LIPID Ayu Octrina, 230110160182 Perikanan C, Kelompok 10 ABSTRAK
Lipid adalah istilah yang digunakan untuk senyawa yang relatif tidak larut air dan dapat diekstrak dengan pelarut non polar. Minyak adalah senyawa organik yang mengandung unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O) sebagai unsur utama. Lipid berbentuk cair pada suhu ruang disebut minyak dan berbentuk padat disebut lemak. Minyak dan lemak tidak larut dalam air dingin dan sedikit larut dalam alkohol. Kelarutan tersebut dipengaruhi oleh polaritas dan panjang rantai penyusun asam lemak. Praktikum kali ini bertujuan untuk memanfaatkan asam lemak pada pembuatan sabun dan mengkarakterisasi produk sabun yang dihasilkan. Saponifikasi adalah reaksi hidrolisis lemak oleh adanya basa kuat. Jenis sabun yang dihasilkan tergantung jenis alkali yang digunakan dalam reaksi penyabunan. Praktikum ini menggunakan dua jenis minyak dan dua jenis alkali. Minyak yang digunakan yaitu minyak wijen dan minyak zaitun. Jenis alkali yang digunakan yaitu NaOH. Sabun yang telah terbentuk diberi asam. saponifikasi Kata Kunci: Asam, basa, lipid, minyak, saponifikasi AB ST R AC T
Lipid is the term used for the compound is relatively water insoluble and can be extracted with the non polar solvents. Oils are organic compounds containing the elements carbon (C), hydrogen (H), and oxygen (O) as major elements. Lipids shape of liquid at room temperature are called oils and solid fats are called. Oils and fats do not dissolve in cold water and slightly soluble in alcohol. The solubility influenced by polarity and long-chain fatty acid constituents. Practical work this time aiming to utilize fatty acids in the making soap and characterize the resulting soap products. Saponification is the reaction of hydrolysis of fats by the presence of a strong base. The resulting soap types depending on the type of alkaline reaction used in making soap. This lab course uses two types of oil and two kinds of lye. The oil used, namely cooking oil and olive oil. Types of alkali used is NaOH. Soap which have formed are given an acids. Key words: Acids, bases, lipid, oils, saponification
PENDAHULUAN
Lemak atau lipid adalah istilah yang digunakan untuk senyawa yang relatif tidak larut air dan dapat diekstrak dengan pelarut non polar. Lemak adalah senyawa organik yang mengandung unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O) sebagai unsur utama. Beberapa di antaranya ada yang mengandung nitrogen (N) atau fosfor (P). Lemak adalah ester yang terbentuk dari gliserol dengan asam lemak, dimana ketiga gugus hidroksilnya dieterkan. Lemak dapat didefinisikan sebagai senyawaorganik yang terdapat dalam alam serta tak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non polar (Fessenden dan Fessenden 1986).
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Istilah lipid meliputi senyawa-senyawa heterogen, termasuk lemak dan minyak yang umum dikenal didalam makanan seperti fosfolipid, sterol dan ikatan lain sejenis yang terdapat didalam makanan dan tubuh manusia. Lipid mempunyai sifat yang sama, yaitu larut dalam pelarut nonpolar seperti etanol, eter, kloroform, dan benzene. Lipid tidak memiliki rumus molekul yang sama, akan tetapi terdiri dari beberapa golongan yang berbeda. Lipid mengacu pada golongan senyawa hidrokarbon alifatik nonpolar dan hidrofobik. Karena nonpolar, lipid tidak larut dalam pelarut polar seperti air, tetapi larut dalam pelarut nonpolar, seperti alkohol, eter atau kloroform (Lehninger 1992). Fungsi biologis terpenting lipid di antaranya untuk menyimpan energi, sebagai komponen struktural membran sel, dan sebagai pensinyalan molekul. Lemak dan minyak merupakan zat makanan yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh manusia. Selain itu lemak dan minyak juga merupakan sumber energi yang lebih efektif dibanding dengan karbohidrat dan protein. (F.G Winarno, 2004). Lipid dapat diklasifikasikan menjadi 4 kelas yaitu: -
Lipid Netral Lipid netral adalah ester antara asam lemak dengan gliserol. Lipid netral terdiri atas monogliserida, digliserida, dan trigliserida). Setiap gliserol mungkin berikatan dengan 1, 2 atau 3 asam lemak yang tidak harus sama. Jika gliserol berikatan dengan 1 asam lemak disebut monogliserida, jika berikatan dengan 2 asam lemak disebut digliserida dan jika berikatan dengan 3 asam lemak dinamakan trigliserida. t rigliserida. Trigliserida merupakan cadangan energi penting dari sumber lipid atau ester dari gliserol dan tiga asam lemak. Fungsi utama trigliserida adalah sebagai zat energi. Lemak disimpan di dalam tubuh dalam bentuk trigliserida.
