Jurnal Praktikum Kimia Organik I Pembuatan VCO PEMBUATAN VIRGIN COCONUT OIL (VCO) DENGAN METODE ENZIMATIS, PEMANCINGAN, FERMENTASI, DAN PENGASAMAN
Abstrak Minyak kelapa yang dibuat dari bahan baku kelapa segar, diproses dengan pemanasan terke ndali atau tanpa pemanasan sama sekali, tanpa bahan kimia dan RDB dikenal dengan minya k kelapa murni VCO (Virgin Coconut). VCO memiliki manfaat yang sangat banyak dan meng untungkan kesehatan seperti mampu membunuh virus, bakteri, meningkatkan daya tahan tub uh, melembutkan kulit dan sebagainya. Berbagai khasiat dari VCO tersebut disebabkan oleh asam lemak berantai sedang yang dikandungnya yaitu asam laurat. VCO memiliki kandunga n asam laurat yang sangat tinggi (4555%). Tujuan percobaan ini adalah mempelajari proses pembuatan minyak kelapa murni den gan berbagai metode dan mempelajari manfaat Virgin Coconut Oil. Daging buah kelapa lalu diparut secara manual. Hancuran daging buah lalu ditambah air dengan perbandingan sesu ai variabel yaitu, 1:1. Selanjutnya, ekstrak dipres dengan menggunakan cara manual. Krim y ang diperoleh dengan metode enzim sebanyak 80 ml dengan ekstrak nanas sebanyak 1,6 gra m. Dengan metode pemancingan di dapatkan krim 150 ml dengan menggunakan umpan miny ak sebanyak 50 ml. Dengan fermentasi di dapatkan krim sebanyak 150ml dengan ragi sebany ak 1,25 gram. Pengasaman mendapatkan krim 600 ml kemudian ditambahkan sekitar 25 mL atau 4,5 pH ,lalu diaduk homogen kemudian didiamkan 810 jam. Selama proses pendiaman, campuran akan terpisah menjadi tiga lapisan, yaitu miny ak (lapisan atas), blondo berwarna putih (lapisan tengah), dan air (lapisan bawah). Hasil V CO yang didapat dari metode enzimatis 0 mL, pemancingan 37 mL, fermentasi 20 mL dan pe ngasaman 60 mL. Kata kunci : VCO, Enzimatis, Pemancingan, Fermentasi, Pengasaman I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
Kelapa merupakan salah satu dari sekian banyak biji tanaman yang dapat digunakan dala m pembuatan minyak. Minyak yang terbuat dari kelapa banyak digunakan masyarakat sebaga i minyak goreng. Pembuatan minyak kelapa secara tradisional dilakukan dengan pemanasan p ada suhu tinggi. Pembuatan minyak kelapa secara tradisional ini banyak menimbulkan kerugi an. Sebagai contoh, pemanasan yang tinggi dapat mengubah struktur minyak serta menghasil kan warna minyak kurang baik. Dewasa ini telah ditemukan berbagai metode pembuatan min yak kelapa yang dapat mengurangi kerugian-kerugian tersebut diatas. Minyak kelapa kasar (Edible Coconut Oil) adalah salah satu produk yang dihasilkan dari tanaman kelapa, tetapi nilAi tambah dan manfaatnya untuk kesehatan masih kecil. Seiring de ngan berkembangnya teknologi, memunculkan produk baru yang mempunyai nilai tambah ya ng tinggi dan sebagai minyak goreng kualitas tinggi serta memiliki manfaat besar bagi keseha tan. Produk tersebut adalah Virgin Coconut oil atau VCO. Berbeda dari minyak kelapa biasa yang terbuat dari kopra, VCO terbuat dari kelapa tua y ang masih segar. Proses pengolahannya tidak menggunakan bahan kimia dan pemanasan ting gi. Minyak kelapa yang dihasilkan masih mempertahankan struktur phitokimianya yang terjadi secara alami yang menghasilkan rasa dan bau kelapa yang unik. 1.2 TUJUAN PERCOBAAN 1. Mempelajari proses pembuatan minyak kelapa murni dengan berbagai metode 2. Mempelajari manfaat Virgin Coconut Oil II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. VCO Virgin Coconut Oil (VCO) adalah minyak kelapa murni yang diperoleh dari kelapa yang sudah tua tanpa