Perlakuan Akuntansi Terhadap Penjualan Konsinyasi
Arinda Pramesti (29211380) Ayu Nurul Ardhita (27211779) Dewi Lestari (21211959) Dharfan Aprianto (27211797) Dwi Anggraini (22211224) Gena Enka Lestari (23211028) Hapsari Wadayani (23211213) Khairiyah (28211538) Luthfi Yuliana (24211180) Novice Lebrie Sagilitany (25211246) Oktavia Rahmi (25211450) Rina Mardiani (26211221) Ulfah Khairunnisa (27211216)
ABSTRAK
Penjualan merupakan salah satu unsur penting dalam dunia usaha. Salah satu tujuan yang tidak terpisahkan salah satunya adalah mendapatkan laba maksimal dari penjualan dengan pengeluaran biaya yang minimal. Oleh karena itu dibutuhkan strategi yang sangat efektif dalam dunia usaha. Strategi tersebut tentunya merupakan strategi yang baik serta diharapkan dapat meminimalisir resiko usaha atau penjualan yang terjadi pada suatu perusahaan. Konsinyasi dikenal sebagai strategi yang efektif dalam dunia usaha khususnya dunia usaha dalam bidang perdagangan. Akuntansi menjadi alat yang sangat membantu dalam pencatatan konsinyasi yang dilakukan perusahaan-perusahaan. Dalam jurnal ini, pembahasan yang diutamakan adalah cara suatu perusahaan atau pihak-pihak dalam mengimplementasikan konsinyasi dalam pencatatan akuntansi. Terdapat dua metode pencatatan akuntansi untuk konsinyasi, antara lain metode pencatatan terpisah dan metode pencatatan pencatatan gabungan. Keyword : Konsinyasi, Pencatatan akuntansi, Metode pencatatan terpisah, Metode pencatatan gabungan PENDAHULUAN
Perkembangan dan kemajuan teknologi saat ini membuat persaingan antar pelaku bisnis semakin ketat. Untuk itu, para pelaku bisnis berusaha semaksimal mungkin menciptakan inovasi terbaru agar lebih unggul dibandingkan dengan pelaku bisnis lainnya dan lebih baik dari segi kualitasnya. Setiap perusahaan memiliki strategi dan sistem masing- masing dalam menjalankan kegiatan manajemennya. Salah satu upaya yang dapat dijalankanya itu aktivitas/strategi penjualan karena aktivitas penjualan memegang peranan yang sangat penting dalam perusahaan.
Informasi keuangan suatu perusahaan sangat dibutuhkan oleh manajemen dari mulai proses pembuatan perencanaan (planning) sampai dengan pengendalian (controlling) operasi perusahaan. Hal itu dibutuhkan pula oleh pihak diluar perusahaan seperti investor, pemasok, kreditor,
pelanggan,
pemerintah
serta lembaga-lembaganya,
dan
masyarakat
untuk
pengembalian keputusan ekonomi. Maka dalam hal ini peran akuntansi sebagai sistem
informasi keuangan menjadi semakin penting dalam kehidupan perekonomian, khususnya dunia usaha.
Akuntansi keuangan adalah proses yang berakhir pada penyususnan laporan keuangan yang berhubungan dengan perusahaan secara keseluruhan. Dalam menyusun laporan keuangan, akuntansi dihadapkan dengan kemungkinan bahaya penyimpangan, salah penafsiran dan ketidaktepatan. Untuk meminimumkan bahaya ini, maka dibutuhkan Standar Akuntansi Keuangan sebagai pedoman dalam menyusun laporan keuangan. Akan tetapi, sering terjadi dalam praktek akuntansi, suatu transaksi yang tidak tercakup atau belum diatur dalam Standar Akuntansi Keuangan, sehingga untuk memecahkan masalah akuntansinya masih didasarkan pada
prinsip
atau
standar
akuntansi
yang
dibuat
sendiri
oleh
perusahaan
yang
membutuhkannya. Salah satu transaksi tersebut adalah transaksi penjulan konsinyasi.
TINJAUAN TEORITIS Definisi Penjualan
Penjualan adalah rangkaian transaksi penjualan barang atau jasa, baik secara tunai maupun kredit. Penjualan merupakan proses berpindah suatu hak atas barang atau jasa untuk mendapatkan sumber daya lainnya, seperti kas atau janji untuk membayar atau piutang. (Mulyadi, 2001 di dalam Hendari dkk, 2009). Dari definisi diatas, dapat kita simpulkan bahwa penjualan merupakan suatu kegiatan usaha yang dilakukan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan konsumen dengan tujuan
untuk
memperoleh laba. Menurut Marwan (2000 : 26) didalam Jamiyla dan Lestari, 2011), Faktorfaktor yang memengaruhi kegiatan penjualan yaitu : 1. Kondisi dan kemampuan penjual Transaksi jual beli atau pemindahan hak milik secara komersial atas barang dan jasa itu pada prinsipnya melibatkan dua pihak, yaitu penjual sebagai pihak pertama dan pembeli sebagai pihak kedua.
2. Kondisi pasar Pasar Sebagai kelompok pembeli atau pihak yang menjadi sasaran dalam penjualan, dapat pula mempengaruhi kegiatan penjualannya. 3. Modal Untuk memperlancar proses penjualan dibutuhkan adanya sarana serta usaha seperti : alat transportasi, tempat peragaan baik didalam maupun diluar perusahaan, usaha promosi dan sebagainya. Semua ini dapat dilakukan apabila penjual memiliki sejumlah modal yang diperlukan untuk itu. 4. Kondisi organisasi perusahaan Pada perusahaan besar, biasanya masalah penjualan ini ditangani oleh bagian tersendiri (bagian penjualan) yang dipegang oleh orang-orang tertentu dibidang penjualan 5. Faktor lain Faktor lain seperti : periklanan, peragaan, kampanye, pemberian hadiah sering mempengaruhi penjualan.
