperti mendiskusikan masalahnya ataupun bermain. Begitu juga dengan bentuk dukungan sosial, itu sangat berpengaruh terhadap coping yang subjek lakukan, subjek mendapatkan dukungan berupa bentuk emosional dari teman-teman dan keluarganya dan subjek merasakan kepuasan batin terhadap bentuk
dukungan tersebut >% Bagaimana proses perkembangan stres dan coping stres pada remaja yang mengalami perceraian pada orangtua= alam kasus subjek proses perkembangan stres dan coping tersebut hanya subjek jalani + tahap yakni proses alarm reaction dan resistance. A'al proses perkembangan stres, subjek dihadapkan pada respon terhadap kondisi stresnya. Munculnya respon tersebut secara fisik seperti hilangnya nafsu makan dan gangguannya di sekitar kepala dan secara psikologi munculnya respon tersebut seperti perasaan kacau, tidur tidak nyenyak sulitnya konsentrasi, merasakan kesedihan dan perasaan tertekan. Proses adaptasi yang dilakukan subjek untuk meminimalisir kondisi stres yang muncul tersebut dilakukan dengan beberapa cara antara lain subjek berusaha untuk tidak mencampuri urusan dan memikirkan masalah perceraian tersebut, cara itu dilakukan seperti keluar rumah dengan bermain bersama temantemannya, subjek merasa cara itu dapat mengurangi gangguan sakit kepalanya dan dapat menjernihkan kembali pikirannya. Banyaknya dukungan yang subjek rasakan dari
keluarga dan teman-temannya, seperti dukungan moral, simpati ataupun pengertian dari mereka itu dapat dijadikan suatu cara subjek untuk dapat mengurangi perasaan tertekan dan kesedihannya. Subjek juga mencoba untuk mengontrol perasaannya dengan keyakinan akan nasib yang diberikan 1uhan M( kepada subjek, mencoba untuk menentramkan hatinya, dan mengatur perasaannya agar tidak terlalu dalam kesedihan. engan proses adaptasi tersebut, subjek akhirnya dapat meminimalisir kondisi stresnya, proses adaptasi itu subjek jalani sampai sekarang. 8ondisi subjek yang semula normal dan mengalami respon terhadap kondisi stres yang muncul karena perceraian tersebut akhirnya dapat berjalan kembali seperti semula. (. Penutup . 8esimpulan a. Bagaimana gambaran stres dan coping stres yang terjadi pada remaja yang mengalami
perceraian pada orangtua= alam menghadapi permasalahan yang terjadi pada dirinya tersebut, subjek lebih condong menggunakan strategi coping yang lebih memfokuskan pada masalah emosi subjek yakni emotion focused coping, dapat dilihat dari pernyataan subjek antara lain subjek lebih memilih untuk menghindari permasalahan, mencoba untuk tidak terlalu memikirkan permasalahannya, mengatur emosi dan tindakannya dalam menghadapi permasalahannya,bersikap pasrah, menerima dan yakin akan nasib yang telah diberikan 1uhan M( kepada subjek dan lebih mengarah kepada dukungan moral yang diperoleh subjek, simpati ataupun pengertian dari orang lain terhadap masalah yang sedang dihadapinya. b. Mengapa remaja yang mengalami perceraian pada orangtua memiliki stres dan melakukan coping stres yang demikian= )aktor yang dapat meningkatkan kondisi stres pada remaja yg mengalami perceraian orangtua yaitu kehadiran stressor lain. Sedangkan faktor yang menurunkan kondisi
stres pada remaja yg mengalami perceraian orangtua yaitu dukungan sosial dan karakteristik indi3idu. &asil analisis copingnya sendiri, faktor yang dapat mempengaruhi subjek untuk melakukan coping yaitu keyakinan atau pandangan positif, keterampilan sosial, dan yang terakhir dukungan sosial. c. Bagaimana proses perkembangan stres dan coping stres pada remaja yang mengalami perceraian pada orangtua= A'al proses perkembangan stres, subjek dihadapkan pada respon terhadap kondisi stresnya. Munculnya respon tersebut secara fisik seperti hilangnya nafsu makan dan gangguannya di sekitar kepala, secara psikologi muncul respon seperti perasaan kacau, tidur tidak nyenyak sulitnya konsentrasi, merasakan kesedihan dan perasaan tertekan. Adanya proses adaptasi yang dilakukan subjek untuk meminimalisir kondisi stres yang muncul tersebut dilakukan dengan beberapa cara, seperti dengan cara pengalihan perhatian subjek untuk tidak mencampuri urusan dan
memikirkan masalahnya tersebut, banyaknya dukungan yang subjek rasakan dari keluarga dan teman-temannya itu dapat dijadikan suatu cara subjek untuk dapat mengurangi perasaan tertekan dan kesedihannya, dan cara meyakinan diri subjek akan nasib yang diberikan 1uhan M( kepada subjek engan proses adaptasi tersebut akhirnya subjek dapat meminimalisir kondisi stresnya, proses adaptasi itu subjek jalani sampai sekarang. 8ondisi subjek yang semula normal dan mengalami respon terhadap kondisi stres yang muncul karena perceraian tersebut akhirnya dapat berjalan kembali seperti semula.. +. Saran a. Bagi subjek iharapkan untuk subjek agar mampu mengatasi stres yang dialaminya, sekiranya subjek berusaha untuk dapat menghadapi situasi- situasi dari lingkungan yang menurutnya tidak menyenangkan, berusaha untuk menerima kenyataan bah'a untuk bisa
berkumpul lagi dirasakan tidak mungkin, Subjek juga jangan terlalu fokus dalam kekece'aan, jangan mudah menyerah dan tidak berdaya untuk menghadapi stressor, karena hal tersebut tidak akan membantu mengatasi masalah dan bukan merupakan strategi coping yang efektif. b. Bagi Frangtua iharapkan bagi orangtua agar tetap menjaga komunikasi dengan anak- anaknya, tetap meluangkan 'aktu untuk berkumpul, tetap memberikan perhatian dan kasih sayangnya. c. Bagi Masyarakat Bagi masyarakat juga janganlah memandang negati3e tentang perceraian untuk diperbincangkan karena hal tersebut dapat memba'a dampak psikologis terhadap anakanak dan keluarga yang mengalami perceraian tersebut. . d. Bagi peneliti selanjutnya Entuk para peneliti selanjutnya diharapkan mencoba untuk mencari aspek-aspek-aspek lain yang berkaitan dengan remaja yang mengalami perceraian pada orangtua dengan teori dan metode yang lebih spesifik.
A)1A0 PES1A8A At'ater, (. 2$>. Psychology of adjustment #edisi ke+%. Ge' . )ormat-format penelitian sosial.
8oper, 6. +//4. ampak perceraian orangtua terhadap penyesuaian diri remaja. Skripsi #tidak diterbitkan%. EI Prabo'o, &. 22$. Pengantar Psikologi
ingkungan.
1riyani, &. +///. Sumber-sumber stres dan coping pada subjek yang mengalami P&8. Skripsi #tidak diterbitkan%.
1aylor, S. (. 22$. &ealth Psychology. Ge' ork? Mc;ra'- &ill company &ttp?**'''.t3!.com*0edaksi t3!.+//4.Peristi'a (pisode $$? Bachelor party dan biro jodoh di