JURNAL PERUBAHAN PERILAKU No 1.
Judul Penelitian Efek Edukasi Gizi terhadap Pengetahuan, Sikap serta Perubahan Perilaku Remaja Obesitas di Kota Gorontalo
Mohamad Ikbal Mahdali, Rahayu Indriasari, Ridwan Thaha Program Studi Masyarakat
Kesehatan
Universitas Negeri Gorontalo
3.
Gambaran Perubahan Perilaku Perokok dengan Health Belief Model pada Pasien Hipertensi di Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan
Teori yang digunakan Pendidikan kesehatan dalam hal ini pendidikan gizi dapat dilaksanakan dua jalur yaitu secara langsung lewat tatap muka, maupun tidak langsung. Pendidikan gizi yang bersifat langsung dapat dilaksanakan melalui penyuluhan baik secara individu maupun kelompok, sedang pendidikan gizi tidak langsung dapat melalui media massa, buku bacaan, elektroknik, leaflet dan sebagainya. Keberhasilan dari pendidikan gizi secara langsung tergantung dari cara penyampaian, penyampai pesan, penerima pesan dan tempat berlangsungnya konseling (Nejad, 2005). Pengetahuan sebagai salah satu dari tiga komponen yang mempengaruhi perilaku manusia karena pengetahuan adalah hasil dari obyek tertentu dan sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui indera mata dan telinga. Pendidikan kesehatan merupakan salah satu proses untuk meningkatkan pengetahuan seseorang, pengetahuan dapat meningkat karena informasi dari orang lain, media massa elektronik seperti Koran, leaflet, majalah, televise dan radio (Soekidjo, 2010). Penelitian yang dilakukan oleh Straker et al (2012) terhadap remaja overweight di Australia selama 12 bulan dengan pemberian edukasi dapat meningkatkan skor sikap terhadap makanan dan aktifitas sedentary (Behavioural Regulations and Exercise Scale (BREQ). Health Belief Model merupakan salah satu pendekatan psikososial yang paling banyak digunakan untuk menerangkan perilaku yang berhubungan dengan kesehatan. Faktor utama teori ini adalah macammacam keyakinan (belief) yang dimiliki seorang individu mempengaruhi perilaku sehatnya. Dengan memfokuskan pada keyakinan atau penilaian individu tentang kesehatannya, teori ini mengorganisasikan info tentang kesehatannya dan faktor yang mempengaruhi individu dalam mengubah tingkah laku sehatnya (Taylor, 2006). Dalam sebuah penelitian disimpulkan bahwa penggunaan Health Belief Model (HBM) berpengaruh
Metode Penelitian penelitian eksperimental dengan rancangan pre post test randomized controlled group design (subyek penelitian adalah siswa obesitas) untuk mengukur efek edukasi gizi terhadap pengetahuan, sikap serta perubahan perilaku remaja obesitas di Kota Gorontalo. Edukasi gizi dilaksanakan melalui penyuluhan sebagai upaya untuk menanamkan pengertian gizi, pengenalan masalah makan, perencanaan makan dan perencanaan diet yang disepakati. Subyek penelitian dibagi menjadi kelompom intervensi (diberi edukasi selama 2 bulan) dan kelompok control (tanpa edukasi selama 2 bulan)
Hasil Penelitian Hasil Penelitian: Terdapat pengaruh edukasi terhadap peningkatan pengetahuan remaja obesitas; Terdapat perbedaan antara kelompok perlakuan dan kelompok control karena dalam kelompok control tidak diberikan edukasi gizi selama 2 bulan; pengaruh edukasi gizi Terdapat terhadap penurunan aktifitas sedentary remaja obesitas. Kesimpulan: Edukasi gizi secara signifikan mempengaruhi pengetahuan kategori baik, sikap positif, kebiasaan sarapan dan mengurangi aktifitas sedentary.
Faktor yang mempengaruhi : cara penyampaian, penerima pesan dan tempat berlangsungnya kegiatan.
