PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN AKTIVITASTERHADAP KINERJA KEUANGAN (Studi kasus : pada perusahaan yang bergerak di bidang otomotif yang terdaftar di BEI Tahun 2011 - 2015) Dewi Kurniawati NPM 12.10.0.015 Mahasiswa Program Studi Akuntansi Universitas Riau Kepulauan Batam
Dosen Pembimbing Cahyo Budi Santoso, SE, M.Ak ABSTRACT
Each company will undoubtedly conduct financial statement analysis. This sort of thing is done to find out how far the company is developing. In addition, to make comparisons from year to year. It is very useful to know the performance, cash turnover, asset ratio, ability to pay debts, determine the prospect of the company and so forth. To analyze it need to be done calculation-some ratios in accordance with applicable accounting standards. Based on the results of observation, the research conducted on companies listed on the Indonesia Stock Exchange due to easy to obtain financial statements of the company. company. In addition, the data to be be compared compared also more to meet meet the sample standards. Keywords : financial analysis report, financial analysis ratio, liquidity ratio, solvability ratio, activify ratio, profitability ratio
PENDAHULUAN Perencanaan merupakan kunci sukses bagi manajer keuangan. Rencana keuangan dapat disajikan dalam berbagai bentuk, akan tetapi setiap rencana keuangan yang baik harus dikaitkan dengan kekuatan dan kelemahan perusahaan pada saat ini. Kekuatan perusahaan harus dipahami jika hendak dimanfaatkan dengan tepat dan kelemahan perusahaan harus dikenali jika hendak dilakukan tindakan perbaikan.Faktor fundamental selalu dijadikan acuan investor dalam membuat keputusan investasi di pasar modal.Analisis faktor fundamental didasarkan pada laporan keuangan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan.
1.
Industri otomotif nasional merupakan salah satu motor penggerak perekonomian Indonesia. Industri otomotif memiliki mata rantai bisnis mulai manufaktur komponen, manufaktur kendaraan itu sendiri, jaringan distribusi dan layanan purna jualnya, baik bengkel resmi maupun umum, termasuk jaringan penjualan suku cadang di seluruh Indonesia.Di samping itu industri ini juga mengembangkan industri penunjang lainnya seperti pembiayaan dan asuransi.Dengan demikian mata rantai industri otomotif ini juga menciptakan peluang kerja yang sangat besar bagi masyarakat.Berdasarkan data Gaikindo, industri otomotif berada pada urutan ke-empat penyumbang 1
pajak. Lebih jauh lagi, pesatnya perkembangan industri otomotif nasional akan menarik minat investor asing untuk ikut mengembangkan usahanya di Indonesia. Analisis laporan keuangan yang meliputi perhitungan dan interpretasi rasio diperlukan untuk dapat memahami informasi tentang laporan keuangan.Rasio yang dimaksud adalah suatu angka yang menunjukkan hubungan antara satu unsur dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan.Rasio keuangan dapat digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan, serta untuk membandingkan kinerja perusahaan yang satu dengan yang lainnya. Dari sisi eksternal, rasio keuangan digunakan untuk menentukan pembelian atau penjualan saham suatu perusahaan, pemberian pinjaman serta untuk memprediksi kekuatan keuangan perusahaan di masa mendatang. Analisis rasio keuangan dapat membantu para pelaku bisnis, pemerintah dan para pemakai laporan keuangan lainnya untuk menilai kondisi keuangan suatu perusahaan. Pemakaian rasio keuangan dalam mewakili kinerja keuangan berdasarkan pada hasil penelitian terdahulu membuktikan bahwa terdapat pengaruh dan hubungan yang kuat antara rasio keuangan dengan perubahan harga saham, dan kegunaan rasio keuangan dalam mengukur dan memprediksi kinerja keuangan.Analisis rasio keuangan merupakan alternatif untuk menguji apakah informasi keuangan bermanfaat untuk melakukan klasifikasi atau prediksi terhadap harga saham. Analisis rasio keuangan didasarkan pada data keuangan historis yang tujuan utamanya memberikan suatu