pemanasan, tanpa bahan kimia apapun, diproses dengan cara sederhana sehin gga diperoleh minyak kelapa murni yang berkualitas tinggi. Keunggulan dari minyak ini adal ah jernih, tidak berwarna, tidak mudah tengik, dan tahan hingga dua tahun. Komponennya ma sih utuh artinya tidak ada senyawa yang hilang dalam minyak ini. Kandungan nutrisi dalam minyak ini sama dengan yang terdapat dalam Air Susu Ibu (ASI) (Susilaningsih, 2005). Virgin Coconut Oil (VCO) mengandung 92% lemak jenuh, 6% lemak mono tidak jenuh, dan 2% lemak poli tidak jenuh. Lemak jenuh dalam Virgin Coconut Oil (VCO) berupa asam l emak jenuh. Tingginya kandungan asam lemak jenuh menjadikan Virgin Coconut Oil (VCO) sebagai sumber saturated fat. Asam lemak jenuhnya didominasi oleh Medium Chain Fatty Ac id (MCFA). Persentase MCFA pada Virgin Coconut Oil (VCO) adalah 48% asam laurat, 8% asam kaprilat, 7% asam kaprat, dan 0,5% asam kaproat (Price, 2004). Sedangkan menurut sta ndart APCC komposisi asam lemak Virgin Coconut Oil (VCO) terdapat dalam table berikut : Asam Lemak
Rumus Kimia
Jumlah (%)
Asam lemak jenuh Asam kaproat Asam kaprilat Asam kaprat Asam laurat Asam miristat Asam palmitat Asam stearat
(C5H11COOH) (C7H15COOH) (C9 H19COOH) (C11H23COOH) (C13H27COOH) (C15H31COOH) (C17H35COOH)
0,4 – 0,6 5,0 – 10,0 4,5 – 8,0 43,0 – 53,0 16,0 – 21,0 7,5 – 10,0 2,0 – 4,0
2. Asam Lemak Tak Jenuh Asam oleat
CH3(CH2)7CH=CH(CH2)7COOH
5,0 – 10,0
Asam linoleat
H2(CH2)4CH=CHCH2CH=CH(CH2)7
1,0 – 2,5
2.2. Manfaat VCO VCO (Virgin Coconut Oil) adalah minyak yang dihasilkan dari buah kelapa segar. Berbe da dengan minyak kelapa biasa, VCO dihasilkan tidak melalui penambahan bahan kimia atau pun proses yang melibatkan panas yang tinggi. Selain warna dan rasa yang berbeda, VCO me mpunyai asam lemak yang tidak terhidrogenasi seperti pada minyak kelapa biasa. VCO menj adi populer karena manfaatnya untuk kesehatan tubuh. Hal ini disebabkan VCO mengandung banyak asam lemak rantai menengah (Medium Chain Fatty Acid/MCFA). Sifat MCFA yang mudah diserap sampai ke mitokondria akan meningkatkan metabolisme yang mudah diserap sampai ke mitokondria akan meningkatkan metabolisme tubuh. Penambahan energy yang dih asilkan oleh metabolisme itu menghasilkan efek stimulasi dalam seluruh tubuh manusia sehin gga meningkatkan tingkat energy yang dihasilkan. MCFA yang paling banyak terkandung dal am VCO adalah asam laurat (lauric acid). Manfaat lain dari VCO diantaranya adalah peningkatan daya tahan terhadap penyakit sert a mempercepat proses penyembuhan. Manfaat tersebut ditimbulkan dari peningkatan metabol isme dari penambahan energi yang dihasilkan sehingga mengakibatkan selsel dalam tubuh bekerja lebih efisien. Mereka membentuk sel-sel baru serta mengganti sel-
sel yang rusak dengan lebih cepat. VCO didalam tubuh menghasilkan energy saja tidak sepert i minyak sayur yang berakhir di dalam tubuh sebagai energy,kolesterol dan lemak. 2.3. Metode - Metode Pembuatan VCO VCO diekstraksi dengan berbagai metode diantaranya adalah enzimatis, fermentasi, pem ancingan, pengasaman santan, serta sentrifugasi. Menurut Bernasconi, et.al. (1995) emulsi da pat dipecah dengan meniadakan setiap kondisi yang menunjang pembentukan emulsi, dengan cara mendiamkannya (efek gaya gravitasi), memberikan percepatan (efek gaya sentrifugal) d alam bejana putar, mengubah kerapatan dan/atau konsentrasi dengan menambah cairan untuk fase luar. Dapat pula dilakukan dengan cara mengubah suhu dengan cara pemanasan atau pen dinginan, mengubah nilai pH dengan penambahan