-
Fosfatida Fosfatida adalah lipid yang mengandung gugus ester fosfat. Fosfatida atau fosfolipid berbentuk lemak padat yang berwarnakuning dan sifatnya larut dalam pelarut lemak (pelarut organik) selain aseton. Fosfatida merupakan komponen pembentuk struktur dinding sel, berfungsi untuk mencegah terjadinya penguapan air yang berlebihan. Fosfatida merupakan senyawa yang menyusun struktur lipid bilayer pada membran sel yang berperan dalam mengatur sistem transport dari dalam ke luar sel.
-
Spingolipid
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
kemudian diubah menjadi ceramides, fosfospingolipid, glikospingolipid dan senyawa lainnya. -
Glikolipid Glikolipid adalah molekul-molekul lipid yang mengandung karbohidrat, biasanya sederhana seperti galaktosa atau glukosa. Akan tetapi istilah glikolipid biasanya dipakai untuk lipid yang mengandung satuan gula tetapi tidak mengandung fosfor. Glikolipid dapat diturunkan dari gliserol atau pingosine dansering dimakan gliserida atau sebagai spingolipida.
Struktur Lipid
Lipid memiliki struktur diantaranya adalah: a. Lipid-fat/minyak Disebut trigliserida = triasil gliserol = ester asam lemak atau lemak netral ("true fat") merupakan ester gliserol dengan 3 asam lemak berbeda (R, R', R") jika ketiga asam lemaknya sama (R=R'=R") disebut lipid sederhana (R = asam palmitat "tripalmitoil gliserol tripalmitin", R = asam stearat "tristeroil gliserol = tristearin") jika asam lemaknya tidak sama disebut lipid majemuk asam lemak yang terikat pada gliserol dapat dihidrolisis secara enzimatik (lipase) atau dengan basa panas (saponifikasi)-gliserol dan garam asam lemak (sabun). b. Gliserofosfolipid atau Gliserol fosfatida Struktur umum dari lipid majemuk (1,2-diasil gliserol) memiliki gugus fosfat yang teresterifikasi pada C nomor 3 dari gliserol. Contohnya: fofatidil kolin (lisitin), spingomielin. Reaksi Saponifiksi
Sabun berfungsi untuk mengemulsi kotoran-kotoran berupa minyak ataupun zat pengotor lainnya. Sabun dibuat melalui proses saponifikasi lemak atau minyak menggunakan larutan alkali dengan membebaskan gliserol. Lemak atau minyak yang digunakan dapat berupa lemak hewani, minyak nabati, lilin, ataupun minyak ikan laut. Pada saat ini teknologi sabun telah berkembang pesat. Sabun dengan jenis dan bentuk yang bervariasi dapat diperoleh dengan mudah di pasaran seperti sabun mandi, sabun cuci baik untuk pakaian
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