indikasi kinerja perusahaan yang akan datang. Berdasarkan laporan keuangan perusahaan otomotif dan komponen yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia periode 20102013 dapat dilihat bahwa rata-rata Return On Asset perusahaan otomotif dan komponen mengalami kecenderungan penurunan dari tahun 2010 sampai tahun 2013. Dari laporan keuangan yang di publikasikan tersebut dapat dilihat bahwa rata-rata ROA pada perusahaan otomotif dan komponen tahun 2011 mengalami penurunan dari 9,64% menjadi 7,67%, pada tahun 2012 mengalami peningkatan menjadi 8,80% dan pada tahun 2013 mengalami penurunan menjadi 4,29%. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja keuangan yang diukur dengan ROA menurun pada tahun 2011 dan 2013. Hal-hal yang dipertanyakan adalah : 1) Bagaimana pengaruh rasio likuiditas(current ratio) terhadap kinerja perusahaan pada industri otomotif selama periode 2011-1015, 2) Bagaimana pengaruh rasio solvabilitas (debt to equity ratio) terhadapkinerja perusahaan pada industri otomotif selama periode 2011- 1015, 3) Bagaimana pengaruh rasio aktivitas ( Receivable terhadap Turn Over ) kinerjaperusahaan pada industri otomotif selama periode 2011-1015, Bagaimana pengaruh rasio 4) likuiditas (current ratio), solvabilitas (debt to equity ratio), dan aktivitas (inventory turn over) terhadap kinerja perusahaan pada industri otomotif selama periode 2011-1015. Tujuan dari penelitian ini adalah : 1) Untuk mengetahui pengaruh rasio likuiditas (current ratio) terhadap kinerja perusahaan pada industri otomotif 2
selama periode 2011-1015, 2) Untuk mengetahui pengaruh rasio solvabilitas(debt to equity ratio) terhadap kinerja perusahaan pada industri otomotif selama periode 2011-1015, 3) Untuk mengetahui pengaruh rasio aktivitas ( Receivable terhadap kinerja Turn Over ) perusahaan pada industri otomotif selama periode 2011-2015, 4) Untuk mengetahui pengaruh rasio likuiditas (current ratio), solvabilitas (debt to equity ratio), dan aktivitas (inventory turn over) terhadap kinerja perusahaan pada industri otomotif selama periode 2011-1015. TINJAUAN PUSTAKA Analisis Laporan Keuangan Menurut Harahap (2009:190) analisis laporan keuangan mencakup penerapan metode dan teknik analisis atas laporan keuangan dan data lainnya untuk melihat dari laporan itu ukuran-ukuran dan hubungan tertentu yang sangat berguna dalam proses pengambilan keputusan.Angka-angka dalam laporan keuangan akan sedikit artinya kalau dilihat secara sendirisendiri. Dengan analisis pemakaian laporan keuangan akan lebih mudah menginterprestasikannya. Tujuan laporan keuangan menurut Kasmir, (2011, p. 68) bahwa tujuan analisis laporan keuangan antara lain adalah : 1. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu, baik aset, kewajiban, modal maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode tertentu, 2. Untuk mengetahui kelemahankelemahan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan. 3. Untuk mengetahui langkahlangkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan ke depan yang
2.
berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini. 4. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu penyegaran atau tidak, 5. Untuk pembanding dengaan perusahaan sejenis tentang hasil yang mereka capai. Analisis Rasio Keuangan Menurut Jumingan (2011, p.118) analisis rasio keuangan yaitu :“Angka yang menunjukkan hubungan antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan.Hubungan antara unsurunsur laporan keuangan tersebut dinyatakan dalam bentuk matematis yang sederhana.Secara individual rasio itu kecil artinya kecuali jika dibandingkan dengan suatu rasio standar yang layak dijadikan dasar pembanding.Apabila tidak ada standar yang dipakai sebagai dasar pembanding dari penafsiran rasiorasio suatu perusahaan, penganalis tidak dapat menyimpulkan apakah rasio-rasio itu menunjukkan kondisi yang menguntungkan atau tidak menguntungkan”. Analisis rasio adalah berorientasi dengan masa depan, artinya bahwa dengan analisis rasio dapat digunakan sebagai alat untuk meramalkan keadaan keuangan serta hasil usaha di masa yang akan datang. Analisis rasio keuangan dapat membantu para pelaku bisnis, pihak pemerintah, dan para pemakai laporan keuangan lainnya dalam menilai kondisi keuangan suatu perusahaan.Rasio keuangan juga bermanfaat dalam memprediksi laba perusahaan. Selain itu rasio keuangan digunakan untuk memutuskan apakah akan membeli saham perusahaan, untuk meminjam uang, atau memprediksi kekuatan 3