Definisi Penjualan Konsinyasi
Menurut Sugito (2001:66 didalam Jamiyla dan Lestari, 2011) penjualan konsinyasi adalah pengiriman atau penitipan barang dari pemilik kepada pihak lain yang bertindak sebagai agen penjualan. Sedangkan menurut Drebin (1998:158 didalam Jamiyla dan Lestari, 2011) penjualan konsinyasi adalah penyerahan fisik barang-barang oleh pihak pemilik kepada pihak lain yang bertindak sebagai agen penjual secara hukum akan dinyatakan hak atas barang-barang ini tetap berada ditangan pemilik sampai barang-barang ini dijual oleh pihak penjual. Dari definisi diatas, dapat diketahui bahwa penjualan konsinyasi adalah penjualan yang dilakukan dengan cara menitipkan barang dagangannya kepada pihak lain ( consignee) . Dimana kepemilikan barang masih merupakan milik perusahaan yang menitipkan barang ( consignor ) sampai barang tersebut dijual ke konsumen.
Kegiatan dan Kerja Konsinyasi
Sebelum consignor dan consignee melakukan penjualan konsinyasi, mereka harus menyusun kontrak perjanjian terlebih dahulu. Di dalam kontrak tersebut biasanya terdapat ketentuanketentuan yang harus dijalankan oleh kedua belah pihak. Menurut Allan R. Drebin, 1995:159160 di dalam skripsi Simamora, 2005) ketentuan-ketentuan tersebut yaitu: 1. Syarat kredit yang harus diberikan oleh pihak konsinyi kepada para pelanggan. 2. Beban yang dikeluarkan oleh pihak konsinyi harus diganti oleh pihak konsinyor. 3. Komisi atau laba yang harus diberikan kepada pihak konsinyi. 4. Pemeliharaan dan penanganan persediaan barang konsinyasi dan hasil penjualan barangbarang konsinyasi. 5. Pengiriman uang dan penyelesaian keuangan oleh pihak konsinyi. 6. Laporan yang harus dikirimkan oleh pihak konsinyi. Hak-hak pihak konsinyi yaitu: 1. Pihak konsinyi berhak memperoleh penggantan atas pengeluaran yang dibutuhkan berkaitan dengan barang konsinyasi dan juga berhak memperoleh imbalan atas penjualan barang konsinyasi. 2. Pihak konsinyasi berhak menawarkan garansi biasa atas barang konsinyasi yang dijual dan pihak konsinyor terikat pada persyaratan pemberian garansi tersebut. Kewajiban konsinyi/komisioner antara lain: 1. Pihak konsinyi harus melindungi barang –barang pihak pemilik. 2. Pihak konsinyi harus menjual barang konsinyasi dengan harga yang ditentukan. 3. Pihak konsinyi harus memisahkan barang konsinyasi dari barang dagang lainnya. 4. Pihak konsinyi harus mengirimkan laporan berkala mengenai kemajuan penjualan barang konsinyasi.
Akuntansi Konsinyasi
Menurut Sugito (2001:67 di dalam Jamiyla dan Lestari, 2011) perbedaan perlakuan akuntansi konsinyasi dengan transaksi penjualan regular yaitu: (1) Barang-barang yang masih hak milik konsinyor dan harus dilaporkan sebagai persediaan konsinyor boleh mengakui barang-barang konsinyasi sebagai persediaannya. (2) Pendapatan diakui konsinyor pada saat barang-barang konsinyasi dapat dijual pada pihak ketiga. (3) Pihak konsinyor sebagai pemilik tetap bertanggung jawab sepenuhnya terhadap semua biaya yang berhubungan dengan barangbarang konsinyasi. Sejak pengiriman barang sampai dengan saat komisioner berhasil menjual barang kepada pihak ketiga. Kecuali jika ditentukan lain dalam perjanjian diantara kedua pihak yang bersangkutan. (4) Komisioner dalam batas kemampuannya mempunyai kewajiban menjaga keamanan dan keselamatan barang-barang yang diterimanya. Akuntansi Penjualan Konsinyasi Yang Telah Selesai
Menurut Allan R. Drebin, 1995:161 di dalam skripsi Simamora, 2005, Prosedur akuntansi yang diikuti oleh konsinyi dan konsinyor tergantung pada 2 hal, yaitu: 1. Akuntansi Konsinyasi jika laba Penjualan Konsinyasi ditetapkan terpisah
Jika laba atas penjualan konsinyasi harus ditetapkan tersendiri maka konsinyi harus menyelenggarakan perkiraan konsinyasi masuk untuk setiap perjanjian konsinyasi yang diadakan. Perkiraan ini didebet untuk semua bebanyang harus ditutup oleh semua pihak konsinyor dan dikredit untuk seluruh hasil penjualan barang konsinyasi. Komisi atau laba penjualan konsinyasi akhirnya dipindahbukuan dari perkiraan konsinyasi masuk ke perkiraan pendapatan tersendiri. Jika pencatatan perkiraan serta laba atas penjualan konsinyasi dilakukan secara terpisah dengan penjualan biasa, maka metode pencatatan persediaan ada 2 yaitu: (1) metode perpetual dan (2) metode fisik.
2. Akuntansi Konsinyasi jika laba Penjualan Konsinyasi tidak ditetapkan terpisah
Jika transaksi konsinyasi tidak ditetapkan terpisah dari transaksi penjualan biasa, maka penjualan konsinyasi dibukukan dalam rekening “Hasil Penjualan” atau “Harga Poko k Penjualan” harus segera dilakukan setiap konsinyi berhasil menjual barang -barang konsinyasi tersebut dengan mendebet “Pembelian” sebesar jumlah yang harus dibayar atas barang yang telah terjual, dengan rekening lawan (kredit) pada “Hutang kepada Konsinyor”.
Pencatatan persediaannya juga dapat dilakukan dengan 2 metode yaitu: (1) metode perpetual dan (2) metode fisik. Akuntansi Penjualan Konsinyasi Yang Terjual Sebagian
Jika barang konsinyasi tidak terjual seluruhnya pada waktu pihak konsinyi dan konsinyor menyusun Laporan Keuangan, maka laba yang direalisasi atas barang yang sudah terjual harus dihitung. Diperlukan adanya penyesuaian terhadap biaya-biaya yang bersangkutan dan terikat pada produk yang belum terjual. Biaya-biaya yang terikat pada sebagian produk yang belum terjual baik yang berasal dari pihak konsinyor sendiri maupun biaya yang sudah dibebankan oleh konsinyi harus ditangguhkan pembebanannya dari pendaptan dalam periode yang bersangkutan. Contohnya: biaya pengiriman, pengepakan, asuransi, dan ongkos angkut. 1. Akuntansi Konsinyasi jika Laba Penjualan Konsinyasi ditetapkan Terpisah
Pada dasarnya, metode pencatatan persediaan oleh konsinyi baik menggunakan metode perpetual maupun fisik jika laba penjualan konsinyasi ditetapkan terpisah tidak akan memengaruhi pencatatan persediaan seperti pada akuntansi penjualan konsinyasi yang telah selesai. Perbedaannya terlihat pada perhitungan jumlah yang harus dicatat. 2. Akuntansi Konsinyasi jika Laba Penjualan Konsinyasi tidak ditetapkan terpisah
Dalam hal ini, pihak konsinyasi, mncatat jurnal yang sama dengan akuntansi penjualan konsinyasi dimana seluruh barang konsinyasi terjual baik menggunakan perpetual atau fisik. Perbedaannya terlihat pada perhitungan penjualan, komisi, dan pengiriman uang kas kepada pihak konsinyor.