bahan yang bersifat asam atau basa dan me ngubah tegangan permukaan. Metode pembuatan VCO ada beberapa macam, yaitu sebagai b erikut: A. Metode Enzimatis Proses pengolahan minyak kelapa murni dengan metode enzimatis dilakukan dengan men ggunakan enzim secara langsung atau melalui mikroba penghasil enzim tertentu. Penambaha n enzim dilakukan dengan tujuan untuk memecah protein yang berikatan dengan minyak dan karbohidrat sehingga minyak dapat terpisah dengan baik. B. Metode Pemancingan Teknologi pemancingan minyak dengan minyak pada dasarnya memanfaatkan reaksi sed erhana. Air dan minyak dapat bersatu karena terdapat protein yang mengelilingi molekul min yak. Dengan teknik pemancingan, molekul minyak dalam santan ditarik oleh minyak umpan s ampai akhirnya bersatu. Tarikan itu membuat air dan protein yang sebelumnya terikat dengan molekul santan menjadi putus. Teknik pemancingan pada dasarnya adalah mengubah bentuk emulsi air-minyak menjadi minyak-minyak (Alamsyah, 2005). C. Metode Fermentasi Ragi roti yang biasanya digunakan dalam pembuatan roti bisa digunakan dalam pengolah an VCO karena ragi roti mengandung mikroflora seperti khamir yang dapat menghasilkan lip ase untuk memecah emulsi santan. Dengan demikian, selama proses fermentasi akan terjadi p emutusan ikatan kimia. Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari teknik pembuatan VCO d engan menggunakan ragi roti. D. Metode Pengasaman Pengasaman dilakukan dengan membuat suasana emulsi (santan) dalam keadaan asam. Asam memiliki kemampuan untuk memutus ikatan lemakprotein dengan cara mengikat senyawa yang berikatan dengan lemak.
III. METODOLOGI PERCOBAAN Percobaan dilaksanakan pada tanggal 8, 15 dan 22 September 2014 di Laboratorium Kimia Pusat Laboratorium Terpadu (PLT) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3.1. Alat dan Bahan Pada percobaan ini, alatalat yang digunakan antara lain stoples plastik, baskom, saringan, gelas ukur, beker gelas, ner aca analitik, batang pengaduk, spatula, pipet tetes, alat sentrifuge dan corong.
Bahan- bahan yang digunakan dalam percobaan ini, antara lain buah kelapa yang telah diparu t, aquadest, ekstrak buah nanas, minyak goreng, ragi roti dan asam cuka. 3.2. Prosedur Kerja 1. Pembuatan Krim Santan Kelapa yang telah diparut disiram dengan air hangat (suhu 50600C) sebanyak 1 liter, kemudian diperas hingga diproleh santan sebanyak 1,5 liter. Untuk m emproleh hasil yang maksimal, ampas yang diperoleh dapat disiram lagi dengan air hangat se banyak 0,5 liter, kemudian diperas kembali. Santan yang diperoleh dimasukkan kedalam stopels transparan atau beker gelas. Menutup sto ples yang telah berisi santan dengan kertas agar tidak banyak terkontaminasi, kemudian meny impan selama 1 jam agar terjadi pemisahan antara air dan krim santannya. Setelah air dan kri m santan tampak terpisah, diambil krimnya saja. 2. Metode Enzimatis Krim santan yang telah diperoleh, di campurkan dengan ekstrak enzim bromelin dari buah na nas sebanyak 0,2% dari berat krim santan. Campuran ini didiamkan selama 20 jam sehingga t erbentuk tiga lapisan yakni air pada bagian bawah, blondo pada bagian tengah dan minyak pa da bagian atas. Kemudian lapisan minyak paling atas di ambil dengan pipet dan disaring deng an kertas saring. 