JURNAL MEKANIKA TANAH “
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Mekanika Tanah ”
DISUSUN OLEH :
SOFIA AINI
F27150023
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDY TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MATHLA’UL ANWAR
BANTEN 2017
JURNAL MEKANIKA TANAH Abstrak
Tanah adalah bagian yang terdapat pada kerak bumi yang tersusun atas mineral dan bahan organik. Tanah merupakan salah satu penunjang yang membantu kehidupan semua mahluk hidup yang ada di bumi. T anah sangat mendukung terhadap kehidupan tanaman yang menyediakan hara dan air di bumi. selain itu, Tanah juga merupakan tempat hidup berbagai mikroorganisme yang ada di bumi da n juga merupakan tempat berpijak bagi sebagian mahluk hidup yang ada di darat. Dari segi klimatologi , tanah memegang peranan penting sebagai
penyimpan
air
dan
mencegah
terjadinya
erosi.
Meskipun
tanah
sendiri
juga
bisa
tererosi.
Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh & berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya tanaman dan menyuplai kebutuhan air dan udara; secara kimiawi berfungsi se bagai gudang dan penyuplai hara atau nutr isi (senyawa organik dan anorganik sederhana dan unsur-unsur esensial seperti: N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl); dan secara biologi berfungsi sebagai habitat biota (organisme) yang berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif (pemacu tumbuh, proteksi) bagi tanaman, yang ketiganya secara integral mampu menunjang produktivitas tanah untuk menghasilkan biomass dan produksi baik tanaman pangan, tanaman obat-obatan, industri perkebunan, maupun kehutanan.
1.
Berdasarkan Perda Kab. Pandeglang No. 3/2011
aliran Sungai Bengawan Solo, Sungai Opak, dan Sungai
Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Glagah. Tanah aluvial umumnya terbentuk di daerah
Pandeglang
sungai besar, salah satu contoh lainnya adalah tanah
Tahun
2011-2031
j.o
Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah/RPJMD Kab. Pandeglang diketahui bahwa Jenis tanah yang ada di Kabupaten Pandeglang dikelompokan menjadi : a.
Grumosol, yang tersebar di Kecamatan Sumur dan Cimanggu;
c.
Latosol,
terdapat
di
sekitar
Karang,
Cimanuk, Mandalawangi, Bojong, Menes, Jiput, Labuan dan Sumur;
Bojong,
lengket (mengembang). Tanah mineral yang mempunyai perkembangan profil, agak tebal, tekstur lempung berat, struktur kersai
Munjul,
lapisan bawah, konsistensi bila basah sangat lekat dan
umumnya bersifat alkalis, kejenuhan basa, dan kapasitas absorpsi tinggi, permeabilitas lambat dan peka erosi. Je nis ini berasal dari batu kapur, mergel, batuan lempung atau tuf vulkanik bersifat basa. Penyebarannya di daerah iklim
Podsolik, terdapat di Kecamatan Labuan, Menes, Saketi,
bersifat mengembang dan mengerut. Jika musim kering
plastis, bila kering sangat keras dan tanah retak-retak,
Gunung
Kecamatan Pandeglang, Saketi, Cadasari, Banjar,
e.
30 %
(granular) di lapisan atas dan gumpal hingga pejal di
Regosol, terdapat di Kecamatan Sumur, Labuan, Pagelaran, Cikeusik dan Cimanggu;
d.
Grumosol Tanah dengan kadar liat lebih dari
tanah keras dan retak-retak karena mengerut, jika basah
Alluvial, terdapat di Kecamatan Panimbang, Sumur, Cikeusik, Pagelaran, Picung, Labuan dan Munjul;
b.
aluvial yang berada di Sungai Nakdong, Korea Selatan.
Cikeusik,
Cibaliung,
sub humid atau sub arid, curah hujan kurang dari 2500 mm/tahun.
Cimanggu, Cigeulis, Sumur, Panimbang dan Angsana.