PEMBAHASAN Prosedur akuntansi penjualan konsinyasi untuk Pengamanat (consignor)
Perlakuan akuntansi untuk barang konsinyasi milik pengamanat yang dititipkan kepada komisoner yaitu : a) Pengiriman barang konsinyasi kepada komisioner harus tetap dilaporkan sebagai persediaan oleh pengamanat. b) Pengiriman barang konsinyasi kepada komisioner bukan merupakan transaksi penjualan sehingga pada saat pengiriman tersebut tidak boleh disertai adanya pendapatan. c) Semua biaya yang berhubungan dengan barang konsinyasi tetap menjadi tanggung jawab pengamanat sejak barang dikirim sampai dijual kepada pihak ketiga. Apabila transaksi penjualan konsinyasi dicatat secara terpisah maka transaksi konsinyasi dipisahkan pencatatannya dari transaksi reguler. Laba atau pendapatan dari penjualan barang konsinyasi pencatatannya juga dipisahkan. Untuk mengikuti aliran barang konsinyasi dibuatkan rekening ”Konsinyasi Keluar”.
1. Untuk transaksi pengiriman barang kepada komisioner maka pengamanat akan melakukan pencatatan sebagai berikut : a. Jika perusahaan menggunakan pencatatan persediaan dengan metode perpetual, perkiraan konsinyasi keluar di jurnal : Konsinyasi keluar ................................. xxx Persediaan barang dagang.......................
xxx
b. Jika perusahaan menggunakan pencatatan persediaan dengan metode fisik maka perkiraan konsinyasi keluar di jurnal: Konsinyasi keluar ................................ xxx Pengiriman barang-barang konsinyasi ...
xxx
2. Semua beban yang berhubungan dengan barang konsinyasi akan menambah harga pokok barang konsinyasi, seperti penggunaan peti kemas, beban angkut, komisi dan lain-lain. Biasanya pengeluaran atas beban barang konsinyasi oleh komisioner yang ditanggung oleh pengamanat akan dicatat oleh pengamanat pada saat penerimaan laporan penjualan barang konsinyasi sebagai ”konsinyasi keluar.”
Transaksi penjualan konsinyasi dengan metode tidak terpisah maka tidak dibuatkan rekening ”konsinyasi keluar”
1. Untuk transaksi pengiriman barang kepada komisioner maka pengamanat akan melakukan pencatatan sebagai berikut : a. Jika perusahaan menggunakan pencatatan persediaan dengan metode perpetual, jurnal oleh pengamanat adalah: Persediaan barang konsinyasi..........................xxx Persediaan barang dagang.......................
xxx
b. Jika perusahaan menggunakan pencatatan persediaan dengan metode fisik maka perkiraan konsinyasi keluar di jurnal : Persediaan barang konsinyasi........................ ..xxx Pengiriman barang-barang konsinyasi ...
xxx
2. Semua beban yang berhubungan dengan barang konsinyasi akan menambah harga pokok barang konsinyasi, seperti penggunaan peti kemas, beban angkut, komisi dan lain-lain. Pengeluaran atas beban barang konsinyasi oleh komisioner yang ditanggung oleh pengamanat akan dicatat oleh pengamanat pada saat penerimaan laporan penjualan barang. Jurnal yang dibuat sama dengan transaksi penjualan biasa. Contoh 1 :
PT SARMAG GENAP yang berkedudukan di Simatupang dengan spesifikasi usaha dibidang perdagangan barang-barang elektronik. Melakukan kerjasama konsinyasi dengan PT Reguler Elektronik khusus untuk penjualan pesawat TV dengan perjanjian sebagai berikut : 1) Harga jual TV Rp 500.000 per unit dan harga pokoknya adalah Rp 350.000 per unit. 2) Komisi untuk PT SARMAG GENAP adalah sebesar 15% dari hasil penjualan. 3) PT SARMAG GENAP memungut sewa atas barang konsinyasi sebesar Rp500 per unit. 4) Semua beban yang dikeluarkan PT SARMAG GENAP ditanggung oleh PT Reguler Elektronik seperti ongkos angkut, kuli dll. 5) PT SARMAG GENAP menyerahkan uang muka sebesar 20% dari harga jual barang yang dikirim.
Adapun transaksi bulan Januari 2013: 1) Pengiriman dan penerimaan barang konsinyasi 100 unit. 2) Penerimaan dan pengiriman uang muka sebesar 20% dari harga jual. 3) PT Reguler Elektronik mengeluarkan ongkos angkut untuk pengiriman barang ke PT SARMAG GENAP secara tunai sebesar Rp 60.000. 4) Pembayaran sewa atas barang-barang konsinyasi yang dikirim, diterima secara tunai oleh PT SARMAG GENAP. 5) Penjualan barang konsinyasi selama bulan Januari 2013 yang terdiri atas:
Penjualan tunai = 80 unit dan penjualan kredit = 20 unit.