perusahaan di masa depan. Apabila kinerja keuangan perusahaan baik maka pertumbuhan laba meningkat, dan sebaliknya kinerja perusahaan tidak baik maka pertumbuhan laba menurun.Dalam hal ini pertumbuhan laba merupakan peningkatan laba yang diperoleh perusahaan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Analisis rasio dapat digunakan untuk membimbing investor dan kreditur untuk membuat keputusan atau pertimbangan tentang pencapaian perusahaan dan prospek di masa datang, Menurut Weston (2001).Menurut Rahardjo (2007 : 104) rasio keuangan perusahaan diklasifikasikan menjadi lima kelompok, yaitu : A. Rasio Likuiditas Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat ditagih oleh suatu perusahaan. Dengan kata lain dapat membayar kembali pencairan dana depositnya pada saat ditagih serta dapat mencukupi permintaan kredit yang telah diajukan (Kasmir,2013: 130). Rasio likuiditas ini terdiri dari(Kasmir, 2013: 134142) : 1) Current Ratio (Rasio Lancar). Merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau hutang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Aktiva Lancar Current ratio = ------------------ x 100%
besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang. Kas ( cash ) Cash Ratio= -------------------------- x 100% Hutang Lancar
3) Quick Ratio (Rasio Cepat). Merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban atau hutang lancar dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai perusahaan. Aktiva Lancar – Persediaan Quick Ratio = --------------------- x 100% Hutang Lancar
Rasio Solvabilitas Menurut Sutrisno (2007:217) menyatakan bahwa ada lima rasio solvabilitas yang bisa dimanfaatkan oleh perusahaan yakni sebagai berikut: 1. Total debt to total asset ratio B.
Rasio yang digunakan untuk menghitung seberapa jauh dana yang disediakan oleh kreditur. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan perusahaan semakin berisiko.Semakin berisiko, kreditur meminta imbalan semakin tinggi. Untuk menghitung total debt to total asset ratio bisa menggunakan rumus sebagai berikut: Total Dept To Total Asset Ratio
Total Hutang = ------------------ x100% Total Aktiva
Hutang Lancar
2) Cash Ratio (Rasio Kas). Merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa
2. Debt to equity ratio Rasio imbangan antara hutang yang dimiliki perusahaan dengan modal sendiri.Semakin tinggi rasio ini berarti modal sendiri 4
semakin sedikit dibanding dengan hutangnya. Untuk menghitung debt to equity ratio bisa menggunakan rumus sebagai berikut: Total Hutang Dept To Equity Ratio = -----------x100% Modal
5. Debt service ratio ratio merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi beban tetapnya termasuk angsuran pokok pinjaman. Untuk menghitung debt sevice ratio bisa menggunkan rumus sebagai berikut: Laba Sebelum
3. Times interest earning Ratio yang sering disebut coverage ratio merupakan ratio antara laba sebelum bunga dan pajak dengan beban bunga.Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memenuhi beban tetapnya berupa bungan dengan laba yang diperolehnya, atau mengukur berapa kali besarnya laba bisa menutup beban bunganya. Untuk menghitung times interest earning ratio bisa menggunakan rumus sebagai berikut: Laba Sebelum Bunga dan Pajak Time Interest Earning Ratio = ------------------- x100% Beban Bunga
Bunga dan Pajak Dept Service Ratio =-------------- x100% C. Rasio Aktivitas Bunga+Sewa+AngsuranBunga Munawir (2002) menulis, dan Pajak/(1-tarif pajak)
“Rasio Aktivitas, yaitu rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari ataukemampuan perusahaan dalam penjualan, penagihan pihutang maupun pemanfaatan aktiva yang dimiliki” (h.240). Jenis-jenis rasio aktivitas : a. Rasio Perputaran Persediaan (Inventory turnover ratio) Rasio perputaran persediaan, mengukur aktivitas atau likuiditas dari persediaan perusahaan. Rumusnya Harga Pokok
4. Fixed chage coverage Ratio adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan unutk menutup beban tetapnya termasuk pembayaran deviden saham preferen, bunga, angsuran pinjaman, dan sewa. Untuk menghitung Fixed chage coverage ratio bisa menggunakan rumus sebagai berikut: EBIT+Bunga+ Angsuran Lease
Penjualan Inventory Turn-over = --------- x 100% Persediaan
b. Rasio Perputaran Total Aktiva (Total Asset Turn Over Ratio) Perputaran total aktiva menunjukkan efisiensi dimana perusahaan menggunakan seluruh aktivanya untuk menghasilkan penjualan.