3. Metode Pemancingan Krim santan dicampurkan dengan minyak Vco (yang sudah jadi) dengan perbandingan 5 : 1 k emudian diaduk rata selama 20 menit. Dibiarkan dan dilihat reaksinya. Mulai pada jam ke6~8, pada wadah akan terbentuk 3 lapisan : Minyak murni(K-1), blondo (K-2) dan air. Minyak disendoki perlahanlahan lalu saring dengan kertas saring. Minyak ini yang disebut VCO (K1). Minyak akan terus terbentuk sampai lebih kurang jam ke12~16. Blondo ini bisa menghasilkan minyak kualitas kedua (K2). Setelah selesai dipisahkan dan diambil blondonya, blondo disentrifuge. Lalu minyak akan berada diatas blondo dan minyak dipisahkan dari blondo dengan menggunakan pipet tetes. 4. Metode Fermentasi Menimbang krim santan yang diperoleh, kemudian menambahkan ragi tape sebayak 0. 5 % dari berat krim santan tersebut, kemudian mengaduknya hingga merata. Menutup dan me nyimpan krim santan yang telah dikasih ragi selama 24 jam. Selama inkubasi ini proses ferme ntasi oleh ragi akan berlangsung. Setelah masa inkubasi mencapai 24 jam, minyak yang terbentuk akan tampak berada d ipermukaan. Kemudian memisahkan minyak tersebut dari bahanbahan lain yang mengendap dibawahnya dengan menggunakan sendok atau pipet tetes. 5. Metode Pengasaman Santan yang diperoleh dimasukkan kedalam beker gelas. Dimasukkan asam cuka sambil diad uk sampai pH mencapai 4,5. Setelah campuran santan dengan asam tersebut mencapi pH 4,5, campuran tersebut ditutup dan didiamkan selama 24 jam. Setelah masa inkubasi selama 24 jam, minyak yang terbentuk akan tampak berada dipermuka an. Kemudian memisahkan minyak tersebut dari bahan-
bahan lain yang mengendap dibawahnya dengan cara sentrifuge. Setelah itu minyak yang terb entuk dituang dan dipipetkan ke dalam gelas ukur. IV. HASIL PENGAMATAN 4.1. Tabel Pengamatan N o.
Perlakuan
1
Berat kelapa.
2
Jumlah santan.
3 4 5 6 7 8
Enzimatis 453,2 gr 700 mL
Hasil Pengamatan Pemancinga Fermentasi n 481, 63 gr 480,2 gr 600 mL 600 mL
Pengasama n 517,26 gr 700 mL
Kanil atau skim yang didap 80 mL 150 mL 90 mL ati. VCO yang dihasilkan. Cair Cair Cair Lapisan atas yang terbentuk Blondo, Put Minyak, Kun Minyak jer Minyak, Jer . ih Kental ing Jernih nih nih Lapisan tengah yang terbent Blondo, Puti Blondo, Put Blondo, Put uk. h Kental ih Kental ih Kental Lapisan bawah yang terbent Air, Putih Air, Putih K Air, Putih Air, Putih uk. Keruh eruh Keruh Keruh Jumlah minyak akhir yang d 37 mL 60 mL 20 mL idapati selama 1 hari. Ekstrak buah nanas 1,6 gram Minyak umpan 50 mL Ragi roti 1,25 gram Asam cuka 25 mL (pH 4,5)
V. PEMBAHASAN Pada praktikum Kimia Organik kali ini kami telah membuat VCO (Virgin Coconut Oil) dengan proses pembuatan VCO secara enzimatis, pemancingan, fermentasi dan pengasa man. Emulsi pada santan dapat dipecah dengan cara enzimatis yakni dengan bantuan enzim b romelin, cara pemancingan dengan bantuan minyak umpan, cara fermentasi dengan bantuan f ermipan dan cara pengasaman dengan membuat suasana emulsi menjadi asam. Santan merupakan emulsi yang terdiri dari dua fase, yaitu fase air dan fase minyak yang tidak saling bercampur, karena distabilkan oleh suatu emulgator. Emulgator adalah zat yang berfu ngsi untuk memperkuat emulsi, dalam hal ini sebagai emulgatornya adalah protein. Kedua fas e tersebut diikat oleh molekul protein yang mengandung rantai hidrokarbon dengan ujung pol ar. Bagian karbon dari protein bersifat hidrofobik yang larut dalam minyak dan ion bersifat hi drofilik yang larut dalam fase air karena asam amino larut dalam air, gugus karboksilat akan melepaskan ion H+, sedangkan gugus amina akan menerima ion H+. Asam amino dapat mem bentuk ion yang bermuatan positif dan juga bermuatan negatif atau ion amfoter. Minyak dapa t keluar dari sistem emulsi bila ikatan emulsi tersebut dirusak.