6) Pengeluaran buku kas PT SARMAG GENAP adalah :
Ongkos kuli masuk
= Rp30.000
Ongkos kuli keluar
= Rp20.000
Ongkos angkut
= Rp75.000
7) Pencatatan komisi oleh PT SARMAG GENAP 8) Pengiriman dan penerimaan laporan penjualan barang konsinyasi serta pengiriman uang setelah diperhitungkan uang muka. Diminta:
Buat jurnal yang diperlukan untuk transaksi diatas pada buku pengamanat dengan metode : 1. Dicatat secara terpisah dengan penjualan reguler, dan 2. Dicatat tidak terpisah dengan penjualan reguler. Perusahaan menggunakan pencatatan persediaan a) Metode perpetual b) Metode fisik
Penyelesaian : BUKU PENGAMANAT (PT Reguler Elektronik)
Dicatat terpisah dengan penjualan reguler dan dicatat tidak terpisah dengan penjualan reguler. a) Metode Perpetual (dalam ribuan rupiah) Dicatat terpisah
1
Dicatat tidak terpisah (gabungan)
Pengiriman barang konsinyasi 100 unit TV
Memorandum
kepada PT SARMAG GENAP @ 350.000
Konsinyasi keluar
Rp35.000
Persediaan BD 2
Rp35.000
Penerimaan uang muka 20% dari harga .jual barang yang dikirim
Kas
Rp10.000
Uang muka komisioner 3
Rp10.000
Rp10.000
Uang muka komisioner
Rp10.000
Mencatat pengeluaran ongkos angkut
Konsinyasi Keluar
Rp 60
Kas 4
Kas
Ongkos angkut masuk Rp60
Rp60
Kas
Rp60
Mencatat sewa gudang komisioner 100 unit @ Rp 500
Konsinyasi Keluar
Rp50
Kas
Beban sewa Rp50
Kas
5
Tidak ada jurnal
Tidak ada jurnal
6
Tidak ada jurnal
Tidak ada jurnal
7
Tidak ada jurnal
Tidak ada jurnal
8
Mencatat
laporan
penjualan
Rp50 Rp50
barang
konsinyasi dan penerimaan uang
Kas
Kas
Uang muka komisioner
Rp 32.375
Uang muka komisioner Konsinyasi keluar
10.000 7.625
Beban kuli Ongkos angkut keluar
Rp 32.375 10.000 50 75
Konsinyasi keluar
Rp50.000
Beban komisi
7.500
Penjualan 9
Rp50.000
Mencatat laba penjualan konsinyasi
Mencatat HPP barangkonsinyasi
Konsinyasi keluar
HPP
Rp7.265
Laba/rugi penjualan konsinyasi Rp7.265
Rp 35.000
Persediaan BD HPP
Rp35.000 Rp 60
Ongkos angkut masuk
Rp60
b) Metode Fisik (dalam ribuan rupiah) Dicatat terpisah
1
Dicatat tidak terpisah (gabungan)
Pengiriman barang konsinyasi 100 unit TV
Memorandum
kepada PT SARMAG GENAP @ 350
Konsinyasi keluar
Rp35.000
Pengiriman barang-barang konsinyasi 2
Rp35.000
Penerimaan uang muka 20% dari h.jual barang yang dikirim
Kas
Rp10.000
Uang muka komisioner 3
Rp10.000
Rp10.000
Uang muka komisioner
Rp10.000
Mencatat pengeluaran ongkos angkut
Konsinyasi Keluar
Rp
Kas 4
Kas
60 Rp
Ongkos angkut masuk 60
Kas
Rp
60 Rp
60
Mencatat sewa gudang komisioner 100 unit @ Rp 500
Konsinyasi Keluar Kas
Rp
50 Rp
Beban sewa 50
Kas
5
Tidak ada jurnal
Tidak ada jurnal
6
Tidak ada jurnal
Tidak ada jurnal
Rp 50 Rp
50
7
Tidak ada jurnal
8
Mencatat
Tidak ada jurnal
laporan
penjualan
barang
konsinyasi dan penerimaan uang
Kas
Rp 32.375
Uang muka komisioner Konsinyasi keluar
10.000 7.625
Konsinyasi keluar
Rp50.000
Kas
Rp32.375
Uang muka komisioner
10.000
Beban kuli
50
Ongkos angkut keluar
75
Beban komisi
7.500
Penjualan Mencatat laba penjualan konsinyasi
Mencatat HPP barangkonsinyasi
Konsinyasi keluar
HPP
Rp7.265
Laba/rugi penjualan konsinyasi Rp7.265 10
Rp50.000
Rp35.000
Persediaan BD
Rp35.000
Menutup saldo rek pengiriman barangbarang konsinyasi ke rek laba rugi
Pengiriman barang-barang Konsinyasi
Rp 35.000
Rugi laba
Rp 35.000
HPP
Rp
Ongkos angkut masuk
60 Rp
Perkiraan konsinyasi keluar
Debit:
Pengiriman barang
Rp35.000.000
Ongkos angkut masuk
60.000
Sewa gudang komisoner
50.000
Ongkos kuli masuk/keluar dan angkut (PT SARMAG GENAP)
Komisi (PT SARMAG GENAP)
125.000 7.500.000 Rp42.735.000
Kredit: Hasil penjualan (PT SARMAG GENAP) Laba Konsinyasi
Rp50.000.000 Rp 7.265.000
60
Laba rugi penjualan konsinyasi dapat disajikan dalam laporan perhitungan laba rugi bagi pengamanat, dengan cara menggabungkan data hasil penjualan, harga pokok penjualan dan biaya-biaya penjualan yang bersangkutan dengan data yang sama untuk transaksi penjualan reguler. Akan tetapi apabila transaksi penjualan konsinyasi merupakan bagian yang cukup penting dalam kegiatan distribusinya, maka hasil data penjualan, harga pokok penjualan dan biaya-biaya penjualan yang bersangkutan dapat dilaporkan secara terpisah dan sejajar dengan data penjualan regular, seperti contoh berikut :
PT REGULER ELEKTRONIK Laporan Laba rugi Januari 2013
Penjualan
Penjualan
Konsinyasi
Reguler
Jumlah
Hasil penjualan
50.000.000
75.000.000
125.000.000
Harga pokok penjualan
35.060.000
50.250.000
85.310.000
Laba kotor penjualan
14.940.000
24.750.000
39.690.000
7.675.000
8.250.000
15.925.000
-
5.000.000
5.000.000
Juml biaya usaha
7.675.000
13.250.000
20.925.000
Laba Usaha
7.265.000
11.500.000
18.765.000
Biaya Usaha : Biaya Penjualan Biaya administrasi & umum
Cara lain untuk menyajikan data transaksi penjualan konsinyasi dalam laporan laba rugi juga dapat dilakukan dengan cara laba rugi konsinyasi ditambahkan atau dikurangkan dari laba kotor penjualan reguler, tanpa menyajikan data penjualan dan biaya-biaya yang bersangkutan, seperti contoh dibawah ini.