Fixed chage coverage =-------------- x100% Bunga+Angsuran
5
Penjualan Total Asset Turn-over = ----------- x 100% Modal Aktiva
c. Rasio Perputaran Piutang (Receivable Turn Over) Rasio untuk mengukur tingkat perputaran piutang dengan membagi nilai penjualan kredit terhadap piutang rata-rata. Semakin tinggi rasio ini akan semakin baik dan menunjukan modal kerja yang ditanamkan dalam piutang rendah. Rumus rasio tersebut sebagai berikut: Penjualan Receivable Turn Over = ---------- x100% Piutang rata-rata
d. Rasio Perputaran Piutang Harian (Receivable Turn-over in Day) Rasio untuk mengukur berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh perusahaan dalam menerima seluruh tagihan dari konsumen. Piutang X Jumlah Hari dalam Setahun
memperoleh laba, baik dalam hubungannya dengan penjualan, asset, maupun terhadap modal sendiri. Dengan demikian, rasio profitabilitas akan mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan sebagaimana ditunjukkan dalam keuntungan/laba yang diperoleh dari penjualan dan investasi. Berbagai rasio yang dipergunakan untuk mengukur profitabilitas tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Gross Profit Margin (Margin Laba Kotor) Gross profit margin ialah persentase laba kotor dibandingkan dengan sales. Semakin besar gross profit margin akan semakin baik keadaan operasi pada perusahaan, disebabkan karena hal tersebut menunjukkan bahwa harga pokok penjualan relatif lebih rendah dibandingkan dengan sales, demikian juga sebaliknya, semakin rendah gross profit margin akan semakin kurang baik operasi pada perusahaan (Syamsuddin, 2009). Gross profit margin tersebut dihitung dengan formula:
Receivable Turn-Over in day = --------------- x100% Penjualan Kredit
Rasio Profitabilitas Menurut G. Sugiyarso dan F. Winarni (2005:118) profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungan dengan penjualan total aktiva maupun modal sendiri. Dari definisi ini terlihat jelas bahwa sasaran yang akan dicari adalah laba perusahaan. Rasio profitabilitas bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam D.
2. Net Profit Margin (Margin Laba Bersih) Rasio ini ialah mengukur laba bersih setelah pajak terhadap penjualan.Semakin tinggi Net profit margin tersebut maka semakin baik operasi suatu perusahaan. Net profit margin tersebut dihitung dengan rumus:
6
3. Basic earning power (rentabilitas ekonomi) Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan asset yang dimiliki untuk dapat menghasilkan tingkat pengembalian ataupun pendapatan dengan kata lain Rentabilitas Ekonomi tersebut menunjukkan pada kemampuan total aset dalam menghasilkan laba. Rentabilitas Ekonomi tersebut dihitung dengan rumus:
5. Return on Asset Return On Asset (ROA) menurut Kasmir (2012:201) adalah rasio yang menunjukan hasil (retur n)atas jumlah aktiva yangdigunakan dalam perusahaan. Selain itu, ROA memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukan efektivitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan.Semakin tinggi rasio tersebut akan semakin baik keadaan pada suatu perusahaan. Return on Asset dihitung dengan rumus:
Laba Bersih Setelah Pajak Return On Asset = --------------------Total Asset
4. Operating Profit Margin(Margin Laba Operasi) Operating profit margin ialah perbandingan antara laba usaha dan juga penjualan. Operating profit margin adalah rasio yang menggambarkan apa yang biasanya disebut dengan pure profit yang diterima atas setiap rupiah dari penjualan yang dilakukan (Syamsuddin, 2009). Operating profit margin dihitung sebagai berikut:
6. Return on Equity Return on equity ialah rasio yang memperlihatkan sejauh manakah perusahaan tersebut mengelola modal sendiri (net worth) dengan secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri ataupun pemegang saham suatu perusahaan. ROE tersebut menunjukkan rentabilitas modal sendiri atau yang sering disebut dengan rentabilitas usaha (Sawir 2009). Return on equity dapat dihitung dengan formula:
7
7. Earning per share (EPS) Earning per share ialah rasio yang menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh pada setiap lembar saham biasa . Oleh Sebab itu pada umumnya manajemen perusahaan, pemegang saham biasa dan juga calon pemegang saham sangat tertarik akan earning per share. Earning per share ialah suatu indikator keberhasilan suatu perusahaan (Syamsuddin, 2009). Earning per share dihitung dengan rumus:
sampel terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2015 dalam kelompok perusahaan otomotif yang menerbitkan laporan keuangan serta disajikan di web BEI secara berturut-turut. 2) Perusahaan sampel mempunyai laporan keuangan yang berakhir 31 Desember dan menggunakan rupiah sebagai mata uang pelaporan. 3) Perusahaan sampel memiliki semua data yang diperlukan secara lengkap. Dari kriteria tersebut diperoleh 13 perusahaan sebagai sample penelitian. Daftar Perusahaan Yang Sesuai Dengan Kriteria No
METODOLOGI PENELITIAN Jenis dan Sumber Data Dalam penelitian ini, jenis dan sumber data yang digunakan yaitu berupa data sekunder. Data sekunder merupakan data dan informasi yang diperoleh dengan mengumpulkan data-data yang telah diolah oleh perusahaan antar lain strukturorganisasi perusahaan, sejarah perusahaan, laporan keuangan yang diperoleh dari bagian personalia dan bagian keuangan perusahaan pada industri otomotif selama periode 2011-2015 secara tahunan.