yang dihasilkan ditentukan oleh jumlah dan komposisi dari komponen asam lemak yang digunakan. Reaksi penyabunan merupakan reaksi hidrolisis lemak/minyak dengan menggunakan basa kuat seperti NaOH atau KOH sehingga menghasilkan gliserol dan garam asam lemak atau sabun. Untuk menghasilkan sabun yang keras digunakan NaOH, sedangkan untuk menghasilkan sabun yang lunak atau sabun cair digunakan KOH. Perbedaan antara sabun keras dan lunak jika dilihat dari kelarutannya dalam air yaitu sabun keras bersifat kurang larut dalam air jika dibandingkan dengan sabun lunak. Reaksi penyabunan disebut juga reaksi saponifikasi. Saponifikasi menghasilkan sabun sebagai produk utama dan gliserin sebagai produk samping. Gliserin sebagai produk samping juga memiliki nilai jual. Sabun merupakan garam yang terbentuk dari asam lemak dan alkali. Sabun dengan berat molekul rendah akan lebih mudah larut dan memiliki struktur sabun yang lebih keras. Sabun memiliki kelarutan yang tinggi dalam air, tetapi sabun tidak larut menjadi partikel yang lebih kecil, melainkan larut dalam bentuk ion. Jenis alkali yang umum digunakan dalam proses saponifikasi adalah NaOH, KOH, Na2CO3, NH4OH, dan ethanolamines. NaOH, atau yang biasa dikenal dengan soda kaustik dalam industri sabun, merupakan alkali yang paling banyak digunakan dalam pembuatan sabun keras. KOH banyak digunakan dalam pembuatan sabun cair karena sifatnya yang mudah larut dalam air. Na2CO 3 (abu soda atau natrium karbonat) merupakan alkali yang murah dan dapat menyabunkan asam lemak, tetapi tidak dapat menyabunkan trigliserida (minyak atau lemak). Tujuan percobaan kali ini yaitu untuk memanfaatkan asam lemak pada pembuatan sabun (saponifikasi) dan mengkarakterisasi produk sabun yang dihasilkan (kelarutan, uji gliserol dan ketidakjenuhan).
METODOLOGI
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 22 Maret 2017 pada pukul 10.00 WIB sampai dengan 11.30 WIB di Laboratorium Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran. Alat yang digunakan dalam praktikum ini diantaranya adalah spatula untuk mengambil
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
dengan bahan lainnya yang akan digunakan, pipet tetes untuk mengambil sampel dengan jumlah yang tidak terlalu banyak, rak tabung untuk menyimpan tabung reaksi dan penjepit tabung reaksi untuk menjepit tabung reaksi agar pada saat tabung reaksi sedang dipanaskan tangan praktikan tidak kontak langsung dengan panas pada ta bung reaksi. Adapun bahan-bahan yang digunakan pada praktikum kali ini diantaranya adalah minyak zaitun dan minyak wijen sebagai sampel minyak, NaOH sebagai basa kuat, CH3COOH sebagai asam lemah, dan akuades sebagai pelarut.
Prosedur kerja yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah sebagai berikut:
Minyak sampel dimasukkan ke dalam tabung reaksi 10 tetes
Tambahkan akuades sebanyak 5 mL
Dimasukkan 1 mL NaOH ke dalam tabung reaksi
Campuran sampel dipanaskan sampai mendidih (10 menit). Kocok dan perhatikan pembentukan busa.