PT REGULER ELEKTRONIK Laporan Laba rugi Januari 2013
Hasil penjualan
Rp 75.000.000
Harga pokok penjualan
50.250.000
Laba kotor
24.750.000
Laba penjualan konsinyasi
7.265.000 32.015.000
Biaya usaha : Biaya penjualan Biaya administrasi & umum
Rp 8.250.000 5.000.000 13.250.000
Laba usaha
18.765.000
Prosedur akuntansi penjualan konsinyasi untuk Komisioner (consignee)
Prosedur akuntansi yang perlu dilakukan oleh komisioner tergantung pada metode yang dipilih untuk diterapkan apakah transaksi penjualan konsinyasi dan laba rugi penjualan akan dicatat secara terpisah dari penjualan reguler atau transaksi konsinyasi dicatat tidak terpisah dari penjualan reguler (metode gabungan). Apabila metode yang diterapkan adalah metode terpisah dari penjualan reguler, maka komisioner harus membentuk rekening ”konsinyasi masuk” atau ”consigment in”. Perlakuan
akuntansi untuk metode terpisah adalah : 1. Barang yang diterima oleh komisioner tidak dijurnal tetapi hanya dicatat pada buku memorial atau secara ekstra kompatibel disertai dengan keterangan. 2. Semua beban yang berhubungan dengan barang konsinyasi dan menjadi tanggungan pengamanat dicatat di dalam perkiraan Konsinyasi masuk (consignment in). Jika pencatatan transaksi serta laba rugi atas penjualan konsinyasi dilakukan dengan metode tidak terpisah (gabungan) dengan penjualan biasa, maka perlakuan akuntansinya adalah:
1. Barang yang diterima oleh komisioner tidak dijurnal tetapi hanya dicatat pada buku memorial atau secara ekstra kompatibel disertai dengan keterangan. 2. Semua beban yang berhubungan dengan barang konsinyasi dan menjadi tanggungan pengamanat dicatat di dalam perkiraan Utang kepada pengamanat. Contoh 2 :
Berdasarkan data-data pada soal contoh 1 diatas, diminta : 1. Buatlah laporan penjualan yang dibuat oleh PT SARMAG GENAP kepada PT Reguler Elektronik. 2. Lakukan pencatatan jurnal pada buku pihak komisioner dengan metode dicatat secara terpisah dengan penjualan reguler dan dicatat tidak terpisah dengan penjualan reguler. Perusahaan menggunakan pencatatan persediaan a) Metode perpetual b) Metode fisik Penyelesaian : BUKU KOMISIONER (PT SARMAG GENAP)
1. Laporan penjualan No................ Tgl.............
LAPORAN PENJUALAN Periode 1 Januari s/d
Nama barang : TV Jumlah
: 100 unit
Pengamanat
: PT Reguler Elektronik
Komisoner
: PT SARMAG GENAP
BARANG KONSINYASI 31 Januari 2013
Keterangan
Jumlah (Rp)
Penjualan 100 unit @ Rp500.000
50.000.000
Beban: - Kuli masuk, keluar dan O. Angkut
Rp 125.000
- Komisi 15%
Rp 7.500.000
(7.625.000) 42.375.000
Pengiriman uang (uang
10.000.000
muka).................................
32.375.000
Saldo yang belum dibayar....................................... Catatan: Saldo barang konsinyasi: NIHIL
2. Dicatat terpisah dengan penjualan reguler dan dicatat tidak terpisah dengan penjualan reguler. a) Metode Perpetual (dalam ribuan rupiah) Dicatat terpisah
1
Dicatat tidak terpisah (gabungan)
Memorandum
Memorandum
(Menerima 100 unit TV dari PT Reguler Elektronik) 2
Uang muka pengamanat
Rp10.000
Kas
Rp10.000
Uang muka pengamanat Rp10.000 Kas
Rp10.000
(Mencatat pengeluaran uang muka 20%
(Mencatat pengeluaran uang muka 20%
dari 100 unit)
dari 100 unit)
3
Tidak ada jurnal
Tidak ada jurnal
4
Kas Pendapatan sewa
Rp50
Kas Rp50
Pendapatan sewa
Rp50 Rp50
(Mencatat penerimaan sewa gudang dari
(Mencatat penerimaan sewa gudang dari
pengamanat)
pengamanat)
5
Kas Piutang usaha
Rp40.000
Persediaan BD
Rp10.000
Konsinyasi masuk
Rp42.500
Utang PT Reguler
Rp42.500
Rp50.000
(Mencatat penjualan tunai 80 unit @500
(Mencatat pembelian barang komisi dari
dan kredit 20 unit @ Rp500)
PT Reguler dikurangi komisi Rp50.000 – (15% x Rp50.000)
Kas Piutang usaha
Rp40.000 Rp10.000
Penjualan
Rp50.000
(Mencatat penjualan tunai 80 unit @500 dan kredit 20 unit @ Rp500)
HPP
Rp 42.500
Persediaan BD
Rp42.500
(Mencatat HPP barang konsinyasi) 6
Konsinyasi masuk
Rp125
Kas
7
Utang PT Reguler
Rp125
Rp125
Kas
Rp125
(Mencatat beban atas barang komisi)
(Mencatat beban atas barang komisi)
Konsinyasi masuk
Tidak ada jurnal
Rp7.500
Pendapatan komisi konsiyasi
Rp7.500
(Mencatat komisi 15% x Rp50.000) 8
Konsinyasi masuk Uang muka pengamanat Kas
Rp42.375 Rp10.000 Rp32.375
Utang PT Reguler
Rp 42.375
Uang muka pengamanat
Rp10.000
Kas
Rp32.375
(Mencatat laporan penjualan barang dan pengeluaran uang)
b) Metode Fisik (dalam ribuan rupiah) Dicatat terpisah
1
2
Dicatat tidak terpisah (gabungan)
Memorandum
Memorandum
(Menerima 100 unit lemari besi dari PT
(Menerima 100 unit TV dari PT Reguler
Reguler Elektronik)
Elektronik)
Uang muka pengamanat
Rp10.000
Kas
Uang muka pengamanat
Rp10.000
Rp10.000
Kas
Rp10.000
(Mencatat pengeluaran uang muka 20%
(Mencatat pengeluaran uang muka 20%
dari 100 unit)
dari 100 unit)
3
Tidak ada jurnal
Tidak ada jurnal
4
Kas
Rp50 Pendapatan sewa
5
Kas Rp50
Rp 50 Pendapatan sewa
Rp50
(Mencatat penerimaan sewa gudang dari
(Mencatat penerimaan sewa gudang dari
pengamanat)
pengamanat)
Kas
Rp40.000
Piutang usaha