Kode
Tanggal ISO
1
ASII
PT. Astra Internasional Tbk
4 April 1990
2
AUTO
PT. Astra Otoparts Tbk
15 Juni 1998
3
BOLT
PT. Garuda Metalindo Tbk
7 Juni 2015
4
BRAM
PT. Indo Kordsa Tbk
5 September 1990
5
GDYR
PT. Goodyear Indonesia Tbk
1 Desember 1980
6
GJTL
PT. Gajah Tunggal Tbk
8 Mei 1990
7
IMAS
PT. Indomobil Sukses International Tbk
15 September 1993
8
INDS
PT. Indospring Tbk
10 Agustus 1990
9
LPIN
PT. Multi Prima Sejahtera Tbk
5 Februari 1990
PT. Multistrada Arah Sarana Tbk
9 Juni 2005
11 NIPS
PT. Nippres Tbk
24 Juli 1991
12 PRAS
PT. Prima Alloy Steel Universal Tbk
12 Juli 1990
13 SMSM
PT. Selamat Sempurna Tbk
9 September 1996
3.
Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan otomotif yang selalu menyajikan laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2011- 2015. Adapun kriteria yang digunakan untuk memilih sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Perusahaan
Nama Perusahaan
10 MASA
8
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Purposive Sampling , yaitu berdasarkan pertimbangan tertentu. Kriteria pertimbangan tertentu tersebut adalah : a. Perusahaan otomotif yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015. b. Tersedia laporan keuangan lengkap dan publikasi tahun 20112015 yang terdiri dari :laporan posisi keuangan, laporan laba/rugi dan saldo laba,laporan perubahan ekuitas, laporan laba/rugi komprehensif, laporan arus kas, dan catatan atas laporankeuangan konsolidasian.. Teknik Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain Analisis Statistik Deskriptif untuk mendeskripsikan data yang dilihat dari mean, median, standar deviasi, nilai minimum, dan nilai maksimum. Uji Asumsi Klasik yang terdiri dari Uji Normalitas, Multikolinearitas,Heteroskedastisitas dan Autokorelasi. 1. UJI NORMALITAS Uji normalitas merupakan pengujian untuk melihat apakah data penelitian tersebut terdistribusi secara normal. 2. UJI MULTIKOLINEARITAS Uji Multikolinearitas merupakan pengujian yang dilakukan untuk melihat apakah terdapat korelasi antar variabel independen. 3. UJI HETEROSKEDASTISITAS Uji heteroskedastisitas merupakan pengujian untuk melihat apakah terdapat kesamaan variabel dari pengamatan yang satu ke pengamatan yang lain.
UJI AUTOKORELASI Uji autokorelasi merupakan pengujian yang dilakukan untuk melihat apakah terdapat hubungan linear antara variabel. 4.
4.