Aluvial Tanah berasal dari endapan baru dan berlapis-
lapis, bahan organik jumlahnya berubah tidak teratur dengan kedalaman. Hanya terdapat epipedon ochrik, histik atau sulfurik, kandungan pasir kurang dari 60 %. Aluvial adalah jenis tanah yang terbentuk karena endapan. Daerah endapan terjadi di sungai, danau yang berada di dataran rendah, ataupun cekungan yang memungkin kan terjadinya endapan. Tanah aluvial memiliki manfaat di bidang pertanian salah satunya untuk mempermudah proses irigasi pada lahan pertanian. Tanah ini terbentuk akibat endapan dari berbagai bahan seperti aluvial dan koluvial yang juga berasal dari berbagai macam asal. Tanah aluvial tergolong sebagai tanah muda, yang terbentuk dari endapan halus di aliran sungai. Tanah aluvial dapat dimanfaatkan sebagai lahan pertanian karena kandungan unsur hara yang relatif tinggi. Tanah aluvial memiliki struktur tanah yang pejal dan tergolong liat atau liat berpasir dengan kandungan pasir kurang dari 50%. Contoh tanah aluvial di Indonesia antara lain: sepanjang
Regosol Tanah bertekstur kasar dengan kadar pasir lebih
dari 60 %, hanya mempunyai horison penciri ochrik, histik atau sulfurik. Jenis tanah ini masih muda, belum mengalami diferensiasi horizon,
tekstur
pasir,
struktur
berbukit
tunggal,
konsistensi lepas-lepas, pH umumnya netral, kesuburan sedang, berasal dari bahan induk material vulkanik piroklastis atau pasir pantai. Penyebarannya di daerah lereng vulkanik muda dan di daerah beting pantai dan gumuk-gumuk pasir pantai
Latosol Tanah dengan kadar liat lebih dari 60 %, remah
sampai gumpal, gembur, warna tanah seragam dengan dengan batas-batas horison yang kabur, solum dalam (lebih dari 150 cm), kejenuhan basa kurang dari 50 %, umumnya mempunyai epipedon kambrik dan horison kambik. Jenis tanah ini telah berkembang atau terjadi diferensiasi horizon, kedalaman dalam, tekstur lempung, struktur remah hingga gumpal, konsistensi gembur hingga agak
teguh, warna coklat merah hingga kuning. Penyebarannya
memuaskan, sedangkan untuk pole hanya satu titik yang
di daerah beriklim basah, curah hujan lebih dari 300
umumnya dilakukan,
–
1000 meter, batuan induk dari tuf, material vulkanik,
2. Borehole , pekerjaan penyelidikan lapangan dengan
breksi batuan beku intrusi.
cara membor tanah sampai dengan jarak tertentu pada kedalam baik secara manual (hand auger) maupun dengan
Podsolik Tanah dengan horison penimbunan liat (horison
argilik), dan kejenuhan basa kurang dari 50 %, tidak
mesin. Berbagai jenis lapisan dapat dipeoleh melalui pengamatan (dalam bentuk bore log) dan beberapa parameter tiap lapisan (soil layer) di peroleh lewat
mempunyai horison albik. Tanah mineral telah berkembang, solum (kedalaman) dalam, tekstur lempung hingga berpasir, struktur gumpal, konsistensi lekat, bersifat agak asam (pH kurang dari 5.5), kesuburan rendah hingga sedang, warna merah hingga kuning, kejenuhan basa rendah, peka erosi. Tanah ini berasal dari batuan pasir kuarsa, tuf vulkanik, bersifat asam. Tersebar di daerah beriklim basah tanpa bulan
serangkain tes di laboratorium 3. Soil Mechanic Test in Laboratory, penyelidikan dilakukan
hasil
(sample)
dari
pengeboran tanah untuk dilakukan parameter nilai dari lapisan tanah. Seperti berat jenis, triaxial test, dll 4. Trial (Test) Pit , atau penggalian percobaan umumnya dilakukan pada saat akan dimulai pekerjaan kontruksi
foundation). Jelaskan ketentuan-ketentuan yang mengatur tentang penyelidikan tanah (soil investigation). Faktor apa saja yang harus dipertimbangkan untuk memilih metode sondir atau boring dalam suatu penyelidikan tanah di
Jika
terdapat
perbedaan
dari
hasil
penyelidikan tanah pada saat awal dapat memeberikan kesempatan untuk mngusulkan perubahan soil class atau foundation type. Dari hasil penyelidikan tanah tersebut akan dirangkum (compile) ke dalam Foundation Schedule.
lapangan
Berdasarkan penyelidikan tanah, tanah di bagi kedalam
Penyelidikan tanah (soil investigation) Penyelidikan tanah yang umumnya dilakukan adalah
1. Cone Penetration Test (CPT) , yang umum digunakan adalah sondir baik dengan Dutch Cone (Begemann Type) atau bikonus (friction cone) baik manual (yg paling sering dilaksanakan mengingat akses kelokasi yang jauh) dan maupun dengan truk (truck mounted CPT),untuk lokasi yang mudah dijangkau dan akses yang memungkinkan, macam
konus
berbagai soil class, yang didasarkan pada : - Daya dukung tanah (allowable bearing capacity)
berdasarkan metode :
berbagai
membawa
pondasi dan berguna untuk jenis pondasi dangkal (shallow
kering,curah hujan lebih dari 2500 mm/tahun
2.