Persediaan BD
Rp10.000
Konsinyasi masuk
Rp42.500
Utang PT Reguler
Rp42.500
Rp50.000
(Mencatat penjualan tunai 80 unit @500
(Mencatat pembelian barang komisi dari
dan kredit 20 unit @ Rp500)
PT Reguler dikurangi komisi Rp50.000 – (15% x Rp50.000)
Kas
Rp40.000
Piutang usaha
RP10.000
Penjualan
Rp50.000
(Mencatat penjualan tunai 80 unit @500 dan kredit 20 unit @ Rp500)
HPP Persediaan BD
Rp42.500 Rp42.500
(Mencatat HPP barang konsinyasi) 6
Konsinyasi masuk
Rp125
Kas
7
Utang PT Reguler
Rp125
Rp125
Kas
Rp125
(Mencatat beban atas barang komisi)
(Mencatat beban atas barang komisi)
Konsinyasi masuk
Tidak ada jurnal
Rp7.500
Pendapatan komisi konsiyasi
Rp7.500
(Mencatat komisi 15% x Rp50.000) 8
Konsinyasi masuk
Rp 42.375
Uang muka pengamanat Kas
Utang PT Reguler
Rp10.000 Rp32.375
Rp42.375
Uang muka pengamanat
Rp10.000
Kas
Rp32.375
(Mencatat laporan penjualan barang dan pengeluaran uang) UANG MUKA DARI KOMISIONER
Perjanjian konsinyasi memungkinkan persyaratan akan adanya uang muka yang harus dibayar oleh komisioner untuk barang-barang komisi yag diterimanya. Apabila hal ini terjadi maka perlakuan terhadap uang muka tersebut adalah : 1. Bagi Pengamanat, uang muka yang diterima akan dicatat sebagai ”uang muka dari komisioner. Jumlah uang muka yang diterima oleh pengamanat tidak boleh dikredit pada rekening ”konsinyasi keluar”. Uang muka ini oleh pengamanat harus disajikan pada
neraca sebagai hutang sampai dengan perhitungan penyelesaian atas barang-barang yang telah laku dijual dibuat oleh komisioner. Jurnal : Kas
Rp xxx Uang muka komisioner
Rp xxx
2. Bagi komisioner, uang muka yang dibayar kepada pengamanat setelah menerima barang dicatat pada rekening ”uang muka pengamanat” Jurnal : Uang muka pengamanat Kas
Rp xxx Rp xxx
RETUR PENJUALAN KONSINYASI
Retur penjualan dari barang konsinyasi akan termasuk beban yang dikeluarkan oleh pengamanat atau beban lainnya oleh komisioner, dimana beban-beban (ongkos angkut dan lain-lain) oleh pengamanat harus dicatat sebagai beban periode yang berjalan. Apabila barang-barang konsinyasi dikembalikan kepada pengamanat, maka rekening ”konsinyasi keluar” harus dikredit dengan harga pokok bar ang-barang yang bersangkutan.
Biaya-biaya yang berhubungan dengan aktivitas untuk menjual barang tersebut (ongkos angkut, biaya pengepakan, biaya perakitan dan biaya pengiriman kembali) harus dibebankan kepada pendapatan untuk periode yang bersangkutan. Biaya-biaya yang telah terjadi tidak dikapitalisasi sebagai bagian harga pokok barang – barang yang dikembalikan atau tidak perlu ditangguhkan pembebanannya, karena tidak memberikan manfaat dimasa yang akan datang. Dalam hal barang-barang dikembalikan karena rusak sehingga manfaatnya tidak lagi sebanding dengan harga pokoknya, maka penurunan nilai itu harus diakui sebagai kerugian. Jika biaya perbaikan diperlukan untuk dapat menjual barang-barang tersebut, maka biaya perbaikan (reparasi) harus diakui sebagai biaya periode yang bersangkutan.
MASALAH AKUNTANSI UNTUK PERJANJIAN PENJUALAN KONSINYASI YANG BELUM SELESAI
Apabila jangka waktu perjanjian konsinyasi berlangsung dan melampaui periode akuntansi akhir periode akuntansi dimana belum seluruhnya barang-barang konsinyasi berhasil dijual oleh komisioner maka diperlukan adanya penyesuaian terhadap biaya-biaya yang bersangkutan dan terikat pada produk yang belum terjual (inventoriable cost). Biaya-biaya yang terikat pada sebagian produk yang belum terjual baik yang berasal dari pihak pengamanat sendiri maupun biaya yang dibebankan oleh komisioner harus ditangguhkan pembebanannya dari pendapatan dalam periode akuntansi yang bersangkutan. Contoh biaya tersebut adalah biaya pengiriman, biaya pengepakan, biaya asuransi dan ongkos angkut. Biayabiaya itu harus dialokasikan kepada seluruh unit produk yang dikirim kepada komisioner.
Adanya penyesuaian terhadap inventoriable cost ini penting dalam penentuan laba rugi periodiknya. Dengan demikian laba rugi periodik tersebut akan mencerminkan pendapatanpendapatan dengan seluruh biaya-biaya yang bersangkutan. Contoh 3 :
SMAK furniture adalah produsen meubel dan alat-alat rumah tangga yang menjual produknya sebagian atas dasar perjanjian konsinyasi. Perjanjian penjualan konsinyasi dengan BETA Hypermart isinya sebagai berikut : 1. Harga jual lemari Rp 1.000.000 per unit dengan harga pokok Rp 400.000 2. Komisi untuk BETA sebesar 15% dari hasil penjualan dan BETA memungut sewa atas barang konsinyasi sebesar Rp 50.000 per unit. 3. Semua beban yang dikeluarkan BETA ditanggung oleh SMAK seperti ongkos angkut dll. Transaksi penjualan konsinyasi dengan BETA Hypermart yang berlangsung pada bulan Desember 2009 adalah sebagai berikut : 1. Tgl 2 Desember, SMAK furniture mengirimkan lemari sebanyak 10 unit kepada BETA, ongkos angkut yang dikeluarkan oleh SMAK sebesar Rp 275.000 2. Tgl 31 Desember, diterima dari BETA laporan penjualan atas 4 unit lemari beserta pembayaran barang konsinyasi yang terjual.