PEMBAHASAN Perbandingan Rasio Likuiditas, Solvabilitas, dan Aktifitas terhadap ROA Perbandingan RasioLikuiditas, Solvabilitas, danAktifitas terhadap ROA n a a a h m a a s N u r e P
Tahun
Likui ditas (X)
Solva bilitas (X)
Aktifi tas (X)
2011 2012 l a a r n 2013 t o s i k A s a b 2014 . n r T T t P e n I
1,189
0,342
1, 643
0,371
1,19
0,416
1,74
0,303
1,073
0,465
1, 699
0,294
1,047
3,347
1, 647
0,267
2015
1,161
0,347
2,589
0,03
2011
1,097
1,559
6, 343
0,224
2012
1
2,113
6,017
0,134
2013
1,657
2,464
3, 687
0,104
2014
0,977
2,165
5, 248
0,077
2015
1,333
0,551
5, 207
0,082
2011
0,687
3,268
5, 375
0,365
2012
0,619
1,06
5,974
1,09
a o 2013 d d u n k 2014 r i a l a b G . t e T T M P 2015
0,662
1,35
5,596
0,567
1,387
0,5
5,932
0,13
1,117
0,9
3,159
0,6
2011
2,899
0,303
1, 749
0,214
2012
2,406
0,413
1, 829
0,413
2013
2,112
0,361
1, 167
0,017
2014
1,716
0,506
1, 036
0,204
2015
1,572
0,682
1, 491
0,098
2011
0,899
1,878
2, 397
0,009
2012
0,895
1,349
1, 296
0,054
2013
0,941
1,247
2, 665
0,019
2014
0,944
1,225
1, 199
0,022
2015
0,937
1,151
1, 156
1,457 0,059
k b a r T t s s t A . r a T p o P t O
k o b d T n a I . s T d P r o K r k a e b y T a d i o s o e G . n o T d n P I
ROA (X)
2011
1,749
0,953
4, 591
k b h T a j a l a G . g T g P n u T
2012
1,719
0,798
4, 375
0,088
2013
2,318
2,74
2,261
0,033
2014
2,016
1,686
4, 376
0,017
2015
1,819
3,567
0, 983
0,354
k l i b b T o s l a m e n o s i o d k t u n a I . S n r T t P e n I
2011
1,368
1,54
3,425
0,075
2012 2013 2014
1,232 1,085 1,032
2,079 2,339 2,489
4,41 2, 299 1, 902
0,051 0,053 1,293
2015
0,935
2,712
1, 627
1,894
9
k i b t l a T u a m r e M r t . i T P h a P j e S
2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015
2,404 2,333 3,856 2,912 2,231 2,936 2,901 2,484 2,163 0,777
0,803 0,465 0,253 2,175 0,331 0,331 0,277 1,253 0,333 1,301
5,419 6,163 5,497 5,502 5,331 1,471 2,598 3,267 2,8 2,095
0,106 0,081 0,067 0,056 0,007 0,02 0,041 0,096 0,044 1,583
a d a a r n a t s i r a k t l S b u h T a M . r T A P
2011 2012 2013 2014 2015
0,482 1,393 1,567 1,748 1,583
1, 68 0,679 0,676 0,668 0,662
1,035 6,093 2,211 4,203 3,183
0,03 0,022 0,033 0,023 1,272
s e r p k p b i N . T T P
2011 2012 2013 2014 2015
0,108 1,107 1,051 1,294 1,047
1,691 1,605 2,384 1,096 1,541
1,873 1,605 3,565 3,119 3,067
0,02 0,03 3,473 0,041 0,02
2011 2012 2013 2014 2015
1,138 1,121 1,031 3,921 1,005
2,447 1,198 0,958 0,876 1,126
2,189 1,053 1,677 3,694 5,332
0,003 0,004 0,005 0,009 0,004
2011 2012 2013 2014 2015
2,616 3,309 2,069 2,112 1,96
0,713 0,617 0,657 0,699 0,697
2,649 0,617 0,657 4,566 1,986
0,935 0,889 0,81 0,241 0,697
1,257
1,257
3,117
0,334
p s k o b d T n g I . n T i P r
y l o a l r l s e A i v a n k b m U i r l T P e . e T t P S
k t a b T m a a n l e r S . u p T m P e S
Rata-Rata
Berdasarkan table diatas, dapat di lihat bahwa rata – rata rasio likuiditas dari ketigabelas perusahaan tersebut sebesar 1,257, rasio solvabilitas dari ketigabelas perusahaan tersebut sebesar 1,257, dan rasio aktifitas dari ketiga belas perusahaan tersebut sebesar 0,334. Pengaruh Current Ratio terhadap Profitabilitas Hasil Uji Statistik t menunjukkan bahwa Current Ratio secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas Perusahaan Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-2015.Hal ini berarti hipotesis yang menyatakan bahwa Current Ratio berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas perusahaan dapat diterima.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang oleh Nidya Afrinda (2010) dan Zuni Hidayati Setyoningsih (2014) yang menemukan bahwa Current Ratio berpengaruh negatif terhadap ROA, namun tidak sejalan dengan hasil penelitian oleh Niko Nurcahyo (2009). Semakin besar rasio lancar, maka menunjukkan semakin besar kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Hal ini menunjukkan perusahaan melakukan penempatan dana yang besar pada sisi aktiva lancar. Penempatan dana yang terlalu besar pada sisi aktiva memiliki dua efek yang sangat berlainan. Di satu sisi, likuiditas perusahaan semakin baik. Namun disisi lain, perusahaan kehilangan kesempatan untuk mendapatkantambahan laba, karena dana yang seharusnya digunakan untuk investasi yang menguntungkan, dicadangkan untuk memenuhi likuiditas. Pada penelitian ini, Perusahaan Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) memiliki Current Ratio yang rendah yang berarti bahwa semakin produktifnya aset yang dimiliki perusahaan sehingga efektivitasnya meningkat ditandai dengan meningkatnya return . Semakin besar dana yang ditempatkan untuk memenuhi likuiditas perusahaan, maka perusahaan dapat kehilangan kesempatan untuk mendapatkan tambahan dana karena dana yang dimiliki tidak menghasilkan keuntungan Pengaruh Debt to Total Equity Ratio (DER) terhadap Profitabilitas Hasil Uji Statistik t menunjukkan bahwa Debt to Total 10