Penelitian ini menggunakan teori Health Belief Model (HBM) untuk menggambarkan perubahan perilaku merokok pada pasien hipertensi. Penelitian kuantitatif ini menggunakan instrument kuesioner untuk memperoleh data dari responden (32 pasien hipertensi yang perokok). Variabel yang diukur : persepsi kerentanan terhadap hipertensi, persepsi keparahan penyakit hipertensi, persepsi manfaat dan hambatan, dorongan bertindak (mengambil tindakan pencegahan)
Hasil Penelitian : Persepsi tingkat kerentanan terhadap penyakit hipertensi lebih tinggi (53.1%); Persepsi tingkat keparahan penyakit hipertensi lebih tinggi (53,1); Adanya dorongan dari keluarga dan tenaga medis untuk mengambil tindakan pencegahan; Kesimpulan : 71,9% responden menyatakan mengambil tindakan pencegahan
akan
5.
Komunikasi Persuasif dalam Pembentukan Sikap (Studi Deskriptif Kualitatif pada Pelatih Pendidikan Militer Tamtama TNI AD di Sekolah Calon Tamtama Rindam IV Diponegoro Kebumen)
Aen Istian ah Afiati. 2015. Skripsi: Komunikasi Persuasif dalam Pembentukan Sikap. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga.
6.
Perubahan Norma dan Perilaku Masyarakat menuju Budaya Bersih dan Sehat (Studi Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat di Kabupaten Bojonegoro Aplikasi Soft System Methodology)
Sri Hayati. 2012. Tesis: Perubahan Norma dan Perilaku Masyarakat menuju Budaya Bersih dan Sehat. Jakarta: Universitas Indonesia.
7.
Perubahan Perilaku Bergotong Royong Masyarakat Sekitar Perusahaan Tambang Batubara di Desa Mulawarman Kecamatan Tenggarong Seberang Ira Suprihatin. 2014. Skripsi: Perubahan Perilaku Bergotong Royong Masyarakat Sekitar Perusahaan Tambang Batubara di Desa Mulawarman Kecamatan
signifikan dalam memprediksi perilaku diet pada pasien diabetes mellitus type II (Purijayanti, 2012). Komunikasi persuasif adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain agar berubah sikapnya, opininya dan tingkah lak unya, atas kesadaran sendiri. (Effendy. 2009. Human Relations & Public Relations) Menurut Hovland, dalam proses belajar, terdapat beberapa tahapan yaitu attention (perhatian), comprehension (pemahaman), learning (belajar), acceptance (penerimaan), dan retention (penyimpanan) (Perloff. 2003. The Dynamics of Communication and Attitudes in the 21st Century)
Berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, prinsip otonomi d aerah menggunakan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam arti daerah diberi kewenangan membuat kebijakan daerah dan pemberdayaan masyarakat yang bertujuan pada peningkatan kesejahteraan rakyat sesuai dengan potensi dan kekhasan daerah. Kabupaten Bojonegoro mencanangkan program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yaitu suatu pendekatan partisipatif yang mengajak masyarakat untuk menganalisa kondisi sanitasi mereka melalui suatu proses yang dilihat dari berbagai faktor sehingga masyarakat dapat berpikir dan mengambil tindakan untuk meninggalkan kebiasaan perilaku Buang Air Besar yang masih dilakukan di sembarang tempat. Evolusi sosial adalah perubahan sosial yang berlangsung secara bertahap. Pada evolusi, perubahan terjadi dengan sendirinya tanpa rencana atau kehendak tertentu. Masyarakat hanya berusaha menyesuaikan dengan keperluan, keadaan, dan kondisi yang baru. (Teori Evolusi Sosial Emile Durkheim)
Pelatih di Secata Rindam IV Diponegoro melakukan pembinaan langsung terhadap prajurit Tamtama selama 20 minggu. Pelatih sebagai persuader menggunakan komunikasi persuasif kepada siswa (persuadee) dalam pendidikan militer dengan pendekatan personal saat konseling/bimbingan pengasuhan serta arahan melalui contoh-contoh nyata/keteladanan dari pelatih. Faktor yang mempengaruhi: Komunikasi persuasif berjalan dua arah sehingga lebih mudah diterima, teknik komunikasi dirasa lebih humanis Pemerintah Kabupaten Bojonegoro mencanangkan gerakan sanitasi yang dilakukan secara swadaya seperti pembangunan jamban dengan menggunakan teknis Srumbung yang terbuat dari bambu. Faktor yang mempengaruhi : Pendekatan yang melibatkan secara keseluruhan potensi yang ada di Kabupaten Bojonegoro baik aparat pemerintahan, swasta, lembaga swadaya masyarakat, media massa, tokoh masyarakat dan tokoh agama, termasuk lapisan masyarakat di tingkat paling bawah. Adanya pertambangan batu bara di Desa Mulawarman yang merubah kebiasaan masyarakat bergotong royong secara sukarela. Faktor yang mempengaruhi: Jumlah populasi meningkat, kondisi ekonomi meningkat, kondisi sosial berubah.