dengan
bisa
dipergunakan
sesuai
peruntukannya Metode Penyelidikan Tanah yang umumnya mengacu pada Standard ASTM D3441. CPT dilakukan untuk setiap lokasi tower/pole di sepanjang jalur, umumnya penyelidikan tanah untuk tower hanya satu titik penyelidikan pada satu lokasi tower dan bila perlu pada tiap kaki tower untuk memperoleh hasil yang
- Kondisi letak air tanah (Ground Water Condition) : Kering (dry) atau jenuh (submerged) - Sudut keruntuhan tanah (Soil Frustrum Angle) - Kondisi lapisan bawah (Ground Layer Condition) : Tanah (soil) atau Batuan (Rock) Untuk berbagai soil class diberikan pengenal umum dalam bentuk angka/huruf sepert i Soil Class 1, 2, 3, 3w, 4a, 4b, 5, 6a, 6b, 7 dll yang juga diberikan type pondasi (foundation type) yang diusulkan untuk berbagai soil class. Hasil Penyelidikan Tanah disiapkan dalam bentuk dokumen engineering yang berisikan : 1. CPT Report yang berisikan : Data pengukuran , CPT Chart / grafik sondir dan foto lokasi sondir
2. Borelog , untuk t iap lokasi tower yang dibutuhkan penentuan
3.
Dalam studi kasus perencanaan pembangunan jalan
jenis lapisan dan penyelidikan lanjutan
dinyatakan dalam Kerangka Acuan Kerja/KAK Detail
3. Soil Test Report, dari laboratorium untuk lokasi tanah buat
Enginering Design dinyatakan bahwa penelitian tanah
pondasi yang diperlukan guna penyelidikan lanjutan
dasar
4. Foundation Schedule, yang merupakan rangkuman rencana
penelitian tanah di lapangan (bor, sondir, DCP/Sand
tipe pondasi dari tiap lokasi struktur yang akan dibangun Dalam
Cone/CBR) dan penelitian tanah di laboratorium
pelaksanaan sondir pada proyek TL sesuai spesifikasi
(kadar air, berat jenis, analisa saringan, atterberg
(technical requirement), kedalaman penyelidikan dibatasi
limit, specific gravity, kuat tekan bebas, konsolidasi,
maksimum 25 m atau konus telah mencapai 20o kg/cm2
triaxial). Jelaskan secara lengkap.
(penekanan sebanyak 3 x berturut-turut) atau yg umum kami gunakan dibatasi sampai angka 150 kg/cm2 atau mencapai kedalaman 20 meter, tergantung mana dulu yang tercapai apakah gaya tekan konus atau kedalaman maksimumnya. Dalam prakteknya, bila lapisan tanah tidak dapat ditembus pada kedalaman yang dangkal 1-3m, atau angka penetrasi konus maksimum tercapai, dan bila diasumsikan menyentuh lapisan batuan/ bongkahan batu, maka dilakukan penyondiran ulang dititik lain didekatnya sekitar 2m lebih dari titik sebelumnya. Penyelidikan sondir harus dilakukan dilokasi pembuatan
pada
daerah
trase
jalan
membutuhkan
Specific Gravity (SG) merupakan perbandingan densitas suatu fluida terhadap fluida standar (reference). Di dalam proses pengolahan migas, istilah ini banyak dijumpai terutama berkaitan dengan analisis karakteristik atau spesifikasi feed dan produk. SG suatu fluida dinyatakan dalam angka dengan 4 digit di belakang koma dan tidak bersatuan. Fluida standar untuk zat cair adalah air dengan densitas 1 g/cm3 atau 1000 kg/m3 (densitas terbesar pada suhu 3,98 degC). Sedangkan untuk gas, fluida standarnya adalah udara dengan berat molekul 28,964 g/mol.
pondasi tower/pole. Karena SATU kali penyondiran untuk mewakili beberapa lokasi tower haram dilakukan. Celakanya
SG zat cair diukur dengan hydrometer . Pada pengukurannya,
lagi jika ada anggapan bahwa dalam satu wilayah RT/RW,
selain menggunakan hydrometer, digunakan juga termometer
kondisi
untuk mengetahui temperatur fluida saat diukur. Hal ini sangat
lapisan
tanah
serupa.
Penyelidikan sondir adalah secara tegak lurus (vertical), miring/bersudut
gak
diperbolehkan,
apalagi
penting karena SG berubah seiring perubahan temperatur.
horizontal.