Sabun yang terbentuk ditambahkan dengan 10 tetes asam (CH 3COOH)
Amati perubahannya dan catat hasilnya di dalam tabel pengamatan
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Pembahasan
a. Pembahasan kelompok Praktikum kali ini mengenai lipid dengan reaksi saponifikasi untuk mengetahui karakteristik lemak dengan menggunakan dua sampel yaitu minyak wijen dan minyak zaitun. Kelompok 10 mendapatkan sampel minyak zaitun. Minyak tersebut dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 4-5 tetes, kemudian ditambahkan akuades sebanyak 3 mL. Hasilnya terdapat dua lapisan yaitu lapisan minyak dibagian atas dan lapisan air dibagian bawah. Minyak zaitun tidak menyatu dengan air. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Lehniger (1992) bahwa lipid tidak larut dalam pelarut polar seperti air, tetapi larut dalam pelarut nonpolar, seperti alkohol, eter atau kloroform. Sampel minyak zaitun yang sudah ditambahkan akuades, kemudian diberikan larutan NaOH sebagai basa sebanyak 1 mL. Hasilnya adalah penampakan berupa minyak yang menggumpal di bagian atas dengan warna sampel uji yang mulai sedikit mengeruh seperti susu. Hal tersebut bisa terjadi karena pada saat penambahan NaOH terlalu pekat atau terlalu encer karena apabila NaOH yang ditambahkan terlalu pekat, maka alkali bebas yang tidak berikatan dengan trigliserida atau asam lemak akan terlalu tinggi sehingga dapat mengritasi kulit. Sebaliknya apabila NaOH yang ditambahkan terlalu encer atau terlalu sedikit, maka sabun yang dihasilkan dihasilkan akan mengandung mengandung asam lemak bebas yang tinggi tinggi (Kamikaze 2002). Setelah itu, sampel kemudian diberi pemanasan selama 10 menit. Ketika dipanaskan dan diaduk sampel minyak mulai menyatu dengan air dan warna air mulai mengeruh. Sampel minyak dan air mengalami suspensi saat sampel diaduk. Namun saat sampel didiamkan, minyak naik kembali ke atas. Suspensi hanya terjadi ketika sampel diaduk. Setelah sampel dipanaskan, sampel ditambahkan dengan beberapa larutan asam lemah, yaitu CH3COOH. Hasilnya adalah sampel minyak kembali menggumpal dan tidak menyatu seperti semula, tetapi warna air tetap mengeruh. Pada bagian atas terlihat sampel berwarna kuning dan pada bagian bawahnya terlihat sampel berwarna putih. Kedua sampel tersebut tidak menyatu. Hal ini sesuai pernyataan Poedjiadi (2005), Asam lemak dapat bereaksi dengan basa membentuk garam. Garam natrium atau kalium yang dihasilkan oleh asam lemak dapat larut dalam air dan dikenal sebagai sabun. Jenis sabun yang dihasilkan tergantung jenis alkali yang digunakan dalam reaksi penyabunan. Penggunaan asam berperan
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
b. Pembahasan Lab Manajemen Sumberdaya Perairan Kelompok yang menggunakan sampel minyak zaitun yaitu kelompok 9, 10, 11, dan 12. Ketika ditambahkan akuades sebanyak 5 ml, hasilnya sama saja seperti yang sebelumnya yaitu terdapat dua lapisan cairan sampel, yaitu pada lapisan atas terdapat minyak dan lapisan bagian bawah terdapat akuades. Pada perlakuan selanjutnya yaitu penambahan basa, kelompok 9 dan 10 menggunakan basa yang berbeda dengan kelompok 11 dan 12 dimana kelompok 9 dan 10 menggunakan NaOH sedangkan kelompok 11 dan 12 menggunakan basa NH4OH. Hasilnya sama yaitu sampel terlihat jelas perbedaannya karena kedua sampel tidak bisa menyatu. Lalu setelah diberi perlakuan pemanasan selama 10 menit, hasilnya juga sama yaitu terdapat dua lapisan yang semakin jelas per bedaan antar sampelnya. Saat perlakuan penambahan asam, kelompok 9 dan 11 mendapatkan asam yang sama yaitu
H₂SO₄,
CH₃COOH.