Hypermart ”Beta”
No. BK-25
Jl. Kenangan 15
Tgl 31 Desember 2013
Makassar LAPORAN PENJUALAN BARANG KONSINYASI Periode 1 sd 31 Desember 2013
Nama barang : Lemari Jumlah
: 10 unit
Penjualan untuk SMAK FURNITURE Jl. Damai No.1, Makassar
Penjualan : - Lemari 4 unit
Rp 4.000.000
Biaya-biaya : - Ongkos angkut
Rp 75.000
- Beban sewa
Rp 200.000
- Komisi penjualan Rp 600.000 Rp Diserahkan uang sebesar
875.000 Rp 3.125.000
Saldo barang konsinyasi : 6 unit lemari
Diminta :
1. Lakukan analisis barang konsinyasi yang terjual sebagian 2. Buatlah Jurnal untuk pengamanat dan komisioner dengan pencatatan metode dicatat secara terpisah dengan penjualan reguler dan dicatat tidak terpisah dengan penjualan reguler. Perusahaan menggunakan pencatatan persediaan a) Metode perpetual b) Metode fisik Penyelesaian :
1. Analisis barang yang terjual sebagian Keterangan
Total Beban
Terjual 4 unit
Belum terjual 6
(Rp)
(Rp)
unit (Rp)
4.000.000
1.600.000
2.400.000
275.000
110.000
165.000
75.000
75.000
-
500.000
200.000
Pihak Pengamanat: HPP Ongkos angkut
Pihak Komisioner: Ongkos angkut Beban sewa
Komisi
600.000
600.000
300.000 -
5.450.000
2.585.000
Penjualan
4.000.000
Laba Penjualan Konsinyasi
1.415.000
2.865.000
2. Jurnal untuk pengamanat dan komisioner dengan pencatatan metode dicatat secara terpisah dengan penjualan reguler dan dicatat tidak terpisah dengan penjualan reguler BUKU PENGAMANAT – SMAK FURNITURE
a) Metode Perpetual (dalam ribuan rupiah) Dicatat terpisah
1
Dicatat tidak terpisah (gabungan)
Pengiriman lemari 10 unit kepada Beta Memorandum Hypermart Konsinyasi keluar
Rp 4.000.000
Persediaan BD 2
Rp 4.000.000
Pengeluaran ongkos angkut pengiriman Konsinyasi keluar
Rp 275.000
Kas 3
Rp 275.000
Ongkos angkut Kas
Rp 275.000 Rp 275.000
Mencatat laporan penjualan konsinyasi dan penerimaan uang Kas
Rp 3.125.000
Konsinyasi keluar
875.000
Konsinyasi keluar
Rp 4.000.000
Kas Ongkos angkut
75.000
Beban sewa
200.000
Beban komisi
600.000
Penjualan 4
Rp 3.125.000
Rp 4.000.000
Mencatat laba konsinyasi
Mencatat HPP barang konsinyasi
Konsinyasi keluar
HPP
Laba konsinyasi
Rp 1.415.000 Rp 1.415.000
Persediaan BD
Rp 1.675.000 Rp 1.675.000
b) Metode Fisik (dalam ribuan rupiah) Dicatat terpisah
1
Pengiriman lemari 10 unit kepada BETA
Dicatat tidak terpisah (gabungan)
Memorandum
Hypermart Memorandum
2
Pengeluaran ongkos angkut pengiriman Konsinyasi keluar
Rp 275.000
Kas 3
Rp 275.000
Ongkos angkut
Rp 275.000
Kas
Rp 275.000
Mencatat laporan penjualan konsinyasi dan penerimaan uang Kas
Rp 3.325.000
Konsinyasi keluar
675.000
Konsinyasi keluar
Rp 4.000.000
Kas
Rp 3.325.000
Ongkos angkut Beban sewa
150.000
Beban komisi
450.000
Penjualan 4
Rp 4.000.000
Mencatat laba konsinyasi
Mencatat persediaan barang konsinyasi
Konsinyasi keluar
yang terjual
Rp 1.415.000
Laba konsinyasi
Rp 1.415.000
Persediaan BD Ikh L/R
5
75.000
Tidak ada ayat jurnal
Rp 2.400.000 Rp 2.400.000
Mencatat beban yang menjadi beban periode berikutnya Biaya dibayar dimuka Rp 465.000 Ongkos angkut Beban sewa
Rp 165.000 300.000
BUKU KOMISIONER – BETA HYPERMART
a) Metode perpetual (dalam ribuan rupiah) Dicatat terpisah
1
Menerima barang konsinyasi berupa lemari
Dicatat tidak terpisah (gabungan)
Memorandum
10 unit dari SMAK Furniture Memorandum 2
Penjualan lemari 4 unit @ 1.000.000
Mencatat penjualan lemari 4 unit dengan kompensasi komisi 15% dari penjualan
Kas
Rp 4.000.000
Konsinyasi masuk
Rp 4.000.000
Kas
Rp 4.000.000
Penjualan
Rp 4.000.000
HPP
Rp 3.400.000
Persediaan BD
Persediaan BD
Rp 3.400.000
Rp 3.400.000
Utang – SMAK Furniture
3.400.000
(mencatat pembelian barang konsinyasi) 3
Mencatat pembayaran beban
Mencatat beban atas barang komisi
Konsinyasi masuk Rp 275.000
(ongkos angkut)
Kas
Rp 275.000
Utang – SMAK furniture Rp 275.000 Kas
4
Rp 275.000
Mencatat komisi 15%
Mencatat
Konsinyasi masuk Rp 600.000
konsinyasi
Pendapatan komisi
Rp 600.000
pendapatan
Mencatat pembayaran penjualan konsinyasi
Mencatat
Konsinyasi masuk Rp 3.125.000
furniture
Kas
Rp 3.125.000
barang
Utang – SMAK furniture Rp 200.000 Pendapatan sewa
5
sewa
pembayaran
Rp200.000 kepada
Gaya
Utang – SMAK furniture Rp 3.125.000 Kas
Rp 3.125.000
b) Metode Fisik (dalam ribuan rupiah) Dicatat terpisah
1
Dicatat tidak terpisah (gabungan)
Menerima barang konsinyasi berupa lemari
Memorandum
10 unit dari SMAK Furniture Memorandum 2
Penjualan lemari 4 unit @ 1.000.000
Mencatat penjualan lemari 4 unit dengan
Kas
kompensasi komisi 15% dari penjualan
Rp 4.000.000
Konsinyasi masuk
Rp 4.000.000
Kas
Rp 4.000.000 Penjualan
Pembelian
Rp 4.000.000 Rp 3.400.000
Utang – SMAK Furniture Rp 3.400.000 (mencatat pembelian barang konsinyasi dikurangi komisi 15%) 3
Mencatat pembayaran beban
Mencatat beban atas barang komisi (sewa dan ongkos angkut)
Konsinyasi masuk Rp 275.000 Kas 4
Rp 75.000
Utang – SMAK furniture Rp 275.000 Kas
Mencatat komisi 15%