Data sondir yang dibutuhkan selain dari angka perlawanan
Sebagaimana yang tercantum dalam rumus SG di atas, bahwa
konus dan gaya gesernya adalah penentuan kedalaman air tanah
SG merupakan perbandingan densitas zat terhadap densitas zat
(ground water level) yang diindikasikan basahnya batang
standar. Densitas merupakan perbandingan massa zat dengan
sondir/pipa sondir pada kedalam tertentu selama pengujian. Ha l
volume zat. Volume zat sangat dipengaruhi oleh suhu.
ini bisa juga diperoleh dari survei sumur penduduk sekitarnya
Kenaikan suhu akan mengakibatkan pemuaian zat sehingga
jika memungkinkan. Kedalaman muka air tanah biasanya juga
volumenya bertambah. Dengan demikian densitas zat yang
berbeda antara musim k ering atau hujan. Kondisi lokasi juga
sama pada temperatur yang lebih tinggi akan lebih rendah. Oleh
perlu diperhatikan apakah, daerah tapak tower terendam dalam
karenanya besarnya SG zat tersebut pun berubah.
keadaan banjir (musim hujan, apakah ada banjir tahunan atau pada periode tertentu, seperti disawah atau rawa misalnya).
Guna kepentingan transaksi jual beli, khususnya di bidang
Proyeksi ketinggian banjir juga sedapat mungkin diketahui dan
migas supaya pembeli dan penjual tidak ada yang dirugikan
dicantumkan dalam laporan penyelidikan.
maka ditetapkan standar SG 60/60 sebagai dasar perhitungan transaksi jual beli. SG 60/60 berarti perbandingan densitas zat pada suhu 60 degF dengan densitas zat standar pada suhu yang sama. Namun kenyataannya, sangat sulit mengkondisikan suhu
pengukuran tepat pada 60 degF. Oleh karena itu pengukuran
Kadar air adalah sejumlah air yang terkandung di dalam suatu
dilakukan pada suhu ruangan (berapapun) yang nantinya hasil
benda, seperti tanah (yang disebut juga kelembaban tanah),
pengukuran tersebut dikonversi ke SG 60/60 dengan suatu
bebatuan, bahan pertanian, dan sebagainya. Kadar air
koreksi suhu
digunakan secara luas dalam bidang ilmiah dan teknik dan
Atterberg Limit
merupakan ukuran dasar dari butiran halus tanah. Tergantung pada kandunganair pada tanah, tanah dapat diklasifikasikan menjadi empat kondisi : padat, semi-padat , pastik, dancair.
diekspresikan dalam rasio, dari 0 (kering total) hingga nilai jenuh air di mana semua pori terisi air. Nilainya bisa secara volumetrik ataupun gravimetrik (massa), basis basah maupun basis kering. Daftar Pustaka
Di setiap kondisi, konsistensi dan sifat dari tanah akan berbeda-beda, begitu pula sifat-sifatrekayasanya
www.wikipedia.com
Atterberg Limit dapat digunakan untuk membedakan antara lanau d an lempung dan juga lebih det ailnya dapat membedakan antara berbagai macam lanau dan lempung Konsolidasi Penambahan beban pada permukaan tanah dapat
menyebabkan lapisan tanah di bawah mengalami kompresi. Kompresi ini disebabkan oleh deformasi part ikel tanah, relokasi partikel, dari air atau udara dari pori-pori, dan penyebab lainnya. Beberapa atau semua faktor-faktor ini memiliki hubungan dengan keadaan tanah yang relevan. Jika penekanan dari lapisan tanah tergantung pada waktu itu, yang disebut pengaruh penurunan konsolidasi atau lebih sering disebut sebagai program konsolidasi. Umum teori yang meliputi konsep tekanan pori dan tegangan efektif adalah satu hal yang pada awalnya dikembangkan oleh Terzaghi. Konsolidasi karakteristik tanah adalah koefisien indeks indeks tekanan (Cc) dan koefisien konsolidasi (Cv). Indeks tekanan tergantung pada seberapa banyak reduksi dan konsolidasi yang akan terjadi. Koefisien konsolidasi terkait dengan berapa lama akan terjadi konsolidasi. Konsolidasi parameter dapat diperoleh (perkiraan) dari uji konsolidasi laboratorium Berat jenis adalah perbandingan relatif antara massa jenis
sebuah zat dengan massa jenis air murni. Air murni bermassa jenis 1 g/cm³ atau 1000 kg/m³. Berat jenis tidak mempunyai satuan atau dimensi. Berat jenis mempunyai rumusn m.g/v atau w/v dengan satuan n/m^3 dengan m = massa, g = gravitasi, v = volume dan w = weight (berat).
www.ilmusipil.com