Percobaan pertama yakni pembuatan vco dengan metode enzimatis. Terbentuknya minyak merupakan terhidrolisisnya ikatan peptida pada krim santan oleh enzim. Jika ikatan peptida te rsebut terhidrolisis dan putus, maka minyak dapat keluar dari sistem emulsi. Protein merupak an suatu emulgator pada krim santan atau terdegradasi melalui proses hidrolisis dengan bantu an enzim bromelin yang merupakan enzim hidrolase pada substrat protein. Pemecahan protei n menyebabkan sistem emulsi menjadi tidak stabil sehingga minyak dapat terpisah dari siste m emulsi. Tetapi berdasarkan hasil pengamatan, setelah diinkubasi selama 1 hari, tidak menu njukkan terbentuknya tiga lapisan, hanya dua lapisan saja yakni blondo dan air. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang mengatakan setelah diinkubasi selama 1 hari akan terbentuk tiga lap isan yakni minyak, blondo dan air. Hal ini disebabkan terjadi kesalahan pada praktikan sepert i kurang pengertian tentang komposisi ekstrak nanasnya, juga dipengaruhi oleh konsentrasi e kstrak kasar enzim bromelin, kelapa yang digunakan belum tua, alat gelas yang digunakan ku rang steril, pengambilan skim yang tidak sesuai, dll. Percobaan kedua yakni dengan metode pemancingan. Minyak umpan berfungsi sebagai peme cah atau memutus ikatan lemak dan protein dengan cara mengikat senyawa yang berikatan de ngan lemak serta untuk menarik minyakminyak yang masih berikatan pada blondo sampai akhirnya bersatu. Air dan minyak dapat be rsatu karena terdapat protein yang mengelilingi molekul minyak. Metode pemancingan pada dasarnya mengubah bentuk emulsi air-minyak menjadi minyakminyak. Setelah percobaan pembuatan minyak kelapa dilakukan, berdasarkan hasil pengamat an, diperoleh data yaitu untuk pembuatan minyak dengan metode pemancingan didapati hasil minyak selama kurang lebih 2 hari yakni 87 ml. Sehingga dapat diketahui minyak VCO (k2) yang didapat adalah 37 mL. Hal ini disebabkan karena minyak umpan yang dgunakan seba nyak 50 mL (k1). Minyak yang diperoleh dengan metode pemancingan pada percobaan ini menghasilkan wa rna kuning jernih. Warna kuning ini disebabkan oleh minyak umpan yang digunakan adalah minyak goreng berkualitas baik. Pada percobaan ketiga yakni pembuatan vco ddengan menggunakan metode fermentasi. Pada pembuatan VCO secara fermentasi, Sacacharomycea cerevisiae (ragi roti) menggunaka n karbohidrat yang terkandung dalam krim santan sebagai sumber energi utama sehingga ikat an karbohidrat, lemak dan proteinnya menjadi longgar yang akhirnya akan terlepas. Minyak a kan berada dipermukaan karena memiliki berat jenis yang lebih ringan, sedangkan protein (bl ondo) dan air berada di bawah. Pemisahan krim santan yang telah diinkubasi pada proses pe mbuatan VCO secara fermentasi menggunakan ragi roti (fermipan) yang mengandung Sacach aromycea cerevisiae memperlihatkan hasil yang sesuai harapan, dimana terbukti 3 lapisan yai tu lapisan atas berupa minyak murni (VCO), lapisan tengah berupa blondo (warna putih) dan lapisan bawah berupa air. Berdasarkan data hasil penelitian menunjukkan volume VCO (ml) hasil fermentasi pada perlakuan fermipan 1,25gr/150 ml krim yaitu menghasilkan 20 ml. Pembuatan minyak kelapa secara fermentasi memiliki banyak keuntungan , antara lain, p embuatan minyak kelapa secara fermentasi prosedurnya lebih mudah, dapat menghemat baha n bakar, dan mengahasilkan minyak yang berwarna jernih dengan kualitas memenuhi standar minyak Indonesia. Namun demikian, perlu diperhatikan bahwa keberhasilan pembuatan miny ak dengan metode ini sangat dipengaruhi oleh jenis subtract, jenis ragi, dan faktor lingkungan yang mempengaruhi kehidupan Saccharomyces sp.