Mencatat
Konsinyasi masuk Rp 600.000
konsinyasi
Pendapatan komisi
Rp 600.000
Rp 275.000 pendapatan
Mencatat pembayaran penjualan konsinyasi
Mencatat
Konsinyasi masuk Rp 3.125.000
furniture
Kas
Rp 3.125.000
barang
Utang – SMAK furniture Rp 200.000 Pendapatan sewa
5
sewa
pembayaran
Rp 200.000 kepada
SMAK
Utang – SMAK furniture Rp 3.125.000 Kas
Rp 3.125.000
KESIMPULAN
Penjualan konsinyasi adalah penjualan yang dilakukan dengan cara menitipkan barang dagangannya kepada pihak lain ( consignee) . Dimana kepemilikan barang masih merupakan milik perusahaan yang menitipkan barang ( consignor ) sampai barang tersebut dijual ke konsumen. Sebelum consignor dan consignee melakukan penjualan konsinyasi, mereka harus menyusun kontrak perjanjian terlebih dahulu yang berisi ketentuan-ketentuan. Pada prosedur akuntansi penjualan konsinyasi terdapat berbagai perlakuan akuntansi untuk barang konsinyasi, adapun perlakuannya adalah apabila transaksi penjualan konsinyasi dicatat secara terpisah maka transaksi konsinyasi dipisahkan pencatatannya dari transaksi regular. Laba atau pendapatan dari penjualan barang konsinyasi pencatatanya juga dipisahkan. Untuk mengikuti aliran barang konsinyasi dibuat rekening “Konsinyasi keluar”.
Laba rugi penjualan konsinyasi dapat disajikan dalam laporan perhitungan laba rugi bagi pengamanat, dengan cara menggabungkan data hasil penjualan, harga pokok penjualan, dan biaya – biaya penjualan yang bersangkutan dengan data yang sama untuk transaksi penjualan regular. Akan tetapi apabila transaksi penjualan konsinyasi merupakan bagian yang cukup penting dalam kegiatan distribusinya, maka hasil data penjualan, harga pokok penjualan, dan biaya – biaya penjualan yang bersangkutan dapat dilaporkan secara terpisah dan sejajar dengan data penjualan regular. Prosedur akuntansi penjualan konsinyasi untuk komisioner (Consignee) dapat dibuat dengan dua cara, antara lain secara terpisah dari penjualan regular atau dibuat secara metode gabungan (mengabung pencatatan dengan penjualan reguler). Pada metode terpisah barang yang diterima tidak dijurnal tetapi hanya dicatat pada buku memorial. Semua beban yang bersangkut-paut dengan barang akan ditanggung oleh pengamanat barang pada perkiraan “konsinyasi masuk”. Pada metode gabungan, barang yang diterima oleh komisioner tidak
dijurnal juga tetapi hanya dicatat pada buku memorial, dan semua beban ditanggung oleh pengamanat barang dicatat pada perkiraan “utang kepada pengamanat”. Apabila metode yang diterapkan adalah metode terpisah dari penjualan regular, maka komisioner harus membentuk rekening “Konsinyasi masuk” atau “consignment in”. J ika metode
yang dipilih adalah metode terpisah, barang yang diterima oleh komisioner tidak dijurnal melainkan hanya dicatat pada buku memorial. Beban yang berhubungan dengan barang konsinyasi adalah tanggungan pengamanat dicatat didalam rekening “konsinyasi masuk”. Jika
metode gabungan yang dipilih maka barang yang diterima oleh komisioner tetap tidak dijurnal hanya akan dicatat pada buku memorial. Sedangkan pencatatan beban yang ditanggung oleh pengamanat akan dicatat didalam rekening “utang kepada pengamanat”.
Konsinyasi biasanya memiliki syarat adanya uang muka yang harus dibayar oleh “si pihak yang dititipkan barang” atau komisioner. Perlakuan akuntansi untuk uang muka tersebut bagi pengamanat adalah, uang muka yang diterima akan dicatat sebagai “uang muka dari komisiner”
tidak dikredit pada rekening “konsinyasi keluar”. Sedangkan perlakuan untuk uang muka akuntansi bagi komisioner adalah, uang muka yang dibayar kepada pengamanat setelah menerima barang dicatat pada rekening “uang muka pengamanat”.
Retur penjualan dari barang konsinyasi akan termasuk beban yang dikeluarkan oleh pengamanat atau beban lainnya oleh komisioner, dimana beban-beban (ongkos angkut dan lain-lain)
oleh pengamanat harus dicatat sebagai beban periode yang berjalan. Perlakuan
akuntansi bagi barang-barang yang dikembalikan oleh komisioner akan dicatat oleh pengamanat pada rekening kredit ”konsinyasi keluar”. Sedangkan segala beban yang
dikeluarkan selama penjualan barang bersangkutan harus dibebankan kepada pendapatan. Jika pengembalian barang dikarenakan barang tersebut rusak maka kerusakan tersebut (penurunan nilai barang) harus diakui sebagai kerugian. Jika barang rusak akan diperbaiki setelah itu dapat dijual kembali maka biaya perbaikan harus diakui sebagai beban atau biaya pada periode tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Jamiyla dan Evi Lestari. “Analisis Penerapan Akuntan si Konsinyasi”. 2011. Hendari dkk. “Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Penjualan”. 2009. Maria, Simamora. “Analisa Penerapan Akuntansi Konsinyasi Studi Kasus p ada PT.Nusa Bakti Pratama Medan”. Sk ripsi Universitas Sumatera Utara. 2005.