Kesadaran untuk taat dan patuh akan datang dari dalam diri persuadee
Kesadaran akan hidup bersih dan sehat sehingga lingkungan menjadi kondusif untuk hidup sehat, bebas polusi, tersedia iar bersihm lingkungan memadai, pemukiman sehat, perencanaan kawasan sehat.
Terjadinya perubahan sosial masyarakat berupa perubahan mata pencaharian dari petani menjadi wirausahawan, sikap gotong royong saat membuka lahan dan penggarapan lahan hingga panen hilang, gotong royong saat tetangga tertimpa musibah memudar.
Tenggarong Samarinda: Mulawarman
8.
Seberang. Universitas
Tinjauan Psikologi Hukum terhadap Perubahan Perilaku Anak Akibat Perkembangan Teknologi di Kota Makassar
Ummu Kalsum. 2014. Skripsi: Tinjauan Psikologi Hukum terhadap Perubahan Perilaku Anak Akibat Perkembangan Teknologi di Kota Makassar. Makassar: Universitas Hasanuddin.
9.
Perubahan Sosial Masyarakat Lokal Akibat Perkembangan Pariwisata Dusun Wakka Kabupaten Pinrang (Interaksi antara Wisatawan dan Masyarakat Lokal)
Sri Rahayu Rahmah N. 2014. Skripsi: Perubahan Sosial Masyarakat Lokal Akibat Perkembangan Pariwisata Dusun Wakka Kab. Pinrang. Makassar: Universitas Hasanuddin
Psikologi hukum mencakup kajian-kajian empiris, yakni: penelitian psikologi terhadap hukum, tentang institusi hukum, dan tentang orang yang berhubungan dengan hukum. Psikologi hukum secara tipikal sebagai kajian yang merujuk pada dasar sosial dan teori-teori serta asas-asas yang bersifat kognitif, untuk menerapkan mereka terhadap isu-isu dalam sistem hukum seperti memori saksi mata, pengambilan keputusan dewan juri, penyelidikan, dan pewawancaraan. (Achmad Ali. 2009. Buku Ajar Psikologi Hukum)
Penggunaan internet di kalangan remaja yang masih dikategorikan anak dibawah umur.
Menurut Macionis perubahan sosial itu adalah transformasi dalam organisasi masyarakat, dalam pola berfikir dan dalam perilaku pada waktu tertentu (Sztompka, 2010 : 5) Perubahan sosial menurut Persell adalah modifikasi atau transformasi dalam organisasi masyarakat (Sztompka, 2010: 5) Sedangkan Ritzer berpendapat bahwa perubahan sosial mengacu pada variasi hubungan antaraindividu, kelompok, organisasi, kultur dan masyarakat pada waktu tertentu (Sztompka, 2010 : 5) Menurut Farley perubahan sosial adalah perubahan pola prilaku, hubungan sosial, lembaga, dan struktur sosial pada waktu tertentu (Sztompka, 2010 : 5)
Adanya interaksi wisatawan dengan penduduk lokal Dusun Wakka karena perubahan alih fungsi desa menjadi desa pariwisata.
Note : Soft Copy Jurnal Lengkapnya saya Attach di e-mail
Faktor yang mempengaruhi: Kurangnya pengawasan dari orang tua, kebijakan IT dalam memfilter konten-konten yang tidak pantas dilihat oleh remaja
Faktor yang mempengaruhi: Perkembangan teknologi informasi, pola pikir masyarakat yang sudah maju dan pengembangan lokasi wisata
Pengunaan internet untuk mencari teman, chatting, e-mail dan permainan online.Remaja masih tidak dapat menyaring dan mengolah informasi yang diperoleh akan berakibat adanya sikap mencontoh, meniru, mempraktekkan, perilaku yang dilihat di internet sehingga menunjukkan kenakalan remaja yang berupa tindakan menyimpang dan melanggar hukum.
Perubahan gaya berbusana anak-anak yang sudah mulai mengikuti trend, sikap sosial berubah seperti tidak main hakim sendiri, mengenal musyawarah, perkembangan ekonomi akibat pengunjung yang kian banyak.