Percobaan terakhir yakni dengan metode pengasaman. Krim diasamkan pada pH 4,5 agar pecah atau memutus ikatan lemak dan protein dengan cara mengikat senyawa yang berikatan dengan lemak serta mengalami proses dekomposisi yang menghasilkan minyak. Berdasarkan hasil pengamatan, diperoleh hasil pengaturan pH yakni 4,5 untuk mendapatkan kondisi isoel ektrik yang dilakukan dengan penambahan 25 ml Asam Asetat (CH3COOH) atau cuka. Cara pengasaman tersebut akan terbentuk tiga lapisan, dimana lapisan atas disebut krim, lapisan te ngah blondo dan lapisan bawah adalah air. Minyak yang diperoleh dengan metode pengasam an akan menghasilkan warna bening atau jernih dengan jumlah minyak VCO yang didapati se lama kurang lebih 1 hari yakni 60 ml. Hasil percobaan menunjukkan bahwa kondisi fisik VCO menghasilkan minyak yang ber warna bening (color less/white water) dan berbau harum khas kelapa. Sesuai dengan pendapa t Alamsyah (2005) yang mengatakan perbedaan utama VCO dengan minyak kelapa biasa terl etak pada warna, rasa (taste) dan bau (scent). Minyak kelapa murni memilik sifat bening sepe rti air basah, tidak berbau (color less), mempertahankan bau dan rasa khas kelapa segar. Warn a minyak yang terbentuk disebabkan karena tidak adanya pemanasan, karena selama proses p emanasan menyebabkan komponen karbohidrat, protein dan minyak akan mengalami hidrolis is dan oksidasi yang akan berpengaruh pada warna minyak. Pembuatan VCO dengan keempat metode pada praktikum ini memiliki beberapa kelema han, diantaranya ketergantungan pada enzim tinggi, masih menggunakan panas, ada tambaha n zat kimia, ketergantungan pada minyak pemancing, waktu proses lama, dan tahapan proses yang cukup panjang. VI. PENUTUP 5.1 KESIMPULAN Dari praktikum yang telah kami lakukan dapat disimpulkan bahwa VCO merupakan minyak kelap a murni yang terbuat dari kelapa tua segar sebagai bahan baku dan diproses tanpa pemanasan atau dengan pemanasan terbatas, bergizi tinggi dan mengandung 5053% asam laurat. Berdasarkan hasil percobaan, diperoleh hasil VCO yang didapat dari metod e enzimatis yakni 0 mL, pemancingan 37 mL, fermentasi 20 mL dan pengasaman 60 mL. Dal am percobaan ini dapat terlihat bahwa kesterilan pada proses pembuatan, suhu, jenis/konsentr asi enzim, jenis/komposisi minyak umpan dan penambahan asam sangat berpengaruh terhada p keberhasilan pembuatan VCO dengan empat metode ini. 5.2 SARAN Saran yang dapat diberikan pada jurnal ini bagi para petani yang bergelut di bidang kelapa ag ar bisa memanfaatkan kelapanya menjadi minyak kelapa murni karena penghasilan yang akan dicapai akan melipat ganda. DAFTAR PUSTAKA Alamsyah,N.A.2005.Pengenalan Virgin Coconut Oil.Jakarta.Badan Penelitian dan Pengembang an Pertanian Huda, Thorikul. 2009. Analis Kimia, TeknikTeknik Pembuatan Minyak Kelapa. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia. Jekti,D.S.D.,A. Sukarso, dan D.A.C.Rasmi.2005.Penuntun Praktikum Mikrobiologi 2.FKIP.Uni versitas Mataram
Ketaren, S. 1986, Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta: Universitas Indonesia. Nurhasni dan Yusraini. 2013. Petunjuk Praktikum Kimia Dasar 2. Jakarta: UIN Syarif Hidayatul lah. Hal 33. Petruci. 2008. Kimia Dasar Prinsip-Prinsip dan Aplikasi Modern. Jakarta: Erlangga. Wijayakusuma, Hembing. 2004. Bebas Diabetes Melltius Ala Hembing. Jakarta: Puspa Swara.