berbeda dengan kelompok 10 dan 12 yang mendapat penambahan asam yaitu Hasilnya adalah kelompok 10 dan 12 sama yaitu terdapat perbedaan sampel
dimana pada bagian atas berwarna kuning dan bagian bawah berwarna putih keruh atau sedikit seperti warna susu. Berbeda dengan kelompok 10 yang hasilnya pada sampel tidak terdapat gelembung, ada sedikit air di atas minyak. Sedangkan pada kelompok 11 hasilnya adalah sampel memiliki bau yang menyengat, minyak menyatu dengan akuades, dan warna sampel warna mulai kembali bening. Lain halnya dengan kelompok yang menggunakan minyak wijen, yaitu kelompok 13, 14, 15, dan 16. Ketika ditambahkan akuades sebanyak 5 ml, hasilnya sama saja seperti yang sebelumnya yaitu terdapat dua lapisan cairan sampel, yaitu pada lapisan atas terdapat minyak dan lapisan bagian bawah terdapat akuades karena memang pada dasarnya air dan minyak memang tidak bisa bersatu. Pada perlakuan selanjutnya yaitu penambahan basa, kelompok 13 dan 14 menggunakan basa yang berbeda dengan kelompok 15 dan 16 dimana kelompok 13 dan 14 menggunakan NaOH sedangkan kelompok 15 dan 16 menggunakan basa NH 4OH.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
lapisan bawahnya. Gelembung busa mulai stabil dan minyak dan air kembali terpisah. Hal ini disebabkan karena sabun yang ditambah dengan asam akan menghasilkan kembali asam lemak. Sabun yang telah ditetesi asam diuji kelarutannya dalam air, hasilnya yaitu terdapat asam lemak. Menurut Poedjiadi (2005) sabun memiliki gugus hidrofobik dan hidrofilik, maka dari itu sabun tidak sepenuhnya larut dalam air.
KESIMPULAN
Lemak atau lipid adalah istilah yang digunakan untuk senyawa yang relatif tidak larut air dan dapat diekstrak dengan pelarut non polar. Lipid berbentuk cair pada suhu ruang disebut minyak dan berbentuk padat disebut lemak. Fungsi biologis terpenting lipid di antaranya untuk menyimpan energi, sebagai komponen struktural membran sel, dan sebagai pensinyalan molekul. Sabun merupakan garam yang terbentuk dari asam lemak dan alkali. Sabun secara sederhana dapat dibuat dengan mereaksikan asam lemak dengan basa. Secara kimiawi, sabun disebut sebagai garam logam alkali. Reaksi pembuatan sabun disebut reaksi saponifikasi lemak dan menghasilkan gliserol. Jenis sabun yang dihasilkan tergantung jenis alkali yang digunakan dalam reaksi penyabunan. Sabun yang ditambah dengan asam yaitu CH3COOH akan menghasilkan kembali asam lemak. Asam lemak yang ditambahkan dengan basa NaOH akan embentuk sabun dan gliserol.
DAFTAR PUSTAKA
Estiasih, Teti et. al. 2011. Saponifikasi dan Ekstraksi Satu Tahap untuk Ekstraksi Minyak Tinggi Linoleat dan Linolenat dari Kedelai Varietas Lokal. AGRITECH Lokal. AGRITECH JOURNAL Vol 31 No. 1, Februari 2011. Malang: Fakultas Pertanian, Universitas Tribhuwana. Kamikaze. 2002. Various Techniques of Soap Making , Journal a Day, 338015.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
LAMPIRAN Lampiran 1. Alat yang digunakan dalam praktikun
Gambar 1. Beaker 1. Beaker Glass
Gambar 2. Pipet tetes
Gambar 3. Penangas Air
Gambar 4. Penjepit Tabung Reaksi
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Lampiran 2. Bahan yang digunakan dalam praktikum
Gambar 7. Minyak Zaitun
Gambar 8. NaOH
Gambar 9. Akuades
Gambar 10. CH3COOH
Lampiran 3. Saat Praktikum
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Gambar 13. Pemberian efek panas
Pengadukan sampel