(DER) secara Equity Ratio parsialberpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap profitabilitas Perusahaan Otomotif yang terdaftar di Bursa EfekIndonesia (BEI) periode 20112015. Hal iniberarti hipotesis yang menyatakan bahwa Debt to Total berpengaruh Equity Ratio posotifterhadap profitabilitas perusahaan dapatditerima. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian oleh Niko Nurcahyo (2009) yang menemukan bahwa secara parsial DER berpengaruh positif terhadap ROA perusahaan, namun tidak sejalan dengan hasil penelitian oleh Nidya Afrinda (2010). Pada saat Debt to Total Equity Ratio rendah, hutang rendah maka profitabilitas perusahaan meningkat karena perusahaan tidak harus menanggung beban bunga dan mengurangi resiko financial distress. Adanya pengaruh yang tidak signifikan dapat diartikan bahwa di sisi lain tingginya rasio DER mengindikasikan adanya dana besar dari sumber hutang yang dapat dimanfaatkan dalam operasional perusahaan dalam meningkatkan profitabilitas. Dengan demikian analisis yang dapat diberikan adalahbahwa DER yang sangat tinggi akan menurunkan profitabilitas perusahaan karena meningkatnya biaya bunga dan resiko gagal bayar, namun apabila DER meningkat dengan wajar akan membantu kemampuan pendanaan operasional perusahaan tersebut dalam rangka meningkatkan profitabilitas Pengaruh Receivable Turn Over(RTO) terhadap Profitabilitas Hasil Uji Statistik t menunjukkan bahwa Receivable Turn
berpengaruh negative dan Over signifikan terhadap profitabilitas perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011- 2015. Hal ini berarti hipotesis yang menyatakan bahwa Receivable Turn Over(RTO)berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan tidak dapat diterima. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian oleh Evi Juliana (2012) yang menemukan bahwa adanya pengaruh positif yang signifikan antara Receivable Turn Over dengan ROA, namun tidak sejalan dengan hasil penelitian oleh Wahyu Suciningsih (2011).Receivable Turn Over yang tinggi ini akan semakin baik dan menunjukan modal kerja yang ditanamkan dalam piutang rendah dapat memberikan peluang bagi perusahaan untuk secara lebih leluasa demi tercapainya profitabilitas yang baik . Uji Statistik Hubungan Likuiditas, Solvabilitas, dan Aktifitas Terhadap Kinerja Perusahaan Dari hasil perhitungan statistika di atas menunjukan bahwa modal kerja mempunyai hubungan yang positif terhadap laba usaha.Hal ini dikarenakan elemen pembentuk modal kerja terdiri dari aktiva lancar yaitu kas, persediaan, piutang, dan hutang lancar. Di mana dalam mendapatkan laba, perusahaan membutuhkan aktiva lancar untuk kegiatan operasinya, jika hutang lancar lebih besar dari aktiva lancar maka modal kerjanya minus, yang berakibat laba usaha akan mengalami penurunan. Nilai R square sebesar 0,057 menunjukkan bahwa perubahan laba usaha
11
dipengaruhi oleh modal kerja sebesar 5,7% dan sisanya 94,3% dipengaruhi oleh faktor lain, misalnya tingkat penjualan, pendapatan, beban usaha dan kondisi ekonomi pada saat itu. Dari hasil uji t didapat jika modal kerja mengalami kenaikan 1 satuan, maka akan mempengaruhi kenaikan laba usaha yang diperoleh sebesar -0,070 %, 0,099%, dan -0,454%.Hal ini menunjukkan jika aktiva lancar yang terdapat pada perusahaan lebih besar dari hutang lancarnya maka laba perusahaan akan meningkat. KESIMPULAN Dari hasil analisis kinerja perusahaan dengan menggunakan rasio likuiditas, aktivitas, dan solvabilitas dapat diambil kesimpulan : 1. Berdasarkan analisis rasio likuiditas , diperoleh current ratio dari ketigbelas perusahaan rata-rata diatas 100%. Ini menunjukan bahwa perusahaan dapat memenuhi kewajibannya untuk membayar hutanghutangnya. 2. Berdasarkan analisis rasio aktivitas , diperoleh perputaran persediaan yang cukup tinggi dari setiap perusahaan hal ini menunjukan persediaan yang tersimpan digudang tidak terlalu lama, sehingga menghemat biaya penyimpanan. Pada perputaran piutanganya terjadi cukup cepat dalam satu periode. Sehingga secara keseluruhan dana yang ada di perusahaan telah digunakkan secara efektive. 3. Berdasarkan analisis solvabilitas menunjukan bahwa ketigabelas perusahaan emiten industri otomotif mampu menggunkan debt to equity
5.
rationya secara efisien sehingga dapat menghasilkan laba usaha yang cukup tinggi. 4. Berdasarkan hasil perhitungan statistik dengan menggunakan SPSS, diperoleh nilai R hitung sebesar 0,238 yang artinya terdapat hubungan yang kuat dan searah. Ini berarti bahwa modal kerja berhubungan positif dengan laba usaha dimana jika modal kerja tinggi maka laba usaha juga tinggi. Dari hasil uji t didapat persamaan regresi Y = 0,454 + -0,070X + 0,099X + 0,042Xartinya jika modal kerja naik sebesar Rp. 1 maka laba usaha juga naik sebesar Rp. 0,070, 0,099, dan -0,454. DAFTAR PUSTAKA Afrinda, Nadya. 2013. Analisis Pengaruh Likuiditas Dan Solvabilitas Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Universitas (BEI).Jurnal. Sriwijaya. Palembang Hanafi, M. M. 2009. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Keempat. UPP STIM YKPN. Yogyakarta. Jaka Wasana, M.S.M dan Ir. Kibrandoko, M.S.M. Manajemen Keuangan Edisi Revisi Jilid 1 . Binarupa Aksara Publisher. Tangerang Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan . Erlangga. Jakarta. Kasmir (2011). Analisis Laporan Keuangan edisi pertama cetakan keempat . Rajawali Pers. Jakarta.
Kasmir. 2012. Analisis Laporan RajaGrafindo. Keuangan. 12
Jakarta. Munawir, S. 2002. Analisis Laporan Keuangan (Edisi ke-4). Liberti. Yogyakarta Syamsuddin, Lukman. 2009. Manajemen Keuangan Perusahaan (Konsep Aplikasi Dalam Perencanaan Pengawasan Dan Pengambilan Keputusan). Raja Grafindo Persada. Jakarta. Nurcahyo, Nico. 2009. Analisis Kinerja Likuiditas, Aktivitas, Rentabilitas, Dan Analisis Hubungan Modal Kerja Terhadap Laba Perusahaan Pada Industri Otomotif Di Jurnal. Universitas BEI . Gunadarma. Jakarta Weston, J. Fred dan Copeland, Thomas. E. 2010. Diahli Bahasakan Oleh Drs, A. Sawir, Agnes. 2009. Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan
fek_Indonesia_Bei_ http://www.spssindonesia.com/2014 /01/uji-normalitas kolmogorov-smirnovspss.html https://www.statistikian.com/2012/ 08/analisis-regresi korelasi.html2014 https://www.statistikian.com/2012/ 09/uji-normalitas-dengankolmogorovsmirnov-spss.html https://www.statistikian.com/2016/1 1/uji-multikolinearitas.html
Perusahaan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. www.Kajianpustaka.Com/2012/12/Lapo ran Keuangan.html www. Sahamok.Com
http://bimbingan-skripsimalang.blogspot.co.id/2015/05/ cara-melakukan-uji-normalitasmelalui.html http://ejournal.amikompurwokerto.a c.id/index.php/probisnis/articl e/viewFile/319/ 293 http://fatkhan.web.id/2016/12/15/uji -asumsi-klasik/ https://srinurdianti26.wordpress.com //01/14/pengaruh-likuiditasterhadap-profitabilitas/ Https://Www.Academia.Edu/64098 78/Analisis_Pengaruh_Likuidi tas_Dan_Solvabilitas_Terhada p_Profitabilitas_Pada_Perusah aan_Makanan_Dan_Minuman _Yang_Terdaftar_Di_Bursa_E 13